Anda di halaman 1dari 46

STUDI DESKRIPTIF STATUS KARIES GIGI PADA ANGGOTA

KOLOM 8 JEMAAT GMIM BETHESDA SINISIR WILAYAH


MODOINDING
KABUPATEN MINAHASA SELATAN

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Mememuhi Sebagian Persyaratan Untuk Menyelesaikan


Program Studi Diploma III Jurusan Keperawatan Gigi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

Oleh :
Ronny Eduard Wongkar
711240217083

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKESMANADO
2018
LEMBARAN PERSETUJUAN

KaryaTulisIlmiah

STUDI DESKRIPTIF STATUS KARIES GIGI PADA ANGGOTA


KOLOM 8 JEMAAT GMIM BETHESDA SINISIR
WILAYAH MODOINDING

Oleh
Ronny Eduard Wongkar
PO 711240217083

Telahdisetujuioleh :

Pembimbing I

MustapaBidjuni, S.Pd, M.Kes tanggal, 5 Juni 2018


NIP: 196802171989031002

Pembimbing II

Jeineke Ratuela, S.SiT, M.DSc tanggal5 Juni 2018

NIP :197506301994032001
LEMBARAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima dan disetujuioleh Tim Penguji Ujian
Akhir Program Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado Jurusan Keperawatan
Gigi Sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan Diploma III
padatanggal 7 Juni . 2018

Ketua Penguji

Dr. Jean Hendry Raule, S.Pd, M.Kes


NIP : 19640913 198603 1 001

Anggota Penguji

Jeana L. Maramis, SKM, M.Kes Mustapa Bidjuni, S.Pd, M.Kes


NIP :19690716 198802 2 001 NIP :19680217 198903 1 002

Manado, Mei 2018


Ketua Jurusan Keperawatan Gigi Manado,

Anneke A. Tahulending, S.Pd, M.Kes


NIP : 19680217 198903 1 002

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan
lindungan-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan
judul “Studi Deskriptif Status Karies Gigi Pada Anggota Kolom 8 Jemaat
Bethesda Sinisir Wilayah ModoindingKabupaten Minahasa Selatan”.
KaryaTulis Ilmiah ini disusun sebagai syarat dalam menyelesaikan Program
Pendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado Jurusan
Keperawatan Gigi.Penulis menyadari bahwa Penulis Karya Tulis Ilmiah ini masih
ada kekurangan. Namun ini semua adalah merupakan hari kerja yang maksimal
dari segala kebebasan yang penulis miliki serta tak lepas dari segala kebebasan
yang penulis miliki.Sertatak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak, baik langsung maupun tidak langsung sehingga karya tulis ini dapat
terselesaikan.Melalui kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih kepada:
1. Dra. Elisabeth N. Barung, M.Kes, Apt selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Manado Periode 2018-2022.
2. Semuel Layuk, SKM,.M.Kes Selaku Mantan Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Manado Periode 2014-2018.
3. Anneke A. Tahulending, S.Pd, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Gigi Poltekes Kemenkes Manado yang telah memberikan arahan dan
bimbingan selama pendidikan.
4. Mustapa Bidjuni, S.Pd, M.Kes, selaku Pembimbing I yang telah memberikan
kritik dan saran yang sangat membantu untuk kemajuan penulis dalam
menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Jeineke Ratuela, S.SiT, M.DSc, selaku Pembimbing II yang dengan penuh
kesabaran telah memberikan bimbingan serta arahan dalam penyusun Karya
Tulis Ilmiah ini.
6. Dr. Jean Hendry Raule, S.Pd, M.Kes. Selaku penguji I telah menguji dan
memberikan masukan, kritik dan saran untuk menyempurnakan Karya Tulis
Ilmiah ini.
7. Jeana L Maramis SKM,, M.Kes. Selaku penguji II telah menguji dan
memberikan masukan, kritik dan saran untuk menyempurnakan Karya Tulis
Ilmiah ini.
8. Seluruh Dosen Staf Administrasi Jurusan Keperawatan Gigi Manado yang
telah memberikan bekal pengetahuan kepada penulis dan telah memberikan
bantuan serta kerjasama yang baik selama penulis dalam mengikuti
pendidikan.
9. Orang tua, Kakak, Adik dan Saudara yang telah memberikan bantuan yang
tiada henti-hentinya baik melalui doa maupun materi demi keberhasilan
penulis selama mengikuti pendidikan ini.
10. Untuk istri dan anak yang sudah memberikan dukungan, doa serta motivasi
demi keberhasilan penulis
11. Kepada semua teman-teman angkatan kelas RPL 2017, yang telah banyak
membantu dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Serta semua pihak yang
telah memberikan bantuan dalam penelitian ini.
KiranyaTuhan Yang Maha Kuasa akan selalu memberkahi dan melimpakan
rezeki untuk semua kebaikan yang sudah diberikan, bermanfaat bagi kita
pembaca.

Manado, 10 Juni 2018


Penulis

Ronny .E Wongkar
711240217083
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAAN...............................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................iii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ix
ABSTRAK ...........................................................................................................x
BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................1
B. Perumusan Masalah ......................................................................3
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................3
D. Manfaat Penelitian ........................................................................3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................4
A. Karies Gigi.....................................................................................4
B. Cara Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut................................8
C. Indeks DMF-T...............................................................................11
D. Kerangka Konsep .........................................................................12
BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................13
A. Jenis Penelitian .............................................................................13
B. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................13
C. Variabel Penelitian .......................................................................13
D. Definisi Operasional .....................................................................13
E. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................13
F. Instrumen Penelitian .....................................................................14
G. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................14
H. Jalannya Penelitian .......................................................................14
I. Analisa Data..................................................................................15
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................16
A. Hasil Penelitian .............................................................................16
B. Pembahasan ..................................................................................18
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................21
A. Kesimpulan ...................................................................................21
B. Saran .............................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................22

LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian...........................................................................
Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian dari Gereja...........................................
Lampiran 3. Penjelasan Sebelum Penelitiaan........................................................
Lampiran 4. Informed Consent..............................................................................
Lampiran 5. Format Pemeriksaan Indeks DMF-T................................................
Lampiran 6. Dokumentasi………………………………………………………..
Lampiran 7. Surat Pernyataan kesediaan Membimbing…………………………..
Lampiran 8. Lembar Konsul………………………………………………………
Lampiran 9. Curriculum Vitae..............................................................................
Wongkar Ronny. Studi Deskriptif Status Karies Gigi Pada Anggota Kolom 8
Jemaat GMIM Bethesda Sinisir Wilayah Modoinding Kabupaten Minahasa
Selatan (Dibimbing oleh : Pembimbing I Mustapa Bidjuni, S.Pd, M.Kes dan
Pembimbing II Jeineke Ratuela, S.SiT, M.DSc)

ABSTRAK

Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu email, dentin
dan sementum yang disebabkan aktifitas jasat remik yang ada dalam suatu
karbohidrat yang diragikan. Proses terbentuk karies ditandai dengan terjadinya
demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan pada bahan
organiknya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya infasi bakteri dan kerusakan
pada jaringan pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapikal dan
menimbulkan rasa nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status karies
gigi pada anggota jemaat kolom delapan Gereja Masehi Injili Minahasa Bethesda
Sinisir wilayah Modoinding Kabupaten Minahasa Selatan..
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu
menggambarkan suatu keadaan secara nyata di lapangan. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Mei 2018 dan berlokasi di Desa Sinisir Kolom 8 Jemaat
Gereja Masehi Injili Minahasa Bethesda Sinisir Wilayah Modoinding Kabupaten
Minahasa Selatan. Pengambilan sampel 40 orang diambil secara total sampling.
Hasil penelitian ini diperoleh status karies gigi paling tinggi kurang baik yaitu
24 responden (60%). Laki-laki memiliki status karies gigi kurang baik terbanyak
dengan jumlah 14 responden (35%), jenis kelamin perempuan kurang baik 10
responden (25%) dan golongan umur yang memiliki jumlah status karies baik
tertinggi yaitu pada rentan umur 41–50 tahun dengan jumlah sebanyak 8
responden (20%).

Kata Kunci : Karies, Gigi, Anggota Jemaat


BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Hal ini

dimaksudkan sebagai upaya mewujudkan derajat kesehatan baik kesehatan

individu, kelompok, atau masyarakat. Upaya mewujudkan kesehatan ini dilakukan

oleh individu, kelompok, masyarakat, baik secara melembaga oleh pemerintah,

ataupun masyarakat. Dilihat dari sifat, upaya mewujudkan kesehatan tersebut

dapat dilihat dari dua aspek, yaitu pemeliharaan kesehatan dan peningkatan

kesehatan (Notoatmodjo, 2010).

Pendidikan kesehatan gigi merupakan salah satu program kesehatan gigi

yang ada di Indonesia sebagai salah satu sarana untuk upaya pencegahan dan

penanggulangan masalah yang berkaitan dengan kesehatan gigi dimana kelompok

masyarakat diberi motivasi untuk memperbaiki cara pemeliharaan kesehatan gigi

melalui pendidikan kesehatan gigi. Usaha kesehatan gigi untuk memotivasi

pemeliharaan kesehatan gigi yang belum terwujud dengan baik. Hal ini

berdasarkan survey kesehatan gigi Depkes RI 1990 tentang angka penyakit

jaringan penyangga dan gigi berlubang masih cukupt inggi (Budiharto, 2009).

Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan

jaringan, dimulai dari permukaan gigi (pit, fissur, dan daerah interproksimal)

meluas ke arah pulpa. Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan dapat

timbul pada satu permukaan gigi atau lebih, serta dapat meluas ke bagian yang

dalam dari gigi, misalnya dari email ke dentin atau ke pulpa (Tarigan, 2012)

1
Berdasarkan data Riskesdas (2013), prevalensi masalah gigi dan mulut di

Indonesia yaitu 25,9%, sebanyak 14 Provinsi mempunyai masalah gigi dan mulut

yaitu angka nasional. Prevalensi nasional indeks DMF-T yaitu 4,6 sebanyak 15

provinsi memiliki prevalansi di atas prevalansi nasional. Di ProvinsiSulawesi

Utara yang bermasalah dengan kesehatan gigi dan mulut mencapai 31,6%.

Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan pada 21 April 2018

menunjukkan bahwa beberapa anggota jemaat memiliki karies gigi. Dari hasil

pemeriksaan yang dilakukan kepada 10 orang responden, didapatkan hasilkaries

gigi diperoleh DMF-T yaitu 3,3, hal ini telah melebihi kriteria yang ditetapkan

WHO yaitu ≤ 3. Dan juga hasil pengamatan saya sering ada jemaat yang tidak

masuk ibadah karena sakit gigi. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis

tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui status karies gigi pada

anggota kolom 8 jemaat Bethesda Sinisir.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka penulis membuat suatu rumusan

permasalahan yaitu “Bagaimanakah Studi Deskriptif Status Karies Gigi Pada

Anggota Kolom 8 Jemaat Bethesda Sinisir Wilayah Modoinding ?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan Umum Penelitian yaitu untuk mengetahui status karies gigi pada

anggota kolom 8 jemaat Bethesda Sinisir Wilayah Modoinding.


2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui jenis kelamin responden dengan status karies pada anggota

kolom 8 jemaat Bethesda Sinisir Wilayah Modoinding.

b. Mengetahui Umur responden dengan status karies pada anggota kolom 8

jemaat Bethesda Sinisir Wilayah Modoinding.

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan kelak dapat bermanfaat dan dapat membantu dalam

perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan gigi dan mulut yang

berkaitan dengan karies gigi.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi Anggota Jemaat

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi jemaat

kolom 8 Jemaat Bethesda Sinisir tentang Karies Gigi.

2. Bagi Akademik

Sebagai bahan referensi untuk peneliti - peneliti selanjutnya

3. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan mengembangkan referensi serta untuk bahan

bacaan di Perpustakaan Jurusan Keperawatan Gigi Poltekes Kemenkes

Manado.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Karies Gigi

1. Pengertian Karies Gigi

Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu email,

dentin dan sementum yang disebabkan aktifitas jasat remik yang ada dalam

suatu karbohidrat yang diragikan. Porses karies ditandai dengan terjadinya

demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan pada bahan

organiknya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya infasi bakteri dan kerusakan

pada jaringan pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapikal dan

menimbulkan rasa nyeri. Sampai skarang, karies masih merupakan masalah

kesehatan baik di negara maju maupun di negara-negara berkembang (Pintauli

dan Hamada, 2008).

2. Proses Terjadinya Karies

Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak dipermukaan

gigi, sucrose (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses menempel pada

waktu tertentu yang berubah menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH

mulut menjadi kritis (5,5) yang akan menyebabkan demineralisasi enamel

berlanjut karies gigi (Pintauli dan Hamada, 2008).

3..Klasifikasi Karies Gigi

Klasifikasi karies gigi menurut Z, Indah dan Intan (2013, terdiri dari:

a. Karies gigi berdasarkan lokasi permukaan kunyah dapat dibagi:

Karies oklusal, labial, bukal, palata/lingual, aproksimal, dan kombinasi

karies yang semua mengenai permukaan.

4
b. Karies yang ditemukan dipermukaan halus:

1) Karies Proksimal yaitu karies yang paling sulit dideteksi, ini

memerlukan pemeriksaan radiografi.

2) Karies Akar yaitu tipe karies sering terjadi dan biasanya terbentuk

dipermukaan akar karena resesi gusi, Karies akar lebih sering ditemukan

dipermukaan fasial, interproksimal, dan lingual. Gigi geraham atas

sering terjadi karies akar.

c. Karies dicelah atau fisura gigi yaitu anatomi gigi. Fisura terbentuk saat

perkembangaan alur, tidak sepenuhnya menyatu dan membuat suatu

turunan yang khas pada struktur lapisan luar atau lapisan keras pada

gigi Tempat ini mudah terjadi karies gigi. Celah yang ada daerah pipi

atau bukal ditemukan digeraham. Semakin berkembangnya proses

perlubangan karena karies, email terdekat berlubang semakin dalam.

Ketika karies telah mencapai dentin pada pertemuan-enamel, lubang

akan menyebar secara lateral. Di dentin, proses perlubangan akan

mengikuti pola segi tiga kearah pulpa gigi.

4. Penyebab Karies Gigi

Pengaruh pola makan dalam proses karies biasanya lebih bersifat lokal

daripada sistemik, terutama dalam hal frekuensi mengonsumsi makanan. Setiap

kali seseorang mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung

karbohidrat, maka beberapa bakteri penyebab karies gigi di rongga mulut akan

mulai memproduksi asam sehingga terjadi demineralisasi yang berlangsung

selama 20-30 menit setelah makan. Di antara periode makan, saliva akan
bekerja menetralisir asam dan membantu proses remineralisasi. Namun,

apabila makanan dan minuman berkarbohidrat terlalu sering dikonsumsi,

maka enamel gigi tidak akan mempunyai kesempatan untuk melakukan

remineralisasi dengan sempurna sehingga terjadi karies (Pintauli, 2008).

5. Pencegahan Karies Gigi

Menurut Tarigan (2002), pencegahan karies gigi dapat dilakukan dengan

beberapa metode yaitu :

a. Pengaturan Diet

Hal ini merupakan faktor yang paling umum dan signifikan unntuk

penyakit karies. Karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi adalah

monosakarida dan disakarida. Konsumsi karbohidrat yang tinggi merupakan

faktor penting untuk terjadinya karies. Isi dari diet yang merupakan faktor

yang berperan secara kariogenik harus dapat diperkirakan sehingga dapat

merekomendasikan diet pengganti.

b. Kontrol Plak

Menjaga kebersihan rongga mulut harus dimulai pada pagi hari, baik

sebelum maupun setelah sarapan. Menyikat gigi sebelum sarapan dapat

mengurangi potensi erosi mekanis pada permukaan gigiyang telah

demineralisasi. Jika diperlukan pengontrolan plak lebih jauh, pasien dapat

menggunakan benang gigi (dental floss) atau alat-alat pembersih interdental

lainnya yang dianjurkan.

c. Penggunaan Fluor
Penggunaan pasta gigi berfluor telah terbukti dapat mengurangi

frekuensi karies walau tanpa bahan suplemen fluor lainnya. Data

sebelumnya menunjukkan bahwa terjadi penurunan frekuensi karies selama

periode 2 tahun, sementara studi epidemiologi jangka panjang menunjukkan

peningkatan penurunan frekuensi karies seiring berjalannya waktu dan

bahwa cara ini lebih baik daripada air minum yang difluoridasi.

d. Keadaan pH Mulut Rendah

Makanan atau minuman yang harus diperhatikan adalah asupan asam

dari luar. Biasanya ini didapat dari minuman karbohidrat dan jus buah.

Gula pengganti pada cairan tersebut tidak menunjukkan hasil yang

signifikan oleh karena pH intrinsik rendah.

e. Kekurangan Cairan Saliva

Kekurangan cairan saliva biasanya merupakan hasil dari penurunan

sekresi saliva. Tes saliva sangat direkomendasikan untuk masing-masing

pasien guna menemukan adanya xerostornia.

f. Kontrol Bakteri

Diharapkan adanya suatu inhibitor enzym yang non toksis tehadap

manusia yang dapat ditambahkan di dalam gula yang mampu mencegah

terjadinya dekalsifikasi.

g. Penutup Fisur

Penutup fisur adalah sebuah tindakan protektif yang terbukti baik

untuk mencegah perkembangan lesi karies fisur pada anak-anak. Meskipun

demikian, penutup fisur kini direkomendasikan untuk semua kelompok usia


dimana terdapat resiko karies yang tinggi dan terutama jika kemampuan

individu untuk mengontrol penyebab menurun.

B. Cara Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut

Kebersihan mulut dalam kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting.

Beberapa masalah mulut dan gigi dapat terjadi karenanya kurang menjaga

kebersihan mulut dan gigi. Tujuan menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah

menghindari lubang pada gigi karena lubang gigi adalah permasalahan utama

yang bisa menjadi pusat infeksi bagi organ lain di dalam rongga mulut (Hidayat

dan Tandiari, 2016).

Beberapa cara memelihara kesehatan gigi dan mulut diantaranya yang dapat

dilakukan sendiri oleh individu yaitu sebagai berikut :

1. Menyikat Gigi

Putridkk, (2010) menjelaskan bahwa menyikat gigi adalah tindakan

membersihkan gigi dan mulut dari sisa-sisa makanan yang bertujuan untuk

mencegah terjadinya penyakit pada jaringan keras maupun jaringan lunak.

Hal - hal yang harus diperhatikan didalam menyikat gigi yaitu

a. Teknik penyikatan gigi harus dapat membersihkan semua permukaan gigi

dan gusi secara efisien terutama daerah saku gusi dan daerah interdental

b. Pergerakan sikat gigi tidak boleh menyebabkan kerusakan jaringan gusi atau

abrasi gigi

c. Teknik penyikatan harus sederhana, tepat, dan efisiensi waktu

Menyikat gigi sebaiknya dilakukan minimal dua menit. Dimana 30 detik

untuk gigi kiri atas, 30 detik untuk gigi depan atas, dan seterusnya per 30
detik untuk gigi kanan atas, gigi kanan bawah, gigi depan bawah, dan gigi

kiri bawah.

Menyikat gigi akan lebih efektif dengan menggunakan sikat gigi yang

berbulu halus dan pasta gigi yang mengandung fluor (Hermawan, 2010).

Sikat gigi yang baik adalah: (1), cukup kecil dipakai dalam mulut (2), bulu

sikat cukup panjang kira-kira 1 cm, (3) bulu sikat cukup efektif untuk

digunakan sehingga tidak merusak jaringan, (4) sikat gigi harus mudah

dibersihkan. Pemilihan sikat hendaknya menurut kebutuhan perseorangan,

dengan pertimbangan mempunyai pegangan lurus, enak dipegang operator,

kepala sikat kecil sehingga mudah masuk kedaerah mulut yang sulit

dijangkau, bulu sikat kekerasannya sedang atau lembut (Sriyono, 2005).

Pasta gigi yang bisa digunakan dalam menyikat gigi yaitu menyenangkan

penyikatan karena rasanya dan dapat meningkatkan kebersihan mulut.

Dimana pasta gigi pada umumnya mengandung bahan-bahan berikut

(Houwink dkk, 1993):

1. Bahan asah dan polis 20 - 40 %

2. Bahan pengaktif - permukaan 1 - 2 %

3. Air 20 - 30 %

4. Bahan pengika t air 1 - 5 %

5. Zat rasa 1- 5 %

6. Bahan terapi 0,1 - 0,4 %

Waktu terbaik untuk menyikat gigi yaitu setelah makan dan sebelum

tidur. Menyikat gigi setelah makan bertujuan mengangkat sisa-sisa makanan


yang menempel dipermukaan ataupun disela-sela gigi dan gusi. Sedangkan

menggosok gigi sebelum tidur, berguna untuk menahan perkembangbiakan

bakteri dalam mulut karena dalam keadaan tidur tidak diproduksi ludah

yang berfungsi membersihkan gigi dan mulut secara alami (Hidayat dan

Tandiari, 2016).

2. Menggunakan Dental Floss atau Benang Gigi

Penggunaan dental floss yang dilakukan secara rutin sesungguhnya

bukan untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang tersangkut disela-sela

gigi, tetapi untuk membersihkan bakteri plak yang terdapat disela-sela gigi

yang sulit dijangkau oleh sikat gigi. Flossing yang baik dapat dilakukan dalam

waktu 3 atau 4 menit saja (Putri dkk, 2010).

Pembersihan plak pada daerah tersebut, pasien dapat dianjurkan untuk

menggunakan benang gigi (dental floss) dengan benar atau alat bantu untuk

membersihkan daerah interdental lain yang dapat digunakan dengan baik oleh

pasien. Penggunaan benang gigi tersebut dianjurkan karena daerah

interproksimal seringkali tidak dapat tercapai jika hanya menggunakan sikat

gigi. Namun perlu dicatat bahwa penggunaan benang gigi yang salah dapat

menyababkan kerusakan pada jaringan penyangga gigi sehingga akan

menimbulkan masalah lain dalam kesehatan gigi dan mulut (Bahar, 2011).

3. Mengurangi Makanan Manis

Makanan manis dapat menjadi factor penyebab terjadinya kerusakan pada

gigi. Dimana makanan manis dan mudah melekat merupakan sumber makanan

bagi bakteri yang dapat menyebabkan terjadinya gigi berlubang (Erwana,


2013). Tindakan pertama yang dapat dilakukan untuk mencegah yaitu dengan

membatasi makanan yang banyak mengandung karbohidrat terutama sukrosa.

Berdasarkan bukti-bukti bahwa karbohidrat yang mengandung sukro sadapat

menjadi sebagai sumber energi bagi bakteri dalam membentuk plak.

Mengkonsumsi makanan yang manis dan mudah melekat pada gigi sebaiknya

dikurangi (Putri dkk, 2010).

4. Rutin Kontrol ke Dokter Gigi

Tujuan utama pergi kedokter gigi setiap 6 bulan sekali adalah sebagai

tindakan pencegahan, mencegah kerusakan gigi, penyakit gigi, dan kelainan-

kelainan lain yang beresiko bagi kesehatan gigi dan mulut kita (Hidayat dan

Tandiari, 2016)

C. Indeks DMF-T

Indeks karies gigi adalah angka yang menunjukkan klinis penyakit karies gigi,

indeks karies yang biasa dipakai yaitu indeks gigi tetap (DMF-T) dan indeks gigi

susu (def-t)

DMF-T pengertian masing-masing komponen DMF-T yaitu :


D = Decay : jumlah gigi karies yang masih dapat ditambal
M = Missing : jumlah gigi tetap yang telah/harus dicabut karena karies
F =Filling : jumlah gigi yang telah ditambal
Angka DMF-T mengambarkan banyaknya karies yang diderita seseorang dari

dulu sampai sekarang. Indeks DMF-T yang ditetapkanoleh WHO (World

Organization Health) yaitu ≤ 3, yang berarti pada seseorang jumlah gigi yang

berlubang (D), dicabut karena karies gigi (M), dan gigi dengan tumpatan yang

baik (F) tidak lebih atau sama dengan 3 gigi (Herijuliantidkk, 2002)
C. Kerangka Konsep

Baik

Status Karies Gigi

Kurang Baik
BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif bertujuan menggambarkan atau

mendespkripsikan keadaan yang diperoleh di lapangan secara nyata atau

faktual.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian pada Minggu kedua bulan Mei 2018.

2. Tempat penelitian dilaksanakan di Desa Sinisir Kolom 8 Jemaat GMIM

Bethesda Sinisir Wilayah Modoinding

C. Variabel Penelitian

Mono Variabel yaitu Status Karies Gigi pada anggota kolom 8 jemaat GMIM

Bethesda Sinisir wilayah Modoinding

D. Definisi Operasional

1. Karies Gigi adalah jenis penyakit gigi yang diderita oleh anggota kolom 8

jemaat Bethesda Sinisir Wilayah Modoinding, pengukuran menggunakan

index DMF-T yaitu menurut WHO dengan kriteria baik jika DMF-T ≤ 3 dan

kurang baik > 3.

2. Anggota Jemaat Kolom 8 adalah Anggota Jemaat Bethesda Sinisir Wilayah

Modoinding yang tercatat sebagai anggota Jemaat Kolom 8 dan masih

aktif.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

13
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu anggota kolom 8

jemaat Bethesda Sinisir Wilayah Modoinding yang berjumlah 40 responden

karena kolom 8 adalah kolom dengan anggota dan kasus karies

terbanyak.

2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik

total sampling yaitu keseluruhan dari populasi yang telah memenuhi kriteria

inklusi :

1) Bersedia dijadikan objek penelitian dengan berdasarkan persetujuan

responden yang dinyatakan didalam informed consent.

2) Gigi tetap tidak erupsi semua.

F. Instrumen Penelitian

1. Alat pemeriksaan gigi berupa diagnosa set ( Kaca Mulut, Pincet, Sonde

Excavator)

2. Format pencatatan hasil pemeriksaan karies gigi (DMF-T)

3. Alat tulis menulis.

4. Kamera

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data diperoleh dari responden melalui pemeriksaan karies gigi

2. Data Sekunder

Data diperoleh dari Gereja tentang profil Anggota Jemaat Kolom 8 Jemaat

Bethesda Sinisir.
H. Jalannya Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Penyusunan dan pengusulan judul penelitian

b. Survey awal Pembuatan proposal

2. Tahap pelaksanaan

a. Responden dikumpulkan selesai ibadah kolom pada sore hari.

b. Membagikan persetujuan menjadi responden (informed consent)

c. Melakukan pemeriksaan gigi dibantu salah seorang anggota terapis gigi

yang bekerja di Puskesmas Modoinding dan mencatat pada lembar

pencatatan DMF-T.

I. Analisa Data

Data yang diperoleh, disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi disertai
dengan penjelasan (Sudijono, 2008),dengan rumus sebagai berikut
f
p= × 100 %
N

Keterangan :

p = Angka frekuensi
f = Frekuensi yang sedang dicari persentasinya
N = Nilaikonstan
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum
Gereja GMIM Bethesda Sinisir terletak di Desa Sinisir Kecamatan

Modoinding Kabupaten Minahasa Selatan yang terdiri dari 8 Kolom dengan

jumlah jemaat 158 Kepala Keluarga. Jemaat kolom 8 berjumlah 21 Kepala

Keluarga.

2. Distribusi responden Berdasarkan Status Karies

Distribusi responden Berdasarkan status karies dapat dilihat pada tabel 1

berikut ini :

Tabel 1. Distribusi responden Berdasarkan Status Karies

Status Karies f (%)


Baik 16 40
Kurang Baik 24 60
Total 40 100

Tabel 1 menunjukkan bahwa status karies tertinggi responden yaitu kurang

baik dengan jumlah 24 (60%), responden status karies baik berjumlah 16

(40%) responden.

3. Distribusi Status Karies Berdasarkan Jenis Kelamin

Distribusi Status karies berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel

2 berikut ini :

16
Tabel 2. Distribusi Status Karies Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Status Karies Jumlah Persentase


(%)
Baik Kurang Baik
N (%) n (%)
Laki-laki 7 17,5 14 35 21 52,5

Perempuan 9 22,5 10 25 19 47,5

Total 16 40 24 60 40 100

Tabel 2menunjukkan bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki

memiliki status karies kurang baik tertinggi dengan jumlah 14 (35%)

responden, sedangkan jenis kelamin perempuan memiliki status karies kurang

baik 10 (25%) responden. Perempuan memiliki jumlah tertinggi yang memiliki

status karies baik dengan jumlah 9 (22,5%) responden, sedangkan jenis

kelamin laki - laki memiliki jumlah sebanyak 7 (17,5%) responden.

4. Distribusi status karies berdasarkan kelompok umur

Distribusi status karies berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada tabel 3
berikut ini :
Tabel 3. Distribusi Status Karies Berdasarkan Kelompok Umur
Umur Status Karies Jumla Persentase
Baik Kurang Baik
h (%)
N (%) n (%)
21-30 3 7,5 2 5 5 12,5
31-40 3 7,5 2 5 5 12,5
41-50 8 20 7 17,5 15 37,5
51-60 4 10 6 15 10 25
60> 2 5 3 7,5 5 12,5
Total 20 50 20 50 40 100
Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah responden tertinggi berada pada

kelompok umur 41-50 tahun dengan status karies baik berjumlah 8 (20%)

responden dan status karies kurang baik berjumlah 7 (17,5%) responden.

B. Pembahasan

Seiring bertambahnya umur, status karies gigi semakin lama semakin

meningkat. Hal ini terjadi karena pada penelitian epidemiologis menunjukkan

terjadi peningkatan prevalensi karies sejalan dengan bertambahnya umur. Gigi

yang paling akhir erupsi lebih rentan terhadap karies. Kerentanan ini meningkat

karena sulitnya membersihkan gigi yang sedang erupsi sampai gigi tersebut

mencapai dataran oklusal dan beroklusi dengan gigi antagonisnya. Anak-anak

mempunyai resiko karies yang paling tinggi ketika gigi mereka baru erupsi

sedangkan orangtua lebih berisiko terhadap terjadinya karies akar.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa responden

dengan jenis kelamin perempuan memiliki status karies dengan jumlah tertinggi.

Hal ini menunjukkan bahwa perempuan lebih memperhatikan kebersihan gigi dan

mulut dibandingkan dengan laki-laki sehingga laki-laki memiliki status karies

kurang baik dengan jumlah tertinggi.

Berdasarkan data pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa status karies yang

dimiliki oleh anggotakolom 8 jemaat Bethesda Sinisir berada pada status karies

kurang baik dengan jumlah tertinggi yaitu 24 orang dengan persentase sebesar

60%. Hal dapat terjadi karena beberapa faktor seperti kurangnya pengetahuan

responden tentang masalah apa yang dapat dapat disebabkan saat terjadi karies

gigi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ningsih,

(2016) yang menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan baik

dikarenakan responden sudah memiliki umur lanjut telah lebih dahulu di ajari

untuk menjaga kebersihan diri terutama kebersihan gigi dan mulut sehingga

pengetahuan dan pengalamannya jauh lebih baik dibandingkan dengan umur yang

dibawahnya. Maka dari itu, responden telah menyadari bahwa kebersihan gigi dan

mulut itu penting salah satunya dengan menyikat gigi yang dapat mencegah

perkembangan bakteri pada gigi.

Berdasarkan data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa responden dengan

jenis kelamin laki-laki memiliki status karies kurang baik 35% dibanding status

karies baik 17,5%, dan jenis kelamin perempuan dengan status karies kurang baik

25% dibanding status karies baik secara keseluruhan status karies dengan jenis

kelamin laki-laki memiliki status karies kurang baik lebih banyak yaitu 35%

dibanding jenis kelamin perempuan yaitu 25%. Hal ini terjadi karena laki-laki

cenderung memiliki sifat kurang peduli terhadap kesehatan gigi dan mulut yang

memungkinkan terjadinya karies gigi dan yang paling mempengaruhi terjadinya

karies gigi adalah tingkat konsumsi alkohol pada jenis kelamin laki-laki.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kaurow (2015) mengenai

gambaran status karies peminum alkohol di desa Pakuweru Dua yang menunjukan

bahwa orang yang meminum alkohol lebih dari 3x dalam sehari, memiliki status

karies yang tinggi dengan rata-rata indeks DMF-T yaitu 8,08. Hal ini disebabkan

karena etanol dalam minuman beralkohol yang dikonsumsi membuat mukosa

mulut menjadi kering sehingga terjadi demineralisasi.


Berdasarkan data pada Tabel 3. Menunjukkanbahwa jumlah responden

tertinggi berada pada rentan umur 41-50 tahun dengan status karies baik

berjumlah 8 orang dengan persentase sebesar 20% dan status karies kurang baik

berjumlah 7 orang dengan persentase sebesar 17,5%. Hal ini terjadi karena pada

rentan umur 41-51 tahun adalah rentan umur dimana mulai memasuki usia lanjut

sehingga mereka mulai melakukan hal-hal yang positif untuk kelangsungan hidup

di masa yang akan datang (Notoadmodjo, 2010).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramayanti

(2013) mengenai peran makanan terhadap kejadian karies gigi, maka dapat

diketahui bahwa karbohidrat adalah bahan yang sangat kariogenik. Dengan

demikian maka semua golongan masyarakat rentan terhadap terjadinya karies gigi

karena tidak lepas dari makanan nasi yang mengandung karbohidrat paling tinggi.

Penelitian ini pula menunjukkan cara-cara pencegahan karies gigi yang

diakibatkan oleh karbohidrat, salah satunya adalah dengan modifikasi diet yaitu

dengan mengkonsumsi makanan kariostatik seperti lemak, protein dan fluor.


BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan akhir dari penelitian tentang gambaran status karies gigi pada

anggota kolom 8 jemaat GMIM Bethesda Sinisir Wilayah Modoinding yaitu :

1. Status karies baik 40% dan status karies kurang baik 60 %.

2. Anggota jemaat laki-laki memiliki status karies gigi kurang baiktertinggi

dengan jumlah 14 responden (35%), jenis kelamin perempuan kurang baik 10

responden (25%)

3. Golongan umur yang memiliki jumlah status karies baik tertinggi yaitu pada

rentan umur 41-50 tahun dengan jumlah sebanyak 8 responden (20%).

B. Saran

Setelah melakukan penelitian dan membahas penelitian ini, maka peneliti dapat

memberikan saran yaitu

1. Kepada anggota jemaat untuk lebih meningkatkan perhatian dalam menjaga

kesehatan gigi dan mulut dengan cara menggosok gigi 2x sehari yaitu pagi

sebelum sarapan dan malam sebelum tidur.

2. Kepada puskesmas agar dapat menambah poster dan gambar mengenai karies

gigi pada bangunan puskesmas.

3. Kepada anggota jemaat yang memiliki gigi yang sudah rusak untuk melakukan

pemeriksaan ke dokter gigi agar dapat dilakukan pencabutan gigi.

4. Kepada peneliti selanjutnya, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk

mengetahui masalah-masalah lain seputar kesehatan gigi dan mulut.

21
DAFTAR PUSTAKA

Bahar, A. (2011). Paradigma Baru Pencegahan Karies Gigi.Fakultas Ekonomi


Universitas Indonesia. Jakarta.

Budiharto.(2009). Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan Dan Pendidikan


Kesehatan Gigi.EGC. Jakarta.

Erwana, A.F. (2013). Seputar Kesehatan Gigi dan Mulut. Publishing.Yogyakarta.

Hermawan, Rudi. 2010. Menyehatkan Daerah Mulut. Buku Biru. Yogyakarta

Hidayat, R.&Tandiari, A. (2016). Kesehatan Gigi danMulut.CV Andi


Offset.Yogyakarta.

Houwingk,.Dirks,B,.Cramwinckel,.Crielaers,.Dermaut,.Eijkman,Veld,H,.Konig,.
Moltzer,.Helderman,.Pilot,T,.Roukema,P,.Schautteet,H,.tan,H,.Veldka
mp-V,M & Woltgents. (1993). Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan.
Ctakan I. Penerbit Gajah Mada Univercity Press.

Kaurow, C. (2015). Gambaran Status Karies Peminum Alkohol Di Desa Paku


Weru Dua. Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 4

Kemenkes, RI. (2013). RisetKesehatan Dasar. Badan Penelitian dan


Pengembangan Tenaga Kesehatan Kemenkes. Jakarta.

Ningsih, S. U. (2016). Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Menyikat Gigi Pada


Siswa-Siswi Dalam Mencegah Karies Di SDN 005 Bukit Kapur Dumai.
Jom FK Volume 3 No.2

Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan (TeoridanAplikasi).RinekaCipta.


Jakarta.

Pintauli, S & Hamada T. (2008). Menuju Gigi dan Mulut Sehat. USU Press.
Medan

Putri, M, H., Herijulianti, E.&Nurjana, N. (2010).Ilmu Pencegahan Penyakit-


Penyakit Jaringan Kerasdan Jaringan Pendukung Gigi. Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.

Ramayanti, S. (2013). Peran Makanan Terhadap Kejadian Karies Gigi. Jumal


Kesehatan Masyarakat. Vol 7 No. 2

Sriyono,N,W. (2009). Penganta rIlmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Medikal


Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sudijono,A.(2008). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo. Jakarta’

Tarigan, R. (2013). Karies Gigi. Edisi 2.EGC. Jakarta.

Z, I, Indah & Intan, A. (2013). Penyakit Gigi, Mulut dan THT. NUHA MEDIKA.
Yogyakarta
Master Tabel Status Karies Gigi Anggota Jemaat Kolom 8 Jemaat GMIM Bethesda Sinisir
DMF-T
NO Nama UMUR Jenis Kelamin
D M F Jumlah Status Karies
1 JM 41 Perempuan 2 1 0 3 Baik
2 JK 34 Perempuan 2 2 0 4 Kurang Baik
3 HM 53 Perempuan 1 2 1 4 Kurang Baik
4 JF 55 Perempuan 1 1 1 3 Baik
5 RD 22 Perempuan 2 0 2 4 Kurang Baik
6 MM 48 Perempuan 1 2 0 3 Baik
7 KM 51 Perempuan 4 0 0 4 Kurang Baik
8 RF 40 Perempuan 3 0 0 3 Baik
9 RR 69 Perempuan 5 3 4 12 kurang Baik
10 TK 40 Perempuan 3 3 0 6 Kurang Baik
11 MN 43 Perempuan 2 0 3 5 Kurang Baik
12 JR 30 Perempuan 0 1 1 2 Baik
13 KT 53 Perempuan 0 0 3 3 Baik
14 KJ 40 Perempuan 0 2 0 2 Baik
15 NI 49 Perempuan 3 0 0 3 Baik
16 BM 45 Perempuan 2 4 1 7 Kurang Baik
17 BJ 42 Perempuan 2 0 0 2 Baik
18 BF 76 Perempuan 7 3 1 11 Kurang Baik
19 MK 48 Perempuan 2 2 0 4 Kurang Baik
20 NT 36 Laki-laki 1 0 1 2 Baik
21 RW 54 Laki-laki 0 2 2 4 Kurang Baik
22 SW 55 Laki-laki 1 2 1 4 Kurang Baik
23 NW 25 Laki-laki 1 1 2 4 Kurang Baik
24 YM 27 Laki-laki 1 1 1 3 Baik
25 DK 54 Laki-laki 1 4 3 8 Kurang Baik
26 DD 56 Laki-laki 2 1 0 3 Baik
27 SH 42 Laki-laki 4 3 6 13 Kurang Baik
28 DF 76 Laki-laki 2 3 5 10 Kurang Baik
29 MK 43 Laki-laki 2 2 2 6 Kurang Baik
30 LD 64 Laki-laki 3 3 4 10 Kurang Baik
31 LW 54 Laki-laki 1 2 2 5 Kurang Baik
32 MT 49 Laki-laki 2 2 2 6 Kurang Baik
33 ML 44 Laki-laki 3 2 4 9 Kurang Baik
34 MK 49 Laki-laki 3 2 1 6 Kurang Baik
35 NK 33 Laki-laki 3 1 3 7 Kurang Baik
36 SK 43 Laki-laki 1 0 0 1 Baik
37 TW 54 Laki-laki 0 3 0 3 Baik
38 JW 46 Laki-laki 2 1 0 3 Baik
39 NA 23 Laki-laki 8 7 8 23 Baik
40 WS 44 Laki-laki 0 1 0 1 Baik
INFORMED CONCENT

Yang bertandatangan dibawahini :

Nama : …………………………………………….

Umur : …………………………………………….

JenisKelamin : …………………………………………….

Alamat : …………………………………………….

No. Telepon/Hp : …………………………………………….

Setelah mendengarkan keterangan yang jelas dan menyadari manfaat dari

penelitianini, yang berjudul “Studi Deskriptif Status Karies Gigi Pada Anggota

Kolom 8 Jemaat Bethesda Sinisir Wilayah ModoindingKabupaten Minahasa

Selatan ”maka saya dengan sukarela menyetujui diikut sertakan dalam penelitian

tersebut. Saya memahami prosedur penelitian yang saya jalani serta ketidak

nyamanan peserta.Saya akan berusaha mengikuti prosedur secara teratur dan tertib

untuk mencapai hasil yang baik.

Manado, 2018

Mengetahui

Penanggung Jawab Penelitian Responden

Ronny Eduard Wongkar


PENJELASAN SEBELUM PENELITIAN

Saya Ronny E Wongkar Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado


Jurusan Keperawatan Gigi akan melakukan penelitian dengan judul“STUDI
DESKRIPTIF STATUS KARIES GIGI PADA ANGGOTA KOLOM 8
JEMAAT GMIM BETHESDA SINISIR WILAYAH MODOINDING
KABUPATEN MINAHASA SELATAN”Saya harap saudara bersedia untuk
ikut serta dalam penelitian Saya.
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini untuk mengetahui Studi Deskriptif Status Karies Gigi Pada
Anggota Kolom 8 Jemaat GMIM Bethesda Sinisir Wilayah Modoinding
Kabupaten Minahasa Selatan.
Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan dalam melakukan penelitian dibidang kesehatan gigi dan

mulut.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bacaan dan masukan

informasi bagi adik-adik siswa tentang gambaran kebiasaan konsumsi

makanan kariogenik terhadap karies gigi.

B. Pengumpulan Data

1. Data primer

Data yang diperoleh langsung oleh penulis berdasarkan hasil penelitian

dengan menggunakan daftar check listyang diisi oleh responden dan

hasil pemeriksaan DMF-T

2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari sekolah tentang profil sekolah

C. Resiko dan Usaha Penjagaan

Tidak ada resiko yang berkaitan dengan proses pengumpulan data primer

maupun data sekunder.

D. Kriteria Pengunduran Diri

Apabila dalam pengambilan data, Saudara dapat mengundurkan diri

dengan alas an apapun, hal ini dilakukan pada prinsip penelitian ini tanpa

paksaan.

E. Kerahasiaan

Catatan hasil penelitian dan pendokumentasian akan Saya rahasiakan.

F. Partisipasi Bersikap Sukarela

Saudara tidak dipaksakan untuk ikut dalam penelitian ini, bila tidak

menghendaki saudara hanya bisa mengambil bagian atas kehendak saudara

sendiri.

G. Persetujuan dari Subjek Penelitian

Apabila saudara bersedia mengikuti penelitian ini, maka saudara dappat

mengisi formulir yang ada dan ditandatangani bahwa saudara telah

memahami maksud, resiko dan prosedur dalam penelitian ini.

Demikian penjelasan sebelum penelitian ini, apabila ada pertanyaan,

misalnya mengenai hak-hak saudara maka saudara bisa menghubunngi

saya di nomor telepon 085256750808

Mengetahui,
Saksi Responden

(……………………….) (…………………………)

Pelaksana Penelitian

( Ronny E. Wongkar )
Curriculum Vitae

A. Identitas
Nama : Ronny Eduard Wongkar
Tempat /Tanggal Lahir : 23 Februari 1969
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Alamat Rumah : Desa Sinisir Kecamatan Modoinding

B. Riwayat Pendidikan
1. SD GMIM IX Manado Lulus Tahun 1983
2. SMPPIKAT Manado Lulus Tahun 1986
3. SPRG Manado Lulus Tahun 1989

Anda mungkin juga menyukai