Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN

Mata Kuliah : Pembelajaran Bahasa dan Sastra di Sekolah Dasar


Dosen Pengampu : Prof.Dr. ST Y SLAMET M.Pd.

Disusun Oleh :
Nama : Annisa Lailatul Rahmadani
NIM : K7119037
Kelas : 5A

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2021
A. Strategi Pembelajaran Menulis Permulaan
Metode dan pembelajaran menulis permulaan
1) Metode Eja
Metode eja di dasarkan pada pendekatan harfiah, artinya belajar membaca dan
menulis dimulai dari huruf-huruf yang dirangkaikan menjadi suku kata. Oleh karena
itu pengajaran dimulai dari pengenalan huruf-huruf. Demikian halnya dengan
pengajaran menulis di mulai dari huruf lepas, dengan langka-langkah sebagai berikut:
a) Menulis huruf lepas.
b) Merangkaikan huruf lepas menjadi suku kata.
c) Merangkaikan suku kata menjadi kata.
d) Menyusun kata menjadi kalimat (Djauzak, 1996:4).
2) Metode Kata Lembaga
Metode kata lembaga di mulai mengajar dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Mengenalkan kata.
b) Merangkaikan kata antar suku kata.
c) Menguraikan suku kata atas huruf-hurufnya.
d) Menggabungkan huruf menjadi kata (Djauzak, 1996:5).
3) Metode Global
Metode global memulai pengajaran membaca dan menulis permulaan dengan
membaca kalimat secara utuh yang ada di bawah gambar. Menguraikan kalimat
dengan kata-kata, menguraikan kata-kata menjadi suku kata (Djauzak, 1996:6).
4) Metode SAS
Menuryut (Supriyadi, 1996: 334-335) pengertian metode SAS adalah suatu
pendekatan cerita di sertai dengan gambar yang didalamnya terkandung unsur analitik
sintetik. Menurut Supriyadi dkk. (l992) alasan mengapa metode SAS dipandang
paling baik antara lain : (l) metode ini menganut prisip ilmu bahasa umum, bahwa
bentuk bahasa terkecil adalah kalimat, (2) memperhitungkan perkembangan
pengalaman bahasa anak, dan (3) metode ini menganut prinsip menemukan sendiri.
Metode SAS menurut (Djuzak,1996:8) adalah suatu pembelajaran menulis permulaan
yang didasarkan atas pendekatan cerita yakni cara memulai mengajar menulis dengan
menampil cerita yang diambil dari dialog siswa dan guru atau siswa dengan siswa.
Teknik pelaksanaan pembelajaran metode SAS yakni keterampilan menulis kartu
huruf, kartu suku kata, kartu kata dan kartu kalimat, sementara sebagian siswa
mencari huruf, suku kata dan kata, guru dan sebagian siswa menempel kata-kata yang
tersusun sehingga menjadi kalimat yang berarti (Subana). Proses operasional metode
SAS mempunyai langkah-lagkah dengan urutan sebagai berikut:
a) Struktur yaitu menampilkan keseluruhan.
b) Analitik yatu melakukan proses penguraian.
c) Sintetik yaitu melakukan penggalan pada struktur semula.
Untuk lebih jelasnya dalam penerapan metode SAS, guru melakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
a) Guru menuliskan sebuah kalimat sederhana, membacanya, siswa
menyalinnya.
b) Kalimat itu diuraikan ke dalam bentuk kata-kata. Setelah dibaca siswa
menyalin kata-kata itu seperti yang dilakukan guru.
c) Kata-kata dalam kalimat itu diuraikan lagi atas suku-sukunya. Setelah
dibaca, siswa menyalin suku kata-suku kata itu seperti yang dilakukan guru.
d) Suku kata itu pun diuraikan lagi atas huruf-hurufnya. Siswa menyalin
seperti yang dilakukan guru.
e) Setelah guru memberikan penjelasan lebih lanjut, huruf-huruf itu
dirangkaikan kembali menjadi suku kata, kata, dan kalimat untuk kemudian
siswa menyalinnya seperti yang dilakukan guru.
Kegiatan-kegiatan lain yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
1) Penulisan kata-kata dan kalimat sederhana yang sudah dikenal atau yang
baru dengan huruf balok.
2) Menyalin kata-kata yang cocok dengan gambar yang ditunjukkan guru.
3) Penulisan huruf yang ada pada kartu, yang telah disusun menjadi kata.
4) Penulisan cerita di dalam gambar dengan bimbingan guru.
5) Penulisan kata-kata yang sudah dikenal (dengan didiktekan guru).
6) Penulisan kalimat sederhana yang dimulai dengan huruf kapital diakhiri
tanda titik.
7) Penulisan jawaban atas pertanyaan berkaitan dengan isi bacaan.
8) Selanjutnya pembelajaran menulis sudah mengarah pada kegiatan
mengarang yang diawali dengan pembelajaran mengarang permulaan
(mengarang sederhana berdasarkan gambar seri, cerita sederhana, atau
pengalaman siswa) sampai pada tingkat mengarang lanjut. Pembelajaran
menulis lanjut diarahkan pada pengembangan kemampuan menulis beragam
bentuk tulisan.
Demikian langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pembelajaran menulis
permulaan dengan metode SAS, sehingga hasil belajar itu benar-benar menghasilkan
struktur analitik sintetik (Subana:176).
B. Penerapan Pembelajaran menulis permulaan di kelas
Penerapan pembelajaran menulis permulaan di kelas dapat ditempuh melalui langkah
langkah pembelajaran menulis permulaan, sebagai berikut :
1) Pengenalan huruf
Kegiatan ini di lakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran membaca
permulaan.Penekanan pembelajaran di arahkan pada pengenalan bentuk
tulisan serta pelafalannya dengan benar.Fungsi pengenalan ini di maksudkan
untuk melatih indra siswa dalam mengenal dan membedakan bentuk dan
lambang-lambang tulisan.
2) Latihan
Ada beberapa bentuk latihan menulis permulaan yang dapat kita lakukan
seperti:
· Latihan memegang pensil dan duduk dengan sikap dan posisi yang
benar.
· Latihan gerakan tangan.
· Latihan mengeblat.
· Latihan menatap bentuk tulisan.
· Latihan menulis halus indah.
· Latihan dikte.
· Latihan melengkapi tulisan.

C. Praktis Penerapan Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan di Kelas.


Bahan dan Alat yang harus disiapkan
1) Beberapa gambar tentang tema yang akan dibahas misalnya : keluarga,
pakaian, transportasi, alat rumah tangga, dan sebagainya.
2) Label yang menunjukkan nama gambar
3) Catatan : jika memungkinkan gambar dapat diganti dengan benda asli

Langkah Kegiatannya
a. Guru menempelkan gambar dipapan tulis, diceritakan anak
Guru menempelkan gambar di papan tulis. Beberapa anak
diminta menyebutkan nama benda yang ada yang ada di gambar dan
menceritakan sesuatu tentang benda. Misalnya : anak melihat gambar
perahu dan diminta menceritakan pengalamannya (kalau ada) naik
perahu.
b. Nama gambar di tempel di papan tulis dan dibaca anak
Guru menempelkn nama benda di bawah gambar. Nama dibaca
beberapa anak. Setelah dibaca beberapa kal, nama benda dipindahkan
agak keamping papan tulis. Anak harus ingat label yang mana yang
sesuai masing-masing gambar.

c. Anak menggambar dan menulis nama atau kalimat


Anak diminta menggambar beberapa (atau semua) gambar
dalam bukunya (atau di atas kertas) dan menulis nama benda
dibawahnya. Anak yang sudah lebih mampu menulis diminta untuk
menulis kalimat sederhana. Kalau ada pajangan gambar dan kata dari
pelajaran sebelumnya kata-kata tersebut dapat dimanfaatkan dalam
menulis kalimat. Misalnya : kalau pe;ajaran ini membahas pakaian dan
sudah dipajangkan gambar dan nama anggota keluarga di dinding dari
pelajaran sebelumnya, anak dapat menu;is : "ini baju" dan sebagainya.

d. Beberapa contoh ditunjukkan ke kelas dan dipajangkan


Beberapa contoh hasil kerja ditunjukkan guru di depan kelas
dan dipajangkan di dinding. Ini akan membuat motivasi bagi anak
dalam mengikuti pelajaran.
D. Bentuk Evaluasi Pembelajaran Membaca Permulaan
Penilaian Ketrampilan Bahasa Indonesia Secara Holistik
Alat penilaian terdiri dari :
1. Alat Penilaian Tes
Yaitu serangkaian pertanyaan atau tugas untuk mengukur
percakapan tertulis dan perbuatan.
a. Tes Menyimak
Bertujuan untuk menilai kemampuan siswa dalam
memahami isi makna berupa identifikasi fonem, pola intonasi,
atau pengertian isi wacana lisan. Tes yang dapat dilakukakn
adalah simak ulang, melengkapi, dan menjawab pertanyaan
dari wacana lisan.

b. Tes Berbicara
Bertujuan untuk mengukur kemampuan berbahasa lisan
anak dalam mengucapkan bunyi bahasa, menyampaikan ide,
pikiran, atau perasaannya ketika berkomunikasi dengan orang
lain. Bagi kelas-kelas awal, keterampilan yang diujikan masih
sederhana.
Tes yang dapat digunakan adalah ulang ucap, uraian
lisan, membuat atau menjawab pertanyaan dari suatu wacana,
percakapan, diskusi, memberikan atau mendeskripsikan, dan
reka cerita gambar.
c. Tes Membaca
Bertujuan untuk menilai kemampuan siswa untuk
mengenal. Merangkaikan huruf, dan membacanya menjadi
satuan yang serta memahami maksudnya. Tes awal yang dapat
dilakukan adalah :
· Membaca nyaring.
· Menjawab dan mengajukan pertanyaan dari wacana tulis.
· Mengisi wacana rumpang (klos).
Untuk membuat tes dengan wacana rumpang atau tidak
lengkap, guru hendaknya memperhatikan hal-hal berikut :
* Pilihan wacana baru, yang belum dibaca siswa.
* Wacana yang dibaca siswa tidak terlalu panjang.
* Informasi wacana sempurna.
* Biarkan kalimat pertama, kedua, dan terakhir utuh.
* Lakukan penghilangan kata pada kalimat kedua, sampai
menjelang kalimat akhir.
d. Tes Menulis
Bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
melambangkan unsur-unsur bahasa dan keterampilannya
menuangkan ide, gagasan, dan perasaannya secara tertulis. Tes
yang dapat dilakukan yaitu :
* Menyalin kalimat dan wacana pendek.
* Menyusun kata-kata atau kalimat acak menjadi kalimat
atau wacana yang baik.
* Membuat cerita gambar.
* Membuat gambar dan ceritanya.
* Merangkum karangan.
* Memparafrase.
* Menyusun karangan sederhana.
* Menyunting dan memperbaiki karangan.
* Menanggapi secara tertulis suatu wacana.

2. Alat Penilaian Nontes


Yaitu alat penilaian selain tes. Teknik nontes ini dapat di
laksanakan dengan observasi ,wawancara, dan portofolio. Penilaian
nontes dapat dilakukan pengamatan/observasi. Pengamatan yaitu
pengumpulan informasi dilakukan dengan mengamati dan mencatat
perilaku siswa. Pengamat harus terencana dan terarah. Pengamatan ini
dapat dilakukan dengan cara :
• Catatan anekdot berisi paparan perilaku siswa.
• Daftar cek berisi nama-nama aspek yang ingin diselidiki
sehingga harus disusun berdasarkan tujuan pengamatan itu
sendiri.
• Konferensi atau wawancara yaitu pengumpulan informasi
dengan sejumlah pertanyaan.
• Tugas yaitu pengumpulan informasi mengenai
perkembangan dari kemajuan, tanggapan, serta sikap siswa
melalui kumpulan hasil pekerjaan siswa.
• Portofolio yaitu pengumpulan informasi mengenai
perkembangan dan kemajuan, tanggapan, serta sikap siswa
melaluo kumpulan hasil pekerjaan siswa.

E. Unsur Penilaian Praktik Membaca Nyaring


pencapaian indikator dalam pembelajaran membaca nyaring adalah
(1) mampu membaca lancar kalimat sederhana
(2) mampu membaca dengan intonasi yang tepat,
(3) mampu membaca dengan pelafalan yang tepat,
(4) mampu membaca dengan nyaring,
(5) mampu memahami isi kalimat sederhana. Aspek atau penilaian tes
meliputi tes unjuk kerja (N1) dan tes tulis (N2). Sehingga hasil perolehan nilai
dari aspek pertama dan kedua, kemudian diolah dalam bentuk nilai akhir
dengan rumus:

Anda mungkin juga menyukai