Anda di halaman 1dari 15

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa: Muznawaty Pilobu, S.Pd
Asal Institusi: SMP Negeri 7 Gorontal0

Tabel LK 1.2 Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang telah Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab
diidentifikasi masalah
1. pemanfaatan model – ➢ kajian literatur : Setelah dilakukan analisis terhadap
model pembelajaran hasil kajian.Literatur dan hasil wawan
yang belum inovatif Kajian Literatur cara dari berbagai pihak tentang
materi perpindahan Mislinawati, Nurmasyitah (2019) mengatakan bahwa kendala pemanfaatan model – model
kalor yang dihadapi guru dalam memanfaatkan model pembelajaran pembelajaran yang belum inovatif
inovatif adalah guru kurang memahami langkah-langkah sesuai dapat di simpulkan bahwa
sintak yang ada pada model pembelajaran dan guru menuliskan 1. guru kurang memahami
model pada RPP tetapi dalam langkah- langkah pembelajaran langkah- langkah
tidak ada sintak yang sesuai dengan model yang dimaksud. pembelajaran sesuai sintak
yang ada pada model
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/PEAR/article/viewFile/12194/ pembelajaran,
9462 2. Sarana prasarana kurang
memadai untuk menunjang
Indah Fajar Friani, dkk (2017) kendala yang dihadapi guru penerapan model pembelajaran
dalam memanfaatkan model pembelajaran diantaranya dalam
3. Guru kurang menggunakan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) guru kurang
model pembelajaran yang
memahami langkah- langkah pembelajaran sesuai sintak yang
menyenangkan bagi siswa.
ada pada model pembelajaran, guru kurang mampu dalam
menstimulus siswa untuk menemukan sendiri masalah yang ada
pada materi pembelajaran, pengelolaan dan pengawasan kelas
guru kurang mampu mengarahkan siswa yang kurang pintar
untuk terlibat aktif dengan bekerjasama dalam kelompok,
terkendala dalam menyediakan alat dan bahan jika diperlukan
dalam melakukan proyek, dan guru kurang menyiasati waktu
yang tersedia

(https://media.neliti.com/media/publications/188143-ID-
kendala-guru-dalammenerapkan-model-pembe.pdf)

Wawancara
Hasil wawancara dengan kepala sekolah :
(Ibu Suharti Dama, S. Pd):
➢ Guru masih nyaman dengan gaya mengajar lama
➢ Kurangnya pemahaman
Hasil Wawancara dengan Guru IPA
(Ibu Nurnanelis j Arsyad, M. Pd):
➢ penyebab guru belum memanfaatkan model
pembelajaran karena guru tersebut belum memahami
langkah langkah pembelajaran inovatif , dan guru
mengajar selalu berpatokan pada RPP yang didalamnya
tidak tertuang langkah langkah pembelajaran inovatif
Hasil wawancara dengan Pakar :
( Wisma Zakaria S. Pd )
➢ Model pembelajaran masih bersifat monoton
➢ Proses pembelajaran masih terpusat pada guru
Hasil wawancara dengan teman sejawat :
( I Made Ngurah Saputra, S. Pd )
➢ Sarana prasarana kurang memadai
➢ Peserta didik kurang antusias pada materi yang
diajarkan
Hasil wawancara dengan Pengawas :
( Nita Lamohamad. M Pd )
➢ Belum adanya penerapan model dalam pembelajaran
➢ Sarana prasarana kurang memadai untuk menunjang
penerapan model pembelajaran
➢ Guru kurang menggunakan model dan strategi
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.

2 Minat baca siswa yang 1. Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap
rendah pada materi Guru tidak memberikan bahan referensi yang tepat bagi siswa kajian literatur dan hasil wawancara
perubahan zat dalam menumbuhkan minat baca siswa dalam menIngkatkan serta melalui observasi/pengamatan
hasil belajar IPA. menumbuhkan minat baca serta dapat diketahui bahwa penyebab Minat
meningkatkan literasi sains khususnya hasil belajar IPA. baca peserta didik yang rendah pada
bagi sekolah, sebagai bahan masukan dalam mengembangkan pelajaran IPA khususnya materi
fasilitas sekolah terutama dalam penyediaan sumber belajar. perubahn zat adalah:
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPPII/article/do
wnload/56548/24284 1.Tidak adanya pembiasaan
(Zakirman, et.al., 2020). Rendahnya minat baca siswa 2. Sarana Literasi yang terbatas buku
dipengaruhi oleh penerapan metode ceramah yang dominan sains yang tersedia diperpustakaan
dalam pembelajaran IPA. serta belum optimalnya guru tidak memenuhi kebutuhan siswa
mengenali gaya belajar siswa 3. peserta didik yang lebih memilih
Guru sebagai pengganti orang tua di sekolah juga memiliki mencari informasi secara instan (HP).
pengaruh penting terhadap minat baca siswa. Guru seharunya
mampu menyadarkan siswa betapa pentingnya manfaat
membaca. Memberi motivasi kepada siswa untuk sering
membaca sehingga mampu menumbuhkan minat baca
merupakan tugas guru sebagai motivator.
Dewi et al. (2021) mengatakan bahwa guru kurang
memberikan motivasi secara terus menerus sehingga tidak dapat
menumbuhkan kesadar siswa terhadap pentingnya manfaat
membaca dan tidak mampu menumbuhkan minat baca siswa.
2. Wawancara
Hasil Wawancara dengan ibu kepsek
(Ibu Suharti Dama, S. Pd):
➢ Tidak adanya pembiasaan literasi sejak dini baik dari
lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah.
➢ Peserta didik tidak mendapatkan tantangan dari kegiatan
literasi membaca khususnya materi perubahan zat
Hasil Wawancara dengan Guru IPA
(Ibu Nurnanelis j Arsyad, M. Pd):
➢ Teman sejawat mengatakan bahwa guru belum memanfaat
model pembelajaran karena guru belum memahami
langkah langkah model pembelajaran dan guru jarang
mengikuti diklat diklat yang membahas pembelajaran
inovatif
Hasil wawancara dengan teman sejawat :
( I Made Ngurah Saputra, S. Pd ):
➢ Sarana prasarana kurang memadai Untuk memenuhi
kebutuhan siswa khususnya materi Perubahan zat
➢ Peserta didik kurang antusias pada materi yang diajarkan
➢ Anak anak lebih suka membaca informasi yang ada di HP
Hasil wawancara dengan Pakar :
( Wisma Zakaria S. Pd )
➢ Sarana prasarana kurang memadai Untuk memenuhi
kebutuhan siswa
➢ Kurang membiasaan membaca sejak dini
Hasil wawancara dengan Pengawas :
( Nita Lamohad. M Pd )
➢ Guru kurang menbiasakan siswa untuk selalu membaca,
sehingga kebiasaan membaca tidak tertanam di dalam diri
siswa
➢ Tidak Menyediakan sudut baca yang berisi materi tentang
IPA spy daya tarik membaca pada mapel IPA sangat tinggi
3 siswa tidak mampu 1. Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap
menerapkan langkah- Berdasarkan penelitian yang dilakukan terdapat temuan kajian literatur dan hasil wawancara
langkah penyelesaian berupa faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan serta dapat diketahui bahwa penyebab
suatu yang terdapat numerasi yang ditemukan pada tahap wawancara pada siswa tidak mampu menerapkan
komponen numerasi subjek berkemampuan awal sedang. Subyek kemampuan langkah-langkah penyelesaian suatu
pada materi kalor awal sedang sebenarnya telah memahami dan mampu yang terdapat komponen numerasi
menyelesaikan soal soal. Namun untuk menarik kesimpulan adalah:
masih menemui kendala. Hal ini dipengaruhi oleh pola pikir Kurangnya kemampuan pemecahan
dan penalaran seseorang. masalah dapat mempengaruhi
kecemasan yang berlebihan,
Cakrawala Jurnal Ilmiah Bidang Sains ISSN: 2964-075X kurangnya latihan soal-soal numerasi,
(Print) pemahaman tentang konsep dasar
perhitungan masih kurang
Maulidina Hartatik ,2021 Kemampuan numerasi siswa dalam
memecahkan masalah.
Hasil kajian dalam menerapkan langkah-langkah
penyelesaian suatu yang terdapat komponen numerasi
ditunjukkan masih kurang ,bahwa berkemampuan tinggi
mampu dan benar dalam menggunakan berbagai macam
angka atau simbol yang terkait dengan pengetahuan dasar
matematik untuk memecahkan masalah dalam berbagai
macam konteks kehidupan sehari-hari, hal ini terjadi
kurang kurang mampu mampu menganalisis informasi
yang ditampilkan dalam berbagai bentuk grafik, tabel dan
memahami soal numerasi dalam bentuk cerita

Mudyahardjo, Redja. 2019. Kurangnya kemampuan


pemecahan masalah dapat mempengaruhi kecemasan yang
berlebihan. Akibatnya, siswa tidak fokus atau kurang
konsentrasi karena merasa panik atau sudah menyerah
sebelum berusaha menyelesaikan konsep-konsep
matematika. Secara langsung dan tidak langsung tingkat
kecemasan dapat mempengaruhi pemahaman kemampuan
literasi numerasi dan kemampuan memecahkan masalah

2. Wawancara
Hasil Wawancara dengan ibu kepsek
(Ibu Suharti Dama, S. Pd)
➢ Kurangnya memberikan latihan soal-soal yang
membutuhkan penyelesaian masalah
Hasil Wawancara dengan Guru IPA
(Ibu Nurnanelis j Arsyad, M. Pd):
➢ Peserta didik kurang melakukan latihan sosl-soal yang
berhubungan dengan numerasi
➢ Penjelasan yang digunakan guru tidak memberikan
pemahaman kepada siswa
Hasil wawancara dengan Pakar :
( Wisma Zakaria S. Pd )
➢ peserta didik kurang menguasai konsep dasar
matematika, sehingga penerapan dalam soal yang
berhubungan dengan numerasi sebagian besar belum
mampu
➢ Kurang banyak berlatih mengerjakan soal-soal
numerasi khusunya dalam materi IPA
Hasil wawancara dengan teman sejawat :
( I Made Ngurah Saputra, S. Pd )
➢ kurangnya pemahaman siswa tentang konsep dasar
perhitungan dan pengenalan satuan
Hasil wawancara dengan Pengawas :
( Nita Lamohamad. M Pd )
➢ Siswa kurang diberikan soal-soal numerasi yang
berhubungan dengan sains sehingga siswa tidak
terbiasa terbiasa
➢ guru tidak mendesain pembelajaran sesuai
karakteristik siswanya .
➢ dalam pembelajaran guru menekan tingkat emosi
siswa seperti kecemasan yang berlebihan,
meningkatkan konsentrasi, meningkatkan latihan.

4 Siswa sulit 1. Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap


berkonsentrasi pada Konsentrasi belajar siswa dipengaruhi kurangnya kemampuan kajian literatur dan hasil wawancara
saat pembelajaran otak masing-masing siswa untuk memusatkan perhatian pada dapat diketahui bahwa penyebab
pada materi apa yang sedang dipelajari. Pemusatan perhatian ini untuk Siswa sulit berkonsentrasi pada saat
perpindahan kalor meningkatkan kemungkinan siswa dapat menyerap dan pembelajaran adalah dipengaruhi oleh
memahami informasi yang didapat. faktor baik berasal dari dalam diri
siswa ataupun luar diri siswa saat
https://journal.uhamka.ac.id/index.php/senamku/article/do mengikuti proses pembelajaran,
wnload/2653/777 seperti kondisi lingkungan
pembelajaran, metode pengajaran
Dimyati dan Mudjiono (2020: 239), 2019 penurunan yang belum tepat, serta guru tidak
konsentrasi belajar sebanding dengan kemampuan mendesain pembelajaran sesuai
memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian karakteristik siswanya
tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses
memperolehnya.
Sedangkan menurut Aunurrahman (2014: 180),
konsentrasi belajar merupakan salah satu aspek psikologis
yang seringkali tidak begitu mudah untuk diketahui oleh
orang lain selain diri individu yang sedang belajar. Hal ini
disebabkan oleh bebrapa pfaktor
1. Lingkungan
2. Keluarga
3. Kemampuan individu
2. Wawancara
Hasil Wawancara dengan ibu kepsek
(Ibu Suharti Dama, S. Pd)
➢ Faktor lingkungan rumah dimana peserta didik berasal
dari keluarga broken home, mengakibatkan kurangnya
perhatian dari orang tua.
➢ Beberapa anak ada yang berkebutuhan khusus
mengalami gangguan sulit berkosentrasi ketika belajar
Hasil Wawancara dengan Guru IPA
(Ibu Nurnanelis j Arsyad, M. Pd):
➢ beban pelajaran yang harus dikuasai oleh seseorang
siswa sangatlah banyak
➢ lingkungan belajar siswa berpengaruh pada kosentrasi
belajar
Hasil wawancara dengan Pakar :
( Wisma Zakaria S. Pd )
➢ Peserta didik yang tidak memiliki impian atau cita – cita.
➢ Susasana belajar yang ramai dan bising tentu saja sangat
menggangu siswa yang ingin belajar dengan suasana
tenang.
➢ beban pelajaran yang harus dikuasai oleh seseorang siswa
sangatlah banyak
Hasil wawancara dengan teman sejawat :
( I Made Ngurah Saputra, S. Pd )
➢ siswa bosan terhadap proses pembelajaran yang dilalui
karena guru menggunakan model pembelajarana yang
monoton
Hasil wawancara dengan Pengawas :
( Nita Lamohamad. M Pd )
➢ guru tidak mempersiapkan strategi yang tepat guna untuk
meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran
➢ guru tidak dapat memotivasi, memberi stimulus, serta
mengembalikan rasa percaya diri kepada siswa

5 Hubungan kerja sama 1. Kajian Literatur Berdasarkan hasil analisis kajian


antara orang tua literatur dan hasil wawancara
dengan guru yang Dampak positif dari hubungan kerjasama dalam perencanaan adalah penyebab Hubungan kerja sama antara
cukup baik proses pelaksanaan aktivitas belajar yang cukup memuaskan. Salah
orang tua dengan guru yang cukup
satu penyebab hubungan yang kurang baik, komunikasi orang guru
baik adalah
dan oranng tua kurang maksimal, guru bertanggung jawab terhadap
➢ orang tua terkesan menyerahkan
pelaksanaan pembelajaran di sekolah, sedangkan orang tua memikul
tanggung jawab terhadap pelaksanaan pembelajaran di rumah untuk semua permasalahan belajar anak
melaksanakan sebagai pendidikan yang utama dalam kehidupan ke guru adalah Orang tua sibuk
sehari-hari. mencari nafkah sehingga
perhatian ke anak menjadi
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/holistik/article/view/254 berkurang
81/25137 ➢ Guru kurang melakukan home
visit apabila ada siswa yang
Secara umum maka tanggung jawab, orangtua anak terhadap
bermasalah
pendidikan anak menurut Muhibbin Syah (2007 : 48) adalah
sebagai berikut: ➢ Masih kurangnya pemahaman
1) Menciptakan suasana pergaulan dan hubungan baik orangtua orang tuan terhadap pentingnya
terhadap anaknya. Dalam hal ini adalah mempengaruhi secara pendidikan anak
timbal batik antara orangtua dan anak ➢ Guru kurang melaporkan hasil
2) Mengarahkan anak kearah mass depan yang berwawasan perkembangan anak kepada
luas, santun dalam berperilaku serta bijak dalam bersikap, hal
orang tua
ini dimaksudkan agar anak hidup bahagia dalam lingkungan
masyarakat. 3) Orangtua memegang peran penting untuk
meningkatkan perkembangan anak dan prestasi anak.
4) Memberikan dorongan terhadap peningkatan prestasi belajar
anak kearah produktifitas tujuan pengajaran.
Menurut Kartini Kartono (2021) bahwa salah satu kewajiban
orang tua dan hak utama dari orang tua yang tak dapat
dipindahkan adalah memberikan pendidikan kepada anak-
anaknya. Daripendapat di atas terlihat bahwa orang tua dituntut
untuk wajib dan mampu menciptakan kondisi yang bertanggung
jawab atas perkembanganpendidikan anak-anaknya.

2. Hasil Wawancara

Hasil Wawancara dengan ibu kepsek


(Ibu Suharti Dama, S. Pd)
➢ Peserta didik banyak yang berasal dari keluarga
ekonomi menengah ke bawah, dimana orang tua sibuk
mencari nafkah sehingga perhatian ke anak menjadi
berkurang.
➢ Dukungan orangtua yang terhadap perkembangan anak
disekolah kurang
Hasil Wawancara dengan Guru IPA
(Ibu Nurnanelis j Arsyad, M. Pd):
➢ Guru kurang melaporkan hasil perkembangan anak
kepada orang tua
➢ Peserta didik banyak yang berasal dari keluarga
ekonomi menengah ke bawah, dimana orang tua sibuk
mencari nafkah sehingga perhatian ke anak menjadi
berkurang.
Hasil wawancara dengan Pakar :
( Wisma Zakaria S. Pd )
➢ Orang tua sepenuhnya menyerahkan anaknya ke pihak
sekolah
➢ Guru kurang melakukan home visit apabila ada siswa
yang bermasalah
Hasil wawancara dengan teman sejawat :
( I Made Ngurah Saputra, S. Pd )
➢ Kurangnya perhatian orangtua terhadap anak
Hasil wawancara dengan Pengawas :
( Nita Lamohamad. M Pd )
➢ Masih kurangnya pemahaman orang tuan terhadap
pentingnya pendidikan anak
➢ Guru kurang melaporkan hasil perkembangan anak
kepada orang tua
6 Pemahaman Siswa ➢ Kajian Literatur Setelah dilakukan hasil eksplorasi
kelas VII pada materi Penggunaan media yang kurang lengkap dan tidak tepat penyebab masalah tentang
perpindahan kalor sehingga siswa sulit memahami konsep materi yang diajarkan, Pemahaman Siswa kelas VII pada
kurang exploritasi guru dalam penggunaan ICT dalam usaha materi perpindahan kalor masih
pemberian motivasi belajar siswa untuk lebih memahami suatu kurang dapat dianalisis bahwa
konsep dalam materi IPA umumnya dan khususnya materi • Guru kurang menggunakan
tentang perpindahan kalor. model dan strategi
https://journal.walisongo.ac.id/index.php/Phenomenon/article/ pembelajaran yang
download/2905/2127
menyenangkan bagi siswa
Menurut Dahar (1988:31) Belajar konsep merupakan hasil • kadang guru sudah
utama pendidikan. Konsep-konsep merupakan batu-batu menyediakan sumber belajar
pembangun (Building Blocks) berfikir. Konsep-konsep yang lengkap,model
merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi pembelajaran inovatif tapi
untuk merumuskan prinsipprinsip dan generalisasi-generalisasi.
Untuk memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui
aturan-aturan yang relevan, dan aturan-aturan ini didasarkan tidak menyesuaikan dengan
pada konsep-konsep yang mendasar dalam pembelajaran gaya belajar anak.
Menurut Ausubel (1968), konsepkonsep diperoleh dengan dua
cara, yaitu formasi konsep (concept formation) dan asimilasi
konsep (concept assimilation). Formasi konsep terutama
merupakan bentuk perolehan konsep-konsep sebelum anak-
anak masuk sekolah. Formasi konsep dapat disamakan dengan
belajar konsep-konsep konkret menurut Gagne (1977).

➢ Hasil Wawancara
Hasil Wawancara dengan ibu kepsek
(Ibu Suharti Dama, S. Pd)
➢ Guru masih belum paham tentang model – model
pembelajaran inovatif dan tidak berusaha untuk belajar
karena sudah merasa nyaman dengan situasi belajar
yang ada.
Hasil Wawancara dengan Guru IPA
(Ibu Nurnanelis j Arsyad, M. Pd):
➢ Guru kurang menggunakan model dan strategi
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa
Hasil wawancara dengan Pakar :
( Wisma Zakaria S. Pd )
➢ Kalaupun dalam penerapannya, hanya pada saat adanya
supervisi kelas.
➢ Guru kurang menggunakan model dan strategi
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.
Hasil wawancara dengan teman sejawat :
( I Made Ngurah Saputra, S. Pd )
➢ Siswa yang kurang memperhatikan guru pada saat
proses pembelajaran
Hasil wawancara dengan Pengawas :
( Nita Lamohad. M Pd )
➢ Dan kadang guru sudah menyediakan sumber belajar
yang lengkap,model pembelajaran inovatif tapi tidak
menyesuaikan dengan gaya belajar anak
6. pemanfaatan model – ➢ kajian literatur : Setelah dilakukan analisis terhadap
model pembelajaran hasil kajian.Literatur dan hasil wawan
yang belum inovatif Kajian Literatur cara dari berbagai pihak tentang
materi perpindahan Mislinawati, Nurmasyitah (2019) mengatakan bahwa kendala pemanfaatan model – model
kalor yang dihadapi guru dalam memanfaatkan model pembelajaran pembelajaran yang belum inovatif
inovatif adalah guru kurang memahami langkah-langkah sesuai dapat di simpulkan bahwa
sintak yang ada pada model pembelajaran dan guru menuliskan 4. guru kurang memahami langkah-
model pada RPP tetapi dalam langkah- langkah pembelajaran langkah pembelajaran sesuai
tidak ada sintak yang sesuai dengan model yang dimaksud. sintak yang ada pada model
pembelajaran,
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/PEAR/article/viewFile/12194/ 5. guru kurang mampu dalam
9462 menstimulus siswa untuk
menemukan sendiri masalah yang
Indah Fajar Friani, dkk (2017) kendala yang dihadapi guru ada pada materi pembelajaran
dalam memanfaatkan model pembelajaran diantaranya dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) guru kurang
memahami langkah- langkah pembelajaran sesuai sintak yang
ada pada model pembelajaran, guru kurang mampu dalam
menstimulus siswa untuk menemukan sendiri masalah yang ada
pada materi pembelajaran, pengelolaan dan pengawasan kelas
guru kurang mampu mengarahkan siswa yang kurang pintar
untuk terlibat aktif dengan bekerjasama dalam kelompok,
terkendala dalam menyediakan alat dan bahan jika diperlukan
dalam melakukan proyek, dan guru kurang menyiasati waktu
yang tersedia

(https://media.neliti.com/media/publications/188143-ID-
kendala-guru-dalammenerapkan-model-pembe.pdf)
➢ Wawancara
Hasil wawancara dengan kepala sekolah :
(Ibu Suharti Dama, S. Pd):
➢ Guru masih nyaman dengan gaya mengajar lama
➢ Kurangnya pemahaman
Hasil Wawancara dengan Guru IPA
(Ibu Nurnanelis j Arsyad, M. Pd):
➢ penyebab guru belum memanfaatkan model
pembelajaran karena guru tersebut belum memahami
langkah langkah pembelajaran inovatif , dan guru
mengajar selalu berpatokan pada RPP yang didalamnya
tidak tertuang langkah langkah pembelajaran inovatif
Hasil wawancara dengan Pakar :
( Wisma Zakaria S. Pd )
➢ Model pembelajaran masih bersifat monoton
➢ Proses pembelajaran masih terpusat pada guru
Hasil wawancara dengan teman sejawat :
( I Made Ngurah Saputra, S. Pd )
➢ Sarana prasarana kurang memadai
➢ Peserta didik kurang antusias pada materi yang
diajarkan
Hasil wawancara dengan Pengawas :
( Nita Lamohamad. M Pd )
➢ Belum adanya penerapan model dalam pembelajaran
➢ Sarana prasarana kurang memadai
➢ Guru kurang menggunakan model dan strategi
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.

Anda mungkin juga menyukai