Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rensi Trifanya

NPM : 229023485014

Pengalaman yang Pengalaman belajar paling bermakna bagi saya terdapat pada mata kuliah
paling bermakna Pembelajaran Sosial Emosional khususnya pada topik 3 mengenai
(best practise) Experiental Learning dan pada mata kuliah Teknologi Baru dalam
Pengajaran dan Pembelajaran khususnya pada topik 3 mengenai model
ASSURE. Kedua topik pada mata kuliah memberikan makna mendalam
bagi saya pribadi tentang bagaimana peserta didik seharusnya menerima
layanan pendidikan khususnya di abad – 21.

Pada topik 3 di mata kuliah Pembelajaran Sosial Emosional saya


memahami bahwa Experiental Learning merupakan pembelajaran
berdasarkan pengalaman. Experiental Learning juga dikenal dengan
Learning by Doing dimana peserta didik belajar ketika mereka dapat
mengalami materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Melalui
pengalaman tersebut peserta didik akan lebih memahami secara
mendalam materi pelajaran yang ada. Proses pembelajaran ini melibatkan
siklus dasar yaitu mengalami (experiencing), refleksi diri (reflecting),
berpikir (thinking), dan melakukan (acting). Pengalaman konkret adalah
dasar observasi dan refleksi diri.

Pada topik 3 saya dibawa untuk memahami materi tentang teknologi dan
media untuk pembelajaran. Pertama saya belajar sebuah prinsip
pembelajaran yang efektif yaitu bahwa guru berperan untuk membangun
pengalaman belajar yang mendorong hasil belajar yang telah ditentukan.
Guru juga harus mencari cara untuk meningkatkan praktik terbaik dalam
pembelajaran, penting untuk mempertimbangkan bagaimana melibatkan
peserta didik dalam pembelajaran. Pada intinya guru bertugas untuk
membimbing peserta didik dalam menggunakan teknologi untuk
kemajuan belajarnya. Terdapat model ASSURE yang merupakan langkah
yang digunakan untuk memastikan pembelajaran berlangsung efektif.
Langkah tersebut adalah : Analyze Learners (menganalisis peserta didik),
State standards and objectives (merumuskan standar dan tujuan
pembelajaran), Utilize resources (memanfaatkan sumber belajar), Require
learner participation (partisipasi peserta didik dalam pembelajaran), serta
Evaluate and Revise (menilai dan merevisi pembelajaran).

Berdasarkan topik - topik ini saya melihat keterbatasan yang dimiliki


oleh peserta didik di SLB N Poso. Pada dasarnya sekolah ini memiliki
fasilitas teknologi seperti komputer dan jaringan wifi. Akan tetapi, peserta
didik hampir tidak menikmati pengalaman belajar dengan teknologi.
Sebagai sekolah SLB tertua di Kabupaten Poso dan satu-satunya sekolah
Negeri yang seharusnya benar-benar menyelenggarakan pendidikan yang
berpusat pada peserta didik sesuai dengan lingkungan belajar abad – 21.
Sekolah ini menjadi harapan dimana peserta didik berkebutuhan khusus
dapat terlayani sesuai kodrat alam dan zamannya.

Model ASSURE dapat menjadi acuan bagi guru dalam membuat


rancangan pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi. Model
ASSURE merancang agar peserta didik dapat terlibat aktif dalam
pembelajaran melalui kehadiran teknologi. Bagian-bagian dalam model
ASSURE akan membantu guru menganalisis kebutuhan peserta didik
kemudian merumuskan standar dan tujuan pembelajar, memanfaatkan
sumber belajar, partisipasi peserta didik dalam pembelajaran, serta
menilai dan merevisi pembelajaran.

Berkaitan dengan Experiental Learning pada mata kuliah Pembelajaran


Sosial Emosional yang merupakan pembelajaran pengalaman. Maka saya
menyadari betapa pentingnya mengintegrasikan teknologi ke dalam
pembelajaran di abad – 21, akan tetapi sekaligus mendorong peserta didik
untuk berpartisipasi aktif sehingga peserta didik mengalami sendiri
pembelajaran yang ada.

Memulai dengan langkah kecil merupakan prinsip hidup saya sehingga


saya akan memanfaatkan fasilitas teknologi yang tersedia di SLB N Poso
untuk membawa peserta didik memiliki pengalaman belajar yang
memerdekakannya. Hal sederhana seperti membuat poster digital
mungkin merupakan hal biasa bagi peserta didik di perkotaan. Akan tetapi
bagi peserta didik SLB N Poso pembelajaran membuat poster digital
masih merupakan hal yang asing.

Bagi peserta didik di SLB N Poso teknologi hanya sebatas menonton


video animasi pembelajaran dari Youtube. Padahal ada begitu banyak hal
yang dapat dimanfaatkan dari teknologi sehingga peserta didik akan
berkembang baik secara pengetahuan maupun keterampilan. Model
ASSURE dan Experiental Learning merupakan dua hal yang menjadi
penggerak untuk saya bertransformasi menjadi guru yang berpusat pada
peserta didik.

Peserta didik akan melihat hasil dari partisipasi mereka baik dalam bentuk
poster maupun karya – karya digital yang lain. Guru memiliki peran yang
penting sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Bukan hanya itu saja guru
pada dasarnya adalah penggerak dan agen perubahan. Guru bertanggung
jawab menentukan arah dari masa depan sekolah dimana ia ditempatkan
untuk mengabdikan hidupnya. Sehingga, penting bagi saya secara pribadi
tidak hanya terfokus pada peserta didik melainkan juga pada rekan
sejawat yang pada umumnya merupakan guru-guru senior. Meskipun
terasa mustahil untuk mensosialisasikan Model ASSURE dan Experiental
Learning akan tetapi saya percaya akan ada kesempatan ketika kita ingin
memulai hal yang baik.
Desain invensi Salah satu artefak pembelajaran di topik 3 adalah bekerja sama dalam
atau inovasi ruang kolaborasi menjelaskan tentang salah satu model ASSURE melalui
power point. Kelompok saya menjelaskan tentang Analyze Learners.
Kemudian, pada bagian aksi nyata kami juga diminta membuat rancangan
pembelajaran sederhana berdasarkan model ASSURE. Pada saat itu saya
membuat rancangan pembelajaran untuk kelas Autis dan
mengintegrasikan teknologi berupa video animasi pembelajaran. Adapun
rancangan pembelajaran sederhana dapat dilihat melalui link berikut ini :
https://drive.google.com/file/d/1WXPiBKAYvq3pxMGqaY-
SfJxz6A6X1DFw/view?usp=drive_link

Power Point Penjelasan Analyze Learners pada model ASSURE :

Pada mata kuliah pembelajaran sosial emosional khususnya pada topik 3


mengenai Eksperiental Learning terdapat artefak pembelajaran yang ada
pada bagian eksplorasi konsep yakni konsep mengenai eksperiental
learning melalui video pembelajaran pada link berikut
https://youtu.be/GDchcHORheM

Berdasarkan artefak-artefak pembelajaran dan refleksi yang telah


dilakukan maka hal yang dapat saya tarik sebagai pembelajaran adalah
pembelajaran yang saya terapkan pada peserta didik juga harus
mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran. Hal berbeda
yang dapat saya lakukan adalah mengintegrasikan teknologi untuk
meningkatkan keterampilan peserta didik. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan mengajarkan peserta didik membuat karya-karya digital sehingga
mereka tidak hanya memiliki pengetahuan namun juga keterampilan.
Peserta didik dapat diajari cara membuat poster digital sehingga mereka
memiliki daya cipta yang tinggi di tengah pembelajaran abad 21. Secara
umum, peserta didik di SLB N Poso sangat termotivasi dengan
teknologi. Hal ini dikarenakan mereka tidak begitu menikmatinya di
rumah. Keterbatasan yang ada membuat peserta didik sangat suka belajar
dengan teknologi di sekolah. Hal ini menurut saya akan menambah
semangat belajar bagi peserta didik karena mereka akan menghasilkan
sesuatu yang dapat mereka nikmati sebagai karya sendiri. Peserta didik
juga memiliki pengalaman belajar yang dapat menambah pemahaman
mereka tentang materi pelajaran yang ada.

Eksperiental Learning dan Model ASSURE merupakan dua formula


yang akan membantu guru dan peserta didik menikmati pembelajaran
yang dijalani. Pembelajaran tidak lagi berusat pada guru melainkan pada
peserta didik. Guru juga memahami perannya sebagai fasilitator yang
dengan aktif mengarahkan peserta didik dan bukan menekan peserta
didik dengan berbagai tuntutan yang ada. Guru berfungsi untuk
membantu peserta didik memahami hal-hal yang belum ia pahami
dengan baik. Guru akan melihat bagaimana peserta didik tidak
bergantung sepenuhnya pada guru.
Rencana tindak Berdasarkan rencana inovasi di atas maka rencana tindak lanjut yang
lanjut akan saya lakukan adalah :

1. Mengecek beberapa komputer sekolah yang dapat digunakan


untuk membuat poster.
2. Menguji jaringan internet yang akan digunakan dalam
pembelajaran digital.
3. Memberikan stimulus pada peserta didik tentang dunia digital.
4. Membimbing peserta didik dalam proses pembuatan poster.
5. Mencetak poster digital yang telah dibuat oleh peserta didik.
6. Mensosialisasikan pada rekan sejawat mengenai cara
mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran sehingga setiap
peserta didik di semua kelas dapat menerima pengalaman
pembelajaran yang sama.

Anda mungkin juga menyukai