Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN STUDI KASUS

RENDAHNYA MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DAN KURANGNYA


PENGINTEGRASIAN TEKNLOGI DALAM PEMBELAJARAN

OLEH :

NAMA : MULYA RAHMAWATI

NIM : 22050210009

PPG PRAJABATAN

PENDIDIKAN FISIKA

RUMPUN MIPA

UNIVERSITAS HAMZANWADI
a) Deskripsi Studi Kasus
Berdasarkan pengalaman yang pernah saya alami dan situasi di beberapa sekolah
tempat melaksanakan PPL, kasus kasus yang pernah saya temuai adalah pertama,
peserta didik tidak termotivasi ketika pembelajaran terutama pada mata pelajaran
fisika, kemudian guru dikelas kurang mampu mengintegrasikan teknologi menjadi
media pembelajaran sehingga pembelajaran bersifat monoton. Metode pembelajaran
yang digunakanpun masih bersifat searah dari guru saja sehingga peserta didik kurang
mampu mengembangkan ilmu yang didapatkan untuk terlibat aktif pada proses
pembelajaran. Oleh sebab itu perlu adanya perubahan dalam proses pembelajaran
yang selama ini diterapkan. Hal ini menjadi sangat penting untuk diangkat menjadi
masalah dalam pembelajaran agar peserta didik dapat mengembangkan
pengetahuannya sendiri dengan baik, kemudian agar peserta didik dapat dipersiapkan
untuk kompetensi dan keterampilan abad 21 terutam dalam penguasaan teknologi-
teknologi yang baru dalam pembelajaran sehingga pembelajaran akan lebih efektif
dan lebih mudah serta tercapainya tujuan pembelajaran dan tercapainya tujuan
pendidikan nasional.
b) Analisis Situasi
Perancangan dan evaluasi pembelajaran dalam hal ini dilakukan berdasarkan hasil
asesmen diagnostik kognitif berupa pengetahuan awal tentang materi yang akan
diberikan dan asesmen diagnostik non kognitif berupa motivasi belajar dan gaya
belajar peserta didik. Hasil tes tersebut menjadi dasar dalam merancang kegiatan
pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar, namun dalam menentukan
metode dan model serta pendekatan pembelajaran harus sesuai juga dengan
karakteristik materi yang akan diajarkan kepada peserta didik, sehingga peserta didik
akan lebih tertarik dalam pembelajaran seperti menayangkan video yang berupa fakta
dilingkungan sekitar yang sesuai dengan materi, kemudian menggunakan lab virtual
dan menggunakan quiziz paper based ataupun kahoot yang dapat meningkatkan
motivasi serta pembelajaran lebih memfaisilitasi peserta didik untuk memahami
penggunaan teknologi. Dalam perancangan dan evaluasi pembelajaran ketika PPL
yaitu saling bertukar pikiran dan menyelesaikan rancangan dan evaluasi bersama
seperti diskusi model dan metode yang cocok serta media yang cocok dan instrumen
evaluasi yang dapat memotivasi peserta didik.
Yang terlibat dalam perancangan dan evaluasi pembelajaran adalah dosen
pembimbing lapangan ,guru pamong dan teman kelompok PPL, perancangan sampai
evalusi dilakukan dengan pendekatan lesson study yang terdiri dari tahap plan, do dan
see yang dilakukan bersama sama dengan pihak yang terlibat. Tantangan yang saya
hadapi dalam merancang pembelajaran tersebut adalah ketika menentukan metode
yang akan digunakan, kemudian pembagian waktu karena sudah mepet dengan ujian
semester, serta pemilihan materi yang tepat, serta dalam memilihi media yang sesuai
dapat mencapai tujuan pembelajaran. Seperti pada saat menerapkan pembelajaran
pada materi cahaya, dalam menyesuaikan materi dengan tujuan pembalajaran yang
sesuai dengan KD harus di analisis dengan baik. Kemudian pemilihan media yang
cocok pada materi cahaya.
c) Alternatif Solusi
Dengan memadukan teknologi dalam pembelajaran akan dapat memfasilitasi peserta
didik untuk siap di dunia kerja dan sebagainya. Teknologi teknologi pembelajaran
yang dapat diterapkan sebagai media pembelajaran saat ini adalah, untuk LKPD dapat
menggunakan liveworksheet yang merupakan LKPD yang berbasis digital. Kemudian
menggunakan pengembangan aplikasi aplikasi yang interaktif sebagai media
pembelajaran seperti virtual Lab (PheT), untuk penugasan peserta didik menggunakan
google classroom sedangkan teknologi untuk evaluasi pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran seperti Kahoot yang lebih interaktif dan
menyenangkan bagi peserta didik kemudian quiziz serta exambrowser yang dapat
menghemat kertas.
Metode pembelajaran yang dapat memfasilitasi peserta didik untuk memiliki
keterampilan 4C salah satunya adalah adalah dengan metode diskusi kemudian model
yang sering digunakan adalah problem based learning dan yang paling menarik
motivasi peserta didik adalah metode games (Permainan). Memadukan teknologi
dalam pembelajaran perlu di analisis terlebih dahulu agar pada saat penerapannya
dapat berjalan dengan efektif. Untuk meminimalisir kesenjangan teknologi dalam
pembelajaran maka guru harus benar benar memperhatikan teknologi apa yang akan
digunakan kemudian bagaimana penggunaanya dan apa kelebihan nya sehingga guru
perlu belajar lebih untuk menghadapi hal tersebut seperti membaca artikel-artikel
yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran kemudian
mengikuti webinar atau semianr serta workshop agar guru memiliki pengetahuan dan
pengalaman lebih dalam merancang pembelajaran, selain itu guru juga bisa mengikuti
kegiatan MGMP dan sharing kepada guru guru yang serumpun ketika ada waktu
luang untuk membahas masalah masalah belajar peserta didik dan bagaimana cara
mengatasinya. Langkah nyata yang saya lakukan dalam menghadapi rancangan adalah
dengan mencari berbagai sumber referensi yang relevan dengan rancangan yang akan
dibuat, kemudian mengkonsultasikan dengan guru pamong dan teman teman guru
fisika lainnya.
d) Evaluasi
Setelah mencari berbagai sumber referensi yang relevan baru saya dapat memahami
sekiranya rancangan yang baik seperti apa, selain itu juga dengan kerjasama
kelompok dapat saling bertukar pikiran kira-kira metode atau teknik apa yan terbaik
yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran agar peserta didik lebih termotivasi
dalam belajar. Pembelajaran dengan menerapakan games ludo terbukti dapat
meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Evaluasi pembelajaran dengan
memberikan asesmen yang bersifat digital lebih menarik minat peserta didik dalam
menjawab dan dengan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran peserta didik
tidak cepat bosan ketika belajar. Dan yang paling penting dalam mengevaluasi hasil
belajar peserta didik adalah melakukan refleksi pembelajaran baik dari guru ataupun
peserta didik serta antar teman sebaya yang hasilnya dapat dijadikan acuan dalam
memperbaiki sistem pembelajaran kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai