Anda di halaman 1dari 16

Makalah

PEMBELAJARAN TEMATIK TERINTEGRATIF


“Model dan Karakteristik Pembelajaran Tematik”
DOSEN:

Ali Mulya Rende, S.Pd., M.Pd.

OLEH:
KELOMPOK 3

 DELVIRA AYU (A1G120004)


 EUNIKE PABUARAN (A1G120009)
 MUHAMMAD ILHAM (A1G120018)
 SELVIA NURISAN (A1G120028)
 AMIRA SYAHRIA AL-SALSABILA (A1G120035)
 MAWAR ANJANI (A1G120052)
 MUHAMMAD ARDIANSYAH (A1G120054)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

TAHUN AJARAN 2022

1
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat dan
rahmat-Nya lah akhirnya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Tujuan
pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah “PEMBELAJARAN
TEMATIK TERINTEGRATIF”. Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan
tentang “Model dan Karakteristik Pembelajaran Tematik” dengan berbagai
permasalahannya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan disusun dalam
berbagai keterbatasan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun. Sehingga penulis dapat mengetahui bentuk kesalahan makalah
tersebut dan bisa memperbaikinya. Penulis juga tak lupa untuk mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini
sehingga dapat tersusun dengan baik dan berjalan lancar.

Penulis berharap makalah ini dapat menjadi pedoman untuk yang membacanya
pada saat ingin membuat makalah juga. Dan penulis juga berharap makalah ini
bermanfaat khususnya bagi si penulis dan umumnya bagi setiap yang membacanya.
Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin.

Kendari, 08 Oktober 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................1

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................4

A. Latar Belakang ...........................................................................................................4


B. Rumusan Masalah ......................................................................................................5
C. Tujuan ........................................................................................................................5
D. Manfaat ......................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................6


A. Model Pembelajaran Tematik ....................................................................................6
B. Karakteristik Pembelajaran Tematik..........................................................................11

BAB III PENUTUP ..............................................................................................................14


A. Kesimpulan ................................................................................................................14
B. Saran ..........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada tahun
pelajaran 2013/2014. Kurikulum ini adalah pengembangan dari kurikulum
sebelumnya, yang menjadi titik tekan pada Kurikulum 2013 ini adalah peningkatan
dan keseimbangan soft skill dan hard skill yang mencakup aspek kompetensi,
keterampilan, dan pengetahuan. Kemudian, kedudukan kompetensi yang semula
diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi pelajaran yang dikembangkan dari
kompetensi. Dapat dibahas itu Kurikulum 2013 pula pada proses pembelajaran
tematik seperti yang dibahas dalam Permendikbud No. 57 Tahun 2014, itulah setiap
mata pelajaran yang disajikan dengan tema.
Penetetapan Pendekatan Tematik dalam pembelajaran di Mi/SD dikarenakan
perkembangan peserta didik pada kelas rendah Sekolah Dasar, pada umumnya berada
pada tingkat perkembangan yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan
(holistik) serta baru mampu memahami hubungan anatara konsep secara sederhana.
Oleh karena itu proses pembelajaran masih bergantung pada objek konkrit dan
pengalaman yang di alami secara langsung. Pembelajaran yang dilakukan dengan
mata pelajaran terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk
berpikir holistik dan membuat kesulitan bagi peserta didik mengaitkan kosep dengan
kehidupan nyata mereka sehari-hari. Akibatnya, para siswa tidak mengerti manfaat
dari materi yang dipelajarinya untuk kehidupan nyata, sehingga strategi untuk
memberikan pengetahuan yang menyeluruh menggunakan pembelajaran tematik.
Sesuai dengan prinsip perkembangan bahwa perkembangan fisik anak tidak bisa
dipisahkan dari perkemabangan mental, sosial, dan emosionalnya, karena
perkembangan yang secara psikologis akan mempengaruhi anak untuk menyesuaikan
perkembangan kemampuannya. Perkembangan untuk mencapai pengalaman dalam
diri peserta didik itu akan terpadu dengan pengelaman yang dialami dalam kehidupan
sehari-hari, kehidupan dan lingkungan dengan alam sekitarnya. Pada tahap berpikir
dengan operasional konkrit maka penerapan pendekatan pembelajaran terpadu
(tematik) dipandang tepat dan sesuai sebagai model pembelajaran siswa di SD/MI,

4
terutama di kelas awal. Di dalam pembelajaran tematik dapat dikebangkan berbagai
macam kecerdasan sekaligus secara holistik, dimana model tematik tidak hanya
menekankan pada ranah kognitif saja, tetapi juga meliputi afektif dan psikomotor dan
ranah sosial. Dalam makalah ini, kami akan membahas model dan karakteristik
pembelajaran tematik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan suatu pokok masalah
yang kemudian disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Jelaskan bagaimana model pembelajaran tematik!
2. Jelaskan bagaimana karakteristik pembelajaran tematik!

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui model pembelajaran tematik
2. Untuk mengetahui karakteristik pembelajaran tematik

D. Manfaat

Adapun manfaat yang akan diperoleh setelah penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Penulis
Penulis dapat menambah wawasan serta pengetahuan yang lebih luas lagi terkait
dengan pembuatan dan penjelasan makalah ini. Sehingga penulis akan lebih kritis
lagi dalam mengerjakan tugas selanjutnya baik itu makalah maupun tugas lainnya.
2. Bagi Pembaca
Penulis berharap dengan adanya makalah ini, dapat dijadikan sebagai masukan
dan menambah pemahaman bagi para pembaca yang akan melakukan pembuatan
makalah, baik yang berhubungan dengan topik ini maupun tidak.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Model Pembelajaran Tematik

Model pembelajaran merupakan salah satu komponen utama dalam


menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan.
Model pembelajaran yang dipilih hendaknya model pembelajaran yang menarik
dan variatif, tergambar dari awal sampai akhir disajikan secara khas oleh guru di
kelas.
Model pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang
menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk
memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam
pembelajaran tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari
melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah
dipahaminya. Fokus perhatian dalam pembelajaran tematik terletak pada proses yang
ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-
bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya. Poerwadarminta menyatakan
bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema
untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna kepada murid. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang
menjadi pokok pembicaraan. Pembelajaran tematik juga dapat diartikan sebagai pola
pembelajaran mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, kemahiran, nilai dan
sikap pembelajaran dengan menggunakan tema.
Dari beberapa definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran tematik
adalah suatu kegiatan pembelajaran dengan memadukan materi beberapa pelajaran
dalam satu tema, yang menekankan keterlibatan peserta didik dalam belajar dan
pemberdayaan dalam memecahkan masalah, sehingga hal ini dapat menumbuhkan
kreativitas sesuai dengan potensi dan kecenderungan mereka yang berbeda satu
dengan yang lainnya.
Menurut Robin Fogarty (1991) dalam bukunya How to Integrate the Curricula
ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya,

6
terdapat sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran tematik terpadu.
Kesepuluh cara atau model tersebut adalah :
1. Model Terhubung (The Connected Model),
2. Model Jaring Laba-Laba (The Webbed Model),
3. Model Tematik Terpadu (The Integrated Model),
4. Model Sarang (The Nested Model),
5. Model Penggalan (The Fragmented Model),
6. Model Terurut (The Sequenced Model),
7. Model Irisan (The Shared Model),
8. Model Galur (The Threaded Model),
9. Model Celupan (The Immersed Model), dan
10. Model Jaringan Kerja (The Networked Model).
Dalam Model Tematik Terpadu, hanya ada tiga model yang dikembangkan atau
dikenalkan di sekolah maupun lembaga pendidikan tenaga keguruan (LPTK) di
Indonesia. Ketiga model tersebut adalah (1) model keterhubungan (connected), (2)
model jaring laba-laba (webbed) dan (3) model kerpaduan (integrated).
1. Model Pembelajaran Jaring Laba-Laba (Webbed Model)
Pembelajaran model Webbed adalah pembelajaran yang pengembangannya
dimulai dengan menentukan tema tertentu yang menjadi tema sentral bagi
keterhubungan berbagai bidang studi.
a. Kelebihan dari model jaring laba-laba (Webbed) meliputi :
1) Penyeleksian tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak untuk
belajar,
2) Lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman,
3) Memudahkan perencanaan,
4) Pendekatan tematik dapat memotivasi siswa, dan
5) Memberikan kemudahan bagi anak didik dalam melihat kegiatan-kegiatan
dan ide-ide berbeda yang terkait.
b. Model Webbed juga memiliki beberapa kekurangan antara lain :
1) Sulit dalam menyeleksi tema,
2) Cenderung untuk merumuskan tema yang dangkal, dan
3) Dalam pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan dari
pada pengembangan konsep.
c. Contoh Model Jaring Laba-laba/Model Terjala (Webbed Model)
7
Pada model pembelajaran tematik jaring laba-laba guru menyajikan
pembelajaran dengan tema yang menghubungkan antar mata pelajaran. Model
jaring laba-laba adalah pembelajaran yang mengintegrasikan materi
pengajaran dan pengalaman belajar melalui keterpaduan tema. Tema menjadi
pengikat keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
2. Model Pembelajaran Tipe Keterkaitan (Connected)
Model pembelajaran tematik terpadu tipe connected atau keterhubungan pada
prinsipnya mengupayakan adanya keterkaitan antara konsep, keterampilan, topik,
ide, kegiatan dalam suatu bidang studi. Model ini tidak melatih siswa untuk
melihat suatu fakta dari berbagai sudut pandang, karena dalam model ini
keterkaitan materi hanya terbatas pada satu bidang studi saja. Model ini
menghubungkan beberapa materi, atau konsep yang saling berkaitan dalam satu
bidang studi. Materi yang terpisah-pisah akan tetapi mempunyai kaitan, dengan
sengaja dihubungkan dan dipadukan dalam sebuah topik tertentu.
a. Kelebihan
1) Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dan
kemampuan/indikator yang digabungkan; dampak positif dari mengaitkan
ide-ide dalam satu bidang studi adalah siswa memperoleh gambaran yang
luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu aspek
tertentu.
2) Menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat memungkinkan
bagi siswa untuk mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta
mengasimilasi ide-ide secara terus menerus sehingga memudahkan untuk
terjadinya proses transfer ide-ide dalam memecahkan masalah.
3) Kegiatan anak lebih terarah untuk mencapai kemampuan yang tertera pada
indikator.
4) Siswa memperoleh gambaran secara siswa dapat mengembangkan konsep-
konsep kunci secara terus menerus, sehingga terjadilah proses
internalisasi.menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer
pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok
dikembangkan terus-menerus.
5) Siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep
yang dijelaskan dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan

8
pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara
bertahap.
b. Kekurangan
1) Model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum
menggabungkan bidang-bidang pengembangan atau mata pelajaran yang
lain.
2) Masih kelihatan terpisahnya antar bidang studi, walaupun hubungan dibuat
secara eksplisit antara mata pelajaran (interdisiplin).
3) Tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari
pelajaran tetap saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-
ide antar bidang studi.
4) Memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha untuk
mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.
5) Model ini kurang mendorong guru bekerja sama karena relatif mudah
dilaksanakan secara mandiri.
Model ini digunakan sebagai permulaan kurikulum terpadu. Guru merasa percaya
diri mencari keterhubungan dalam mata pelajaran mereka (jika guru bidang studi).
Mereka menjadi mau mengadaptasikan hubungan ide-ide dalam mata pelajaran
yang menyeberang. Pembuatan keterhubungan juga diselesaikan secara kolaborasi
dalam pertemuan guru (departement meeting) dalam hal ini dalam kegiatan
Kelompok Kerja Guru (KKG) yang dapat terjadi lebih famillier. Guru dapat
memulai model ini sebelum memasuki keterpaduan yang lebih kompleks.
3. Model Pembelajaran Terpadu (Integrated)
Integrated Model adalah model pengembangan kurikulum yang menggunakan
pendekatan lintas bidang ilmu utama dengan mencari keterampilan, konsep dan
sikap yang tumpang tindih. Dalam konteks pembelajaran TK, Integrated Model
adalah model pengembangan kurikulum yang menggunakan pendekatan lintas
bidang pengembangan. Model ini berusaha memberikan gambaran yang utuh pada
anak tentang tujuan melakukan kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam bidang-
bidang pengembangan.
a. Kelebihan
1) Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dari kemampuan
yang dikembangkan dari berbagai bidang studi/mata pelajaran.

9
2) Memberikan kegiatan yang lebih terarah pada tiap bidang pengembangan
untuk mencapai kemampuan yang telah ditentukan pada indikator.
3) Siswa merasa senang dengan adanya keterkaitan dan hubungan timbale
balik antar berbagai disiplin ilmu.
4) Memperluas wawasan dan apresiasi guru.
b. Kekurangan
1) Cukup sulit dilaksanakan karena membutuhkan guru yang berkemampuan
tinggi dan yakin dengan konsep dan kemampuan yang akan dikembangkan
di setiap bidang pengembangan.
2) Kurang efektif karena membutuhkan kerjasama dari banyak guru.
3) Sulit mencari keterkaitan antara mata pelajaran yang satu dengan yang
lainnya, juga mencari keterkaitan aspek keterampilan yang terkait.
4) Dibutuhkan banyak waktu pada beberapa mata pelajaran untuk
didiskusikan guna mencari keterkaitan dan mencari tema.
Dari ketiga model tersebut dapat disimpulkan bahwa, Model keterhubungan,
pada prinsipnya mengupayakan dengan sengaja adanya keterhubungan konsep,
keterampilan, topik, ide, kegiatan dalam satu bidang studi. Pada model ini, siswa tidak
terlatih untuk melihat suatu fakta dari berbagai sudut pandang, karena pada model ini
keterkaitan materi hanya terbatas pada satu bidang studi saja.
Model jaring laba laba (webbed) merupakan model dengan menggunakan
pendekatan tematik. Karena karakterik dari model ini adalah menggunakan
pendekatan tema maka dalam model ini, tema dijadikan sebagai pemersatu dari
beberapa mata pelajaran. Setelah tema ditemukan. Baru dikembangkan sub-sub
temanya dengan memperhatikan kaitanya dengan mata pebelajaran yang dipadukan.
Sedangkan model keterpaduan merupakan model yang menggunakan
pendekatan antar bidang studi. Diupayakan penggabungan bidang studi dengan cara
menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang
tumpang tindih di dalam beberapa bidang studi. Model ini sulit di laksanakan
sepenuhnya mengingat sulitnya menemukan materi dari setiap bidang studi yang
benar-benar tumpang tindih dalam satu semester, dan sangat membutuhkan
keterampilan guru yang cukup tinggi dalam perencanaan dan pelaksanaanya. (Isniatun
Munawaroh: 20 Desember 2018).

10
B. Karakteristi Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar memiliki


berbagai karakteristik atau ciri khas. Adapun karakteristik lainnya adalah sebagai
berikut :
1. Anak didik sebagai pusat pembelajaran
Anak sebagai pelaku utama pendidikan. Semua arah dan tujuan pendidikan harus
disesuaikan dengan kebutuhan anak didik, sedangkan guru hanya sebagai
fasilitatot yang memfasilitasi yang dibutuhkan anak didik dalam mengembangkan
dirinya sesuai dengan minat dan motivasinya. Guru harus memberikan
kemudahankemudahan kepada anak didik untuk melakukan aktivitas belajar.
Pendekatan belajar progresivisme, kontruktivisme maupun humanisme
sebagaimana disebutkan di atas lebih banyak menempatkan anak didik sebagai
subjek belajar, sehingga proses pembelajaran berpusat pada anak didik (student
centered education).
2. Memberikan pengalaman langsung (direct experience)
Anak didik diharap mengalami sendiri proses pembelajarannya dari persiapan,
proses sampai produknya. Hal demikian hanya terjadi bilamana anak didik
dihadapkan pada situasi yang nyata yang tidak lain adalah lingkungan anak didik
sendiri.
3. Menghilangkan batas pemisahan antar mata pelajaran
Sesuai dengan karakter pembelajaran tematik yang terintegrasi, maka pemisahan
antara berbagai mata pelajaran menjadi tidak jelas. Mata pelajaran disajikan dalam
satu unit atau tema, dalam arti bahwa satu unit atau tema ditinjau dari berbagai
perspektif mata pelajaran.
4. Fleksibel (luwes)
Pembelajaran tematik dilakukan dengan menghubung-hubungkan antara
pengetahuan yang satu dengan pengetahuan lain, atau menghubungkan antara
pengalaman yang satu dengan pengalaman yang laain, bahkan menghubung-
hubungkan antara pengetahuan satu dengan pengalaman dan sebaliknya. Lebih-
lebih sangat ditekankan bilamana yang perlu dihubungkan adalah pengetahuan
dan pengalaman yang sudah dimilki oleh anak didik. Untuk keperluan guru
mempunyai lahan yang luas untuk berimprovisasi dalam menyajikan materi
pelajaran dan sangat leluasa dalam memilih strategi dan metode pembelajaran.

11
5. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan anak didik
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik yang harus disesuaikan dengan
kebutuhan anak, maka pembelajran tematik tentunya memberikan dorongan untuk
timbulnya minat dan motivasi belajar anak didik dan anak didik dapat
memperoleh kesempatan banyak untuk mengoptimalkan potensi yang telah
dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
6. Menggunakan prinsip PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan)
Pembelajaran tematik berangkat dari prinsip bahwa belajar itu harus melibatkan
anak didik secara aktif dalam mengembangkan kreativitas anak didik tetapi juga
mencapai sasaran. Semua prinsip tersebut harus ditata dalam susunan yang
menyenagkan supaya tetap menggairahkan anak dan tidak membosankan.
Pembelajaran yang demikian akhirnya akan menimbulkan dorongan minat dan
motivasi anak didik.
7. Holistik
Bahwa pembelajaran tematik bersifat integreted, dan satu tema di lihat dari
berbagai perspektif. Suatu gejala yang menjadi pusat perhatian dalam
pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus,
tidak dari sudut pandang yang berkotak-kotak, sehingga memungkinkan anak
didik untuk memahami suatu gejala/fenomena dari segala sisi. Hal ini sebagai
modal yang sangat baik untuk menjadi lebih bijak menyikapi setiap kejadian yang
dia hadapi/ alami.
8. Bermakna
Yaitu meningkatkan kebermaknaan (maeningfull) pembelajaran. Bahwa
pembelajaran akan semakin bermakna bilamana memberikan kegunaan bagi anak
didik. Kebermaknaan pembelajaran itu ditunjukkan dengan terbentuknya suatu
jalinan antar konsep yang saling berhubungan anatara pengetahuan dan
pengalaman sebagaimana disebutkan di atas.
Selain itu, sebagai model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik
memiliki karakteristik antara lain : berpusat pada siswa, memberikan pengalaman
langsung, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari
berbagai mata pelajaran, bersifat fleksibel, hasil pembelajaran sesuai dengan minat
dan kebutuhan siswa, dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan (Depdiknas, 2006).
12
1. Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student center), hal ini sesuai dengan
pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek
belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, yaitu
memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
2. Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct
experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu
yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antara mata pelajaran menjadi tidak
begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang
paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran
dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami
konsep-konsep tersebut secara utuh, hal ini diperlukan untuk membantu siswa
dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan seharihari.
5. Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) di mana guru dapat mengaitkan
bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah
dan siswa berada.
6. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
Pembelajaran tematik mengadopsi prinsip belajar PAKEM yaitu pembelajaran
aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Berdasarkan penjelasan karakteristik diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran tematik bukan semata-mata merancang aktivitas-aktivitas dari masing-
masing mata pelajaran yang dikaitkan. Pembelajaran tematik bisa saja dikembangkan
berdasarkan tema yang telah ditentukan dengan mengacu pada aspek-aspek yang ada
didalam kurikulum yang bisa dipelajari secara bersama melalui pengembangan tema
tersebut.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil
melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau
merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar
siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual
menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran
yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan
dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di
sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap
perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan
(holistik).
Model keterhubungan, pada prinsipnya mengupayakan dengan sengaja adanya
keterhubungan konsep, keterampilan, topik, ide, kegiatan dalam satu bidang studi.
Model jaring laba laba (webbed) merupakan model dengan menggunakan pendekatan
tematik. Sedangkan model keterpaduan merupakan model yang menggunakan
pendekatan antar bidang studi.
Dalam Model Pembelajaran Tematik di kelas awal yang diterbitkan Balitbang
Diknas, tahun 2006 dikemukakan bahwa sebagai suatu model pembelajaran di
sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai
berikut : berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung, pemisahan
matapelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran,
bersifat fleksibel, hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa,
menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

B. Saran

Kiranya model pembelajaran tematik ini lebih bermakna, bermakna disini


berarti bahwa siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui
pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah
dipahaminya. Berangkat dari pemahaman kebermaknaan model pembelajaran

14
tematik, maka dari itu kiranya perlu seorang guru dan atau kita selaku
mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang menjadi calon-calon guru untuk
memahami tentang model pembelajaran tematik, lantaran model pembelajaran
tematik ini adalah merupakan model pembelajaran yang dapat dikatakan
komprehensif, karena disamping memberikan wawasan pengetahuan kepada siswa,
juga merangsang segi afektif siswa itu sendiri.

15
DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, P. B. (2013). Teori Tematik. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699.

Ansori. (2015). Pembelajaran Tematik. Paper Knowledge . Toward a Media History of


Documents, 3(April), 49–58.

Moh.Mukhlis. (2012). Pembelajaran Tematik PEMBELAJARAN TEMATIK Mohamad


Muklis STAIN Samarinda. Fenomena, IV(14), 66.

Maros, H., & Juniar, S. (2016). Hakikat Pembelajaran Tematik. 1–23.

Hasibuan, N. A. (n.d.). Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan. Osf.Io, 1720500019.
https://osf.io/g83vz/download.

https://annisadivasitinurbarani99.blogspot.com/2019/02/makalah-karakteristik-dan-
model.html

http://rinades123.blogspot.com/2016/10/makalah-pembelajaran-tematik.html

16

Anda mungkin juga menyukai