Anda di halaman 1dari 8

Tugas Tutorial 1/2/3

Tutorial ke: 3/5/7

Kode Mata Kuliah : PDGK4204


Nama Mata Kuliah : Pendidikan Bahasa Indonesia di SD
Nama Pengembang : Inno Cahyaning Tyas, M.Pd
Masa Tutorial : 2023.2

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan uraian yang tepat, singkat dan jelas !
1. Dapatkah aspek keterampilan berbahasa dipadukan dengan aspek sastra? Coba Anda
berikan contoh materi pokok apa, dan bagaimana langkah pembelajaran dan hasil
belajarnya! (bentuk seperti pada RPP yaitu berupa langkah-langkah inti pembelajarannya)

2. Carilah satu contoh buku teks bahasa Indonesia dari siswa SD kelas tinggi, kemudian
berilah pendapat Anda atas kelemahan dan kelebihan sebuah buku teks mapel tersebut
berdasarkan pada tampilan buku teks, isi materi dalam buku teks, cara penyajiannya, dan
bahasa yang digunakan! (Sertakan pula bukti berupa screenshoot bagian tersebut)

3. Jika Anda ingin menerapkan metode global dalam pembelajaran MMP di kelas 1 dengan
tanpa menggunakan buku, Coba berikan gambaran singkat mengenai rencana (langkah-
langkah) proses pembelajarannya !

4. Buatlah contoh bagaimana penilaian MMP untuk kelas 1 SD pada pembelajaran mengisi
teks/wacana rumpang dengan huruf, suku kata, dan kata! Disertai rubrik penilaian juga!

5. Jelaskan secara singkat tujuan dan manfaat pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
berbagai fokus keterampilan berbahasa khusunya untuk siswa ! dan berikan satu contoh
saja bagaimana cara Saudara sebagai guru yang kreatif dan inovatif mengajarkan bahasa
Indonesia yang menarik dan menyenangkan!

Selamat Mengerjakan
NAMA : ATIK NURLAELA

NIM : 858949382

POKJAR TEGALDLIMO

JAWABAN

NOMOR 2

Nomor 2
Contoh Buku Teks Bahasa Indonesia SD Kelas Tinggi:
Judul: "ESPS Bahasa Indonesia Kelas V"

Kelebihan:
1. Tampilan Buku Teks:
Ilustrasi dan layout yang menarik, dengan penggunaan warna yang memudahkan siswa
untuk memahami struktur teks.
Penggunaan gambar dan grafik yang mendukung pemahaman konten.
2. Isi Materi dalam Buku Teks:
Materi disajikan dengan urutan yang logis dan terstruktur.
Inklusi materi-materi kontemporer yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
3. Cara Penyajian:
Kegiatan-kegiatan praktis dan interaktif untuk memotivasi siswa.
Pemberian contoh konkret dan situasional untuk memahamkan konsep-konsep bahasa.
4. Bahasa yang Digunakan:
Bahasa yang mudah dipahami oleh siswa dengan penggunaan kosakata yang sesuai
dengan tingkat pemahaman mereka.
Kalimat yang jelas dan singkat untuk memudahkan pemahaman.

Kelemahan:
1. Tampilan Buku Teks:
Beberapa bagian terlalu padat dengan teks, mungkin bisa diselingi dengan lebih banyak
gambar atau grafik.
2. Isi Materi dalam Buku Teks:
Beberapa materi mungkin terlalu ringan, perlu penambahan materi atau kegiatan untuk
menantang siswa yang lebih mampu.

3. Cara Penyajian:
Beberapa instruksi atau petunjuk praktik kurang jelas, membutuhkan tambahan
penjelasan atau contoh.

4. Bahasa yang Digunakan:


Penggunaan istilah atau kata-kata khusus yang mungkin sulit dipahami oleh siswa,
perlu ada penjelasan lebih lanjut.

Penting untuk dicatat bahwa penilaian kelebihan dan kelemahan dapat sangat bersifat
subjektif tergantung pada kebutuhan dan karakteristik kelas atau siswa tertentu. Selain itu,
buku teks sering mengalami revisi dan pembaruan, sehingga beberapa kelemahan dapat
diperbaiki pada edisi berikutnya.

NOMOR 3

Sebelum kegiatan KBM dilakukan, sebaiknya kita mengawali dengan berbagai kegiatan pra-
KBM yang dapat merangsang dan menggali pengalaman berbahasa anak. Percakapan-
percakapan ringan antara guru dan siswa sebelum kegiatan KBM dimulai merupakan langkah
awal yang bagus untuk membuka pintu komunikasi. Sapaan-sapaan hangat dan berbagai
pertanyaan ringan merekan akan membuat siswa termotivasi untuk betah dan belajar di
sekolah. Selanjutnya, pilihlah variasi-variasi kegiatan berikut seperti:

a. Menunjukkan gambar

Misalnya guru menunjukkan gambar keluarga yang terdiri atas ibu, ayah, dan dua anak (laki-
laki dan perempuan). Hal ini dimaksudkan untuk menarik minat dan perhatian anak.

b. Menceritakan gambar

Guru menceritakan gambar tersebut dengan memberi nama terhadap peran-peran yang
terdapat di dalam gambar tersebut. Penamaan tokoh-tokoh hendaknya menggunakan huruf-
huruf yang pertama-tama hendak dikenalkan kepada anak. GBPP dan Buku Paket dapat
dijadikan acuan untuk penamaan tokoh-tokoh tersebut. Misalnya, Anda dapat menyebut
“mama” untuk gambat ibu; “mimi” untuk gambar anak perempuan; “nana” untuk gambar
anak laki-laki; dan “papa” untuk gambar ayah. Tema cerita dapat disesuaikan dengan tema-
tema yang ada dalam GBPP, atau tema-tema yang diperkirakan menarik perhatian anak, dan
akrab dengan kehidupan anak.

c. Siswa bercerita dengan bahasanya sendiri

Selanjutnya, satu-dua siswa diminta menceritakan kembali gambar tersebut dengan


bahasanya sendiri.

d. Mengenalkan bentuk-bentuk tulisan melalui bantuan gambar

Pada fase ini, guru mulai melepaskan gambar-gambar tadi secara terpisah, dan menempelinya
dengan tulisan sebagai keterampilan atas gambar tadi.

Sebagai contoh: di bawah gambar ibu tertera tulisan yang berbunyi “ini mama” atau “mama”
(bergantung pada pemilihan metode MMP yang Anda gunakan: metode SAS, metode kata,
metode eja, dan seterusnya).

e. Membaca tulisan bergambar

Pada fase ini, guru mulai melakukan proses pembelajaran membaca sesuai dengan metode
yang dipilih. Jika menggunakan metode eja atau metode bunyi, pengenalan lambang tulisan
akan diawali dengan pengenalan huruf-huruf melalui proses drill (teknik tubian) atau proses
hafalan. Jika penggunaan metode global atau metode SAS, proses pembelajaran membaca
akan dimulai dari pengenalan struktur kalimat sederhana; dan seterusnya.

f. Membuka tulisan tanpa gambar

Setelah proses ini dilakui, selanjutnya guru secara perlahan-lahan dapat menyingkirkan
gambar-gambar tadi, dan siswa diupayakan untuk melihat bentuk tulisannya saja. Kegiatan
ini dapat disertai dengan penyalinan bentuk tulisan ke papan tulis, dan guru menyajikan
wacana sederhana yang dapat memberikan keutuhan makna kepada anak. Misalnya, guru
dapat membuat wacana seperti berikut:

ini mama ini mimi ini nana

ini mama mimi ini mama nana

g. Mengenalkan huruf, suku kata, kata, atau kalimat dengan bantuan kartu. Berikut ini
disajikan beberapa alternatif pengenalan berbagai unsur bahasa melalui kartu-kartu.

• Mengenalkan unsur kata/kalimat

• Mengenalkan unsur kata/suku kata

Ada hal penting yang harus diperhatikan guru dalam menguraikan suku kata menjadi bunyi
huruf-huruf. Seperti:

(Guru memperlihatkan kartu suku kata berbunyi /ma/)

Guru : m a (suku kata diucapkan panjang dan bunyi /m/ didengungkan)

Murid: m (panjang)

Guru : Lalu?

Murid: a (panjang)

 Merangkai huruf menjadi kata-kata bermakna

Perhatikan contoh kartu-kartu huruf berikut serta bentukan-bentukan kata yang dihasilkannya

 Merangkai suku kata menjadi kata

Anda dapat melakukannya seperti contoh di atas, namun kartu yang digunakan untuk
merangkai kata adalah kartu-kartu suku kata.

NOMOR 4
Berdasarkan cara pelaksanaannya, alat penilaian MMP untuk kelas 1 SD pada pembelajaran
mengisi teks/wacana rumpang dengan huruf, suku kata, dan kata, dapat dilakukan secara
tertulis, lisan, dan perbuatan.

1. Tes Tertulis
Merupakan alat penilaian yang penyajian maupun pengerjaannya dilakukan dalam bentuk
tertulis. Pengerjaannya siswa dapat berupa jawaban atas pertanyaan atau tanggapan, baik atas
pernyataan maupun tugas yang diberikan atau diperintahkan.

2. Tes Lisan
Merupakan alat penilaian yang penyajian maupun pengerjaannya dilakukan dalam bentuk
lisan. Dalam cara inipun, pengerjaannya oleh siswa dapat berupa jawaban atas pernyataan
atau tanggapan atas pernyataan.

3. Tes Perbuatan
Merupakan alat penilaian yang penugasannya dapat disampaikan secara tertulis atau lisan dan
pengerjaannya oleh siswa dilakukan dalam bentuk penampilan atau perbuatan.
Teknik isian rumpang untuk membaca permulaan tidak berpatokan pada teknik isian
rumpang sebagaimana halnya untuk membaca tingkat lanjut (membaca pemahaman) yang
aturannya sudah baku, misalnya dengan pelepasan setiap kata kelima, keenam, atau ketujuh
secara konsisten. Misalnya, untuk tes identifikasi lambing bunyi berupa lambing huruf,
penyajian struktur dapat dilakukan dalam bentuk sajian kata dengan menghilangkan bagian-
bagian huruf yang hendak diteskan. Demikian juga dengan perumpangan suku kata atau kata.
seperti contoh berikut:

Contoh pelepasan huruf

b o l ...

Contoh pelepasan suku kata:


ini mimi (sebaiknya dibantu dengan gambar)
i-ni mi- . . .
i-. . .- mi-mi

contoh pelepasan kata pada teks sederhana dapat dikombinasikan dengan gambar.
(teks ini sebaiknya diambil dari teks yang pernah diperkenalkan kepada anak)
Ini … (gambar anak laki-laki)
Ini … (gambar anak perempuan)
dan seterusnya.

RUBRIK PENILAIAN
MMP untuk kelas 1 SD pada pembelajaran mengisi teks/wacana rumpang dengan huruf, suku
kata, dan kata.

Nama siswa :

Kelas :
No Unsur yang di nilai Skor Skor siswa
maksimum

1 Ketepatan meyuarakan 30
tulisan

2 Kewajaran lafal 20

3 Kewajaran intonasi 20

4 Kelancaran 20

5 Kejelasan suara 10

Jumlah skor total 100

NOMOR 5

Tujuan dan manfaat pembelajaran Bahasa Indonesia dengan berbagai fokus


keterampilan berbahasa khusunya untuk siswa yaitu Sastra memiliki berbagai macam
fungsi edukasi. Pembelajaran sastra di dalam kelas, dapat membantu siswa menstimulasikan
imajinasi, mengembangkan kemampuan kritis dan meningkatkan perhatian emosionalnya.
Apabila siswa diminta untuk memberikan respon secara personal terhadap teks sastra yang
dibaca, siswa akan menjadi lebih percaya diri dalam mengekspresikan ide mereka, dan
mengekspresikan emosinya. Selain itu, siswa termotivasi untuk meningkatkan
kemampuannya dalam menguasai teks sastra dan memahami bahasa, serta dalam
menghubungkan teks sastra yang dibaca tersebut dengan nilai-nilai dan tradisi dari
masyarakatnya. Khususnya memiliki fungsi yang penting bagi kehidupan. Selain itu
pembelajaran sastra dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk meningkatkan kepekaan siswa
terhadap nilai-nilai kehidupan dan kearifan dalam menghadapi lingkungan, realitas
kehidupan, dan sikap pendewasaan. Melalui pembelajaran sastra, diharapkan siswa tumbuh
menjadi manusia dewasa yang berbudaya, mandiri, sanggup mengekspresikan diri dengan
pikiran dan perasaannya dengan baik, berwawasan luas, kritis, berkarakter, halus budi
pekerti, dan santun.

Sebagai contoh kita dapat menggunakan media gambar disisi lain media gambar merupakan
contoh media pembelajaran kreatif dan menarik yang murah dan mudah. Agar proses belajar
tidak membosankan, kita bisa mencari gambar-gambar yang sesuai dengan pelajaran yang
diajarkan. Misalnya, ingin mengajarkan seni lukis. Maka kita bisa menggunakan gambar
pelukis dan hasil karyanya. Contoh media pembelajaran kreatif dan menarik ini bertujuan
untuk memvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan kepada murid atau siswa.

Anda mungkin juga menyukai