c. Bersifat adaptif dengan mengakomodasi siswa yang memiliki gaya belajar berbeda
Setiap pembelajar memiliki karakteristik yang berbeda-beda baik dalam hal gaya
belajar, tingkat kemampuan, maupun latar belakangnya. Seseorang pembelajar belum
tentu memperoleh materi pembelajaran yang tepat dan akibatnya efektivitas pembelajaran
menjadi kurang optimal. Oleh karena itu, dalam pengembangan inovasi modul digital
dimasukan fitur-fitur yang dapat digunakan untuk mengakomodasi pembelajar yang
memiliki gaya belajar yang berbeda. Hal ini dapat terjadi karena inovasi modul digital
dilengkapi dengan objek visual, audio, audiovisual yang berupa gambar, suara, video,
narasi, atau teks. Sehingga dapat mengakomadasi pembelajar yang memiliki gaya belajar
yang berbeda
d. Mendukung karakter new media yang berupa hypertextual, digital interactivity,
virtual, simulated dan networked.
Kehadiran internet memunculkan istilah new media yang merupakan bentuk dari
teknologi komunikasi bermedia. New media muncul seiring berkembangnya teknologi
digital. Kecepatan, kualitas dan kinerja menjadi pembeda antara new media dan media
konvensional. New media digunakan sebagai sarana penyampaian informasi atau tujuan
lainnya, seperti hiburan dan pendidikan. Terdapat sejumlah karakteristik dalam new
media yaitu digital dalam proses digital, interaktif, hypertextual, virtual, simulasi, dan
jaringan. Salah satu contoh karakteristik new media yang terlihat dalam inovasi modul
digital adalah hypertextual. Karakteristik ini merupakan sebauah potongan teks yang
apabila diakses akan memberikan sambungan pada sebuah halaman website lainnya, atau
dapat disebut juga dengan teks yang saling terhubung dengn teks lainnya.
g. Inovasi modul digital yang dilakukan berbasis berbasis SCORM – Sharable Content
Object Reference Model sehingga kompatibel dengan Learning Management
Systems (LMS)
Sharable Content Object Reference Model (SCORM) merupakan standar e-learning
yang dibuat untuk menyeragamkan pengembangan sistem e-learning berbasiskan
teknologi web yang dikenal dengan istilah Learning Management Systems (LMS).
SCORM memakai pendekatan object oriented serta memandang bahwa setiap content
object atau learning object merupakan sekumpulan objek yang dapat disatukan untuk
menyiapkan suatu sistem yang lebih lengkap. Content object yang diartikan oleh SCORM
akan memiliki sifat sharable dan dapat ditambahkan dengan mudah pada setiap elemen
pelajaran (course) yang membutuhkannya sehingga LMS tersebut dapat disesuaikan
dengan kebutuhan serta memungkinkan integrasi antar LMS yang berbeda karena setiap
sistem yang dibuat
dengan mengikuti standar SCORM akan selalu compatible satu sama lain.
2) langkah-langkah kegiatan pengembangan IMD yang akan dilakukan terdiri atas 3 tahap yang
meliputi tahap analisis, perancangan, pengembangan
a. Tahap analisis
1. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui permasalahan dasar dalam pengembangan.
Analisis kebutuhan (Need assessment) adalah cara atau metode untuk mengetahui perbedaan
antara kondisi yang di inginkan atau diharapkan dengan kondisi yang ada. Dalam penelitian ini
data analisis kebutuhan diperoleh melalui teknik wawancara yang dilakukan pada mahasiswa
untuk mengetahui materi-materi apa saja yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi
modul digital dan kemudian melakukan observasi untuk melihat ketersedian baik di
perpustakaan maupun di learning management system SPADA sehingga menjadi acuan dasar
dalam pemilihan materi yang akan dibuatkan modul digital.
2. Analisis konsep/materi
Pada analisis ini bertujuan untuk menentukan isi materi yang akan diajarkan, menyusun langkah-
langkah yang akan dilakukan secara rasional. Analisis konsep dibuat dalam peta konsep
pembelajaran yang nantinya digunakan sebagai sarana pencapaian kompetensi
tertentu, dengan cara mengidentifkasi dan menyusun secara sistematis bagian-bagian utama
materi pembelajaran
b. Tahap Perancangan
Setelah mendapatkan permasalahan dari tahap analisis selanjutnya dilakukan tahap perancangan.
Pada tahap ini dilakukan desain produk yang berupa penyusunan draft produk yang akan
dikembangkan. Tahap perancangan ini dilakukan dengan menentukan unsur-unsur yang ada pada
sebuah modul seperti pemetaan materi, alur modul digital, garis-garis besar isi modul digital, dan
naskah modul digital.Penyusunan draft produk pengembangan kemudian dilanjutkan dengan
pemroduksian produk menggunakan aplikasi Ispring suite
1. Menentukan capaian pembelajaran mata kuliah
2. Menyiapkan aplikasi yang hendak digunakan dalam membuat produk,
pastikan aplikasi yang dibutuhkan sudah terinstall pada komputer.
Aplikasi yang dibutuhkan antara lain : Power point, Ispring suite, Corel draw, Audacity,
Cyberlink power director dan Sparkol videoscribe
3. Mempersiapkan konten yang diperlukan, seperti : gambar, rekaman
ilustrasi, animasi dan musik pengiring
4. Mulai membuat produk dalam lembar kerja power point. Membuat
opening, menentukan background dan navigasi, membuat menu home,
menempelkan menu materi, dan membuat kuis.
c. Tahap Pengembangan
Tahap ini adalah tahap memproduksi media setelah desain dan semua persiapan pra produksi
sudah dilakukan. Pembuatan media ini melibatkan beberapa aplikasi atau perangkat lunak
seperti; Ms.PowerPoint, Ispring suite, Audacity, Corel Draw, Cyberlink power director dan
Sparkol videoscribe. Output dari penggunaan aplikasi Ispring adalah Sharable Content Object
Reference Model (SCORM) yang kemudian akan dintegrasikan ke dalam SPADA. Tahap
pengembangan ini terbagi atas dua (2) kegiatan yaitu: Expert Appraisal (Penilaian Ahli) dan
Development Testing (Uji Pengembangan) . Expert appraisal adalah langkah yang digunakan
untuk memvalidasi atau menilai kelayakan rancangan produk. Dalam kegiatan ini dilakukan
evaluasi oleh ahli dalam bidangnya. Saran-saran yang diberikan digunakan untuk memperbaiki
materi dan rancangan pembelajaran yang telah disusun. Development testing merupakan
kegiatan uji coba rancangan produk pada sasaran subjek yang sesungguhnya. Pada saat uji coba
digunakan memperbaiki produk. Setelah produk diperbaiki kemudian kembali diujikan sampai
memperoleh hasil yang efektif.
Materi yang digunakan dalam pengembangan modul digital adalah metode penelitian
pendidikan. Pemilihan materi didasarkan pada analisis kebutuhan. Terdapat 4 bagian utama
yang akan dibahas dalam pemetaan materi modul digital 1. Konsep dasar penelitian, 2. Metode
Penelitian kuantitatif, 3. Metode penelitian kualitatif, 4. Penelitian gabungan (mixed research).
Garis-garis besar isi modul digital tersebut kemudian diubah kedalam bentuk multimedia
menggunakan Ispring suite. Aplikasi tersebut kemudian akan menghasilkan output berupa
Sharable Content Object Reference Model (SCORM) yang dapat diitegrasikan kedalam learning
management system (LMS) SPADA
Berikut adalah rancangan awal modul digital berbasis Ispring Suite sebelum dimasukan kedalam SPADA
Halaman Desain Keterangan
Opening Tampilan Opening yaitu dengan judul Materi “
Logo X Metode Penelitian Pendidikan”
Tombol ‘’Start’’ digunakan untuk
memulai penggunaan media
Tombol dengan tanda X untuk keluar
dari program
Judul
Keluar
Materi
Sub Materi
Sub Materi
Menu
Evaluasi