Anda di halaman 1dari 8

PENGEMBANGAN E-MODUL PEMBELAJARAN RIAS PENGANTIN

BERBASIS INTEGRATIVE LEARNING DESIGN FRAMEWORK (ILDF)


PADA MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN TATA RIAS UNIMED

Siti Wahidah, Marnala Tobing, Astrid Sitompul

Absatrak:
Pengembangan media pembelajaran, pada hakikatnya merupakan pola
langkah-langkah yang meliputi analisis, pengembangan, dan pembuatan materi,
dan evaluasi hasil pembelajaran. Pengembangan media pembelajaran digital
dalam penelitian ini merupakan cara yang sistematis dalam mengidentifikasi,
mengembangkan, dan mengevaluasi seperangkat materi dan strategi yang
diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Dengan perkembangan
teknologi untuk pembelajaran berbasis elektronik dan mefasilitasi pendidik untuk
mempermudah dalam menyampaikan materi, memotivasi, berinovasi dan
mengasah kreativitasnya dalam matakuliah rias pengantin dikemas dalam buku
yang bertajuk E-Modul (Electronic Modul).
Penggunaan media dan sumber belajar merupakan bagian dari komponen
yang mempengaruhi pembelajaran. Bahan ajar perlu disesuaikan dengan kondisi
mahasiswa dan strategi pembelajaran yang digunakan pendidik. perlu dilakukan
kajian, penelitian, dan pengembangan model e-learning berbasis ILDF atau
(Integratif Learning Design Framework).
Pengembangan penelitian mengacu kepada Research and development (R
& D ) dari model Borg & Gall yang dipadu dengan evaluasi formatif dari Dick &
Carey, yaitu suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan
memvalidasi produk. Teknik pengumpulan data dalam memvalidasi produk
bahan pembelajaran dilakuan dengan penyebaran kuesioner. Penelitian ini
dirancang dalam tiga tahap yaitu (1)Penelitian berupa Perencanaan dan perumusan
tujuan pembelajaran.(2) Pengembangan berupa pembuatan bahan pembelajaran
menggunakan ILDF atau (Integratif Learning Design Framework). (3)Evaluasi
formatif dan revisi oleh ahli materi, ahli media dan ahli desain pembelajaran serta
evaluasi one to one, small group, field trial. Dengan tiga tahap penelitian dan
pengembangan ini diharapkan bahan ajar yang dihasilkan sudah layak untuk
diimplementasikan dan dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa.

Keyword: E-Modul, Rias Pengantin, Integratif Learning Design Framework


(ILDF)

1
PENDAHULUAN
Pendidikan semakin berkembang dengan adanya teknologi untuk
mendukung pembaharuan terhadap proses belajar mengajar, Teknologi Informasi
dan Komputer (TIK) saat ini sangat berkembang yang merupakan sebuah
teknologi yang dipergunakan dalam pendidikan. Segala sesuatunya dapat
diintegrasikan dengan teknologi digital dimana teknologi memiliki potensi untuk
mengubah dan berinovasi (Page, 2013: 89). Kehadiran teknologi berupaya
mempermudah pekerjaan manusia, teknologi diciptakan sesuai dengan keadaan
dan kebutuhan manusia.
Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional bahwa perkembangan yang
dipengaruhi oleh era revolusi 4.0 menjadi tolak ukur bagaimana pendidikan
Indonesia mampu bersaing secara global. Dengan memiliki pencapaian
kemampuan yang kolaborasi, inovatif, kreatif, kompetitif dan berfikir kritis.
Menyikapi persaingan dalam hal masa depan terutama dalam dunia industri,
perguruan tinggi merupakan jalur pendidikan yang dibutuhkan didunia akademik
dan industri diperlukan upaya dalam berinovasi, dimana dipastikan bahwa
program studi mengimbangi dengan kebutuhan industri dan tetap kompetitif
dengan yang lain bidang studi (Romeo & Lee, 2013: 132).
Universitas Negeri Medan merupakan Lembaga Perguruan Tinggi Negeri
di Sumatera Utara, saat ini mengelola tujuh fakultas antara lain Fakultas Teknik
yang merupakan fakultas yang mengemban program-program studi kejuruan
dengan kriteria capaian kelulusan masing-masing. Program studi Pendidikan tata
rias merupakan program keguruan dengan bidang keilmuan tata rias pada jurusan
pendidikan kesejahteraan keluarga. Setiap lulusan perguruan tinggi pendidikan
kesejahteraan keluarga, mempunyai harapan dapat mengamalkan ilmu yang telah
didapat selama studi untuk berprofesi.
Tata rias pengantin meliputi di dalamnya tata rias wajah, tata rias rambut
serta busana yang dikenakan pengantin namun dari kesemuanya itu yang memiliki
tingkat kesukaran yang tinggi adalah merias wajah. Dalam merias wajah maka
tindakan utama yaitu menonjolkan bagian wajah yang sempurna dan menutupi
kekurangan pada wajah dengan keterampilan pengolesan kosmetika.
Untuk mendukung pembelajaran agar sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan sekarang yang sedang berlangsung tersebut diharapkan bagaiamana
pembelajaran ini dikemas untuk mendukung pembelajaran tidak hanya
dipergunakan dimana saja. Dengan perkembangan teknologi untuk pembelajaran
berbasis elektronik dan mefasilitasi pendidik untuk mempermudah dalam
menyampaikan materi, dan untuk memotivasi mahasiswa untuk berinovasi dan
mengasah kreativitasnya dalam matakuliah rias pengantin dikemas dalam buku
yang bertajuk E-Modul (Electronic Modul).

2
Penggunaan media dan sumber belajar merupakan bagian dari komponen
yang mempengaruhi pembelajaran. Bahan ajar perlu disesuaikan dengan kondisi
mahasiswa dan strategi pembelajaran yang digunakan pendidik. Pemanfaatan dan
pemberdayaan modul untuk menunjang pembelajaran suatu kemajuan, bukan
hanya untuk meningkatkan keefektivan dan kualitas pembelajaran, tetapi yang
lebih penting adalah untuk meningkatkan penguasaan materi baik pendidik
maupun mahasiswa.
Untuk meningkatkan keaktifan peserta didik dikelas dalam proses
pembelajaran, hal itu dapat ditangani dengan menerapkan model pembelajaran,
keberhasilan seorang peserta didik dalam proses pembelajaran tidak saja
ditentukan oleh tenaga pengajar yang baik atau kurikulum yang mantap, namun
juga ditentukan oleh metode pembelajaran yang digunakan guru. Model-model
atau metode mengajar tersebut menuntut keaktifan siswa sesuai dengan
perkembangan siswa. Keaktifan belajar siswa dapat dilihat dari aktivitas-aktivitas
belajara siswa.
Proses Perencanaan Pembelajaran dan Pengembangan tersebut lebih pada
proses pembelajaran yang dilakukan secara terpisah, maksudnya disini berarti
antara pendidik dan peserta didik tidak berada dalam satu ruangan yang sama
bahkan waktunya pun berbeda. Interaksi pendidik dan peserta didik dilakukan
secara langsung maupun tidak langsung, misal dengan melakukan chatting lewat
koneksi internet (langsung) maupun dengan berkirim email untuk sekedar
mengumpulkan tugas (tidak langsung). Dengan begitu perlu adanya desain
pengembangan yang sederhana, personal, cepat, serta unsur hiburan akan
menjadikan peserta didik betah belajar di depan internet seolah-olah mereka
belajar di dalam kelas.
Dengan kesesuaian model pembelajaran berbasis ILDF atau (Integratif
Learning Design Framework) mengenai desain belajar integratif untuk online
learning. Bonk dan Reynolds (1997), sebagaimana dikutip oleh Mohammed Ally
(2004), mengatakan bahwa untuk mendukung pembelajaran jenis pemikiran
tingkat tinggi (high order thinking) melalui web, pembelajaran online harus
menyediakan berbagai aktifitas menantang yang memungkinkan pemelajar
(learner) mengaitkan informasi baru dan lama, menangkap pengetahuan
bermakna, dan menggunakan kemampuan metakognitifnya.
Menurut Nada Dabbagh (2005), modul ILDF (Integratif Learning Design
Framework) ini dapat digunakan pada berbagai konteks pembelajaran online,
termasuk pengembangan e-course untuk perguruan tinggi, pelatihan di perusahaan
(corporate training), komunitas belajar online, ataupun sistem pendukung kinerja
elektronis (electronic performance support system). Secara umum, modul ILDF
ini terdiri dari tiga fase pengembangan atau tiga tahapan, yaitu: fase eksplorasi

3
(exploration), realisasi (enactment), dan evaluasi (evaluation). Namun ada juga
yang menambahkan satu tahapan lagi yaitu refleksi.

METODOLOGI
Dalam penelitian ini menggunakan metode pengembangan penelitian
mengacu kepada Research and development (R & D ) dari model Borg & Gall
yang dipadu dengan evaluasi formatif dari Dick & Carey. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2013:40) bahwa “Penelitian reaserch and
development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut”.
Pada subjek uji coba Hasil validitas produk tersebut diperoleh dari para
subjek yang terdiri dari tiga orang ahli materi pembelajaran, tiga orang ahli
media pembelajaran, tiga orang ahli desain pembelajaran dan hasil uji coba
kelompok kecil dan besar dari mahasiswa prodi pendidikan tata rias UNIMED.
Data yang diperoleh disesuaikan dengan tujuan dan desain pengembangan yang
digunakan, maka jenis data yang dikumpulkan dalam pengembangan ini adalah
data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif sebagai pokok, yang terkumpul
melalui angket tersebut meliputi : (1) penilaian ahli materi, (2) penilaian ahli
desain pembelajaran, (3) penilaian ahli media (E-modul), (4) penilaian
mahasiswa. Sedangkan data kualitatif dihimpun dari hasil penialaian, masukan,
tanggapan, kritik dan saran perbaikan melalui angket terbuka yakni pertanyaan
dan hasil observasi. Instrumen dalam penelitian yaitu: instrumen non tes berupa
angket.

Mengembangkan
Bahan Pembelajaran
Pengembangan E-Modul

Cetak& Digital Reviewer:


PENGEMBANGAN

Target Populasi Luaran


Mahasiswa
PENELITIAN

Menyusun disain dan Mahasiswa Dokumen


melaksanakan Ahli Disain Media Ajar Cetak
evaluasi formatif: Pembelajaran, Media AjarDigital
Ahli Media Buku Panduan Dosen
Uji coba One to one Kelayakan E- Buku Panduan Mahasiswa
Pembelajaran
Ahli materrisangat Modul HKI
Data kualitatif yang
Uji coba Smallberupa
Group pernyataan setuju, setuju,
Efektifitas E- tidak setuju
.
pembelajaran
san sangat tidak setuju diubah menjadi data kuantitatif
Uji coba Field Trial dengan
Modulskala nilai 1 sampai
4. Hasilnya dirata-rata dan digunakan untuk menilai kualitas media pembelajaran.
Kriteria media pembelajaran akan dikonversikan menjadi nilai dengan skala
empat menggunakan Skala Likert yang dianalisis secara deskriptif.
HASIL DAN PEMBAHASAN

4
Awal penelitian dan pengembangan ini adalah menetapkan matakuliah
yang akan dikembangkan. Tahap selanjutnya adalah melakukan penelitian
pendahuluan mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran dan menulis tujuan.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data kebutuhan apa yang diperlukan
oleh dosen dan mahasiswa dalam proses belajar mengajar, selain itu penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh data bagaimana konsep media yang akan dibuat
Menyusun desain dan melaksanakan evaluasi. Setelah memperoleh serangkaian
proses pengembangan, maka langkah selanjutnya adalah mendesain dan
mengembangkan E-Modul Pembelajaran Rias Pengantin Berbasis Integrative
Learning Design Framework (ILDF).
Penilaian dilakukan bertujuan untuk mendapatkan informasi yang akan
digunakan untuk meningkatkan kelayakan E-Modul Pembelajaran Rias Pengantin
Berbasis Integrative Learning Design Framework (ILDF), dinyatakan valid
dengan persentase skor 90,21% dan dalam kategori “sangat setuju” pada validasi
oleh ahli materi, 90,01% “sangat setuju” pada validasi oleh ahli desain
pembelajaran, dan 88,00% “sangat setuju” pada validasi oleh ahli media
pembelajaran.

Tabel 1. Penilaian Oleh Validator terhadap E-Modul Berbasis ILDF


Presentase
No. Aspek Kategori
Rata-Rata
1. Validasi Ahli Materi 90,21% Sangat Setuju
2. Validasi Ahli Desain 90,01% Sangat Setuju
Pembelajaran
3. Validasi Ahli Media 88,00% Sangat Setuju
Jumlah Rata-Rata 89,41% Sangat Setuju

Pelaksanaan selanjutnya dengan meninjau penilaian yang dilakukan pada uji


coba lapangan terhadap media E-Modul berbasis ILDF.
Tabel 2. Penilaian Oleh Uji Coba Lapangan terhadap E-Modul Berbasis ILDF
Presentase
No. Aspek Kategori
Rata-Rata
1. Uji Coba Perorangan 93,94%. Sangat Setuju
2. Uji Coba Kelompok Kecil 93,75% Sangat Setuju
3. Uji Coba Lapangan 98,15% Sangat Setuju
Jumlah Rata-Rata 95,28% Sangat Setuju

5
Bahwa responden menyatakan E-Modul Pembelajaran Rias Pengantin
Berbasis Integrative Learning Design Framework (ILDF) pada tahap uji coba
menyatakan “Sangat Setuju” efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran.
Pengembangan E-Modul pada matakuliah rias pengantin dilakukan
berdasarkan tahapan sebagaimana yang terdapat dalam prosedur. Dilakukan
pengumpulan data-data yang dibutuhkan untuk membangun pembuatan media.
Hasil pengembangan selanjutnya dilakukan uji kelayakan atau validasi oleh ahli
yang telah ditentukan yaitu ahli materi, desain pembelajaran dan media.
Kemudian produk pengembangan e-modul merupakan yang telah dikembangkan
dengan memperhatikan aspek-aspek pembelajaran dan media sebagai prinsip
desain pesan pembelajaran. Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan, produk
pengembangan media dinyatakan layak untuk diteruskan dalam uji coba lapangan.
Pada hasil presentase efektivitas media dinyatakan efektif, perolehan tanggapan
mahasiswa terhadap keefektivan media dengan kriteria sangat setuju bahwa media
efektif dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran untuk pembelajaran rias
pengantin.
Penelitian pengembangan produk yang dilakukan ini diarahkan untuk
menghasilkan produk berupa e-modul berbasis Interaktif Learning Design
Framework (ILDF) yaitu dilihat kelayakan media dan sebagai media baru yang
mendukung pembelajaran. Media pembelajaran inovatif ini diharapkan mampu
melengkapi serta memperbaiki pembelajaran sebelumnya yang masih memiliki
beberapa kekurangan, sehingga kendala dalam pembelajaran dapat diminimalkan.
Oleh karena itu peran media memiliki potensi besar untuk merangsang
mahasiswa agar dapat merespon pembelajaran dengan baik. Untuk itu media
pembelajaran menyediakan sumber belajar yang dapat membantu peran pendidik
atau dosen dalam memperkaya wawasan mahasiswa.

KESIMPULAN
media yang dikembangkan termasuk kedalam kategori sangat baik dengan
presentase hasil penilaian masing-masing. Hasil validasi ahli materi terhadap e-
modul yang dikembangkan menunjukan 90,21 % dengan kesimpulan bahwa e-
modul rias pengantin berbasis interactive learning design framework sangat setuju
untuk dinyatakan layak. Hasil validasi ahli desain pembelajaran terhadap e-modul
yang dikembangkan menunjukan 90,01% dengan kesimpulan bahwa e-modul rias
pengantin berbasis interactive learning design framework sangat setuju untuk
dinyatakan layak. Hasil validasi ahli media terhadap e-modul yang dikembangkan
menunjukan 88,00% dengan kesimpulan bahwa m e-modul rias pengantin
berbasis interactive learning design framework sangat setuju untuk dinyatakan
layak, sehingga dapat diterima dan layak digunakan dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil tanggapan mahasiswa pada uji coba efektivitas yang dilakukan

6
pada tahap uji coba pertama dengan presentaserata-rata 93,94%, uji coba tahap
kedua dengan presentase rata-rata 93,75% dan uji coba lapangan dengan
presentase rata-rata 98,15% dengan kesimpulan bahwa e-modul rias pengantin
berbasis interactive learning design framework dinyatakan sangat setuju efektif
digunakan dalam proses pembelajara

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar, (2011), Media Pembelajaran, Jakarta : Raja Grafindo
Borg, W.R., Gall, M.D.,& Gall, J.P. (2005). Educational Research An
Introduction (4thed). New York: Longman.
Dick, W & Carrey, L. (2005). Systematic Desaign of Instructional (5 th ed). New
York : Addison-Wesley Educational Publisher Educational Technology
Publicational, Inc
Waida Siti, (2020)., Pengembangan Media Pembelajaran Melalui Pendekatan
Project Base Learning Pada Matakuliah Tata Rias Pengantin Internasional
Program Studi Tata Rias Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan Siti
Wahidah Program Studi Tata Rias, Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Medan
Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dunne, Richard. (1996). Pembelajaran Efektif (Terjemahan). Jakarta: Grasindo
Hamalik, Oemar, (2005), Proses Belajar Mengajar, Bandung: Bumi Aksara.
Heinich, R,et.al (1996) Instruksional Media and Technology for Learning. New
jersey : Prentice Hall, EnglewoodCliffs
Mayer, Richard E. (2009). Multimedia Learning: Prinsip-prinsip dan aplikasi.
Penerjemah: Teguh Wahyu Utomo. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bannan-Ritland, B. (2003, Jan - Feb). The Role of Design in Research: The
integrative Learning Design Framework. Educational Researcher, 23(1), 21
- 24.
Dabbagh, N. (2005). Integrative Learning Design Framework for Online Learning
Environments. In N. Dabbagh, & B. Bannan-Ritland, Online learning:
Concepts, strategies, and application. Upper Saddle River, NJ: Prentice
Hall, Pearson Education.
Barksdale, S., & Lund, T. (2001). Rapid Evaluation: Tools, Worksheets, and Job
Aids to Help You:. Alexandria, Va: American Society for Training &
Development].
Bannan, B. (2013). The Integrative Learning Design Framework: An Illustrated
Example from the Domain of Instructional Technology. In J. v. Akker, B.
Bannan, A. E. Kelly, N. Nieveen, T. Plomp, T. Plomp, & N. Nieveen (Eds.),

7
Educational Design Research - Part A: An Introduction (pp. 114-133).
Netherlands Institute for Curriculum Development.
Hodgkinson-Williams, C., & Deacon, A. (2013). Pedagogic Strategies to Support
Learning Design Thinking in a Masters. Educational Research for Social
Change, 82-97.
Miarso. Yusufhadi. (2011) Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta
Kencana Prenada Media Group.
Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran, Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada
Saiful, Sagala. (2013). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sanaky, Hujair AH. (2009). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania
Press.
Sanjaya, Wina, (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Seels, Barbara B. 7 Richey, Rita C. (1994). Teknologi Pembelajaran: defenisi dan
kawasanya. Penerjemah Dewi S. Prawiradilaga dkk. Jakarta: Kerjasama
IPTPI LPTK UNJ
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta :
Rineka Cipta.
Sudjana, N., & Rivai, A. (2002). Media Pengajaran. Bandung: CV Sinar Baru
Sudjana, Nana, (2006), Penilaian Hasil Proses Belajar, Bandung: Remaja
Rosdakarya190
Sugiyono. (2009), Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta
Suparman, Atwi. (2012), Desain Instruksional Modern, Jakarta : PT. Erlangga
Sutikno Sobry. (2008). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect
Syah, Muhibbin. (2009). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Syaiful Bahri Djamarah. (2003). Rahasia Sukses Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Th. Widyanti, Untung TS, Joko P dan Estina E. (2011). Laporan Penelitian
Pengembangan Model Pembelajaran Project Based Learning (Pjbl) dalam
pembelajaran MatematikaSMP/MTs. PPPPTK Matematika: Yokyakarta
The George Lucas Educational Foundation. (2005). Instructional Module Project
Based Learning.http://www.edutopia.org/modules/PBL/whatpbl.php diakses
18 Januari 2015.
Thomas JW. 2000. A Review of Research on Project –Based Learning .
California: The Autodesk Foundation.Tersedia di
http://www.bie.org/reserch/study/review of project based learning (2000).
Diakses 27 Januari 2019

Anda mungkin juga menyukai