SKRIPSI
Oleh:
ANISA AZHARI WAHYUDI
NIM 190141558
2024
BAB I
PENDAHULUAN
20 Tahun 2003 adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
pendidik, peserta didik, tujuan dan sebagainya. Pendidikan bisa didapatkan secara
formal maupun secara non formal. Pendidikan formal bisa didapatkan melalui
pembelajaran yang ada di sekolah mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga
sebagainya. Dalam proses pembelajaran saat ini guru dituntut untuk mencari berbagai
sumber atau bahan ajar dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran.
dengan istilah alat bantu atau media dalam berkomunikasi, dimana ia melihat bahwa
hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila
menggunakan alat bantu yang disebut media pembelajaran. Sumber belajar (media ajar)
1
2
bisa dipahami sebagai perangkat, bahan (materi), peralatan, pengaturan, dan orang,
belajar dan memperbaiki sistem pembelajaran. Oleh karena itu guru harus berupaya
mewujudkan proses belajar yang melibatkan peserta didik dengan cara yang kreatif,
inovatif, efektif, dan tidak membosankan, sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih
kondusif. Hal ini akan tercapai apabila pemilihan media pembelajaran yang tepat,
karena dengan adanya media tersebut dapat menambah kualitas pembelajaran yang
nantinya akan membuat peserta didik dengan cepat menyerap materi yang diberikan.
pembelajaran dengan metode literasi (bercerita) melalui video pembelajaran, hal ini
menyebabkan banyak siswa yang kurang memahami jika hanya melalui video cerita
siswa kelas IV yaitu 70, jadi siswa harus bisa memahami pembelajaran Sejarah
Muhammadiyah jika nilai ingin memenuhi KKM. Selain itu, guru juga belum
sejarah muhammadiyah, guru hanya mengandalkan buku siswa yang difasilitasi oleh
sekolah saja, teknologinya hanya laptop, dan infocus, tanpa menggunakan media
pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa, sedangkan siswa saat ini lebih
tetapi dikarenakan guru kurang aktif terhadap penggunaan media pembelajaran, hal ini
3
membuat kebanyakan siswa kesulitan dalam proses pembelajaran dan sulit memahami
dengan tujuan agar dapat diamati, dipahami dan dihayati oleh setiap peserta didik.
Selain itu diharapkan agar kelak peserta didik bersedia dengan sukarela mengamalkan
berbagai prinsip keyakinan dan cita-cita persyarikatan Muhammadiyah. Oleh karena itu
penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif
peserta didik.
kemudian dikenal dengan nama K. H. Ahmad Dahlan, beliau adalah khatib kesultanan
Kraton Yogyakarta sekaligus seorang pedagang. Menurut Dr. Mustafa Kamal, (dalam
“Muhammadiyah” yaitu Nabi dan Rasul terakhir, dan mendapat tambahan “yah”
nisbiyah yang artinya pengikut. Jadi Muhammadiyah berarti untuk “Muhammad saw”
atau “pengikut Muhammad saw”, yaitu semua orang Islam yang mengakui dan
meyakini bahwa nabi Muhammad saw, adalah hamba sekaligus utusan Allah yang
pembelajaran yang dikemas secara menarik untuk menunjang proses pembelajaran dan
4
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam hal ini media yang dirasa dapat menarik
siswa yaitu Bahan Ajar Cetak berbasis Canva, yang hasilnya nanti menjadi sebuah buku
bahan ajar harus sesuai dengan karakteristik bahan ajar agar dapat mencapai tujuan dari
pembelajaran. Karakteristik bahan ajar yang baik menurut Winanda, dkk., (2018), yaitu:
1) Self Instructional; 2) Self Contained; 3) Stand Alone; (4) Adaptive; dan 5) User
Friendly. Syarat bahan ajar, yaitu: 1) Orientasi terhadap teori, penalaran teori dan cara
tugas sesuai dengan tingkat awal siswa, 5) Membangkitkan minat siswa, 6) Menjelaskan
Media Bahan Ajar Cetak berbasis Canva ini diharapkan memiliki manfaat yang
sangat baik untuk menarik minat siswa, memperbaiki minat belajar siswa dan
maka penulis bermaksud memiliki solusi untuk melaksanakan suatu penelitian dengan
judul “Pengembangan Bahan Ajar Cetak Berbasis Canva pada Meteri Sejarah
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penelitian ini akan
difokuskan mengenai “Pengembangan Bahan Ajar Cetak Berbasis Canva pada Meteri
C. Rumusan Masalah
“Bagaimana Mengembangkan Bahan Ajar Cetak Berbasis Canva pada Meteri Sejarah
D. Tujuan Pengembangan
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin
dicapai pada penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk media pembelajaran
Bahan Ajar Cetak Berbasis Canva pada Meteri Sejarah Muhammadiyah Untuk Siswa
E. Manfaat Pengembangan
1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada seluruh mahasiswa
untuk menerapkan media pembelajaran yang lebih tepat dan menentukan materi
2. Manfaat Praktis
6
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan ilmiah dan sebagai bahan
perbandingan dalam penelitian sejenis dengan objek penelitian yang lebih bervariasi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Bahan Ajar
pengembangan bahan ajar berbasis digital, kapan dan dimana saja sesuai dengan era
revolusi industri yang semakin berkembang saat ini. Sejalan dengan hal tersebut, dalam
penelitian ini penulis akan mengembangkan bahan ajar cetak berbasis aplikasi Canva.
bahan ajar harus sesuai dengan karakteristik bahan ajar agar dapat mencapai tujuan dari
pembelajaran. Karakteristik bahan ajar (Winanda, dkk., 2018), antara lain: 1) Self
Instructional; 2) Self Contained; 3) Stand Alone; (4) Adaptive; dan 5) User Friendly.
Syarat bahan ajar, yaitu: 1) Orientasi terhadap teori, penalaran teori dan cara
tugas sesuai dengan tingkat awal siswa, 5) Membangkitkan minat siswa, 6) Menjelaskan
bahan ajar menjadi 5 jenis, yaitu: 1) bahan ajar cetak, seperti buku, modul, poster,
brosur, LKS wallchat, photo atau gambar, dan leaflet; 2) bahan ajar dengar (audio)
seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disc audio; 3) bahan ajar pandang
7
8
dengar (audio visual) seperti CD video, film; 4) bahan ajar multimedia interaktif
Disc (CD) multimedia pembelajaran, interaktif, dan 5) bahan ajar berbasis WEB (Web
2. Aplikasi Canva
Canva didirikan oleh Melanie Perkins pada tahun 2012, merupakan aplikasi
desain grafis online yang membantu dalam membuat, merancang, atau mengedit desain
bagi pemula secara online. Fitur utama canva adalah ketersediaan template yang
beragam, walaupun beberapa berbayar (Kala, Widayanti, and Rahayu 2021). Canva
memiliki bermacam template atau opsi desain presentasi, poster, foto profil, banner, dan
teks, video, animasi, audio, gambar, grafik dan lain-lain sesuai dengan tampilan yang
Canva merupakan sebuah tools untuk desain grafis secara online yang
memiliki animasi bergerak dan mampu menyematkan link video secara interaktif
(Pemimaizita, 2022). Canva dapat dengan mudah diakses melalui smartphone ataupun
PC. Penggunaan canva ini dapat membantu guru lebih mudah dan menghemat
waktu mendesain bahan ajar serta memudahkan guru dalam menjelaskan materi
3. Sejarah Muhammadiyah
dikenal dengan nama K. H. Ahmad Dahlan. Beliau adalah khatib kesultanan Kraton
Nurholis, (2020: 37) nama Muhammadiyah berasal dari Bahasa Arab “Muhammadiyah”
yaitu Nabi dan Rasul terakhir, dan mendapat tambahan “ya” nisbiyah yang artinya
Muhammad saw”, yaitu semua orang Islam yang mengakui dan meyakini bahwa
nabi Muhammad saw, adalah hamba sekaligus utusan Allah yang terakhir (Hendri
Melihat keadaan umat Islam pada waktu itu dalan keadaan jumud, beku
dalam ilmu pengetahuan dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik.
Mistik adalah hal gaib yang tidak terjangkau dengan akal manusia yang biasa seperti
tahayul. Beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran
islam yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist. Oleh karena itu beliau
ditolak, bahkan mengakibatkan kemarahan seorang kyai penjaga tradisi, kyai Penghulu
mengajarkan aliran sesat. Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai kafir, karena
10
sambutan dari keluarga dan teman dekatnya berkat ketekunan dan kesabaran
beliau. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung perjuangan dan dakwah yang
Kauman, Yogyakarta, bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau jawa.
Muhammadiyah dan kini Muhammadiyah telah ada di seluruh pelosok tanah air
1. R. Evenda Ceria, Muhammad Win Afgani, & Retni Paradesa dengan judul
Kubus dan Balok dengan Pendekatan PMRI Berorientasi Konteks Islam Melayu.
Penelitian ini memperoleh hasil bahwa pengembangan bahan ajar berupa e-modul
dinyatakan valid dan praktis melalui analisis kualitatif. Kevalidan bahan ajar
diperoleh pada tahap expert review melalui komentar dan saran validator.
Kepraktisan diperoleh pada tahap one-to-one dan small group melalui analisis
komentar dan saran siswa. Efek potensial diperoleh dari tes evaluasi siswa pada
tahap field test. Bahan ajar e-modul yang dikembangkan memiliki efek potensial
penelitian ini mengembangkan Bahan Ajar Elektronik dan materi Kubus dan Balok
akan penulis lakukan penelitian mengembangkan Bahan Ajar Cetak materi Sejarah
Muhammadiyah.
validator media diperoleh 81,6% (Sangat Layak), validator materi diperoleh 97,5%
(Sangat Layak), dan validator bahasa di peroleh 92% (Sangat Layak). Hasil uji
coba skala kecil diperoleh 86,6% (Sangat Praktis) dan uji coba skala besar
diperoleh 95,4% (Sangat Praktis). Angket respon guru diperoleh 100% (Sangat
Praktis). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran video
hasil penelitian ini, adapun persamaan dalam penelitian ini dengan yang akan
C. Kerangka Berpikir
12
Media yang menarik dan kreatif sangat dibutuhkan untuk menarik minat siswa
dalam proses pembelajaran. Salah satu bentuk media pembelajaran adalah Bahan Ajar
Cetak. Bahan ajar memiliki peran penting dalam pembelajaran, penentuan penggunaan
bahan ajar harus sesuai dengan karakteristik bahan ajar agar dapat mencapai tujuan dari
pembelajaran.
Adapun kerangka berpikir pada penelitian ini dapat dilihat pada bagan di bawah
Diperlukan media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi & situasi peserta didik.
Gambar 1
Kerangka Berpikir
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Sugiyono (2017: 38) terdapat 5 tahap pengembangan R&D yaitu, analysis, design,
model ADDIE. Menurut Tegeh, (2014: 14) model pengembangan ADDIE ini disusun
berkaitan dengan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, seperti
produk pengembangan buku pembelajaran, modul pembelajaran, bahan ajar, dan lain
sebagainya.
Analyze
Develop
Gambar 2
Langkah-Langkah dalam Model ADDIE
14
15
B. Prosedur Pengembangan
Cetak berbasis Canva pada materi Sejarah Muhammadiyah untuk Siswa Kelas IV SD
Muhammadiyah Pangkalpinang.
Menurut Tegeh, (2014: 23) ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan dalam
yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa Bahan Ajar Cetak berbasis Canva pada
1. Analisis (Analysis)
Tahap analisis pada penelitian ini dilakukan untuk melihat potensi masalah yang
a. Analisis kebetuhan peserta didik, dilakukan dengan wawancara dengan wali kelas
IV dan menyebar angket kebutuhan peserta didik. Kesimpulan dari hasil wawancara
dan angket ini adalah kegiatan pembelajaran yang belum menggunakan Bahan Ajar
menggunakan media papan tulis dan buku tematik saja. Hal ini dilakukan untuk
b. Analisis karakteristik peserta didik, yaitu berkenaan dengan keadaan peserta didik
yang akan menjadi sasaran penggunaan produk pengembangan Bahan Ajar Cetak
antara lain pengetahuan yang dimiliki, minat dan bakat secara umum, gaya belajar,
mengidentifikasi Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang harus
2. Perancangan (Design)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah perencanaan produk yang meliputi:
pembuatan media serta melihat komponen apa saja yang ada pada media tersebut.
b. Penyusunan materi
Muhammadiyah. Materi tersebut dipilih sesuai dengan media yang akan dikembangkan.
Selain itu, hal ini juga didasarkan dari masalah peserta didik dalam memahami dan
3. Pengembangan (Development)
fisik, sehingga kegiatan ini menghasilkan prototype produk pengembangan. Segala hal
yang telah dilakukan pada tahap perencangan, yakni pemilih materi sesuai dengan
diterapkan dan bentuk serta metode asesmen dan evaluasi yang digunakan diwujudkan
dalam bentuk prototype. Kegiatan tahap pengembangan antara lain: pencarian dan
pengumpulan segala sumber atau refensi yang dibutuhkan untuk pengembangan materi,
angket yang berisi penilaian terhadap Bahan Ajar Cetak berbasis Canva pada materi
Sejarah Muhammadiyah. Instrumen penilaian produk dari penelitian ini berupa angket
daftar isian (check list) untuk ahli materi, bahasa, dan ahli media, serta respon guru dan
respon siswa.
4. Implementasi (Implementation)
mengetahui pengaruhnya pada kualitas pembelajaran (Tegeh, dkk., 2014: 43). Pada
tahap ini dilakukan penerapan produk yang telah divalidasi dan dinyatakan layak yang
bertujuan untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan dari produk yang sedang
dilakukan secara berkala, uji coba skala kecil dan uji coba skala besar.
18
Setelah selesai dilakukan penerapan produk Bahan Ajar Cetak berbasis Canva,
selanjtnya memberikan lembar observasi guru dan angket respon siswa untuk
mengetahui kepraktisan produk yang dikembangkan dan memberi soal kepada peserta
didik untuk melihat sejauh mana pengetahuan peserta didik setelah dilakukan penerapan
5. Evaluasi (Evaluation)
pada evaluasi terhadap bagian-bagian tertentu dari objek evaluasi instrument yang
hanya dilakukan evaluasi formatif, karena jenis evaluasi ini berhubunga dengan tahapan
Sejarah Muhammadiyah menggunakan Bahan Ajar Cetak berbasis Canva pada Siswa
D. Desain Produk
Penulis membuat produk media pembelajaran berupa Bahan Ajar Cetak berbasis Canva
pada materi Sejarah Muhammadiyah sesuai dengan yang terdapat di dalam RPP. Bahan
Ajar Cetak ini di desain menggunakan aplikasi Canva. Adapun Desain pada Bahan Ajar
2) instrumen penilaian uji ahli materi dan ahli media. Instrumen kebutuhan guru
meliputi kesulitan guru dalam menggunakan Bahan Ajar Cetak berbasis Canva pada
materi Sejarah Muhammadiyah, strategi guru dalam pembelajaran, serta kebutuhan guru
tentang bahan ajar yang membantu proses pembelajaran. Sedangkan instrumen untuk uji
kelayakan ahli materi meliputi aspek pembelajaran dan aspek kebenaran isi. Untuk ahli
siswa. Untuk menilai kualitas produk meliputi aspek tampilan dan aspek penyajian isi.
Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian
meliputi:
Beberapa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi,
wawancara, kuesioner, dokumentasi, lembar validasi ahli materi, bahasa, media dan
lembar respon dari peserta didik. Adapun penjelasan dari tiap instrumen adalah sebagai
berikut:
20
a. Lembar Observasi
Sugiyono, (2017: 223) observasi adalah data yang diambil sebagai dasar untuk
melakukan penelitian. Adapun jenis observasi yang digunakan yaitu observasi non
partisipan, yang mana peneliti tidak langsung terlibat dalam kegiatan, akan tetapi
b. Pedoman Wawancara
menemukan permasalahan yang ada dan informasi yang berkaitan dengan permasalahan
yang diangkat. Adapun yang menjadi narasumber dalam wawancara pada penelitian ini
c. Kuesioner
Instrumen dalam penelitian dan pengembangan ini berupa lembar validasi dan
Kuesioner. Adapun kisi-kisi instrumen lembar validasi dan angket dalam penelitian ini
Tabel 1
Kisi-kisi Lembar Penilaian untuk Ahli Materi
No Kriteria Nomor Soal
1 Aspek kelayakan dan kekuatan materi 1, 2, 3, 4
2 Aspek Kelayakan Penyajian 5, 6, 7
3 Aspek Kelayakan Kebahasaan 8, 9, 10
Sumber : dimodifikasi dari (F. Nurlaila Zunaidah, Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia
“pengembangan Bahan Ajar Matakuliah Bioteknologi Berdasarkan Kebutuhan dan
Karakter Mahasiswa Universitas Nusantara PGRI Kediri, 2016)
21
Tabel 2
Kisi-kisi Lembar Penilaian Ahli Bahasa
No Aspek Indikator Nomor Soal
Lugas. 1
Kesesuaian ejaan. 2
Ketepatan struktur kalimat. 3
Ketepatan tata bahasa. 4
1 Kesesuaian bahasa
Kesesuaian kosa kata. 5
Kesesuaian kalimat. 6
Ketepatan kata, istilah dan 7
kalimat yang konsisten.
Pemahaman terhadap 8
2 Komunikatif
pesan atau informasi.
Kesesuaian dengan 9
perkembangan intelektual
Kesesuaian dengan perkembangan siswa.
3
siswa Kesesuaian dengan tingkat 10
perkembangan emosional
siswa.
Sumber : dimodifikasi dari (Ardiansyah, 2018: 52-53).
Tabel 3
Kisi-kisi Lembar Penilaian Ahli Media
Kriteria Indikator Nomor Soal
Tabel 4
22
pembelajaran ini berupa teknik analisis data kuantitatif deskriptif. Langkah-langkah dari
analisis data adalah mengubah data menjadi bentuk penilaian kuantitatif dengan
Adapun skala likert yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 5
Pedoman Skor Penilaian Skala Likert
Data Kuantitatif Skor
SB (Sangat Baik) 5
B (Baik) 4
C (Cukup) 3
KB (Kurang Baik) 2
SK ( Sangat Kurang) 1
Sumber : (M. Aziz Fauzan, Jurnal Dinamika Vokasional “pengembangan media
pembelajaran berbasis video”, 2017)
Persentase =
∑ x ×100 %
SMI
Keterangan:
∑× : Jumlah Skor
Persentase = F: N
Keterangan:
N = Banyak Subjek
yaitu dengan kriteria “baik”. Jika rata-rata penilaian oleh ahli bahasa dan ahli media,
serta hasil pengujian dari penggunaan media tersebut oleh guru menunjukkan hasil akhir
B, maka pengembangan boneka jari ini dikategorikan layak untuk digunakan dalam
Tabel 6
Persentase Uji Kelayakan
Persentase Pencapaian (%) Skala Nilai Interprestasi
76 −¿100 4 Sangat Valid
56−¿75 3 Valid
25−55 2 Cukup Valid
0−25 1 Kurang Valid
Sumber : (M. Aziz Fauzan, Jurnal Dinamika Vokasional “pengembangan media
pembelajaran berbasis video”, 2017)
Tabel skala persentase digunakan untuk menentukan nilai kelayakan produk yang
dihasilkan. Nilai kelayakan untuk produk pengembangan media Bahan Ajar Cetak
berbasis Canva pada materi Sejarah Muhammadiyah di kelas IV Sekolah Dasar ini
ditetapkan kriteria kelayakan minimal baik atau mencapai persentase minimal 56%.
DAFTAR PUSTAKA
Anggara, Jaya. 2022. Pengembangan Media Video Animasi Berbasis Filmora pada
Materi Sejarah Muhammadiyah di SD Muhammadiyah Pangkalpinang.
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah
Bangka Belitung. Bangka Belitung.
Ceria, R. Evenda, Afgani, M. Win, Paradesa, Retni. 2022. Pengembangan Bahan Ajar
Elektronik Berbasis Canva pada Materi Kubus dan Balok dengan
Pendekatan PMRI Berorientasi Konteks Islam Melayu. Jurnal of Education in
Mathematics, Science, and Technology. Vol. 5, No. 2, hlm. 082-094.
Ningrum, Andi Alfina Listya, Talib, Jihad. 2023. Pemanfaatan Canva For Education
Untuk Pembuatan Komik Bahan Ajar Bahasa Indonesia dalam Pembelajaran
Tatap Muka Terbatas di SMA Negeri 1 Bantaeng. Anterior Jurnal. Vol. 22
No. 1, hlm. 119-123.
24
25