Anda di halaman 1dari 27

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama Mahasiswa : Dhian Kusumawati


Kelas : 003

Masalah yang telah Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi


No.
diidentifikasi masalah penyebab masalah
1 Semangat belajar siswa Sumber kajian literatur Setelah dilakukan analisis
dalam mengikuti buku/jurnal: tindak lanjut diperoleh
pembelajaran matematika 1. Menurut Arfi Parnawi hasil bahwa rendahnya
masih rendah (2020: 72) motivasi belajar semangat belajar siswa
siswa rendah disebabkan pada pembelajaran
karena kurangnya perhatian matematika disebabkan
guru, mengajar dengan cara oleh:
monoton dan 1. Guru belum memahami
membosankan,serta guru macam-macam model
kurang memahami pembelajaran yang
karakteristik peserta didik. dapat menarik minat
2. Jurnal Basicedu , Vol 5 siswa untuk belajar.
Nomor 4 tahun 2021, 2. Guru belum
Menurut Kuncoro Adi menggunakan model
Saputro dkk Rendahnya pembelajaran yang
motivasi dan hasil belajar bervariasai, guru masih
siswa pada muatan menggunakan model
pembelajaran matematika ceramah 1 arah yang
disebabkan guru masih menyebabkan siswa
kurang bervariasi dalam menjadi bosan.
mengajar serta kurangnya 3. Guru belum
penggunaan media menggunakan media
pembelajaran yang menarik pembelajaarn yang
serta kurangnya penjelasan menarik
dalam pembelajaran. 4. Guru belum mampu
3. Jurnal Basicedu , Vol 5 memahami
Nomor 4 tahun 2021 karakteristik siswa
Halaman 2090-2029, sehingga belum
Menurut Anana Yulia mengetahui cara
Susilowati dkk : siswa yang menyampaikan
menganggap matematika pembelajaran yang
adalah pelajaran yang tepat.
sulit, kurangnya 5. Belum maksimalnya
penggunaan media dukungan dari
pembelajaran dan alat keluarga, orang tua
peraga pada proses sibuk bekerja sehingga
pembelajaran, pembelajaran tidak bisa mendampingi
banyak didominasi dengan anak dalam belajar.
menggunakan media buku 6. Sarana prasarana
dan papan tulis membuat sekolah yang belum
siswa menjadi jenuh dan memadai, sebagai
tidak aktif. contoh keterbatasan
4. Jurnal Pendidikan media atau alat peraga.
Matematika, Vol 2 No 2
Tahun 2020.
Dari hasil penelitian
Melinda Rismawati dkk:
ditemukan 6 faktor yang
mempengaruhi rendahnya
motivasi belajar siswa yang
diberi nama faktor sarana
belajar, faktor minat, faktor
perhatian, faktor
kemampuan diri, fakor
teman sebaya, dan faktor
kesehatan.

Sumber wawancara
1.Guru :
➢ Kurangnya motivasi dari
lingkungan keluarga.
➢ Kurangnya variasi guru
dalam pembelajaran
2. Rekan sejawat :
➢ Siswa tidak menyukai
matematika
➢ Siswa tidak menyukai
gurunya
➢ Guru belum
menggunakan model
pembelajaran yang
menarik
➢ Kurangnya perhatian
guru
➢ Guru belum
menggunakan alat
peraga untuk membantu
pemahaman siswa.
3. Kepala Sekolah:
➢ Kurangnya dukungan dan
perhatian dari keluarga/
orang tua
➢ Siswa menganggap
matematika pelajaran
yang sulit
➢ Guru kurang bervariasi
dan menarik dalam
menyampaikan materi.
4.Pengawas Sekolah :
➢ Guru mengajar masih
menggunakan sistem
lama belum inovatif
➢ Guru belum
menggunakan model
pembelajaran yang
menarik
➢ Kurangnya pemahaman
guru tentang cara
memotivasi anak dalam
belajar
➢ Pengaruh penggunaan
gadet selama pandemi.
5. Pakar :
➢ Faktor Internal : Minat
belajar rendah, gaya
belajar siswa yang
berbeda-beda.
➢ Faktor Eksternal : Model
pembelajaran atau metode
pembelajaran yang
kurang tepat atau tidak
sesuai. Sarana prasarana
sekolah kurang
mendukung.
2 Rendahnya hasil belajar Sumber kajian literatur Setelah dilakukan analisis
matematika materi buku/jurnal : tindak lanjut diperoleh
perkalian dan pembagian 1. Menurut Sinar (2018:2) hasil bahwa rendahnya
pada siswa kelas 2 rendahnya hasil belajar hasil belajar matematika
disebabkan karena siswa siswa materi perkalian dan
kurang aktif dalam pembagian disebabkan
pembelajaran dan metode oleh:
mengajar yang digunakan 1. Guru dalam
guru masih konvensional. menjelaskan materi
2. Jurnal Elemetary, Vol 3 masih secara abstrak
No.2 Tahun 2020. tanpa menggunakan
Berdasarkan hasil media atau alat
penelitian Nur Sina dkk, peraga.
rendahnya hasil belajar 2. Guru dalam
matematika materi pembelajaran masih
menggunakan metode
perkalian dan pembagian
ceramah.
disebabkan karena peserta 3. Siswa belum
didik mengalami kesulitan memahami konsep
memahami konsep dasar perkalian dan
pembagian dan perkalian. pembagian, dimana
Hal ini dikarenakan konsep dasar
penggunaan model, perkalian adalah
pendekatan, metode, dan penjumlahan yang
teknik pembelajaran yang berulang sedangkan
kurang bervariasi pembagian adalah
menyebabkan pengurangan yang
pembelajaran kurang berulang.
efektif dan membosankan. 4. Guru belum
3. Jurnal Pendidikan Sekolah mengaitkan materi
Dasar , Volume 3, Nomor perkalian dan
2, 129–138, 2020. pembagian dengan
Menurut Puri Juliana dkk, masalah dalam
faktor yang melatar kehidupan sehari hari.
belakangi kesulitan belajar
operasi hitung perkalian
dan pembagian terdiri dari
faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal :
(1) kognitif siswa meliputi
belum menguasai konsep,
keterampilan dasar operasi
perkalian dan
pengurangan yang masih
lemah, (2) kurangnya
perhatian siswa saat
menerima pelajaran, (3)
minat belajar yang masih
rendah. Faktor eksternal
terdiri dari: (1) Orang tua
dan keluarga, kurangnya
perhatian orang tua
terhadap kebiasaan belajar
anak di rumah, rendahnya
ekonomi orang tua, dan
kurangnya pengetahuan
orang tua, (2) pada masa
pandemi (covide19) ini
siswa belajar dirumah
secara online yang tidak
kondusif, (3) faktor
sekolah meliputi,
pendekatan guru terhadap
siswa yang kurang terjalin,
banyaknya materi
pelajaran dan kurangnya
waktu, pemberian latihan
soal – soal pembagian
yang belum tepat.
4. JUPENDAS Vol.6 No 1
tahun 2019. Menurut
Zulfida dkk siswa
mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan
soal-soal mengenai
operasi hitung perkalian
dan pembagian
disebabkan karena
pembelajaran materi
perkalian dan pembagian
masih belum mengaitkan
dengan masalah dalam
kehidupan sehari hari.

Sumber Wawancara

1. Guru
➢ Siswa belum
memahami konsep
dasar dasarnya
➢ Guru belum
menggunakan
pembelajaran yang
bervariatif.
➢ Guru belum melibatkan
siswa praktek langsung
dalam pembelajaran.
2. Rekan Sejawat
Hasil belajar rendah pada
materi perkalian dan
pembagian disebabkan
karena siswa belum
memahami konsep dasar
perkalian dan pembagian.
3. Kepala Sekolah
➢ Kurangnya pehaman
konsep terutama materi
pembagian
➢ Guru dalam menjelaskan
konsep dasar kurang
mengena pada siswa
4. Pengawas Sekolah
➢ Siswa belum
memahami konsep
dasar perkalian dan
pembagian
➢ Guru dalam mengajar
masih menggunakan
cara lama.
➢ Guru belum
menggunakan alat
peraga yang sesuai
5. Pakar
➢ Siswa belum
memahami konsep
perkalian dan
pembagian
➢ Guru
mengesampingkan
learning continum
➢ Guru dalam
menjelaskan materi
masih secara abstrak.
3 Pemahaman dan Sumber kajian literatur Setelah dilakukan analisis
penalaran isi bacaan buku/jurnal : tindak lanjut diperoleh
pada mupel Bahasa 1. Jurnal Pengembangan hasil bahwa rendahnya
Indonesia dan IPS masih Ilmu Komunikasi dan pemahaman dan penalaran
rendah Sosial Vol 3 No 1 tahun siswa terhadap isi bacaan
2019. Menurut Eka pada mupel Bahasa
Oksarini dkk faktor Indonesia dan IPS
penyebab rendahnya disebabkan oleh :
penguasaan siswa dalam 1. Siswa belum mampu
keterampilan membaca membaca dengan baik,
yaitu guru kurang karena masih kurang
mempersiapkan materi lancar dalam membaca
pembelajaran, metode dan kurangnya
yang digunakan guru pembiasaan membaca.
kurang bervariasi, guru 2. Guru kurang bervariasi
hanya menggunakan dalam pembelajaran,
metode membaca bergilir guru hanya
atau metode dikte, menggunakan metode
pembelajaran berpusat membaca bergilir atau
pada guru kurangnya minat metode dikte.
baca siswa, motivasi siswa 3. Guru kurang maksimal
dalam membaca kurang, dalam mempersiapkan
siswa cepat lupa terhadap materi pembelajaran
isi bacaan yang baru dibaca 4. Guru belum terbiasa
dan kecepatan membaca memberi pertanyaan
siswa masih kurang. yang memantik
2. Jurnal Basicedu Vol 4 No 3 mengenai isi bacaan.
Tahun 2020. Menurut Yuli
Rahmi dkk, Penggunaan
pendekatan, metode, dan
teknik membaca yang
tidak tepat diasumsikan
merupakan salah satu
faktor penentu kurang
maksimalnya pencapaiaan
tujuan membaca di
sekolah. Selain itu,
alokasi waktu yang
disediakan untuk
pembelajaran masih
sangat minim.
Pemahaman guru
terhadap kiat-kiat
pengembangan membaca
yang baik juga disinyalir
sangat kurang.
3. JPGSD Vol 1 No 1 Tahun
2019, menurut Fatonah
dkk. Pembelajaran secara
konvensional menjadi
salah satu faktor
rendahnya keterampilan
membaca pemahaman
sehingga pembelajaran
menjadi membosankan.

Sumber Wawancara

1. Guru
➢ Siswa belum lancar
dalam membaca.
➢ Siswa yang sudah
lancar membaca belum
terbiasa diberi
pertanyaan yang
memantik oleh guru
tentang isi bacaan.
2. Rekan Sejawat
➢ Belum lancar dalam
membaca.
➢ Kurang fokus dalam
membaca
➢ Kurangnya pembiasaan
membaca
➢ Belum optimalnya
fungsi perpustakaan
sekolah
3. Kepala Sekolah
➢ Siswa sulit memahami
isi bacaan disebabkan
karena guru hanya
sekedar mengajar
membaca tanpa
memberi penekaan
pada isi bacaan.
➢ Siswa kurang dilatih
dengan pertanyaan
yang mengarah kepada
isi bacaan.
4. Pengawas
➢ Pengaruh media sosial,
menyebabkan siswa
malas membaca.
➢ Kurangnya kegiatan di
sekolah yang
mendorong anak untuk
gemar membaca
➢ Kurangnya sarpras
(buku) atau pojok baca
di kelas.
➢ Anak kurang berlatih
dalam memahami isi
bacaan
5. Pakar
➢ Siswa belum mampu
membaca dengan baik
➢ Siswa belum mampu
menyusun kata, kalimat
dan paragraf dengan
baik
4 Lamban belajar yang Sumber kajian literatur Setelah dilakukan analisis
terjadi pada lebih dari 50 buku/jurnal : tindak lanjut diperoleh
% siswa kelas IV dan 1. Jurnal REPOSITORY hasil bahwa anak lamban
hampir pada semua 2020. Menurut Zalukhu dalam belajar disebabkan
mupel. ada beberapa faktor yang oleh :
dapat menyebabkan anak 1. Guru belum
lamban belajar, antara lain: memahami
kemiskinan, emosi, faktor bagaimana cara
pribadi, orang tua dan menyampaikan
anggota keluarga yang pembelajaran /materi
semakin banyak. kepada anak yang
2. Jurnal Pendidikan dan lamban belajar.
Ilmu Sosial,Volume 3, 2. Dalam pembelajaran
Nomor 3, 416-426 tahun cara menyampaikan
2021. Menurut Septi materi antara anak
Nurfadillah dkk Faktor yang lamban belajar
penyebab anak lamban dengan anak yang
belajar, antara lain: 1) sedang ataupun cepat
faktor prenatal (sebelum dibuat sama.
lahir) dan genetik; 2) 3. Faktor genetika atau
faktor biologis non keturunan.
keturunan; 3) faktor natal 4. Faktor fisiologis atau
(saat proses kelahiran); dan kondisi fisik anak.
4) faktor postnatal 5. Kurangnya perhatian
(sesudah lahir) dan orang tua, karena
lingkungan. kesibukan orang tua.
3. Jurnal Ilmu Pendidikan 6. Lingkungan belajar
Volume 2 Nomor 1 Halm atau bermain anak
93-101 tahun 2020. yang kurang
Menurut Fadila Nawang mendukung.
Utami faktor-faktor yang
menyebabkan kesulitan
belajar siswa antara lain:
Faktor fisiologis,
psikologis, faktor kelurga,
lingkungan sekolah,
lingkungan tempat tinggal.

Sumber Wawancara:
1. Guru
Siswa lamban belajar
sebagian besar dipengaruhi
faktor genetik, dan
kurangnya dukungan dari
lingkungan sekitar.
2. Rekan Sejawat
➢ Lingkungan keluarga
➢ Pergaulan siswa
➢ Pengaruh HP
sehingga malas
belajar
➢ Faktor genetika
3. Kepala Sekolah
➢ Kurangnya perhatian
orang tua,
➢ Faktor genetika
➢ Pengaruh lingkungan
bermain anak.
4. Pengawas Sekolah
➢ Faktor gentika
➢ Guru belum memahami
secara baik karakter
siswa
➢ Pengaruh lingkungan
anak, baik lingkungan
keluarga ataupun
lingkungan bermain
5. Pakar
➢ Faktor genetika
➢ Guru belum memahami
karakter peserta didik
➢ Guru dalam
pembelajaran masih
dibuat sama baik siswa
lamban belajar ataupun
cepat belajar.
➢ Kematangan siswa
dalam belajar
➢ Faktor keluarga
➢ Lingkungan belajar
baik di rumah atau di
sekolah.

5 Hubungan komunikasi Sumber kajian literatur Setelah dilakukan analisis


antara guru dengan orang buku/ jurnal: tindak lanjut diperoleh
tua terkait pembelajaran 1. JURNAL BASICEDU hasil bahwa hubungan
masih kurang maksimal. Volume 5 Nomor 3 Tahun komunikasi antara
2021 Halaman 1532-1538 . guru dengan orang tua
Menurut Siti Walimah terkait pembelajaran
dkk, kurangnya masih kurang
komunikasi orang tua maksimal disebabkan :
dengan guru disebabkan 1. Kurangnya kesadaran
oleh masih kurangnya orang tua dan guru
kesadaran orang tua bahwa untuk berkolaborasi.
komunikasi yang intensif 2. Kesenjangan antara
antara guru dan orang tua guru dengan orang tua
sangat berpengaruh pada siswa
keberhasilan belajar siswa. 3. Kesibukan orang tua,
2. Jurnal J+PLUS UNESA orang tua bekerja
Vol 2 No 9 Tahun 2020. sibuk bekerja
Heryanto dkk menjelaskan sehingga tidak
hambatan-hambatan yang memilii waktu unutk
dialami dalam menerapkan berkomunikasi
kerjasama antara orang tua dengan guru
dan guru dalam 4. Kesibukan guru,
meningkatkan hasil belajar selain menjalankan
peserta didik yaitu waktu, tugas pokoknya, guru
pandangan orang tua juga mendapat tugas
tentang guru, Rasa percaya tambahan lain seperti
diri orang tua masih rendah bendahara BOS,
dan masih terbatasnya Operator,petugas aset
kemampuan dan atau yang lainnya.
pemahaman guru dan
orang tua terkait kerjasama
antara guru dan orang tua.
3. Jurnal JPGI Vol.6 No.1
2021. Menurut Yosi
Fimala dkk, belum
maksimalnya komunikasi
orang tua dengan guru
disebabkan kurangnya
kesadaran orang tua bahwa
kolaborasi antara guru dan
orang tua dapat
meningkatkan motivasi
belajar anak yang tentunya
akan berpengaruh pada
keberhasilan anak itu
sendiri.
Sumber Wawancara:
1. Guru
➢ Kesibukan orang tua
➢ Orang tua belum sadar
akan pentingnya
komunikasi dengan
guru
➢ Kesibukan guru
2. Rekan Sejawat
➢ Akibat pandemi
komunikasi hanya via
daring sehingga kurang
maksimal.
➢ Keterbatasan waktu
yang dimiliki guru
3. Kepala Sekolah
➢ Guru kurang aktif
dalam menjalin
hubungan dengan orang
tua
➢ Keterbatasan waktu
yang dimiliki guru
➢ Kesibukan orang tua
4. Pengawas
➢ Kesibukan orang tua
➢ Kurangnya kesadaran
guru dan orang tua
tentang pentingnya
komunikasi
5. Pakar
➢ Kesenjangan antara guru
dengan orang tua siswa
➢ Beban kerja guru
sehingga guru kurang
memiliki waktu
➢ Kurangnya kesadaran
orang tua dan guru untuk
berkolaborasi
6 Guru belum optimal Sumber kajian literatur Setelah dilakukan
dalam memanfaatkan buku/ jurnal: analisis tindak lanjut
model- model 1. Jurnal Teknologi diperoleh hasil bahwa
pembelajaran inovatif Pendidikan Vol: 08/01 Juli faktor yang
berdasarkan 2020. Menurut Ade menyebabkan belum
karakteristik materi dan Koesnandar Dari hasil optimalnya pemanfaatan
siswa. analisis diperoleh model pembelajaran
informasi bahwa (1) secara inovatif berdasarkan
umum guru sudah karakteristik materi
berusaha menerapkan dan siswa adalah :
model pembelajaran 1. Kurangnya
inovatif sesuai tuntutan pemahaman guru
Kurikulum 2013 sekalipun tentang berbagai
masih mengalami model
kesulitan, (2) masih pembelajaran
dirasakan kurangnya inovatif,
contoh-contoh dan jenisnya,
pelatihan implementasi sintaknya,
model pembelajaran kelebihan
inovatif menyebabkan ataupun
masih lemahnya kekurangannya.
pemahaman guru terhadap 2. Kurangnya
konsep pembelajaran pelatihan tentang
inovatif, (3) guru masih penerapan model
memerlukan tambahan pembelajaran
pengetahuan dan inovatif.
bimbingan dalam 3. Guru merasa
penerapan pembelajaran nyaman
inovatif. melaksanakan
2. Prosiding Seminar pembelajaran
Nasional Fisika PPs UNM, dengan cara
Vol 2 hal 138-141 2020. ceramah.
Menurut Yusriani dkk, 4. Banyaknya tugas
Hasil penelitian tambahan guru di
menunjukkan bahwa sekolah, sehingga
kesulitan guru dalam guru tidak memliki
model pembelajaran waktu untuk
inovatif contohnya menyiapkan
berbasis proyek yakni, pembelajaran
alokasi waktu yang dengan model-
dibutuhkan melampaui model inovatif.
jam pelajaran, ketersediaan
alat dan bahan terbatas,
guru masih asing dengan
sintaks model
pembelajaran berbasis
proyek, dan guru kurang
dapat menentukan proyek
yang sesuai dengan model
pembelajaran berbasis
proyek. Adapun faktor-
faktor penghambat yakni,
membutuhkan biaya yang
cukup banyak, guru tidak
pernah mendapatkan
pelatihan terkait model
pembelajaran berbasis
proyek, tidak tersedia
LKPD berbasis proyek,
guru merangkap jabatan,
administrasi guru banyak,
peserta didik tidak
mandiri, dan penilaian
menghabiskan banyak
waktu.
3. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Guru Sekolah Dasar FKIP
Unsyiah Volume 2 Nomor
1, 88-97 2018. Menurut
Indah Fajar Friyani dkk,
kendala yang dihadapi
guru dalam menerapkan
model pembelajaran
tematik diantaranya adalah
dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran
(RPP ) guru kurang
memahami langkah-
langkah pembelajaran
sesuai sintak yang ada pada
model pembelajaran.
Sumber Wawancara :
1. Guru
➢ Kurangnya waktu
dalam menyiapkan
perangkat
pembelajaran
➢ Kurangnya
pengetahuan guru
tentang model-model
pembelajaran
2. Rekan sejawat
➢ Banyaknya tugas
tambahan sehingga
tidak ada waktu untuk
menyiapkan
pembelajaran dengan
model-model
pembelajaran inovatif
➢ Kurangnya pemahaman
guru tentang model
pembelajaran inovatif
3. Kepala Sekolah
➢ Guru belum
memahami apa itu
model pembelajaran
➢ Guru merasa nyaman
mengajar secara
konvensional
➢ Keterbatasan sarpras
di sekolahan
4. Pengawas
➢ Guru merasa nyaman
dengan model
pembelajaran ceramah
➢ Guru kurang
memahami pentingnya
penerapan model
pembelajaran
➢ Kurangnya pelatihan
tentang model
pembelajaran inovatif
5. Pakar
➢ Guru hanya fokus “yang
penting materi selesai
diajarkan”.
➢ Guru mengejar agar
siswa mencapai KKM
➢ Guru belum memahami
berbagai model
pembelajaran
➢ Guru nyaman dengan
pembelajaran
konvensional
7 Guru tidak memahami Sumber kajian literatur Setelah dilakukan analisis
secara utuh apa itu buku/jurnal : tindak lanjut diperoleh
HOTS, akibatnya tidak 1.Menurut R.Arifin Nugroho hasil faktor penyebab guru
mampu merancang dan (2018:9) belum mampu
melaksanakan Guru belum melaksanakan melaksanakan
pembelajaran HOTS pembelajarn HOTS karena pembelajaran HOTS
begitu pula dengan guru belum mampu memilih adalah :
membuat soal level materi yang esensial, yang 1. Terjadinya miskonsepsi
HOTS. sesuai dengan konteks dari pemahaman HOTS
siswa, sosial budaya dan itu sendiri, guru
wilayah geografis dan menganggap HOTS itu
pembelajaran masih adalah semua soal yang
berpusat pada guru. sulit.
2. Jurnal BAHASTRA Vol,5 2. Kurangnya pelatihan
No.2 2021. Menurut dan pendampingan
Posma masih banyak guru pelaksanaan
yang kebingungan dalam pembelajaran dan
menerapkan pembelajaran pembuatan soal HOTS
berbasis HOTS yaitu 3. Kurangnya literasi guru
mulai dari 1)Penerapan mengenai HOTS
model-model
pembelajaran, 2)Peranan 4. Guru enggan belajar
guru dalam tentang HOTS karena
pengembangan K13, merasa sudah cukup
3)Strategi implementasi dengan pembelajaran
dan pengembangan yang dilakukan selama
HOTS, 4)Bentuk, jenis ini.
dan teknik penilaian sesuai
dengan K13, 5)Dalam hal
memahamkan proses
konsep pembelajaran
berorientasi HOTS,
6)Perbedaan penyusunan
RPP berorientasi HOTS
dengan yang bukan HOTS
dan penilaian dan evaluasi
pembelajaran,
7)Menerapkan desain
pembelajaran dalam
bentuk pertanyaan dan
peran guru dan peserta
didik dalam proses
pembelajaran HOTS
8)Menerapkan model
pembelajaran berorientasi
pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi (HOTS)
pada pembelajaran,
9)Format mengembangkan
keterampilan berfikir
tingkat tinggi
(HOTS),10)Implementasi
penyusunan dan format
kisi-kisi soal HOTS.
3. Jurnal Penelitian
Pendidikan Matematika
dan Sains Vol 2 No 2
2018. Menurut Nevi
Retnoasih, data di
lapangan menunjukkan
hasil UN tahun 2018,
bahwa siswa-siswa masih
lemah dalam keterampilan
berpikir tingkat tinggi
(Higher Order Thinking
Skill) seperti menalar,
menganalisa, dan
mengevaluasi. Kreatifitas
dan inovasi guru
diperlukan untuk
memberikan pemecahan
agar pembelajaran HOTS
dapat dilaksanakan
4. Al Azka: Jurnal Penelitian
Guru MI Vol 10 No 2
tahun 2020. Menurut Dea
Aananda dkk, faktor
penghambat pelaksanaan
pembelajaran HOTS
meliputi kualifikasi
pendidikan guru yang
kurang memadai, tingkat
pemahaman guru yang
relatif rendah, sarana
prasarana yang kurang
memadai, manajeman
kelas yang masih kurang
maksimal dan Pelatihan
dan pendampingan tentang
HOTS masih minim
diperoleh guru.

Sumber Wawancara
1. Guru
Guru belum memahami
prinsip HOTS. Sehingga
belum mampu
menerapkan dalam
pembelajaran maupun
evaluasi.
2. Rekan sejawat
Guru belum memahami
pembelajaran HOTS
secara utuh karena
kurangnya pembimbingan
dan pelatihan.
3. Kepala sekolah
➢ Guru belum memahami
apa itu HOTS
➢ Kurangnya pelatihan
tentang HOTS
➢ Guru enggan
mempelajari tentang
HOTS karena merasa
sudah tua dan sudah
nyaman dengan
pembelajaran yang
dilakukan saat ini
4. Pengawas
➢ Guru menganggap
HOTS membuat anak
semakin sulit dalam
belajar.
➢ Guru belum memahami
secara menyeluruh apa
itu HOTS.
➢ Sebagian guru merasa
sudah tua dan enggan
untuk belajar tentang
HOTS.
5. Pakar
➢ Terjadi miskonsepsi dari
pemahaman HOTS itu
sendiri, guru
menganggap HOTS itu
adalah semua soal yang
sulit.
➢ Kurangnya pelatihan dan
pendampingan dalam
pembuatan soal HOTS
➢ Kurangnya literasi guru
mengenai HOTS

8. Guru belum Sumber kajian literatur Setelah dilakukan analisis


mengoptimalkan buku/jurnal : tindak lanjut diperoleh
pemanfaatan 1. Menurut Deni Darmawan hasil bahwa kurangnya
teknologi/inovasi (2022:9) Salah satu pemanfaatan
pembelajaran. penyebaba utama belum tekhnologi/inovasi
optimalnya TIK dalam pembelajaran disebabkan
pembelajaran adalah oleh :
kurangnya ketersediaan 1. Keterbatasan
SDM , proses kemampuan IT yang
transformasi tekhnologi, dimiliki guru
insfrastruktur 2. Guru merasa apa
telekomunikasi. yang dikuasainya
2. Mualimuna Jurnal tentang IT sudah
Pendidikan Madrasah cukup sehingga tidak
Ibtidaiyah VOL 3 No 1 mau upgrade skill.
tahun 2018. Menurut 3. Kurangnya pelatihan
Delia Sari Batubara tentang pemanfaatan
Beberapa hambatan yang tekhnologi dalam
dihadapi guru dalam pembelajaran
pemanfaatan TIK untuk 4. Kurangnya pelatihan
pembelajaran, yaitu: 1) pemanfaatan potensi
penolakan untuk
melakukan perubahan, lokal yang ada di
khususnya dari pimpinan sekitar
sekolah dan guru; 2) 5. Keterbatasan
penguasaan guru terhadap komputer/laptop,
perangkat TIK masih LCD, gadet, jaringan
rendah, 3) fasilitas TIK di internet yang dimiliki
Sekolah masih kurang guru maupun sekolah.
memadai,seperti daya
listrik dan jumlah
komputer, 4) guru
mempunyai jam mengajar
sangat padat setiap hari di
sekolah, 5)pelatihan guru
di bidang pemanfaatan
TIK yang sudah
dilaksanakan bertahun-
tahun masih belum dapat
menjangkau semua guru,
6) belum tersedianya
teknisi, sehingga saat guru
menghadapi berbagai
masalah dalam komputer,
seperti serangan virus
maka komputer tidak
langsung bisa diperbaiki,
dan 7) koneksi internet
yang belum memadai.
3. Prosiding seminar
nasional pendidikan
program pascasarjana
Universitas PGRI
Palembang 2019. Darwin
Efendi menyebutkan,
Kunci utama maju
pesatnya pendidikan
adalah kemampuan guru
dalam mengolah dan
menginovasi setiap proses
pembelajaran yang
diajarkannya. Kendala
yang paling inti
merupakan hambatan dari
diri guru sendiri yaitu
kemauan guru untuk
mempelajari teknologi
dan memotivasi diri
sendiri untuk mencoba
dan belajar suatu
teknologi.
4. Jurnal Pedagogi dan
Pembelajaran Volume 4,
Number 2, Tahun 2021,
pp. 211-221 tahun 2021.
Menurut Rose Winda
Kesulitan guru dalam
pemanfaatan tekhnologi
dalam pembelajaran
antara lain: guru kesulitan
merancang media
berbasis IT,
mengoperasikan media
berbasis IT, sarana dan
prasarana yang tidak
lengkap serta kesulitan
terakhir guru adalah
mengenai kreatifitas guru

Sumber Wawancara
1. Guru
➢ Keterbatasan sarpras
➢ Kurangnya waktu
dalam menyiapkan
perangkat
pembelajaran.
➢ Guru belum menguasai
tekhnologi informasi
2. Rekan Sejawat
➢ Merasa sudah tua dan
tidak mau belajar
➢ Banyaknya tugas
tambahan guru, sehingga
tidak memiliki waktu
untuk menyiapkan
pembelajaran yang
inovatif.
3. Kepala Sekolah
➢ Guru kurang menguasai
IT
➢ Guru enggan belajar IT
karena merasa sudah
tua
➢ Keterbatasan sarpras
4. Pengawas
➢ Keterbatasan
kemampuan IT guru
➢ Tidak ada keinginan
untuk upgrade skill
➢ Keterbatasan sarana
prasarana
5. Pakar
➢ Terbatasnya sarana
prasarana yang ada
➢ Guru enggan belajar
➢ Tugas tambahan guru
yang membuat guru tidak
memiliki waktu untuk
menyiapkan perangkat
pembelajaran.
➢ Kurangnya pelatihan
pemanfaatan potensi
lokal yang ada di sekitar.

Anda mungkin juga menyukai