Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL II

Kode/Nama Matakuliah : PDGK4204/Pendidikan Bahasa Indonesia di SD


Nama Pengembang : Drs. Sawukir, M.Pd.
Masa Tutorial : 5 November 2023
Nomor Soal : 1-4
Skor Maks : 100
Kompetensi Khusus 1. Menjelaskan persamaan dan perbedaan metode global dengan
metode SAS dalam MMP.
2. Menjelaskan penilaian proses dan hasil dalam pembelajaran MMP
3. Menjelaskan tentang pembelajaran BI dengan fokus keterampilan
berbahasa.
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di SD kelas
rendah dengan di kelas tinggi
Pokok Bahasan/Sub 1. Metode dalam MMP
Pokok Bahasan 2. Penilaian dalam MMP
3. Model pembelajaran BI dengan fokus keterampilan berbahasa.
4. Tujuan pembelajaran BI di SD
Uraian Tugas
1. Berikan penjelasan secukupnya tentang persamaan dan perbedaan metode global dengan
metode SAS dalam MMP.
2. Jelaskan seperlunya tentang penilaian proses dan hasil dalam pembelajaran MMP
3. Berikan penjelasan secukupnya tentang pembelajaran BI dengan fokus keterampilan
berbahasa dan berikan contoh salah satu model pembelajarannya!
4. Sebutkan tujuan pembelajaran BI di SD kelas rendah dengan di SD kelas tinggi.

JAWABAN

1. Pembelajaran MMP dengan metode eja atau metode bunyi dimulai dengan pengenalan
unsur bahasa terkecil yang tidak bermakna, yakni huruf. Berbekal pengetahuan tentang
huruf-huruf tersebut, kemudian pembelajaran MMP bergerak menuju satuan-satuan bahasa
di atasnya, yakni suku kata, kata, dan akhirnya kalimat. Perbedaan dari kedua metode ini
terletak pada cara pelafalan abjadnya. Metode suku kata dan metode kata memulai
pembelajaran MMP dari sukusuku kata (metode suku kata), dan dari kata (metode kata).
Proses pembelajaran melalui kedua metode ini dilaksanakan dengan teknik mengupas dan
teknik merangkai. Metode global dan metode SAS memiliki kesamaan dalam hal
pengambilan titik tolak pembelajaran MMP. Proses pembelajaran dimaksud diawali dengan
memperkenalkan struktur kalimat sebagai dasar bagi pembelajaran MMP. Perbedaannya
proses pembelajaran MMP dengan metode global tidak disertai dengan proses sintesis;
sedangkan SAS menuntut proses analisis dan proses sintesis.

2. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran MMP


A. PENILAIAN PROSES
Penilaian proses dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung
dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran yang dimaksud ,
guru akan memperhatikan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaranBerdasarkan cara pelaksanaannya, alat penilaian teknik tes dapat
dilakukan secara tertulis, lisan, dan perbuatan, yang dimaksud dengan tes
memiliki arti serangkaian pertanyaan yang harus dijawab, ditanggapi, atau tugas
yang harus dilaksanakan peserta tes. Dalam pembelajaran MMP, teknik tes dapat
dilakukan untuk mengetahui dan menilai sejauh mana kemampuan dan
penguasaan siswa dalam hal kemelekan huruf (kemampuan membaca tingkat
dasar) dan kemampuan menulis secara teknis.
 Tes Tertulis
Merupakan alat penilaian yang penyajian maupun pengerjaannya dilakukan
dalam bentuk tertulis. Pengerjaannya siswa dapat berupa jawaban atas
pertanyaan atau tanggapan, baik atas pernyataan maupun tugas yang diberikan
atau diperintahkan.
 Tes Lisan
Merupakan alat penilaian yang penyajian maupun pengerjaannya dilakukan
dalam bentuk lisan. Dalam cara inipun, pengerjaannya oleh siswa dapat berupa
jawaban atas pernyataan atau tanggapan atas pernyataan.
 Tes Perbuatan
Merupakan alat penilaian yang penugasannya dapat disampaikan secara
tertulis atau lisan dan pengerjaannya oleh siswa dilakukan dalam bentuk
penampilan atau perbuatan.
Teknik nontes merupakan alat penilaian meripakan alat penilaian yang
dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat,sikap,
dan kepribadian. Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang
hal – hal yang tengah terjadi dalm kegiatan pembelajaran. Teknik nontes lebih
cocok digunakan dengan penilaian proses, sedangkan untuk penilaian hasil
dapat dilakukan dengan kedua – duanya baik teknik tes maupun teknik nontes.
B. PENILAIAN HASIL
Penilaian hasil dimaksudkan untuk menilai pencapaian hasil belajar siswa,
alat yang digunakan berupa tes dan non tes. Untuk menilai pencappaian hasil
belajar siswa dalam pembelajaran MMP di kelas rendah di maksudkan untuk
menilai kemampuan siswa dalam hal kemelekhurufan yang dicapainya.
Kemampuan yang dimaksud meliputi pengenalan atas satuan – satuan lambang
bahasa yang berupa huruf, suku kata,kata, dan kaliamat sederhana
Tes membaca permulaan dapat mengambil bentuk-bentuk seperti berikut:
 Membaca nyaring
Siswa diminta untuk melafalkan lambing tertulis baik berupa lambing yang
berupa huruf, suku lata, kata atau kalimat sederhana. Melalui tes ini guru akan
dapat menilai kemampua siswa dalam mengidentifikasi lambing-lambang
bunyi, melafalkannya, dan memaknainya.
 Mengisi wacana rumpang dalam berbagai tataran kebahasaan sesuai dengan
pemfokusan pembelajaran yang diberikan. Teknik isian rumpang untuk
membaca permulaan tidak berpatokan pada teknik isian rumpang sebagaimana
halnya untuk membaca tingkat lanjut (membaca pemahaman) yang aturannya
sudah baku, misalnya dengan pelepasan setiap kata kelima, keenam, atau
ketujuh secara konsisten. Misalnya, untuk tes identifikasi lambing bunyi
berupa lambing huruf, penyajian struktur dapat dilakukan dalam bentuk sajian
kata dengan menghilangkan bagian-bagian huruf yang hendak diteskan.
Demikian juga dengan perumoangan suku kata atau kata. Perhatikan contoh
berikut ini.
Contoh pelepasan huruf
B O L …
Contoh pelepasan suku kata:
ini mimi (sebaiknya dibantu dengan gambar)
i-ni mi- . . .
i-. . .- mi-mi
contoh pelepasan kata pada teks sederhana dapat dikombinasikan dengan
gambar.
(teks ini sebaiknya diambil dari teks yang pernah diperkenalkan kepada anak)
Ini … (gambar anak laki-laki)
Ini … (gambar anak perempuan) dan seterusnya.
 Menjawab dan mengajukan pertanyaan dari teks tertulis (teks sederhana).
Untuk sekedar mengecek pemahaman siswa terhadap teks-teks sederhana,
guru dapat mengajukan beberapa pertanyaan sederhana untuk menilai
kemampuan siswa dalam memahami lambang-lambang tertulis. Sebaliknya,
siswa juga dapat dirangsang untuk mengajukan pertanyaan sehubungan
dengan teks yang dibacanya.

3. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS KETERAMPILAN BERBAHASA


Bahasa Indonesia sebagai bahan pengajaran secara garis besar terdiri atas 3 komponen, yaitu :
1. Kebahasaan
2. Kemampuan berbahasa
3. Kesastraan
Kompetensi kebahasaan terdiri dari 2 aspek,yaitu :
1. Struktur kebahasaan yang meliputi fonologi,morfologi,sintaksis,semantic dan kewacanaan.
2. Kosakata
Sedangkan kemampuan berbahasa terdiri atas 4 aspek, yaitu :
1. Kemampuan mendengarkan / menyimak
2. Kemampuan membaca
3. Kemampuan berbicara
4. Dan kemampuan menulis
dimana dalam praktik komunikasi yang nyata keempat keterampilan tersebut tidak berdiri sendiri
melainkan merupakan perpaduan dari keempatnya. Tidak mungkin di dalam kelas guru hanya
melatih pengembangan kompetensi berbicara saja tanpa diikuti oleh keterampilan berbahasa yang
lain, namun karena materi pembelajaran bahasa Indonesia itu meliputi beberapa aspek, maka
pembelajaran bahasa ada pemfokusan dari aspek-aspek tersebut. Dengan demikian ada
pembelajaran bahasa dengan focus keterampilan berbahasa, dan adapula pembelajaran bahasa
dengan fokus sastra.
Yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus keterampilan berbahasa
adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang ditekankan pada pengembangan salah satu kompetensi
dasar dan keempat keterampilan berbahasa yang ada. Dengan demikian, dalam langkah-langkah
pembelajaran semua kegiatan belajar mengajar tertumpu atau berfokus pada satu keterampilan
berbahasa yang telah ditetapkan.

B. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA.


Disamping difokuskan pada keterampilan berbahasa,pembelajaranbahasa Indonesia dapat pula
difokuskan pada sastra,tetapi tetap diintegrasikan dengan kompetensi dasar yang lain misalkan pada
pembelajaran mendengarkan dongeng,mendeklamasikan puisi,mengubah puisi ke dalam bentuk
prosa.
Pada saaat ini pembelajaran sastra ditekankan pada apresiasi sastra. Oleh karena itu,teori-teori
sastra diajarkan dengan persentase yang sangat kecil,dan tentu saja semakin tinggi jenjang
pendidikan siswa,teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan untuk
mengapresiasi karya sastra.
Pembelajaran bahasa Indonesia dengan focus sastra berarti dalam langkah-langkah
pembelajarannya semua kegiatan belajar mengajar difokuskan untuk mengapresiasi sastra apa lewat
pembacaan puisi,mendengarkan cerita rakyat atau yang lainnya yang disesuiakan dengan tingkat
kelas siswa.
C. TUJUAN DAN MANFAAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN BERBAGAI FOKUS.
Adapun tujuan dan manffat pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai focus tersebut adalah
agar siswa dapat mengembangkan kompetensi mana yang ditekankan,misalnya yang ditekankan
adalah kompetensi dasar rmendengarkan maka porsi untuk pembelajaran mendengarkan lebih
banyak daripada keterampilan yang lain.
Kalau dilihat dari segi guru, pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai focus ini bertujuan
untuk memudahkan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran di kelas.
4.

Anda mungkin juga menyukai