Anda di halaman 1dari 45

DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS ONLINE

Desain pembelajaran online adalah proses merencanakan dan mengatur pengalaman


belajar yang efektif menggunakan teknologi dan platform digital. Desain pembelajaran
online mempertimbangkan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, tujuan
pembelajaran, konten yang akan diajarkan, serta alat dan sumber daya yang tersedia
secara online.

Pada desain pembelajaran online, perhatian diberikan pada pengembangan konten


yang relevan dan menarik, pengaturan pengalaman belajar yang interaktif, serta
penggunaan alat dan teknologi yang memfasilitasi pembelajaran yang efektif. Desain ini
melibatkan pemilihan platform pembelajaran online yang sesuai, penentuan struktur
dan urutan pembelajaran, penggunaan media yang sesuai, dan pengaturan aktivitas
dan tugas yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.
•Tujuan desain pembelajaran online adalah untuk menciptakan
pengalaman belajar yang efektif, menarik, dan terjangkau bagi peserta
didik. Melalui desain yang tepat, peserta didik dapat mengakses materi
pembelajaran dengan fleksibilitas, berinteraksi dengan pengajar dan
sesama peserta didik, mengembangkan keterampilan dan pemahaman
yang diperlukan, serta mendapatkan umpan balik dan evaluasi yang
berarti.
•Desain pembelajaran online juga mempertimbangkan aspek teknis,
seperti kehandalan dan aksesibilitas platform pembelajaran, kompatibilitas
dengan berbagai perangkat, serta keamanan dan privasi data peserta didik.
Hal ini penting untuk memastikan pengalaman pembelajaran yang lancar
dan aman bagi semua peserta didik.
Integratif Learning Design Framework
(ILDF)
Nada Dabbagh (2005) mendefinisikan belajar online (online learning) sebagai
suatu lingkungan pembelajaran yang bersifat terbuka dan terdistribusi yang
menggunakan perangkat (tools) pedagogik, yang dimungkinkan dengan
penggunaan teknologi web dan internet, untuk memfasilitasi proses belajar dan
konstruksi pengetahuan melalui aksi dan interaksi yang bermakna.

Online learning sebagai suatu mode penyampaian informasi harus


bisa mensinergikan ketiga komponen utama yaitu strategi pembelajaran,
teknologi belajar dan model pedagogis. Ketiganya harus disusun dalam
kerangka yang integratif dengan tetap memperhatikan konteks sosial dan
kultural.
Model dan desain pengembangan ILDF (Integrative Learning Design Framework) yang
dikembangkan oleh Nada Dabbagh ini dapat digunakan pada berbagai konteks
pembelajaran online, termasuk pengembangan e-course untuk perguruan tinggi,
pelatihan di perusahaan, komunitas belajar online, ataupun system pendukung kinerja
elektronik.
Secara umum, model ini terdiri dari tiga fase pengembangan, yaitu fase eksplorasi,
realisasi dan evaluasi. Namun ada juga yang menambahkan satu tahapan lagi yaitu
refleksi. Model ILDF ini lebih pada aliran kontruktivis berbasis desain instruksional
model yang menawarkan suatu proses sistematis dalam pengembangan pembelajaran
online.

Model ini termasuk inovasi dalam desain pembelajaran yang khusus dikembangkan
untuk proses belajar masa depan dengan belajar berbasis jaringan, yaitu online
learning atau web based learning yang mengoptimalkan pemanfaatan teknologi
komunikasi.
Dari skema model ILDF disamping
diketahui bahwa konteks sosial
budaya dimasukan dalam salah satu
aspek strategi di dalam
pengembangan online learning, hal ini
menunjukkan bahwa model ILDF
sangat mengapresiasi lingkungan
belajar yang bersifat heterogen.
Manfaat model ILDF, yaitu :

1.Bisa diterapkan untuk penggunaan media digital dan telekomunikasi.


2.Menjangkau karakteristik peserta didik lebih rinci dibandingkan dengan model-
model desain pembelajaran lainnya.
3.Jika diterapkan secara murni maka sistem penyampaian atau penyajian materi,
menjadi lebih menarik.
4.Menerapkan seluruh komponen disain pembelajaran berbasis KBM lebih jelas.
5.Untuk penerapan di Indonesia sangat berguna karena telah mencantumkan aspek
sosial-budaya yang terinci untuk dijadikan masukan dalam model pembelajaran.
Keterbatasan model ILDF ini adalah :

1. Karena relatif baru dan ditujukan untuk online learning, maka tidak semua
pengajar menyadari adanya model ini.
2. Penyediaan infrastruktur (ICT) dan perangkat keras relatif masih mahal dan
belum terjangkau oleh semua lembaga atau organisasi pendidikan di Indonesia
TAHAPAN PELAKSANAAN
1. Eksplorasi
Pada tahap ini, pengembangan pembelajaran mendokumentasikan mengumpulkan informasi
terkait dengan latar belakang pembelajaran. Menyelidiki konteks di mana kegiatan pembelajaran
online akan dirancang dan diimplementasikan yang terdiri dari menganalisis:

a)Kebutuhan guru dan peserta didik


b)Kesulitan saat mengajar dan belajar
c)Teori dan strategi instruksional yang digunakan (mengidentifikasi masalah  atau kesenjangan
yang ada)
d)Faktor sosial, budaya dan organisasi yang dapat menjadi kendala dalam desain,
pengembangan dan implementasi proses pembelajaran
e)Kepercayaan, sikap, bias, pengalaman, asumsi, dan filsafat pendidikan perancang
pembelajaran tersebut
f)Literatur review yang tersedia, model pedagogis serta strategi instruksional yang mendukung
TAHAPAN PELAKSANAAN
2. Penyusunan

Penyusunan (enachment) merupakan tahapan pemetaan informasi yang


telah diperoleh melalui eksplorasi. Termasuk dalam hal ini informasi tentang
proses belajar, materi apa saja yang akan disampaikan, serta menentukan
strategi pembelajaran online yang akan digunakan.

a)Semua informasi yang dikumpulkan dalam tahap eksplorasi sebaiknya


ditindaklanjuti
b)Pemilihan alat (ICT) yang baik akan mengatasi kesulitan mengajar dan
belajar,
c)Desain prototipe pembelajaran
TAHAPAN PELAKSANAAN
3. Evaluasi
1.Menilai apakah prototipe yang dirancang mudah digunakan oleh pemakai, dan
apakah mampu serta relevan untuk mengatasi masalah dalam kegiatan belajar
mengajar 
2.Penilaian formatif dalam tahap pengembangan prototipe pembelajaran untuk
menilai kekuatan dan kelemahan dari prototipe yang hasilnya digunakan untuk
merevisi / menyempurnakan prototipe (untuk meningkatkan efektivitas dan daya
tarik), terdiri dari :
 Penilaian dari ahli
 Penilaian dari setiap pemakai
 Penilaian dari kelompok kecil siswa
 Sumatif  dilakukan setelah implementasi prototipe tersebut untuk
mengukur dampak dari prototipe pada proses pembelajaran
TAHAPAN PELAKSANAAN
4. Tahapan Reflection 

Berpikir kritis dari pengalaman yang diperoleh di keseluruhan proses mendesain


prototipe pembelajaran, terdiri dari :  
 a. Desain model 
 b. Pelajaran 
 c. Kemungkinan aplikasi dari prototipe pembelajaran
TAHAPAN PELAKSANAAN
Langkah-langkah pelaksanaan
desain Integratif Learning
Design Framework (ILDF)
untuk pembelajaran online
KONSEP INTEGRASI
1. Pengintegrasian: Integrasi berbagai sumber daya pembelajaran, termasuk
teknologi, konten, dan metode pembelajaran, untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan.
2. Relevansi: Pembelajaran harus relevan dengan kebutuhan siswa dan
memenuhi tujuan pembelajaran yang diinginkan.
3. Kolaborasi: Kolaborasi dan interaksi antara siswa, instruktur, dan sumber
daya pembelajaran harus ditingkatkan melalui penggunaan teknologi dan
strategi pembelajaran yang sesuai.
4. Adaptabilitas: Pembelajaran harus mampu menyesuaikan diri dengan
kebutuhan siswa dan perubahan dalam konteks pembelajaran.
5. Refleksi: Siswa harus mampu merefleksikan dan mengevaluasi hasil
pembelajaran mereka, serta memberikan umpan balik kepada instruktur dan
rekan sejawat.
Langkah-langkah pelaksanaan desain Integratif Learning Design
Framework (ILDF) untuk pembelajaran online

1. Identifikasi Tujuan Pembelajaran:


•Tentukan tujuan pembelajaran yang spesifik dan terukur untuk mata pelajaran
atau topik yang akan diajarkan.
•Jelaskan keterampilan, pengetahuan, atau sikap yang diharapkan peserta didik
capai setelah mengikuti pembelajaran.
2. Analisis Konten:
•Identifikasi materi pembelajaran yang relevan dan penting untuk disampaikan
kepada peserta didik.
•Organisir konten menjadi modul atau unit pembelajaran yang terstruktur.
3. Pemilihan Teknologi dan Alat:
•Identifikasi teknologi dan alat pembelajaran online yang sesuai untuk mendukung
tujuan pembelajaran, seperti platform pembelajaran online, aplikasi, atau
perangkat lunak khusus.
•Pastikan teknologi yang dipilih mudah diakses dan digunakan oleh peserta didik.
Langkah-langkah pelaksanaan desain Integratif Learning Design
Framework (ILDF) untuk pembelajaran online

4. Rancang Aktivitas Pembelajaran:


•Rancang aktivitas pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam
eksplorasi, kolaborasi, refleksi, dan kreasi.
•Gunakan berbagai strategi pembelajaran online, seperti diskusi daring, proyek kolaboratif,
kuis interaktif, simulasi, atau penugasan individu.
5. Integrasi Konten dan Teknologi:
•Gabungkan materi pembelajaran dengan teknologi yang digunakan, sehingga peserta
didik dapat mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam pengaturan online.
•Sediakan konten pembelajaran dalam berbagai format, seperti teks, video, audio, atau
sumber daya digital interaktif.
6. Evaluasi Pembelajaran:
•Tentukan metode dan instrumen evaluasi yang sesuai untuk mengukur pemahaman dan
kemajuan peserta didik.
•Gunakan alat evaluasi online, seperti kuis daring, tugas online, atau portofolio digital.
Langkah-langkah pelaksanaan desain Integratif Learning Design
Framework (ILDF) untuk pembelajaran online

7. Kolaborasi dan Keterlibatan:


•Dorong kolaborasi dan interaksi antara peserta didik melalui alat-alat online, seperti forum
diskusi, grup kerja, atau proyek kolaboratif.
•Libatkan peserta didik dalam proses pembelajaran, memungkinkan mereka untuk berbagi
pendapat, ide, dan pengalaman.

8. Refleksi dan Penyesuaian:


•Mendorong peserta didik untuk merefleksikan pengalaman belajar mereka dan
memberikan umpan balik terhadap desain pembelajaran.
•Berdasarkan umpan balik peserta didik, evaluasi pembelajaran, dan analisis data, lakukan
penyesuaian dan perbaikan pada desain pembelajaran.
Langkah-langkah pelaksanaan desain Integratif Learning Design
Framework (ILDF) untuk pembelajaran online

Penerapan desain pengembangan ILDF dalam pembelajaran online


harus mempertimbangkan karakteristik peserta didik, aksesibilitas
teknologi, serta kemampuan dan keterampilan pengajar dalam
mengelola pembelajaran secara online. Fleksibilitas dan adaptasi
terhadap perubahan situasi dan kebutuhan pembelajaran juga
penting dalam memastikan efektivitas pembelajaran online
PEDATI
PELAJARI - DALAMI - TERAPKAN - EVALUASI
Pendekatan PELAJARI - DALAMI - TERAPKAN - EVALUASI adalah sebuah
pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk memberikan pengalaman
belajar yang holistik dan terintegrasi kepada siswa. Pendekatan ini
menggabungkan berbagai tahapan yang saling melengkapi, mulai dari
pembelajaran konseptual, pemahaman mendalam, penerapan praktis, hingga
evaluasi kinerja siswa

Menurut Uwes Anis Chaeruman (2017: 17) PEDATI adalah kependekan dari
PElajari – DAlami – Terapkan dan evaluasI, yang merupakan siklus alur
pembelajaran yang ditawarkan dalam sistem pembelajaran blended. Desain
pedati sama dengan desain sistem pembelajaran blended. Pedati sebagai
desain pembelajaran menggambarkan suatu prosedur kerja yang sistematis dan
logis, serta memiliki komponen yang jelas dan saling berhubungan
Pedati, terdiri atas empat langkah utama, yaitu:

1)Merumuskan capaian pembelajaran


Capaian pembelajaran adalah pernyataan kinerja yang diharapkan dicapai oleh
siswa setelah mengikuti suatu proses pembelajaran. Rumusan capaian
pembelajaran yang baik, sangat penting, karena capaian pembelajaran akan
menjadi dasar dalam menentukan komponen
sistem pembelajaran berikutnya, diantaranya:
a. memilih, menentukan dan mengorganisasikan materi
b. memilih dan menentukan strategi pembelajaran
c. memilih dan menentukan asesmen/evaluasi hasil belajar
d. memonitor dan mengevaluasi keberhasilan suatu proses pembelajaran
Pedati, terdiri atas empat langkah utama, yaitu:

2)Memetakan dan mengorganisasikan materi pembelajaran


Langkah kedua adalah memetakan dan mengorganisasikan bahan kajian atau materi
pembelajaran. Pemetaan dan pengorganisasian materi pembelajaran adalah upaya
menentukan dan mengelompokkan materi pembelajaran kedalam pokok bahasan, subpokok
bahasan, dan pokok-pokok materi sesuai dengan capaian pembelajaran yang telah ditentukan

3)Memilih dan menentukan aktivitas pembelajaran


Langkah ketiga adalah memilih dan menentukan aktivitas pembelajaran sinkron dan
asinkron. Langkah ini adalah upaya menentukan apakah capaian dan pokok atau subpokok
bahasan tertentu akan dan dapat dicapai melalui strategi pembelajaran asinkron atau sinkron.
Untuk memilih dan menentukan strtagi pmebelajaran asinkron dan sinkron diperlukan suatu
kriteria tertentu. Oleh karena itu, dalam langkah ini disajikan kriteria memilih dan menentukan
strategi pembelajaran yang relevan sebagai panduan
Pedati, terdiri atas empat langkah utama, yaitu:

4)Merancang aktivitas pembelajaran yang akan digunakan

menentukan Aktivitas pembelajaran yang digunakan misalnya aktivitas pembelajaran


asinkron mandiri. Sistem pembelajaran yang terjadi dalam situasi belajar mandiri secara
daring disebut dengan metode asinkron mandiri. Dalam metode asinkron mandiri, siswa
dapat menentukan waktu dan tempat untuk belajar sesuai dengan kondisi dan kecepatan
belajarnya masing-masing
Setelah materi dan bahan ajar berupa media pembelajaran digital dan hyperlink media dan
sumber belajar lainnya yang tepat tersebut diunggah/di share ke dalam platform LMS, maka
guru dan siswa dapat merealisasikan desain pembelajaran PEDATI ini, yaitu sebagai berikut:

PELAJARI DALAMI
Pada tahap pelajari ini, guru Pada tahap ini, guru
menginstruksikan kepada siswa agar menginstruksikan lagi kepada siswa agar
membaca materi yang sudah dibagikan. kembali membaca dan mempelajari materi
Setelah membaca materi tersebut, siswa yang telah diberikan atau disebut juga
diharapkan mampu mengidentifikasi dengan mendalami materi. Pada tahap
bermacam opini, argumentasi, deskripsi, mendalami ini, siswa dapat melakukan
eksposisi, rekomendasi, dan fakta yang aktivitas baik secara mandiri dan
dikemas secara kolaboratif sesuai dengan kolaboratif melalui forum diskusi dan atau
capaian dan atau tujuan pembelajaran yang mengakses hyperlink media dan sumber
telah ditetapkan di dalam forum belajar yang telah direkomendasikan oleh
diskusi/kolom chat komentar LMS guru sebagai bahan pengayaan belajar
siswa
TERAPKAN EVALUASI

Pada tahap terapkan ini, guru Pada tahap evaluasi ini, guru
menginstruksikan kepada siswa untuk menginstruksikan kepada siswa untuk
mencoba menerapkan apa yang telah mencoba menerapkan apa yang telah dipelajari
dipelajari dengan mengerjakan tugas di dengan metode pemberian tugas
rumah berupa lembar portofolio dan atau daring yang telah dikembangkan oleh guru
membuat proyek pekerjaan rumah lainnya berupa quiz/Google Form dan atau
yang telah dirancang oleh guru seperti pada mengakses hyperlink media pembelajaran
contoh yang disematkan di dalam platform digital dan sumber belajar lainnya seperti:
lms. Pada tahap terapkan ini Kahoot dan Quizizz. Tahapan evaluasi
siswa melakukan aktivitas ini secara merupakan lanjutan dari tahapan terapkan,
mandiri dan kolaboratif untuk mengakuisisi yaitu dapat berupa pengumpulan tugas
pengetahuan dan kemampuan yang telah mandiri/berkelompok berupa lembar
didapat selama sesi forum diskus portofolio secara daring dalam bentuk
media digital audio, visual, dan audio-
visual.
MODEL DESAIN
4D
PENGERTIAN MODEL 4D

Model 4-D merupakan model pengembangan perangkat


pembelajaran yang disarankan oleh Thiagarajan, Semme
dan Semmel yang terdiri dari 4 tahap pengembangan, yai
define,design, develop,dan disseminate
TAHAPAN MODEL 4D

1. Define (Pendefinisian)
analisis ujung depan (front-end analysis),
analisis siswa (learner analysis), analisis
tugas (task analysis), analisis konsep
(concept analysis) dan perumusan tujuan
pembelajaran (specifying instructional
objectives).
2. Design (Perancangan)
a.penyusunan standar tes (criterion-test
construction)
b.pemilihan media (media selection) yang
sesuai dengan karakteristik materi dan
tujuan pembelajaran
c.pemilihan format (format selection), yakni
mengkaji format-format bahan ajar yang ada
dan menetapkan format bahan ajar yang
akan dikembangkan,
d.membuat rancangan awal (initial design)
sesuai format yang dipilih
3. Develop (Pengembangan)
• Validasi model oleh ahli/pakar. Hal-hal yang
divalidasi meliputi panduan penggunaan model dan
perangkat model pembelajaran. Tim ahli yang
dilibatkan dalam proses validasi terdiri dari: pakar
teknologi pembelajaran, pakar bidang studi pada
mata pelajaran yang sama, pakar evaluasi hasil
belajar.
• Revisi model berdasarkan masukan dari para pakar
pada saat validasi
• Uji coba terbatas dalam pembelajaran di kelas,
sesuai situasi nyata yang akan dihadapi.
• Revisi model berdasarkan hasil uji coba
• Implementasi model pada wilayah yang lebih luas
4. Disseminate (Penyebarluasan)
• Kegiatan terakhir dari tahap pengembangan adalah melakukan packaging
(pengemasan), diffusion and adoption. Tahap ini dilakukan supaya produk dapat
dimanfaatkan oleh orang lain. Pengemasan model pembelajaran dapat dilakukan
dengan mencetak buku panduan penerapan model pembelajaran. Setelah buku
dicetak, buku tersebut disebarluaskan supaya dapat diserap (diffusi) atau dipaham
orang lain dan digunakan (diadopsi) pada kelas mereka.

• Pada konteks pengembangan bahan ajar, tahap dissemination


dilakukan dengan cara sosialisasi bahan ajar melalui
pendistribusian dalam jumlah terbatas kepada guru dan peserta
didik. Pendistribusian ini dimaksudkan untuk memperoleh
respons, umpan balik terhadap bahan ajar yang telah
dikembangkan. Apabila respon sasaran pengguna bahan ajar sudah
baik maka baru dilakukan pencetakan dalam jumlah banyak dan
pemasaran supaya bahan ajar itu digunakan oleh sasaran yang
lebih luas.
4D Models by Thiagarajan
4D

Define Design Development Disseminate

Analisis awal-akhir
Pemilihan media & Validasi (Valid/tidak) 
(Analisis siswa, materi, Sosialisasi
format (revisi/tidak)
tugas)

Spesifikasi tujuan
Perencanaan Draft Final Guru Mata
pembelajaran
awal Pelajaran

Draft I
4D Models by Thiagarajan
• 4D
– Define
• Analisis awal-akhir
• Analisis siswa
• Analisis materi
• Analisis tugas
• Spesifikasi tujuan pembelajaran
– Design
• Pemilihan media
• Pemilihan format
• Perencanaan awal
• Draft I
– Development
• Validasi
• Valid/tidak (revisi)
• Draft Final
– Disseminate
• Sosialisasi
• Guru Mata Pelajaran
4D Models by Thiagarajan
4D

Define Design Development Disseminate

Analisis awal-
Pemilihan Validasi Sosialisasi
akhir
media

Pemilihan Guru Mata


Analisis siswa
format Valid/tidak Pelajaran
(revisi)

Perencanaan
Analisis materi Draft Final
awal

Analisis tugas Draft I

Spesifikasi
tujuan
pembelajaran
Pembagian Kelompok
kelompok 1 : kelompok 2 : kelompok 3 :
1. Marsyita Azzahra 1. Firdaus 1. Muhdar
2. Surya 2. Rifal 2. M. Arya yudhawansyah
3. Muthia Nabila Yusuf 3. Diva Aryanti 3. Ilman Fajar sidiq
4. Abdurahman 4. Sabrina Putri Alfiah S. 4. Nurlisahandayani
5. Wahyungsi 5. Indra Aziz 5. Risma Asmita
6.Sulfiana 6. Faiqatunnisa 6. Leonardy Dwi h
7.Ayatullah 7.Gaida Mutmainnah 7. Ervina
8.Destinatasya Banawa 8.Ahmad Fauzan 8.Nur wahyu ulul asmi
9.Al hijas 9.Sukmawati 9.NurWahyuni palabiran
10.Rifaldi 10.Fuad Agus 10.Sulistiana velma
11.Putri presselia Arif
TUGAS KELOMPOK

DARI RPP YANG TELAH DIBUAT


1.BUATLAH NASKAH DESAIN PEMBELAJARAN:
KELOMPOK 1 : ILDF
KELOMPOK 2 : PEDATI
KELOMPOK 3 : 4D
2. BAGI TUGAS DALAM KELOMPOK SEBAGAI:
TIM PEMBUAT NASKAH
TIM PENYAJI MEDIA
TIM PENGKAJI/VALIDASI MEDIA
3. BUATLAH PEMBALAJARAN ONLINE MENGGUNAKAN LMS GOOGLE CLASSROOM
ATAU MOODLE SESUAI DENGAN NASKAH YANG TELAH DISUSUN
4. KUMPULKAN TUGAS RPP DAN NASKAH PADA LINK DRIVE:
https://go.kptk.id/tgskelasb
PALING LAMBAT 30 MEI 2023

Anda mungkin juga menyukai