Anda di halaman 1dari 26

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR CETAK BERBASIS

CANVA PADA MATERI SEJARAH MUHAMMADIYAH


UNTUK SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH
PANGKALPINANG

SKRIPSI

Oleh:
ANISA AZHARI WAHYUDI
NIM 190141558

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG

2024
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan seperti yang tercantum dalam UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor

20 Tahun 2003 adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara”.

Menurut penjelasan diatas pendidikan tersebut menunjukan suatu proses

bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamnya mengandung unsur-unsur seperti

pendidik, peserta didik, tujuan dan sebagainya. Pendidikan bisa didapatkan secara

formal maupun secara non formal. Pendidikan formal bisa didapatkan melalui

pembelajaran yang ada di sekolah mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga

pendidikan tinggi. Sedangkan pendidikan non formal bisa didapatkan melalui

pembelajaran diluar sekolah, seperti tempat bimbingan belajar, organisasi, dan

sebagainya. Dalam proses pembelajaran saat ini guru dituntut untuk mencari berbagai

sumber atau bahan ajar dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media

pembelajaran.

Menurut Hamalik (2011: 4) media pembelajaran digunakan secara bergantian

dengan istilah alat bantu atau media dalam berkomunikasi, dimana ia melihat bahwa

hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila

menggunakan alat bantu yang disebut media pembelajaran. Sumber belajar (media ajar)

1
2

bisa dipahami sebagai perangkat, bahan (materi), peralatan, pengaturan, dan orang,

dimana dapat berinteraksi dengannya yang bertujuan untuk memfasilitasi kegiatan

belajar dan memperbaiki sistem pembelajaran. Oleh karena itu guru harus berupaya

mewujudkan proses belajar yang melibatkan peserta didik dengan cara yang kreatif,

inovatif, efektif, dan tidak membosankan, sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih

kondusif. Hal ini akan tercapai apabila pemilihan media pembelajaran yang tepat,

karena dengan adanya media tersebut dapat menambah kualitas pembelajaran yang

nantinya akan membuat peserta didik dengan cepat menyerap materi yang diberikan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru Kemuhammadiyahan

kelas IV SD Muhammadiyah Pangkalpinang, Bapak Naufal menyampaikan

pembelajaran dengan metode literasi (bercerita) melalui video pembelajaran, hal ini

menyebabkan banyak siswa yang kurang memahami jika hanya melalui video cerita

pendek, dan siswa mudah bosan dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan

metode konvensional seperti biasanya, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

siswa kelas IV yaitu 70, jadi siswa harus bisa memahami pembelajaran Sejarah

Muhammadiyah jika nilai ingin memenuhi KKM. Selain itu, guru juga belum

menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi dalam proses pembelajaran

sejarah muhammadiyah, guru hanya mengandalkan buku siswa yang difasilitasi oleh

sekolah saja, teknologinya hanya laptop, dan infocus, tanpa menggunakan media

pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa, sedangkan siswa saat ini lebih

tertarik jika guru memberikan materi pembelajaran menggunakan media pembelajaran,

tetapi dikarenakan guru kurang aktif terhadap penggunaan media pembelajaran, hal ini
3

membuat kebanyakan siswa kesulitan dalam proses pembelajaran dan sulit memahami

materi pembelajaran, khususnya pada materi Sejarah Muhammadiyah.

Menurut Taufiq (2018: 159) Kemuhammadiyahan dijadikan mata pelajaran pokok

dengan tujuan agar dapat diamati, dipahami dan dihayati oleh setiap peserta didik.

Selain itu diharapkan agar kelak peserta didik bersedia dengan sukarela mengamalkan

berbagai prinsip keyakinan dan cita-cita persyarikatan Muhammadiyah. Oleh karena itu

penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif

peserta didik.

Organisasi Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada

tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H / 18 November 1912 M oleh Muhammad Darwis,

kemudian dikenal dengan nama K. H. Ahmad Dahlan, beliau adalah khatib kesultanan

Kraton Yogyakarta sekaligus seorang pedagang. Menurut Dr. Mustafa Kamal, (dalam

Nurholis, 2020: 37) nama Muhammadiyah berasal dari Bahasa Arab

“Muhammadiyah” yaitu Nabi dan Rasul terakhir, dan mendapat tambahan “yah”

nisbiyah yang artinya pengikut. Jadi Muhammadiyah berarti untuk “Muhammad saw”

atau “pengikut Muhammad saw”, yaitu semua orang Islam yang mengakui dan

meyakini bahwa nabi Muhammad saw, adalah hamba sekaligus utusan Allah yang

terakhir (Hendri Karliansyah, 2015: 17).

Berdasarkan uraian di atas maka diperlukan media pembelajaran yang mampu

menarik perhatian, memperbaiki minat belajar siswa dan mengembangkan pengetahuan

siswa mengenai Sejarah Muhammadiyah yaitu perlu dikembangkannya media

pembelajaran yang dikemas secara menarik untuk menunjang proses pembelajaran dan
4

mencapai tujuan pembelajaran. Dalam hal ini media yang dirasa dapat menarik

perhatian siswa, memperbaiki minat belajar siswa dan mengembangkan pengetahuan

siswa yaitu Bahan Ajar Cetak berbasis Canva, yang hasilnya nanti menjadi sebuah buku

cerita pada materi Sejarah Muhammadiyah.

Bahan ajar memiliki peran penting dalam pembelajaran, penentuan penggunaan

bahan ajar harus sesuai dengan karakteristik bahan ajar agar dapat mencapai tujuan dari

pembelajaran. Karakteristik bahan ajar yang baik menurut Winanda, dkk., (2018), yaitu:

1) Self Instructional; 2) Self Contained; 3) Stand Alone; (4) Adaptive; dan 5) User

Friendly. Syarat bahan ajar, yaitu: 1) Orientasi terhadap teori, penalaran teori dan cara

menerapkan teori praktik, 2) Memberikan latihan terhadap pemakaian teori dan

aplikasinya, 3) Umpan balik tentang kebenaran latihan, 4) Menyesuaikan informasi dan

tugas sesuai dengan tingkat awal siswa, 5) Membangkitkan minat siswa, 6) Menjelaskan

sasaran belajar kepada siswa, 7) Meningkatkan motivasi siswa, 8) Menunjukkan sumber

informasi lain (Ningrum & Talib, 2023: 120).

Media Bahan Ajar Cetak berbasis Canva ini diharapkan memiliki manfaat yang

sangat baik untuk menarik minat siswa, memperbaiki minat belajar siswa dan

mengembangkan pengetahuan siswa. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan,

maka penulis bermaksud memiliki solusi untuk melaksanakan suatu penelitian dengan

judul “Pengembangan Bahan Ajar Cetak Berbasis Canva pada Meteri Sejarah

Muhammadiyah Untuk Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Pangkalpinang”.


5

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penelitian ini akan

difokuskan mengenai “Pengembangan Bahan Ajar Cetak Berbasis Canva pada Meteri

Sejarah Muhammadiyah Untuk Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Pangkalpinang”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada fokus penelitian diperoleh rumusan masalah penelitian, yaitu

“Bagaimana Mengembangkan Bahan Ajar Cetak Berbasis Canva pada Meteri Sejarah

Muhammadiyah untuk Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Pangkalpinang?”

D. Tujuan Pengembangan

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin

dicapai pada penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk media pembelajaran

Bahan Ajar Cetak Berbasis Canva pada Meteri Sejarah Muhammadiyah Untuk Siswa

Kelas IV SD Muhammadiyah Pangkalpinang.

E. Manfaat Pengembangan

Diharapkan penelitian ini, peneliti dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada seluruh mahasiswa

untuk menerapkan media pembelajaran yang lebih tepat dan menentukan materi

pembelajaran yang cocok dengan media pembelajaran.

2. Manfaat Praktis
6

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan ilmiah dan sebagai bahan

perbandingan dalam penelitian sejenis dengan objek penelitian yang lebih bervariasi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Bahan Ajar

Dalam proses pembelajaran tenaga pendidik harus mampu melakukan

pengembangan bahan ajar berbasis digital, kapan dan dimana saja sesuai dengan era

revolusi industri yang semakin berkembang saat ini. Sejalan dengan hal tersebut, dalam

penelitian ini penulis akan mengembangkan bahan ajar cetak berbasis aplikasi Canva.

Bahan ajar memiliki peran penting dalam pembelajaran, penentuan penggunaan

bahan ajar harus sesuai dengan karakteristik bahan ajar agar dapat mencapai tujuan dari

pembelajaran. Karakteristik bahan ajar (Winanda, dkk., 2018), antara lain: 1) Self

Instructional; 2) Self Contained; 3) Stand Alone; (4) Adaptive; dan 5) User Friendly.

Syarat bahan ajar, yaitu: 1) Orientasi terhadap teori, penalaran teori dan cara

menerapkan teori praktik, 2) Memberikan latihan terhadap pemakaian teori dan

aplikasinya, 3) Umpan balik tentang kebenaran latihan, 4) Menyesuaikan informasi dan

tugas sesuai dengan tingkat awal siswa, 5) Membangkitkan minat siswa, 6) Menjelaskan

sasaran belajar kepada siswa, 7) Meningkatkan motivasi siswa, 8) Menunjukkan sumber

informasi lain (Ningrum & Talib, 2023: 120).

Depdiknas, (dalam National and Pillars n.d., 2010: 46-56) mengelompokkan

bahan ajar menjadi 5 jenis, yaitu: 1) bahan ajar cetak, seperti buku, modul, poster,

brosur, LKS wallchat, photo atau gambar, dan leaflet; 2) bahan ajar dengar (audio)

seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disc audio; 3) bahan ajar pandang

7
8

dengar (audio visual) seperti CD video, film; 4) bahan ajar multimedia interaktif

(interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), Compact

Disc (CD) multimedia pembelajaran, interaktif, dan 5) bahan ajar berbasis WEB (Web

Based Learning Materials).

2. Aplikasi Canva

Canva didirikan oleh Melanie Perkins pada tahun 2012, merupakan aplikasi

desain grafis online yang membantu dalam membuat, merancang, atau mengedit desain

bagi pemula secara online. Fitur utama canva adalah ketersediaan template yang

beragam, walaupun beberapa berbayar (Kala, Widayanti, and Rahayu 2021). Canva

memiliki bermacam template atau opsi desain presentasi, poster, foto profil, banner, dan

lain-lain. Penggunaan canva dapat mempermudah guru mendesain media pembelajaran

serta memudahkan siswa memahami pelajaran dikarenakan media ini menampilkan

teks, video, animasi, audio, gambar, grafik dan lain-lain sesuai dengan tampilan yang

diinginkan sehingga siswa fokus memperhatikan pelajaran karena tampilan yang

menarik (Ningrum & Talib, 2023: 120).

Canva merupakan sebuah tools untuk desain grafis secara online yang

memiliki animasi bergerak dan mampu menyematkan link video secara interaktif

(Pemimaizita, 2022). Canva dapat dengan mudah diakses melalui smartphone ataupun

PC. Penggunaan canva ini dapat membantu guru lebih mudah dan menghemat

waktu mendesain bahan ajar serta memudahkan guru dalam menjelaskan materi

pembelajaran (Ceria, Afgani, & Paradesa, 2022: 83).


9

3. Sejarah Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8

Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912 M oleh Muhammad Darwis, kemudian

dikenal dengan nama K. H. Ahmad Dahlan. Beliau adalah khatib kesultanan Kraton

Yogyakarta sekaligus seorang pedagang. Menurut Dr. Mustafa Kamal dalam

Nurholis, (2020: 37) nama Muhammadiyah berasal dari Bahasa Arab “Muhammadiyah”

yaitu Nabi dan Rasul terakhir, dan mendapat tambahan “ya” nisbiyah yang artinya

pengikut. Jadi Muhammadiyah berarti untuk “Muhammad saw” atau “pengikut

Muhammad saw”, yaitu semua orang Islam yang mengakui dan meyakini bahwa

nabi Muhammad saw, adalah hamba sekaligus utusan Allah yang terakhir (Hendri

Karliansyah, 2015: 17).

Melihat keadaan umat Islam pada waktu itu dalan keadaan jumud, beku

dalam ilmu pengetahuan dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik.

Mistik adalah hal gaib yang tidak terjangkau dengan akal manusia yang biasa seperti

tahayul. Beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran

islam yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist. Oleh karena itu beliau

memberikan pengertian keagamaan di rumahnya di tengah kesibukannya sebagai

khatib dan pedagang.

Hendri Karliansyah, (2015: 18) Pada awalnya dakwah K. H. Ahmad Dahlan

ditolak, bahkan mengakibatkan kemarahan seorang kyai penjaga tradisi, kyai Penghulu

Kamaludiningrat, sehingga surau Ahmad Dahlan dirobohkan karena dianggap

mengajarkan aliran sesat. Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai kafir, karena
10

membuka sekolah yang menempatkan muridnya duduk di kursi seperti sekolah

modern Belanda. Namun akhirnya, perjuangan Ahmad Dahlan mendapatkan

sambutan dari keluarga dan teman dekatnya berkat ketekunan dan kesabaran

beliau. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung perjuangan dan dakwah yang

dilakukannya, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar Kampung

Kauman, Yogyakarta, bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau jawa.

Untuk mengorganisasi kegiatan tersebut maka didirikan Persyarikatan

Muhammadiyah dan kini Muhammadiyah telah ada di seluruh pelosok tanah air

dengan ribuan amal usaha.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

1. R. Evenda Ceria, Muhammad Win Afgani, & Retni Paradesa dengan judul

penelitian “Pengembangan Bahan Ajar Elektronik Berbasis Canva pada Materi

Kubus dan Balok dengan Pendekatan PMRI Berorientasi Konteks Islam Melayu.

Penelitian ini memperoleh hasil bahwa pengembangan bahan ajar berupa e-modul

dinyatakan valid dan praktis melalui analisis kualitatif. Kevalidan bahan ajar

diperoleh pada tahap expert review melalui komentar dan saran validator.

Kepraktisan diperoleh pada tahap one-to-one dan small group melalui analisis

komentar dan saran siswa. Efek potensial diperoleh dari tes evaluasi siswa pada

tahap field test. Bahan ajar e-modul yang dikembangkan memiliki efek potensial

dengan persentase ketuntasan sebesar 81,8% terhadap pemecahan masalah.

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di atas memiliki kesamaan sama-sama

mengembangkan Bahan Ajar berbasis Canva, sedangkan perbedaanya yaitu


11

penelitian ini mengembangkan Bahan Ajar Elektronik dan materi Kubus dan Balok

dengan Pendekatan PMRI Berorientasi Konteks Islam Melayu, sedangkan yang

akan penulis lakukan penelitian mengembangkan Bahan Ajar Cetak materi Sejarah

Muhammadiyah.

2. Jaya Anggara dengan judul penelitian “Pengembangan Media Video Animasi

Berbasis Filmora Pada Materi Sejarah Muhammadiyah di SD Muhammadiyah

Pangkalpinang. Penelitian ini memperoleh hasil penelitian dengan hasil penilaian

validator media diperoleh 81,6% (Sangat Layak), validator materi diperoleh 97,5%

(Sangat Layak), dan validator bahasa di peroleh 92% (Sangat Layak). Hasil uji

coba skala kecil diperoleh 86,6% (Sangat Praktis) dan uji coba skala besar

diperoleh 95,4% (Sangat Praktis). Angket respon guru diperoleh 100% (Sangat

Praktis). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran video

animasi berbasis filmora pada materi sejarah muhammadiyah di SD

muhammadiyah Pangkalpinang sangat layak dan praktis digunakan. Berdasarkan

hasil penelitian ini, adapun persamaan dalam penelitian ini dengan yang akan

penulis lakukan penelitian adalah sama-sama memberikan materi Sejarah

Muhammadiyah dalam proses pembelajaran. Sedangkan perbedaannya yaitu pada

media pembelajaran yang diberikan, penelitian ini mengembangkan media Video

Animasi Berbasis Filmora, sedangkan yang penulis akan lakukan penelitian

mengembangkan media Bahan Ajar Cetak berbasis Canva.

C. Kerangka Berpikir
12

Media yang menarik dan kreatif sangat dibutuhkan untuk menarik minat siswa

dalam proses pembelajaran. Salah satu bentuk media pembelajaran adalah Bahan Ajar

Cetak. Bahan ajar memiliki peran penting dalam pembelajaran, penentuan penggunaan

bahan ajar harus sesuai dengan karakteristik bahan ajar agar dapat mencapai tujuan dari

pembelajaran.

Adapun kerangka berpikir pada penelitian ini dapat dilihat pada bagan di bawah

ini pada gambar 1 bagan kerangka berpikir:

Bahan Ajar Cetak berbasis Canva pada Materi Sejarah Muhammadiyah

Guru menyampaikan pembelajaran dengan metode bercerita


dan melalui video pembelajaran. Guru menggunakan metode
bercerita dan menampilkan video pembelajaran dikarenakan Siswa masih sulit
banyak siswa yang kurang memahami jika melalui buku saja. memahami materi Sejarah
Selain itu siswa mudah bosan dan masih ada siswa yang Muhammadiyah.
belum lancar membaca, dikarenakan guru belum
menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi, seperti
Bahan Ajar Cetak berbasis Canva untuk menarik minat siswa
terhadap pembelajaran.

Diperlukan media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi & situasi peserta didik.

Pengembangan Bahan Ajar Cetak Berbasis Canva materi Sejarah


Muhammadiyah pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah Pangkalpinang.

Produk telah di validasi Apabila terjadi revisi Media telah dilakukan


oleh ahli media. maka produk telah uji coba pada kelompok
direvisi oleh peneliti. kecil dan besar.

Produk Bahan Ajar Cetak berbasis Jika produk terdapat revisi


Canva layak digunakan dan telah di uji maka telah direvisi
coba dengan hasil valid dan praktis. kembali.
13

Gambar 1
Kerangka Berpikir
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Pengembangan R&D. Menurut

Sugiyono (2017: 38) terdapat 5 tahap pengembangan R&D yaitu, analysis, design,

development, implementation, dan evaluation atau lebih dikenal dengan pengembangan

model ADDIE. Menurut Tegeh, (2014: 14) model pengembangan ADDIE ini disusun

secara terprogram dengan urutan-urutan kegiatan dalam upaya pemecahan yang

berkaitan dengan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, seperti

produk pengembangan buku pembelajaran, modul pembelajaran, bahan ajar, dan lain

sebagainya.

Adapun langkah-langkah penelitian pengembangan ADDIE dalam penelitian ini

jika disajikan dalam bentuk bagan adalah sebagai berikut:

Analyze

Implemen Evaluate Design

Develop

Gambar 2
Langkah-Langkah dalam Model ADDIE

14
15

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan dalam penelitian ini adalah menghasilkan Bahan Ajar

Cetak berbasis Canva pada materi Sejarah Muhammadiyah untuk Siswa Kelas IV SD

Muhammadiyah Pangkalpinang.

Menurut Tegeh, (2014: 23) ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan dalam

penelitian ini, yaitu: 1) Analisis (Analysis), 2) Perencanaan (Design), 3) Pengembangan

(Development), 4) Implementasi (Implementation), 5) Evaluasi (Evaluation). Produk

yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa Bahan Ajar Cetak berbasis Canva pada

materi Sejarah Muhammadiyah. Langkah-langkah dalam menggunakan model

pengembangan ADDIE yaitu sebagai berikut:

1. Analisis (Analysis)

Tahap analisis pada penelitian ini dilakukan untuk melihat potensi masalah yang

ada yang dilakukan dengan cara observasi. Obsevasi dilakukan di SD Muhammadiyah

Pangkalpinang meliputi kegiatan sebagai berikut :

a. Analisis kebetuhan peserta didik, dilakukan dengan wawancara dengan wali kelas

IV dan menyebar angket kebutuhan peserta didik. Kesimpulan dari hasil wawancara

dan angket ini adalah kegiatan pembelajaran yang belum menggunakan Bahan Ajar

Cetak berbasis Canva pada materi Sejarah Muhammadiyah, guru masih

menggunakan media papan tulis dan buku tematik saja. Hal ini dilakukan untuk

menentukan media pembelajaran yang tepat agar dalam proses pembelajaran

berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang ingin dicapai.


16

b. Analisis karakteristik peserta didik, yaitu berkenaan dengan keadaan peserta didik

yang akan menjadi sasaran penggunaan produk pengembangan Bahan Ajar Cetak

berbasis Canva pada materi Sejarah Muhammadiyah. Keadaan yang dimaksud

antara lain pengetahuan yang dimiliki, minat dan bakat secara umum, gaya belajar,

dan lain sebagainya.

c. Analisis kurikulum, dilakukan untuk mengetahui kurikulum apa yang digunakan

sekolah. Kurikulum yang digunakan yaitu kurikulum 2013. Selain itu

mengidentifikasi Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang harus

dicapai oleh peserta didik.

2. Perancangan (Design)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah perencanaan produk yang meliputi:

a. Menyusun perancangan produk

Proses perancangan produk media pembelajaran berupa Bahan Ajar Cetak

berbasis Canva perlu adanya rancangan yang digunakan untuk menggambarkan

pembuatan media serta melihat komponen apa saja yang ada pada media tersebut.

b. Penyusunan materi

Pada tahap ini dikemukakan dasar pemilihan muatan pembelajaran Sejarah

Muhammadiyah. Materi tersebut dipilih sesuai dengan media yang akan dikembangkan.

Selain itu, hal ini juga didasarkan dari masalah peserta didik dalam memahami dan

menerima materi yang akan disampaikan oleh guru.


17

3. Pengembangan (Development)

Pengembangan adalah kegiatan menerjemahkan spesifik desain ke dalam bentuk

fisik, sehingga kegiatan ini menghasilkan prototype produk pengembangan. Segala hal

yang telah dilakukan pada tahap perencangan, yakni pemilih materi sesuai dengan

karakteristik peserta didik dan tuntutan kompetensi, strategi pembelajaran yang

diterapkan dan bentuk serta metode asesmen dan evaluasi yang digunakan diwujudkan

dalam bentuk prototype. Kegiatan tahap pengembangan antara lain: pencarian dan

pengumpulan segala sumber atau refensi yang dibutuhkan untuk pengembangan materi,

pembuatan bagan dan tabel-tabel pendukung, pembuatan gambar-gambar ilustrasi,

pengetikan, pengaturan layout, penyusunan instrumen evaluasi dan lain-lain.

Instrumen yang digunakan untuk menentukan kualitas media pembelajaran adalah

angket yang berisi penilaian terhadap Bahan Ajar Cetak berbasis Canva pada materi

Sejarah Muhammadiyah. Instrumen penilaian produk dari penelitian ini berupa angket

daftar isian (check list) untuk ahli materi, bahasa, dan ahli media, serta respon guru dan

respon siswa.

4. Implementasi (Implementation)

Pada tahap implementasi hasil produk diterapkan dalam pembelajaran untuk

mengetahui pengaruhnya pada kualitas pembelajaran (Tegeh, dkk., 2014: 43). Pada

tahap ini dilakukan penerapan produk yang telah divalidasi dan dinyatakan layak yang

bertujuan untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan dari produk yang sedang

dikembangkan. Saat pelaksanaan uji coba di SD Muhammadiyah Pangkalpinang

dilakukan secara berkala, uji coba skala kecil dan uji coba skala besar.
18

Setelah selesai dilakukan penerapan produk Bahan Ajar Cetak berbasis Canva,

selanjtnya memberikan lembar observasi guru dan angket respon siswa untuk

mengetahui kepraktisan produk yang dikembangkan dan memberi soal kepada peserta

didik untuk melihat sejauh mana pengetahuan peserta didik setelah dilakukan penerapan

produk yang dikembangkan.

5. Evaluasi (Evaluation)

Pada tahap ini dilakukan evaluasi formatif untuk memperbaiki atau

menyempurnakan produk pengembangan yang dihasilkan. Evaluasi formatif diarahkan

pada evaluasi terhadap bagian-bagian tertentu dari objek evaluasi instrument yang

dibuat sendiri oleh pengembang (Tegeh, dkk 2014: 44).

Menurut Tegeh, dkk., (2014: 42) dalam penelitian pengembangan umumnya

hanya dilakukan evaluasi formatif, karena jenis evaluasi ini berhubunga dengan tahapan

penelitian pengembangan untuk memperbaiki produk pengembangan yang dihasilkan.

C. Subjek dan Objek Penelitian


Subjek penelitian dalam pengembangan ini adalah 28 siswa kelas IV SD

Muhammadiyah Pangkalpinang. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah materi

Sejarah Muhammadiyah menggunakan Bahan Ajar Cetak berbasis Canva pada Siswa

Kelas IV SD Muhammadiyah Pangkalpinang. Penelitian akan dilakukan pada semester

ganjil Tahun Ajaran 2023/2024.


19

D. Desain Produk

Penulis membuat produk media pembelajaran berupa Bahan Ajar Cetak berbasis Canva

pada materi Sejarah Muhammadiyah sesuai dengan yang terdapat di dalam RPP. Bahan

Ajar Cetak ini di desain menggunakan aplikasi Canva. Adapun Desain pada Bahan Ajar

Cetak berbasis Canva materi Sejarah Muhammadiyah sebagai berikut:

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang berkaitan dengan penelitian ini meliputi:

1) instrumen kebutuhan guru dan siswa terlampir di dalam lampiran 7

2) instrumen penilaian uji ahli materi dan ahli media. Instrumen kebutuhan guru

meliputi kesulitan guru dalam menggunakan Bahan Ajar Cetak berbasis Canva pada

materi Sejarah Muhammadiyah, strategi guru dalam pembelajaran, serta kebutuhan guru

tentang bahan ajar yang membantu proses pembelajaran. Sedangkan instrumen untuk uji

kelayakan ahli materi meliputi aspek pembelajaran dan aspek kebenaran isi. Untuk ahli

bahasa meliputi kesesuaian bahasa, komunikatif, dan kesesuaian dengan perkembangan

siswa. Untuk menilai kualitas produk meliputi aspek tampilan dan aspek penyajian isi.

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian

meliputi:

1. Instrumen Pengumpulan Data

Beberapa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi,

wawancara, kuesioner, dokumentasi, lembar validasi ahli materi, bahasa, media dan

lembar respon dari peserta didik. Adapun penjelasan dari tiap instrumen adalah sebagai

berikut:
20

a. Lembar Observasi

Sugiyono, (2017: 223) observasi adalah data yang diambil sebagai dasar untuk

melakukan penelitian. Adapun jenis observasi yang digunakan yaitu observasi non

partisipan, yang mana peneliti tidak langsung terlibat dalam kegiatan, akan tetapi

sebagai pengamat kegiatan tersebut. Observasi dilakukan saat dilaksanakannya kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang telah dikembangkan.

b. Pedoman Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara digunakan untuk menilai

keadaan seseorang (Arikunto, 2014: 198). Melalui wawancara penelaah berusaha

menemukan permasalahan yang ada dan informasi yang berkaitan dengan permasalahan

yang diangkat. Adapun yang menjadi narasumber dalam wawancara pada penelitian ini

adalah guru kelas.

c. Kuesioner

Instrumen dalam penelitian dan pengembangan ini berupa lembar validasi dan

Kuesioner. Adapun kisi-kisi instrumen lembar validasi dan angket dalam penelitian ini

seperti disajikan pada Tabel 1 sampai Tabel 3 sebagai berikut.

Tabel 1
Kisi-kisi Lembar Penilaian untuk Ahli Materi
No Kriteria Nomor Soal
1 Aspek kelayakan dan kekuatan materi 1, 2, 3, 4
2 Aspek Kelayakan Penyajian 5, 6, 7
3 Aspek Kelayakan Kebahasaan 8, 9, 10
Sumber : dimodifikasi dari (F. Nurlaila Zunaidah, Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia
“pengembangan Bahan Ajar Matakuliah Bioteknologi Berdasarkan Kebutuhan dan
Karakter Mahasiswa Universitas Nusantara PGRI Kediri, 2016)
21

Tabel 2
Kisi-kisi Lembar Penilaian Ahli Bahasa
No Aspek Indikator Nomor Soal
Lugas. 1
Kesesuaian ejaan. 2
Ketepatan struktur kalimat. 3
Ketepatan tata bahasa. 4
1 Kesesuaian bahasa
Kesesuaian kosa kata. 5
Kesesuaian kalimat. 6
Ketepatan kata, istilah dan 7
kalimat yang konsisten.
Pemahaman terhadap 8
2 Komunikatif
pesan atau informasi.
Kesesuaian dengan 9
perkembangan intelektual
Kesesuaian dengan perkembangan siswa.
3
siswa Kesesuaian dengan tingkat 10
perkembangan emosional
siswa.
Sumber : dimodifikasi dari (Ardiansyah, 2018: 52-53).

Tabel 3
Kisi-kisi Lembar Penilaian Ahli Media
Kriteria Indikator Nomor Soal

Aspek Kelayakan Umum Desain cover 1, 2, 3, 4


Desain isi Bahan Ajar Cetak 5, 6, 7, 8, 9, 10
Keefektifan Bahan Ajar 11
Cetak
Sumber : dimodifikasi dari (F. Nurlaila Zunaidah, Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia
“pengembangan Bahan Ajar Matakuliah Bioteknologi Berdasarkan Kebutuhan dan
Karakter Mahasiswa Universitas Nusantara PGRI Kediri, 2016)

Tabel 4
22

Kisi-kisi Lembar Respon Peserta Didik


Indikator Penilaian Nomor Soal
Ketertarikan 1, 2, 3
Isi materi pembelajaran 4,5,6,7
Pemilihan penggunaan rumus 8,9,10

F. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian pengembangan media

pembelajaran ini berupa teknik analisis data kuantitatif deskriptif. Langkah-langkah dari

analisis data adalah mengubah data menjadi bentuk penilaian kuantitatif dengan

menggunakan skala Likert.

1. Analisis Validasi Ahli

Adapun skala likert yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 5
Pedoman Skor Penilaian Skala Likert
Data Kuantitatif Skor
SB (Sangat Baik) 5
B (Baik) 4
C (Cukup) 3
KB (Kurang Baik) 2
SK ( Sangat Kurang) 1
Sumber : (M. Aziz Fauzan, Jurnal Dinamika Vokasional “pengembangan media
pembelajaran berbasis video”, 2017)

Dengan menggunakan rumus;

Persentase =
∑ x ×100 %
SMI

Keterangan:

∑× : Jumlah Skor

SMI : Standar Maksimal Ideal


23

Selanjutnya untuk menghitung presentase keseluruhan subjek dengan menggunakan

rumus sebagai berikut (Tegeh, 2014: 82).

Persentase = F: N

Keterangan:

F = Jumlah Persentase keseluruhan subjek

N = Banyak Subjek

Standar kecukupan dalam penelitian pengembangan ini ditentukan oleh nilai B,

yaitu dengan kriteria “baik”. Jika rata-rata penilaian oleh ahli bahasa dan ahli media,

serta hasil pengujian dari penggunaan media tersebut oleh guru menunjukkan hasil akhir

B, maka pengembangan boneka jari ini dikategorikan layak untuk digunakan dalam

pembelajaran (Tegeh, 2014: 84).

Tabel 6
Persentase Uji Kelayakan
Persentase Pencapaian (%) Skala Nilai Interprestasi
76 −¿100 4 Sangat Valid
56−¿75 3 Valid
25−55 2 Cukup Valid
0−25 1 Kurang Valid
Sumber : (M. Aziz Fauzan, Jurnal Dinamika Vokasional “pengembangan media
pembelajaran berbasis video”, 2017)

Tabel skala persentase digunakan untuk menentukan nilai kelayakan produk yang

dihasilkan. Nilai kelayakan untuk produk pengembangan media Bahan Ajar Cetak

berbasis Canva pada materi Sejarah Muhammadiyah di kelas IV Sekolah Dasar ini

ditetapkan kriteria kelayakan minimal baik atau mencapai persentase minimal 56%.
DAFTAR PUSTAKA

Aziz Fauzan, Muhammad. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Video


Pada Materi Pemesinan Frais. Jurnal Dinamika Vokasional. Vol.2, No. 2,
hal.82-88.

Anggara, Jaya. 2022. Pengembangan Media Video Animasi Berbasis Filmora pada
Materi Sejarah Muhammadiyah di SD Muhammadiyah Pangkalpinang.
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah
Bangka Belitung. Bangka Belitung.

Ceria, R. Evenda, Afgani, M. Win, Paradesa, Retni. 2022. Pengembangan Bahan Ajar
Elektronik Berbasis Canva pada Materi Kubus dan Balok dengan
Pendekatan PMRI Berorientasi Konteks Islam Melayu. Jurnal of Education in
Mathematics, Science, and Technology. Vol. 5, No. 2, hlm. 082-094.

Farida Nurlaila, Z. 2016. Pengembangan Bahan Ajar Matakuliah Bioteknologi


Berdasarkan Kebutuhan dan Karakter Mahasiswa Universitas Nusantara
PGRI Kediri. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia. Vol. 2, No.1.
Fannani, Taufiq. 2018. Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Berbasis
Project Based Learning pada Pelajaran Pendidikan Kemuhammadiyahan Siswa
Kelas X SMA Muhammadiyah Gersik. Jurnal Tamaddun. Vo 19, No. 2, hlm.
157-166.
Hamalik. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
I Made Tegeh. 2014. Model Penelitian Pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Karliansyah, Hendri. 2015. Perkembangan Muhammadiyah di Kecamatan Kelam


Tengah, Kabupaten Kaur Tahun 1970-Sekarang. Skripsi Fakultas
Ushuluddin, Adab, dan Dakwah. Institut Agama Islam Negeri Bengkulu.
Bengkulu.

Nurholis. 2022. Sejarah Muhammadiyah dan Pengaruhnya Terhadap Sosial


Keagamaan di Kota Bengkulu. Skripsi Fakultas Ushuluddin, Adab, dan
Dakwah. Institut Agama Islam Negeri Bengkulu. Bengkulu.

Ningrum, Andi Alfina Listya, Talib, Jihad. 2023. Pemanfaatan Canva For Education
Untuk Pembuatan Komik Bahan Ajar Bahasa Indonesia dalam Pembelajaran
Tatap Muka Terbatas di SMA Negeri 1 Bantaeng. Anterior Jurnal. Vol. 22
No. 1, hlm. 119-123.

Suharsimi, Arikunto. 2014. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

24
25

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian dan Pengembangan. Bandung: Afabeta

Anda mungkin juga menyukai