Anda di halaman 1dari 8

Tugas Kelompok

Teknologi Informasi dan Komunikasi


“Model Pengembangan Multimedia Interaktif: Allesi & Trollip”
Disusun sebagai pemenuhan Ujian Akhir Semester (UAS)
Dosen Pengampu : Hartoto,S.Pd.,M.Pd

Nama & NIM Mahasiswa :


Andi Fitria Ramadhani (200407501005)
Andi Ulfa Yuga (200407502013)
Fadiah Salsabila Machmud (200407502006)
Nurafiat (200407502015)

Kelas : M91
Tim : 6

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan hidayah-nya sehingga makalah tentang “Model Pengembangan Multimedia
Interaktif: Alessi & Trollip” ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih kami ucapkan kepada pihak-pihak atau teman- teman yang telah
berpartisipasi dan memberikan idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap agar makalah ini dapat berguna dan menambah pengetahuan bagi para
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun agar kami
dapat membuat makalah yang lebih baik selanjutnya.

Makassar, 2 Desember 2021

Kelompok 6
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Abad 20 menjadi masa dimana kemajuan IPTEK telah merambah di berbagai belahan
dunia dalam segala aspek kehidupan manusia, baik di bidang ekonomi, politik,
kebudayaan, maupun pendidikan. Multimedia pembelajaran menjadi salah satu
perantara ataupun strategi pembelajaran yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi apalagi sekarang ini pembelajaran daring menjadi alternatif pembelajaran
karena masa pandemi.

Guru berperan dalam menyediakan bahan ajar dan memberikan penilaian terhadap
hasil pembelajaran siswa, menggunakan multimedia pembelajaran siswa dapat bekerja
secara mandiri atau kelompok dengan cara yang menarik dan inovatif. tingkat kreativitas
siswa dapat dilihat dari sejauh mana mereka membuat dan menggunakan multimedia
pembelajaran. Guru harus mengutamakan pengembangan keterampilan siswa dalam
proses maupun hasil.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengembangan multimedia pembelajaran dapat diterapkan dengan
baik di Sekolah Dasar?
2. Bagaimana siswa dapat meningkatkan kreativitas dalam pengembangan
multimedia pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan

Makalah ini dibuat sebagai bahan acuan dan perbandingan terkait dengan pengembangan
multimedia pembelajaran yang akan diterapkan selanjutnya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Multimedia pembelajaran merupakan suatu alat atau perantara yang dapat


menyajikan, menyampaikan pesan serta membangkitkan keinginan dan membangkitkan
motivasi siswa untuk belajar dengan menggabungkan dan mensinergikan berbagai
elemen, yaitu teks, grafis, foto, video, animasi, musik, dan narasi yang saling terhubung
memungkinkan pemakai melakukan interaksi dan komunikasi (jurnal 1 hlm 174).
Multimedia interaktif merupakan salah satu media pembelajaran yang melibatkan
keaktifan siswa secara langsung di dalam kelas.

Pengembangan multimedia pembelajaran memerlukan berbagai aspek pendukung


dalam pembuatannya, terutama dalam hal kreativitas dan inovasi, hal tersebut sangat
diperlukan. Oleh karena itu diperlukan keahlian dan ketekunan dalam prosesnya. Hal ini
membuat siswa dan guru melakukan proses interaktif yang membutuhkan keaktifan dan
partisipasi yang cukup dalam membuat produk pembelajaran.

B. Pengembangan Multimedia Pembelajaran oleh Alessi & Trollip

Pengembangan multimedia pembelajaran menggunakan model pengembangan yang


dikembangkan oleh Stephen M. Alessi dan Trollip. Secara umum model pengembangan
multimedia interaktif ini memiliki tiga atribut dan tiga fase, masing-masing atribut dan
fase. Ketiga atribut tersebut yaitu atribut standards, on going evaluation, dan project
management. Tiga fase yaitu planning, design, dan development.

Atribut standards adalah titik awal dan dasar dari proyek yang akan dikembangkan.
Atribut on going evaluation merupakan standar evaluasi yang dilakukan terhadap
proyek yang hanya berguna jika pengembang menerapkan secara konsisten di seluruh
proyek. Atribut project management merupakan tahapan saat pengembang melakukan
kontrol yang tepat terhadap semua aspek pengembangan proyek.

Tahap perencanaan (planning) merupakan tahapan yang dilakukan oleh


pengembangan untuk menentukan tujuan dan arah dari pengembangan proyek. Tahap
desain (design) merupakan tahapan yang berhubungan dengan ide pengembangan
konten awal, yaitu mendeskripsikan pendahuluan program, menyiapkan prototype,
serta membuat flowchart dan storyboards. Tahap pengembangan (development)
merupakan implementasi dari tahapan desain. Dalam tahapan ini hal-hal yang dilakukan
adalah menyiapkan materi, menyiapkan aplikasi pendukung pengembangan,
pembuatan bahan audio dan video, penulisan kode program, serta melakukan uji coba
yang terdiri atas uji alpha, uji beta dan implementasi dilakukan setelah produk awal
selesai.
Tes alpha merupakan tes internal formal, melibatkan pengembangan bersama tim,
dalam hal ini ahli media, dan ahli materi. Tes ini untuk mengidentifikasi dan
mengeliminasi permasalahan produk, prosedur, kesesuaian dengan tujuan (goal), dan
alur komunikasi dari multimedia pembelajaran. Proses pengambilan data dari ahli media
dan ahli materi dilakukan dengan memberikan instrumen. Kisi-kisi instrumen yang
digunakan diambil dari beberapa konsep kemudian konsep tersebut disesuaikan
berdasarkan kebutuhan dalam penelitian. Instrumen kebutuhan dalam penelitian.
Instrumen untuk ahli media mencakup: desain layar; pengeporasian program; navigasi;
dan kemanfaatan. Instrumen untuk ahli materi mencakup: kualitas materi
pembelajaran, dan kemanfaatan materi.

Tes beta merupakan tes yang sepenuhnya dilakukan siswa dan pengembang. Tes
beta dilakukan setelah revisi tes alpha. Berdasarkan informasi yang diperoleh setelah tes
beta maka dilanjutkan dengan revisi produk akhir sehingga produk siap digunakan di
kelas nyata pada saat implementasi produk. Evaluasi sumatif aspek yang dinilai pada
tahapan ini terdiri atas: kemudahan produk dioperasikan; kemudahan produk dipelajari
isinya; dan kemenarikan tampilan. Implementasi produk atau evaluasi sumatif dilakukan
secara formal untuk mengetahui apakah produk dapat digunakan secara lebih luas, di
luar situasi sebagaimana pelaksanaan tes sebelumnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Multimedia pembelajaran merupakan salah satu media pembelajaran dimana


kreativitas dan inovasi sangat diperlukan dalam prosesnya. Seperti yang
dikembangkan oleh Alessi & Trollip yang mengembangkan multimedia interaktif
yang terdiri dari tiga atribut dan tiga fase yaitu atribut standards on going
evoluation, dan project management. Tiga fase yaitu planning, design, dan
development.

B. Saran

Kami menyadari bahwa pembuatan makalah kami masih terdapat banyak


kesalahan atau terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami sebagai penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat membuat makalah yang
lebih baik kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
Admadja, I. P., & Marpanaji, E. (2016). PENGEMBANGAN MULTIMEDIA
PEMBELAJARAN PRAKTIK INDIVIDU INSTRUMEN POKOK DASAR SISWA
SMK DI BIDANG
KEAHLIAN KARAWITAN. Jurnal Pendidikan Vokasi, 6(2), 173.

Dewi, R., Putri, R. I. I., & Hartono, Y. (n.d.). Pengembangan Multimedia Interaktif Berbasis PMRI
Materi Jajargenjang, 6.

Hotimah, H., & Muhtadi, A. (2018). Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif


IPA untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi Mikroorganisme SMP. Jurnal
Inovasi Teknologi Pendidikan, 4(2), 201–213.

Anda mungkin juga menyukai