Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd) Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Oleh:
Nim : 1723004
1444 H/2023
M
ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah sebuah proses untuk merubah sikap dan tingkah laku
seseorang atau kelompok orang dengan usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan latihan, proses perbuatan, serta cara mendidik.1Oleh karena itu,
pendidikan harus diperhatikan dari berbagai ilmu pengetahuan, baik dari pendidikan
nasional maupun pendidikan agama. Hal ini dikarenakan jika suatu pendidikan tersebut
berkualitas maka akan meningkatkan kecerdasan suatu bangsa. Salah satu fungsi
pendidikan yaitu meningkatkan kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan
intruksional yang diharapkan. Pendidikan memiliki peran yang sangat besar dalam
proses merancang, proses pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek
belajar.
Pembelajaran terdiri dari berbagai proses salah satu yang mempengaruhi
keberhasilan proses pembelajaran adalah belajar dan media pembelajaran yang dipakai
selama proses pembelajaran berjalan.2 Media adalah bagian yang tidak bisa di pisahkan
dari Proses pembelajaran agar dapat mencapai tujuan belajar yang ada di sekolah. 3Hal
ini berkaitan dengan penggunaan media yang bervariasi dalam proses pembelajaran
akan memudahkan pendidik dalam penyampaian materi pada siswa, sebagai solusi
dalam mengatasi pemasalahan komunikasi antara guru dan siswa sehingga proses
pembelajaran dapat terarah.4
Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pembelajaran. Yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset,
video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar grafik, televisi
dan komputer. Sehingga media dapat diartikan sebagai komponen
1
Nurkholis, “Pendidikan dalam Upaya Memajukan Teknologi”, Jurnal Kependidikan 1, no
1 (november 2003), 26.
Eka Puspita Dewi, Agus Suryanta, dkk, “Evektivitas Model dengan ModelInkuiri untuk
2
Menumbuhkan Keterampilan Proses Sains Pada Materi Kalor”, (Tadri, Jurnal Keguruan Dan Ilmu Tarbiyah ,
207 Urpi, Ftk UIN Raden Intan Lampung), 23 April 2018, 1.
3
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), 2.
4
Nana, Media Pengajar, (Bandung: Sinar Baru, 2011), 3.
1
1
6
sumber belajar yang mengandung materi instruksional di lingkungan peserta didik yang
dapat merangsang peserta didik untuk belajar.5
Dengan media yang inovatif, siswa dapat belajar dengan aktif dan terlibat dalam
penggunaan media yang menarik dan menantang bagi siswa untuk memecahkan suatu
masalah sesuai dengan perkembangannya. Salah satu media pembelajaran inovatif yang
penulis akan kembangkan yaitu media pembelajaran Flashcard yang dapat mendorong
siswa secara aktif, kreatif, dan meningkatkan keingintahuannya dalam kegiatan
pembelajaran serta dapat mengembangkan dayaingat, melatih kemandirian, dan
meningkatkan jumlah kosakata. Adapun keefektifan media flashcard ini yaitu bisa
memberikan kontribusi pada pengelola pendidikan untuk mempermudah proses belajar
mengajar, dan bisa menjadi tambahan referensi bagi para guru tentang pengembangan
media flashcard.
Media pembelajaran flashcard merupakan media sederhana yang dapat
dipergunakan oleh guru dalam menyampaikan isi materi pada pembelajaran PAI.
Flashcard merupakan salah satu media pembelajaran yang berbentuk grafis berupa kartu
kecil bergambar, biasanya terbuat dengan menggunakan foto, simbol, atau gambar yang
ditempel pada sisi depan dan sisi belakang terdapat keterangan berupa kata atau kalimat
dari gambar flashcard tersebut. Media flashcard mengingatkan atau mengarahkan
peserta didik kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar.6
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwasanya terdapat permasalahan
pada pembelajaran PAI yaitu rendahnya tingkat kemampuan peserta didik dalam mengingat
keterbatasannya media yang diterapkan, khususnya kelas VII Di SMP PIM Samrat Manado.
Adapun media yang digunakan dalam proses pembelajaran hanya mengandalkan buku paket
sehingga juga mengakibatkan peserta didik tidak tertarik untuk menyimak penjelasan dari
pendidik. Pendidik juga dapat dikatakan kurang kreatif dalam pemanfaatan media
pembelajaran.
5
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), 19.
6
Femmy Angreany dan Syukur Saud, Keefektifan Media Pembelajaran Flashcard Dalam
Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Bahasa Jerman Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 9 Makassar,
(Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Vol. 1 No. 2, Agustus 2017), h. 140.
7
8
9
a. Peserta didik kurang terlibat dalam proses pembelajaran PAI. Sehingga diperlukan
media yang dapat merangsang keaktifan siswa dalam belajar, salah satunya dengan
b. Pembelajaran PAI yaitu hanya dengan menggunakan metode ceramah dengan media
c. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru dan bersifat monoton serta
membosankan
d. Masih kurang menggunakan media pembelajaran yang kreatif dan menarik terutama
2. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka perlu adanya batasan masalah
yang harus peneliti tetapkan dengan tujuan agar penelitian yang peneliti lakukan ini lebih
terarah dengan baik dan tidak melebar serta mendapatkan hasil yang diharapkan, maka
peneliti perlu membatasinya.
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
b. Objek pengembangan media flashcard hanya berbatas pada siswa kelas VII Di SMP
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti akan mengkaji tentang
pengembangan media monopoli pada mata pelajaran SKI periode mekkah madinah di
1
kelas VII Mts Al-Khairaat Mapanget kota Manado. Oleh karena itu dirumuskan0
beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut ini:
1. Bagaimana model dan desain media flashcard pada mata pelajaran PAI materi
Al-Asmau-Al-husna di SMP PIM Samrat Manado?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengembangkan model dan desain media flashcard pada mata
pelajaran PAI materi Al-Asmau-Al-husna di SMP PIM Samrat Manado
2. Untuk mengetahui keefektifan dari media Flashcard dalam meningkatkan hasil
belajar siswa kelas VII di SMP PIM Samrat Manado
1
2
E. Kegunaan Penelitian
Saya berharap penelitian ini bermanfaat bukan hanya untuk diri saya sendiri
akan tetapi bermanfaat juga untuk guru di SMP PIM Samrat Manado, dengan
mengembangkan media pembelajaran di SMP khususnya kelas VII. Adapun manfaat
penelitian antara lainnya:
1. Manfaat teoritis yaitu penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
pada perkembangan pendidikan. Menjadi sumber dalam pengembangan media
pembelajaran agar lebih menarik dan diminati peserta didik, agar mereka mampu
menguasi materi yang diberikan.
2. Manfaat praktis yaitu menyumbangkan media yang telah dikembangkan oleh
peneliti sehingga mampu memberikan kontribusi pada pengelola pendidikan
sekolah menegah pertama untuk mempermudah proses belajar mengajar, dan
bisa menjadi tambahan wawasan bagi para guru tentang pengembangan media
flashcard untuk mata pelajaran.
3. Bagi peneliti, penelitian ini sebagai penambah pengetahuan dan menambah
wawasan baru dari berbagai teori maupun cara pengembangan media yang telah
dipelajari oleh peneliti.
4. Bagi siswa, penelitian ini dapat menambah pengetahuan siswa, memotivasi
dalam pembelajaran sehingga menunjang terlaksananya pembelajaran yang baik.
F. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesamaan pendapat dan kesalahan penafsiran dalam hal
definisi yang digunakan dalam penulisan judul, maka penulis memberikan pengertian
sesuai dengan penelitian ini. Sebagaimana judul yang telah dituliskan diatas yaitu
Pengembangan Media Flashcard pada Mata Pelajaran
1
3
PAI di SMP PIM Samrat Kota Manado. Penulis akan menjelaskan tentang pengertian
dari judul diatas, agar dengan mudah pembaca dapat memahami isi dari materi.
Pengembangan adalah perbuatan yang berubah sempurna baik melalui pikiran,
pengetahuan, tingkah laku dan lain sebagainya, untuk melaksanakan pengembangan
perangkat pengajar memerlukan model-model pengembangan yang sesuai dengan
sistem pendidikan.9 Dan adapun media pembelajaran adalah alat bantu untuk proses
belajar mengajar, adapun media yang digunakan adalah flashcard. yaitu sebuah
permainan yang dapat dilakukan secara berpasang atau kelompok. Kalau di lakukan
secara berpasangan maka salah satu siswa mengambil kartu dan menyebutkan Asmaul
Husna yang dia ambil kemudian siswa yang lain diminta menyebutkan arti dari Asmaul
Husna Tersebut. Jika dilakukan secara berkelompok siswa dapat memainkan tebak
Asmaul Husna, kelompok yang mengambil Kartu terlebi dahulu dapat memberikan ciri-
ciri berupa kata-kata atau gerakan kepada kelompok lain dan kelompok lain yang dapat
menebak.
9
Hafsah, Pembelajaran Fiqih, (Medan: Citapustaka Media Perintis: 2013), 34.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Media Pembelajaran
7
Arif S, Sadiman, Et. Al, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan,(Jakarta: PT Grafindo
Persada, 2008), 6.
8
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2017), 3.
9
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 121.
10
Drs Rudi Susilana M,Si, Cepi Liyana M.Pd, Media Pembalajaran, (Bandung: Bumi Rancaekek Kencana,
2009), 6.
11
Nur Fadli Utomo, Mutmainah, Indah P. Mamonto, “Pengembangan Media Puzzle pada Mata Pelajaran Fikih
Materi Sholat Fardu di MTs Al-Inayah Manado” Jurnal Ilmiah Iqra’ Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan [FTIK] IAIN
Manado Volume 16 Nomor 2 (2022) : 216
8
Istilah media bahkan sering dikaitkan atau dipergantikan dengan kata “teknologi” yang
berasal dari kata latin Tekne . Media dipahami secara garis besar
8
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam
8
9
pengertian ini, guru, buku, teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara
khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali
informasi visual dan verbal. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi
dapat menyampaikan pesan pembelajaran.12 Media pembelajaran sangat menentukan
dalam proses pembelajaran peserta didik sehingga akan mengatasi kesulitan-kesulitan di
dalam mencapai tujuan pendidikan.
Menurut Oemar Hamalik, secara umum ia mengartikan media adalah semua
bentuk perantara yang digunakan manusia untuk menyampaikan atau menyebarkan
informasi. 13Jadi, kesimpulannya media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan pendidikan dari pengirim atau guru kepada
penerima (siswa) dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta
perhatian siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar pendidikan.14 Jadi dapat
diartikan secara keseluruhan bahwa media pembelajaran adalahsegala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian peserta didik
sedemikian rupa sehingga proses belajar atau pembelajaran terjadi.
2. Klasifikasi Media Pembelajaran
Media pembelajaran memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda-beda dalam
menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Menghasilkan proes pembelajaran yang
berlangsung dengan baik tentunya seorang guru harus mengetahui sifat dan fungsi dari
masing-masing media. Oleh karena itu, pengelompokkan media pembelajaran sangat
penting untuk diketahui agar memudahkan pendidik dalam memahami sifat media dan
dalam menentukan media yang cocok untuk pembelajaran atau topik pembelajaran
tertentu.
12
Hujair Ah Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif, (Yogyakarta: Kaukaba Dipantara, 2013), 3.
13
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1989), 11
14
Muhaimin, dkk, Strategi Belajar Mengajar , (Surabaya: Citra Media, 1996), 91.
10
15
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, ( Jakarta: Raja Grafindo, 2011), 48.
11
16
Nizwardi Jalinus, Ambiyar, Media dan Sumber Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,2016),4-5.
12
fungsi kompensatoris, media pembelajaran terlihat dari hasil peneliti bahwa media
visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah
dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya
kembali.20
2. Media Flashcard
a. Pengertian Flashcard
Flashcard merupakan salah satu media pembelajaran yang berbentuk grafis berupa
kartu kecil bergambar, biasanya terbuat dengan menggunakan foto, simbol, atau gambar
yang ditempel pada sisi depan dan sisi belakang terdapat keterangan berupa kata atau
kalimat dari gambar flashcard tersebut. Media flashcard mengingatkan atau mengarahkan
peserta didik kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar.17Sejalan dengan itu, Buttner
mengemukakan, flashcard adalah media pembelajaran berupa gambar yang dilengkapi
dengan kosakata atau pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan gambar. 18 Flashcard
merupakan sebuah media pembelajaran yang menggunakan berbagai kartu sebagai alat bantu
belajar.
Adapun menurut Rudi Susilana, flashcard adalah media pembelajaran dalam bentuk
kartu bergambar yang berukuran 20 × 30 cm. Gambargambarnya dibuat menggunakan
tangan atau foto, atau memanfaatkan gambar atau foto yang sudah ada yang ditempelkan
pada lembar-lembaran flashcard. Gambar-gambar yang ada pada flashcard merupakan
rangkaian pesan yang disajikan dengan keterangan setiap gambar yang dicantumkan pada
bagian belakangnya.19 Jadi, media flashcard merupakan suatu media pembelajaran berbentuk
kartu yang dilengkapi dengan gambar pada sisi depan dan keterangan gambar pada sisi
belakang kartu. mengingatkan atau mengarahkan peserta didik kepada sesuatu yang
berhubungan dengan gambar yang ada pada kartu. Maka, dapat disimpulkan bahwa
flashcard mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a. Flashcard berupa kartu bergambar yang efektif.
b. Mempunyai dua sisi depan dan belakang.
c. Sisi depan berisi gambar atau tanda simbol.
d. Sisi belakang berisi definisi, keterangan gambar, jawaban, atau uraian.
e. Sederhana dan mudah membuatnya.
Media flashcard adalah kartu bergambar yang dapat mengarahkan peserta didik
kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar yang ada pada kartu tersebut. flashcard
merupakan media praktis dan aplikatif yang menyajikan pesan singkat berupa materi sesuai
kebutuhan si pemakai.Macammacam flashcard misalnya: flashcard membaca, flashcard
17
Femmy Angreany dan Syukur Saud, Keefektifan Media Pembelajaran Flashcard______,
h. 140.
18
2 Amy Buttner, Aktivitas Permainan Dan Strategi Penilaian Untuk Kelas Bahasa Asing, (Jakarta:
PT Indeks, 2013), h. 1.
19
Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h. 94.
13
berhitung, flashcard binatang, dan lain-lain.20
Adapun karakterikstik media flashcard yang efektif menurut Indriana dalam Rahel
yaitu, memuat tampilan huruf dalam ukuran cukup besar dan berwarna mencolok dengan
latar polos, kontras dibandingkan warna huruf.21
Flashcard memuat gambar dengan adanya keterangan yang tampilan teksnya berwarna pada
latar belakang kartu untuk memudahkan siswa dalam mengingat sesuatu dan dalam
pembuatan medianya sangat mudah dan sederhana.
20
Rudi Susilana dan CepiRiyana, Media Pembelajaran_______, h. 95
21
Rahel Ika Primadini Maryanto dan Imanuel Adhitya Wulanata Chrismastianto, Penggunaan Media
Flashcard Untuk Meningkatkan Pengenalan Bentuk Huruf Siswa Kelas I Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia di Sekolah ABC Manado, PEDAGOGIA: Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol 16 No 3, 2018, h. 307
14
20
Cecep Kustandi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2013), 19
21
Husna, 100+ Permainan Kreatif Khusus Asah otak kiri anak, (Jogjakarta: Flash Book
2011), 144.
16
22
Arief S. Sadiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipto, 2011),
78.
23
Nur azizah, Media Monopoli Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN Sidoarjo,
(Jurnal Nasional Vol.2 No. 34, 2012).
17
24
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), edisi ke III
18
25
Dudung Abdurahman, Metodologi Penelitian Sejarah, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media,
2007), 14.
26
Departemen Agama Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Rekontruksi
Sejarah Pendidikan Islam di Indonesa,(Jakarta, 2005), 1.
27
Iman Bernadib, Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta: FIP IKIP, 1987), 24.
28
Tim Penyusun Studi Isam IAIN Sunan Ampel Surabaya, Penagantar Studi Isam,
(Surabaya: Sunan Ampel Press, 2010), 9.
29
Jurnal Pendidikan Guru Vol. 2, No 2 Januari-Juni 2021. Proses Pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islamdi Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadiin Mendhara
16
a. Periode Mekkah
1) Dakwah secara rahasia
Nabi Muhammad Saw, mulai mengajak manusia untuk menyembah Allah
Swt semata dan menyuruh meninggalkan berhala. Akan tetapi dakwah tersebut
dilakukan secara rahasia guna menghindari tindakan buruk orang-orang Quraisy
yang fanatik dengan keyakinannya. Nabi Muhammad Saw belum melakukan
dakwah di majelis-majelis umum orang Quraisy, dan tidak melakukan dakwah
kecuali pada orang terdekatnya. Orang-orang yang pertama masuk islam adalah
Khadijah binti Khuwalid dan Ali bin Abi Thalib, Zaib bin Haritza mantan budak
Rasulullah Saw dan Abu Bakar bin Abi Qufahah, Utsaman bin Affan, Zubair bin
Awwam, Abdurahman bin Auf, dan Sa’ad bin Abi Waqqash. 32 Mereka-mereka
30
Hujair AH. Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Safiria Insani Press,
2003), 4.
31
Taufiqurrahman, Sejarah Sosial Politik Masyarakat Islam: Daras Sejarah Peradaban
Islam, (Surabaya: Pustaka Islamika, 2003), 1.
32
Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Butly, Sirah Nabawiyah, 37.
16
inilah yang bertemu dengan Nabi Muhammad secara rahasia, apabila salah seorang
diantara mereka ingin melakukan salah satu ibadah, mereka pergi ke
17
Q. S. Asy-Syuara:214-215
ن ِ ُ م ْؤ
ِ َ َ َ َ ك َر َ ۙ ْ خ ْ ض َ اَو ْن ِذ ْر
م َن ِمنِ ْي
ع ر ا َْْل ْق ِب ن َوا ِف َجَنا َح ك اتَّبََع َ ك
َن ا ْل ِل َم , ْي ِش َت
ْي
18
33
Ali Masrur Abdul Ghaffar, http://sejarah.kompasiana.com/2012/07/04/perjuangan-
nabi-muhammad-saw,-di-mekkah-dan-madinah-sebuah-kajian-sirah-nabawiyyah/diakses/tgl/22-
10-2012.
34
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, 256.
35
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya,267.
18
Q.S. Al-Hijr: 89
36
Kementrian Agama R, Al-Qur’an dan Terjemahannya,376.
37
Kementran Agama RI, Al-Qr’an dan Terjemahannya, 266.
38
Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: Karya Toha Putr, 1994), 34-35.
39
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Grafindo Persada,2000), 10-11.
18
dibawakannya. Setibanya di Thaif, beliau menuju tempat para pemuka bani Tsaqif,
sebagai orang-orang yang berkuasa didaerah tersebut. Beliau berbicara tentang
19
islam dan mengajak mereka untuk beriman kepada Allah Swt. Tetapi ajakan
beliau di tolak mentah-mentah dan di jawab secara kasar. Kemudian Rasulullah
Saw beranjak dan meninggalkan mereka, seraya berharap mereka
menyembnyikan berita kedatangan Nabi Muhammad Saw dari kaum Quraisy,
tetapi mereka menolaknya. Bani Tsaqif justru mengarahkan penjahat dan budak
untuk mencera dan melemparinya dengan batu, sehingga menyebabkan cidera
keda kaki Rasulullah Saw, Zaid bin Haritsah berusaha melindungi Nabi dari
serangan, akan tetapi beliau kewalahan dan akhirnya ia sendiri mengalami cidera
pada kepalanya.40
5) Permulaan kaum Anshar menganut Islam
40
M. Harun Ide, Shobron Jamil Pkl, dkk, Sejarah Tasyri’ Islam: Periodesasi Legislai Islam
dalam Bingkai Sejarah, (ttp:FPII, 2010), 20-21.
20
kepada mereka. Mush’ab bin Umair adalah salah seorang sahabat muda Nabi Saw
yang masuk sebelum hjrah. Ia adalah seorang pria tampan dan pintar, penuh
dedikasi dan dermawan. Ia pernah mengikuti dalam perang badar bersama
Rasulullah Saw dan perang uhud, dan pada akhirnya ia terbunuh sebagai syahid .
Mush’ab bin Umair adalah orang pertama melakukan shalat Jum’at di Madinah.41
b. Periode Madinah
1) Nabi Saw, mengijinkan para sahabatnya berhijrah ke Madinah
Ibnu Sa’d di dalam kitabnya ath-Thabaqat menyebutkan riwayat dari
Aisyah ra. Ketika jumlah pengikutnya mencapai tujuh puluh orang. Rasulllah Saw
merasa senang, karena Allah Swt telah membuatnya suatu “benteng
pertahanan”dari suatu kaum yang memiliki keahlian dalam peperangan,
persenjataan, dan pembelaan. Tapi permusuhan dan penyiksaanyang sebelumnya
tidak pernah mereka alami, sehingga para sahabat mengadu kepada Rasulullah
Saw dan permintaan ini dijawab oleh Rasulullah Saw : “Sesungguhnya aku pun
telah diberitahkan bahwa tempat hijrah kalian adalah Yatsrib . Barang siapa yang
hendak keluar, maka hendaklah ia keluar ke Yatsrib”.42
Maka para sahabat pn bersiap-siap, mengemas semua keperluan perjalanan
kemudian berangkatlah ke Madinah secara sembunyi-sembunyi. Sahabat yang
pertama kali sampai di Madinah ialah Abu Salmah bin Abdul-Asad kemudian
Amir bin Rab’ah bersama istrinya. Laila binti Abi Hasymah, dialah wanita yang
pertama kali datang ke Madinah. Setelah itu para sahabat Rasulullah Saw datang
secara bergelombang. Mereka turun di rumah-rumah kaum Anshar mendapatkan
tempat perlindungan.
2) Hijrah Rasulullah Saw
Dalam beberapa riwayat yang shahih disebutkan bahwa setelah Abu Bakar
ra melihat kaum muslim yang berangkat ke Madinah, ia datang kepada Rasulllah
Saw meminta izin untuk berhijrah. Tetapi dijawab oleh Rasulullah Saw, “Jangan
tergesa-gesa aku ingin memperoleh izin dulu dari Allah Swt”. Abu Bakar
bertanya,
42
Taqi Filsafat, Warna Warni Kehidupan Remaja dalam Islam , (Bogor: Cahaya, 2003),
14.
20
“Apakah engkau juga menginginkannya?” jawab Nabi Saw, “Ya” kemudian Abu
Bakar Ra, menangguhkan keberangkatannya untuk menemani Rasulullah Saw, iya
21
lalu membeli dua ekor unta dan dipeliharanya selama empat bulan.43 Selama masa
tersebut Quraisy mengetahui bahwa Rasulullah Saw, telah memiliki pendukung
dan sahabat dari luar Mekkah. Mereka khawatir jangan-jangan Rasulullah Saw
keluar dari Mekkah kemudian menghimpuni kekuatan di sana dan menyerang
mereka. Maka diadakan pertemuan di Darun-Nadwah (rumah Qushayyi nin Qilab,
tempat kaum Quraisy memutuskan segala perkara) untuk membahas apa yang
harus dilakukan terhadap Rasulullah Saw. Akhirnya diperoleh kata sepakat untuk
mengambil seorang pemuda yang kuat dan perkasa dari setiap kabilah Quraisy.
Kepada masing-masing pemuda itu diberikan sebilah pedang yang ampuh
kemudian secara bersama-sama mereka serentak membunuhnya, agar Bani Manaf
tidak berani melancarkan serangan terhadap semua orang Quraisy. Arti harfiah
44
Quraisy adalah “ikan hiu”. Setelah ditentukan hari pelaksanaannya . Jibril as
datang kepada Rasulullah Saw memerintahkan berhijrah dan melarangnya tidur
ditempat tidurnya pada malam itu. Kemudian Rasulullah Saw menemani Ali bin
Abi Thalib dan memerintahkan untuk menundah keberangkatannya hingga selesai
mengembalikan barang-barang titipan setiap orang di Mekkah yang merasa
khawatir terhadap barang miliknya yang berharga , mereka selalu menitipkannya
kepada Rasulullah Saw karena mereka mengetahui kejujuran dan kesetiaan beliau
di dalam menjaga barang amanat.
Rencana keji orang kafir Quraisy diketahui oleh Nabi Muhammad Saw,
melalui firman Allah Swt yang diturunkan kepada malaikat Jibril as. Nabi
Muhammad Saw memilih saudaranya Ali bin Abi Thalib untuk menggantikan
tidur diatas dipan dengan mempertaruhkan hidupnya demi keselamatan Nabi Saw,
beiau pun berhijrah dari Mekkah ke Madinah dalam keadaan kegelapan malam.
Kaum kafir Quraisy telah berkumpul mengelilingi rumah Nabi Saw dengan
maksud ingin membunhnya. Betapa terkejutnya mereka ketika mendapati Ali bin
Abi Thalib diatas dipan Nabi Saw begitu mereka mengetahui hal tersebut, mereka
memutuskan untuk mengejar Nabi Saw, akan tetapi pengejaran tersebut gagal,
sehingga mereka harus pulang dengan tangan hampa.
43
Muhammad Julkarnain, La Ode Ismail Ahmad, Perjuangan Nabi Muhammad Periode
Mekkah dan Madinah, (Jurnal Diskursus Islam Volume 7 Nomor 1, April 2019).
44
H. Fuad Hashem, Sirah Muhammad Rasulullah Satu Penafsiran Baru, (Bandung:
Mizan,1995), 44.
22
Malaikat jibril turun dari langit dengan membaca ayat suci al-Qur’an
sebagai berikut: “Dan diantara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya
untuk mencari keridhan Allah Swt” (al-Baqarah:207). Maksud ayat diatas adalah
seseorang yang berani mengorbankan dirinya untuk menyenangkan Allah yang
maha mulia, ayat ini memuji periaku Ali dan pengorbanannya.45 Setelah Nabi Saw
menempuh perjalanan yang melelahkan, Nabi Saw tiba di Quba sebuah tempat
dekat dengan kota Madinah. Penduduk Madinah menyambut kedatangan Nabi
Saw suka cita. Nabi Saw membangun sebuah masjid Quba sebagai tempat shalat
dan menyusun tugas-tugas dakwah.
Pembangunan masjid Quba berjalan dengan lancar, Nabi Saw pun turut
mengulurkan tangan dalam menyelesaikan pembangunan. Sesudah masjid itu
rampung, Nabi Saw shalat jum’at dan bertindak selaku khatib . Jum’at yang baru
pertamakali dilaksanakan dan diisi dengan ceramah singkat. Rasulullah Saw
melakkan hal tersebut, menantikan kedatangan Ali beserta perempuan dari
keterunan Bani Hasyim, sehingga dapat memasuki kota Madinah secara
bersamaan. Rasulullah Saw, Ali bin Abi Thalib dan para perempuan memasuki
kota Madinah dengan sambutan hangat penduduk kota yang menantikan
kedatangan mereka. Setiap penduduk berlomba meminta Rasulullah Saw untuk
berdatangan ke rumah mereka. Tapi Rasulllah Saw berkata, “Berilah jalan pada
untaku ini, aku akan menjadi tamu orang yang di depan pintunya unta ini
berhenti”.
3). Piagam Madinah
Sebelum lahirnya piagam Madinah hak kemanusiaan tergantung pada adat
istadat atau bisa disebut hukum adat yang terdapat pada setiap suku . Perang
antara kabilah adalah fenomena biasa dikalangan masyarakat arab. Jaminan
keamanan individu tergantung pada kekuasaan pemimpin kabilah masing-masing,
pemimpin kaum juga segala undang-undang, adat dan keadilan sosial. Dalam
piagam Madinah tersebut ditemukan kaidah-kaidah umum yang mampu
45
Kamal as-Sayyid, 14 Sahabat Nabi dan Keluarganya , (Jakarta: Pustaka Zahra,2003),
40.
23
46
Ahmad Sukardja, Piagam Madinah dan Undang-undang Dasar 1945: Kajian
Perbandingan Tentang Dasar Hidup Bersama Dalam Masyarakat Yang Majemuk, (Jakarta: UI
Press, 1995), 78.
47
Baqir Shadir, Suksesi Kepemimpinan Pasca Nabi, (Bangil: Yayasan Islam Al-Baqir,
1996),13.
23
48
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2012), 407
49
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006), 164
50
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, (Jakarta:
Kencana,2012), 215
25
26
Potensi dan
Masalah
Pengumpulan Studi
Informasi
Literatur
Desain
Produk
51
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabet,2015), 409.
26
pengembangan R&D dengan prosedur dan tahapan yang akan menjadi petunjuk
peneliti dalam pengembangan produk media monopoli. Prosedur dan tahapan
27
tersebut akan peneliti korelasikan dan sinkronkan dengan kegiatan peneliti dan
pengembangan sebagai berikut:
2. Studi literatur
3. Pengumpulan informasi
jurnal dan internet. Adapun pemilihan bahan yang digunakan dalam pengembangan
media ini disesuaikan dengan kemampuan siswa pada tingkat MTs kelas VII.
4. Desain produk
Pada tahap ini peneliti menyiapkan bahan dan alat untuk membuat produk
berupa media monopoli, produk ini berbentuk benda mati yang terbuat dari bahan
dasarnya kardus dan dilapisi kertas karton, dan dibuatlah kotak-kotak kecilnya
terbuat dari kertas origami yang warna warni agar bisa menimbulkan semangat
belajar siswa supaya mereka juga tertarik dengan media monopoli, selanjutnya
angka-angka dalam media itu ditulis dengan spidol hitam permanen lalu adajuga
gambarnya yang diprint diambil dari google setelah itu dibungkus dengan plastik
besar agar bisa awet tidak mudah kusut ataupun basah. Ditahap ini produk yang
dihasilkan dalam bentuk monopoli dengan desain awal berdasarkan desain peneliti
sendiri. Akan tetapi, komponennya sudah disusun secara sempurna, dari sinilah
nantinya produk yang dihasilkan bisa dirubah, ditambah dan diganti sesuai dengan
validasi para ahli/validator.
5. Validasi desain
Media monopoli terbuat dari kardus, kertas, gunting, lem, plastik, dan
spdol, Pada tahap ini setelah desain produk selesai maka produk tersebut akan
divalidasi oleh beberapa ahli yang ditentukan oleh peneliti. Validasi desain ini
akan menentukan apakah produk yang dibuat tersebut layak atau tidak untuk
digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam masalah ini validasi
digunakan untuk menilai apakah produk pengembangan media pembelajaran
monopoli ini layak digunakan. Adapun para ahli mengemukakan penilaian
terhadap produk media monopoli sebagai berikut:
a. Validasi Media
Validasi media akan dilakukan oleh ahli yang mempunyai bidangnya, ahli media
memberikan saran kepada produk yang telah dibuat agar bisa digunakan sebagai
media pembelajaran.
29
b. Validasi Materi
Validasi materi akan dilakukan oleh ahli dalam bidang materi guna untuk menilai
apakah sudah sesuai atau tidak materi yang terdapat dalam produk media
monopoli.
c. Validasi Guru
Yaitu dilakukan oleh pendidik atau guru pada produk pengembangan media
monopoli agar supaya bisa dinilai apakah layak untuk digunakan dalam proses
pembelajaran. Guru juga bisa memberikan saran kepada produk yang dibuat oleh
peneliti agar produk dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
Revisi
Pad desain uji coba produk setelah divalidasi oleh ahli media dan ahli
materi, data angket dikumpulkan dan dianalisis sebagai dasar revisi, selanjutnya
melakukan uji coba lapangan kepada siswa dalam satu kelas diMTs Al-Khairaat
Mapanget dengan jumlah responden yaitu 20 orang siswa. Responden pada tahap
ini diharapkan memberikan tanggapan terhadap media monopoli periode mekkah
madinah, adapun langkah yang dilakukan peneliti saat uji coba lapangan ini yaitu
menerangkan cara menggunakan media pembelajaran monopoli, setelah
30
52
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta 2009),
142.
31
2. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis. Metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan data dengan mencatat
data-data yang sudah ada. Teknik pengumpulan dengan dokumentasi ialah
pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Dokumentasi
digunakan untuk memperoleh keterangan berupa catatan pentng atau dokumen
penting yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti dari lembaga
yang berperan dalam masalah tersebut. Metode ini digunakan untuk memperoleh
daftar nama siswa, profil sekolah dan dokumentasi yang dilakukan pada saat
penelitian berupa pengambilan gambar, RPP, silabus atau buku panduan fikih.
data selanjutnya. Hasil analisis data digunakan sebagai dasar untuk merevisi
produk yang dikembangkan, sebelum instrumen diberikan kepada ahli media, ahli
materi, guru mata pelajaran dan siswa yang diteliti. Terlebih dahulu divalidasi
oleh pakar dan dikatakan valid dengan menggunakan lembar validasi angket.
Teknik yang digunakan dalam skala pengukuran adalah skala likert, skala
likert ini adalah skala pengukuran oleh likert. Skala likert memiliki empat atau
lebih butir-butir pertanyaan yang dikombinasikan sehingga membentuk sebuah
skor/nlilai yang mempresentasekan sifat individu, dalam pengetahuan, sikap dan
perilaku. Dalam proses analisis data komposit skor biasanya jumlah atau rataan,
dari semua butir pertanyaan dapat digunakan. Penggunaan jumlah dari semua
butir pertanyaan valid karena setiap butir pertanyaan adalah indikator dari variabel
yang dipresentasekan.
Skala pengukuran adalah skala likert dengan menggunakan beberapa butir
pertanyaan untuk mengukur dan merespon lima titik pilihan pada setiap butir
pertanyaan yaitu: sangat baik, baik, cukup, dan kurang.53
Teknik yang digunakan untuk memberikan kriteria penilaian yaitu sebagai berikut:
1. Sangat baik =4
2. Baik =3
3. Cukup =2
4. Kurang =1
Tabel 3. 5 Aturan Pemberian Skor
No Keterangan Skor
53
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, “Skala Pengukuran dan
Jumlah Respon Skala Likert” Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan, no 2 (Desember 2013), 130.
33
34
Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data kuantitatif hasil
validasi dengan teknik perhitungan nilai rata-rata, fungsi perhitungan untuk
mengetahui peringkat nilai akhir untuk untuk butir yang bersangkutan, rumus
perhitungan sebagai berikut:
P = 𝑥𝑖 100%
𝑥
Keterangan:
P : Presentase Kelayakan
54
Suharsimi Arikunto, Prosedur Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta
2013), 35.
34
jika dalam kriteria tidak valid maka dilakukan revisi sampai mencapai kevalidan/
kriteria valid.
36
No Pernyataan X
1. Kejelasan judul lembar angket 4
2. Kejelasan butir pernyataan 3
3. Kejelasan petunjuk pengisian angket 4
4. Ketetapan pernyataan dengan jawaban yang diharapkan 3
Jumlah 32
Rata-rata 80
Kategori Valid
Berdasarkan tabel 3.7 tentang uji validasi instrumen angket oleh validator
yang terdapat 10 aspek sebagai berikut: kejelasan, ketetapan isi, relevansi,
kevalidasian isi, tidak ada bias, dan ketetapan bahasa. Adapun aspek kejelasan
yang beriskan tentang antara lain: kejelasan judul lembar, kejelasan butir
pernyataan, kejelasan petunjuk pengisian angket. Selanjutnya ketetapan
pertanyaan dengan jawaban yang diharapka. pernyataan sesuai dengan aspek yang
di capai. Pernyataan mengungkapkan informasi yang benar. Pernyataan berisi
satu gagasan yang tepat. Aspek ketetapan bahasa yaitu: bahasa yang digunakan
mudah dipahami, bahasa yang digunakan efektif, penulisan sesuai dengan EYD.
Secara keseluruhan validator memberi skor sebesar 32 dengan nilai presentase
80% dan dikategorkan valid dan dapat digunakan untuk penilaian produk.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Media Pembelajaran Monopoli
Hasil produk pengembangan yang dikembangkan yaitu media monopoli
yang berbentuk papan segi empat dan didalam nya terdapat kotak-kotak berisikan
materi dan pertanyaan serta jawaban tentang pembelajaran SKI materi periode
mekkah madinah. Media pembelajaran monopoli ini dikembangkan agar bisa
mengetahui tanggapan dari peserta didik terhadap media monopoli itu sendiri, dan
membuat system pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan dalam proses
belajar mengajar dikelas VIIA MTs Al-Khairaat Mapanget Kota Manado.
2. Tampilan dan Desain Media
a. Monopoli
Monopoli ini adalah permainan yang terbuat dari kardus yang berukuran
60x60 cm dan dibungkus dengan kertas karton yang dasarnya bagian depan warna
hitam dan belakangnya waran merah muda, serta didalamnya terdapat kotak-kotak
yang terbuat dari kertas origami dan bertuliskan angka-angka sesuai dengan yang
akan dijalani oleh dadu, ada juga batu dadu serta orang-orangan untuk dimainkan
dan ada pula kotak pertanyaan yang berisikan tentang materi periode mekka
madinah serta jawabannya ada dikotak jawaban, dan media monopoli ini
dibungkus dengan plastik yang tebal dan besar agar tidak mudah lecet dan basah
serta kotor. Sehingga bisa digunakan oleh siswa dalam keadaan bersih, aman dan
nyaman.
36
37
3. Hasil pengembangan
Penelitian pengembangan media monopoli dikelas VII MTs Al-
Khairaat Mapanget ini menggunakan model pengembangan sugiono level
1.
38
No Keterangan Skor
1. Sangat tidak tepat, tidak sesuai, tidak jelas,tidak menarik, dan tidak 1
mudah
2. Kurang tepat, kurang sesuai, kurang jelas, kurang menarik dan kurang 2
Mudah
3. Cukup tepat, cukup sesuai, cukup jelas, cukup menarik, cukup mudah 3
4. Tepat, sesuai, jelas, menarik dan mudah 4
5. Sangat tepat, sangat sesuai, sangat jelas, sangat menarik, sangat 5
mudah.
Berikut adalah penyajian data dari ahli materi, ahli media, pendidik (Guru)
dan siswa kelas VII MTs Al-Khairaat Mapanget sebagai pengguna media
pembelajaran monopoli yang dkembangkan oleh peneliti.
40
produk. Dengan skor maksimal 4 dan minimal 1. Adapun hasil dari data
validasi media pembelajaran yaitu sebagai berikut:
yaitu untuk memperbaiki buku panduan penggunaan media monopoli ini, agar lebih
sempurna dan bisa awet.
A. Uji Coba Pemakaian
1) . Uji coba pemakaian pada siswa
Pada uji coba pemakaian produk, penulis menerapkan secara
langsung penggunaan produk monopoli ini pada siswa kelas VII MTs Al-
Khairaat Mapanget Kota Manado, dengan cara melakukan proses
pembeajaran dengan menggunakan media pembelajaran monopoli
secara tatap muka. Setelah penerapan produk , penulis meminta
tanggapan siswa terhadap media pembelajaran ini yaitu mereka senang
dengan adanya media pembelajaran baru yang mereka kenali dan bsa
menghilangkan kejenuhan mereka di kelas di karenakan metode
pembelajaran yang begitu-begitu saja. Siswa juga merasa di beri suport
dalam metode pembelajaran menggunakan media monopoli ini karena bisa
mendapat Reward (hadia) dari guru, serta melatih kekompakan dan
ketelitian atau ke fokusan siswa dan penilaian siswa terhadap media
monopoli, dan dilihat dari angket yang telah dibagikan ke peserta didik.
Adapun hasil penilaian siswa terhadap angket sebagai berikut:
Tabel 4.4 Skor Penilaian Uji Pemakaian
Pada uji coba produk diberikan kepada guru SKI kelas VII MTs
Al- Khairaat Mapanget adalah Riyanti Padu S.Pd.I data hasil penilaian
terhadap produk yang dikembangkan adalah sebagai berikut:
No Pertanyaan X
1. Media monopoli mudah disimpan 5
2. Media monopoli mudah digunakan 4
3. Tingkat keawetan media monopoli 4
4. Kesederhanaan tampilan monopoli 5
44
55
Hujair Ah Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif, (Yogyakart: Kaukaba
Dipantara, 2013), 3.
56
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: Citra Aditiya Bakti, 1998), 23.
46
57
Perbandingan hasil belajar dan motivasi siswa SMA yang menggunakan media
permainan kartu domino dan media monopoli . 2014
46
58
Rina Izlatul dan Suci Rohayati, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Asobe
Flash CS6 pada Materi Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang Kelas X-AK SMK Muhammadiyah 1
Taman” , 1.
48
berjumlah 20 orang peserta didik dan yang didapatkan penilaian produk rata-rata
86,7% dengan kategori sangat valid/layak. Adapun respon pendidik dalam media
pembelajaran ini yaitu dengan nilai presentase 88,33% dengan kategori sangat
valid, menurut siswa dan guru bahwasanya media pembelajaran ini sangat
menarik dan mudah dipahami dalam proses belajar mengajar.
Kelayakan media monopoli ini didukung karena adanya indikator materi
periode mekkah madinah, yaitu mempelajari tentang sejarah masuknya islam dan
perjuangan-perjuangannya baginda Muhammad SAW, serta sahabat-sahabat
beliau yang telah memperjuangkan islam hingga islam ada sampai saat ini. Dilihat
dari respon peserta didik sebagai objek untuk uji coba mereka tertarik dengan
media yang dibuat karena tampilan dan warna yang menarik. Perhatian mereka,
serta mereka bisa belajar sambil bermain dengan teman kelompoknya melawan
kelompok yang lain.
Berdasarkan nilai presentase yang diperoleh dari validasi ahli media, ahli
materi, respon pendidik, dan peserta didik kelas VII MTs Al-Khairaat Mapanget
selaku pemakai media pembelajaran monopoli, hasil pengembangan dinyatakan
layak dan dapat digunakan sebagai media pembelajaran baik mandiri maupun
kelompok.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan adanya uraian hasil penelitian bisa dikemukakan kesimpulan yang
berkaitan dengan pengembangan media pembelajaran monopoli materi periode
mekkah madinah. Adapun kesimpulan yang berkaitan dengan pengembangan
media tersebut:
1. Pengembangan media monopoli pada mata pelajaran SKI materi periode
mekkah madinah di MTs Al-Khairaat Mapanget dilakukan dengan model
pengembangan sugiono level 1 dengan tahapan potensi dan masalah, studi
literatur, pengumpulan informasi, desain produk, validasi desain, dan
desain teruji.
2. Hasil uji coba pengembangan media monopoli ini memiliki kelayakan,
kevalidan yang cukup baik dari ahli media, ahli materi, angket, respon
guru dan siswa kelas VII MTs Al-Khairaat Mapanget. Adapun hasil uji
coba pengembangan media pembeljaran monopoli tersebut.
A. Penilaian dari ahli materi mendapat nilai presentase 86,25% dengan
kategori sangat valid.
B. Penilaian dari ahli media mendapat nilai presentase 87% dengan
kategori sangat valid.
C. Penilaian dari guru mendapat nilai presentase 88,33% dan dari siswa
mendapat nilai rata-rata 86,7% dari 20 orang siswa dan dikategori sangat
valid.
B. Saran
Berdasarkan hasil dari pengembangan media pembelajaran monopoli
diharapkan bisa menunjang dalam hal pembelajaran SKI dikelas VII
MTs/SMP. Dan adapun saran-saran dari peneliti pengembangan media
pembelajaran monopoli ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk siswa, yaitu dengan adanya media monopoli ini supaya semangat
belajar lebih tinggi, dan lebih antusias dalam pembelajaran serta mempunyai
ketertarikan dengan menggunakan media pembelajaran monopoli .
49
50
51
Mulyani Sumantri dan Nana Syaohdi, 2017, Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Universitas
Terbuka.
Muhaimin, dkk,1996, Strategi Belajar Mengajar . Surabaya: Citra Media.
Nizwardi Jalinus,Ambiyar, 2016, Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Perbandingan hasil belajar dan motivasi siswa SMA yang menggunakan media permainan kartu
domino dan media monopoli .
Rudi Susilana M,Si, Cepi Liyana M.Pd, Drs, 2009, Media Pembalajaran. Bandung: Bumi
Rancaekek Kencana.
Rusman,2015, Pembelajaran Tematik Terpadu Teori, Praktik, dan penilaian. Jakarta:PT Raja
Grafindo Persada
Romi Satria Wahono. Aspek dan Kriteria penilaian media pembelajaran,2006.
52
53
LAMPIRAN-LAMPIRAN
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
No Nama Siswa
1. Atika Marjan
2. Aisya
3. Aiyssa Zilvanna Saifudin
4. Ajeng Julia Putri
5. Caramel
6. Deho Revaldi
7. Feliyanti Ibrahim
8. Hapsa Bina
9. Raisya A. Ali
10. Marhamatunnisa Rahman
11. Muhammad Rivaldo Abdul
12. Muhammad Andika Saputra
13. Nazira Ramadhani Hinur
14. Nur Qolbi
15. Rahmat Aljufri
16. Roza Ramadhani
17. Rasya Riatama Putra
18. Safari Zharawani Poka
19. Viona Mamentu
20. Zulfikar Gagu
69
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nur Qolbi 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 49 89,09
Atika Marjan 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 54 98,18
Roza Ramadhani 5 4 4 5 5 4 4 5 5 3 4 48 87,27
Feliyanti Ibrahim 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 48 87,27
DOKUMENTASI
IDENTITAS PENULIS
Nomor HP : 0878-6615-2175
E-mail : bella.kolopita@iain-manado.ac.id
Riwayat pendidikan :
SD : SDN Dayow