PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana desain dan pengembangan online learning ?
2. Apakah model ILDF itu bagaimana kaitannya dengan konteks sosial kultural ?
3. Bagaimana tahapan dan kegiatan untuk online learning khususnya pada model
ILDF?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui desain dan pengembangan online learning
2. Mengetahui model ILDF dan kaitannya dengan konteks sosial kultural
3. Mengetahui tahapan dan kegiatan untuk online learning pada model ILDF
D.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Nada Dabbagh (2005) mendefinisikan belajar online (online learning) sebagai suatu
lingkungan pembelajaran yang bersifat terbuka dan terdistribusi yang menggunakan
perangkat (tools) pedagogik, yang dimungkinkan dengan penggunaan teknologi web dan
internet, untuk memfasilitasi proses belajar dan konstruksi pengetahuan melalui aksi dan
interaksi yang bermakna. Online learning sebagai suatu mode penyampaian informasi harus
bisa mensinergikan ketiga komponen utama yaitu strategi pembelajaran, teknologi belajar
dan model pedagogis. Ketiganya harus disusun dalam kerangka yang integratif dengan tetap
memperhatikan konteks sosial dan kultural.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, pengembangan program pembelajaran, termasuk
yang bersifat online, harus menerapkan strategi pembelajaran yang tepat dan bersifat
menyeluruh, karena memiliki karakteristik lingkungan belajar yang khas, sudah tentu
menyebabkan proses pembelajaran secara online membutuhkan teknik dan strategi
pembelajaran tersendiri yang berbeda dengan strategi pembelajaran konvensional. Meskipun
pembelajaran online menjanjikan sejumlah keuntungan, tentunya hal tersebut tidak datang
dengan sendirinya, melainkan harus melalui proses desain dan strategi implementasi yang
tepat.
Bonk dan Reynolds (1997), sebagaimana dikutip oleh Mohammed Ally (2004),
mengatakan bahwa untuk mendukung pembelajaran jenis pemikiran tingkat tinggi (high
order thinking) melalui web, pembelajaran online harus menyediakan berbagai aktifitas
menantang yang memungkinkan pemelajar (learner) mengaitkan informasi baru dan lama,
menangkap pengetahuan bermakna, dan menggunakan kemampuan metakognitifnya.
Di sini strategi instruksional, dan bukan sekedar teknologi, memegang peranan penting
dalam mempengaruhi kualitas belajar. Lucio Paul Siragosa (2005) dalam disertasi
doktoralnya yang berjudul “Identification of Effective Instructional Design Principles and
Learning Strategies for Students Studying in Web-based Learning Environment in Higher
3
Education”, mengidentifikasi tujuh area fokus menentukan yang berpengaruh langsung
dalam merancang lingkungan belajar online yang efektif. Ketujuh area kunci tersebut adalah:
1) struktur, 2) konten, 3) motivasi, 4) umpan balik/bantuan, 5) interaksi, 6) strategi belajar,
dan 7) peran pembelajar (instruktur). Selanjutnya, Siragosa mengutip beberapa strategi
pembelajaran yang perlu dipertimbangkan untuk diterapkan dalam pengembangan program
pembelajaran online, yaitu: Interaksi (interaction), kolaborasi (collaboration),
konstruktivisme (contructivism), eksplorasi, proyek online (online project), belajar berbasis
masalah dan studi kasus, belajar dengan pengaturan sendiri, mempertanyakan dan diskusi,
simulasi (simulation), serta penilaian (assessment).
Nada Dabbagh (2005), membagi model-model pedagogik, berdasarkan karakteristik
pembelajaran yang dimilikinya, menjadi tiga kategori, yaitu: ekploratoris (exploratory),
dialogis (dialogic), dan integratif (integrational). Perlu kita ingat bawa pedagogik merupakan
ilmu atau seni dalam menjadi seorang guru, istilah ini merujuk pada penggunaan
strategi pembelajaran yang tepat. Lingkungan belajar eksploratoris adalah lingkungan belajar
yang dikembangkan dengan konsep dan teori belajar diskoveri (discovery learning) atau
belajar berbasis inkuiri (inquiry-based learning). Lingkungan belajar dialogis adalah
lingkungan belajar yang menekankan interaksi sosial melalui dialog dan percakapan. Jadi,
lingkungan ini bermaksud membangun pengetahuan baru melalui dialog sebagai sebuah
bentuk interaksi. Lingkungan belajar integratif adalah lingkungan belajar yang berlandaskan
pada kemampuan dan kapabilitas yang dimiliki oleh teknologi pembuat konten (authoring
tools) berbasis web yang ada saat ini.
4
ILDF lebih pada aliran konstruktivis berbasis desain instruksional model yang
menawarkan suatu proses sistematis dalam pengembangan pembelajaran online.
Mempertimbangkan pandangan dan masukan dari semua pihak yang terkait dengan proses
pembelajaran tersebut mulai dari proses mendesain atau merancang, pengembangan dan
implementasi. Produk akhir berdasarkan kebutuhan dan perspektif siswa atau peran semua
pihak yang terkait termasuk pengalaman dan epistemologi si pengembang atau desainer.
Model ini termasuk inovasi dalam desain pembelajaran yang khusus dikembangkan
untuk proses belajar masa depan dengan belajar berbasis jaringan, yaitu online-learning atau
web-based learning yang mengoptimalkan pemanfaatan teknologi telekomunikasi. Berikut
skema model ILDF Dabbagh & Bannan-Ritland :
Enachment
g
r atin
PedagogiealLearning
lo
Exp
Modebor ConstructsTechnologies
Online Learning
Evaluation
Development
Start here
5
Dari skema model ILDF diatas diketahui bahwa konteks sosial budaya dimasukan
dalam salah satu aspek strategi di dalam pengembangan online learning, hal ini
menunjukkan bahwa model ILDF sangat mengapresiasi lingkungan belajar yang
bersifat heterogen.
6
Tahapan Eksplorasi
Tahapan Enachment :
Tahapan Evaluasi
1. Menilai apakah prototipe yang dirancang mudah digunakan oleh pemakai, dan
apakah mampu serta relevan untuk mengatasi masalah dalam kegiatan belajar
mengajar
2. Penilaian formatif dalam tahap pengembangan prototipe pembelajaran untuk menilai
kekuatan dan kelemahan dari prototipe yang hasilnya digunakan untuk merevisi /
menyempurnakan prototipe (untuk meningkatkan efektivitas dan daya tarik), terdiri
dari :
a. Penilaian dari ahli
b. Penilaian dari setiap pemakai
c. Penilaian dari kelompok kecil siswa
7
d. Sumatif dilakukan setelah implementasi prototipe tersebut untuk mengukur
dampak dari prototipe pada proses pembelajaran
Tahapan Reflection
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model ILDF dapat digunakan pada berbagai konteks pembelajaran online, termasuk
pengembangan e-course untuk perguruan tinggi, pelatihan di perusahaan, komunitas
belajar online, ataupun sistem pendukung kinerja elektronis. Secara umum, model ILDF
ini terdiri dari tiga fase pengembangan, yaitu: fase eksplorasi (exploration), realisasi
(enactment), dan evaluasi (evaluation). Model ILDF sebagai salah satu inovasi model
pembelajaran online learning sangat cocok diterapkan di Indonesia yang memiliki
beragam kebudayaan.
B. Saran
Sebagai teknolog pendidikan kita harus menguasai berbagai desain pembelajaran
termasuk desain pembelajaran secara online yang sering dikenal dengan e-learning.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ally, Mohammed. Foundation of Educational Theory for Online Learning dalam “Theori and
Practice of Online Learning”, Editors: Terry Anderson and Fathi Elloumi, 2004 Athabasca
University
Botha, Jean at. al. (2005). “Towards Appropriate Methodologies to Research Interactive
Learning: Using a Design Experiment to Assess a Learning Programme for Complex Thinking”
dalam International Journal of Education and Development using Information and
Communication Technology (IJEDICT), Vol.1 Issue 2
Dabbagh, Nada. (2005). Online Learning: Concepts, Strategies, and Application. New Jersey:
Pearson Education Inc.
Nizamia Volume 12, Nomor 1 Tahun 2009 Model-model pengembangan E-learning dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan
Muhammad Amin Bakri, Pengembangan Program Pembelajaran Online Berbasis LMS untuk
Keterampilan Pemecahan Masalah Di Pt. Indosat Tbk (Jurnal)
http://blogpendidikansejarah.blogspot.com/2011_02_01_archive.html
Diakses pada 7 Oktober 2012
10