Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D.

M
DENGAN TUBERKOLOSIS PARU DI IRINA C2
RSU Prof. DR. R.D. KANDOU MANADO

Disusun Oleh:

DEPARTEMEN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MANADO

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

2008
LAPORAN PENDAHULUAN

“TUBERKULOSIS PARU”

1.      Pengertian

Tuberkolosis adalah infeksi penyakit menular yan disebabkan oleh mycobacterium

tuberculosis, suatu basil aerobik tahan asam yang ditularkan melalui udara (airborne). Pada

hampir semua kasus infeksi tuberculosis didapatkan melalui inhalasi partikel kuman yang kecil

(sekitar 1-5 mm).

2.      Etiologi

Penyebab dari penyakit tuberculosis paru adalah kuman (bakteri) yang hanya dapat

dilihat dengan microskop, yaitu mycobacterium tuberculosis. Microbakteri adalah bakteri aerob,

berbentuk batu yang membentuk spora.

3.      Patofisiologi

Penyebab tuberculosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi

droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam,

tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaman. Dalam

suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. BCG partikel

infeksi ini terhisap oleh orang sehat, maka akan menempel pada jalan nafas atau paru-paru.

Kuman akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrofag. Kebanyakan

partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag kewar dari cabang trakea bronchial

bersama gerakan silia dalam sekretnya.

Bila kuman menetap di jaringan paru, maka akan berkembang biak dalam sitoplasma makrofag.

Disini kuman dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Bila, masukke arteri pulmonalis

maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru menjadi TB milier.


Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus dan juga diikuti

pembesaran kelenjar getah bening virus. Semua proses ini memakan waktu 3-8 minggu.

4.      Manifestasi Klinik

Gejala klinik tuberculosis dapat dibagi dalam dua golongan yaitu gejala respiratorik dan gejala

sistemik.

a.       Gejala respiratorik

1.      Batuk lebih dari 3 minggu

2.      Batuk darah

3.      Nyeri dada

b.      Gejala sistemik

1.      Demam

2.      Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia dan berat badan menurun.

5.      Pemeriksaan diagnostic

a.       Kultur sputum : positif untuk mycrobacterium tuberculosis

b.      Ziehl-Neelsen : positif untuk basil-basil asam cepat

c.       Teskulit (PPD, Mantoux, Potongan volumer) menunjukkan : infeksi masa lalu dan adanya

anti bodi, tetapi tidak secara berarti menunjukkan penyakit aktif.

d.      Foto thorax : menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas.

e.       Histologi atau kulutr jaringan: positif untuk mycobacterium tuberculosis.

f.       Pemeriksaan fungsi paru: penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan

rasio udara residu dan kapasitas paru total, dan penurunan satuarasi desigen sekunder terhadap

infiltrasi perenkim atau fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural.
6.      Penatalaksanaan / Pengobatan

Penilaian keberhasilan pengobatan didasarkan pada hasil pemeriksaan bakteriologi dan klinis.

Kesembuhan tuberculosis paru yang baik akan memperhatikan sputum BTA(-), adanya

perbaikan radiology dan menghilangkan gejalah.

7.      Komplikasi

a.       Batuk darah

b.      Pneumothorax

c.       Luluh paru

d.      Gagal nafas

e.       Gagal jantung

f.       Efusi pleura


8.      Pencegahan

Dapat dilakukan dengan cara;

a.       Vaksinasi BCG pada bayi dan anak.

b.      Terapi pencegahan

c.       Diagnosis dan pengobatan tuberculosis pengobatan (+) untuk mencegah penularan.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

A.    Pengkajian

1. Identitas Pasien

Yang terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, dan lain-lain.

2. Riwayat Kesehatan

a.       Keluhan utama

Kebanyakan kasus dijumpai klien masuk dengan keluhan batuk yang lebih dari 3 minggu.

b.      Riwayat keluhan utama

Biasanya batuk dialami lebih dari 1 minggu disertai peningkatan suhu tubuh, penurunan nafsu

makan dan kelemahan tubuh.

B.     Kebutuhan Dasar Manusia (Gordon)

a.       Resepsi Kesehatan dan Manajemen Kesehatan

Pandangan pasien tentang penyakitnya dan cara yang dilakukan pasien menangani penyakitnya.

b.      Aktifitas dan latihan

Biasanya pasien mengalami penurunan aktifitas berhubungan dengan kelemahan tubuh yang

dialami.

c.       Istirahat dan tidur

Istirahat dan tidur sering mengalami gangguan karena batuk yang dialami pada malam hari

d.      Nutrisi metabolic


Kemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan dmengalami penurunan akibat nafsu makan

yang kurang / malaise.

e.       Eliminasi

Pasien dengan TB Paru jarang ditemui mengalami gangguan eliminasi BAB dan BAK.

f.       Kognitif Perseptual.

Daya ingat pasien TB Paru kebanyakan dijumpai tidak mengalami gangguan.

g.      Konsep Diri

Perasaan menerima dari pasien dengan keadaannya, kebanyakan pasien tidak mengalami

gangguan konsep diri.

h.      Pola Koping

Mekanisme pertahanan diri yang biasa digunakan oleh pasien adalah dengan meminta

pertolongan orang lain.

i.        Pola seksual reproduksi

Kemampuan pasien untuk melaksanakan peran sesuai dengan jenis kemalin. Kebanyakan pasien

tidak melakukan hubungan seksual karena kelemahan tubuh

j.        Pola peran Hubungan

Perubahan pola peran hubungan dalam tanggung jawab atau perubahan kapasitas fisik untuk

melakukan peran.
k.      Nilai dan kepercayaan

Agama yang dianut oleh pasien dan ketaatan pasien dalam melaksanakan ajaran agama biasanya

pasien tidak mengalami gangguan dalam sisitem nilai dan kepercayaan.


ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


. Keperawatan
1. Bersihan jalan Bersihan jalan 1.      kaji fungsi Penurunan bunyi nafas
nafas tidak efektif nafas kembali pernafasan, contoh dapat menunjukkan
berhubungan efektif bunyi nafas, kecepatan atelektasis, ronchi,
dengan dan irama. mengi menunjukkan
penumpukan akumulasi sekret
sekret purulen ketidak mampuan
pada jalan nafas. membersihkan jalan
nafas.
2.      berikan pasien
posisi semi fowler atau Posisi membantu
fowler tinggi bantu memaksimalkan
pasien untuk batuk ekspansi paru dan
efektif dan latihan nafas menurunkan upaya
dalam. pernafasan.

3.      pertahankan
masukan cairan Pemasukan tinggi
sedikitnya 2500 ml/hari, cairan membantu
kecuali kontra indikasi untuk mengencerkan
sekret, membuatnya
mudah dikeluarkan.

4.      kolaborasi untuk Agen mukolitik


pemberian obat sesuai menurunkan
indikasi, obat mukolitik kekentalan dan
perlengketan sekret
paru untuk
memudahkan
pembersihan.

2. Perubahan nutrisi Menunjukkan 1.      catat status nutrisi Berguna dalam


kurangn dari berat badan pasien, catat turgor mendefinisikan derajat
kebutuhan tubuh meningkat. kulit, berat badan dan / masalah dalam
berhubungan derajat kekurangan menentukan pilihan
dengan produksi berat badan, interfensi yang tepat.
sputum, anoreksia kemampuan / ketidak
mampuan menelan,
riwayat mual-muntal.
Berguna dalam
2.      awasi masukan atau mengukur keefektifan
pengeluaran dan berat nutrisi dan dukungan
badan secara periodic cairan.

3.      berikan perawatan Menurunkan rasa tidak


mulut sebelum dan enak karena sisa
sesudah tindakan sputum atau sisa obat.
pernapasan.
Memaksimalkan
4.      dorong makan masukan nutrisi
sedikit dan sering sebagai kebutuhan
dengan makanan TKTP energi dan
menurunkan iritasi
gaster.
5.      Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk Memberikan bantuan
menentukan komposisi dalam perencanaan
diet. diet dengan nutrisi
adekuat untuk
kebutuhan metabolic
dan diet.
3. Kurang Menyatakan 1.      Kaji kemampuan Belajar tergantung
pengetahuan pemahaman pasien untuk belajar. pada emosi dan
mengenai kondisi, proses penyakit / Contoh : masalah kesiapan fisik
aturan tindakan prognosis dan kelemahan, tingkat ditingkatkan pada
dan perpindahan. kebutuhan partisipasi dan tahapan individu.
pengobatan. lingkungan yang
terbaik.

2.      tekankan Memenuhi kebutuhan


pentingnya metabolic, membantu
mempertahankan meminimalkan
protein tinggi dan diit kelemahan dan
karbohidrat dan meningkatkan
masukan cairan penyembuhan.
adekuat.
Meningkatkan
3.      Jelaskan dosis obat, kerjasama dalam
frekwensi, kerja yang program pengobatan
diharapkan dan alasan dan mencegah
pengobatan lama penghentian obat.
4.      Tekankan untuk Kombinasi INH dan
tidak minum alkohol Alkohol telah
dan tidak merokok menunjukkan
peningkatan insiden
hepatitis.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D.M
DENGAN TUBERKOLOSIS PARU DI IRINA C2
RSU Prof. DR. R.D. KANDOU MANADO

A.    Pengkajian

1. Identitas Pasien

Nama : Tn. D.M


Umur : 55 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kr. Protestan
Pendidikan : SD (tamat)
Pekerjaan : Tani
Status : Kawin
Suku/ bangsa : Minahasa/ Indonesia
Tgl. MRS : 15 - 07- 2008
Tgl. Pengkajian : 10 - 08-2008, jam 08.00 wita
Diagnosa medis : TB Paru
No. Med. Reg : 19 09 69

2. Riwayat Kesehatan

a.       Keluhan Utama


Batuk berlendir.
b.      Riwayat Kesehatan Sekarang
Batuk dialami sejak + 6 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit, batuk disertai sesak nafas,
keringat dingin pada malam hari dan kelemahan tubuh. Saat dikaji klien mengeluh batuk
berlendir, lendir kental dan berwarna putih, disertai sesak nafas dan aktivitas dibantu orang lain.
c.       Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien belum pernah dirawat di rumah sakit dan baru pertama kali dirawat di rumah sakit.
d.      Riwayat Kesehatan Keluarga
Hanya pasien yang menderita penyakit seperti ini di dalam keluarga. Klien memiliki satu orang
istri dan satu orang anak, tinggal di dalam satu rumah, jenis rumah permanen memiliki kamar
tidur 2, dapur 1 dan ruang tamu 1, ventilasi cukup, pencahayaan cukup.

Genogram
 

Keterangan :
A : Pihak ayah
B : Pihak Ibu
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
+ : Sudah meninggal
3. Pengkajian Kasus Kelolaan

a.       Persepsi Kesehatan/ Manajemen Kesehatan


Klien menganggap batuk yang dialami selama kurang lebih 6 bulan sebelum masuk rumah sakit
hanya batuk biasa dan menanggulanginya dengan membeli obat di warung. Klien mempunyai
riwayat merokok dan berhenti setelah sakit.
b.      Pola Nutrisi Metabolik
Klien makan 3x sehari, diit TRTB, pagi makan bubur, siang dan malam makan nasi, ikan, sayur.
Klien minum air putih kurang lebih 2000 ml/ hari. BB sebelum masuk rumah sakit 46 kg, BB
setelah sakit 40 kg. Mengalami penurunan BB, nafsu makan menurun, IVFD dextrose 5% 20 gtt/
mnt, HB 5,7 g/ dl, albumin 2,2 mg/dl, protein total 7,6 mg/ dl, GDS 67 mg/ dl.
c.       Eliminasi
Perkemihan : klien BAK 5-6x sehari, tidak ada kesulitan BAK, konsistensi urine
warna kuning pekat dan bau khas, BAK menggunakan urinal dan dilakukan di tempat tidur.
Pencernaan : klien BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek warna kuning, tidak
ada kesulitan BAB, BAB menggunakan alat bantu dan dilakukan di tempat tidur.
Integumen : klien mengatakan sering berkeringat dingin pada malam hari.
d.      Aktivitas dan Latihan
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi ü
Berpakaian ü
Eliminasi ü
Mobiliasasi ü
Pindah ü
Ambulasi ü
Naik tangga ü
Ket : 0 : mandiri, 1 : dibantu sebagian, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4 :
tidak mampu. Klien mengalami sesak nafas, frekuensi pernafasan 24x/ mnt. Jenis pernafasan
torakul abdominal.
e.       Kognitif Perseptual
Klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya, kesadaran compos mentis, merespon
terhadap rangsangan nyeri, pendengaran baik, penglihatan baik, pembicaraan terarah dapat
berinteraksi dengan orang lain.
f.       Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit : klien beristirahat dengan baik, tidur siang 15.00-7.00 wita, tidur
malam 20.00-06.00 wita, tidak pernah menggunakan obat tidur
Saat dikaji : klien tidur siang pukul 13.00-16.00 wita, tidur malam 20.00-05.00
wita, klien sering terbangun sekali-kali jika batuk.
g.      Konsep Diri
Identitas : klien berjenis kelamin laki-laki dan senang dengan identitasnya
sebagai laki-laki.
Harga diri : klien merasa bahwa ia berharga bagi anggota keluarga yang lain dan
ingin segera cepat sembuh.
Ideal diri : klien tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai petani karena sakit.
Gambaran diri : klien merasa ia adalah seorang anggota masyarakat yang baik dan
kepala keluarga yang baik.
Peran : klien bekerja sebagai petani yang rajin dan sebagai kepala keluarga
yang baik bagi anggota keluarganya.
h.      Pola Koping – Intoleransi Stres
Klien mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan dan tim medis tentang kondisi
penyakitnya, tingkat kecemasan ringan dengan tanda-tanda klien menyerahkan kesembuhannya
pada Tuhan Yang Maha Esa dan tim medis, N : 80x/ mnt, R : 22x/ mnt, ekspresi wajah tampak
tenang karena klien percaya ia bisa disembuhkan. Dalam mengatasi masalah klien sering
meminta bantuan orang lain.
i.        Pola Peran – Hubungan
Hubungan klien dengan anggota keluarga berjalan dengan baik. Klien bekerja sebagai seorang
petani, sudah menikah. Klien dapat berinteraksi dengan orang lain baik.
j.        Pola Seksual – Reproduksi
Klien sudah menikah, mempunyai 1 orang anak, istri masih hidup. Klien tidak lagi melakukan
hubungan seksual karena keadaan yang sedang sakit.
k.      Pola Nilai dan Kepercayaan
Klien beragama Kristen Protestan, klien percaya dan yakit pada TYME.
4. Pemeriksaan Fisik

TTV
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/ mnt
R : 24 x/ mnt
SB : 36,5oC
BB : 40 kg
Head to Toe
-          Kepala
Inspeksi : warna rambut hitam, kebersihan terjaga, bentuk kepala bulat
Palpasi : nyeri tekan tidak ada
-          Mata
Inspeksi : sclera tidak ikterus, konjungtiva anemis, pupil bulat
Palpasi : nyeri tekan tidak ada
-          Hidung
Inspeksi : bentuk simetris, sekret tidak ada
Palpasi : nyeri tekan tidak ada
-          Mulut
Inspeksi : bibir tampak kering, gigi berlubang, mukosa lembab, bau mulut tidak
ada
-          Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
-          Thorax/ dada
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Palpasi : stem fremitus kiri dan kanan
Perkusi : sonur kiri dan kanan
Auskultasi : ronchi +/ +, wheezing +/ +a
-          Abdomen
Inspeksi : datar
Palpasi : lemas, nyeri tekan tidak ada, tidak ada massa
Perkusi : tidak kembung
Auskultasi : bising usus normal
-          Ekstremitas
Atas : akral hangat, tidak ada oedem, tangan kanan terpasang infuse dextrose
5% 20 gtt/ mnt
Bawah : akral hangat, tidak ada odem

5. Pemeriksaan Penunjang

a.       Pemeriksaan laboratorium tgl. 8-8-2008


Jenis Hasil Normal
HB 5,7 g/ dL 13-17 g/ dL
Eritrosit 2,03 uL 4,20-5,40 uL
Leukosit 7400 uL 5.000-10.000
Trombosit 230.000 uL uL
GDS 67 mg/ dL 150.000-
Ureum 31 mg/ dL 450.000 uL
Creatinin 1,1 mg/ dL 110-160 mg/
Asam urat 8,5 mg/ dL dL
Protein total 7,6 mg/ dL 10-50 mg/ dL
Albumin 2,2 mg/ dL 0,6-1,1 mg/ dL
2,4-7,0 mg/ dL
6,6-8,3 mg/ dL
3,7-5,3 mg/ dL
b.      Foto thorax
Hasil : tampak TB Paru
c.       Sputum BTA
Pemeriksaan sputum BTA 3x positif Mycobakterium Tuberkolosis

6. Terapi
Tgl. 11-08-2008
IVFD Dextrose 5% 20 gtt/ mnt
Cefixime 2 x 100 mg tab
Ranitidine 2 x 1 amp inj
Codein 3 x 20 gr tab
Rifampisin 150 mg 1 x 3 tab
INH 750 mg 1 x 3 tab
PZA 400 mg 1 x 3 tab
Etambutol 275 mg 1 x 3 tab
B6 1 x 1 tab
Alupurinol 100 mg tab 1-0-0

7. Klasifikasi Data

DS : - klien mengeluh batuk berlendir


- klien mengeluh sesak nafas
- klien mengeluh aktivitasnya perlu bantuan orang lain
- klien mengeluh mengalami penurunan nafsu makan
- klien mengeluh mengalami penurunan berat badan
- klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya
DO : - TTV
TD : 130/80 mmHg N : 80 x/ mnt
R : 24 x/ mnt SB : 36,5oC
- auskultasi paru ronchi +/ +, wheezing +/ +
- aktivitas dibantu orang lain
- BAB dan BAK dilakukan di tempat tidur
- terpasang infuse di lengan kanan dextrose 5%
- BB sebelum sakit : 46 kg, BB sesudah sakit : 40 kg
- pendidikan klien tamat SD
ANALISA DATA
N Data Dampak Masalah Masalah
o
1 DS : - klien mengeluh batuk Peradangan parenkim Bersihan jalan
berlendir paru nafas tidak efektif
- klien mengeluh sesak â
nafas Keluarnya eksudut
DO : - TTV dalam alveoli
TD : 130/80 mmHg â
N : 80 x/ mnt Peningkatan produksi
R : 24 x/ mnt sputum
SB : 36,5oC â
- auskultasi paru ronchi Kemampuan batuk
+/ + menurun
- sputum kental â
Tertahannya sekresi
â
Jalan nafas terganggu
2 DS : - klien mengatakan Proses penyakit Intoleransi aktivitas
aktivitasnya dibantu â
DO : - BAB dan BAK Kelemahan tubuh
dilakukan di tempat tidur â
- terpasang IVFD Terpasang infuse di
dextrose 5% di lengan kanan lengan kanan
â
Aktivitas terbatas
3 DS : - klien mengeluh Adanya sputum pada Ketidakseimbangan
mengalami penurunan nafsu saluran pernafasan dan nutrisi kurang dari
makan di bagian mulut kebutuhan tubuh
- klien mengeluh â
mengalami penurunan berat Batuk produktif
badan â
N Data Dampak Masalah Masalah
o
DO : - BB sebelum sakit : 46 Peningkatan frekuensi
kg, BB sesudah sakit : 40 kg pernafasan
â
Nafsu makan menurun
4 DS : - klien mengatakan Tingkat pendidikan Kurang
tidak mengerti tentang tamat SD pengetahuan
penyakitnya â
DO : - pendidikan klien Kurang informasi
tamat SD tentang penyakitnya
â
Kurang pengetahuan

Prioritas Masalah :
1.      Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d produksi sputum yang kental
2.      Intoleransi aktivitas b/d kelemahan tubuh dan proses pengobatan
3.      Ketidakseimbangan nutrisi b/d produksi sputum yang kental
4.      Kurang pengetahuan tentang penyakitnya b/d kurangnya informasi
ASUHAN KEPERAWATAN
N Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
o Keperawatan
1 Bersihan jalan nafas Bersihan jalan 11-8-08, : - klien
tidak efektif b/d nafas kembali 1.    Kaji fungsi 1.   Penurunan jm.08.00 mengatakan
produksi sputum efektif setelah pernafasan fungsi nafas 1.   Melakukan sesak
ditandai dengan : diberikan seperti bunyi, dapat pengkajian berkurang
: - klien mengeluh tindakan kecepatan dan menunjukkan frekuensi setelah diatur
batuk berlendir keperawatan irama setiap jam ketidakmampua pernafasan 24x/ pada posisi
- klien mengeluh selama 3 hari 06.00, 12.00, n untuk mnt, iramanya semi fowler
sesak nafas dengan kriteria 18.00 setiap hari membersihkan teratur, - klien
: - TTV hasil: jalan nafas. terdengar ronchi mengatakan
TD : -      batuk dan jenis sputum yang
130/80mmHg berlendir pernafasan keluar banyak
N : 80 x/ mnt berkurang atau torakal : - TTV
R : 24 x/ mnt hilang 2.    Observasi tanda- 2.   Penyimpangan abdominal TD : 130/80mmHg
SB : 36,5oC -      sekret encer tanda vital setiap normal TTV 11-8-08, N : 82 x/ mnt
- auskultasi paru -      tanda-tanda jam 06.00, 12.00, menunjukkan jm.12.00 R : 24 x/ mnt
ronchi +/ + vital dalam 18.00 setiap hari perubahan SB : 36,2oC
2.   Mengukur TTV
- sputum kental putus normal status pasien. TD : A : masalah
-      ronchi -/- 130/80mmHg belum teratasi
N : 84 x/ mnt : - kaji
R : 24 x/ mnt fungsi
SB : 36,2oC pernafasan
setiap jam
- Mengawasi 06.00, 12.00,
3.    Atur posisi klien 3.   Posisi klien minum 18.00
dengan posisi membantu obat codein 1 - observasi
semi fowler ekspansi paru tablet dan TTV setiap 8
setiap kali klien dan cefixime 1 jam
merasa sesak menurunkan tablet -
N Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
o Keperawatan
nafa upaya 11-8-08,
pernafasan. jm.12.15 pertahankan
4.    Ajarkan teknik 3.   Merubah posisi posisi tidur
nafas dalam dan tidur klien dari semi fowler
batuk efektif 4.   tidur satu bantal - anjurkan
pada pertemuan Memaksimalka menjadi posisi klien untuk
pertama n ventilasi dan semi fowler minum air
meningkatkan putih yang
gerakan sekret 11-8-08, banyak
ke dalam jalan jm.13.15 - anjurkan
nafas besar 4.   Mengajarkan klien untuk
5.    Anjurkan pasien sebagai mudah teknik nafas tetap
untuk gunakan dikeluarkan dalam dan batuk menggunakan
teknik batuk efektif pada teknik batuk
efektif setiap 5.   Melatih pasien klien efektif setiap
ingin batuk untuk dapat batuk
belajar
mengatasi batuk
6.    Anjurkan klien yang 11-8-08,
untuk dialaminya. jm.13.30
meningkatkan 5.   Menganjurkan
asupan cairan pasien untuk
sedikitnya 2.500 6.   Pemasukan gunakan teknik
ml/ hari cairan yang batuk efektif
banyak setiap batuk
membantu 11-8-08,
mengencerkan jm.13.45
7.    Kolaborasi beri sekret. 6.   Menganjurkan
obat sesuai keluarga dan
N Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
o Keperawatan
instruksi dokter klien untuk
Ranitidine inj memenuhi
2x1 amp (06.00 asupan cairan
& 18.00) 7.   Beri obat yang cukup bagi
Cefixime 2x1 tab dengan teratur klien dengan
(06.00, 12.00, mempercepat minum air putih
18.00) proses yang banyak +
Codein 3x1 tab penyembuhan 2500 ml/ hari
(06.00, 12.00, 11-8-08,
18.00) jm.18.00
Rifampisin 1x3 7.   Memberikan
tab (06.00) obat sesuai
INH 1x3 tab instruksi
(06.00) ranitidine inj 1
PZA 1x3 tab ampul/ 3 cc
(06.00) melalui IVFD
Etambutol 1x3 Menganjurkan
tab (06.00) klien untuk
B6 1x1 tab minum obat
(06.00) tablet secara
Alupurinol 1-0-0 teratur dan tidak
(06.00) boleh berhenti
2 Intoleransi aktivitas Klien dapat 11-8-08, : - klien
b/d kelemahan tubuh beraktivitas 1.    Monitor derajat 1.   Untuk jm.08.00 mengeluh
dan proses penyakit dengan baik mobilitas dengan mengetahui 1.   Melakukan belum bisa
ditandai dengan : dengan kriteria menggunakan tingkat observasi sepenuhnya
: - klien hasil : skala ketergantungan derajat beraktivitas
mengatakan -      Klien dapat ketergantungan ketergantungan masih terbatas
aktivitasnya dibantu beraktivitas pada klien. pada
: - BAB dan BAK secara mandiri mandi = 4, mobilisasi
N Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
o Keperawatan
dilakukan di tempat -      BAB dan berpakaian = 4, - klien
tidur BAK eliminasi = 3, mengeluh
- terpasang infus dilakukan mobilisasi = 2, merasa lelah
dextrose 5% di sendiri di toilet pindah = 4, : - klien
lengan kanan ambulasi = 4, belum bisa
naik tangga = 4. melakukan
Hasil : terjadi seluruh
ketergantungan aktivitas
- BAB dan
2.    Bantu pasien 2.   Memenuhi BAK di
dalam kebutuhan 11-8-08, tempat tidur
pemenuhan sehari-hari klien jm.08.10 A : masalah
kebutuhan 2.   Membantu belum teratasi
berdasarkan pasien dalam : - bantu
tingkat eliminasi BAK klien dalam
ketergantungann dengan pemenuhan
ya 3.   Melatih klien menyediakan kebutuhan
untuk tidak urinal dan - anjurkan
tergantung dan pispot pada saat klien untuk
3.    Anjurkan klien secara bertahap BAB beraktivitas
untuk bisa mandiri 11-8-08, secara
beraktivitas jm.08.15 mandiri
secara bertahap 3.   Menganjurkan
klien untuk bisa
melakukan
mobilisasi
miring kiri,
miring kanan
dan duduk
N Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
o Keperawatan
secara mandiri
tanpa bantuan
4.   Pujian orang lain.
membangkitkan Hasil : klien
semangat pasien bisa melakukan
4.    Beri untuk bisa mobilisasi
reinforcement mandiri miring kiri dan
positif terhadap miring kanan
tingkat 11-8-08,
keberhasilan jm.08.15
klien 4.   Memberikan
pujian pada
klien karena
klien sudah bisa
mobilisasi
secara mandiri

3 Ketidakseimbangan Menunjukkan 12-8-08, : - klien


nutrisi kurang dari peningkatan 1.    Catat nutrisi 1.   Berguna dalam jm.08.00 mengatakan
kebutuhan b/d nutrisi dengan klien pada mendefinisikan 1.   Mencatat status sudah bisa
produksi sputum kriteria hasil : penerimaan, BB, derajat masalah nutrisi klien, makan
dan anoreksia -      Peningkatan turgor kulit, dan pilihan hasil nutrisi walaupun
ditandai dengan : BB adanya riwayat intervensi yang pasien kurang masih dalam
: - klien mengeluh-      Bebas tanda mual muntah tepat dari kebutuhan, porsi
mengalami malnutrisi atau tidak BB saat masuk : : - porsi
penurunan nafsu 40 kg, turgor makan
makan kulit baik, mual dihabiskan
- klien mengeluh muntah tidak - frekuensi
mengalami ada, nafsu makan
penurunan berat makan menurun meningkat
N Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
o Keperawatan
badan 2.    Awasi masukan 2.   Berguna 12-8-08, - BB 40 kg
: - BB sebelum makanan dan mengukur jm.08.058 A : masalah
sakit : 46 kg, BB cairan. Awasi keefektifan 2.   Mengganti teratasi
sesudah sakit : 40 kg pengeluaran nutrisi dan cairan infuse sebagian
urine, keringat dukungan dari NaCl 0,9% : - awasi
timbang BB cairan diganti dextrose masukan dan
setiap hari 5% 20 gtt/ mnt, pengeluaran
BB : 40 kg - timbang
3.    Anjurkan klien BB setiap hari
makan dalam 3.   12-8-08, -
porsi sedikit tapi Memaksimalka jm.08.10
menganjurkan
sering dengan n masukan 3.   Menganjurkan
klien untuk
makanan TKTP nutrisi sebagai klien untuk
tetap
kebutuhan makan sedikit
mempertahan
energi tapi sering
kan masukan
nutrisi
4.    Kolaborasi ahli
gizi komposisi
diit
Pagi : bubur dan 4.   Memberikan 12-8-08,
telur, bantuan dalam jm.12.00
Siang : nasi, perencanaan diit4.   Mengawasi pola
telur/ ikan, sayur, dengan nutrisi makan pasien,
sup, buah, yang adekuat hasil klien
Sore : ekstra menghabiskan
telur, makanannya,
Malam : nasi, porsi makan
telur/ ikan, sayur sedikit
4 Kurang pengetahuan Klien mengerti 13-8-08, : - klien dan
tentang penyakitnya tentang 1.    Kaji 1.   Belajar jm.08.00 keluarga
N Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
o Keperawatan
b/d kurangnya penyakitnya pengetahuan tergantung pada1.   Mengukur mengatakan
informasi ditandai setelah klien tentang emosi dan kemampuan mengerti
dengan : diberikan penyakit TBC kesiapan fisik klien untuk tentang
: - klien penyuluhan yang dialaminya belajar, hasil penyakit yang
mengatakan tidak dengan kriteria klien mau diderita
mengerti tentang hasil : diberikan : - klien
penyakitnya -      Klien penyuluhan dapat
: - tingkat mengungkapk 2.    Jelaskan pada 2.   Perawatan menjelaskan
pendidikan klien an pemahaman klien pentingnya pengobatan di 13-8-08, kembali
tamat SD tentang perawatan dan rumah sakit jm.08.20 pentingnya
penjelasan pengobatan di penting untuk 2.   Memberikan putus obat
yang diberikan rumah sakit mengurangi penyuluhan dan akibat
-      Klien dapat komplikasi kepada klien putus obat
menjelaskan dan keluarga A : masalah
kembali secara3.    Jelaskan pada tentang teratasi
umum klien tentang 3.   Memberikan pentingnya : - anjurkan
penjelasan proses penyakit, pengetahuan perawatan di klien dan
yang diberikan pengobatan dan pada klien rumah sakit keluarga
pencegahan tentang 13-8-08, berobat secara
penyakitnya jm.09.00 teratur dan
3.   Memberikan tidak boleh
penyuluhan putus obat
pada klien dan
keluarga
tentang
4.    Jelaskan pada penyakit yang
klien dan diderita klien
keluarga tentang 4.   Mencegah
dosis obat, pasien putus
N Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
o Keperawatan
frekuensi, alasan obat, dan
pengobatan lama meningkatkan
dan akibat putus kerja sama
obat dalam 13-8-08,
pengobatan jm.09.30
4.   Menjelaskan
pada klien dan
keluarga
tentang
pentingnya
pengobatan dan
dampak
berhenti minum
obat yaitu
pengobatan
dimulai dari
pertama dan
penyakit yang
diderita bisa
bertambah
parah.
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/
Dx Jam Implementasi Evaluasi
Tgl.
Senin, I 08.00-     Mengkaji fungsi : - klien
11-08- pernafasan klien mengatakan
08 Hasil : pernafasan masih batuk
cepat, frekuensi berlendir
24 x/ mnt, irama - klien
teratur, jenis mengeluh masih
pernafasan sesak nafas
I, II 08.15 torakal/ : - TTV
abdominal TD : 130/80mmHg
-     Melakukan N : 82 x/ mnt
pengukuran R : 22 x/ mnt
TTV : SB : 36,2oC
TD : 130/80mmHg A : masalah
I 13.15
N : 82 x/ mnt belum teratasi
R : 24 x/ mnt : - kaji fungsi
SB : 36,2oC pernafasan
-     Mengajarkan setiap jam
teknik nafas 06.00, 12.00,
dalam dan batuk 18.00
efektif - observasi
Hasil : klien dapat TTV setiap
melakukan pukul 06.00,
dengan baik, klien 12.00, 18.00
I 13.25 dapat - anjurkan
mengeluarkan klien untuk
sekret, warna menggunakan
putih, encer teknik batuk
Hari/
Dx Jam Implementasi Evaluasi
Tgl.
I 13.30 jumlah + ½ efektif setiap
sendok makan ingin batuk
-     Merubah posisi - anjurkan
tidur klien dari klien untuk tetap
I 13.45 tidur terlentang mengkonsumsi
menjadi semi cairan yang
fowler banyak
-     Menganjurkan - pertahankan
klien untuk posisi semi
menggunakan fowler
teknik batuk
I, II, 18.00 efektif setiap kali
III ingin batuk
-     Menganjurkan
keluarga dan
klien untuk
memenuhi asupan
cairan yang cukup
bagi klien dengan
18.00 minum air yang
I, II banyak
-     Memberikan obat
sesuai instruksi
Ranitidine 1
ampul dan
menganjurkan
klien untuk
minum obat tablet
secara teratur dan
Hari/
Dx Jam Implementasi Evaluasi
Tgl.
tidak boleh putus
-     Mengkaji TTV
dan fungsi
pernafasan
Hasil :
TD : 130/80mmHg
N : 82 x/ mnt
R : 22 x/ mnt
SB : 36,2oC
Fungsi pernafasan
baik, irama
teratur, frekuensi
22 x/ mnt

Selasa, II 08.00-     Melakukan Diagnosa I


12-8-08 observasi derajat : - klien
ketergantungan mengatakan
pada klien masih batuk
Hasil : berlendir
Mandi = 2, - klien
berpakaian = 2, mengatakan
eliminasi = 3, sesak nafas
mobilisasi = 2, berkurang
pindah = 3, : - sputum
III 08.00 ambulasi = 2, putih kental
naik tangga = 3 - R : 22 x/
-     Mencatat status mnt
nutrisi klien A : masalah
Hasil : nutrisi teratasi sebagian
kurang dari : - pertahankan
Hari/
Dx Jam Implementasi Evaluasi
Tgl.
kebutuhan, BB posisi semi
saat masuk RS : fowler
40 kg, turgor kulit - kaji
I 08.00 baik, mual frekuensi
muntah tidak ada, pernafasan, jenis
nafsu makan dan irama setiap
menurun jam 06.00,
-     Melakukan 12.00, 18.00
pengkajian
III 08.05 frekuensi Diagnosa II
pernafasan 22x/ : - klien
mnt, irama mengatakan
teratur, jenis aktivitasnya
pernafasan torakal masih dibantu
abdominal : - BAK
II, 08.10-     Mengganti cairan dilakukan di
III infuse dari NaCl tempat tidur
0,9% diganti A : masalah
dextrose 5% 20 belum teratasi
gtt/ mnt, : - bantu klien
menimbang BB dalam
08.15 hasil BB : 40 kg pemenuhan
II -     Membantu pasien kebutuhan
untuk eliminasi sehari
BAK dan - anjurkan
mobilisasi untuk
-     Menganjurkan beraktivitas
klien untuk secara mandiri
12.00 makan sedikit tapi dengan bertahap
Hari/
Dx Jam Implementasi Evaluasi
Tgl.
I, III sering
-     Menganjurkan Diagnosa III
klien untuk bisa : - klien
melakukan mengatakan
mobilisasi sendiri sudah bisa
tanpa bantuan makan
orang lain walaupun dalam
Hasil : klien mau porsi yang
melakukan sedikit
aktivitas : - porsi makan
13.15-     Mengukur TTV dihabiskan
I TD : 130/80mmHg - frekuensi
N : 82 x/ mnt makan
R : 22 x/ mnt meningkat
SB : 36,5oC A : masalah
18.00-     Mengawasi pola teratasi sebagian
I, II makan pasien : - awasi
Hasil : klien pemasukan dan
menghabiskan pengeluaran
makanannya porsi - timbang BB
makan sedikit tiap hari
-     Menganjurkan - anjurkan
klien untuk tetap klien untuk tetap
menggunakan makan dalam
teknik batuk porsi sedikit tapi
efektif setiap sering
ingin batuk
-     Memberikan
suntikan
Hari/
Dx Jam Implementasi Evaluasi
Tgl.
ranitidine inj 1
ampul via IVFD,
menganjurkan
klien untuk
minum obat tablet
secara teratur
Rabu, I, II, 08.00-     Melakukan Diagnosa I
13-8-08 III, pengkajian : - klien
IV frekuensi mengeluh batuk
pernafasan 24 x/ berlendir
mnt, irama : - sputum
teratur, jenis kental
pernafasan torakal - TTV
abdominal TD : 130/80mmHg
-     Observasi derajat
N : 80 x/ mnt
ketergantungan, R : 22 x/ mnt
mandi = 2, SB : 36,5oC
berpakaian = 2, A : masalah
eliminasi = 2, belum teratasi
mobilisasi = 0, : - pertahankan
pindah = 3, posisi semi
ambulasi = 2, fowler
naik tangga = 3 - anjurkan
-     Mengukur klien untuk
08.20 kemampuan klien meningkatkan
III untuk belajar asupan cairan
Hasil : klien mau - anjurkan
diberikan untuk tetap
penyuluhan gunakan teknik
-     Memberikan batuk efektif
Hari/
Dx Jam Implementasi Evaluasi
Tgl.
penyuluhan
kepada klien Diagnosa II
08.30 tentang : - klien
pentingnya mengatakan
09.00 perawatan di belum bisa
rumah sakit, beraktivitas
proses penyakit, sepenuhnya
10.00 alasan pengobatan masih terbatas
lama dan akibat pada mobilisasi
putus obat : - BAB dan
-     Mengatur posisi BAK di tempat
10.10 pasien semi tidur
fowler - berpakaian
-     Mengganti cairan dibantu oleh
dari dextrose 5% keluarga
dengan dextrose A : masalah
12.00 5% belum teratasi
-     Menganjurkan : - anjurkan
klien untuk klien
menggunakan beraktivitas
teknik batuk mandiri secara
efektif setiap bertahap
ingin batuk
-     Menganjurkan Diagnosa III
klien untuk terus : - klien
meningkatkan mengatakan
13.00 aktivitas secara sudah bisa
mandiri dalam porsi
-     Mengobservasi sedikit
Hari/
Dx Jam Implementasi Evaluasi
Tgl.
18.00 TTV - klien
TD : 130/80mmHg mengatakan
N : 80 x/ mnt sering makan
R : 22 x/ mnt : - porsi makan
SB : 36,5oC sedikit,
-     Mengawasi pola makanan
makan klien, dihabiskan
klien makan - BB : 40 kg
dengan porsi A : masalah
sedikit makanan teratasi sebagian
dihabiskan : - anjurkan
-     Menimbang BB klien tetap
pasien mempertahanka
Hasil : BB = 40 n asupan nutrisi
kg yang
-     Memberikan - timbang BB
suntikan via setiap hari
IVFD ranitidine 1
ampul Diagnosa IV
-     Menganjurkan : - klien
untuk minum obat mengungkapkan
secara teratur mengerti
jangan sampai tentang cara
putus obat dan pencegahan
akibat putus obat penularan
-     Menjelaskan penyakit dan
bahwa tugas di akibat putus
ruangan telah obat
selesai : - klien dapat
Hari/
Dx Jam Implementasi Evaluasi
Tgl.
menjelaskan
kembali cara
pencegahan dan
akibat putus
obat
- klien dapat
minum obat
sendiri
A : masalah
teratasi
: -
RENCANA PENDIDIKAN KESEHATAN
Topik : Tuberkolosis Paru, Pencegahan dan
Akibat Putus Obat
Tujuan : Meningkatkan Pengetahuan dan
Mencegah Klien Putus Obat
Sasaran : Klien dan Keluarga
Tempat : Irina C2 Kamar 212 RSU Prof. R.D.
Kandou Manado
Tanggal : 13 Agustus 2008 jam 08.20 wita

Aktivitas KMB Evaluasi


Tujuan
No Materi Metode Media Petugas
Khusus Klien Proses Hasil
Kesehatan
1 Klien dan Konsep -       -       Flip Menjelaska Memperhatika -       Apa itu Klien dan
keluarga TB Paru Cerama chart n kepada n penjelasan penyakit keluarga
memahami 1.    h -       klien dan petugas dan tuberkolosi memahami
penyakit Pengerti-       Tanya Leaflet keluarga bertanya jika s? tentang
tuberkulosi an jawab konsep tidak mengerti -       konsep
s paru 2.    tuberkolosis Penyebabn penyakit
Penyeba paru ya? tuberkolosis
b -       paru
3.    Gejala Gejalanya?
4.    Cara -       Cara
penular penularan?
an
2 Klien dan -       Alasan -       -       Flip Menjelaska Memperhatikan-       Mengapa -       Klien dan
keluarga dirawat Cerama chart n: penjelasan dirawat di keluarga
mengerti di RS h -       -       Alasan petugas dan RS? mengerti
tentang -       -       Tanya Leaflet dirawat di bertanya jika -       Kenapa mengapa
alasan Penting jawab RS putus obat satu pentingnya dirawat di
dirawat di nya -       Pentingnya hari saja pengobata RS
RS, pengoba pengobatan n? -       Klien dan
pentingnya tan dan dan akibat -       Akibat keluarga
pengobatan akibat putus obat dari putus mengerti
dan akibat putus obat pentingnya
dari putus obat pengobatan
obat dan akibat
putus obat

Anda mungkin juga menyukai