Anda di halaman 1dari 15

Tugas Kelompok

MAKALAH
PEMBELAJARAN TEMATIK TERINTEGRATIF
“Konsep Dasar Pembelajaran Tematik”

Dosen Pengampu : Ali Mulya Rende, S.Pd., M.Pd.

OLEH:
KELOMPOK 1

1. Ade Purnama Sari A1G120001


2. Dilla Herliana A1G120006
3. Lisnawati A1G120014
4. Nur Apni Amalia A1G120019
5. Riska A1G120026
6. Siti Resmi Sahara A1G120030
7 Syawaludin Ardo A1G120033
8. Amalya Ramadhani. AK A1G120034
9. Ariani Rahma Yuliani A1G120038
10. Julianus A1G120049

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
TAHUN AJARAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatakan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kasih dan karunianya serta kesempatan kepada kami untuk dapat menulis dan
meyelesaikan makalah kami yang berjudul “Konsep Dasar Pembelajaran Tematik”

Makalah “Konsep Dasar Pembelajaran Tematik” kami buat guna memenuhi tugas
kami pada bidang studi Pembelajaran Tematik Terintegratif oleh Bapak Ali Mulya Rende,
S.Pd., M.Pd. Selain untuk memenuhi tugas Pembelajaran Tematik Terintegratif, makalah ini
juga kami buat dengan tujuan adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang
“Konsep Dasar Pembelajaran Tematik” bagi para pembaca juga bagi kami sebagai penulis.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Dosen kami Ali Mulya
Rende, S.Pd., M.Pd. Selaku Dosen mata kuliah Pembelajaran Tematik Terintegratif yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami lebih
mendalam lagi sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak kekurangan-
kekurangan baik secara penyusunan, tata bahasa, teknik penulisan maupun dalam hal materi.
Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang dapat membangun demi
penyempurnaan atau perbaikan makalah ini

Kendari, ……. Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………….……..………. i

KATA PENGANTAR………………………………………….……..………... ii

DAFTAR ISI……………………………………………………….…................ iii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………… 2

C. Tujuan Masalah……………………………………………………… 2

D. Manfaat Penulisan…………………………………………………… 2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Tematik….………………………………. 3

B. Landasan Pembelajaran Tematik…………………………………… 3

C. Tujuan, Prinsip, Dan Manfaat Pembelajaran Tematik……………… 4

D. Implikasi Dalam Pembelajaran Tematik….………………………… 7

E. Karakteristik Pembelajaran Tematik….……………………………. 8

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………. 11

B. Saran………………………………………………………………… 11

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..…………… 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelum memasuki bangku sekolah anak terbiasa memandang dan mempelajari yang
terjadi di sekitarnya atau yang dialami sebagai suatu kesatuan yang utuh (holistic) mereka
tidak melihat secara parsial (terpisah-pisah) sayangnya ketika memasuki situasi belajar
secara formal di bangku sekolah dasar, mereka terkadang mengalami kesulitan untuk
memahami fenomena yang terjadi di masyarakat dan alam sekitarnya. Penyelenggaraan
pendidikan dengan menekankan pada pembelajaran dengan mata pelajaran yang
memisahkan penyajian antara satu mata pelajaran dengan pelajaran yang lainnya akan
mengakibatkan permasalahan yang cukup serius terutama bagi peserta didik usia sekolah
dasar kelas I, II dan III. Pembelajaran yang memisahkan secara tegas penyajian mata
pelajaran tersebut membuahkan kesulitan bagi setiap anak karena hanya akan memberikan
pengalaman belajar yang bersifat artificial, atau pengalaman belajar dibuat-buat. Oleh
Karena itu, proses pembelajaran pada satuan pendidikan sekolah dasar terutama untuk
kelas-kelas awal, harus dirancang secara tepat karena akan berpengaruh terhasap
kebermaknaan pengalaman belajar anak.
Pembelajaran tematik sebagai suatu konsep merupakan pendekatan pembelajaran yang
melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi
anak. Pembelajaran tematik diyakini sebagai pendekatan yang beriorentasi pada praktek
pembelajaran terpadu secara efektif dan membantu menciptakan kesempatan kepada
peserta didik untuk memahami masalah yang kompleks yang ada di lingkungan sekitar
dengan pandangan yang utuh dengan pembelajaran tematik peserta didik diharapkan
memiliki kemampuan dan mengidentifikasi, mengumpulkan menilai dan mengumpulkan
informasi yang ada disekitar secara bermakna.
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksaan pembelajaran
tematik di sekolah dasar, terutama pada saat penggalian tema-tema perlu diperhatikan
prinsip-prinsipnya yaitu tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat
digunakan untuk memadukan mata pelajaran. Tema harus bermakna, maksudnya tema
yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi peserta didik untuk belajar
selanjutnya. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Tema
yang dikembangkan harus mampu menunjukkan sebagian besar minat peserta didik. Tema
yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di
dalam rentang waktu belajar, dan lain sebagainya.
Pembelajaran tematik di sekolah-sekolah dapat meningkatkan taraf kecakapan berpikir
peserta didik. Hal ini dapat terjadi karena peserta didik dihadapkan pada gagasan atau
pemikiran yang lebih besar, lebih luas dan lebih dalam ketika menghadapi situasi
pembelajaran. Kemungkinan pembelajaran yang terpotong-potong sedikit sekali terjadi,
sebab peserta didik dilengkapi dengan pengalaman belajar yang lebih terpadu sehingga
akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang lebih terpadu. Pembelajaran
tematik memberikan penerapan-penerapan dunia nyata sehingga dapat mempertinggi
kesempatan transfer pembelajaran (transfer of learning). Dengan pemaduan pembelajaran
antarmata pelajaran diharapkan penguasaan materi pembelajaran akan semakin baik dan
meningkat. Pengalaman belajar antar mata pelajaran sangat positif untuk membentuk
pendekatan menyeluruh pembelajaran terhadap pengembangan ilmu pengetahuan peserta
didik karena lebih aktif dan otonom dalam pemikirannya. Motivasi belajar dapat diperbaiki
dan ditingkatkan dalam pembelajaran antar mata pelajaran. Para peserta didik akan terlibat
dalam “konfrontasi yang melibatkan banyak pemikiran” dengan pokok bahasan yang
dihadapi. Pembelajaran tematik membentuk dan menciptakan struktur kognitif atau
pengetahuan awal peserta didik yang dapat menjembatani pemahaman yang terkait,
pemahaman yang terorganisasi dan pemahaman yang lebih baik. Maka dari itu dalam
makalah ini akan membahas mengenai “Konsep dasar pembelajaran tematik”, mulai dari
pengertian tematik, landasan, tujuan, prinsip, manfaat, karakteristik, serta implikasi dalam
pembeajaran tematik.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran tematik?
2. Apa yang menjadi landasan pembelajaran tematik ?
3. Apakah tujuan, prinsip, dan manfaat pembelajaran tematik?
4. Bagaimana implikasi pembelajaran tematik?
5. Bagaimana karakteristik pembelajaran tematik?

C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalahnya yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian dari pembelajaran tematik
2. Agar dapat mengetahui landasan pembelajaran tematik
3. Agar dapat mengetahui tujuan, prinsip, dan manfaat pembelajaran tematik
4. Agar dapat mengetahui implikasi dalam pembelajaran tematik
5. Untuk dapat mengetahui karakteristik pembelajaran tematik

D. Manfaat Penulisan
Adapun yang menjadi manfaat dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Bagi Penulis
Menambah wawasan mengenai “Konsep dasar pembelajaran tematik” terutama
dalam hal menambah wawasan mengenai landasan, tujaun , prinsip, karakteristik, dan
manfaat dari pembelajaran tematik.
2. Bagi Pembaca
Sebagai acuan bagi pembaca mengenai pembahasan makalah dan juga pedoman
penulisan makalah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dari Pembelajaran Tematik


Pembelajaran adalah kegiatan seorang siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan
keterampilan. Tematik adalah konsep umum yang dapat mengumpulkan beberapa bagian
dalam satu hal. Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu
yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran terpadu di
defenisikan sebagai pembelajaran yang menghubungkan berbagai gagasan, konsep,
keterampilan, sikap, dan nilai, baik antar mata pelajaran maupun satu mata pelajaran.2
Pembelajaran tematik memberi penekanan pada suatu tema yang spesifik yang sesuai
dengan materi pelajaran, untuk mengajar satu atau beberapa konsep yang memadukan
berbagai informasi.
Pembelajaran tematik sebagai suatu pendekatan belajar mengajar yang melibatkan
beberapa mata pelajaran dalam suatu tema untuk memberikan suatu pengalaman bermakna
bagi siswa. pengalaman bermakna maksudnya anak memahami konsep-konsep yang
mereka pelajari itu melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep
lain yang sudah mereka pahami.
Dari beberapa pengertian diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa pembelajaran tematik
merupakan pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 yang memakai tema
untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga peserta didik mendapatkan
pengalaman bermakna.

B. Landasan Pembelajaran Tematik


Secara leksikal, landasan merupakan tumpuan, dasar atau alas, oleh karena itu
landasan merupakan tempat bertumpu atau atau titik tolak atas dasar pijakan. Titik tolak
atau dasar pijakan ini dapat bersifat material (Contoh : landasan pesawat terbang) dan
Konseptual yang identic dengan asumsi (Contoh : landasan pendidikan). Adapun
Landasan Pembelajaran tematik mencakup :

1. Landasan filosofis
Dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu:
progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme. Aliran progresivisme memandang
proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian
sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman
siswa. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences)
sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil
konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui
interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak
dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus
diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang
sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan siswa
yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan
pengetahuannya. Sementara aliran humanisme melihat siswa dari segi
keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.

2. Landasan psikologis
Dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi
perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan
terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada
siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan
peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi
pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa
harus mempelajarinya.

3. Landasan yuridis
Dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau
peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar.
Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran
dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan
minat dan bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.

C. Tujuan, Prinsip, dan Manfaat Pembelajaran Tematik


1. Tujuan
Pembelajaran tematik terpadu berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi siswa
dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta
menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari merupakan materi yang
nyata (kontekstual) dan bermakna bagi siswa (Kemendikbud). Adapun tujuan
pembelajaran tematik diantaranya yaitu :
• Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu
• Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata
pelajaran dalam tema yang sama
• Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan
• Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengaitkan berbagai
pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa
• Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata
seperti: bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran yang lain
• Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam
konteks tema yang jelas
• Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu
dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih
atau pengayaan
• Budi pekerti dan moral siswa dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat
sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi

Berdasarkan uraian diatas dapat di simpulkan bahwa pembelajaran tematik


merupakan pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam memahami
materi pelajaran dan mengembangkan berbagai kemampuan siswa dalam tema tertentu.

2. Prinsip
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), prinsip merupakan asas atau
kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya. Adapun
dalam prinsip-prinsip dalam pembelajaran tematik yaitu meliputi :
• Prinsip penggalian tema
• Prinsip pelaksanaan pembelajaran tematik
• Prinsip evaluas
• Pinsip Reaksi
❖ Prinsip Penggalian Tema
Prinsip penggalian tema merupakan prinsip utama fokus dalam pembelajaran
tematik. Artinya, tema-tema yang saling tumpang tindih dan keterkaitan menjadi
target utama dalam pembelajaran. Adapun prinsip penggalian tema diantaranya:
• Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan
memadukan banyak bidang studi
• Tema harus bermakna artinya bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus
memberikan bekal bagi peserta didik untuk belajar selanjutnya
• Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak
• Tema yang dikembangkan harus mampu mewadahi sebagian besar minat anak
• Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan penstiwa-peristiwa otentik
yang terjadi dalam rentang waktu belajar
• Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku,
serta harapan dari masyarakat
• Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber
belajar.
❖ Prinsip Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
Prinsip pelaksanaan tematik merupakan proses atau cara yang dilakukan agar
pembelajaran tematik yang diajarkan kepada peserta didik dapat berjalan dengan
lancar. Dalam pembelajaran tematik terdapat yang namanya prinsip pelaksanaan
tematik. Prinsip pelaksanaan tematik di antaranya yaitu :
• Guru hendaknya jangan menjadi “single aktor “ yang mendominasi
pembicaraan dalam proses belajar mengajar
• Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap
tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok
• Guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak
terpikirkan dalam proses perencanaan.
❖ Prinsip Evaluatif
Prinsip evaluatif merupakan prinsip penilaian yang dilakukan agar dapat
mengukur kemampuan siswa. Adapun prinsip evaluatif adalah:
• Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan evaluasi diri di
samping bentuk evaluasi lainnya
• Guru perlu mengajak peserta didik untuk mengevaluasi perolehan belajar yang
telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang telah
disepakati dalam kontrak.

3. Manfaat
Menurut Tim Puskur (2006), ada beberapa manfaat yang dapat dipetik dari
pelaksanaan pembelajaran tematik.
a. Banyak materi-materi yang tertuang dalam beberapa mata pelajaran mempunyai
keterkaitan konsep, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan utuh.
b. Peserta didik mudah memusatkan perhatian karena beberapa mata pelajaran
dikemas dalam satu tema yang sama.
c. Peserta didik dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai
kompetensi beberapa mata pelajaran dalam tema yang sama.
d. Pembelajaran tematik melatih peserta didik untuk semakin banyak membuat
hubungan beberapa mata pelajaran, sehingga mampu memproses informasi dengan
cara yang sesuai daya pikirnya, dan memungkinkan berkembangnya jaringan
konsep.
e. Menghemat waktu karena beberapa mata pelajaran dikemas dalam suatu tema dan
disajikan secara terpadu dalam alokasi pertemuan-pertemuan yang direncanakan.
Waktu yang lain dapat digunakan untuk pemantapan, pengayaan, pembinaan
keterampilan, dan remidial.
D. Implikasi dalam Pembelajaran Tematik
Implikasi merupakan suatu akibat yang muncul atau terjadi dikarenakan suatu hal.
Dalam implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar mempunyai berbagai
implikasi yang mencakup:
1. Implikasi bagi guru
Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan
kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai
mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik,
menyenangkan dan utuh.

2. Implikasi bagi siswa


a. Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya
dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil
ataupun klasikal.
b. Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif
misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan
pemecahan masalah.

3. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media


a. Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara
individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan
konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam
pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar.
b. Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya
didisain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran, maupun sumber
belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan.
c. Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang
bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang
abstrak.
d. Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan buku
ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan
pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang
terintegrasi.

4. Implikasi terhadap Pengaturan ruangan


Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang
agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi:
a. Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan.
b. Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan
pembelajaran yang sedang berlangsung.
c. Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk ditikar/karpet
d. Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun
di luar kelas.
e. Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan
dimanfaatkan sebagai sumber belajar.
f. Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta
didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali. Implikasi terhadap
Pemilihan metode. Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam
pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan
menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab,
demonstrasi, bercakap-cakap.

E. Karakteristik Pembelajaran Tematik


Pembelajaran tematik di SD memiliki beberapa karakteristik khusus yang
membedakannya dengan pendekatan pembelajaran lain. Beberapa ahli telah merumuskan
beberapa karakteristik pendekatan pembelajaran tematik yang menunjukkan perbedaan
tersebut. Menurut Tim Puskur (2006) (dalam BPSDMPK, 2012: 9), pendekatan
pembelajaran tematik memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Pembelajaran berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada siswa,
karena pada dasarnya pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun kelompok.
Siswa diharapkan dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-
prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainsya sesuai dengan
perkembangannya

b. Memberikan pengalaman langsung kepada anak


Pembelajaran tematik diprogramkan untuk melibatkan siswa secara langsung dalam
pembelajaran yang mengaitkan antar konsep dan prinsip yang dipelajari dari beberapa
mapel. Sehingga siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan
peristiwa yang dialami, bukan sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak
bertindak sebagai fasilitator dan katalisator yang membimbing ke arah tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari fakta dan
informasi untuk mengembangkan pengetahuannya.

c. Pemisahan mapel tidak kelihatan atau antar mapel menyatu


Pembelajaran tematik memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu
gejala atau peristiwa dari beberapa mapel sekaligus, tidak dari sudut pandang yang
terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena
pembelajaran dari segala sisi yang utuh.
d. Menyajikan konsep dari berbagai mapel dalam suatu proses pembelajaran sehingga
bermakna
Pembelajaran tematik mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang akan
membentuk semacam jalinan antar pengetahuan yang dimiliki siswa, sehingga
berdampak kebermaknaan dari materi yang dipelajari. Hasil nyata akan didapat dari
segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang
dipelajari. Hal ini diharapkan akan berdampak pada kemampuan siswa untuk
memecahkan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupannya.

e. Bersifat Fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan
ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, bahkan mengaitkannya
dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
Teknik penilaian dapat dilakukan dengan tes maupun non tes meliputi observasi, unjuk
kerja dan penilaian produktif. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai minat dan
kebutuhan anak. Pada pembelajaran tematik dikembangkan pendekatan PAKEM
(pembelajaran yang aktif kreatif efektif dan menyenangkan) yang melibatkan siswa
secara aktif dalam proses pembelajaran dengan melihat bakat, minat, dan kemampuan
siswa sehingga memungkinkan anak termotivasi untuk belajar terus menerus.

Depdikbud 1996 (dalam Trianto, 2011: 165) mengemukakan bahwa karakteristik


pembelajaran terpadu sebagai suatu proses pembelajaran yaitu:
1) Holistic, suatu jejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran
yang dikaji dari beberapa bidang kajian tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak
2) Bermakna, rujukan yang nyata dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya
dengan konsep lain akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajar
3) Autentik, siswa memahami langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya
4) Aktif, menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

Lebih lanjut Majid (2014: 89) menyatakan bahwa pembelajaran tematik memiliki
karakteristik sebagai berikut :

• Berpusat pada siswa, menempatkan siswa sebagai subyek belajar dan guru sebagai
fasilitator
• Memberikan pengalaman langsung, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata sebagai
dasar untuk memahami hal-hal yang abstrak
• Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, focus pembahasan diarahkan kepada
pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa
• Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
• Bersifat fleksibel, dapat mengaitkan bahan ajar dengan berbagai mata pelajaran,
kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada
• Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Selanjutnya Rusman (2015: 146) memaparkan tentang karakteristik pembelajaran
tematik sebagai berikut:

• Berpusat pada siswa


• Memberikan pengalaman langsung pada anak
• Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
• Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
• Bersifat luwes / fleksibel
• Hasil pembelajaran berkembang sesuai dengan minat, bakat dan kebutuhannya
• Menggunakan prinsip bermain sambil belajar
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran tematik sebagai suatu
pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa mata pelajaran, dalam suatu tema
untuk memberikan suatu pengalaman bermakna bagi siswa. pengalaman bermakna
maksudnya anak memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu melalui pengalaman
langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami. Adapun
yang menjadi landasan dalam pembelajaran tematik yaitu landasan filosofis, psikologis,
dan yuridis. Selain itu terdapat implikasi bagi guru dan siswa ketika menerapkan
pembelajaran temati. Adapun salah satu implikasinya bagi guru yaitu ketika mnerapkan
pembelajaran tematik, sekolah memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan
kegiata/pengalaman belajar bagi anak. Akan tetapi nyatanya masih banyak guru-guru yang
kurang kreatif dalam mengjarkan pembelajaran tematik. Sementara untuk siswa, mereka
harus siap mengikuti pembelajaran yang mana dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk
bekerja secara individual, kelompok kecil, maupun klasikal. Maka dari itu solusi yang dapat
dilakukan adalah seorang harus mengembangkan kreatiffitas dalam mengajarnya misalnya
dengan rajin mengikuti kegiatan seminar. Sementara untuk siswa, siswa hendaknya selalu
siap dalam belajar.

B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah “Konsep dasar pembelajaran
tematik” masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran
dari pembaca. Terimakasih atas partisipasinya dan mohon maaf apabila terdapat
kesalahan dalam penyusunan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Anshory, Ichsan, dkk. (2018). Pembelajaran Tematik Terintegratif Pada Kurikulum 2013 di
Kelas Rendah SD Muhammadiyah 07 Wajak. Jurnal Inovasi Pembelajaran, 4(1), 35-
46.
Kadarwati, Ani, dan Ibadullah Malawi. (2017). Pembelajaran Tematik: (Konsep dan Aplikasi).
Magetan: Cv. Ae Media Grafika.
Maryono. (2017). Peran Guru dalam Menerapkan Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar.
Jurnal Gentala Pendidikan Dasar, 2(1), 72-89.
Muklis Mohamad. (2012). Pembelajaran Tematik. STAIN Samarinda. IV (1).
Sulhan A, dkk. (2019). Buku Konsep Dasar Tematik di Sekolah Dasar. Mataram: CV Sanabil.
Sultan, Ahmad, dan Ahmad Khlakul Khairi. (2019). Konsep Dasar Pembelajaran Tematik di
Sekolah Dasar (SD/MI). Mataram: Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Mataram.
Sutirjono, dan Sri Istuti Manik. (2005). Tematik: Pembelajaran Efektif Dalam Kurikulum 2004.
Malang: Bayumedia Publishing.
Syaifuddin, Mohammad. (2017). Implementasi Pembelajaran Tematik di Kelas 2 SD Negeri
Demangan Yogyakarta. Tadris: Jurnal Keguruan Dan Ilmu Tarbiyah, 02(2), 139-
144.
Yuniastuti, dkk. (2018). Penerapan Pembelajaran Tematik Terpadu di Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan, 3 (12). 1572-1582.

Anda mungkin juga menyukai