PENGARAH: Dr.Ir. Mervin Tangguar Hutabarat M.Sc. (Kepala Unit pelaksana Teknis
eLearning, Institut Teknologi Bandung)
PENANGGUNG JAWAB: Nina Lestari, S.T., M.T. (Kepala Divisi Layanan Pembelajaran Daring,
UPT e-Learning ITB)
TIM PENULIS: Dr.Ir. Mervin Tangguar Hutabarat M.Sc., Nina Lestari, S.T., M.T., Mega
Cahya Pratiwi, S.Pd,
DAFTAR ISI...................................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................ii
PANDUAN PENGGUNAAN MODUL............................................................................................1
SIKLUS PENGEMBANGAN E-LEARNING......................................................................................2
Perancangan Instruksional (Instructional Design, ID)............................................................3
Produksi Konten e-Learning (Content Production, CP)..........................................................4
Penyampaian Konten e-Learning (Content Delivery, CD)......................................................4
CAPAIAN PEMBELAJARAN..........................................................................................................6
Objectives dan Outcomes......................................................................................................6
Penyusunan Outcomes..........................................................................................................9
STRATEGI PEMBELAJARAN.......................................................................................................16
Aktivitas Belajar Horton.......................................................................................................17
9 Peristiwa Belajar Gagne....................................................................................................20
Contoh-Contoh Aktivitas Belajar Horton.............................................................................23
Aktivitas Pembelajaran di Moodle.......................................................................................29
ASESMEN PEMBELAJARAN.......................................................................................................32
Konsep Asesmen..................................................................................................................33
Bentuk-Bentuk Asesmen......................................................................................................35
Rubrik...................................................................................................................................41
LECTURER PLANNING KIT.........................................................................................................46
LATIHAN...................................................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................48
DAFTAR GAMBAR
Seperti halnya pembelajaran secara tradisional atau tatap muka, e-Learning pun
perlu memperhatikan aspek-aspek pedagogis. Sehingga pada proses
pengembangannya tidak cukup hanya dengan mengupload bahan ajar ke web atau
LMS (Learning Management System), melainkan perlu adanya serangkaian tahapan
yang secara garis besar meliputi perancangan instruksional, produksi konten
pembelajaran, dan penyampaian konten pembelajaran.
LATIHAN
Gambar 2. Level objectives dan outcomes pada tingkat prodi, mata kuliah, dan pembelajaran
Penyusunan Outcomes
Secara garis besar, terdapat 10 langkah implementasi outcomes-based
education, diantaranya: (1) mengidentifikasi kebutuhan para pemangku kepentingan
yang kemudian dihasilkan program educational objectives, (2) mengidentifikasi isi
dari kurikulum atau body of knowledge, (3) menyusun student outcomes, (4)
mengidentifikasi kemajuan peserta didik melalui kurikulum, (5) mengidentifikasi
strategi pembelajaran yang sesuai, (6) mengidentifikasi metode pembelajaran, (7)
menentukan keputusan tentang bagaimana para siswa akan dinilai dan kurikulum
dievaluasi, (8) membentuk lingkungan belajar sesuai dengan outcomes, (9)
manajemen dan administrasi kurikulum, dan (10) mengkomunikasikan kurikulum
kepada para pemangku kepentingan.
Contoh kesatu hanya terdiri dari 2 komponen, yaitu audience dan behaviour. Namun
pada komponen behaviour, terdapat dua kata kerja operasional yaitu “membangun”
dan “menggunakan”, menjadikan kalimat ini kurang tepat untuk dijadikan contoh
karena akan lebih baik apabila dalam satu kalimat capaian hanya berisi satu kata
kerja operasional. Pada contoh kedua kalimat capaian menjadi agak jelas dengan
penambahan keterangan kapan peserta didik dapat menunjukkan kinerjanya pada
komponen condition. Contoh terakhir memiliki komponen yang lengkap, komponen
degree mendefinisikan kriteria yang menjadi standar dari capaian tersebut sehingga
penyusunan rubrik untuk asesmen menjadi lebih mudah dengan adanya acuan
kriteria standar ini. Terdapat lebih banyak contoh kalimat capaian pembelajaran
(learning outcomes) pada tiap tingkatan taksonomi Bloom yang dapat Anda lihat
pada halaman lampiran.
Doktor
Magister
Sarjana
Kata kerja operasional ini memiliki peranan besar untuk mengukur sejauh mana
penguasaan capaian mahasiswa oleh peserta didik, atau asesmen. Terdapat
kemungkinan antara satu tingkatan dengan tingkatan lainnya memiliki KKO yang
sama, namun yang membedakannya adalah kedalaman konteks dari KKO yang
digunakan. Contoh, kata kerja “meninjau” dapat digunakan pada tingkat C2 dan C5,
yang membedakannya yaitu aktivitas “meninjau” pada tingkat C2 dilakukan
berdasarkan pemahaman atau asumsi yang didapat dari aktivitas menyerap informasi
melalui bacaan atau lainnya. Lebih dari itu, pada tingkat C5 tidak hanya berdasarkan
pemahaman saja, namun berdasarkan pengalaman dan perolehan data setelah
melakukan, menganalisis, kemudian mengevaluasi, sehingga diperlukan serangkaian
aktivitas pembelajaran berupa praktek langsung.
1. Absorb Activities
Merupakan kegiatan pembelajaran yang memberikan informasi melalui
aktivitas belajar seperti membaca, menyaksikan, menyimak, mendengar dan
memahami. Mahasiswa menyerap informasi untuk kemudian mengekstrak dan
memahami pengetahuan dari informasi tersebut. Meskipun terlihat pasif, namun
sebenarnya mahasiswa melakukan proses mental yang aktif seperti memahami,
mengolah, mengkonsolidasi, mengingat, dan menilai informasi yang didapat
dalam pembelajaran.
Absorb activities tepat digunakan ketika mahasiswa memerlukan informasi
untuk memperbaharui pengetahuan yang telah dikuasainya dengan menyerap
informasi lebih detail yang menguraikan teori, konsep, atau prinsip.
2. Do Activities
Mengubah informasi menjadi pengetahuan dan keterampilan. Mahasiswa
aktif melakukan pembelajaran melalui kegiatan menemukan, membedakan,
mengurai, memeriksa, membuktikan, mengatur, mendiskusikan,
memperdebatkan, mengevaluasi, menyintesis, memperbaiki, menjelaskan, dan
yang terpenting adalah menerapkan.
Strategi ini dapat digunakan untuk memotivasi mahasiswa agar dapat
mengaktifkan keingintahuan mereka terhadap materi pelajaran, serta
menunjukkan pada mahassiwa bahwa masih sedikit informasi yang diserap pada
absorp activity.
3. Connect Activities
Membantu mahasiswa untuk menerapkan apa yang telah dipelajari
kedalam situasi nyata yang dihadapi di tempat kerja, kegiatan pembelajaran
selanjutnya, dan dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga strategi tersebut dapat diterapkan secara berurutan dalam satu program
pembelajaran. Tentunya dengan memperhatikan porsi atau kadar penerapan dari
masing-masing strategi. Horton (2006) menyarankan agar menggunakan sekitar 10%
untuk connect activities, 50-90% do activities, dan sisanya absorp activities. Anda
dapat memaksimalkan kelas Anda dengan memanfaatkan gabungan antara
pembelajaran tradisional dengan e-Learning (blended learning).
Agar lebih mudah dalam menentukan aktivitas mana yang tepat digunakan
pada kuliah Anda, dapat digunakan taksonomi Bloom sebagai acuannya. Absorp
activities dapat digunakan untuk capaian pembelajaran tingkat C1 dan C2. Dapat
pula untuk tingkat C3 hanya saja tidak terlalu besar intensitasnya, karena dengan
menyerap informasi pun sudah cukup sebagai upaya untuk mengingat dan
memahami suatu materi kuliah, terutama jika aktivitas ini dilakukan secara berulang-
Absorb, do, dan connect merupakan aktivitas belajar jika dilihat berdasarkan
proses internal yang dialami oleh mahasiswa. Sedangkan jika dilihat berdasarkan
proses eksternal atau jenis interaksi antara dosen dan mahasiswa maupun antara
mahasiswa dengan sumber belajar lainnya, strategi pembelajaran pun terbagi
menjadi dua kelompok, meliputi interaksi instruksional (pengajaran) dan interaksi
kinerja.
Dosen lebih banyak memberikan instruksi atau materi pada kelompok interaksi
instruksional, sedangkan mahasiswa lebih banyak berdiskusi dan mendapatkan
umpan balik untuk mempertajam dan memperluas pengetahuannya. Strategi ini
berlaku jika capaian belajar merupakan proses kognitif tingkat rendah.
Pada interaksi kinerja dosen lebih banyak memberikan arahan atau bertindak
sebagai fasilitator belajar, sedangkan mahasiswa dituntut untuk menunjukkan
kinerjanya dalam menghasilkan suatu output berdasarkan pengetahuan yang
dimilikinya. Cocok diterapkan untuk peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Semua kegiatan peristiwa Gagne dapat dilakukan dalam kegiatan tatap muka dan e-
Learning
a. Praktik
Membantu mahasisawa untuk menguatkan dan memperluas keterampilan,
pengetahuan, dan sikap dengan mengaplikasikannya dan menerima umpan
balik. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk berlatih kemampuan yang baru
diperoleh agar lebih optimal. Praktik berguna untuk:
b. Penemuan
Kebanyakan yang hal kita pelajari dilakukan berdasarkan penemuan, seperti
mencoba atau bereksperimen terhadap sesuatu, menjelajahinya, mendalami,
menyelidiki, memeriksa, dan sebagainya yang membangkitkan rasa ingin tahu.
Aktivitas penemuan tidak memberikan pengetahuan, melainkan membimbing
mahasiswa untuk menemukan pengetahuan mereka masing-masing.
1) Kuis
2) Puzzle kata
3) Puzzle gambar
4) Permainan petualangan
5) Simulasi software
6) Simulasi perangkat
7) Simulasi matematika
8) Simulasi lingkungan
Tipe-Tipe Refleksi
1) Pertanyaan retorik
2) Meditasi
3) Mengutip contoh
4) Evaluasi
5) Merangkum
6) Brainstroming
b. Riset Terpandu
Membantu mahasiswa untuk berlatih melakukan penelitian. Tujuannya
adalah membangun keterampilan penelitian, metodologi, evaluasi dan
pelaporan, kuantifikasi, sintesa, dan pengembangan keterampilan terkait.
1) Cerita
2) Pengambilan keputusan
3) Mendiagnosis dan memecahkan masalah
4) Kinerja strategis
5) Analisis kebijakan
6) Storytelling
1. Konsep Asesmen
2. Bentuk-Bentuk Asesmen
3. Rubrik
Secara jelasnya, asesmen dilakukan terhadap peserta didik atau mahasiswa baik
yang tergabung dalam suatu kelompok maupun individu. Sedangkan evaluasi
dilakukan terhadap mata kuliah, baik rancangan instruksional, bahan ajar, hingga
implementasinya. Khusus evaluasi, terdapat tiga pelaku yang terlibat sebagai objek
evaluasi meliputi subject matter expert dan dosen sebagai perancang pembelajaran
(dokumen rancangan e-Learning), dosen sebagai pelaksana pembelajaran
(implementasi), dan mahasiswa sebagai peserta yang berinteraksi dengan lingkungan
e-Learning (LMS).
Asesmen dapat memiliki nilai tinggi jika dilakukan pada pembelajaran kompleks
dengan memberikan tugas makalah penelitian, presentasi, wawancara, percobaan
laboratorium serta kunjungan dan penelitian lapangan. Selain itu asesmen digital
juga dapat memiliki nilai yang rendah, hal ini lebih cenderung mudah dilakukan
karena bisa banyak dan berulang yang dapat memberikan kesempatan mahasiswa
untuk memperbaiki. NIlai tambahnya adalah pembelajar akan lebih terbiasa
menggunakan LMS sebagai media untuk belajar.
Pada LMS sendiri ada dua jenis asesmen yang dapat diakomodasi, yaitu yang
bersifat otomatis dan merupakan fitur yang ada pada LMS seperti benar/salah,
mencocokkan, pilihan ganda. mengurutkan, dan memilah. Juga dilakukan secara
manual yang dapat diunggah oleh pembelajar pada LMS, seperti isian pendek, esai,
forum diskusi, peer assessment, dan tracking over time.
a. Jurnal belajar
Adalah tulisan mahasiswa mengenai apa yang telah dipelajari dan dilakukan
selama pembelajaran. Tulisan tersebut berisi tentang perasaan dan
pandangannya terhadap mata kuliah, Gunanya yaitu untuk mengetahui sikap,
kepuasan, dan harapan mahasiswa terhadap kelas. Mahasiswa memposting
tulisannya pada blog atau forum diskusi, partisipasinya dalam mengerjakan tugas
ini pun dapat dijadikan indikator motivasi mahasiswa dalam memahami materi.
b. Forum diskusi terstruktur atau berorientasi tugas
Untuk mewadahi mahasiswa mengungkapkan pemikirannya terkait topik
pembahasan. Jika forum diskusi sepi atau sedikit mahasiswa yang merespon
mengindikasikan bahwa pemikiran mereka belum terstimulasi atau termotivasi
untuk merespon. Dosen perlu ikut berkomentar dalam forum dengan
Selain kedua bentuk asesmen tadi, mahasiswa juga dapat melakukan asesmen
terhadap dirinya sendiri dengan mengerjakan soal-soal kuis atau latihan yang
disisipkan pada bahan ajar.
1. Kuis/ujian/tes (post-test)
Sama halnya dengan tes pada asesmen formatif, kuis/ujian/tes (post-test) pada
asesmen sumatif juga mengukur sejauh mana penguasaan mata kuliah bagi
mahasiswa terkait materi yang telah disampaikan. Tes yang dilakukan pada akhir
semester ini dapat dibuat dalam bentuk benar/salah, pilihan ganda,
mencocokkan, mengurutkan, memilah uraian singkat, atau esai.
2. Unjuk kinerja dan presentasi
Digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran yang memerlukan praktik
langsung atau demonstrasi. Seperti penggunaan alat ukur pada mata kuliah
praktikum atau mata kuliah lain yang mengandung tujuan mengembangkan
keterampilan mengekspresikan diri secara lisan.
3. e-Portofolio
Mendokumentasikan pencapaian, penghargaan, project dan tulisan mahasiswa,
yang fungsinya seperti sebuah repository. Namun e-Portofolio ini tidak sekedar
mengarsipkan pekerjaan mahasiswa, melainkan juga memperlihatkan
perkembangan kemampuan mereka dari waktu ke waktu. Isinya dapat meliputi
tugas-tugas, jawaban mahasiswa atas pertanyaan dosen, catatan hasil observasi
Untuk pembelajaran tingkat sintesis dan berpikir kreatif, asesmen dapat dilakukan
dengan:
Terakhir adalah pembelajaran pada domain sikap dan nilai-nilai, dilakukan dengan:
Rubrik
Rubrik adalah salah satu instrumen penilaian yang dapat digunakan sebagai
pedoman penskoran untuk mengetahui tingkat kemahiran mahasiswa dalam
menyelesaikan tugas. Rubrik merupakan alat asesmen yang tepat digunakan jika kita
ingin mengukur kualitas proses maupun hasil belajar mahasiswa, karena rubrik
mampu:
• Menyelaraskan aktivitas dengan tujuan
• Mendefinisikan sasaran yang jelas
• Menawarkan kriteria untuk penilaian isu subyektif
• Membantu pemberian nilai yang adil
• Menilai dengan lebih cepat
• Memberikan umpan balik pada mahasiswa
• Memberi kesempatan mahasiswa menilai dirinya sendiri
• Memberi kesempatan mahasiswa memperbaiki diri
Rubrik dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu rubrik holistik dan rubrik
analitik. Rubrik holistik menilai proses maupun produk mahasiswa secara
keseluruhan tanpa pembagian komponen secara terpisah. Penilaian dilakukan secara
subjektif serta lebih mudah dan cepat dilakukan dibandingkan dengan rubrik analitik.
Memberikan nilai tunggal atau cukup dengan menjawab “ya” atau “tidak” pada
deskripsi skor. Jawaban “ya” diberikan untuk salah satu skor yang paling sesuai
dengan kondisi mahasiswa. Biasanya rubrik jenis ini digunakan untuk menilai
program dengan multidimensi. Lebih efektif jika digunakan pada asesmen akhir serta
Skor Deskripsi
Rubrik analitik menilai proses maupun produk secara lebih spesifik dengan
menguraikannya menjadi beberapa komponen penilaian yang relevan. Tiap
komponen atau kriteria penilaian dibagi lagi menjadi beberapa tingkatan nilai,
umumnya terdapat 4 tingkatan. Namun ada pula yang membuatnya menjadi 3
tingkat. Efektif digunakan untuk mengetahui kemajuan belajar mahasiswa secara
individu. Rubrik jenis ini merupakan yang umum dipakai untuk mata kuliah karena
menyediakan umpan balik yang spesifik bagi mahasiswa.
Sesuai dengan tujuan penggunaannya, rubrik digunakan baik pada tingkat mata
kuliah maupun pada tingkat program studi. Rubrik pada tingkat mata kuliah
dirancang berbasis pada tugas-tugas dengan tujuan pengembangan mahasiswa baik
secara individu maupun berkelompok. Bertujuan untuk mendukung dalam
pengukuran capaian pembelajaran kuliah dengan asesmen berganda. Pada tingkat
ini dianjurkan untuk menggunakan jenis rubrik analitik.
Terakhir, rancangan rubrik yang telah dibuat lalu dibagikan kepada peserta didik
dan sesama pengajar. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas rubrik dengan
mendiskusikan apakah masih terdapat kekurangan yang perlu direvisi.
Perhatikan contoh rubrik berikut. Urutan baris dari kiri ke kanan merupakan
skala nilai dimulai dari tingkatan yang paling tinggi. Sedangkan kolom dari atas ke
bawah merupakan kriteria sesuai kategori yang telah ditetapkan.
Lecturer planning kit merupakan alat bantu yang dikembangkan oleh UPT e-
Learning ITB untuk mempermudah proses perancangan instruksional khusus domain
kognitif. Anda dapat menentukan jenis aktivitas belajar dan bentuk asesmen yang
akan diterapkan di mata kuliah Anda. Tiap barisnya disusun berdasarkan tingkatan
taksonomi Bloom yang dijadikan patokan dalam menggunakan alat bantu ini.
Sedangkan tiap kolomnya berisi komponen-komponen desain instruksional, meliputi:
1. Directing question, berisi instrumen pertanyaan yang mengarahkan tingkat
kognitif mana capaian pembelajaran yang Anda maksudkan. Instrumen
pertanyaan ini juga dapat digunakan sebagai asesmen berupa tes.
2. Bloom taxonomy cognitive level, berisi tingkatan proses kognitif pada taksonomi
Bloom.
3. Description, berisi penjelasan mengenai tiap tingkatan proses kognitif.
4. Behaviour verbs, berisi contoh-contoh kata kerja operasional yang dapat Anda
gunakan ketika menyusun capaian pembelajaran.
5. Student activities, berisi contoh-contoh aktivitas belajar untuk perancangan
strategi pembelajaran.
6. Assessments, berisi contoh-contoh bentuk asesmen.
7. Learning artefacts, berisi contoh-contoh hasil belajar sebagai bukti unjuk kinerja
peserta didik pada akhir proses pembelajaran.
8. Content types, berisi contoh-contoh konten e-Learning.
9. Moodle activities, berisi contoh-contoh aktivitas yang dapat difasilitasi oleh fitur-
fitur pada Moodle.
Untuk melihat apakah Anda telah menguasai modul ini, lakukanlah latihan berikut:
1. Perhatikan silabus mata kuliah yang Anda miliki. Apakah capaian pembelajaran
pada silabus Anda sudah menggunakan kata kerja operasional dengan benar
serta memiliki komponen ABCD yang lengkap? Jika belum perbaikilah agar
menjadi silabus yang baik! Isilah tabel pada tab pertama di Lampiran 1, Anda
dapat menggunakan Lecture Planning Kit untuk menentukan kata kerja
operasional yang tepat.
2. Isilah tab kedua dan ketiga pada Lampiran 1! Gunakan Lecture Planning Kit
sebagai panduan untuk menentukan strategi dan asesmen yang sesuai dengan
capaian pembelajaran pada mata kuliah Anda.
3. Buatlah rubrik analitik yang digunakan untuk asesmen salah satu capaian
pembelajaran pada mata kuliah Anda!
Abdulhak, I. & Riyana, C. (2017). eLearning Konsep dan Implementasi. Bandung: UPI Press.
Angelo State University. (t.t.). Introduction to Design, Develop, and Implement Effective
Online Instruction. [Online]. Tersedia di: http://www.angelo.edu/services/e-
learning/faculty_resources/Online_Teaching/index.php.
Dick, W., Carey, L., Carey, J.O. (1990). The Systematic Design of Instruction 3rd Edition. United
States: Scott Foresman & Co.
Gondokaryono, Y. (t.t). Planning & Execution of Outcome Based Curriculum. [PowerPoint
Slides].
Horton, W. K. (2006). E-Learning by Design. San Francisco: Pfeiffer.