Anda di halaman 1dari 3

1.

Kemampuam membaca pada MMP ditekankan pada kemampuam “melek huruf”,


pada membaca tingkat lanjut diarahkan pada kemampuan “melek wacana”,
sedangkan pada kemampuam menulis ditekankan pada “kemampuan yang bersifat
mekanik” Jelaskan perbedaan makna ketiga kemampuam tersebut! 

Jawaban :

a. Kemampuan Melek Huruf


Kemampuan melek huruf maksudnya, anak-anak dapat mengubah dan melafalkan
lambing-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi bermakna. Pada tahap ini sangat
dimungkinkan anak-anak dapat melafalkan lambing-lambang huruf yang
dibacanya tanpa diikuti oleh pemahaman terhadap lambing bunyi-bunyi tersebut.

b. Kemampuan Melek Wacana


Kemampuan melek wacana adalah kemampuan mengenali, memahami, membaca
suatu bacaan, simbol atau makna lainya, namun tidak bisa menulis.

Contoh ; Seseorang awam yang hanya mengerti sedikit bahasa inggris, paling
hanya tau sepatah dua patah kata bahasa inggris serta terjemahanya juga. Semisal
mother, father pasti banyak orang awam tau artinya ayah dan ibuk. Namun orang
awam tersebut belum pasti mampu untuk menuliskan kalimat tersebut, karena
hanya memiliki kemampuan melek wacana atau membaca saja.

c. Kemampuan berdifat Mekanik


Yaitu Anak-anak dilatih untuk dapat menuliskan ( mirip dengan kemampuan
melukis atau menggambar) lambang-lambang tulis yang jika dirangkaikan dalam
sebuah struktur, lambang-lambang itu menjadi bermakna

2. Coba Anda jelaskan perbedaan pengejaan pada metode eja dan metode bunyi pada
membaca permulaan! 

Jawaban :

a. Metode Eja

Pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan metode ini memulai


pengajarannya dengan memperkenalkan huruf-huruf alpabetis. Huruf-huruf
tersebut dihafalkan dan dilafalkan peserta didik sesuai dengan bunyinya
menurut abjad. Sebagai contoh:
A a, B b, C c, D d, E e, F f, G g,

Dilafalkan sebagai: a, be, ce, de, e, ef, ge, dan seterusnya.

Setelah melalui tahapan ini, para siswa diajak untuk berkenalan dengan suku
kata dengan cara merangkaikan beberapa huruf yang sudah dikenalnya

Misalnya: b, a, = ba (dibaca = be, a = ba)

d, u = du (dibaca =de, u = du)

ba – du dilafalkan badu

b, u, k, u menjadi:

b, u = bu (dibaca be, u = bu)

k, u = ku (dibaca ke, u =ku)

b. Metode Bunyi

Proses pembelajaran membaca permulaan pada sistem pelafalan abjad atau


huruf dengan metode bunyi adalah:

b dilafalkan /eb/

d dilaflakan /ed/ : dilafalkan dengan e pepet seperti pengucapan pada kata;


benar, keras, pedas, lemah dan sebagainya

c dilafalkan /ec/

g dilafalkan /eg/

p dilafalkan /ep/ dan sebagainya


Dengan demikian, kata “nani” dieja menjadi:

en,a = na

en, i = ni = dibaca = na-ni

Dari penjelasan metode di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran MMP


melalui metode bunyi adalah bagian dari metode eja. Prinsip dasar dan proses
pembelajaran tidak jauh berbeda dengan metode eja/abjad di atas. Demikian
juga dengan kelemahan-kelemahannya, perbedaannya terletak hanya pada cara
atau sistem pembacaan atau pelafalan abjad.

3. Mengapa kemajuan siswa dalam MMP perlu penilaian proses dan hasil? Jelaskan
perbedaan kedua penilaian tersebut!

Jawaban :

a. Penilaian proses dilaksanakan saat proses pembelajaran berlangsung. Penilaian


proses merupakan penilaian yang menitik beratkan sasaran penilaian pada tingkat
efektivitas kegiatan belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pengejaran

b. Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan data tentang
capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek
keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis yang dilakukan untuk
proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar

4. Apa yang membedakan antara pembelajaran bahasa dengan fokus menulis dan
pembelajaran membaca dengan fukus membaca! 

Jawaban : yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengn focus


membaca adalah pembeljaran bahasa Indonesia dengan focus menulis adalah
pembelajaran yang dipusatkan pada kegiatan menulis begitu pula dengan focus
membaca yaitu pembelajaran yang memusatkan kegiatan membaca

Anda mungkin juga menyukai