Anda di halaman 1dari 9

Tugas Tutorial 1/2/3

Tutorial ke: 3/5/7

Kode Mata Kuliah : PDGK4204


Nama Mata Kuliah : Pendidikan Bahasa Indonesia di SD
Nama Pengembang : Inno Cahyaning Tyas, M.Pd
Masa Tutorial : 2023.2

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan uraian yang tepat, singkat dan jelas !
1. Dapatkah aspek keterampilan berbahasa dipadukan dengan aspek sastra? Coba Anda
berikan contoh materi pokok apa, dan bagaimana langkah pembelajaran dan hasil
belajarnya! (bentuk seperti pada RPP yaitu berupa langkah-langkah inti pembelajarannya)

Dapat. Contoh, materi pokoknya adalah “puisi anak” hasil belajarnya berupa perpaduan
antara keterampilan membaca dan sastra adalah “siswa dapat membacakan puisi anak dengan
lafal dan intonasi yang tepat.”

Dalam pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat aspek keterampilan
berbahasa dan sastra. Keempat keterampilan tersebut adalah:1

1. Keterampilan menulis

Menggunakan berbagai wacana tulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dan


informasi dalam bentuk teks narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, teks pidato, proposal,
surat dinas, surat dagang, rangkuman ,ringkasan, notulen, laporan, resensi, karya ilmiah, dan
berbagai karya sastra berbentuk puisi, cerpen, drama, kritik, dan esei.

2. Keterampilan menyimak / Mendengarkan

Memahami wacana lisan dalam kegiatan menyimak berita, laporan, saran, pidato,
wawancara, diskusi, seminar, dan pembacaan karya sastra berbentuk puisi, cerita rakyat,
drama, cerpen, dan novel.

3. Keterampilan berbicara

1
https://brainly.co.id/tugas/35313117
Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam
kegiatan berkenalan, diskusi, bercerita, presentasi hasil penelitian, serta mengomentari
pembacaan puisi dan pementasan drama.

4. Keterampilan membaca

Menggunakan berbagai jenis bacaan untuk memahami wacana tulis teks nonsastra berbentuk
grafik, tabel, artikel, tajuk rencana, teks pidato, serta teks sastra berbentuk puisi, hikayat,
novel. biografi, puisi kontemporer, karya sastra berbagai angkatan dan sastra melayu klasik.

Penjelasan:

Dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, keempat keterampilan tersebut dapat
dilaksanakan secara terpadu, tidak terpisah-pisah. Keterpaduan tersebut merupakan wujud
dari suatu proses komunikasi yang melibatkan empat keterampilan berbahasa.

2. Carilah satu contoh buku teks bahasa Indonesia dari siswa SD kelas tinggi, kemudian
berilah pendapat Anda atas kelemahan dan kelebihan sebuah buku teks mapel tersebut
berdasarkan pada tampilan buku teks, isi materi dalam buku teks, cara penyajiannya, dan
bahasa yang digunakan! (Sertakan pula bukti berupa screenshoot bagian tersebut)
Kelebihan bacaan teks bacaan:

1. Tidak Memerlukan Jaringan Internet


2. Isi lebih Spesifik dan Detail; Teks berita cetak dibuat dengan lebih spesifik dan detail
agar pembaca bisa mengerti sebuah peristiwa melalui satu koran atau media lainnya.
3. Tidak Bergantung pada Alat Elektronik; Sebuah teks berita cetak bisa kita baca
dengan mudah tanpa bergantung pada alat elektronik.
4. Memiliki Tampilan yang Menarik; Sebuah media cetak akan menampilkan teks berita
yang dikemas dengan bentuk menarik.

Kekurangan Teks Berita Cetak

Meski memiliki banyak kelebihan, media cetak atau teks berita cetak juga memiliki
kekurangan.

1. Penyampaian Berita Lambat; Teks berita cetak memang bisa menjangkau semua
lapisan masyarakat, namun berita yang disampaikan cenderung lambat. Berbeda
dengan berita yang disajikan pada media online yang bisa diakses dengan cepat
dengan perubahan informasi yang cepat.
2. Tidak Efisien; Bagi masyarakat perkotaan yang memiliki banyak kesibukan,
membawa sebuah koran atau berita cetak menjadi hal yang merepotkan. Sehingga
teks berita dalam bentuk online menjadi lebih efisien.
3. Produksi Cetak Memakan Banyak Biaya; Kekurangan lain dari media cetak adalah
biaya produksi yang cukup tinggi.

3. Jika Anda ingin menerapkan metode global dalam pembelajaran MMP di kelas 1 dengan
tanpa menggunakan buku, Coba berikan gambaran singkat mengenai rencana
(langkah-langkah) proses pembelajarannya !

Langkah-langkah Pembelajaran MMP Tanpa Buku

Pembelajaran membaca permulaan tanpa buku berlangsung pada awal-awal anak


bersekolah pada minggu-minggu pertama mereka duduk di bangku sekolah. Hal ini dapat
berlangsung kira-kira 8-10 minggu. Jika memungkinkan tenggang waktu tersebut dapat
dipersingkat lagi, sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
Berikut ini akan disajikan salah satu model alternatif pembelajaran membaca
permulaan tanpa buku. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut. Sebelum KBM
dilakukan sebaiknya guru mengawalinya dengan berbagai kegiatan pra-KBM yang dapat
merangsang dan menggali pengalaman berbahasa anak. Percakapan-percakapan ringan antara
guru dan siswa sebelum KBM dimulai merupakan langkah awal yang bagus untuk membuka
pintu komunikasi. Sapaan-sapaan hangat dan berbagai pertanyaan ringan kepada mereka
akan membuat siswa termotivasi untuk betah dan mau belajar di sekolah. Pilihan
variasi-variasi kegiatan belajar mengajar berikut.
1) Menunjukkan gambar
Variasi ini dilakukan dengan cara guru memperlihatkan sebuah gambar yang
melukiskan sebuah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan dua anak (laki-laki dan
perempuan). Hal ini dimaksudkan untuk menarik minat dan perhatian anak.
2) Menceritakan gambar
Guru menceritakan gambar tersebut dengan memberi nama terhadap
peran-peran yang terdapat di dalam gambar. Penamaan tokoh-tokoh hendaknya
menggunakan huruf-huruf yang pertama-tama hendak diperkenalkan kepada anak.
GBPP dan Buku Paket dapat dijadikan acuan untuk penamaan tokoh-tokoh tersebut.
Misalnya, Anda dapat menyebutkan: “mama” untuk gambar ibu, “mimi” untuk
gambar anak perempuan, dan“nana” untuk gambar anak laki-laki, “bapak” untuk
gambar ayah. Tema cerita dapat disesuaikan dengan tema-tema yang terdapat dalam
GBPP/Kurikulum atau tema-tema yang diperkirakan menarik perhatian anak dan
akrab dengan kehidupan anak.
3) Siswa bercerita dengan bahasa sendiri
Selanjutnya, satu dua orang siswa diminta menceritakan kembali gambar
tersebut dengan bahasanya sendiri.
4) Memperkenalkan bentuk-bentuk huruf (tulisan) melalui bantuan gambar
Pada fase ini, guru mulai melepaskan gambar-gambar tari secara terpisah dan
menempelkannya dengan tulisan sebagai keterangan atas gambar tadi. Sebagai
contoh: di bawah gambar ibu tertera tulisan yang berbunyi, “ini mama” atau “ini
ibu”(bergantung kepada pemilihan metode MMP yang Anda gunakan: Metode SAS,
Metode Kata, Metode Eja, dan seterusnya).
5) Membaca tulisan bergambar
Pada fase ini, guru mulai melakukan proses pembelajaran membaca sesuai
dengan metode yang dipilihnya. Jika menggunakan Metode Eja atau Metode Bunyi
pengenalan lambang tulisan akan diawali dengan pengenalan huruf-huruf melalui
proses drill (teknik tubian) atau proses hafalan. Jika menggunakan Metode Global
atau Metode 26
6) Membaca tulisan tanpa gambar
Setelah proses ini dilalui, langkah selanjutnya guru secara perlahan-lahan
dapat menyingkirkan gambar-gambar tadi dan siswa diupayakan untuk melihat
bentuk tulisannya saja. Kegiatan ini dapat disertai dengan penyalinan bentuk tulisan
di papan tulisan dan guru menyajikan wacana sederhana yang dapat memberikan
keutuhan makna atau keutuhan informasi kepada anak. Misalnya, guru dapat
menyajikan wacana seperti berikut. ini mama ini mimi ini nana ini mama mimi ini
mama nana
7) Memperkenalkan huruf, suku kata, kata, atau kalimat dengan bantuan kartu
Berikut ini akan disajikan berbagai alternatif pengenalan berbagai unsur
bahasa melalui kartu-kartu.
a. Memperkenalkan unsur kalimat/kata

Ini Mama

.... Mama

Ini ....

.... ....

b. Memperkenalkan unsur kata/suku kata

Bola Dona

bo la do na

.... la .... na

bo .... do ....

c. Memperkenalkan unsur suku kata/huruf

Ku da

k u d a
.... .... .... ....

.... u .... a

d. Memperkenalkan unsur suku kata/huruf


ani, mina, main, amin, iman

Demikianlah model-model alternatif pengajaran membaca permulaan


tanpa buku. Anda dapat mengembangkan model lain yang lebih kreatif dan menarik serta
cocok dengan situasi dan kondisi murid-murid anda.
Pengajaran menulis permulaan tanpa buku dapat dilakukan melalui pelatihan mekanik
untuk melemaskan otot-otot tangan, misalnya berlatih membuat telur atau lingkaran di
udara,membuat pagar di udara, menirukan gambar huruf di udara dan sejenisnya.2
4. Buatlah contoh bagaimana penilaian MMP untuk kelas 1 SD pada pembelajaran mengisi
teks/wacana rumpang dengan huruf, suku kata, dan kata! Disertai rubrik penilaian juga!

TABEL. 4.1 RUBRIK PENILAIAN3

Aspek Nilai
penilaian 1 2 3 4
Kemampuan Mengenal Mengenal huruf Mengenal huruf, Mengenal huruf,
mengenal huruf dengan namun dapat dapat dapat
dan mengucapkan mengucapkannya mengucapkannya mengucapkannya
mengucapkan n nya, , namun kurang a dengan jelas, a dengan tepat,
n huruf namun tidak jelas dan kurang tetapi kurang jelas, dan lancar.
tepat, dan lancar lancar.
tidak jelas.
Kemampuan Mampu Mampu mengeja Mampu mengeja Mampu mengeja
mengeja mengeja huruf menjadi huruf menjadi huruf menjadi
huruf huruf suku kata tetapi suku kata dengan suku kata
menjadi suku menjadi suku kurang tepat dan tepat tetapi dengan tepat
kata kata tetapi tidak lancar kurang lancar dengan lancar
tidak tepat
dan tidak
lancar.
Kemampuan Mampu Mampu mengeja Mampu mengeja Mampu mengeja
mengeja mengeja suku kata suku kata suku kata

2
https://anggisukses.blogspot.com/2016/04/strategi-pembelajaran-mmp-sd.html

3
https://media.neliti.com/media/publications/109872-ID-peningkatan-kemampuan-membaca-permulaan.pdf
suku kata suku kata menjadi kata menjadi kata menjadi menjadi
menjadi kata menjadi kata tetapi kurang dengan tepat kata dengan
tetapi tidak tepat dan tepat dan tidak lancar tetapi kurang tepat dan lancar
tidak lancar lancar

Kemampuan Mampu Mampu Mampu Mampu


menyambung menyambung menyambung menyambung menyambung
kata menjadi kata menjadi kata menjadi kata menjadi kata menjadi
kalimat kalimat tetapi kalimat tetapi kalimat dengan kalimat dengan
tidak tepat kurang tepat dan tepat tetapi tepat dan lancar
dan tidak tidak tepat kurang lancar
lancar

5. Adapun tujuan dan manfaat pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai focus
tersebut adalah agar siswa dapat mengembangkan kompetensi mana yang
ditekankan,misalnya yang ditekankan adalah kompetensi dasar mendengarkan maka porsi
untuk pembelajaran mendengarkan lebih banyak daripada keterampilan yang lain. Kalau
dilihat dari segi guru, pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai fokus ini bertujuan
untuk memudahkan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran di kelas.
Salah satu contohnya adalah dengan menggunakan model pembelajaran
discovery learning4 yaitu memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses
intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila
individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan
beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi,
pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi. Proses di atas disebut cognitive
process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating
concepts and principles in the mind.
Adapun langkah kerja model pembelajaran Discovery Learning:

1) Pemberian rangsangan (stimulation)

2) Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement)

3) Pengumpulan data (data collection)

4) Pengolahan data (data processing)

4
https://gurudikdas.kemdikbud.go.id/news/Mengenal-Model-Pembelajaran-Discovery-Learning
5) Pembuktian (verification)

6) Menarik simpulan/generalisasi (generalization)

Anda mungkin juga menyukai