Anda di halaman 1dari 19

PROSEDUR MANAJEMEN KELAS DAN APLIKASINYA PADA

SEKOLAH DASAR
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen Kelas “
yang dibina oleh Bapak Dr. H. M. Sulthon Masyhud M.Pd.
Oleh:
Kelompok 7 / Kelas D

ANISA KARTIKASARI 180210204265


KARTIKA NIRMALA SARI 180210204277
VEREN RACHEL QUENTARINI 180210204301
DWI NINGTYA FRARISMA 180210204307

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN ILMU DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang Prosedur Manajemen Kelas dan
Aplikasinya pada Sekolah Dasar.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen kelas.
Makalah ini disusun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah
membantu.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan, untuk itu kami
menerima kritik dan saran. Akhir kata kami ucapkan terima kasih bagi pembaca
dan semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Jember, 06 Maret 2020


Kelompok 7/ Kelas D

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan Pembahasan..................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN....................................................................................................2
2.1. Prosedur Manajemen Kelas Pada Sekolah Dasar.....................................................2
2.2 Aplikasi Manajemen Kelas Pada Sekolah Dasar...................................................11
BAB 3 PENUTUP............................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................13
3.2 Saran.......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................14

ii
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manajemen kelas adalah ketentuan dan prosedur yang diperlukan guna
menciptakan dan memelihara lingkungan tempat terjadi kegiatan belajar dan
mengajar. Manajemen kelas juga dapat diartikan sebagai perangkat perilaku dan
kegiatan guru yang diarahkan untuk menarik perilaku siswa yang wajar, pantas,
dan layak serta usaha dalam meminimalkan gangguan (Hasri, 2009:41).
Manajemen Kelas merupakan usaha guru untuk menata dan mengatur tata-laksana
kelas diawali dari perencanaan kurikulum, penataan prosedur dan sumber belajar,
pengaturan lingkungan kelas, memantau kemajuan siswa, dan mengantisipasi
masalah-masalah yang mungkin timbul di kelas.
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan
pendidikan. Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas
bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial,
emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu
memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang
memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan
sikap serta apresiasi pada siswa (Djamarah dan Zain, 2010:178).
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Prosedur Manajemen Pada Sekolah Dasar?
2. Bagaimana Aplikasi Manajemen Pada Sekolah Dasar?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui Tentang Prosedur Manajemen Pada Sekolah Dasar?
2. Untuk Mengetahui Tentang Aplikasi Manajemen Kelas Pada Sekolah
Dasar?

1
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. Prosedur Manajemen Kelas Pada Sekolah Dasar
Manajemen adalah kumpulan proses, termasuk hal-hal seperti
pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan perencanaan tindakan. Proses-
proses ini melibatkan manajemen sumber daya termasuk manusia, materi,
keuangan, dan waktu. Proses-proses ini juga dikenal sebagai fungsi manajer.
Prosedur manajemen kelas menurut Lovely Profesional University (2012) terdiri
4 langkah seperti berikut ini :
1. Langkah Perencanaan terdiri dari kegiatan:
a. Analisis Sistem.
b. Analisis Tugas.
c. Memasukkan Tingkah Laku.
d. Spesifikasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
e. Identifikasi kebutuhan.
f. Perumusan tujuan.
g. Tes kriteria.
h. Konstruksi tes dan kriterianya.

2. Pengorganisasian terdiri dari:


a. Pengorganisasian sumber belajar.
b. Menerapkan kegiatan mengajar.
3. Memimpin terdiri dari:
a. Memilih strategi komunikasi
4. Controlling terdiri dari:
a. Evaluasi sistem pengajaran.
b. Mengamati sistem pembelajaran.

2
c. Modifikasi dalam sistem pengajaran.

Langkah Pertama: Perencanaan:


Sebelum pergi ke kelas, guru menganalisis konten atau topik ke dalam
elemen-elemennya yang disusun dalam urutan logis. Dia merumuskan tujuan
pengajarannya dalam istilah perilaku. Dia memilih strategi pengajaran yang
tepat. Perencanaan adalah metode mendekati masalah dan karena perubahan
kemudian berbeda dari waktu ke waktu dan siruasi ke situasi, perencanaan harus
berkelanjutan, dinamis dan fleksibel. Keberhasilan mereka tergantung pada
pemahaman dan keinginan individu lain untuk bekerja sama. Perencanaan
berguna karena menjelaskan apa yang harus diselesaikan. Ia menyatakan waktu,
tenaga dan uang serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
Prinsip-prinsip dasar perencanaan yang baik yaitu sebagai berikut:
a. Harus terkait dengan terintegrasi, perencanaan sekolah yang luas untuk
kemajuan.
b. Harus didasarkan pada penelitian ekstensif untuk menghindari
subjektivitas dan dugaan.
c. Harus terlihat baik untuk saat ini dan masa depan.

Langkah Kedua: Pengorganisasian


Pengorganisasian adalah langkah kedua dalam mengelola proses belajar
mengajar. Sumber belajar diatur oleh guru sehingga ia dapat mencapai tujuan
dengan sukses. Sumber daya yang efektif dan ekonomis digunakan. Dalam
lingkungan pembelajaran langkah ini dan struktur pembelajaran yang dihasilkan
oleh guru untuk mewujudkan tujuan pembelajaran.
Prinsip dasar organisasi yang baik yaitu sebagai berikut:
a. Tidak boleh statis, organisasi membutuhkan reorganisasi berkelanjutan.
3
b. Harus fleksibel sehingga dapat meningkatkan hubungan dan standar
efisiensi.

Langkah Ketiga: Memimpin


Tugas guru adalah untuk memotivasi kegiatan siswa. Dalam mengelola
proses belajar mengajar, guru mendorong serta memuji kegiatan dan perilaku
siswa sehingga mereka dapat belajar dengan menjadi aktif dan tujuan
pembelajaran dapat dicapai. Langkah utama melibatkan berbagai jenis instruksi
dan taktik mengajar.

Langkah Keempat: Mengontrol


Mengontrol juga merupakan tugas seorang guru. Pengajaran tidak lengkap
tanpa langkah ini. Guru mengambil keputusan tentang keberhasilan
pengorganisasian dan memimpin langkah-langkah yang sejauh mana kegiatan
mengajar ini dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Kontrol adalah penerapan kekuasaan dan otoritas untuk menahan pekerja
yang bertanggung jawab atas tindakan mereka. Kontrol diperlukan di semua
bidang proses edukatif, tujuan dan sasaran, guru dan siswa, instruksi dan
peralatan, keuangan dan tujuan. Misalnya, untuk pengendalian keuangan kita
memerlukan anggaran, akun, dan audit.
Kontrol memiliki aspek kekuatan yang mengendalikan, perangkat
menggunakan kekuatan, proses penerapan kekuatan, dan tujuan untuk
menggunakan kekuatan. Untuk menerapkan kontrol, pertama-tama kita
menentukan titik mana yang diperlukan.
Kontrol melibatkan kekuatan dan perangkat. Kekuatan kontrol adalah
otoritas hukum kebiasaan sosial, pengetahuan superior tentang fakta, prinsip, dan
sikap pribadi yang dikembangkan oleh pelatihan profesional dan etika.

Mengevaluasi fungsi adalah bagian penting dari proses manajemen.


4
Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa kinerja dapat dikukur dan dibandingkan
dengan standar atau nilai yang ditetapkan. Evaluasi menembus seluruh proses
manajemen dan berkelanjutan.
Berikut ini adalah keuntungan evaluasi yaitu penting untuk menilai
efektivitas manajemen, proses untuk memperbaikinya. Ini harus mengarah pada
perbaikan berkelanjutan dengan mencari tahu tujuan apa yang sedang dipenuhi
dan seberapa jauh. Dengan demikian, ini berkaitan dengan kualitas dan
kuantitas. Evaluasi membantu meningkatkan hubungan manusia. Dalam proses
manajemen, iklim manusia adalah yang paling penting. Analisis kritis terhadap
kualitas hubungan manusia dalam organisasi mengungkapkan ketegangan yang
ada.

Langkah-langkah dalam proses evaluasi yaitu sebagai berikut:


a) Perumusan tujuan dan tujuan evaluasi dalam hal yang jelas dan pasti.
Untuk ini, kita harus menjawab pertanyaan mengapa, dan apa yang akan kita
evaluasi.
b) Identifikasi sumber data. Ini untuk menjaeab pertanyaan informasi dan
material apa yang harus dikumpulkan.
c) Pengembangan metode untuk pengumpulan data. Ini untuk menjawab
pertanyaan apa instrumenatau alat penilaian yang akan digunakan. Instrumen
biasanya berupa tes, skala penilaian, kuesioner, jadwal, observasi survei dan
wawancara.
Dengan itu, antara guru dan peserta didik diperoleh kesadaran untuk
bersama-sama belajar saling memperbaiki dan saling mengingatkan, yang
semuanya itu untuk kepentingan bersama. Informasi yang diperoleh dari bahasan
ini merupakan bahan yang sangat berguna untuk menilai program dan akhirnya
merupakan dasar melakukan perbaikan program.

Rasdi Eko Siswoyo dan Maman Rachman (2000: 53) mengemukakan


bahwa serangkaian langkah kegiatan manajemen kelas mengacu kepada:
5
a. Tindakan pencegahan (preventif) dengan tujuan menciptakan kondisi
pembelajaran yang menguntungkan. Adapun langkah-langkah pencegahannya
seperti berikut ini:
1) Peningkatan kesadaran diri sebagai guru
2) Peningkatan kesadaran peserta didik
3) Sikap polos dan tulus guru
4) Mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan
5) Menciptakan kontrak sosial
b. Tindakan korektif yang merupakan tindakan koreksi terhadap tingkah laku
menyimpang yang dapat mengganggu kondisi optimal dari proses pembelajaran
yang sedang berlangsung. Langkah-langkah prosedur dimensi penyembuhan
adalah sebagai berikut.
1) Mengidentifikasi masalah
2) Menganalisis masalah
3) Menilai alternatif-alternatif pemecahan
4) Mendapatkan balikan (Rasdi Eko Siswoyo dan Maman Rachman,
2000: 54- 57)

Sejalan dengan pendapat di atas, Ahmad Rohani (2004: 127)


mengemukakan bahwa tindakan pengelolaan kelas dapat berupa tindakan
pencegahan dan tindakan korektif.
Dimensi pencegahan meliputi tindakan guru dalam mengatur lingkungan
belajar, mengatur peralatan, dan lingkungan sosio-emosional.
a. Kondisi dan situasi belajar mengajar
1) Kondisi fisik, meliputi: ruangan tempat berlangsungnya proses belajar
mengajar, pengaturan tempat duduk, ventilasi dan pengaturan cahaya, serta
pengaturan penyimpanan barang-barang.
2) Kondisi sosio-emosional, diantaranya dipengaruhi oleh: tipe
kepemimpinan, sikap guru, dan suara guru.

6
Dimensi korektif meliputi dimensi tindakan (tindakan yang seharusnya
segera diambil guru pada saat terjadi gangguan) dan tindakan
penyembuhan terhadap tingkah laku menyimpang yang terlanjur terjadi agar
penyimpangan tersebut tidak berlarut-larut.
a. Dimensi tindakan
Beberapa cara melakukan dimensi tindakan antara lain:
1) Lakukan tindakan dan bukan ceramah
2) Do not bargain
3) Gunakan “kontrol” kerja
4) Nyatakan peraturan dan konsekuensinya
b. Melakukan tindakan penyembuhan
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam tindakan penyembuhan ini
ialah:
1) Mengidentifikasi peserta didik yang mendapat kesulitan untuk menerima
dan mengikuti tata tertib atau menerima konsekuensi dari pelanggaran yang
dibuatnya.
2) Membuat rencana yang diperkirakan paling tepat tentang langkah- langkah
yang akan ditempuh dalam mengadakan kontrak dengan peserta didik.
3) Menetapkan waktu pertemuan dengan peserta didik tersebut yang disetujui
bersama oleh guru dan peserta didik yang bersangkutan.
4) Bila saatnya bertemu dengan peserta didik, jelaskan maksud dan manfaat
yang diperoleh bagi peserta didik maupun bagi sekolah.
5) Tunjukkanlah kepada peserta didik bahwa guru pun bukan orang yang
sempurna dan tidak bebas dari kekurangan dan kelemahan dalam berbagai hal.
Akan tetapi yang penting antara guru dan peserta didik harus ada kesadaran
untuk bersama-sama belajar saling memperbaiki diri, saling mengingatkan bagi
kepentingan bersama.
6) Guru berusaha untuk membawa peserta didik kepada masalahnya yaitu
pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku di sekolah.

7
7) Bila peraturan yang diadakan dan ternyata peserta didik responsif maka
guru bisa mengajak peserta didik untuk melaksanakan diskusi saat lain
tentang masalah yang dihadapinya.
8) Pertemuan guru dan peserta didik harus sampai kepada pemecahan masalah
dan sampai kepada “kontak individual” yang diterima peserta didik dalam
rangka memperbaiki tingkah laku peserta didik tentang pelanggaran yang
dibuatnya. (Ahmad Rohani, 2004: 138- 142).
Sementara itu menurut Novan Ardy Wiyani (2013: 65), setidaknya ada
tiga kegiatan inti pada manajemen kelas, yaitu sebagai berikut:
a. Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat
Menciptakan iklim belajar yang tepat diarahkan untuk mewujudkan
suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan agar dapat memotivasi peserta
didik untuk dapat belajar dengan baik sesuai dengan perkembangan dan
kemampuannya. Iklim belajar yang aman dan tertib akan membuat proses
belajar mengajar dapat berlangsung dengan nyaman (Agus Wibowo, 2013:
120). Untuk menciptakan iklim belajar yang tepat, seorang guru sebagai
manajer diantaranya harus menguasai prinsip-prinsip manajemen kelas dan
komponen keterampilan manajemen kelas, serta mampu menggunakan
pendekatan-pendekatan manajemen kelas secara efektif. Sutirman (2013: 75)
mengemukakan upaya yang perlu dilakukan untuk menciptakan iklim kelas
yang kondusif adalah dengan menciptakan hubungan interpersonal yang
positif di kelas, meningkatkan motivasi belajar siswa, dan mengurangi perilaku
disruptive atau perilaku siswa yang membuat suasana kelas menjadi kacau atau
tidak kondusif.
b. Mengatur ruangan belajar
Ruangan belajar dalam hal ini ruang kelas harus didesain sedemikian rupa
sehingga tercipta kondisi kelas yang menyenangkan dan dapat memunculkan
semangat serta keinginan untuk belajar dengan baik seperti pengaturan meja,
kursi, lemari, gambar-gambar afirmasi, pajangan hasil karya peserta didik yang
berprestasi, berbagai alat peraga, media pembelajaran dan iringan musik yang
8
sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan atau nuansa musik yang dapat
membangun gairah belajar peserta didik.
Pengaturan ruang kelas dapat didefinisikan sebagai kegiatan mengurus
dan menata segala sarana belajar yang terdapat di dalam ruang kelas oleh guru.
Berbagai sarana belajar yang ada di dalam kelas seperti meja dan kursi, papan
tulis, penghapus, penggaris, papan absensi, rak buku, dan lain sebagainya.
Kegiatan terkait pengaturan ruang kelas adalah sebagai berikut:
1) Pengaturan tempat duduk peserta didik
Sesuai dengan Permendiknas No. 24 tahun 2007, standar kursi peserta
didik di tingkat SD/MI dideskripsikan kuat, stabil, aman, dan mudah
dipindahkan oleh peserta didik. Ukuran sesuai dengan kelompok usia peserta
didik dan mendukung pembentukan postur tubuh yang baik, minimum
dibedakan dimensinya untuk kelas 1-3 dan kelas 4-6. Selain itu, desain dudukan
dan sandaran membuat peserta didik nyaman belajar (Barnawi & M. Arifin,
2012: 106). Sejalan dengan pendapat tersebut, Novan Ardy Wiyani (2013: 131)
juga menyatakan bahwa tempat duduk peserta didik harus bagus, tidak terlalu
tinggi dan tidak terlalu rendah, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, tidak
terlalu berat, dan sesuai dengan postur tubuh peserta didik. Selain standar
tempat duduk, pengaturan posisi tempat duduk peserta didik di kelas
juga sangat penting. Pengaturan posisi tempat duduk sangat berpengaruh
bagi peserta didik, interaksi antar mereka, dan interaksi dengan guru. Radno
Harsanto (2007: 59) menyatakan bahwa tata letak tempat duduk siswa dalam
kelas formal di sekolah pada umumnya berbentuk format kolom dan baris.
2) Pengaturan media pendidikan
Media pendidikan yang dimaksud adalah media yang digunakan oleh
guru di kelas seperti papan tulis, gambar, maupun poster. Menurut
Permendiknas No. 24 tahun 2007, standar papan tulis di tingkat SD/MI
dideskripsikan kuat, stabil, aman, ukuran minimum 90 cm x 200 cm, serta
penempatannya harus pada posisi yang memungkinkan seluruh peserta
didik dapat melihatnya dengan jelas. Begitu juga terkait dengan gambar
9
maupun poster yang digunakan di kelas, penempatannya harus di tempat yang
strategis agar seluruh peserta didik dapat melihatnya dengan mudah dan mudah
dijangkau guru untuk dipindahkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Novan
Ardy Wiyani (2013: 151) yang menyatakan bahwa guru hendaknya
meletakkan gambar atau poster pada tempat yang mudah dilihat oleh peserta
didik dan mudah dijangkau oleh guru agar tidak merepotkan guru jika hendak
memindahkannya.
3) Pengaturan tanaman atau tumbuh-tumbuhan
Terciptanya kelas yang kondusif juga didukung dengan adanya
pengaturan tanaman dan tumbuh-tumbuhan. Tanaman dan tumbuh- tumbuhan
mampu menyediakan oksigen yang dapat menjadikan otak berkembang.
Semakin banyak oksigen yang didapat, akan semakin meningkat pula
kinerja otak. Jika kinerja otak semakin meningkat, para peserta didik akan
mampu mengikuti dan mencerna pelajaran yang diberikan guru dengan baik.
Itulah sebabnya di sekeliling kelas perlu ditanami tanaman atau tumbuh-
tumbuhan agar peserta didik mendapatkan pasokan oksigen yang melimpah.
4) Pemberian aromaterapi
Penelitian menunjukkan, manusia dapat meningkatkan kemampuan
berpikir secara kreatif sebanyak 30% saat diberikan aroma wangi bunga
tertentu (Novan Ardy Wiyani, 2013: 154). Penggunaan aromaterapi di kelas
sangatlah sederhana yaitu bisa dengan cara menyemprotkan aromaterapi
tersebut ke dalam kelas, dengan demikian peserta didik diharapkan dapat lebih
rileks dan nyaman sehingga akhirnya peserta didik bisa lebih fokus dan
konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran.
c. Mengelola interaksi kegiatan belajar mengajar
Dalam interaksi belajar mengajar, guru dan peserta didik harus aktif.
Aktif dalam arti sikap, mental, dan perbuatan. Untuk menciptakan
interaksi belajar mengajar yang efektif, setidaknya guru harus menguasai dan
mempraktikkan berbagai keterampilan dasar mengajar. Menurut Udin Syaefudin
Saud (2011: 55) keterampilan guru dalam proses belajar mengajar antara lain:
10
keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan menjelaskan,
keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan
menggunakan media pembelajaan, keterampilan membimbing diskusi kelompok
kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengadakan variasi serta
keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil. Selain itu untuk
menciptakan interaksi yang positif di kelas yang tak kalah pentingnya adalah
dengan membangun komunikasi yang baik. Dengan adanya komunikasi yang
baik, tujuan pendidikan bisa tercapai secara efektif (Agus Wibowo, 2013: 60).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan
manajemen kelas meliputi kegiatan pencegahan dan kegiatan korektif. Semua
itu bisa dilakukan jika guru memahami dan mempraktekkan prinsipmanajemen
kelas, memiliki keterampilan manajemen kelas dan mempraktekkan
keterampilan dasar mengajar, mempraktekkan pendekatan manajemen kelas
yang tepat, mengatur lingkungan belajar, menciptakan hubungan interpersonal
dan menerapkan komunikasi yang positif, meningkatkan motivasi belajar
siswa, serta mengurangi perilaku disruptif di kelas. Jika unsur-unsur di atas
dapat dipenuhi dengan baik, maka manajemen kelas pun bisa dikatakan baik.

2.2 Aplikasi Manajemen Kelas Pada Sekolah Dasar


Pelaksanaan manajemen kelas di SD adalah merupakan usaha penciptaan
kondisi belajar yang menyenangkan, supaya murid betah untuk mengikuti peroses
pembelajaran. Manajemen kelas dan pembelajaran adalah dua hal yang tidak
terpisahkan dalam pelaksanaannya yang saling menunjang antara satu dengan
yang lain, pelaksanaan pengajaran yang tidak ditunjang dengan manajemen kelas
maka pelaksanaan pembelajaran sulit untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
optimal.
       Kondisi kelas di SD pada umumnya gaduh sehingga sulit untuk memulai
pembelajaran karena, pembelajaran dapat dimulai ketika kondisi kelas tenang,
sehingga guru harus memilki kemampuan untuk memanajemeni kelasnya dengan
baik dan benar, untuk terciptanya kondisi kelas yang kondusif, untuk itu ada
11
beberapa hal yang harus dicermati guru dalam melaksanakan manajemen kelas di
SD antara lain :
1) menjalin hubungan yang harmonis dengan murid,
2) memahami kerakteristik peserta didik,
3) melaksanakan aturan dan disiplin kelas dengan konsekuen sebagai kewajiban
bersama,
4) menjalankan kepemimpinan yang berbasis edukatif,
5) meningkatkan pelaksanaan mutu pengajaran.
Pelaksanaan manajemen kelas di Sekolah Dasar memerlukan
keterampilan khusus dari guru-guru, manajemen kelas adalah kegiatan yang
sangat berhubungan dengan masalah pengajaran, semakin mantap pelaksanaan
manajemen kelas oleh guru maka semakin mantap pelaksanaan peroses
pembelajarannya. Tugas guru bukan hanya mengajar menyampaikan
pembelajaran pada peserta didik, tetapi peroses pembelajaran yang dilaksanakan
guru harus dibarengi dengan penciptaan kondisi kelas yang kondusif, untuk itu
guru perlu mencermati berbagai hal dalam pelaksanaan manajemen kelas di
sekolah dasar.
Dengan itu, antara guru dan peserta didik diperoleh kesadaran untuk
bersama-sama belajar saling memperbaiki dan saling mengingatkan, yang
semuanya itu untuk kepentingan bersama. Informasi yang diperoleh dari bahasan
ini merupakan bahan yang sangat berguna untuk menilai program dan akhirnya
merupakan dasar melakukan perbaikan program.

12
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen adalah kumpulan proses, termasuk hal-hal seperti
pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan perencanaan tindakan. Proses-
proses ini melibatkan manajemen sumber daya termasuk manusia, materi,
keuangan, dan waktu. Prosedur manajemen kelas terdiri dari 4 langkah yaitu:
perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengontrol.
Setelah langkah mengontrol adanya proses mengevaluasi fungsi adalah
bagian penting dari proses manajemen.Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa
kinerja dapat dikukur dan dibandingkan dengan standar atau nilai yang ditetapkan.
Evaluasi menembus seluruh proses manajemen dan berkelanjutan. Langkah-
langkah dalam proses evaluasi yaitu: perumusan tujuan, identifikasi sumber data,
pengembangan metode untuk pengumpulan data.
Pelaksanaan manajemen kelas di SD adalah merupakan usaha penciptaan
kondisi belajar yang menyenangkan, supaya murid betah untuk mengikuti peroses
pembelajaran. Manajemen kelas dan pembelajaran adalah dua hal yang tidak
terpisahkan dalam pelaksanaannya yang saling menunjang antara satu dengan
yang lain, pelaksanaan pengajaran yang tidak ditunjang dengan manajemen kelas
maka pelaksanaan pembelajaran sulit untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
optimal.

3.2 Saran
Dalam pengelolaan kelas yang dilakukan oleh seorang guru mampu
mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana
yang menyenangkan untuk mencapai tujuan. Sebagai seorang guru juga membina.
Membina dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun anak didik
dalam perkembangannya dengan jalan memberikan lingkungan dan arah yang
sesuai dengan tujuan pendidikan. Sebagai pendidik, guru harus berlaku membina,

13
dalam arti menuntun sesuai dengan kaidah yang baik dan mengarahkan
perkembangan anak didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Wibowo. (2013). Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ahmad Rohani. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Barnawi & M. Arifin. (2012). Manajemen Sarana & Prasarana
Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Novan Ardy Wiyani. (2013). Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasi
untuk Menciptakan Kelas yang Kondusif. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.

14

Anda mungkin juga menyukai