M
DENGAN DIAGNOSA HIPERTENSI
Disusun oleh:
Dea wongkar
PRODI D-IVKEPERAWATAN
LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP DASAR LANSIA
A. Definisi
Lansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki
tahapan akhir dari fase kehidupannya. Pada Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan
terjadi suatu proses yang disebut Aging Process. Ilmu yang mempelajari fenomena penuaan
meliputi proses menua dan degenerasi sel termasuk masalah-masalah yang ditemui dan
harapan lansia disebut gerontology (Cunningham & Brookbank, 1988).
B. Batasan-batasan Lansia
14.Berpenyakitan
15.Mitos: Dipandang mengalami masa degenerasi biologis disertai penderitaan-
penderitaan akibat dari bermacam-macam penyakit yang menyertai proses menua.
16.Kenyataan: roses menua disertai menurunnya daya tahan tubuh, tetapi pada jaman
sekarang penyakit pada masa tua dapat diobati dan dikontrol.
17.Penurunan daya ingat
18.Mitos: Masa pikun karena kerusakan bagian otak
19.Kenyataan: Banyak lansia yang tetap bugar dan sehat serta tidak mengalami
penurunan daya ingat. Selain itu banyak cara untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan daya ingat
D. Tipe-tipe Lansia
1. Arif dan bijaksana
2. Kaya dengan pengalaman. Dapat menyesuaikan diri dengan perubahan zaman
serta mempunyai kesibukan dan bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan,
memenuhi undangan dan seringkali menjadi panutan.
3. Mandiri
4. Mampu mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru. Selektif dalam
mencari pekerjaan, teman pergaulan, serta memenuhi undangan.
5. Tidak puas
6. Mengalami konflik lahir batin karena proses penuaan. Biasanya akibat dari
kehilangan kecantikan, daya tarik jasmani, kekuasaan, status sosial, teman yang
disayangi dll.
7. Bingung
8. Kaget dikarenakan kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal,
pasif, acuh.
Berdasarkan karakter, pengalaman hidup, lingkungan fisik, mental, dan sosoknya, tipe
lansia dikelompokkan sebagai berikut:
1. Usia biologis: Menunjuk pada jangk waktu seseorang semenjak lahir, berada dalam
keadaan hidup tidak mati.
2. Usia psikologis: Menunjuk pada kemampuan seseorang untuk mengadakan
penyesuaian-penyesuaian kepada situasi yang dihadapinya.
3. Usia sosial: Menunjuk pada peran-peran yang diharapkan atau diberikan masyarakat
kepada seseorang sehubungan dengan usianya.
Stereotip Psikologis lansia
Biasanya sifat-sifat stereotip para lansia sesuai dengan pembawaanya pada waktu
muda berikut adalah beberapa tipe yang dikenal:
1. Tipe Konstruktif
a. integritas baik
b. dapat menikmati hidup
c. toleransi tinggi
d. humoris
e. fleksibel dan thu diri
f. dapat menikmati proses menua
g. mengalami dan menjalani masa pensiun dengan senang
h. menghadapi masa akhir dengan tenang
2. Tipe Ketergantungan (dependent)
a. masih dapat diterima ditengah masyarakat
b. selalu pasif
c. tidak berambisi
d. masih tahu diri
e. tidak mempunyai inisiatif
f. bertibdak tidak praktis
g. biasanya dikuasai istri
h. senang mengalami masa pensiun
i. banyak makan dan minum
j. tidak suka bekerja
k. senang berlibur
3. Tipe Defensive
a. dulu mempunyai pekerjaan yang jabatannya tidak stabil
b. selalu menolak bantuan
c. emosi sering tidak dapat dikontrol
d. memegang teguh kebiasaan
e. takut menjadi tua
f. tidak menyenangi masa pensiun
4. Tipe Bermusuhan
a. menganggap orang lain sebagai penyebab kegagalannya
b. selalu mengeluh
c. bersikap agresif, curiga
d. pekerjaannya dulu tidak stabil
e. mengenggap menjadi tua tidak ada baiknya
f. takut mati
g. iri hati pada orang muda
HIPERTENSI
1.2 Definisi
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan
atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit
dalam keadaan cukup istirahat (tenang). Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee
on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure sebagai tekanan yang lebih
tinggi dari 140 / 90 mmHg.
Hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi berbagai faktor
resiko yang dimiliki seseorang. Faktor pemicu hipertensi dibedakan menjadi yang tidak dapat
dikontrol seperti riwayat keluarga, jenis kelamin, dan umur. Faktor yang dapat dikontrol seperti
obesitas, kurangnya aktivitas fisik, perilaku merokok, pola konsumsi makanan yang mengandung
natrium dan lemak jenuh.
Hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi seperti stroke, kelemahan jantung, penyakit jantung
koroner (PJK), gangguan ginjal dan lain-lain yang berakibat pada kelemahan fungsi dari organ
vital seperti otak, ginjal dan jantung yang dapat berakibat kecacatan bahkan kematian. Hipertensi
atau yang disebut the silent killer yang merupakan salah satu faktor resiko paling berpengaruh
penyebab penyakit jantung (cardiovascular).
2.2 Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu hipertensi sistolik, hipertensi diastolik,
dan hipertensi campuran. Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension) merupakan
peningkatan tekanan sistolik tanpa diikuti peningkatan tekanan diastolik dan umumnya
ditemukan pada usia lanjut. Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan pada arteri
apabila jantung berkontraksi (denyut jantung). Tekanan sistolik merupakan tekanan maksimum
dalam arteri dan tercermin pada hasil pembacaan tekanan darah sebagai tekanan atas yang
nilainya lebih besar.
Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) merupakan peningkatan tekanan diastolik tanpa
diikuti peningkatan tekanan sistolik, biasanya ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda.
Hipertensi diastolik terjadi apabila pembuluh darah kecil menyempit secara tidak normal,
sehingga memperbesar tahanan terhadap aliran darah yang melaluinya dan meningkatkan
tekanan diastoliknya. Tekanan darah diastolik berkaitan dengan tekanan arteri bila jantung
berada dalam keadaan relaksasi di antara dua denyutan
Pada usia lanjut, hipertensi terutama ditemukan hanya berupa kenaikan tekanan sistolik.
Sedangkan mnurut WHO memakai tekanan diastolik tekanan yang lebih tepat dipakai dalam
menentukan ada tidaknya hipertensi. Tingginya hipertensi sejalan dengan bertambahnya umur
yang disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh darah besar sehingga lumen menjadi
lebih sempit dan dinding pembuluh darah kaku, sebagai peningkatan pembuluh darah sistolik
2.3 Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada :
1) Elastisitas dinding aorta menurun
2) Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kekmampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
2.4 Patofisiologi
Tubuh memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara akut yang
disebabkan oleh gangguan sirkulasi, yang berusaha untuk mempertahankan kestabilan tekanan
darah dalam jangka panjang reflek kardiovaskular melalui sistem saraf termasuk sistem kontrol
yang bereaksi segera. Kestabilan tekanan darah jangka panjang dipertahankan oleh sistem yang
mengatur jumlah cairan tubuh yang melibatkan berbagai organ terutama ginjal.
1) Perubahan anatomi dan fisiologi pembuluh darah
Aterosklerosis adalah kelainan pada pembuluh darah yang ditandai dengan penebalan dan
hilangnya elastisitas arteri. Aterosklerosis merupakan proses multifaktorial. Terjadi inflamasi
pada dinding pembuluh darah dan terbentuk deposit substansi lemak, kolesterol, produk sampah
seluler, kalsium dan berbagai substansi lainnya dalam lapisan pembuluh darah. Pertumbuhan ini
disebut plak. Pertumbuhan plak di bawah lapisan tunika intima akan memperkecil lumen
pembuluh darah, obstruksi luminal, kelainan aliran darah, pengurangan suplai oksigen pada
organ atau bagian tubuh tertentu.
Sel endotel pembuluh darah juga memiliki peran penting dalam pengontrolan pembuluh darah
jantung dengan cara memproduksi sejumlah vasoaktif lokal yaitu molekul oksida nitrit dan
peptida endotelium. Disfungsi endotelium banyak terjadi pada kasus hipertensi primer.
2) Sistem renin-angiotensin
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I
oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci
dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.
a. Meningkatkan sekresi Anti-Diuretic Hormone (ADH) dan rasa haus. Dengan meningkatnya
ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat
dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan
ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah
meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.
b. Menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Untuk mengatur volume cairan
ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya
dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara
meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan
tekanan darah.34
I. Pengkajian
A. Identitas
Nama : Ny,M
Umur : 70 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Kategori : Erderly
Pekerjaan : IRT
Status :Kawin
Agama : Kristen
Tingkat Pendidikan : Tamat SMP
Sumber Pendapatan : Ny,M mengatakan bahwa pekerjaan suaminya sehari hari yaitu
menjual arang dipasar
B. Riwayat Kesehatan
Keluhan yang dirasakan saat ini Ny. M mengatakan sering merasakan merasakan
gampang lelah Ny.M mengatakan kurang lebih gampang lelah,jantung berdebar dan
terkadang tengkuk merasa lelah
Penyakit saat ini: Tn.J adalah Hipertensi
C. Status Fisiologis
Postur Tulang Belakang :Bungkuk
Tanda – tanda vital dan status gizi
1) Suhu : 36 °C
2) Tekanan Darah : 130/80 mmHg
3) Nadi : 79x/m
4) Respirasi : 19 x/m
5) Berat Badan : 60 kg
6) Tinggi Badan : (pasien lupa)
PENGKAJIAN HEAD TO TOE
1. Kepala
Kebersihan : Bersih dan rambut putih
Kerontokan Rambut :bersih
Keluhan : Tidak ada nyeri tekan
2. Mata
Konjungtiva : Anemis
Sklera : Tidak Ikterik
Strabismus : Tidak Ada
Penglihatan : Kabur
Peradangan : Tidak
Riwayat katarak : Tidak
Keluhan : Penglihatan sedikit kabur
Penggunaan Kacamata :Tidak
3. Hidung
Bentuk : Simetris kiri dan kanan
Peradangan : Tidak
Penciuman : Baik
Keluhan : Tidak Ada
4. Mulut dan Tenggorokan
Kebersihan : Baik.
Mukosa : Lembab.
Peradangan / Stomatitis : Tidak
Gigi geligi : Bagus /Tidak ompong
Radang Gusi : Tidak
Kesulitan mengunyah :Tidak
Kesulitan menelan : Tidak
5. Telinga
Kebersihan : Bersih
Peradangan : Tidak
Pendengaran : Tidak
Jika terganggu jelaskan : -
6. Leher
Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak
JVD : Tidak
Kaku kuduk : Tidak
Tengkuk : Terkadang terasa nyeri
7. Dada
Bentuk dada : Simetris kiri dan kanan
Retraksi : Tidak
Wheezing : Tidak
Ronchi : Tidak
Suara jantung tambahan : Tidak
Ictus Cordis : Tidak
8. Abdomen
Bentuk : Tidak ada tambahan massa
Nyeri tekan : Tidak
Kembung :Tidak
Supel :Tidak
Bising Usus :Tidak
Massa :Tidak
9. Genetalia
Kebersihan : Baik
Hemoroid : Tidak Ada
Hernia :Tidak Ada
10. Ekstermitas
Kekuatan otot : Tidak ada
Rentang gerak : Terbatas
Deformitas : Tidak
Tremor : Tidak
Edema kaki : Tidak
Penggunaan alat bantu : Tidak
Refleks Kanan Kiri
Biceps + +
Triceps + +
Knee - -
Achiles + +
Keterangan : Refleks + : Normal Refleks - : Menurun/Meningkat
11. Intergumen
Kebersihan : Baik
Warna : Tidak Pucat
Kelembaban : Kering
Gangguan pada kulit : Tidak Ada
Gangguan BAB
1. Frekuensi BAB : 1 kali/hari
2. Konsistensi : Semi Padat
3. Gangguan BAB : Tidak Ada
Gangguan BAK
1. Frekuensi BAK : 4-6 kali/hari
2. Warna urine : Kuning jernih
3. Gangguan BAK : Tidak ada
Pola Aktivitas
Kegiatan produktif yang dilakukan : Tidak ada
Pola pemenuhan kebersihan diri
1. Mandi : 2x/ Hari
2. Memakai sabun : Ya
3. Sikat gigi : 2 x/Hari
4. Menggunakan pasta gigi : Ya
5. Kebiasaan berganti pakaian bersih : 2x/hari
D. Pengkajian lingkungan
1. Pemukiman
Luas Bangunan :-
Bentuk Bangunan : Rumah
Jenis bangunan : Permanen
Atap Rusun : Seng
Dinding : Tembok
Lantai : Keramik
Kebersihan Lantai : Baik
Ventilasi : Baik
Pencahayaan : Baik, menggunakan listrik
Pengaturan Penataan Perabot :Baik
Kelengkapan Alat Rumah Tangga : tidak lengkap
2. Sanitasi
Penyediaan air bersih ( MCK ) : sumur
Penyediaan air minum : Air akua
Pengelolaan Jamban : Pribadi
Jenis jamban : Jongkok
Jarak dengan sumber air : > 10cm
Sarana pembuangan air limbah : Lancar
Petugas sampah : Petugas Sampah
Pengolahan binatang pengerat : Tidak Ada
3. Fasilitas
Peternakan : Tidak
Sarana olahraga : Tidak ada
Taman : Ada
Ruang pertemuan : Ada
Sarana hiburan : Ada , TV
Sarana ibadah : Ada
Pengelompokan Data
.
- Pasien Nampak lelah
Pasien mengatakan gampang
- Konjungtiva anemis
kelelahan
- Terlihat lesu
Analisa Data
NYERI
2 DS: Pasien mengatakan Kerja jantung
bahwa dia gampang meningkat Kelelahan /
merasa lelah
DO: Pasien Nampak Fatique
lelah,konjungtiva anemis,
terlihat lesu Peningkatan curah
jantung
Kelelahan
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis b/d tekanan perifer meningkat ditandai dengan pasien mengeluh sering
merasakan nyeri pada tengkuknya,TTV : TD 130/80 N: 79x/mnt, RR: 19x/mnt dan pasien
sering mengurut tengkuknya
2. Kelelahan b/d peningkatan curah janntung ditandai dengan pasien mengeluh gampang
kelelahan,pasien nampak lesu,dan konjungtiva anemis