Anda di halaman 1dari 29

2.

Sebutkan dan jelaskan proses respirasi dalam tubuh (3 tahap)

1) Glikolisis
Glikolisis merupakan tahapan pertama dalam reaksi respirasi. Tahap ini
berlangsung di dalam sitoplasma sel. Molekul Glukosa (6-karbon) dipecah menjadi 2
buah senyawa asam 3-karbon yaitu asam piruvat. Dari setiap pemecahan satu ikatan
karbon-karbon, dihasilkan energy metabolic. Apabila tidak ada oksigen, asam piurvat
mengalami reaksi anaerob (fermetasi).
Fermentasi anaerob berlangsung di dalam sitosol sitoplasma, dan hanya terjadi
apabila tidak ada oksigen. Asam piruvat hasil dari glikolisis dipecah menjadi etanol
(senyawa dengan 2 atom C) dan CO₂ ; pemecahan ini terjadi untuk setiap asam piruvat
yang dihasilkan dari reaksi glikolisis.
2) Siklus crebs (TCA Cycle)
Siklus crebs terjadi apabila ada oksigen dan berlangsung didalam matriks mitokondria.
Asam piruvat dari reaksi glikolisis kehilangan CO₂, kemudian bereaksi dengan senyawa
dengan 4-karbon (asam oksalo asetat) membentuk senyawa dengan 6-karbon (asam
sitrat). Asam sitrat mengalami pemecahan menjadi senyawa asam dengan 5-karbon,
keuian menjadi senyawa asam dengan 4-karbon, mengalami pemecahan ikatan karbon-
karbon, melepaskan CO₂ dan menghasilkan energy metabolic (ATP, NADH, dan
FADH2) untuk setia pemecahan. Senyawa asam dengan 4-karbon acid dibentuk kembali.
3) System sitokhrom
System sitokrom metabolic yang aling berguna bagi tanaman adalah ATP. Berbagai aca
energy metabolic yang dihasilkan melalui Glikolisis dan siklus krebs bergerak menuju
membrane dalam mitokondria. Di dalam membrane mitikondria berlangsung rantai
transport elektron yang disebut system sitokrom, yang sangat mirip dengan rantai
transport elektron pada fotosintesis.
3. Jelaskan pengkajian system respirasi, apa yang harus kita tanyakan (wawancara), apa saja
yang harus diperiksa (pengkajian fisik)

Resume Tn R Dengan Asma Bronchiale

Di Ruangan Unit RN 1, Kamar 119 Bed 2 RS Sumber Sehat

1. Pengkajian
Keluhan utama : Pasien Mengeluh Sesak Nafas
2. Riwayat kesehatan
a. Sekarang
Orang tua mengatakan pada tanggal 12 november anak sehabis
pulang dari sekolah melakukan aktivitas seperti biasanya yaitu bermain
dengan teman-teman di sekitar pukul 21.00 anak dengan kakaknya sedang
latihan nyanyi bersama. Pada pukul 22.00 anak mengalami sesak nafas
dan keringat dingin, batuk hingga di bawa ke UGD, anak masih sesak
nafas dan sulit bernafas. Di UGD anak disarankan dokter untuk dirawat.

b. Dahulu
orang tua anak menceritakan riwayat penyakit anaknya. Orang tua
mengatakan dalam keluarga ada riwayat penyakit asma. Nenek dan
kakaknya (anak ke-1) menderita penyakit yang sama. Orang tua
mengatakan anak pernah dirawat dengan penyakit yang sama pada usia 4
tahun.
3. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : compos mentis
Keadaan Umum : Sadar Penuh
TTV :
 TD : 110/70 mmHg
 R : 30 x/menit
 N : 120 x/menit
 S : 36,8°C

Pemeriksaan Fisik Fokus Pernapasan :

1) Inspeksi
Pasien tampak adanya peningkatan usaha dan frekuensi pernafasan
penggunaan otot bantu nafas retraksi dinding dada
2) Palpasi
Saat di palpasi kesimetrisan,ekspansi, dan Traktil fremitus normal
3) Perkusi
Pada saat perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor, sedangkan
diagfragma menjadi datar dan rendah.
4) Auskultasi
Adanya bunyi nafas tambahan wheezing dan ronchi di paru kiri
4. Hasil Laboratorium
Hasil foto thorax tanggal 13 November adalah asma bronchiale
Hasil laboratorium tanggal 13 November di temukan :
 Hb : 11,7 g/dl,
 Leukosit 13.600 ul,
 LED : 20 mm/jam
 Eosinofil dalam sediaan hapus 4%.

4. Asma bronkhial

adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversible dimana trakeobronkial berespon
secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.

Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon bronkus terhadap
berbagairangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan
derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan (The
American Thoracic Society).

Sedangkan berdasarkan ilmu kedokteran, penyakit asma bronkial adalah penyakit saluran
pernapasandengan ciri-ciri saluran pernapasan tersebut akan bersifat hipersensitif (kepekaan
yang luar biasa) atauhiperaktif (bereaksi yang berlebihan) terhadap bermacam-macam
rangsangan, yang ditandai dengantimbulnya penyempitan saluran pernapasan bagian bawah
secara luas, yang dapat berubah derajat penyempitannya menjadi normal kembali secara spontan
dengan atau tanpa pengobatan.

5. Apa tanda dan gejala dari asma bronchiale

1. Batuk keras

Batuk yang keras adalah gejala paling umum dari asma bronkial. Batuknya dapat berupa batuk
kering atau berdahak (berlendir). Batuk asma cenderung memburuk pada malam hari atau setelah
beraktivitas.

1. Sesak napas dan napas berbunyi (mengi)


Mengi adalah satu dari sekian gejala asma yang dapat dikenali. Suara mengi adalah napas
yang berbunyi lirih seperti siulan, atau berbunyi “ngik-ngik” setiap kali Anda
menghembuskan napas. Suara ini muncul karena udara dari dalam paru dipaksa keluar
lewat saluran napas yang sempit dan tersumbat.
2. Sulit bernapas lega
Asma membuat Anda sulit bernapas lega atau sering merasa kehabisan napas (ngos-
ngosan). Anda mungkin juga merasa sering kesusahan menarik atau menghela napas
panjang. Ini karena saluran napas (bronkus) Anda menyempit dan tersumbat lendir paru.
3. Dada sesak
Gejala asma yang juga umum adalah sensasi dada sesak seperti ada yang mengikat tali
erat-erat di sekeliling dada Anda. Sensasi ini muncul akibat otot saluran napas yang
membengkak akibat peradangan kemudian menutupi terowongan jalur napas. Maka,
Anda juga akan merasakan perasaan kaku atau ketegangan di area dada. Kondisi ini
membuat Anda sulit bernapas lega.
6. Pada pasien dengan asma bronchiale, muncul masalah keperawatan Tidak efektifnya jalan
nafas, jelaskan bagaimana proses ini terjadi!

Factor Antigen yg Mengeluarkan Permiabilitas Adema


pencentus : terikat IGE mediator : kapiler mukosa,sekre
 Allerge pada histamine,plat meningkat si produktif,
n permukaan
elet,bradikinin kontriksi otot
 Stress sel mast atau
dll polos
 Cuaca basofil
meningkat
Spasme otot Kontraksi O2
Hiperkapnea Ansietas dalam darah
polos sekresi
kelenjar menurun
Suplai O2 ke
bronkus Koma
otak

Hipoksemia
Penyempitan/o
bstruksi
proksimal dari
bronkus pd
tahap ekspirasi Gangguan Asidosis Suplai darah
dan inspirasi pertukaran gas metabolik dan O2
Kejantung
berkurang

 mucus
berlebih Tekanan
 batuk partial
 wheezing oksigen
 sesak dialveoli
napas
Perpusi Penurunan
Suplai O2
jaringan Cardiac
Kejaringan
perifer Output

Ketidak
efektifan
bersihan
jalan napas
Tekanan
Kelemahan
Penyempitan
Peningkatan kerja Penurunan
Kebutuhan darah
dan keletihan
jalan nafas Hiperventilasi
otot pernapasan curah jantung
O2 menurun

Intoleransi
Retensi O2 aktivitas

Nafsu makan Ketidak


ketidak seimbanga efektifan pola
nutrisi kurang dari napas
kebutuhan tubuh
7. Bagaimana rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah tidak efektifnya jalan
nafas? Jealskan berikut rasional dari Tindakan tersebut!

N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


o

1. Ketidakefektifan Dalam waktu 2 x  Kaji  Kecepatan


bersihan jalan 24 jam setelah di warna biasanya
napas b.d mucus berikan intervensi kekentalan meningkat,ked
dalam jumlah bersihan jalan nafas ,dan alaman
berlebihan,penin kembali efektif. jumlah pernafasan
gkatan produksi Dengan kriteria sputum biasanya
mucus, aksudat hasil : bervariasi
dalam alveoli tergantung
dan  Dapat drajat asma
bronkospasme mendemons karakteristik
trasikan sputum dpt
batuk menunjukan
efektif berat
 Dapat ringannya
obstrukif
menyatakan
strategi  Meningkatkan
untuk ekspansi dada
menurunka
n
kekentalan
sekresi  Batuk yang
terkontrol dan
 Tidak ada efektif dapat
suara nafas  Atur memudahkan
tambahan posisi pengeluaran
semi sekret yang
 Pernafasan flowler melekat dijalan
klien nafas
normal (16-
20x/menit)
 Ajarkan
tanpa ada
cara batuk  Ventilasi
penggunaan
efektif maksimal
otot bantu
membuka
nafas.
lumen jalan
nafas &
meningkatkan
gerakan sekret
ke dalam jalan
nafas besar
untuk di
keluarkan
 Bantu
klien
latihan
nafas  Hidrasi yang
dalam adekuat
membantu
mengencerkan
sekret dan
mengefektifka
n pembersihan
jalan nafas

 Fisioterapi
dada
merupakan
strategi untuk
 Pertahank mengeluarkan
an intake sekret
cairan
sedikitnya
2500
ml/hari
kecuali
tidak di
indikasika
n

 Lakukan
fisioterapi
dada
dengan
tekhnik
postural
drainase,p
erkusi,&
fibrasi
dada
2. Ketidakefektifan Dalam waktu 1 x  Kaji  Kecepatan
pola napas b.d 24 jam pola nafas frekuensi biasanya
keletihan otot klien kembali nafas, meningkat,ked
pernafasan dan efektif dengan kedalaman alaman
deformitas kriteria hasil : pernafasan pernafasan
dinding dada. dan bervariasi
 Klien tidak ekspansi tergantung
mengeluh dada derajat asma
sesak
 Auskultasi  Ronkhi dan
 RR 16-20 bunyi mengi
x/menit nafas dan menyertai
 Wajah catat obstruksi jalan
rileks adanya nafas
bunyi
 Tidak ada nafas  Memungkinka
penggunaan n ekspansi
otot bantu  Tinggikan paru dan
nafas kepala dan memudahkan
bantu pernafasan
mengubah
posisi  Memaksimalk
an bernafas
 Kolaboras dan
i menurunkan
pemberian kerja nafas
oksigen
tambahan  Pemberian
brokodilator
 Kolaboras via inhalasi
i akan langsung
pemberian menuju area
obat bronkus yg
bronkodila mengalami
tor spasme
golongan sehingga lebih
B2,nebuli cepat
zer (via berdilatasi
inhalasi)

3. Gangguan Klien akan  Pantau  Kecepatan


pertukaran gas mempertahankan status untuk
b.d retensi pertukaran gas dan pernafasan mengidentifika
karbon dioksida oksigenasi adekuat. tiap 4 jam, si indikasi
Dengan kriteria hasil kearah
hasil : GDA, kemajuan atau
pemasuka penyimpangan
 Frekuensi n dan dari hasil klien
nafas 16-20 keluaran
kali/menit
 Tempatka
 Frekuensi n klien  Posisi tegak
nadi 60-120 pada memungkinka
kali/menit posisi n ekspansi
semi paru lebih baik
 Warna kulit
fowler  Untuk
normal,tida
k ada  Berikan memungkinka
dipnea dan terapi n rehidrasi
GDA dalam intravena yang cepat dan
batas sesuai dapat mengkaji
normal anjuran keadaan
vaskular untuk
pemberian
obat-obat
darurat

 Pemberian
oksigen
mengurangi
beban otot-otot
pernafasan
 Berikan
oksigen
melalui
nasal
kanul 4
l/mt
selanjutny
a
sesuaikan  Pengobatan
dengan untuk
hasil mengembalika
PaO2 n kondisi
bronkus seperti
 Berikan kondisi
pengobata sebelumnya
n yang
telah
ditentukan
serta amati
bila ada
tanda-
tanda
toksisitas

4. Penurunan curah Setelah dilakukan  Evaluasi  Untuk


jantung b.d tindakan adanya mengetahui
perubahan keperawatan 1 x 24 nyeri dada apakah ada
kontakbilitas jam penurunan faktor lain
dan volume kardiak output pencetus nyeri
sekuncup klien teratasi dada
jantung dengan kriteria
hasil :  Untuk
mengetahui
 TTV dalam  Catat adanya detak
rentang adanya jantung yg tdk
normal distritmia normal
jantung
 Dapat
mentolerans
i  Untuk
aktivitas,tid memonitoring
ak ada agar cardiac
 Catat
kelelahan output tetap
adanya
normal
tanda dan
 Tidak ada
gejala
edema
penurunan
paru,perifer
cardiac
ndan tidak
output
ada asites  Jika terjadi
 Monitor pernafasan yg
 Tidak ada menandakan
status
penurunan gagal jantung
pernafasan
kesadaran agar segera
yang
menandak dilakukan
 AGD dalam
an gagal
batas jantung tindakan
normal

 Tidak ada
distensi  Monitor  TTV dalam
vena leher TTV nilai normal

 Warna kulit
normal  Monitor  Untuk
jumlah,bu mengetahui
nyi dan ada kelainan
irama atau tidak
jantung

 Monitor
sianosis  Agar kadar
perifer oksigen dalam
sel darah tidak
rendah atau
menurun

 Untuk
 Kolaboras melakukan
i dengan tindakan
dokter selanjutnya
untuk
pemberian
obat

5. Intoleransi Klien dapat  Membantu  Memudahkan


aktivitas b.d melakukan klien klien untuk
ketidakseimbang aktivitas sehari-hari dalam beraktivitas
an antara suplai secara mandiri, melakuka
dan kebutuhan dengan kriteria n aktivitas
oksigen hasil : jika klien
(hipoksia) belum
kelemahan  Keadaan dapat
umum klien melakuka
baik nnya
 Keadaan sendiri
tidak lemas
 Evaluasi
 Klien dapat respon
pasien  Menetapkan
beraktivitas
terhadap kebutuhan atau
secara
aktivitas. kemampuan
mandiri
Catat pasien dan
 Kekuatan laporan memudahkan
otot terasa dyspnea pilihan
pada skla peningkat intervensi
sedang an
kelemahan
/kelelahan
dan
perubahan
tanda vital
selama
dan
setelah
aktivitas

 Jelaskan
pentingny
a istirahat
dalam
rencana
pengobata
n dan
pentingny
 Tirah baring di
a
pertahankan
keseimban
selama fase
gan
akut untuk
aktivitas
menurunkan
dan
kebutuhan
istirahat
metabolik,
 Bantu menghemat
pasien energi untuk
untuk penyembuhan
memilih
posisi
nyaman
untuk
istirahat
dan atau
tidur  Meminimalkan
kelelahan dan
membantu
 Berikan keseimbangan
lingkunga suplai dan
n tenang kebutuhan
dan batasi oksigen
pengunjun
g selama
fase akut
sesuai
indikasi.

 Menurunkan
stress dan
rangsangan
berlebih
meningkatkan
istirahat

6. Ketidakseimban Setelah dilakukan  Kaji  Pasien distress


gan nutrisi tindakan kebiasaan pernafasan
kurang dari keperawatan 2 x 24 diet, akut sering
kebutuhan tubuh jam intake dan masukan anoreksia
b.d laju output cairan makanan karena
metabolic,dispn seimbang, dengan saat ini dispnea.
ea saat kriteria hasil :
makan,kelemaha  Sering
n otot  Frekuensi lakukan
pengunyah. BB perawatan
meningkat oral,buang  Rasa tak enak,
sekret,beri bau
 Nafsu kan wadah
makan (+) menurunkan
khusus nafsu makan
 Malnutrisi untuk dan dapat
(-) sekali menyebabkan
pakai mual atau
 Intake dan muntah dengan
output peningkatan
dalam batas kesulitan nafas
normal
 Auskultasi
bising  Penurunan/hip
usus oaktif bising
usus
menunjukan
penurunan
motilitas gaster
dan konstipasi

 Berguna untuk
 Timbang menentukan
berat kebutuhan
badan kalori
sesuai
indikasi
 Kebutuhan
 Konsul
kalori
dengan
didasarkan
ahli gizi
pada
mengenai
kebutuhan
kebutuhan
pasien untuk
nutrisi
memperoleh
pasien
nutrisi yang
maksimal

7. Ansietas b.d Dapat  Evaluasi  Pasien dan


keadaan menghilangkan tingkat orang terdekat
penyakit yang ansietas atau pemahama mendengar dan
diderita. mengurangi n mengasimilasi
ansietas dengan pasien/ora informasi baru
kriteria hasil : ng yang
terdekatny mencakup
 Mengakuin a tentang perubahan ada
dan diagnosa gambaran diri
mendiskusi dan pola
kan hidup.
takut/masal Pemahaman
ah. presepsi ini
melibatkan
 Menunjuka susunan
n rentang tekanan
perasaan perawatan
yang tepat individu dan
dan memberikan
penampilan informasi yang
wajah perlu untuk
tampak memilih
rileks intervensi yang
tepat

 Dukungan
memampukan
pasien mulai
dibuka/meneri
ma kenyataan
dan
 Akui rasa pengobatannya
takut/masa . Pasien
lah pasien mungkin perlu
dan waktu untuk
dorong mengidentifika
pasien si perasaan dan
berbicara meskipun lebih
perasaann banyak waktu
ya untuk mulai
mengekspresik
annya

 Membuat
kepercayaan
dan
menurunkan
kesalahan
persepsi/salah
interprestasi
terhadap
informasi

 Jika
 Berikan penyangkalan
kesempata eksterm atau
n untuk ansietas
bertanya mempengaruhi
dan jawab kemajuan
dengan penyembuhan,
jujur. menghadapi
Yakinkan isu pasien
bahwa perlu
pasien dan dijelaskan dan
pemberian membuka cara
perawatan penyelesaiann
mempuny ya
ai
 Takut/ansietas
pemahama
menurun,pasie
n yang
m mulai
sama
menerima
secara positif
dengan
kenyataan
 Terima
penyangka
lan pasien
tetapi
jangan
dikuatkan  Dapat
membantu
memperbaiki
beberapa
perasaan
kontrol

 Catat
komentar/
perilaku
pasien
yang
menunjuk  Untuk
an menerima
menerima kenyamanan
dan/atau fisik pasien
mengguna
kan
strategi
efektif
menerima
situasi

 Libatkan
pasien/ora
ng
terdekat
dalam
perencana
an
keperawat
an

 Berikan
kenyaman
an fisik
pasien

8. Apa definisi dari Pneumonia?

Pneumonia atau dikenal juga dengan istilah paru-paru basah adalah infeksi yang mengakibatkan
peradangan pada kantong-kantong udara di salah satu atau kedua paru-paru. Pada penderita
pneumonia, sekumpulan kantong-kantong udara kecil di ujung saluran pernapasan dalam paru-
paru (alveoli) akan meradang dan dipenuhi cairan atau nanah. Akibatnya, penderita mengalami
sesak napas, batuk berdahak, demam, atau menggigil.

Bakteri, virus, dan jamur merupakan organisme yang dapat menyebabkan pneumonia atau paru-
paru basah. Namun pada penderita dewasa, kondisi ini paling sering disebabkan oleh infeksi
bakteri

9. Apa tanda dan gejala dari pneumonia?

Gejala tersebut dapat berkembang secara tiba-tiba atau perlahan selama 24 hingga 48 jam. Gejala
yang ringan menyerupai gejala flu, hanya biasanya durasinya lebih lama. Sedangkan gejala lain
yang biasa terlihat pada penderita pneumonia adalah:

 Demam.
 Berkeringat dan menggigil.
 Batuk kering atau batuk dengan dahak kental berwarna kuning, hijau, atau disertai darah.
 Sesak napas.
 Nyeri dada ketika menarik napas atau batuk
 Mual atau muntah
 Diare
 Selera makan menurun
 Lemas
 Detak jantung menjadi cepat
10. Sebutkan diagnosa keperawatan yang akan muncul dari pasien dengan pneumonia (jelaskan
bagaimana masalah tersebut bisa terjadi!, rencana asuhan keperawatan dan rasional dari
Tindakan tersebut!

A. PATOFISIOLOGI
Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel infektif. Ada beberapa
mekanisma yang pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius
difiltrasi di hidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia di
saluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut akan
berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme imun sistemik, dan
humoral. Bayi pada bulan-bulan pertama kehidupan juga memiliki antibodi maternal yang
didapat secara pasif yang dapat melindunginya dari pneumokokus dan organisme-organisme
infeksius lainnya.

Perubahan pada mekanisme protektif ini dapat menyebabkan anak mudah mengalami
pneumonia misalnya pada kelainan anatomis kongenital, defisiensi imun didapat atau
kongenital, atau kelainan neurologis yang memudahkan anak mengalami aspirasi dan
perubahan kualitas sekresi mukus atau epitel saluran napas. Pada anak tanpa faktor-faktor
predisposisi tersebut, partikel infeksius dapat mencapai paru melalui perubahan pada
pertahanan anatomis dan fisiologis yang normal. Ini paling sering terjadi akibat virus pada
saluran napas bagian atas. Virus tersebut dapat menyebar ke saluran napas bagian bawah dan
menyebabkan pneumonia virus.

Kemungkinan lain, kerusakan yang disebabkan virus terhadap mekanisme pertahan


yang normal dapat menyebabkan bakteri patogen menginfeksi saluran napas bagian bawah.
Bakteri ini dapat merupakan organisme yang pada keadaan normal berkolonisasi di saluran
napas atas atau bakteri yang ditransmisikan dari satu orang ke orang lain melalui penyebaran
droplet di udara. Kadang-kadang pneumonia bakterialis dan virus ( contoh: varisella,
campak, rubella, CMV, virus Epstein-Barr, virus herpes simpleks) dapat terjadi melalui
penyebaran hematogen baik dari sumber terlokalisir atau bakteremia/viremia generalisata.

Setelah mencapai parenkim paru, bakteri menyebabkan respons inflamasi akut yang
meliputi eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasi leukosit polimorfonuklear di alveoli
yang diikuti infitrasi makrofag. Cairan eksudatif di alveoli menyebabkan konsolidasi lobaris
yang khas pada foto toraks. Virus, mikoplasma, dan klamidia menyebabkan inflamasi
dengan dominasi infiltrat mononuklear pada struktur submukosa dan interstisial. Hal ini
menyebabkan lepasnya sel-sel epitel ke dalam saluran napas, seperti yang terjadi pada
bronkiolitis.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.   Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi


sputum.

2.   Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan peningkatan tekanan kapiler alveolus.

3. Nyeri dada berhubungan dengan kerusakan parenkim paru.

4.   Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan


kebutuhan oksigen.

5. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan


kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi.

6.    Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi.

C. RENCANA KEPERAWATAN
 Prioritas Diagnosa
1.  Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi
sputum.
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan peningkatan tekanan kapiler
alveolus.
3. Nyeri dada berhubungan dengan kerusakan parenkim paru.
4. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi.
5. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi.
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
 Rencana Keperawatan
1. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan peradangan, penumpukan secret.
Tujuan : Setelah diberikan askep selama ..x 24 jam diharapkan bersihan jalan nafas
efektif, ventilasi paru adekuat dan tidak ada penumpukan secret.

Kriteria evaluasi :
Intervensi :

1) Monitor frekuensi atau kedalaman pernapasan dan gerakan dada.


Rasional : takipnea, pernapasan dangkal, dan gerakan dada tak simetris terjadi
karena peningkatan tekanan dalam paru dan penyempitan bronkus. Semakin
sempit dan tinggi tekanan semakin meningkat frekuensi pernapasan.

2) Auskultasi area paru, catat area penurunan atau tak ada aliran udara
Rasional : suara mengi mengindikasikan terdapatnya penyempitan bronkus oleh
sputum. Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan cairan.
Krekels terjadi pada area paru yang banyak cairan eksudatnya.

3) Bantu pasien latihan nafas dan batuk secara efektif.


Rasional : nafas dalam memudahkan ekspansi maksimum paru-paru atau jalan
napas lebih kecil. Batuk secara efektif mempermudah pengeluaran dahak dan
mengurangi tingkat kelelahan akibat batuk.

4) Suction sesuai indikasi.


Rasional : mengeluarkan sputum secara mekanik dan mencegah obstruksi jalan
napas.

5) Lakukan fisioterapi dada.


Rasional : merangsang gerakan mekanik lewat vibrasi dinding dada supaya
sputum mudah bergerak keluar.

6) Berikan cairan sedikitnya 1000 ml/hari (kecuali kontraindikasi). Tawarkan air


hangat daripada dingin.
Rasional : meningkatkan hidrasi sputum. Air hangat mengurangi tingkat
kekentalan dahak sehingga mudah dikeluarkan.

7) Kolaborasi pemberian obat bronkodilator dan mukolitik melalui inhalasi


(nebulizer).
Rasional : memudahkan pengenceran dan pembuangan sekret dengan cepat.

2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan peningkatan tekanan kapiler


alveolus.
Tujuan : setelah diberikan askep selama...x24 jam diharapkan

Kriteria evaluasi :

Intervensi :

1) Observasi frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernapas.


Rasional : Distres pernapasan yang dibuktikan dengan dispnea dan takipnea
sebagai indikasi penurunan kemampuan menyediakan oksigen bagi jaringan.

2) Observasi warna kulit, catat adanya sianosis pada kulit, kuku, dan jaringan
sentral.
Rasional : Sianosis kuku menunjukkan vasokonstriksi. Sedangkan sianosis daun
telinga, membran mukosa dan kulit sekitar mulut (membran hangat)
menunjukkan hipoksemia sistemik.

3) Kaji status mental dan penurunan kesadaran.


Rasional : Gelisah, mudah terangsang, bingung, dan somnolen sebagai petunjuk
hipoksemia atau penurunan oksigenasi serebral.

4) Awasi frekuensi jantung atau irama


Rasional : Takikardia biasanya ada sebagai akibat demam atau dehidrasi tetapi
dapat sebagai respons terhadap hipoksemia

5) Awasi suhu tubuh.


Rasional : Demam tinggi saat meningkatkan kebutuhan metabolik dan
kebutuhan oksigen dan mengganggu oksigensi seluler.

6) Kolaborasi pemberian terapi oksigen dengan benar, misalnya dengan masker,


masker venturi, nasal prong.
Rasional : tujuan terapi oksigen adalah mempertahankan PaO2 di atas 60 mmHg
(normal PO2 80-100 mmHg). Oksigen diberikan dengan metode yang
memberikan pengiriman tepat dalam toleransi pasien.

3. Nyeri dada berhubungan dengan kerusakan parenkim paru.


Tujuan : setelah diberikan askep...x24 jam diharapkan nyeri dapat berkurang.

Kriteria evaluasi :

Intervensi :

1) Tentukan karakteristik nyeri, misalnya tajam, konstan, ditusuk, selidiki


perubahan karakter atau lokasi atau intensitas nyeri.
Rasional : nyeri pneumonia mempunyai karakter nyeri dalam dan meningkat
saat inspirasi dan biasanya menetap. Nyeri dapat dirasakan pada bagian apeks
atau tengah dada, kalau pada dada bagian bawah nyeri kemungkinan timbul
komplikasi perikarditis.

2) Pantau tanda vital.


Rasional : nyeri akan meningkatkan mediator kimia serabut persarafan yang
dapat merangsang vasokonstriksi pembuluh darah sistemik, meningkatkan
denyut jantung, meningkatkan kebutuhan oksigen jaringan (meningkatkan RR).

3) Berikan tindakan distraksi, misalnya mendengarkan musik anak, menonton film


tentang anak-anak.
Rasional : mengurangi fokus terhadap nyeri dada sehingga dapat mengurangi
ketegangan karena nyeri.

4) Berikan tindakan nyaman, misalnya pijatan punggung, perubahan posisi, musik


tenang, relaksasi, atau latihan napas.
Rasional : tindakan non analgesik diberikan dengan sentuhan lembut dapat
menghilangkan ketidaknyamanan dan mempertahankan efek terapi analgesik.

4. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan


kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi.
Tujuan : Setelah diberikan askep ....x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria evaluasi :

Intervensi :
1) Identifikasi faktor yang menimbulkan mual atau muntah, misalnya sputum
banyak, pengobatan aerosol, dispnea berat, nyeri.
Rasional : sputum akan merangsang nervus vagus sehingga berakibat mual,
dispnea dapat merangsang pusat pengaturan makan di medula oblongata.

2) Berikan wadah tertutup untuk sputum dan buang sesering mungkin. Berikan
atau bantu kebersihan mulut setelah muntah. Setelah tindakan aerosol dan
drainase postural, dan sebelum makan.
Rasional : menghilangkan tanda bahaya, rasa, bau dari lingkungan pasien dan
dapat menurunkan mual.

3) Jadwalkan pengobatan pernapasan sedikitnya 1 jam sebelum makan.


Rasional : menurunkan efek mual yang berhubungan dengan pengobatan ini.

4) Auskultasi bunyi usus. Observasi atau palpasi distensi abdomen.


Rasional : bunyi usus mungkin menurun/ tak ada bila proses infeksi berat atau
memanjang. Distensi abdomen terjadi sebagai akibat menelan udara atau
menunjukkan pengaruh toksin bakteri pada saluran GI.

5) Berikan makan porsi kecil dan sering termasuk makanan kering (roti panggang,
krekers) dan atau makanan yang menarik untuk pasien.
Rasional : tindakan ini dapat meningkatkan masukan meskipun nafsu makan
mungkin lambat untuk kembali.

6) Evaluasi status nutrisi umum. Ukur berat badan dasar.


Rasional : adanya kondisi kronis (seperti PPOM atau alkoholisme) atau
keterbatasan keuangan dapat menimbulkan malnutrisi, rendahnya tahanan
terhadap infeksi dan atau lambatnya respons terhadap terapi.

5. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi.


Tujuan :

Kriteria evaluasi :

Intervensi :
1) Kaji suhu tubuh dan nadi setiap 4 jam.
Rasional : untuk mengetahui tingkat perkembangan pasien.

2) Pantau warna kulit dan suhu.


Rasional : sianosis menunjukkan vasokontriksi atau respons tubuh terhadap
demam.

3) Berikan dorongan untuk minum sesuai pesanan.


Rasional : peningkatan suhu tubuh meningkatkan peningkatan IWL, sehingga
banyak cairan tubuh yang keluar dan harus diimbangi pemasukan cairan.

4) Lakukan tindakan pendinginan sesuai kebutuhan, misalnya kompres hangat.


Rasional : demam tinggi sangat meningkatkan kebutuhan metabolik dan
kebutuhan oksigen dan menggangu oksigenasi seluler.

5) Kolaborasi pemberian antipiretik yang diresepkan sesuai kebutuhan.


Rasional : mempercepat penurunan suhu tubuh.

6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan


kebutuhan oksigen.
Tujuan : setelah diberikan askep...x24 jam diharapkan

Kriteria evaluasi :

Intervensi :

1) Evaluasi respons pasien terhadap aktivitas. Catat laporan dispnea, peningkatan


kelemahan atau kelelahan
Rasional : menetapkan kemampuan atau kebutuhan pasien dan memudahkan
pilihan intervensi.

2) Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai
indikasi. Dorong penggunaan manajemen stres dan pengalih yang tepat.
Rasional : menurunkan stres dan rangsangan berlebihan, meningkatkan
istirahat.
3) Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya
keseimbangan aktivitas dan istirahat.
Rasional : tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan
kebutuhan metabolik, menghemat energi untuk penyembuhan. Pembatasan
aktivitas dilanjutkan dengan respons individual pasien terhadap aktivitas dan
perbaikan kegagalan pernapasan.

4) Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan atau tidur.
Rasional : pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi, tidur di kursi atau
menunduk ke depan meja atau bantal.

5) Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan. Berikan kemajuan peningkatan


aktivitas selama fase penyembuhan.
Rasional : meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan
kenutuhan oksigen.
11. Apa definisi dari penyakti TBC

TBC (Tuberkulosis) yang juga dikenal dengan TB adalah penyakit paru-paru akibat kuman
Mycobacterium tuberculosis. TBC akan menimbulkan gejala berupa batuk yang berlangsung
lama (lebih dari 3 minggu), biasanya berdahak, dan terkadang mengeluarkan darah.

12. Apa tanda dan gejala dari TBC?

Gejala-gejala TBC (tuberkulosis) yang muncul dapat berupa:

 Batuk yang berlangsung lama (3 minggu atau lebih), biasanya berdahak.


 Batuk mengeluarkan darah.
 Berkeringat pada malam hari.
 Penurunan berat badan.
 Demam dan menggigil.
 Lemas.
 Nyeri dada saat bernapas atau batuk.
 Tidak nafsu makan.
 Lemas.
13. Sebutkan diagnose keperawatan pada pasien dengan TBC, bagaimana hal tersebut bisa
terjadi? Jelaskan patofisiologi munculnya masalah keperawatan pada pasien TBC

Etiologi

Penyebab dari penyakit tuberculosis paru adalah kuman (bakteri) yang hanya dapat dilihat
dengan microskop, yaitu mycobacterium tuberculosis. Microbakteri adalah bakteri aerob,
berbentuk batu yang membentuk spora.

Patofisiologi

Penyebab tuberculosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi
droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam,
tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaman. Dalam
suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. BCG partikel
infeksi ini terhisap oleh orang sehat, maka akan menempel pada jalan nafas atau paru-paru.
Kuman akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrofag. Kebanyakan
partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag kewar dari cabang trakea bronchial
bersama gerakan silia dalam sekretnya.

Bila kuman menetap di jaringan paru, maka akan berkembang biak dalam sitoplasma makrofag.
Disini kuman dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Bila, masukke arteri pulmonalis
maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru menjadi TB milier.
Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus dan juga diikuti
pembesaran kelenjar getah bening virus. Semua proses ini memakan waktu 3-8 minggu.

Pemeriksaan diagnostic

a. Kultur sputum : positif untuk mycrobacterium tuberculosis

b. Ziehl-Neelsen : positif untuk basil-basil asam cepat

c. Teskulit (PPD, Mantoux, Potongan volumer) menunjukkan : infeksi masa lalu dan adanya
anti bodi, tetapi tidak secara berarti menunjukkan penyakit aktif.

d. Foto thorax : menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas.

e. Histologi atau kulutr jaringan: positif untuk mycobacterium tuberculosis.

f. Pemeriksaan fungsi paru: penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan
rasio udara residu dan kapasitas paru total, dan penurunan satuarasi desigen sekunder terhadap
infiltrasi perenkim atau fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural.

14. Apa yang disebut dengan pneumotorak?

Pneumothorax adalah istilah medis untuk terkumpulnya udara pada rongga pleura, yaitu rongga
tipis yang dibatasi dua selaput pleura di antara paru-paru dan dinding dada. Udara yang
terkumpul pada rongga pleura dapat terjadi akibat adanya celah yang terbentuk akibat cedera
pada dinding dada atau robekan pada jaringan paru-paru. Akibatnya, udara tersebut dapat
menekan paru-paru dan membuat paru-paru menjadi mengempis (kolaps).

15. Apa masalah yang akan muncul pada pneumotoraks?

Dx Keperawatan I: Ketidak efektifan pola pernapasan yang berhubungan dengan menurunnya


ekspansi paru skunder terhadap peningkatan tekanan dalam rongga pleura.

Tujuan Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
pola pernapassan klien kembali efektif.

Anda mungkin juga menyukai