Oleh:
Disyeu Intan Rahmadiyanti
NIM. 235072038
B. Analisis Situasi
Situasi yang terjadi pada perancangan pembelajaran belum adanya
pengetahuan terkait karakteristik siswa. Evaluasi yang saya lakukan adalah
melakukan observasi dulu untuk mengamati bagaimana kebiasaan siswa, hal apa
yang mereka sukai, bagaimana respon siswa terhadap tindakan yang dilakukan guru
sebelumnya sehingga dapat membantu saya untuk menyusun instrumen
pembelajaran selanjutnya dengan lebih tepat..
Kontribusi untuk mengatasi kasus di atas, saya mencoba meningkatkan
literasi untuk siswa dengan media pembelajaran yang menarik menimbulkan
keingintahuan dalam belajar, contohnya adalah diawal pembelajaran saya
menampilkan video pembelajaran untuk memotivasi belajar siswa seperti Youtube.
Kemudian saya juga mengaitkan proses pembelajaran dan materi pelajaran dengan
Aplikasi ”Liveworksheets” yang disukai siswa dan terintegrasi dengan teknologi
digital seperti Canva dan Videoshow.
Sedangkan unsur yang terlibat dala, penyusunan instrumen pembejaran
diantaranya adalah saya sendiri sebagai guru yang merancang dan melaksanakan
pembelajaran, rekan sejawat dan siswa yang sudah memahami tata cara pembuatan
media pembelajaran, yang membantu melakukan observasi dan evaluasi serta
membantu dalam merancang perbaikan dalam pembelajaran, dan siswa yang
menjadi target sasaran observasi.
Bebagai kendala yang dihadapi dalam penyusunan instrumen ialah yang
pertama siswa mudah bosan dengan media pembelajaran yang diberikan sehingga
saya harus mampu memberikan pembelajaran yang, yang kedua saat
mengimplementasikan pembelajaran berbasis TPACK siswa sering mengeluhkan
tidak ada paket data dan yang ketiga ialah saat merefleksi pada bagian penutup
siswa tidak sunggung-sungguh dalam menjawab soal refleksi sehingga guru
terhambat melakukan evaluasi karena hasilnya tidak sesuai tidak relevan dengan
situasi yang terjadi di dalam kelas..
C. Alternatif Solusi
Langkah nyata yang dilakukan mengahadapi tantangan ini yaitu menyusun
RPP dengan menerapkan model pembelajaran yang lebih tepat sesuai dengan materi
pelajaran dan karakteristik siswa adapun model pembelajaran yang saya gunakan
yaitu model Problem Based Learning (PBL) dengan metode diskusi, ceramah
penugasan dan presentasi. yang proses pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Model PBL ini menekankan pada proses pembelajaran jangka lama, dimana siswa
akan terlibat langsung dengan kehidupan sehari-hari serta mereka belajar
memahami dan menyelesaikan persoalan tersebut. Mengimplementasikan model
pembelajaran ini juga dipadukan dengan penggunaan berbagai media pembelajaran
yang menarik, yang berhubungan dengan kehidupan nyata dan kebiasaannya,
contohnya dalam pemberian apersepsi, saya menampilkan video pembalajaran
berbasis youtube yang sering digunakan siswa dan mengaitkannya dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Contoh video:
Media lain yang saya gunakan adalah berupa (LKPD) yang dibuat secara
konvensional ataupun digital (e-LKPD) berbasis ”Liveworksheets” untuk
meningkatkan minat dan kreativitas siswa karena memiliki tampilan yang menarik
dan kerjakan dengan diperangkatnya sendiri, media yang platform ini bisa
digunakan untuk berpresentasi dan penguatan materi pada siswa dan LKPD, bisa
diakses dan dikerjakan secara lansung melalui aplikasi, atau dicetak dan dikerjakan
secara tertulis. Contoh LKPD:
https://drive.google.com/file/d/1_-
FKUTl1RBeXT1Zcrsgu9Cu2D9DclEt_/view?usp=sharing
Kemudian sayapun menyediakan bahan ajar yang bisa diunduh oleh siswa sebagai
bahan literasi. Link di bawah ini:
https://drive.google.com/file/d/15AVcPTJaaxoeSt5D66Y_MFUD5QagZXNr/vie
w?usp=sharing
D. Evaluasi
Dampak dari langkah nyata yang telah dilakukan adalah, pertama jumlah
kehadiran siswa di sekolah untuk mengikuti prosses pembelajaran meningkat
signifikan, kedua pembelajaran di kelas menjadi terstruktur, hal ini dikarenakan
penerapan model problem based learning (PBL) mudah dipahami, terutama setelah
beberapa kali pertemuan siswa bisa menyesuaikan dengan cepat dan
mengkondisikan kelompoknya dalam berdiskusi. Ketiga minat dan partisipasi siswa
meningkat, hal ini dapat dirasakan setelah menggunakan media interaktif dan dekat
dengan kehidupan siswa, mereka tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
Peningkatan yang paling menonjol dari berbagai media video pembelajaran
berbasis youtube dan e-LKPD berbasis ”Liveworksheets”, terlihat antusias
menjawab pertanyaan yang ditampilkan bahkan hampir seluruhnya unjuk tangan.
Kemudian saya bisa menyisipkannya ke perangkat siswa, sehingga bisa
memanfaatkan gadget untuk proses pembelajaran seperti mengakses bacaan dan
video pembelajaran melalui barcode, mengakses LKPD daring, sehingga
penggunaan gadget bisa lebih bermanfaat di kelas.
LAPORAN STUDI KASUS