Metode global tercipta dengan terilhami oleh salah satu aliran yang terdapat dalam ilmu
jiwa, yaitu aliran gestalt. Aliran ini memandang bahwa suatu kebulatan, keutuhan atau kesatuan
akan lebih bermakna dari pada jumlah bagian-bagiannya (Wulandari, 2008:44). Bacaan
merupakan satu keutuhan yang terbangun dari huruf, suku kata, kata, frase, klausa, kalimat atau
paragraph yang membentuk makna bacaan. Makna bacaan terbangun dari makna unsur-unsur
bacaan.1
Haryadi (2008:17), menyatakan metode global merupakan metode yang digunakan atau
diperuntukkan pembaca pemula dengan prosedur memperkenalkan bacaan secara utuh (biasanya
kalimat), membaca bagian demi bagian (unsur) bacaan, dan membaca secara utuh kembali. 2
Menurut Purwanto (1997:32), metode global adalah metode yang melihat segala sesuatu
sebagai keseluruhan, cara belajarnya dengan cara membaca kalimat secara utuh. Metode global
ini didasarkan pada pendekatan kalimat. Prosedur penerapan bacaan haruslah berurutan, 1)
pembaca membaca beberapa kalimat, 2) salah satu kalimat dipilih untuk dibaca lebih lanjut, 3)
1
Didi Supriadie dan Deni Darmawan, Komunikasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakaraya,
2012), hlm. 127.
2
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohammad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2013), hlm. 4-5.
1
kalimat yang terpilih dibaca (diurai) kata demi kata. 4) kata-kata tersebut dibaca (diurai) suku
kata demi suku kata, 5) kata-kata tersebut dibaca (dirangkai) menjadi kalimat yang utuh
kembali.3
Siswa-siswi MTs Nurul Huda Dempet Kabupaten Demak banyak yang berasal dari
Sekolah Dasar (SD) yang pada umumnya siswa belum terampil dalam membaca teks Arab.
Pengetahuan dan pemahaman tentang fonologi huruf Arab juga masih kurang. Siswa kurang
fasih mengucapkan/melafalkan huruf Arab dengan benar. Telah diketahui banyak perbedaan tipis
dalam fonologi huruf Arab misalnya dzal ( ) ذdan dza , ()زtsa( ) ﺚdan sa( ) سdan sya ( ) شdan
masih banyak lagi. Panjang pendeknya bacaan juga sering diabaikan siswa, padahal dalam
membaca bahasa Arab panjang pendeknya bacaan sangat berpengaruh. Selain itu siswa juga
kurang lancar membaca bahasa Arab, siswa sering mengulang-ulang dan memenggal kata-kata
yang dapat merusak arti dan membingungkan pendengar. Intonasi dan jeda yang tepat dalam
membaca juga tidak terlihat saat siswa membaca nyaring bahasa Arab. 4
Hal ini merupakan keluhan bagi guru mata pelajaran bahasa Arab kelas VII A MTs
tersebut. Terdorong oleh hal tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti masalah meningkatkan
keterampilan membaca nyaring dengan metode global.
Menurut Haryadi (2008:48) metode global merupakan metode yang digunakan atau
diperuntukkan pembaca pemula dengan prosedur memperkenalkan bacaan secara utuh (biasanya
3
Suparno Paul, Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget, (Yogyakarta: Kanisius, 2011), hlm. 21
4
Ibid, hlm. 22
2
kalimat), membaca bagian demi bagian (unsur) bacaan, dan membaca secara utuh kembali.
Metode ini menggunakan prosedur mengurai dan merangkai. Kekhasan dari metode global
adalah mengutamakan keutuhan dari unsur-unsur bacaan.5
Metode global melatih kemahiran membaca siswa pada tingkat kalimat. Keberurutan
penggunaan metode-metode itu disebabkan oleh penguasaan kemahiran membaca dimulai dari
penguasaan unsur (bagian) bacaan yang paling kecil (sederhana) menuju ke yang besar
(kompleks).6
Masalah utama dalam penelitian ini adalah rendahnya keterampilan membaca nyaring
pada siswa kelas VII MTs Nurul Huda Dempet yang disebabkan oleh banyaknya siswa kelas VII
yang belum mengetahui dan memahami fonologi huruf Arab dengan benar. Selain itu ada juga
siswa yang sama sekali tidak bisa membaca bahasa Arab. Kurangnya pengetahuan guru dalam
menggunakan media dan strategi pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran membaca nyaring
juga menjadi penyebab rendahnya keterampilan membaca nyaring bahasa Arab.
Pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk membantu siswa atau anak didik agar
mereka dapat belajar sesuai dengan minatnya. Guru berfungsi sebagai fasilitator yaitu yang
menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi yang mendukung agar siswa dapat mewujudkan
kemampuan belajarnya,( Sugandi, 2007:6). Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bertujuan,
tujuan ini harus searah dengan tujuan belajar siswa. Tujuan belajar siswa adalah mencapai
perkembangan optimal, yang meliputi aspek-aspek kognitif, efektif dan psikomotor. Dengan
demikian tujuan pembelajaran adalah agar siswa mencapai perkembangan optimal dalam ketiga
aspek tersebut.7
Untuk mencapai tujuan tersebut, siswa melakukan kegiatan belajar sedang guru
melaksanakan pembelajaran, kedua kegiatan tersebut saling melengkapi untuk mencapai tujuan
yang sama. Pembelajaran membaca nyaring adalah pembelajaran untuk memperkenalkan siswa
dalam mengubah lambang tulis menjadi lambang bunyi. Seorang guru harus mampu
5
Sarwono W.S, Psikolog Terkemuka di Dunia., (Jakarta: PT. Bulan Bintang Grasindo, 2008), hlm. 19.
6
Hodgson, Hakikat, Tujuan, dan Jenis Membaca, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Indonesia, 2009),
hlm.32.
7
Ibid, hlm. 34.
3
menciptakan suasana yang menyenangkan dalam membaca nyaring, yaitu dengan memilih
materi bacaan dan metode yang sesuai dengan kondisi peserta didik.8
Materi atau bahan pengajaran adalah sesuatu yang mengandung pesan yang akan
disajikan dalam proses belajar mengajar. Materi pelajaran itu sendiri dikembangkan berdasarkan
tujuan (Esti, 2011:91). Tidak semua materi yang ada pada buku sumber harus diajarkan
seluruhnya mengingat batas waktu yang tersedia. Kemudian bahan ajar tersebut disusun menurut
kesukaran, yakni yang mudah berlanjut pada yang lebih sukar.
a. Sesuai dengan tuntutan kurikulum, artinya secara minimal bahan ajar tersebut harus
disampaikan
b. Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
c. Mempunyai kemanfaatan bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari
d. Sesuai dengan kemampuan/jenjang perkembangan kognitif siswa.
Sedangkan penggunaan metode yang tepat untuk pembelajar pemula adalah dengan
metode global, karena dilihat dari prosedur pelaksanaannya metode global menggunakan
prosedur mengurai dan merangkai yang mengutamakan keutuhan dari unsur-unsur bacaan.
Membaca merupakan syarat ketiga dalam menimba ilmu setelah menyimak. Keterampilan
membaca hendaknya dikuasai sejak dini guna memperlancar pembelajaran selanjutnya. Seperti
telah disampaikan sebelumnya ada beberapa jenis membaca, dan jenis membaca yang paling
dasar adalah membaca nyaring.10
8
Opcit, hlm.40
9
Farida Rahim, Pengajaran Membaca Sekolah Dasar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2005), hlm.13
10
Ibid, hlm.16
4
Benyon, Holland andCarey1994 menjelaskan bahwa Gestalt Theory is one ofthe
foundations for instructional screen design. It isgenerally accepted that Gestalt theory may be
used toimprove educational screen design and thereby improvelearning. Teori Gestalt adalah
keluarga dari teori psikologis yang telah mempengaruhi banyak daerah penelitian sejak 1924.
termasuk masalah desain visual.
Teori Gestalt adalah salah satu dasar untuk pembelajaran. Contoh penerapan
pembelajaran membaca metode Global adalah sebagai berikut: Pada suatu saat di sebuah Sekolah
Dasar ada seekor ular jatuh dari pohon, sudah tentu siswa hingar-bingar dengan adanya kejadian
tersebut karena menarik perhatian. Guru yang kreatif dan faham akan kurikulum 2013, maka
jelas hal tersebut akan dijadikan tema untuk berbagai mata pelajaran sebagai berikut:11
11
Zaif, Metode cadr short, dalam https://zaifbio.wordpress.com/tag/card-short/ diakses pada senin, 23
november 2020 pada pukul 07:02 WIB
5
Dengan berjuang baku keluar dari kelas seperti ular, keliling lapangan tetap
bergerak seperti ular.
e. Pelajaran menggambar. Menggambar ular
f. Ilmu hayat.12 Ular termasuk hewan melata, dan lain-lain
12
Ibid, hlm.4.