PENGELOMPOKAN SISWA
Kegiatan Belajar 1
Pendahuluan
Dalam setiap proses kegiatan pembelajaran di kelas, kemampuan
mengelompokkan siswa merupakan sesuatu kegiatan yang sangat penting.
Hal ini disebabkan ada banyak kegiatan didalam pembelajaran, yang menuntut
proses pelaksanaan secara berkelompok. Dengan kata lain ada banyak materi
pembelajaran yang harus difahami oleh siswa dengan cara bekerjasama di
dalam suatu kelompok belajar/kegiatan. Suatu kelompok belajar yang baik
dapat dilihat dari beberapa indikator seperti:
a. Anggotanya kompak
b. Semua anggota aktif dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing
c. Tertib dengan mematuhi norma yang ada
d. Proses kegiatan lancar
e. Hasil yang dicapai baik atau sesuai dengan tujuan semula.
S
t R
R
t
S R
S
t
4.2
Sehubungan Dengan uarai di atas, maka pada keswempatan ini akan diberikan
Contoh penngelompkkan siswa dengan berdasarkan kesamaan kemampuan, seperti
pada tabel berikut.
4.3
Tabel 4.2 Perbandingan Bobot Tugas Kelompok Berdasarkan
4.4
Tulis-baca
Gambar-lukis Kelompok A
Berhitung
Tulis-baca
Kelompok B
Gambar-lukis
Berhitung
Tabel 4.3 Uraian tugas dalam Kelompok Siswa dengan Beragam Kemampuan
Tesa
Oca
Besa
Aza Gera
Siska
4.6
Kegiatan tersebut memerlukan banyak peran yang harus dimainkan oleh siswa,
misalnya: ada yang demonstrasi, ada yang mengamati, ada yang mengadakan
wawancara, ada yang mencatat, ada yang mengambil gambar (foto), dan
sebagainya.
Apabila dicemari keempat jenis pengelompokkan siswa seperti yang telah
diutarakan di atas, maka terlihat bahwa yang mendasar pertimbangan
pengelompokkan semuanya mengarah kepada dua dimensi tujuan, yaitu: dimensi
proses dan dimensi hasil. Tujuan yang mengarah kepada dimensi proses
mengandung maksud yaitu agar proses kegiatan pelaksanaan tugas kelompok harus
dapat berjalan dengan lancar, sesuai dengan prosedur yang sebenarnya. Prosedur
yang benar bukan saja bermanfaat untuk mempelancar pencapaian tujuan kegiatan,
tetapi pada hal-hal tertentu dapat menghindari terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan (misalnya: kecelakaan).
4.7
Kemampuan
sama Kebutuhan
Pembelajaran
Kemampuan
Kompatibilitas
Campuran
Gambar: 4.4 Hubungan pengelompokkan Siswa dengan Proses dan tujuan Kegiatan
Metode yang digunakan : ceramah bervariasi, diskusi, simulasi, latihan dan tugas kelompok.
Media yang digunakan : media klasikal, gambar-gambar, dan OHV.
Tugas: Coba anda mengingat-ingat cara yang biasa anda lakukan dalam membentuk kelompok
belajar siswa, kemudian jelaskan termasuk kelompok apa yang anda gunakan dalam
mengelompokan siswa tersebut.
Tes Formatif 10
1. Bila suatu kelompok terdiri dari siswa yang pintar, siswa yang sedang, dan siswa yang lemah
kemampuan akademiknya, maka dasar pengelompokan ini adalah…
a. kesamaan kemampuan
b. kemampuan campuran
c. kompatibilitas
d. tujuan pembelajaran
2. Bila dalam satu kelompok ada siswa yang pintar, kelompok sedang dan kelompok dengan
kemampuan akademik yang rendah, maka dasar pengelompokan ini adalah…
a. kesamaan kemampuan
b. kemampuan campuran
c. kompatibilitas
d. tujuan pembelajaran
4.8
3. Bila dalam satu kelompok terdiri dari siswa yang tempat tinggalnya berdekatan, dasar
pengelompokan ini dinamakan…
a. kesamaan kemampuan
b. kemampuan campuran
c. kompatibilitas
c. tujuan pembelajaran
4. Bila dalam satu kelompok mengerjakan tugas masing-masing sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, dasar pengelompokan ini dinamakan…
a. kesamaan kemampuan
b. kemampuan campuran
c. kompatibilitas
d. tujuan pembelajaran
5. Kegiatan belajar kelompok yang dapat memupuk perkembangan pribadi anak, kecuali...
a. demokrasi
b. sosial
c. kerjasama
d. artistik
6. Kegiatan kelompok belajar yang memperhatikan dan mengoptimalkan potensi setiap anak
adalah melalui kelompok berdasarkan...
a.kemampuan sama
b.kemampuan campuran
c. kompatibilitas
d.berdasar tujuan
7. Kelompok yang memungkinkan siswa yang cerdas dapat membimbing dan membantu siswa
lain dalam belajar adalah berdasarkan...
a.kemampuan sama
b.kemampuan campuran
c. kompatibilitas
d.berdasar tujuan
8. Kelompok belajar yang efektif untuk melakukan tugas di luar jam sekolah dan untuk kelas-
kelas rendah adalah berdasarkan...
a.kemampuan sama
b.kemampuan campuran
c. kompatibilitas
d.berdasar tujuan
4.9
Modul 4
Kegiatan Belajar 2
Pengertian Disiplin
4.10
Berdasarkan pengertian disiplin tersebut di atas dapat digarisbawahi bahwa
disiplin itu sendiri menunjuk kepada ketaatan dan kesetiaan yang tulus dari seseorang
terhadap seperangkat peraturan, norma atau ketentuan yang berlaku didalam suatu
situasi serta kondisi (tempat) dimana yang bersangkutan berada. Dengan demikian
orang yang disiplin dapat digambarkan sebagai orang yang setia, taat, tunduk terhadap
peraturan, norma atau ketentuan yang berlaku didalam suatu situasi serta kondisi
(tempat) dimana orang yang bersangkutan berada. Namun yang perlu diingat bahwa
kepatuhan yang dimaksud dilandasi oleh kesadaran diri sehingga dilakukan secara
tulus, bukan karena paksaan.
4.11
Jenis-jenis Disiplin
Berdasarkan sipat dan tujuannya, disiplin dapat dibedakan menjadi beberapa
macam atau beberapa jenis, yaitu:
a. Disiplin dalam penggunaan waktu,
b. Disiplin dalam beribadah’
c. Disiplin dalam bermasyarakat, dan
d. Displin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
4.13
dalam proses pembelajaran, kelas merupakan tempat yang sangat berpengaruh
terhadap proses serta hasil pendidikan dan pembelajaran suatu sekolah. Karena itu
setiap guru dituntut untuk dapat menciptakan, mengubah, serta mempertahankan
situasi dan kondisi kelas agar kondusif dan menyenangkan untuk belajar siswa.
Salah satu faktor penentu situasi dan kondisi kelas yang kondusif untuk belajar
siswa adalah disiplin kelas. Kelas yang disiplin akan tergambar melalui perilaku siswa
yang taat, setia serta tunduk terhadap peraturan, norma, dan nilai-nilai yang berlaku
didalam kelas. Ketaatan dan kesetiaan terhadap peraturan, norma, dan nilai-nilai yang
berlaku didalam kelas dapat menyebabkan kelas menjadi aman, tertib dan nyaman
untuk belajar siswa. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Wikipedia (1993)
yang menyatakan “tujuan disiplin sekolah adalah untuk menciptakan keamanan dan
lingkungan belajar yang nyaman, terutama di kelas”. Dibawah ini akan diutarakan
secara lengkap mengenai tujuan disiplin sekolah, yaitu:
(4) Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat
baginya serta lingkungannya (Maman Rachman,1993).
4.14
Sehingga didalam upaya mendisiplinkan anak/siswa ketiga pihak ini seharusnya
saling mendukung dan bersinergis secara berkelanjutan sesuai dengan
proporsinya atau kewenangan masing-masing. Menurut Brown dan Brown
(1973) perilaku ketidakdisiplinan (indisiplin) siswa disebabkan beberapa hal,
yaitu:
Metode yang digunakan : ceramah bervariasi, diskusi, simulasi, latihan dan tugas kelompok.
Media yang digunakan : media klasikal, gambar-gambar, dan OHV.
Tugas: Jelaskan bagaimana cara anda untuk menanamkan sikap hidup disiplin pada diri setiap siswa.
Tes Formatif 11
3. Ketaatan terhadap aturan yang berlaku di lingkungan tempat tinggal, termasuk disiplin...
a. disiplin waktu
b. disiplin beribadah
c. disiplin dalam bermasyarakat
d. disiplin dalam bermusyawarah
4.15
4. Selalu datang sesuai jadwal pelajaran termasuk jenis disiplin...
a. disiplin waktu
b. disiplin beribadah
c. disiplin dalam bermasyarakat
d. disiplin dalam bermusyawarah
8. Dalam memupuk sikap disiplin pada diri siswa sebaiknya guru bukan sebagai pembicara tentang
bagaimana disiplin, tetapi harus bisa sebagai...
a. penasehat
b. pelaku
c. tauladan
d. pengawas
9. Terjadinya keterlambatan proses pembelajaran dalam suatu kelas, adalah contoh disiplin yang
bersumber dari...
a. guru
b. siswa
c. lingkungan sekolah
d. kurikulum
10. Terlalu padatnya kegiatan akademik yang tidak dibarengi dengan waktu istirahat yang cukup
dapat menimbulkan ketidakdisiplinan siswa, sumber ketidakdisiplinan ini adalah...
a. guru
b. siswa
c. lingkungan sekolah
d. kurikulum
4.16
Modul 4
Kegiatan Belajar 3
4.17
Dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi atau iklim sekolah/kelas
yang dapat mendukung proses pendidikan dan pembelajaran, tata tertib
memiliki andil yang sangat besar. Hal ini disebabkan didalam tata tertib itu
ditulis dan ditetapkan dua hal penting, yaitu: (1) perilaku apa dan bagaimana
yang wajib dilakukan oleh siswa, dan (2) perilaku apa dan bagaimana yang
tidak boleh (dilarang) dilakukan oleh siswa.
4.18
Berdasarkan uraian diatas, maka setiap warga negara bertanggung jawab
untuk menciptakan suasana yang aman, tertib, bersih, indah dan penuh
kekeluargaan, agar proses interaksi antar warga dalam rangka penanaman dan
pengembangan nilai, pengetahuan, keterampilan dan wawasan dapat dilaksanakan.
4.19
Dengan kata lain siswa yang disiplin adalah siswa yang taat, setia dan patuh
terhadap seluruh peraturan, norma, dan nilai-nilai yang berlaku dalam suatu
sekolah/kelas.
Disamping melaksanakan tugas pokok sebagai pengajar, guru juga
memiliki fungsi sebagai pengatur atau pengelola kelas dengan tujuan agar kelas
dimana guru yang bersangkutan mengajar, dapat tertib dalam arti kondusif dan
menyenangkan untuk belajar siswa. Untuk maka salah satu kemampuan guru
adalah bagaimana membuat atau menyusun tata tertib sekolah/kelas, serta
dengan cara bagaimana agar tata tertib tersebut dipatuhi dan ditaati oleh semua
siswa. Berkaitan dengan tata tertib, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
oleh guru, diantaranya adalah:
4.20
terhadap tata tertib, karena sudah dirumuskan dan disepakati secara bersama-
sama dan secara transfaran. Berkaitan dengan uraian diatas, pertanyaan yang
muncul adalah: apakah untuk siswa kelas rendah (kelas I s/d III) cara demikian
dapat dilakukan? Jawabnya tentu dapat, tetapi tentu dengan cara-cara khusus
yang tidak sama dengan di kelas tinggi (kelas IV s/d VI). Artinya adalah, guru
akan lebih mendominasi dalam menawarkan rumusan tata tertib dengan
menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dimengerti oleh siswa
(bahasa anak).
Sebagai contoh misal: anak-anak supaya bunga yang ada di halaman
tumbuh subur, apa yang harus kita lakukan? Dapat dipastikan akan muncul
jawaban siswa seperti: “disiram bu”. Lalu yang menyiramnya siapa saying?
Pada saat inilah guru mengarahkan agar petugas yang menyiram bunga itu
adalah siswa yang piket (dibuat jadwal). Atau misalnya guru bertanya:
apakah anak-anak senang apabila ada temanmu yang menyontek?
Selanjutnya ketika dijawab “tidak bu guru”, “saya tidak senang”. Lalu guru
mengatakan, bagus….., nah sekarang kalau ada yang menyontek diberikan
apa ya? Mungkin jawaban siswa, “dihukum saja bu guru”. Lalu guru
bertanya lagi: hukumannya apa sayang?
4.21
mimik serta penekanan suara (intonasi) dari guru, tentu akan lebih efektif
dibandingkan dengan apabila siswa hanya membaca tata tertib yang ditulis.
Mengapa tata tertib harus dilengkapi dengan sanksi yang jelas, apabila
terbukti terjadi pelanggaran oleh siswa? Pada dasarnya tata tertib adalah
pedoman perilaku siswa yang diharapkan, disamping perilaku yang tidak
diharapkan (larangan). Karena itu didalam tata tertib yang telah disusun,
sebaiknya ditetapkan juga secara bersama-sama serta secara transfaran bentuk
sanksi yang terdapat dibalik tata tertib tersebut. Istilah sanksi dalam tulisan ini
dapat dilihat dari dua sipat, yaitu ada yang bersipat positif dan ada yang
bersipat negatif. Sanksi dengan sipat positif adalah bentuk reaksi atau respon
yang diberikan kepada siswa yang telah menunjukan ketaatan dan
kepatuhannya terhadap tata tertib. Pemberian sanksi positif akan memberikan
dampak positif bagi pelakunya, yaitu perasaan senang/dihargai karena sudah
secara tulus mentaati dan tunduk terhadap tata tertib. Sedangkan bagi siswa
lain, sanksi positif dapat menjadi peringatan dan mendorong mereka untuk
melakukan hal yang sama.
Baik sanksi yang bersipat positif maupun yang bersipat negatif, semuanya
akan memperkuat motivasi pada diri setiap siswa untuk melakukan perilaku
yang baik, sebagaimana tata tertib yang disepakati. Apabila dicermati secara
mendalam, sanksi yang bersipat positif memiliki kemiripan/persamaan dengan
imbalan atau tepatnya mirip dengan “penguatan”. Sedangkan sanksi yang
ersipat negatif adalah tindakan yang diberikan kepada siswa sebagai respon
atau reaksi bagi siswa yang tidak taat dan tidak patuh terhadap tata tertib.
Dengan sanksi tersebut diharapkan tidak akan terjadi lagi perilaku yang tidak
diharapkan atau yang melanggar tata tertib. Dalam sanksi yang bersipat
negative terkandung makna bahwa apabila terjadi pelanggaran tata tertib,
maka bagi pelanggarnya akan diberikan ganjaran/hukuman.
Selanjutnya mengapa guru wajib sebagai model/tauladan? Didalam
sebuah sekolah/kelas, guru merupakan sosok individu yang selalu dan paling
dekat dengan siswa. Peran ini membuat banyak ahli manajemen pendidikan
mengatakan bahwa guru adalah “urat nadi dan darah kehidupan sekolah”.
4.22
Jadi, kehidupan sekolah/kelas dalam arti yang luas, sesungguhnya sangat
dipengaruhi oleh bagaimana perilaku guru (orang yang patut digugu dan
ditiru). Sehubungan dengan hal tersebut, maka sebaik/selengkap apapun tata
tertib sekolah/kelas apabila tidak memiliki model atau sosok yang menjadi
panutan, maka semua tata tertib yang ada hanya akan menjadi rangkaian kata-
kata yang indah, tanpa makna.
Pernyataan diatas mengingatkan bahwa ketaatan dan kepatuhan siswa
terhadap tata tertib (disiplin), akan dapat terwujud apabila setiap guru dapat
menunjukan bahwa dirinya sebagai sosok yang memiliki perilaku yang sesuai
dan menjadi saksi hidup dalam penegakan disiplin. Karena ketaatan dan
kepatuhan terhadap peraturan, norma dan nilai hidup yang baik, bukan untuk
diucapkan atau ditulis, namun yang lebih penting adalah untuk dilaksanakan
dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat menjadi panutan/tauladan bagi orang
lain pada umumnya dan siswa pada khususnya.
Selanjutnya mengapa dalam hal tata tertib yang diutamakan kesadaran
diri, bukan paksaan kepada siswa? Dalam mewujudkan siswa yang taat dan
patuh terhadap perilaku hidup yang baik, adalah lebih tepat apabila apa yang
diperbuat siswa merupakan kemauan, ketulusan, dan muncul dari kesadaran
diri sendiri, bukan karena merasa dipaksa, apalagi karena merasa takut. Untuk
itu setiap guru semestinya memiliki sikap yang sabar, ulet dalam memberikan
pengertian dan pemahaman kepada setiap siswa, agar pemahaman dan
kesadaran terhadap pentingnya sikap hidup yang tertib (disiplin), sehingga
menjadi suatu kebiasaan yang kemudian bermuara pada suatu kebudayaan
hidup bagi siswa.
Berikut yang terakhir mengapa perlu sistem monitoring dan evaluasi
secara berkelanjutan terhadap tata tertib? Untuk memastikan bagaimana
pelaksanaan tata tertib disekolah/kelas, perlu dilakukan pemantauan. Dengan
cara ini akan diketahui dengan jelas bagaimana sesungguhnya tata tertib
tersebut diberlakukan atau dilaksanakan, kendala-kendalanya apa saja, atau
bagaimana dampaknya. Semua ini perlu dilakukan, sehingga akan diperoleh
data yang dapat menjadi bahan perbaikan selanjutnya.
4.23
Hubungan Disiplin, Tata Tertib dan Pendidikan Karakter
Karakter dapat diartikan sebagai watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian
seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi nilai-nilai kebajikan (virtues)
yang diyakini dan digunakannya sebagai landasan cara pandang, berpikir,
bersikap, dan bertindak. Sedangkan yang dimaksud dengan pendidikan
karakter adalah upaya atau proses menanamkan nilai-nilai kebajikan kepada
peserta didik agar memiliki pola pikir, pola rasa, dan pola tindak yang sesuai
dengan kebajikan.
Dalam praktiknya pendidikan karakter tidak berbasis pada materi yang
lebih bersipat teoritis, tetapi lebih menekan pada aktivitas atas proses dari
pendidikan itu sendiri. Hal ini menjelaskan bahwa pendidikan karakter
memberi tekanan pada bagaimana proses latihan dan pembiasaan terhadap
peserta didik, melalui pendidikan. Dengan kata lain, proses pendidikan
karakter lebih banyak melalui latihan, pembiasaan, contoh dan tauladan,
ketimbang menghafal materi tentang apa itu karakter.
Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi tujuan pendidikan karakter
adalah:
1. Berkelanjutan;
2. Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri (ekstra kurikuler), dan budaya
sekolah;
4.25
3. Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan
4. Proses pendidikan melibatkan peserta didik secara aktif dan menyenangkan.
Pada prinsip yang kedua, pendidikan karakter tidak hanya terbatas pada
beberapa mata pelajaran saja, tetapi dikemas secara apik oleh guru didalam seluruh
mata pelajaran, termasuk didalam kegiatan ekstrakurikuler dan budaya sekolah.
Misalnya melalui kegiatan kesenian, pramuka, pecinta alam, kelompok karya ilmiah,
kerohanian, PMI, dan sebagainya. Melalui kegiatan inilah para siswa dilatih dan
dibiasakan melakukan perilaku yang syarat dengan nilai-nilai kebajikan. Dalam
pendidikan karakter perlu diingat juga bahwa nilai-nilai kebajikan tidak untuk dihafal
(bukan untuk diketahui) sebagai pengetahuan semata-mata, tetapi dikembangkan
agar nyata terwujud dalam perilaku hidup siswa. Kata dikembangkan memiki makna
bahwa sesungguhnya nilai-nilai kebajikan yang dimaksud sebagian besar sudah
diketahui oleh siswa, sehingga yang terpenting adalah mengembangkan nilai-nilai
kebajikan tersebut melalui latihan yang berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan
dalam diri siswa. Pelibatan siswa dalam situasi dan kondisi yang menyenangkan,
merupakan salah satu prinsip pendidikan karakter. Pernyataan diatas menjelaskan
bahwa dalam proses latihan dan pembiasaan kepada siswa diupayakan selalu dalam
suasana yang menyenangkan. Dengan situasi menyenangkan akan dapat memicu
keterlibatan dan partisipasi aktif seluruh siswa dalam latihan dan pembiasaan. Hal ini
mengingatkan bahwa semua kegiatan harus dikemas dalam situasi yang gembira,
sehingga tidak ada perasaan terpaksa atau terbebani pada diri siswa.
4.26
Metode yang digunakan : ceramah bervariasi, diskusi, simulasi, latihan dan tugas kelompok.
Media yang digunakan : media klasikal, gambar-gambar, dan OHV.
Tugas: Coba anda jelaskan bagaimana cara untuk menanamkan sikap hidup disiplin dan tertib di
lingkungan kelas yang anda ajarkan.
Tes Formatif 12
1.Berikut ini adalah hal-hal yang termasuk dalam pengertian tata tertib sekolah, kecuali…
a. norma-norma
b.aturan-aturan
c. nilai-nilai
d. hukuman
3. Peraturan mempunyai nilai pendidikan, sebab peraturan memperkenalkan pada anak perilaku yang
disetujui oleh anggota kelompok tersebut, pernyataan ini merupakan..
a. fungsi tata tertib
b. tujuan tata tertib
c. pengertian tata tertib
d. prinsip tata tertib
4. Dalam membina siswa agar kehidupan kelas dan sekolah tertib, guru harus memperhatikan hal-hal
berikut ini, kecuali…
a. tata tertib sebaiknya disusun dan disepakati bersama antara guru dan siswa
b. guru wajib sebagai model/tauladan.
c. utamakan kesadaran diri, bukan paksaan kepada siswa.
d. tata tertib disusun seluruhnya oleh siswa
5. Upaya atau proses menanamkan nilai-nilai kebajikan kepada peserta didik agar memiliki pola pikir,
pola rasa, dan pola tindak yang sesuai dengan kebajikan, dinamakan...
a. pendidikan akhlak
b. pendidikan budi pekerti
c. pendidikan kepribadian
d. pendidikan karakter
6. Membantu siswa untuk mengembangkan potensi kebajikan sehingga terwujud dalam kebiasaan baik
(hati, pikiran, perkataan, sikap, dan perbuatan), adalah tujuan pendidikan…
a. pendidikan akhlak
b. pendidikan budi pekerti
c. pendidikan kepribadian
d. pendidikan karakter
4.27
7. Menurut Puskur, karakter yang dikembangkan minimal mencakup unsur-unsur, kecuali…
a. nilai-nilai jujur (religius, adil, ikhlas, berpikir positif),
b. kecerdasan (kreatif, mengendalikan diri, rendah hati, hemat),
c. tangguh (mandiri, percaya diri, tanggung jawab, disiplin, kerja keras, pantang menyerah)
d. tangguh dalam persaingan, sikap mandiri yang ditekankan, dan loyal terhadap kelompok
4.28
DAFTAR PUSTAKA
Goleman. 1995. Emotional Intelligence; Why it can matter more than EQ,
New York : Bantam Books.