Anda di halaman 1dari 50

LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM

IPA DI SD PDGK4107 MODUL 6

GELOMBANG

NAMA : YUSNITA AGUSTIN

NIM : 858773691

UPBJJ : UT MALANG

A. KEGIATAN PRAKTIKUM 1 : Jenis dan Bentuk Gelombang


1. Judul Percobaan: Percobaan jenis jenis Gelombang
Tujuan :
• berulang ulang seperti langkah kedua. Amati arah getar dan arah rambat
gelombang. Gelombang yang terjadi ini disebut gelombang transversal.
Bagaimanakah arah getar dan arah rambat gelombang transversal itu ?
• Ikatkan karet gelang di tengah-tengah slinki. Lalu usik lagi ujung slinki
yang Anda pegang berulang-ulang. Amati karet gelang tersebut, ketika
gelombang berjalan, ikut berpindahkah karet gelang tersebut ? Adakah
energi yang merambat melalui pegas ? Jika ada, darimanakah asalnya ?
• Lakukan percobaan dari langkah a sampai dengan d sekali lagi. Kali ini
slinki diganti kabel listrik. Samakan hasilnya dengan menggunakan
slinki.Jika ada perbedaannya sebutkan !
• Ambil slinki, rentangkan di atas lantai yang licin ikat salah satu ujung
pada tiang yang cukup kokoh atau dipegang dengan Anda. Ujung yang
lain dipegang sendiri. Usiklah ujung slinki yang Anda pegang berulang-
ulang dengan cara menggerakkan ujung slinki dengan cepat ke
belakang lain ke depan. Amati arah getar ( arah usikan ) dan arah
rambat gelombang-gelombang yang terjadi disebut gelombang
longitudinal. Bagaimanakah arah getar dan arah rambat gelombang
longitudinal tersebut ?

• Apa perbedaan antara gelombang transversal dan gelombang


longitudinal ?
a. Hasil Pengamatan

Hasil Pengamatan menunjukkan, Pada saat slinki diusik dengan cara


menggerak- gerakkan ujung slinki,terlihat adanya suatu rambatan atau
gelombang.
b. Pembahasan
1. Slinki direntangkan diatas lantai yang licin,salah satu ujungnya
dipegang sendiri dan ujung yang lain dipegang teman.Lalu slinki
diusik ujungnya dengan cara menggerakkan ujung slinki dengan
cepat kekiri lalu kekanan sehingga terjadi rambatan pada slinki yang
membentuk gelombang.

Gelombang adalah gerakan merambat pada suatu benda yang diberi energi.

2. Percobaan dilakukan beberapa kali sampai dapat diamati dan dilihat


arah usikan dan rambat gelombangnya.Ternyata arah usikan tegak
lurus dengan arah rambatannya.Hal demikian disebut gelombang
transversal,yakni gelombang yang arah getarannya tegak lurus pada
arah rambatan gelombangnya.

3. Percobaan kedua diberi karet gelang ditengah-tengah slinki lalu ujung


slinki yang dipegang diusik secara berulang-ulang,ternyata karet gelang
tersebut ikut berpindah bersama gelombang,dan juga karet gelang
berpindah karena adanya energi yang merambat melalui slinki.Energi ini
berasal dari usikan slinki (pada saat ujung slinki digerakkan ).

4. Percobaan ketiga,slinki diganti dengan kabel listrik. Langkahnya sama


yaitu diberi usikan diujung kabel,sedang ujung yang lain diikatkan pada
tiang atau dipegang salah seorang teman.Ternyata hasilnya berbeda
dengan slinki. Bedanya adalah pada kabel listrik tidak muncul
gelombang. Pada saat diberi gelang dibagian tengah kabel,ternyata karet
gelang tidak berubah atau berpindah,berarti tidak ada energi pada kabel listrik
tersebut.
5. Pada percobaan ini diamati arah usikan dan rambatannya
(gelombang).Ternyata arah usikan searah dengan arah rambatannya. Maka
gelombang ini dinamakan Gelombang Longitudinal.

6. Perbedaan antara gelombang transfersal dengan gelombang longitudinal


adalah pada arah rambatannya yaitu bila transfersal tegak lurus sedangkan
longitudinal searah rambatannya.
c. Kesimpulan
1. Gelombang transfersal adalah gelombang yang arah getarannya tegak lurus
dengan arah rambatannya.

2. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarannya searah


dengan arah rambatannya.

3. Perbedaan antara gelombang transfersal dan gelombang longitudinal terletak


pada arah rambatannya yaitu bila transfersal tegak lurus sedangkan
longitudinal searah rambatannya.

d. Pertanyaan dan Jawaban


Apakah perbedaan gelombang antara gelombang transversal dan gelombang
longitudinal?
Gelombang transversal Adalah gelombang yang memiliki arah rambat tegak
lurus dengan arah getarnya. Contoh gelombang transversal adalah gelombang
pada tali. Arah getar gelombang adalah vertikal, sedangkan arah rambatnva
horizontal sehingga arah getar dan arah rambatnva satins. Gelombang
longitudinal Adalah gelombang yang memiliki arah getar sejajar dengan arah
rambatnya contohnya adalah gelombang pada slinki yang digerakkan maju
mundur.
2. Judul percobaan: Percobaan Sifat Pemantulan Gelombang
Tujuan :
Mengamati sifat pemantulan gelombang
Alat dan Bahan :
a. Slinki
b. Benang kasur
c. kerikil
Langkah Kerja :
➢ lakukan percobaan tersebut di kolam, di bak air atau di bejana yang
berisi air, jatuhkan kerikil ke atas permukaan air. Kemudian amati
gelombang yang terjadi di permukaan air. Bagaimanakah bentuk
gelombangnya ? Perhatikan sisi-sisi kolam, bak atau bejana yangb
dikenai gelombang. Adakah gelombang yang dipantulkan ?
➢ rentangkan slinki sejauh 1,5 m. Ikatkan salah satu ujungnya pada tiang
yang kokoh atau dipegang teman Anda, ujung yang satu ini harus tetap
pada tempat yang tidak bergeser (disebut ujung terikat).
➢ Ujung slinki lainnya Anda pegang, getarkan satu kali sehingga
membentuk setengah panjang gelomban. Amati perambatan setengah
gelombang (denyut) sampai gelombang tersebut hilang. Jika pola
perambatan gelombang tersebut belum teramati dengan jelas, getarkan
lagi ujung slinki tersebut, dapatkah gelombang dipantulkan ?
Bagaimanakah fase gelombang pantul dibandingkan dengan fase
gelombang asalnya ?

➢ Ujung slinki yang terikat atau yang dipegang oleh teman Anda
sekarang ikat dengan benang yang panjangnya -+ 1,5 m. Ikatkan ujung
benang yang jauhnya 1,5 m dari ujung slinki ke tiang yang kokoh atau
dipegang saja oleh teman Anda. Ujung slinki ini sekarang dapat
bergerak bebas oleh karena itu kita sebut slinki ujung bebas.
➢ Getarkan ujung slinki yang Anda pegang satu kali sehingga
membentuk setengah panjang gelombang seperti percobaan 2 langkah
2 Amati perambatan setengah panjang gelombang ini. Dengan ujung
bebas ini, bagaimanakah fase gelombang pantul dibandingkan dengan
gelombang asalnya?

a. Hasil Pengamatan
b. Pembahasan
Pada saat kerikil dijatuhkan ke atas air yang berada didalam bak gelombang
yang dihasilkan mirip gelombang transversal dimana arah gelombang tegak
lurus dengan arah rambatannya. Dan dibagian pinggir/sisi bak yang dikenai
gelombang, gelombng dipantulkan kembali.
Pada slinki yang salah satu ujungnya diikat kuat pada tiang dan digetarkan
ujung lainnya dengan tangan sampai membentuk ½ gelombang, ternyata
gelombang dpat dipantulkan dan fase gelombang berlawanan arah dengan
gelombang aslnya. Sementara pada slinki yang salah satu ujungnya diikat
dengan longgar/tali panjangnya 150cm, sehingga slinki dapat bergerak bebas
ternyata fase gelombang pantul dan gelombang asalnya adalah sama.

c. Kesimpulan
1. Gelombang yang terjadi di air dapat dipantulkan kembali
2. Ujung slinki yang terikat kuat, gelombang datang dan gelombang
pantulnya fase gombang berlawanan arah.
3. Ujung slinki yng terikat bebas, gelombang dating = gelombang pantulnya.

4. Judul percobaan: percobaan gelombang stasioner


Tujuan :
a. Mengamati gelombang stasioner
b. Menjelaskan pengertian gelombang stasioner
c. Menjelaskan hal-hal yang menimbulkan gelombang stasioner
d. Menjelaskan pengaruh tegangan terhadap panjang gelombang.
Alat dan Bahan :
a. Catu daya
b. Pewaktu ketik atau bel listrik
c. Benang kasur panjang 1,5 m
d. Beban gantung 75 gram, 100 gram, 125 gram.
Langkah Kerja :
• Rangkai alat dan bahan seperti gambar 6.6 di modul.
Keterangan :
1. Catu daya
2. Pewaktu ketik
3. Tali
4. Katrol meja
5. Beban gantung.
Catu daya dipasang pada tegangan 6 volt AC. Massa beban gantung
yang digunakan 75 gram, hitung tegangan tali (lama dengan berat
beban gantung)
• Hidupkan catu daya, geser pewaktu ketik ke arah katrol meja perlahan-
lahan sampai timbul gelombang stasioner pada tali. Amati gelombang
stasioner tersebut, terlihat berjalankah ? Mengapa ? terjadikah paduan
gelombang pada gelombang stasioner ?
• Ukuran panjang gelombang (𝜆1) pada tali tersebut.
• Matikan catu daya. Ganti atau tambahkan beban sehingga menjadi 100
gram. Hitung tegangan tali (T) dengan beban 100 gram tersebut.
• Hidupkan catu daya. Geser-geser pewaktu ketik sehingga timbul
kembali gelombang stasioner pada tali itu. Ukur panjang gelombang (𝜆2)
pada tali tersebut.
• Matikan catu daya. Ganti atau tambahkan beban (𝑇3) sehingga menjadi
125 gram. Hitung tegangan tali dengan beban 125 gram.
• Hidupkan catu daya. Geser-geser pewaktu ketik sehingga timbul
kembali gelombang stasioner pada tali itu. Ukur panjang gelombang
pada tali tersebut.
• Bandingkan panjang gelombang stasioner 𝜆1, 𝜆2, dan 𝜆3. Bandingkan
hubungan panjang gelombang dengan tegangan tali.

A. Hasil Pengamatan

Pada saat rangkaian diujicobakan / dinyalakan maka akan terjadi gelombang pada
tali yaitu tali bergetar naik turun.

Gambar sebelum dilempar batu Gambar setelah dilempar batu


b. Pembahasan

1. Catu daya dipasang pada tegangan 6 volt. Massa beban gantung yang
digunakan 75 gram.Tegangan tali sama dengan massa beban dibagi panjang tali
yaitu:

µ: M : 75 gram : 50

l 1.5 m

T = m.g = 0,075 . 10 = 0,75 N

2. Pada saat catudaya dihidupkan pewaktu detik digeser ke arah katrol meja
secara perlahan sampai timbul gelombang stasioner pada tali, ternyata muncul
gelombang stasioner terlihat berjalan, karena ada energi dari catudaya dan terjadi
perpaduan gelombang pada gelombang stasioner.

3. Panjang gelombang dapat diukur pada tali tersebut yaitu:

λ1 : 2l Dengan n : 1,2,3

λ2 : 2l : 2.1,5 m : 3 : 3

n1 1 1

λ1 = 2. 1,5 : (1) = 3 m

λ2 = 2. 1,5 : (2) = 1,5 m

λ3 = 2. 1,5 : (3) = 1 m

3. Catudaya diamati beban ditambah menjadi 100 gram. Maka tegangan


talinya adalah: T : m : 100 gr : 68

l 1.5 m

T2 = m.g = 0,1 . 10 = 1 N

µ2 = m : l = 0,1 : 1,5 = 0,07

4. Catudaya dihidupkan,pewaktu ketik digeser hingga timbul kembali


gelombang tali.Maka panjang gelombang (λ2) dapat dihitung:

λ2= m =2.1,5 =3 =1,5

l 2 2

5. Beban ditambah menjadi 125 gr.Tegangan tali pada massa tersebut adalah:

T = m = 125 gr = 83

l 1.5 m

T3 = m.g = 0,125 . 10 = 1,25 N


6. Catudaya dihidupkan hingga timbul gelombang pada tali maka panjang
gelombangmya 3(λ3) adalah:

λ3= m =2.1,5 =3 =1

l 3 3

7. Perbandingan panjang gelombang λ1,λ2 dan λ3 = 3 : 1,5 : 1

d. Jawaban Pertanyaan
1. Batu yang dilemparkan ke kolam menyebabkan terjadinya gelombang
dipermukaan air.Gelombang ini merupakan gelombang transversal,karena
arah getarannya tegak lurus terhadap arah rambatannya.

2. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik,maka cahaya merambatkan


partikel-partikel yang bermuatan positif dan negatif dengan frekuensi
gelombang pendek dan gelombangnya bergerak lurus kesemua arah.

3. gambar pada tali tersebut:

4. Hal itu dilakukan untuk menjaga elastisitas tali yang bisa menimbulkan
gelombang dengan daya tertentu.
5. Jika panjang gelombang berbeda, maka frekuansinya tetap atau sama.

B. KEGIATAN PRAKTIKUM 2 : Getaran dan Bunyi


1. Judul Percobaan: percobaan getaran benda oleh pegas
d. Hasil pengamatan
Tabel 6.1
Massa Benda = 100 gram
Percobaan ke Waktu 20 getaran (sekon) Periode (sekon) Frekwensi (hertz)

1 12,88 0,644 1,56

2 12,96 0,648 1,55

3 13,03 0,651 1,54

4 13,08 0,654 1,53

5 13,17 0,658 1,52


T = 0,65 sekon
F = 1,54 HZ

Hasil pengamatan pengaruh massa terhadap frekwensi


Tabel 6.2

Massa benda Percobaan ke Waktu 20 getaran Periode Frekwensi Hertz

(gram) (sekon) (sekon) (hertz)

1 14,55 0,73 1,37 1,37

150 2 14,65 0,73 1,37 1,37

3 14,68 0,74 1,37 1,37

4 14,67 0,73 1,37 1,37

5 14,63 0,73 1,37 1,37

1 12,86 0,64 1,55 1,55

200 2 12,40 0,62 1,61 1,61

3 12,73 0,64 1,55 1,55

4 12,89 0,64 1,55 1,55

5 13,08 0,65 1,52 1,52

1 12,25 0,61 1,64 1,64

250 2 12,04 0,60 1,67 1,67

3 11,94 0,60 1,67 1,67

4 11,10 0,56 1,79 1,79

5 10,87 0,54 1,85 1,85

1 10,68 0,53 1,89 1,89

300 2 10,06 0,56 1,79 1,79

3 9,58 0,48 2,09 2,09

4 9,38 0,46 2,17 2,17

5 8,17 0,40 2,50 2,50


d. Pembahasan:
Getaran benda pada pegas dengan massa benda yang sama,dan waktui
getaran yang sama pula yaitu 20 kali serta periodenya juga sama
meskipun terdapat selisih waktu yang sangat kecil namun dianggap
sama.Sedangkan getaran benda pada pegas pada massa benda yang

berbeda,maka akan menghasilkan waktu dan frekwensi yang berbeda


pula.

e. Kesimpulan:
Getaran benda pada pegas,periode dan frekwensinya dipengaruhi oleh
massa benda

2. Judul percobaan: Percobaan Getaran Benda Pada Ayunan (Bandul


Sederhana)
a. Hasil pengamatan

Tabel 6.3

Panjang tali(f) = 100 cm (tetap)

Beban (gr) 10 T (s) T periode (s) f frekuensi (Hz)

20 20,71 10 : 2,07 207,1 : 0,48

30 20,16 10 : 2,02 201,6 : 0,50

40 19,57 10 : 1,96 195,7 : 0,51

50 19,03 10 : 1,90 190,3 : 0,53

60 19,49 10 : 1,95 194,9 : 0,51

70 20,58 10 : 2,06 205,8 : 0,49

80 20,69 10 : 2,07 206,9 : 0,48

90 21,46 10 : 2,15 214,6 : 0,47

100 20,79 10 : 2,08 207,9 : 0,48


Tabel 6.4

Massa beban (m) = 60 gram (tetap)

Beban tali (l) (cm) 10 T (s) T periode (s) T 2

100 19,61 10 : 1,96 384,5 : 0,51

90 18,18 10 : 1,82 330,5 : 0,55

80 17,76 10 : 1,78 315,4 : 0,56

70 16,17 10 : 1,62 261,5 : 0,62

60 15,19 10 : 1,52 230,7 : 0,66

50 14,10 10 : 1,41 198,8 : 0,71

40 12,45 10 : 1,25 155,0 : 0,80

30 10,17 10 : 1,02 103,4 : 0,98

20 7,98 10 : 0,78 63,7 : 1,28

Massa benda = 60 gr (tetap)

b. Pembahasan

Beban / bandul digantungkan pada seutas benang di tiang setinggi +1,5


m.kemudian benda ditarik dari kedudukan setimbang (0) dengan tangan kiri dan
sudut penyimpangan 100 (titik A) selanjutnya dilepas dan dihitung kembalinya
ke titik A selama 10 hitungan dan dicatat waktunya. Percobaan ini dilakukan
berulang-ulang dengan mengganti beban.

Pada percobaan kedua menggunakan beban yang sama yaitu 60 gr dengan


mengubah panjang tali dari 20 cm sampai 60 cm.

c. Kesimpulan

1. Periode dan frekuensi bandul dipengaruhi oleh beban.


Periode dan frekuensi bandul dipengaruhi oleh panjang tali.
3. Judul percobaan: Percobaan Benda Bergetar Sebagai Sumber Bunyi

a. Hasil Pengamatan
No. Panjang mistar yang menonjol Menimbulkan Keterangan
(cm) bunyi

Ya Tidak

1. 25 √ Bunyi terdengar keras

2. 20 √ Bunyi agak keras

3. 15 √ Bunyi lemah

4. 10 √ Bunyi sangat lemah

5. 5 √ Hampir tak terdengar

b. Pembahasan

Mistar plastik yang diletakan diatas meja dan salah satu tepinya ditonjolkan
melebihi bibir meja, kemudian ujung mistar digetarkan dandilakukan sebanyak
5 kali dengan panjang tonjolan yang berbeda. Mistar yang lebih pendek
(tonjolannya) lebih cepat getarannya, sedangkan yang lebih panjang lebih
lambat sehingga mempengaruhi bunyi yang dihasilkan.

c. Kesimpulan

1.Getaran dapat menimbulkan bunyi.

2.Bunyi merambat melalui udara.

4. Judul Percobaan: Percobaan Resonasi Bunyi


a. Resonansi Ayunan Bandul.

Tabel 6.6

Pengamatan Resonansi Ayunan Bandul

No. Bandul A Bandul B Bandul C

1. Digerakan sebentar Beresonansi cepat Beresonansi lambat

2. Digerakan agak lama Resonansi makin lambat Resonansi makin lambat


Pembahasan

Panjang bandul A dan B adalah 30 cm. Bandul C + 40 cm. Bandul A digerakan


dengan cara menarik ke samping sejauh 5 cm tegak lurus dengan mistar, lalu
dilepaskan. Maka bandul B dan C berayun (beresonansi).

Bandul A digerakan lagi dengan mengamati yang lebih lama, ternyata makin
lama bandul A berayun, makin lama pula resonansi pada bandul B dan C dan
makin lambat, melambat pula resonansinya.

Kesimpulan

1. Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda oleh pengaruh


getaran benda yang lain.

2. Syarat terjadinya resonansi adalah jika bunyi tersebut terdengar keras


dibandingkan dengan bunyi asalnya.

b. Resonansi Bunyi pada Kolom Udara

Tabel 6.7

Pengamatan resonansi bunyi pada kolom udara

Resonansi K 2 Panjang kolom udara (l) Suhu (T) Keterangan

1(satu) 3m 28 C
0
Celupan gelas ke-1

2(dua) 5m 28 C
0
Celupan gelas ke-2

Pembahasan

Kami celupkan tabung kaca kedalam bejana berisi air hingga hampir tengelam.
Lalu digetarkan sebuah garputala diatas tabung kaca perlahan-lahan tabung kaca
ditarik sambil didengarkan, ternyata ada dengungan.Kegiatan ini diulangi
beberapa kali lagi.

Cepat rambat udara


V = 331 x 0,320256
V = 106,604
Panjang kolom udara pada resonansi f adalah – x = ¼ λ
Panjang kolom udara pada resonansi II adalah
l +x=¾λ
2

l –l =¾-¼=½λ
2 3

λ = 2 (l -l )
2 1

λ= 2 (5-3)

λ=2x2m
λ=4m
Kesimpulan :
Panjang gelombang bunyi di udara diperoleh dari pengurangan kolom udara pada resonansi
kedua dikurangi panjang gelombang bunyi diudara pada resonansi pertama.
.

Pertanyaan dan Jawaban


1. a. Periode adalah waktu yang dibutuhkan oleh suatu gelombang penuh untuk
melewati suatu titik tertentu.
b. Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melewati suatu titik tiap satuan waktu
(biasanya per sekon).
2. Frekuensi merupakan hasil kali antara, periode dengan waktu getaran.
3. Faktor yang mempengaruhi periode dan frekuensi pada pegas adalah massa benda
(m).
Faktor yang mempengaruhi periode dan frekuensi pada bandul ayunan adalah
panjang tali dan massa benda.
4. Beberapa pegas yang berbeda elastisitasnya (kelentingannya) masing-masing
digantungkan pada sebuah statis. Pada masing-masing pegas tersebut
digantungkan benda yang massanya sama. Jika semua pegas itu digetarkan maka
frekuensinya berbeda-beda karena elastisitas pegas mempengaruhi periode, waktu
gatar dan panjang gelombang.
5. a. Bandul pada ayunan dapat disebut getaran, karena bandul yang satu akan
menggerakan bandul yang lainnya.
b. Cara yang baik dalam mengukur waktu ayunan adalah tangan kiri memegang
stopwatch sementara tangan kanan mengayunkan bandul. Pada hitungan ketiga
stopwatch dihidupkan bersamaan tangan kanan mengayunkan bandul.
6. frekuensi getaran yang ditimbulkan berbeda karena rangkaian percobaannya juga
berbeda.
7. Bunyi ditimbulkan oleh getaran suatu benda.
8. Medium yang bisa menyampaikan bunyi ke telinga pendengar adalah melalui
perambatan udara.
9. a. Resonansi adalah peristiwa turut bergetarnya suatu benda karena pengaruh
getaran benda lain.
b. Syarat terjadinya resonansi adalah jika bunyi tersebut terdengar lebih keras dari
bunyi aslinya
10. Panjang pada resonansi kedua = 35 cm.
11. Dalam percobaan ruang tertutup, ternyata suhu udara pada saat itu adalah 7 C.
0

Maka cepat rambat bunyi pada tempat tersebut adalah


V = 331 x 0,160128
= 53,062 m/s
c. Kegiatan Praktikum 3 : Telinga

1. Judul Percobaan : Percobaan Kepekaan Indera Pendengar Manusia

a. Hasil Pengamatan

Tabel 6.1

Kepekaan Indera Pendengar Manusia

No. Jarak Telinga sebelum ditutup Telinga setelah ditutup Keterangan

Telinga kiri Telinga kanan Telinga


kanan
1. 1m Terdengar keras sekali Jelas Jelas mendengar
lebih baik
2. 3m Terdengar keras Agak jelas Jelas dari pada
3. 6m Terdengar kurang keras Agak jelas Masih jelas telinga kiri

4. 9m Terdengar lirih Kurang jelas Masih jelas

5. 12 m Terdengar makin lirih Kurang jelas Kurang jelas

b. Pembahasan

Salah satu teman ditutup matanya hingga telinga ikut tertutup mengunakan
sapu tangan. Dua orang lainnya memegang sendok dan mangkuk berjalan 1
m,3 m,6 m,9 m dan 12 m dikanan dan kiri teman yang ditutup telinganya.
Lalu kedua orang yang memegang sendok dan mangkuk memukulkan benda
tersebut secara bergiliran sesuai jarak tersebut. Hasil percobaannya tertuang
dalam tabel diatas.

c. Kesimpulan

Keras lemahnya bunyi tergantung pada banyaknya sel penerima yang


mengirim impuls ke otak. Semakin kuat gelombang bunyi semakin banyak sel
reseptor yang bergerak.
2. Judul Percobaan : Percobaan Struktur dan Fungsi Telinga

a. Hasil Pengamatan

Tabel 6.2

Bagian-bagian yang menyusun telinga beserta fungsinya

No. Nama organ Bagian telinga Keterangan

Luar Tengah Dalam

1. Daun telinga √ Menangkap getaran

2. Lubang √ Mengantarkan geteran


telinga
3. Kelenjar √ Menangkap pertikel debu dan
minyak menghalangi masuknya air

4. Gendang √ Meneruskan gelombang bunyi dari


telinga udara

5. Tulang √ Menangkap getaran dari gendang


martil telinga dan meneruskannya ke tingkap
oval
6. Tulang √
landasan

7. Tulang √
sangurdi

8. Pembuluh √ Memasukan udara ke telinga tengah


eustachius dan menjadikanya tekanan udara di
gendang telinga = tekanan udara
diluar
9. Tingkap Menghantarkan getaran udara
oval

10. Labirin √ Menghasilkan cairan limfe

11. Koklea √ Mengubah getaran menjadi impuls

12. Rumah siput √ Mengirimkan impuls ke otak untuk


diinterprestasikan menjadi bunyi

b. Pembahasan

Bagian-bagian telinga:

Telinga luar

• Daun telinga (external pinna) merupakan bagian telinga yang paling jelas
terlihat dari luar. Daun telinga memiliki lekukan-lekukan khas yang berfungsi
untuk mengumpulkan gelombang suara. Daun telinga memiliki struktur yang
lentur dan elsatis karena tersusun atas jaringan tulang rawan.
• Saluran telinga merupakan kelanjutan dari daun telinga yang menjadi saluran
masuknya gelombang suara menuju organ-organ pendengaran di bagian dalam.
• Gendang telinga (membran timpanik) akan bergetar ketika menerima
gelombang suara yang datang. Getaran atau vibrasi dari gendang telinga akan
diteruskan menuju tualng-tulang pendengaran.

Telinga tengah

• Tulang martil (maleus) merupakan tulang pendengaran pertama yang berbentuk


seperti martil/ palu dan akan bergerak ketika ada getaran yang datang.
• Tulang landasan (incus) merupakan tulang pendengaran kelanjutan dari tulang
martil
• Tulang sanggurdi (stapes) merupakan tulang pendengaran ketiga di telinga
tengah. Ketiga tulang pendengaran tersebut memiliki satu fungsi pokok untuk
menghantarkan dan memperkuat getaran suara yang datang.

Telinga dalam

• Jendela oval merupakan membran berbentuk oval pada permukaan koklea.


Jendela oval akan menerima getaran dari tulang sanggurdi dan meneruskannya
menuju koklea.
• Rumah siput (koklea) merupakan saluran berbentuk seperti rumah siput di
telinga bagian dalam. Koklea mempunyai dua ruangan besar, yaitu saluran
vestibuler di bagian atas dan saluran timpanik di bagian bawah yang dipisahkan
oleh diktus koklea yang berukuran lebih kecil. Saluran vestibuler dan timpanik
berisi cairan perilimfa, sedangkan duktus koklea berisi cairan endolimfa.
• Organ korti, terletak pada duktus koklea. Organ korti mengandung sel reseptor
telinga yang akan menerima getaran dan mengubahnya menjadi impuls listrik
untuk dihantarkan ke otak. Sel reseptor tersebut memiliki

rambut yang menjulur ke dalam duktus koklea. Rambut tersebut beraut ke


membran tektorial yang menggantung di atas ogan corti.
• Jendela bundar merupakan ujung dari koklea yang akan menjadi akhir dari
getaran suara karena getaran yang menumbuk jendela bundar akan menghilang.
• Vestibula terletak di belakang jendela bundar yang terdiri atas bagian sakulus
dan utrikulus, yang berperan dalam mengatur keseimbangan tubuh.
• Saluran semisirkuler merupakan struktur berbentuk tiga saluran setengah
lingkaran yang berisi cairan endolimfa. Organ ini juga berperan dalam mengatur
keseimbangan tubuh.
• Saluran eustacheus merupakan saluran kecil yang menghubungkan telinga
dalam dengan faring. Saluran ini berfungsi untuk menyamakan takanan udara
di dalam telinga dengan atmosfer.
c. Kesimpulan

Setelah melakukan pengamatan, dapat disimpulkan bahwa mekanisme atau


proses mendengar adalah sebagai berikut:

Getaran Suara → Daun Telinga →Saluran Telinga→Membran


Timpani→ Maleus→Inkus→Stapes→tingkap oval→koklea (rumah siput)
→Sel-sel Rambut→Membran tektorial→Organ Korti →sel saraf auditori→
otak/saraf sensori.

d. Referensi:

Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

3. Judul Percobaan : Percobaan Mekanisme Transmisi Pendengaran

a. Hasil Pengamatan

1. Gendang Pendengaran

Gendang pendengaran atau membrana tympani adalah selaput atau membran


tipis yang memisahkan telinga luar dan telinga tengah. Ia berfungsi untuk
menghantar getaran suara dari udara menuju tulang pendengaran di dalam
telinga tengah.
2. Tulang-Tulang Pendengaran
Tulang pendengaran ada 3 yaitu (martil atau malleus, landasan atau incus, dan
sanggurdi atau stapes). Ujung dari saluran Eustachius juga berada di telinga
tengah. Getaran suara yang diterima oleh gendang telinga akan disampaikan ke
tulang pendengaran. Masing-masing tulang pendengaran akan menyampaikan
getaran ke tulang berikutnya. Tulang sanggurdi yang merupakan tulang terkecil
di tubuh meneruskan getaran ke koklea atau rumah siput.

3. Tingkap Oval
Selaput yang menghubungkan telinga tengah dengan telinga dalam.
Getaran suara akan dihantar dari gendang telinga, tulang pendengaran (martil,
landasan, sanggurdi), dan kemudian ke selaput di tingkap oval untuk dilanjutkan
ke telinga dalam.

4. Koklea
Koklea mengubah getaran yang berasal dari cairan koklea dan struktur terkait
menjadi sinyal saraf. Koklea menerima suara dalam bentuk getaran, yang
menyebabkan perilymph dan silia bergerak.

5. Cairan limfa
Cairan limfa ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan
menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa dalam
saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah
menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan
cairan dalam saluran timpani.
b. Pembahasan
Gelombang suara masuk melalui telinga dan ditangkap gendang telinga
kemudian terjadi vibrasi (getaran). Getaran ini akan diteruskan menuju telinga
tengah melalui tulang-tulang pendengaran yakni martil, landasan, dan sanggurdi.
Dari tulang sanggurdi, getaran diteruskan melalui jendela oval menuju koklea yang
berisi cairan.

Selanjutnya, getaran diteruskan menuju jendela bundar dengan arah gerak yang
berlawanan. Setelah itu, getaran akan diterima oleh sel-sel rambut (fonoreseptor) di
dalam organ Corti. Getaran dalam cairan koklea akan menggetarkan membran
basiler, dan getaran ini juga akan menyebabkan membran tektorial ikut bergetar.
Getaran akan diubah menjadi impuls saraf, yang selanjutnya dihantarkan saraf
auditori menuju otak, sehingga kita dapat mendengar suara.

c. Kesimpulan
Proses pendengaran didahului oleh getaran bunyi yang diterima indera
pendengaran
d. Jawaban Pertanyaan

1. Jelaskan peranan daun telinga pada proses mendengar dari sumber bunyi!
Jawab :
Fungsi daun telinga adalah untuk mengumpulkan suara. Daun telinga juga dapat
memperbesar (mengamplifikasi) suara dan mengarahkannya ke saluran telinga.
Ketika memantul pada daun telinga, suara juga mengalami proses penyaringan
yang akan memberikan informasi mengenai lokalisasi suara. Efek penyaringan
tersebut pada manusia terutama untuk memilah suara yang berada di rentang
frekuensi suara manusia.

2. Jelaskan fungsi saluran Eustachius!


Jawab :

a. Menjaga keseimbangan tekanan udara di dalam telinga dan


menyesuaikannya dengan tekanan udara di dunia luar.

b. Mengalirkan sedikit lendir yang dihasilkan sel-sel yang melapisi telinga


tengah ke bagian belakang hidung.
c. Sebagai filter (penyaring) kuman yang mungkin akan masuk ke dalam
telinga tengah.

3. Jelaskan proses terjadinya rambatan suatu bunyi/suara hingga kita mendengar!


Jawab:

Bunyi Dalam perambatannya memerlukan medium, jika kita berbicara dan


orang lain dapat mendengar, itu terjadi karena bunyi merambat melalui udara.
Bunyi tidak dapat merambat di ruang hampa. Oleh karena itu jika kita berada di
bulan, kita tidak dapat mendengar bunyi dengan jelas, dikarenakan tidak ada
udara sebagai medium dalam perambatan bunyi. Bunyi juga dapat merambat di
benda padat dan cair.

4. Mengapa kemampuan mendengar seseorang satu dengan yang lain tidak


sama?
Jawab :

Tergantung factor-faktor yang mempengaruhi, aktivitas sering mendengarkan


musik menggunakan headset mudah mempengaruhi pendengaran seseorang.

5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi seseorang menjadi tuli!


Jawab :

Ada tuli konduksi dan tuli karena saraf, tuli konduksi disebabkan : ada banyak
kotoran/minyak serumen yang menutupi lubang telinga, rapuh/retaknya tulang-
tulang pendengaran, tingkap oval dan tulang sanggurdi tidak terhubung. Tuli
juga bisa terjadi karena rusaknya saraf ke 8 kranial (auditori).
BUKTI FISIK PENELITIAN

TUTOR PRAKTIKUM IPA

LILIK MUALIFAH, M.Pd


LEMBAR KERJA PRAKTIKUM IPA DASAR DI SD
PDGK4107 MODUL 7
OPTIK

NAMA : YUSNITA AGUSTIN


NIM : 858773691
UPBJJ : MALANG

A. KEGIATAN PRAKTIKUM SIFAT CAHAYA


1. Pemantulan Cahaya
Tujuan :
a. Menjelaskan sifat-sifat cahaya
b. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin
c. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa
d. Menentukan fokus cermin cekung
e. Menentukan fokus lensa cembung.
Alat dan Bahan :
• Cermin datar (3 x 6 cm²)
• Cermin cembung
• Cermin cekung
• Lampu senter
• Busur derajat
• Kertas putih
• Lilin
• Layar (tabir kertas)
• Celah cahaya.
a. Pemantulan cahaya pada cermin datar
Prosedur Percobaan :
a. Susunlah lampu senter dan celah cahaya di depan cermin datar.
b. Nyalakan lampu senter dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya
pada saat sebelum dan sesudah mengenai cermin datar.
c. Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga
tampak sudut datang dan sudut pantulnya.
d. Ukurlah besar sudut datang (i) dan besar sudut pantul tersebut (r).
e. Letakkan sebuah benda (dalam hal ini lilin) di depan cermin datar dan
amati bayangannya selama benda itu Anda geser-geserkan di depan
cermin datar.
f. Catatlah bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin
datar tersebut.

Hasil pengamatan :

• Gambar jalannya berkas sinar pada cermin datar

Gambar 7.2
Gambar 7.1 Gambar pemantulan teratur
Gambar pemantulan cahaya pada cermin datar

• Besar sudut datang (i) dan sudut pantul (r)


Tabel 7.1
Pengamatan pemantulan cahaya pada cermin
datar

No i (derajat) r (derajat)
1 15 o 10,5 o
2 20 o 21,5 o
3 25 o 26 o
4 30 o 29,5 o
5 35 o 34 o
• Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar
1. Maya
2. Tegak
3. Sama besar

b. Pemantulan cahaya pada cermin cemin cembung


Prosedur Percobaan :
a. Susunlah alat seperti gambar 7.2 pada modul.
b. Nyalakan lilin dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat
sebelum dan sesudah mengenai cermin cembung.
c. Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga
nampak sudut datang dan sudut pantulnya serta bayangan yang
terbentuk.
d. Catatlah bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin
cembung tersebut.
• Gambar jalannya berkas pada cermin cembung

Gambar l 7.3
Gambar jalannya berkas sinar pada cermin
cembung

• Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung


1. Maya
2. Tegak
3. Diperkecil
c. Gambar jalannya berkas sinar pada cermin cekung
Prosedur percobaan :
a. susunlah alat seperti gambar 7.3 pada modul.
b. Nyalakanlah lilin dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat
sebelum dan sesudah mengenai cermin cekung.

c. Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak


sudut datang dan sudut pantulnya serta bayangan yang terbentuk.
d. Catatlah bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung
tersebut.
e. Aturlah jarak benda atau letak layar agar pada layar terbentuk bayangan
yang jelas dan tajam. Selanjutnya ukur jarak benda dan jarak bayangan.
f. Jika benda di depan cermin cekung terus digeser menjauhi cermin, maka
pada jarak tertentu bayangan benda akan menghilang (tidak tampak). Ukur
jarak benda dari cermin cekung pada keadaan tersebut (s).

Gambar 7.4
Gambar jalannya berkas sinar pada cermin
cekung
`

• Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung


1. Nyata, terbalik, diperbesar
2. Nyata, terbalik, diperkecil
3. Maya, sama tegak, diperbesar
• Cermin cembung

Tabel 7.2
Pengamatan pemantulan cahaya
pada cermn cembung

No Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)


1 5 cm -8 cm
2 8 cm -5 cm
3 10 cm -4 cm
4 20 cm -2 cm
• Cermin cekung

Tabel 7.3
Pengamatan pemantulan cahaya
pada cermn cekung
No Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)
1 5 cm 8 cm
2 8 cm 5 cm
3 10 cm 4 cm
4 20 cm 2 cm

2. Pembiasan cahaya
Alat dan Bahan :
a. Lampu senter
b. Celah cahaya
c. Balok kaca
d. Kertas putih
e. Busur derajat
f. Lensa cembung
g. Lensa cekung
h. Layar (tabir kertas)
i. Lilin
j. Penggaris panjang (100 cm)

Prosedur Percobaan :
• Susunlah lampu senter, celah dan balok kaca seperti gambar 7.4 pada
modul.
• Nyalakan lampu senter dan amati dengan baik jalannya berkas sinar
pada saat sebelum dan sesudah menembus balok kaca
• Gambarkanlah jalannya berkas sinar tersebut, sehingga tampak sudut
datang dan sudut biasanya. Kemudian ukur besar sudut datang dan
sudut bias tersebut.
• Pergunakanlah lensa cembung untuk mengamati sebuah huruf pada
buku dengan jarak yang relatif dekat antara lensa dan huruf.
Kemudian geserkan lensa perlahan lahan menjauhi huruf tersebut
sampai bayangan huruf menjadi sangat besar dan kabur atau tidak
tampak. Ukur jarak huruf ke lensa pada saat tersebut dan catat
bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung
tersebut.
• Susunlah lensa cembung,layar,lilin, dan penggaris panjang seperti
gambar 7.5 pada modul.
• Atur letak lilin dan lensa cembung agar diperoleh bayangan nyala lilin
paling tajam pada tabir. Ukur jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’),
dan catat sifat-sifat bayangan yang dibentuk lensa cembung tersebut.
• Pergunakanlah sebuah lensa cekung untuk mengamati huruf pada
buku Anda, dengan jarak yang relatif dekat. Kemudian geserkan lensa
secara perlahan-lahan menjauhi huruf tersebut. Catat bagaimana sifat-
sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung tersebut.
Hasil Pengamatan :
• Gambar jalannya berkas sinar pada balok kaca
Tabel 7.4
Pengamatan jalannya berkas
pada balok kaca

No Sudut datang Sudut bias (r)


(i)
1 15 o 9,3 o
2 18 o 11,9 o
3 21 o 12,2 o
4 24 o 14,7 o

Gambar 7.5
Gambar jalannya berkas sinar
pada balok kaca

• Sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung Maya, tegak, diperkecil

Tabel 7.5
Pengamatan bayanagn yang
dibentuk oleh lensa cekung

No Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)


1 5 cm 8 cm
2 8 cm 5 cm
3 10 cm 4 cm
4 20 cm 2 cm

• Sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung


1. Nyata
2. Terbalik
3. Diperkecil
• Sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung
1. Nyata, terbalik, diperbesar
2. Nyata, terbalik, diperkecil
3. Maya, sama tegak, diperbesar
3. Percobaan Difraksi, Interferensi dan Dispersi
Alat dan Bahan :
a. Lampu TL
b. Kisi difraksi
Prosedur percobaan :
a. Susun lampu TL,penggaris panjang dan kisi seperti gambar 7.6 pada
modul.
b. Setelah lampu TL dinyalakan, lakukan pengamatan dengan
menggunakan kisi 3000 celah/cm atau d = 1/300 cm. Jika yang dipilih
warna ungu, ukurlah jarak warna ungu yang Anda dilihat ke lampu TL,
catat orde atau warna ungu ke berapa dari Lampu TL yang Anda amati
tersebut (k). Ukur jarak kisi ke lampu TL.

Hasil Pengamatan :
Difraksi adalah Gelombang yang terjadi disekitar tepi rintangan yang
berada dalam lintasan gelombang itu. Interferensi adalah Gelombang-
gelombang yang terjadi berlainan, gelombang elektromaknetik yang terjadi
menunjukkan menunjukan gejala interferensi pula. Dispersi adalah
pemisahan seberkas cahaya yang berisi frekunsi-frekuensi yang berbeda.

B. KEGIATAN PRAKTIKUM II LENSA CEMBUNG DAN CERMIN CEKUNG


1. Lensa cembung
Tabel 7.5
Praktikum lensa cembung

No Jarak benda s (cm) Jarak bayangan s`(cm)


1 60 cm 300 cm
2 65 cm 217 cm
3 70 cm 175 cm
4 75 cm 150 cm
5 80 cm 133 cm

2. Cermin cekung
Tabel 7.6
Praktikum lensa cekung
No Jarak benda s (cm) Jarak bayangan s`(cm)
1 25 cm -20 cm
2 30 cm -23 cm
3 35 cm -26 cm
4 40 cm -29 cm
5 45 cm -31 cm
• Jawaban pertanyaan
1. Jarak focus lensa cembung

2. Kekuatan lensa (p)

3. Jarak fokus cermin cekung

C. KEGIATAN PRAKTIKUM MATA


1. Bintik Buta (1) dan (2)
a. Hasil pengamatan
Tabel 7.7
Hasil pengamatan bintik buta (1)

Jarak gambar A Dengan fokus pada tanda positif


No dari mata anda (+) maka tanda bundaran hitam Ket

1 60 cm Tampak jelas
2 30 cm Tampak jelas
3 15 cm Tampak jelas
4 6 cm Buram
5 5 cm Buram hapit tidak terlihat
6 3 cm Tidak terlihat
Tabel 7.8
Hasil pengamatan bintik buta (2)
Dengan fokus pada tanda positif (+) maka :
No Jarak gambar A
Garis pendek tampak menyatu
dari mata anda Garis pendek
dengan garis panjang *)

1 60 cm Tampak jelas
2 20 cm Tampak buram
3 10 cm Buram
4 5 cm Hapir tdk √
tampak

b. Pembahasan
Pada percobaan 1, pada jarak 60 cm, focus mata masih baik dan tanda (+) terlihat
jelas. Jarak pandang semakin dekat maka tanda (•) akan semakin hilang karena
pandangan focus ke tanda (+). Dan pada percobaan 2 pada jarak 60 cm pandangan
masih baik dan tanda masih tampak jelas, setelah jarak 5 cm garis akan tampak
menyatu.

c. Kesimpulan
Jarak pandang semakin dekat maka focus mata (penglihatan) akan semakin buram
bahkan tidak tampak.

d. Jawaban pertanyaan
1. Pada percobaan bintik buta 1, mengapa tanda (•) menghilang dari
pandangan anda pada jarak tertentu?
Jawab :

Pada percobaan 1 tanda titik mengilang karena focus mata kita ke tanda (+),
semakin dekat jarak focus maka tanda (•) akan hilang.

2. Pada percobaan bintik buta 2, mengapa kedua garis (pendek dan panjang)
tampak menyatu? Pada jarak berapa dari mata anda? Jelaskan?
Jawab :

Pada percobaaan 2 antara garis panjang dan garis pendek tampak menyatu karena
focus benda sangat dekat dengan mata kita, kira-kira pada jarak 5 cm kedua garis
tersebut menyatu.
2. Iris (pupil) Mata
a. Hasil pengamatan

Gambar 7.1 Gambar 7.2


Bentuk pupil saat gelap (saat lilin dipadamkan) Bentuk pupil saat terang (saat lilin dinyalakan)

b. Pembahasan
Pupil mengatur cahaya yang masuk kedalam mata. Jika cahaya yang datang terlalu
banyak, pupil akan mengecil. Saat cahaya terang, pupil menyempit ketika gelap
pupil memerlukan waktu untuk kembali membesar.

c. Kesimpulan
Pupil atau biji mata merupakan celah atau lubang berwarna hitam ditengah mata.
Ketika gelap pupil menyempit, sebaliknya diruang yang terang pupil akan
melebar.
d. Pertanyaan
1. Yang lebih besar adalah saat lilin dinyalakan.
2. Fungsi pupil adalah mengatur cahaya yang masuk kedalam mata.

TUTOR PRAKTIKUM IPA

LILIK MUALIFAH, M.Pd


LEMBAR KERJA PRAKTIKUM IPA
DI SD (PDGK 4107)
LISTRIK & MAGNET

NAMA : YUSNITA AGUSTIN


NIM : 858773691
UPBJJ : UT-Malang Pokjar Mastrip Nganjuk

A. KEGIATAN PRAKTIKUM 1 : KELISTRIKAN


1. Muatan Listrik
Tujuan :
a. Menunjukkan adanya muatan listrik pada suatu benda, akibat yang timbul dari
sifat muatan.
b. Memperlihatkan adanya gaya elektrostatika dua buah benda bermuatan.
Alat dan Bahan :
a. Bola pingpong 2 buah
b. Benang jahit secukupnya
c. Lembaran wool dan nilon
d. Tas plastik
e. Isolasi
f. Sisir plastik
g. Potongan kertas yang kecil-kecil.
Cara Kerja :
• Gantunglah sebuah bola pingpong pada bagian pinggir meja dengan
menggunakan benang dan isolasi. Gosoklah tas plastik pada baju Anda
beberapa kali, kemudian dekatkan pada bola pingpong. Amati apa yang
terjadi ?
• Gosoklah sisir pada rambut Anda beberapa kali, kemudian dekatkan pada
potongan-potongan kertas yang terletak di atas meja. Amatilah apa yang
terjadi ?
• Apa yang terjadi apabila percobaan (2) dibiarkan dalam waaktu yang cukup
lama. Berikan penjelasan.
• Ikatlah kedua bola pingpong dengan benang, kemudian gantungkan ke
bagian pinggir meja (tempelkan dengan isolasi). Dekatkanlah kedua bola
(jangan sampai bersentuhan). Amati apa yang terjadi !
• Gosoklah bola kiri dan kanan dengan kain wool, dekatkan keduanya. Amati
apa yang terjadi ?
• Lengkapilah tabel dengan hasil pengamatan Anda. Apakah hasilnya “tolak-
menolak” atau “tarik-menarik”.
a. Hasil Pengamatan
Gambar 8.1.
Percobaan muatan listrik

Bola pingpong yang digantung di pinggir meja memunculkan reaksi yaitu


tertarik pada tas plastik yang telah digosok-gosokkan pada baju.
Sisir yang telah digosok-gosokkan pada rambut kering dapat menarik potongan
kertas kecil karena muatan elektron pada sisir mampu menarik muatan proton pada
kertas, sehingga kertas dapat tertarik oleh sisir.

Ketika potongan kertas yang menempel pada sisir dibiarkan dalam waktu yang
cukup lama, potongan kertas tersebut terlepas atau tidak menempel lagi pada sisir.
Bola pingpong yang masing-masing diikat dengan benang dan ditempelkan di
pinggir meja, tidak memunculkan reaksi apapun ketika didekatkan.
Ketika kedua bola pingpong yang masing-masing terikat benang digosokkan
pada kain wool, keduanya memunculkan reaksi berupa tolak-menolak ketika
didekatkan.
Tabel 8.1.
Percobaan muatan listrik dengan bola pingpong
Bola pingpong kiri Bola pingpong kanan digosok dengan :
digosok dengan : Wool Plastik Nilon
Wool Tarik menarik Tarik menarik Tarik menarik
Plastik Tarik menarik Tolak-menolak Tarik menarik
Nilon Tarik menarik Tarik menarik Tolak-menolak
b. Kesimpulan
Aliran listrik dibedakan menjadi 2 yaitu listrik statis dan dinamis. Listrik statis
menunjukkan adanya aliran muatan listrik yang lemah atau cenderung diam.
Sedangkan listrik dinamis menunjukkan adanya muatan listrik yang kuat sehingga
dapat bergerak dan mengalir ke benda-benda yang konduktor. Muatan listrik dapat
terjadi karena adanya pergerakan elektron. Muatan listrik dibedakan menjadi 2 yaitu
muatan positif dan negatif. Muatan listrik posistif terjadi jika tedapat pengurangan
elektron, sedangkan muatan listrik negatif terjadi jika terdapat penambahan elektron.

c. Jawaban Pertanyaan
1. Kedua bola pingpong yang didekatkan tidak memunculkan reaksi apapun
karena keduanya tidak mengandung muatan listrik.
2. Kedua bola pingpong yang didekatkan saling tolak menolak karena keduanya
mengandung muatan yang sama atau sejenis.
3. Jika terdapat 4 benda yaitu A,B,C,D dengan reaksi A menarik B, B menarik
C, C menarik D, dan benda A telah bermuatan negatif, maka dapat dikatakan
bahwa benda B bermuatan positif karena tarik menarik dengan benda A, benda
C bermuatan negatif, dan benda D bermuatan positif.
4. Muatan sejenis adalah muatan dengan pasangan yang sama, positif dengan
positif dan negatif dengan negatif. Sedangkan muatan berlawanan memiliki
pasangan yang berbeda yaitu positif dengan negatif. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa muatan sejenis tolak menolak sedangkan muatan berlawanan saling tarik
menarik.

d. Referensi
Rumanta, Maman. 2022. Praktikum IPA di SD. Tangerang. Universitas Terbuka.

2. Arus dan Tegangan Listrik


Tujuan :
a. Menjelaskan aliran arus dalam suatu rangkaian listrik.
b. Menjelaskan pengaruh tegangan terhadap suatu rangkaian.
Alat dan Bahan :
➢ Baterai 1,5 volt 3 buah
➢ Kabel penjepit secukupnya (merah dan hitam)
➢ Bola lampu 2,5 volt – 3,6 volt/0,007A 3 buah
➢ AVO meter 1 buah
➢ Dudukan baterai 3 buah.
Cara Kerja :
Percobaan 1 : Arus Listrik
• Susunlah 3 buah baterai secara seri ! Buatlah gambar rangkaiannya.
• Hubungkanlah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam pada kutub (-).
• Salah satu ujung kabel merah dan hitam yang telah terpasang bola lampu
(dipilih salah satu dari bola lampu 2,5 volt – 5,6 volt). Jika lampu menyala
menandakan adanya aliran arus dari kutub (+) menuju kutub (-). Tetapi
jika belum menyala periksalah sebabnya.
• Besarnya arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dapat menggunakan
amperemeter yang dipasang secara seri, catat besarnya. Tetapi jika tidak
tersedia AVO meter, nyala lampu sudah cukup membuktikan adanya arus
yang mengalir.
• Susunlah rangkaian seperti gambar berikut.
Tentukanlah apakah jenis bahan yang digunakan termasuk konduktor,
dengan cara mengisi hasil pengamatan Anda pada tabel.
Percobaan 2 : Tegangan Listrik
• Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini.

Tutuplah saklar S, kemudian amatilah apakah lampu menyala? Mengapa


demikian?
• Kemudian buatlah rangkaian seperti gambar berikut.

Setelah saklar S ditutup, apakah lampu (tidak menyala,menyala redup,


menyala lebih terang, menyala sangat terang). Mengapa demikian?
• Lanjutkan dengan membuat rangkaian seperti gambar berikut.

Setelah saklar S ditutup, apakah lampu (tidak menyala,menyala redup,


menyala lebih terang, menyala sangat terang). Mengapa demikian?
Lakukanlah hal yang sama pada langkah di atas dengan menggunakan 3
buah baterai yang dirangkai secara seri. Amatilah dan berikan penjelasan !
a. Hasil Pengamatan
1). Percobaan arus listrik
Gambar 8.2.
Percobaan arus listrik

Percobaan pembuktian arus listrik dilakukan dengan menyusun rangkaian


listrik menggunakan 3 baterai secara seri. Kemudian kabel merah (kutub +) dan
kabel hitam (kutub -) saling dihubungkan dengan salah satu ujung kedua kabel
dipasang bola lampu.
Tabel 8.2.
Tabel pengamatan penghantar listrik
Lampu Konduktor
No Bahan
Menyala Tidak Ya Tidak
1 Kawat besi ✓ ✓
2 Kawat tembaga ✓ ✓
3 Sendok kawat ✓ ✓
4 Kayu ✓ ✓
5 Karet penghapus ✓ ✓
6 Grafit (mata pensil) ✓ ✓
7 Kertas ✓ ✓
8 Tas plastic ✓ ✓
9 Air keran ✓ ✓
10 Air garam ✓ ✓
2). Percobaan tegangan listrik
Gambar 8.3.
Rangkaian terbuka

Ketika saklar s ditutup, terlihat lampu tidak menyala. Hal ini dapat terjadi karena
rangkaian yang dibuat adalah rangkaian terbuka, sehingga tidak terdapat tegangan
listrik didalamnya.
Gambar 8.4.
Rangkaian tertutup

Ketika saklar s ditutup, terlihat lampu menyala namun agak redup. Lampu dapat
menyala karena rangkaian yang dibuat adalah rangkaian tertutup. Namun, nyala
lampu menjadi redup karena rangakaian hanya menggunakan satu baterai sehingga
arus yang mengalir tidak terlalu besar.
Gambar 8.5.
Nyala lampu terang

Ketika saklar s ditutup,terlihat lampu menyala lebih terang. Hal ini dapat terjadi
karena rangkaian menggunakan baterai lebih banyak sehingga arus yang mengalir
lebih besar..
Gambar 8.6.
Nyala lampu sangat terang

Ketika saklar s ditutup, terlihat lampu menyala sangat terang. Hal ini dapat
terjadi karena rangkaian menggunakan baterai sangat banyak atau paling banyak
dari percobaan sebelumnya, sehingga arus yang mengalir sangat besar.
b. Kesimpulan
Arus listrik terjadi karena pergerakan elektron yang mengalir melalui suatu
titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Tegangan listrik menunjukkan perbedaan
potensial listrik antara 2 titik dalam rangkaian, dan dinyatakan dalam satuan volt.
c. Jawaban pertanyaan
1. Arus listrik adalah muatan yang mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah.
Sedangkan tegangan listrik adalah kekuatan yang ada pada listrik yang dipengaruhi
oleh kuat lemahnya arus listrik yang ada.
2. Pada percobaan arus, rangkaian disusun seri untuk membuat lampu menyala terang.
3. Hubungan arus listrik dengan tegangan adalah semakin besar tegangan, maka arus
yang mengalir semakin besar pula, maka itu tegangan berbanding lurus dengan arus.
4. Ketika rangkaian disusun secara seri, nyala lampu tidak sama terang ketika dipasang
beberapa lampu, dan dapat membuat boros baterai karena hambatan total besar
sehingga baterai tidak awet. Sedangkan ketika rangkaian disusun secara paralel, nyala
lampu sama terang meski dipasang beberapa lampu karena hambatannya yang kecil.
5. Dari percobaan arus listrik dapat disimpulkan bahwa besarnya arus listrik selalu
berbanding lurus dengan tegangan listrik, dan berbanding terbalik dengan
hambatannya.

d. Referensi
Rumanta, Maman. 2022. Praktikum IPA di SD. Tangerang. Universitas Terbuka.

3. Energi Listrik
Cara Kerja :
• Rangkailah alat seperti gambar di bawah ini (3 baterai dirangkai secara
seri).

• Tutuplah saklar S, kemudian biarkan beberapa saat


a. Amati apa yang terjadi pada lilitan kawat.
b. Setelah -+ 2 menit letakkan pentul korek api itu pada lilitan kawat,
apa yang terjadi ?
• Bukalah saklar S, letakkan ujung termometer pada lilitan kawat. Catat
skala yang ditunjukkan termometer (...°C).
• Tutuplah saklar S, kemudian setelah 2 menit catatlah skala yang
ditunjukkan termometer (...°C).
• Apakah ada kenaikan suhu pada skala termometer setelah saklar ditutup?
Mengapa demikian?
a. Hasil Pengamatan
Gambar 8.7.
Percobaan energi listrik

Ketika saklar S ditutup dan pentul korek didekatkan pada lilitan kawat, terlihat
tidak ada reaksi apa-apa. Lalu, setelah lebih kurang 2 menit pentul korek diletakkan
pada lilitan kawat, pentul korek ikut panas dan biasnya mulai terbakar.
Ketika saklar s dibuka dan termometer didekatkan pada lilitan kawat, maka
menunjukkan penurunan suhu.
Ketika saklar s ditutup dan dibiarkan saja dalam waktu sekitar 2 menit, maka
termometer menunjukkan adanya kenaikan suhu pada lilitan kawat.
Setelah saklar s ditutup kembali, ternyata termometer menunjukkan angka
kenaikan suhu pada lilitan kawat.
b. Kesimpulan
Energi lisrik dalam rangkaian baik seri atau paralel tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan. Energi listrik hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
c. Jawaban Pertanyaan
1 Perubahan energi yang terjadi pada penggunaan setrika listrik adalah energi listrik
menjadi energi panas.
2. Dua buah baterai (1,5 volt dan 0,5 ohm) yang disusun secara seri dengan dipasang
sebuah lampu dengan hambatan 2 ohm dapat memunculkan beberapa reaksi yaitu :
a. Besarnya arus listrik yang mengalir pada rangkaian adalah sebagai berikut :
Besar hambatan total (Rtotal) = R baterai 1 + R baterai 2 + R satu lampu
= 0,5 + 0,5 + 2 = 3 ohm
Besar tegangan total (V total) = V baterai 1 + V baterai 2
= 1,5+1,5 = 3 volt
Sehingga dapat dihitung arus listrik sebesar, I = V/R
= 3/3 = 1 Ampere
b. Daya listrik yang dihasilkan adalah : P = I² X R
= 1² x 3 = 3 Watt
c. Energi listrik yang digunakan selama 1 menit adalah : W = P x t
= 3 x 60 detik = 180 joule
3. Energi lisrik yang terdapat dalam suatu rangkaian baik seri atau paralel tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan.
d. Referensi
Rumanta, Maman. 2022. Praktikum IPA di SD. Tangerang. Universitas Terbuka.
B. KEGIATAN PRAKTIKUM 2 : KEMAGNETAN
1. Bentuk Medan Magnet
a. Hasil Pengamatan
Gambar 8.8.
Percobaan medan magnet

Setelah serbuk besi ditaburkan di atas kertas karton putih, terdapat pola yang
dari serbuk besi. Pola inilah yang dinamakan medan magnet. Medan magnet
berpengaruh pada kutub pada magnet. Ketika magnet kutub N (utara) didekatkan ke
kutub S (selatan) maka kutub N akan tertarik ke kutub S, dan sebaliknya.
b. Kesimpulan
Medan magnet ada di sekitar benda bermuatan sehingga dapat memunculkan
reaksi tarik menarik pada magnet berlawanan dan menolak pada magnet yang sejenis.

c. Jawaban Pertanyaan

1. Medan magnet adalah daerah di sekitaran magnet yang dapat digambarkan dengan
garis-garis gaya magnet yang berpola dan tidak saling berpotongan.
2. Setiap magnet memiliki kutub selatan dan utara. Meskipun magnet dipecah-pecah
menjadi bentuk terkecil, magnet akan tetap memiliki kutub utara dan selatan, karena
masing-masing kutub dipengaruhi oleh medan magnet bumi.
3. Tiga macam aturan melukis garis-garis medan magnet adalah dapat berupa garis
putus-putus, berupa garis yang arahnya menuju kutub lain, dan berupa garis yang
berada di sekitar ujung-ujung magnet.
4. Berikut gambar garis-garis medan magnet dari pasangan medan magnet :

d. Referensi
Rumanta, Maman. 2022. Praktikum IPA di SD. Tangerang. Universitas Terbuka.
2. Gejala Medan Magnet
a. Hasil pengamatan
Gambar 8.10.
Uji medan magnet

Ketika saklar s dibuka dengan kompas pada posisi sejajar, terlihat reaksi jarum
kompas yang menyimpang ke kanan ketika penghantar dialiri arus listrik. Hal ini
dapat terjadi karena arus listrik yang mengalir dari selatan ke utara sehingga mampu
menciptakan medan magnet yang dapat menarik magnet jarum kompas bergerak
menjauhi arah arus.

Ketika saklar s dibuka dan polaritas baterai dibalik, kemudian dialiri arus listrik
dengan menutup skalar, maka dapat dilihat reaksi jarum kompas yang menyimpang.
Hal ini dapat terjadi karena polaritas baterai memengaruhi arus listrik sehingga
berdampak pada arah jaurm kompas. Arah jarum kompas menyimpang ke kanan,
karena arus listrik bergerak dari sisi utara ke selatan sehingga jarum kompas
bergerak mendekati arah arus.
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah gerak jarum kompas dipengaruhi oleh arah
arus dan polaritas baterai. Bila arah arus listrik bergerak dari utara ke selatan, maka
jarum kompas akan bergerak menjauhi arah arus. Namun, jika polaritas baterai
dibalik, maka kompas akan bergerak mendekati arah jarum kompas.
b. Kesimpulan
Arus listrik yang mengalir dapat menghasilkan medan magnet sehingga dapat
menggerakkan benda-benda yang memiliki gaya magnetik.

c. Jawaban pertanyaan
1. Jika baterai dirangkai 4 buah, maka penyimpangan jarum kompas lebih besar karena
arus listrik yang mengalir cukup besar. Sehingga gaya magnetik yang ditimbulkan
makin besar pula.
2. Jika arus listrik yang dialirkan lebih besar, maka induksi magnet juga lebih besar,
karena arus listrik dapat menghasilkan medan magnet. Semakin cepat medan magnet
berubah, maka makin besar juga induksinya.
3. Hubungan yang terjadi antara arus listrik dengan media magnet adalah semakin
besar arus yang mengalir maka semakin kuat medan magnetnya.
4. Jika kawat penghantar diletakan dekat dengan kompas, maka penyimpangan jarum
lebih besar. Sedangkan jika diletakkan jauh dengan kompas, maka penyimpangan
jarum lebih kecil
5. Hubungan indusi magnet dengan jarak antara kompas ke penghantar adalah semakin
dekat jarak benda ke magnet, maka semakin kuat gaya induksi magnet dan sebaliknya.

d. Referensi
Rumanta, Maman. 2022. Praktikum IPA di SD. Tangerang. Universitas Terbuka.
3. Sifat-sifat Magnet
a. Hasil pengamatan
Gambar 8.11.
Percobaan sifat magnet

Ketika kutub selatan magnet yang digantung pada statif didekati oleh kutub
selatan dari magnet lain yang dipegang, maka terlihat reaksi tolak menolak antara
keduanya. Hal ini sesuai dengan sifat magnet yang tolak menolak bila didekatkan
dengan kutub yang sejenis.

Ketika kutub utara magnet yang dipegang didekatkan dengan kutub selatan
magnet yang digantung, terlihat reaksi tarik menarik antara keduanya. Hal ini sesuai

berlawanan.

Ketika kutub selatan magnet yang dipegang didekatkan dengan kutub utara magnet
yang digantung, terlihat reaksi tarik menarik antar keduanya.

Ketika kedua magnet saling didekatkan di masing-masing kutub utaranya, terlihat


reaksi tolak menolak antara keduanya karena sisi yang didekatkan sejenis.
b. Kesimpulan
Kutub selatan bila didekatkan oleh kutub utara akan memunculkan reaksi tarik
menarik karena sifat magnet dapat tertarik oleh kutub magnet yang berlaawanan. Dan
sebaliknya, bila kutub-kutub didekatkan adalah sejenis, maka bereaksi tolak menolak.

c. Jawaban pertanyaan
1. Beberapa sifat-sifat magnet adalah sebagai berikut :

• Kutub-kutub magnet terdiri dari kutub selatan dan utara yang dapat tertarik oleh
magnet lain dengan kutub yang berbeda, dan mampu tertolak oleh kutub magnet
lain yang sejenis atau sama.
• Magnet hanya dapat menarik benda-benda yang mempunyai sifat magnetik yaitu
benda-benda yang dapat menciptakan medan magnet di sekitarnya.
2. Magnet dipol adalah magnet di mana kutub yang berlawanan (yaitu kutub Utara dan
Selatan) berada di sisi berlawanan dari magnet hubungan muatan magnet dan
kumpulan medan magnet adalah kutub yang berbeda jika didekatkan akan tarik-
menarik begitupun sebaliknya
3. Jika sebuah magnet dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, maka bagian
kecil magnet tersebut tetap memiliki 2 buah kutub, karena sifat kemagnetan tidak akan
hilang jika magnet dipotong-potong lebih kecil.
4. Jika kutub magnet yang didekatkan adalah sejenis maka akan timbul reaksi tolak
menolak, dan sebaliknya jika kutub magnet yang didekatkan adalah berbeda maka
akan timbul reaksi tarik menarik.

d. Referensi
Rumanta, Maman. 2022. Praktikum IPA di SD. Tangerang. Universitas Terbuka.
4. Pembuatan Magnet
a. Hasil pengamatan
1). Membuat magnet melalui gesekan
Gambar 8.12.
Paku menarik klip kertas

Ketika paku besi didekatkan pada beberapa klip kertas, maka tidak terjadi reaksi
apapun. Sedangkan ketika paku besi yang telah digosokkan pada magnet batang
secara berulang selama 10 detik, maka paku besi tersebut dapat menarik beberapa
klip kertas namun tarikannya lemah.
2). Membuat magnet melalui elektromagnetik
Gambar 8.13.
Paku berlilit kawat dapat menarik klip

Ketika saklar s ditutup, paku lain didekatkan pada paku yang terlilit kumparan,
tidak tampak reaksi apapun karena paku tidak berubah menjadi magnet akibat tidak
terdapat arus yang mengalir. Sedangkan setelah saklar s ditutup, ternyata muncul
reaksi paku berubah menjadi magnet karena pada rangkaian teraliri arus listrik.
3). Membuat magnet melalui induksi
Gambar 8.14.
Penempelan klip pada magnet

Ketika salah satu kutub magnet dipegang dengan kutub lain menjadi pusat bumi,
ternyata klip kertas yang didekatkan di salah satu ujungnya menempel pada magnet
batang. Kemudian, ketika klip kertas kedua ditempelkan tepat diujung klip kertas
pertama, ternyata klip kedua menempel pada klip pertama.
b. Kesimpulan
Sifat kemagnetan sebuah magnet dapat ditularkan melalui beberapa cara yaitu
melalui gesekan, elektromagnetik, dan induksi.

c. Jawaban pertanyaan
1. Magnet dapat dibuat melalui 3 cara sebagai berikut :
• Dengan cara digesek-gesekkan (gosokan). Pembuatan magnet dapat dilakukan
dengan cara menggesekkan besi dengan salah satu ujung magnet, semakin banyak
gesekan semakin kuat sifatkemagnetan paku tersebut. Sifat kemagnetan
berlangsung sementara.
• Dengan cara elektromagnetik (aliran listrik), Arus listrik dapat
menimbulkanmedanmagnet. Magnet yang terjadi karena arus listrik disebut
elektromagnetik, jika arus listrik diputus sifat kemagnetannya akan hilang.
• Dengan cara induksi. Benda magnetis yang menempel pada magnet dapat
menjadi sifat seperti magnet. Benda ini dapat menarik benda-benda magnetis
lainnya. Jika benda dilepaskan dari magnet, maka sifat kemagnetannya akan
hilang.
2. Faktor-faktor yang memengaruhi kekuatan magnet adalah
• Jarak magnet terhadap benda magnetik.
• Besar kecilnya arus listrik.
• Ketebalan yang menjdi penghalang antara magnet dan benda magnetis.
• Waktu lama tidaknya gesekan.5.Jumlah lilitan kumparan

3. Hubungan antara kuat magnet dengan jumlah lilitan kumparan dan arus listrik
adalah semakin banyak jumlah lilitan kumparan, maka semakin besar arus listrik yang
mengalir. Sehingga kekuatan magnet semakin besar pula. Jadi banyaknya lilitan
kumparan sangat memengaruhi kekuatan magnet.

d. Referensi
Rumanta, Maman. 2022. Praktikum IPA di SD. Tangerang. Universitas Terbuka.
BUKTI FISIK PENELITIAN

Tutor Praktikum IPA

LILIK MUALIFAH, M.Pd.

Anda mungkin juga menyukai