Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM MK PEMASARAN DAN RISET PASAR

Oleh :
ONCOM
Anggota Kelompok : Gyo Alif Utama (J3E114008), Farras Chairun Nisa
(J3E114029), Upit Puspita Sari (J3E114049), Alfiah Nur Hadits (J3E114054)
Resta Purnama (J3E414139)
PROGRAM KEAHLIAN SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGIR
2016
Dosen Praktikum : Ir. Wien Kuntari
Hari/Tanggal
: Kamis, 13 Oktober 2016
Ruang
: CA K06

Nilai

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Beng beng merupakan salah satu produk makanan ringan hasil produksi PT
Mayora Indah Tbk. yang telah berdiri sejak 1977. Beng beng kini telah menjadi
salah satu brand makanan ringan berupa cokelat wafer yang cukup banyak dikenal
oleh khalayak, khususnya bagi mereka yang pecinta snack cokelat. Slogan Asyik
Berat-nya yang menjadikan brand image dari wafer caramel krispi cokelat asli
ini telah melekat di benak konsumennya.
TOP merupakan salah satu produk wafer cokelat yang dihasilkan oleh PT
Meiji Ceres Indonesia.Slogan wafer TOP berupa Top, Klop Banget membuat
konsumen merasakan kesesuaian produk dengan karakteristik produknya. Dengan
memproduksi produk yang hamper sama membuat kedua produsen ini bersaing.
Dalam menghadapi persaingan, tentunya kedua produk tersebut mengalami
masalah yang timbul akibat kelamahan dan ancaman yang berasal dari dalam
produk tersebut atau dari luar produk.

Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah mengenai mengenai analisa permasalahan
pada produk adalah untuk mengetahui masalah yang muncul dari masing-masing
produk pada perusahaan makanan ringan.
Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai akibat yang dapat menimbulkan masalah pada produk
makanan ringan.
PEMBAHASAN
Sebuah perusahaan dalam kegiatan pemasarannya perlu merencanakan
tujuannya, seluruh rencana atau tujuan perusahaan harus konsisten dengan strategi
bisnis perusahaan secara keseluruhan. Sebuah perencanaan pemasaran akan dapat
membantu perusahaan dalam menentukan keputusan dalam hal yang berhubungan
dengan pemilihan media, promosi, pembuatan iklan produk, ataupun anggaran
perusahaan.
Adanya kegiatan merencanakan suatu tujuan adalah dapat meminimalisir
masalah yang dapat timbul dari suatu perusahaan. Adanya masalah dari
perusahaan, dapat mempengaruhi produk yang dihasilkan, sehingga akan
menimbulkan masalah dari produknya. Dari timbulnya masalah tersebut perlu
adanya solusi dan rencana ke depan agar tidak adanya masalah lagi yang timbul.
Masalah yang timbul pada suatu produk, biasanya terjadi pada produk
pangan. Terlebih pada produk makanan ringan yang kini beredar luas di pasaran.
Adanaya produk makanan ringan yang sejenis, dapat menimbulkan masalaha dari
produk tersebut. Makanan ringan menjadi salah satu pasar yang digemari oleh
anak-anak, remaja, dan dewasa sebagai sebuah cemilan yang memiliki banyak
variasi rasa. Dalam menghadapi persaingan global yang terus meningkat,
perusahaan secara konsisten terus berupaya untuk mempertahankan mutu produk.
Selain itu, perusahaan juga harus mampu mengidentifikasi kebutuhan pasar dan
berkomitmen untuk menghasilkan produk berkualitas.
Beberapa perusahaan makanan ringan yang ada seperti PT. Mayora Indah
Tbk dan PT. Ceres Meiji Indonesia. Dari keduanya, perusahaan tersebut

memproduksi salah satu jenis makanan ringan yang sama, yaitu makanan ringan
wafer caramel berlapis coklat. PT. Mayora Indah Tbk, mengeluarkan produk
wafer caramel lapis coklat dengan merek Beng-Beng, dan PT. Ceres Meiji
Indonesia dengan merek Top. Dari kedua produk tersebut dapat dimungkinkan
timbulnya masalah karena beberapa factor. Oleh karena itu perlu adanya solusi
yang dilakukan perusahaan terhadap produknya. Berikut merupakan kemungkinan
masalah yang dapat muncul dari produk Beng-Beng dan Top.
Tabel 1. Masalah dan Solusi dari Produk Beng-Beng dan Top
Solusi

Jenis Masalah

Beng-Beng

Top

Kurang gencarnya - Melakukan promosi dengan tema- Promosi yang lebih sering
promosi varian baru
yang berbeda setiap tahunnya dilakukan, agar produk top
yang berimbasnya
pada produk varian baru yang original dan varian baru lebih
terhadap kurangnya
dikeluarkan.
diketahui konsumen.
awareness pada
- Promosi yang lebih meluas atau - Media promosi yang lebih
produk
lebih dekat dengan konsumen
diperluas.

Produk yang
monoton

Adanya pesaing
dengan produk
sejenis
Berkurangnya
pangsa pasar karena
pencinta cokelat
yang ingin menjaga
kesehatan dan berat
badan yang ideal

- Penggantian tema promosi


seperti dengan melalui media
yang lebih kreatif melalui
pembukaan stand di setiap event,
media iklan untuk menarik
memperkenalkan produk varian
minat konsumen.
baru secara langsung dengan
- Memperkenalkan produk
VOC (Voice of Consumen).
varian baru secara langsung
terhadap konsumen
(konsumen mencicipi
produk).
Penciptaan Produk dengan Varian - Penciptaan produk yang lebih
Rasa baru yang diminati
kreatif, tidak mengikuti
konsumen
produk lain
Perubahan desain kemasan
Melakukan promosi yang lebih
- Menjual dengan biaya yang
gencar
lebih terjangkau
Mempertahankan kualitas produk

Adanya produk yang - Tetap menjaga kualitas bahan baku - Melakukan promosi yang
dikeluarkan dengan
gencar.
bahan baku yang sama

Berdasakan tabel diatas, produk Beng-Beng dan Top merupakan produk


wafer caramel krispi lapis coklat yang sama namun dari perusahaan yang berbeda.
Kedua produk tersebut memiliki masalah yang timbul antara lain Kurang
gencarnya promosi varian baru ataupun varian lama yang berimbasnya terhadap
kurangnya awareness pada produk, Produk yang monoton, Adanya pesaing
dengan produk sejenis, Berkurangnya pangsa pasar karena pencinta cokelat yang
ingin menjaga kesehatan dan berat badan yang ideal, dan adanya produk yang
dikeluarkan dengan bahan baku yang sama.
Kurang gencarnya promosi varian baru yang berimbasnya terhadap
kurangnya awareness pada produk
Promosi merupakan suatu cara memberikan informasi kepada masyarakat
tentang barang atau jasa yang dihasilkan sebuah perusahaan. Promosi juga berarti
aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk sasaran
untuk membelinya. Promosi lebih mempengaruhi perilaku dibandingkan
dengan sikap.
Masalah pertama yang timbul dari produk Beng-Beng adalah kurang
gencarnya promosi terhadap varian baru atau lama yang berimbas terhadap
kurangnya awareness pada produk. Hal tersebut dapat kita ketahui bahwa pada
produk Beng-Beng varian baru dalam melakukan promosinya masih kurang
gencar dibandingkan produk Beng-Beng varian lama (original). Serta pada
produk TOP yang sangat kurang kegiatan promosi yang dilakukannya. Salah satu
media promosi yang kurang pada produk TOP adalah pada media iklan yang
digunakan. Iklan yang ditampilkan pada produk TOP sangat jarang dibanding
beng-beng. Produk Beng-Beng sangat sering melakukan promosi dengan media
iklan, bahkan produk Beng-Beng selalu mengganti tema iklannya setiap periode.
Namun penggantian tema tersebut dilakukan hanya pada produk varian lama,
namun tidak pada varian barunya.

Dari adanya masalah tersebut perusahaan perlu adanya solusi seperti pada
produk Beng-Beng adanya perubahan tema iklan pada setiap produk varian baru
atau lamanya, serta lebih gencarnya promosi tersebut dilakukan agar konsumen
lebih mengetahui dan konsumen tertarik untu membeli. Selain itu, promosi yang
lebih meluas atau lebih dekat dengan konsumen seperti dengan melalui media
pembukaan stand di setiap event, memperkenalkan produk varian baru secara
langsung dengan VOC (Voice of Consumen) dimana konsumen mencicipi produk
varian baru tersebut, untuk mengetahui apakah konsumen senang dengan
kehadiran produk baru tersebut. Sedangkan pada produk TOP, solusi yang perlu
dilakukan adalah promosi yang lebih sering dilakukan, agar produk TOP varian
lama (original) dan varian baru lebih dikenal konsumen, media promosi yang
lebih diperluas, penggantian tema promosi yang lebih kreatif melalui media iklan
untuk menarik minat konsumen, memperkenalkan produk varian baru secara
langsung terhadap konsumen (konsumen mencicipi produk) sehingga kita dapat
mengetahui daya terima konsumen terhadap produk TOP.
Produk yang monoton
Masalah yang selanjutnya timbul yaitu produk yang tidak mengalami
pembaharuan dan tidak dilakukanya inovasi terhadap produk sehingga produk
yang dilucurkan terkesan biasa. Produk ini mengalami penurunan dalam penjualan
dikarenakan faktor tersebut dan tidak mengubah presepsi konsumen terhadap
produk. Dalam hal ini produsen baik dari produk beng-beng maupun produk TOP
perlu melakukan adanya perubahan atau inovasi yang secara langsung dapat
mengubah presepsi konsumen terhadap kedua produk tersebut. Contoh dari
produk beng-beng yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat, perusahaan dari
produk tersebut melakukan inovasi dengan menciptakan varian rasa baru yang
lebih disukai konsumen yaitu dengan mengeluarkan produk beng-beng maxx yang
lebih berukuran besar dan menambah ketertarikan konsumen terhadap produk
wafer cokelat. Selain itu iklan yang ditampilkan saat diluncurkannya beng-beng
maxx dengan menampilkan gorila yang tidak kuat mengangkat beng-beng
tersebut agar terkesan produk tersebut berukuran besar. Selain itu juga dilakukan
perubahan terhadap kemasan yang lebih menonjolkan produk wafer berlapis yang

menambah minat anak-anak terhadap produk ini. Selanjutnya yaitu produk TOP
yang melakukan perubahan terhadap presepsi konsumen dengan cara yang
berbeda yaitu dengan mengeluarkan produk baru yang ukurannya sama dengan
produk-produk yang sudah dikeluarkan namun harga produk yang lebih
terjangkau dari produk kompetitor.
Adanya pesaing dengan produk sejenis
Produk beng-beng sebagai produk pioneer wafer berlapis cokelat
setidaknya telah memperoleh pangsa pasar yang cukup besar dalam penjualannya.
Pada tahun 2011, pangsa pasar wafer beng beng sebesar 17% menempati urutan
kedua setelah wafer Gery (Indonesia Consumer Service, 2012). Peluang pangsa
pasar ini tentunya menarik perusahaan lain untuk berinovasi dan melakukan
persaingan produk wafer.
Beberapa perusahaan dari berbagai sisi telah melakukan invasi produk ke
pangsa pasar wafer cokelat, mulai dari wafer cokelat karamel dengan krispi
hingga wafer sehat. Perusahaan-perusahaan tersebut, antara lain PT Meiji ceres
(TOP), PT Arnotts (Tim Tam), PT Orang tua (Gary), PT Nabisco (Oreo), PT
Amerta Indah Otsuka (Soyjoy).
Untuk melakukan persaingan dengan produk beng-beng, perusahaan lain
harus mengetahui Marketing information system (MIS) yang ada di pasar produk
beng-beng. Sistem informasi pemasaran adalah sistem yang fleksibel dan meliputi
banyak hal, formal yang dibuat untuk menyediakan informasi yang relevan untuk
memberi arahan dalam suatu proses pengambilan keputusan (Mashall dan
Lamote, 1992). Produk beng beng unggul karena rasa cokelat dan krispi pada
produk dan iklan yang dilakukan. Oleh karena itu, untuk mengalahkan produk
beng beng setidaknya produsen lain harus menciptakan produk yang memiliki
rasa cokelat yang enak dan iklan yang gencar.
Sistem informasi pemasaran tidak hanya digunakan oleh perusahaan
pesaing untuk mengalahkan produsen pioneer tetapi juga digunakan produsen
untuk melakukan inovasi dan pengembangan agar produknya tetap eksis di
pasaran. Dalam menghadapi pesaing yang semakin banyak, produsen beng-beng
senantiasa melakukan inovasi dan iklan yang tidak kalah dengan produk pesaing.

Inovasi-inovasi yang dilakukan produsen beng-beng, yaitu menyediakan varian


rasa yang tentunya tidak mengubah konsistensi cokelat beng-beng yang enak.
Varian rasa beng-beng saat ini terdiri dari beng beng cokelat, beng beng mint,
beng beng capucino, dan beng beng peanut butter.Selain inovasi di bidang varian
rasa, beng beng juga melakukan inovasi di bidang iklan, yaitu iklan tentang cara
mengonsumsi beng beng agar rasa beng beng yang didapatkan optimal dan sesuai
dengan keinginan konsumen.
Tidak mau kalah dengan beng-beng, produsen wafer sejenis berupa produk
TOP juga melakukan usaha untuk membuat produksnya tetap eksis di pasaran.
Berbeda dengan beng beng, TOP lebih menekankan usahanya dengan membuat
produk yang memiliki harga lebih murah dibanding produk lainnya. Untuk
membuat produknya lebih murah, produsen TOP membuat ukuran wafer TOP
berukuran kecil sehingga target pasarnya dapat menjangkau anak-anak yang
memiliki porsi makan wafer cokelat yang lebih sedikit.
Dengan melakukan inovasi-inovasi di berbagai bidang, baik produk, harga,
distribusi, dan posisi di benak konsumen, produk TOP dan beng beng mampu
mempertahankan pasarnya dan tetap eksis di hati konsumen. Oleh karena itu,
setiap perusahaan tersebut harus melakukan riset pemasaran yang mampu
menunjang pengembangan produk dan life cycle produk.

Berkurangnya pangsa pasar karena pencinta cokelat yang ingin menjaga


kesehatan dan berat badan yang ideal
Produk beng beng maupun produk top dibuat dari beberapa bahan, salah
satunya adalah cokelat.cokelat terbuat dari biji kakao yang mengandung
flavonoid. Flavonoid merupakan anti oksidan yang sangat ampuh untuk
menetralkan berbagai macam efek buruk dari radikal bebas yang dapat
menghancurkan sel-sel dan jaringan tubuh. Selain flavonoid, cokelat juga
mengandung theobromine yaitu senyawa alkaloid yang bersifat stimultan ringan
yang dapat menstimulasi sel saraf sehingga menimbulkan perasaan bersemangat
dan segar, serta dipercaya memiliki mood elevating effect. Senyawa ini
mendorong tubuh menghasilkan senyawa lain yang dapat menimbulkan perasaan

nyaman dan secara ringan mengurangi stress. Selain itu, mengonsumsi coklat
banyak memberikan manfaat kesehatan lain yaitu menurunkan resiko penyakit
jantung, menurunkan tekanan darah tinggi, anti deprresan, menunda penuaan dini,
kesehatan mata, mengurangi resiko kanker, dan anti inflamasi.
Selain manfaat bagi kesehatan tubuh, cokelat juga memberikan dampak
negative bagi orang yang mengonsumsinya. Berbagai macam bahan tambahan
yang terkandung dalam cokelat yang tinggi kalori dapat menyebabkan
kegemukan. Susu dan gula merupakan komponen beng beng yang merupakan
campuran coklat yang dapat memicu kegemukan. Selain memberikan efek
kegemukan, cokelat mengandung kafein yang jika dikonsumsi secara berlebihan
akan memberi dampak pada masalah kesehatan tubuh. Mengonsumsi coklat
secara berlebihan dapat menyebabkan penyakit insomnia dan gangguan pada
lambung.
Dampak kegemukan dari cokelat menimbulkan berkurangnya pangsa pasar
produk beng beng maupun produk top. Konsumen yang ingin menjaga kesehatan
dan tubuh yang ideal menjadi kurang meminati membeli produk beng beng
maupun top karena kedua produk ini mengandung cokelat yang dapat
memberikan dampak kegemukan bagi tubuh. Hal ini menjadi salah satu masalah
dalam pangsa pasar produk beng beng dan produk top. Untuk mengatasi masalah
ini, diperlukan sebuah tindakan sebagai solusi untuk permasalahan ini. Salah satu
solusinya yaitu dengan melakukan pengembangan produk yang berkaitan dengan
modifikasi formulasi produk. Modifikasi formulasi produk dapat dilakukan
dengan cara mengurangi jumlah cokelat dan menggantikannya dengan komposisi
bahan yang lain, misalnya kacang. Sehingga dengan adanya tindakan modifikasi
ini diharapkan mampu mengatasi masalah pangsa pasar yang berkaitan dengan
konsumen yang ingin menjaga kesehatan dan tubuh yang ideal.
Adanya produk yang dikeluarkan dengan bahan baku yang sama
Produk yang sudah dikenal oleh masyarakat luas tentunya menjadi sebuah
kebanggan tersendiri bagi perusahaan yang empunyai produk tersebut, selanjutnya
perusahaan akan memanfaatkan pertumbuhan dari produk tersebut dengan cara
menciptakan produk baru dengan bahan baku yang sama dan untuk konsumen

yang sama maupun dengan menciptakan produk baru dengan bahan baku yang
berbeda dengan pangsa pasar konsumen sama dengan produk yang sudah terlebih
dahulu diluncurkan. Produk yang baru diluncurkan dengan memanfaatkan
konsumen yang sudah ada belum tentu dapat secara langsung dapat diterima oleh
konsumen dikarenakan konsumen tidak secara langsung suka atau menerima pada
produk baru tersebut. Produk baru dengan menggunakan bahan baku yang sama
dengan produk yang sudah ada juga perlu memiliki pangsa pasar baru untuk
produk tersebut. Masalah yang terdapat pada konsumen yaitu bisa saja konsumen
yang sudah ada merasa bosan dengan penggunaan bahan baku dari produk dan
sudah mempunyai presepsi yang berbeda terhadap produk baru yang diluncurkan.
Solusi dari permasalahan yaitu produsen yang tetap menjaga kualitas dari bahan
baku yang digunakan dan tetap melakukan promosi yang gencar terhadap produk.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai