Anda di halaman 1dari 15

‫الرحِ يم‬

َّ ‫ن‬ِِ ‫الرحْ َم‬


َّ ‫َللا‬
َِِّ ‫س ِِم‬
ْ ِ‫ب‬
MINI RISET

“ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN DI PONDOK MODERN

DARUSSALAM GONTOR”

DISUSUN OLEH :

NAMA : NUR ‘ATHIYYAH MUYASSAR SIREGAR

NIM : 4193131010

KELAS : PSPK B 2019

MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DOSEN PENGAMPU : Dra. NURMAYANI, M.Ag.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah swt. atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya
serta kesehatan dan kesempatan yang diberikan-Nya kepada saya untuk dapat menyelesaikan
penyusunan laporan mini riset sebagai tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Mini
riset ini berjudul “Analisis Proses Pembelajaran di Pondok Modern Darussalam Gontor”.

Makalah mini riset ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua khususnya dalam membahas proses pembelajaran di pesantren. Saya
menyadari bahwa makalah mini riset ini masih jauh dari kesempurnaan, apabila dalam
makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, saya mohon maaf.

Oleh karena itu, saya sangat menantikan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun guna kesempurnaan tugas ini kedepannya. Saya berharap semoga tugas mini
riset ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi saya khususnya. Atas perhatiannya saya
ucapkan terimakasih.

Padangsidimpuan, 27 April 2021

Nur ‘Athiyyah Muyassar Siregar

NIM: 4193131010

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................................1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................................2

C. Batasan Masalah......................................................................................................3

D. Rumusan Masalah ...................................................................................................3

E. Tujuan Penelitian ....................................................................................................3

F. Manfaat Penelitian...................................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................5

BAB III METODE SURVEY ............................................................................................7

A. Tempat dan Waktu Pengamatan ..............................................................................7

B. Subjek Pengamatan .................................................................................................7

C. Teknik Pengambilan Data........................................................................................7

D. Instrumen Pengamatan ............................................................................................7

E. Teknik Analisis Data ...............................................................................................7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................8

A. Gambaran Hasil Pengamatan ...................................................................................8

B. Pembahasan .......................................................................................................... 10

BAB V PENUTUP .......................................................................................................... 11

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 11

B. Saran ..................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidikan dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik
agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik.
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang komplek. Pembelajaran pada hakikatnya
tidak hanya sekedar menyampaikan pesan tetapi juga merupakan aktifitas profesional yang
menuntut guru untuk dapat menggunakan keterampilan dasar mengajar secara terpadu serta
menciptakan situasi efisien. Oleh karena itu guru perlu menciptakan suasana yang kondusif
dan strategi belajar yang menarik minta siswa.
Pembelajaran yang maksimal akan bermuara pada keberhasilan pencapaian target
belajar. Proses pembelajaran akan berjalan maksimal apabila ditunjang oleh motivasi belajar
siswa dan kreatifitas pengajar. Pengajar yang memiliki kreatifitas tinggi akan selalu berusaha
membuat proses pembelajaran menjadi menarik bagi siswa dengan menggunakan berbagai
cara, salah satunya menggunakan media pembelajaran. Pemakaian media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan keinginan yang baru,
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar. Penggunaan media pembelajaran pada tahap
orientasi pengajaran akan sangat membantu efektivitas proses pembelajaran dan
penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu, sehingga yang menjadi target dari
pembelajaran dari pembelajaran bisa tercapai secara maksimal.
Dalam kaitannya dengan term pesantren, K.H. Imam Zarkasyi mengartikan
pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam dengan sistem asrama atau pondok,
dimana kyai sebagai figur sentralnya, masjid sebagai pusat kegiatan yang menjiwainya dan
pengajaran agama Islam sebagai kegiatan utamanya. Maka, kyai, santri, masjid, pondok atau
asrama, dan pendidikan agama Islam adalah unsur terpenting dalam pesantren. Oleh karena
itu, pesantren disebut sebagai gudang kitab Al-Dirasah Al-Islamiyah, dan juga sering disebut
sebagai pusat kajian Islam hingga saat ini. Di samping pesantren juga sebagai basis dakwah
dan pendidikan Islam.

1
Pondok pesantren merupakan lembaga swasta yang tetap survive sampai sekarang,
bukan hanya karena pondok pesantren berlandaskan Islam namun juga karena pondok
pesantren merupakan lembaga pendidikan asli Indonesia. Pondok pesantren tradisional
cenderung statis dan tertutup dari luar, hal ini sengaja dilakukan agar pesantren terbebas dari
pengaruh oleh penjajah benar-benar terjadi, yaitu dikotomi pendidikan. Pendidikan umum
yang diwakili oleh sekolah-sekolah colonial dan pendidikan agama dengan pesantren
sebagai wakilnya.
Perkembangan pesantren dari pesantren salaf (bandongan dan sorogan) sampai
pesantren modern yang sangat pesat hingga saat ini tidaklah lepas dari adanya sistem
pendidikan yang jelas dan kurikulum yang terencana dengan baik. Gagasan melatar
belakangi pembentukan pondok modern adalah kesadaran bahwa perlu dilakukan
modernisasi sistem dan kelembagaan pendidikan modern Belanda, melainkan dengan
modernisasi sistem dan kelembagaan Islam Indigenous yaitu pesantren.
Salah satu pesantren modern yang terkenal dengan sistem pendidikannya adalah
PMDG. Berdiri sejak tahun 1926, PMDG telah banyak melakukan pengembangan dalam hal
pendidikan dan pengajarannya. Sama seperti pesantren-pesantren yang lainnya, PMDG pada
mulanya juga merupakan pesantren salafiyah, namun pada tahun 1936 pimpinan PMDG
memutuskan untuk menambah kata modern dalam nama pesantren Gontor. Hal tersebut
diikuti dengan peresmian Kulliyyatul Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI).

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan masalah yang
diuraikan di atas sebagai berikut:

1. Mini riset ini dilaksanakan karena banyaknya anggapan masyarakat terhadap


santri pesantren yang dianggap pintar soal agama tetapi buta akan pengetahuan
umum.
2. Pondok Modern Darussalam Gontor sendiri terkenal sebagai pondok pesantren
yang terbaik di Indonesia. Oleh karena itu, saya ingin menganalisis dan
mengamati sistem pendidikan dan pengajaran yang terdapat di Pondok Modern
Darussalam Gontor yang mencakup sejarah singkat berdirinya, penggunaan
kurikulum KMI, sistem proses belajar mengajar, metode pembelajaran, dan
media pembelajaran.

2
C. Batasan Masalah
Masalah pada mini riset ini hanya dibatasi pada proses pembelajaran di Pondok
Modern Darussalam Gontor dengan memperhatikan sejarah singkat berdirinya, penggunaan
kurikulum, sistem proses belajar mengajar, metode pembelajaran dan media pembelajaran.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah pada mini riset ini, maka masalah pada mini riset
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah singkat berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor?


2. Bagaimana sistem proses belajar mengajar di Pondok Modern Darussalam
Gontor?
3. Bagaimana kurikulum yang digunakan Pondok Modern Darussalam Gontor?
4. Bagaimana proses pembelajaran di Pondok Modern Darussalam Gontor?
5. Bagaimana metode dan media pembelajaran yang dipakai dalam proses belajar
mengajar di Pondok Modern Darussalam Gontor?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis sejarah singkat berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor.


2. Menganalisis sistem proses belajar mengajar di Pondok Modern Darussalam
Gontor.
3. Menganalisis kurikulum yang digunakan Pondok Modern Darussalam Gontor.
4. Mengamati proses pembelajaran di Pondok Modern Darussalam Gontor.
5. Mengamati metode dan media pembelajaran yang dipakai dalam proses belajar
mengajar Pondok Modern Darussalam Gontor.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai pengayaan pengetahuan
serta kajian keilmuan yang memberikan bukti secara ilmiah tentang proses
pembelajaran di Pondok Modern Darussalam Gontor

3
b. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pembaca tentang proses
pembelajaran di Pondok Modern Darussalam Gontor.
c. Setelah penelitian ini, peneliti mengharapkan munculnya penelitian baru
sehingga dapat menimbulkan inovasi dalam pembelajaran di pesantren yang
ada di seluruh Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Dapat melaksanakan secara tidak langsung praktik terhadap ilmu,
pengetahuan, dan pengalaman dalam mengatasi masalah, khususnya tentang
pembelajaran di Pondok Modern Darussalam Gontor.
b. Bagi Guru Pesantren
Sebagai variasi teknik pembelajaran yang baru dalam pembelajaran di
pesantren yang ada di seluruh Indonesia.
c. Bagi Masyararakat Umum
Dapat menambah wawasan dan pemahaman kepada pendidik, kyai,
sejarawan, masyarakat Islam dan segenap pembaca tentang pembelajaran di
pesantren khususnya pembelajaran di Pondok Modern Darussalam Gontor.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

Pondok pesantren terdiri dari dua kata, pondok dan pesantren. Kedua kata ini
merujuk kepada arti yang sama yaitu lembaga pendidikan Islam tempat belajar santri.
Walaupun sering digunakan terpisah, sebetulnya tidak ada perbedaan mendasar antara kedua
kata tersebut. Pesantren berasal dari bahasa India “Shastri” yang berarti orang yang
mengetahui buku-buku suci agama Hindu atau orang yang ahli dalam kitab-kitab suci. Istilah
santri juga sering dikaitkan dengan kata “Sattiri” dalam bahasa Tamil yang artinya orang
yang tinggal dirumah miskin atau bangunan keagamaan secara umum. Sedangkan kata
pondok berarti rumah atau temapat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu. Selain itu
kata pondok juga berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang artinya hotel atau asrama. Di
beberapa tempat kedua kata tersebut memang sering digabungkan menjadi pondok
pesantren. Namun di daerah Jawa Barat lebih sering digunakan kata pesantren saja,
sedangkan di daerah Jawa Timur lebih sering digunakan kata pondok (Hidayat, F.A.,
dkk.,2020).

Tujuan yang baik merupakan kunci keberhasilan pendidikan, di samping faktor-


faktor lainnya seperti adanya pendidik, peserta didik, alat pendidikan, dan lingkungan
pendidikan, Hiroko Horokhosi merumuskan tentang tujuan terbentuknya pesantren dari segi
otonomi, yakni bertujuan untuk melatih para santri agar memiliki kemandirian. Berbeda
dengan Manfred Ziemek yang merumuskan bahwa tujuan pesantren adalah membentuk
kepribadian, pemantapan akhlak dan melengkapinya dengan pengetahuan.

Adapun metode yang lazim digunakan dalam pendidikan di pesantren adalah


wetonan, sorogan, bandongan, dan hafalan. Metode wetonan adalah metode kuliah dimana
para santri mengikuti pelajaran dengan duduk disekeliling kyai yang menerangkan pelajaran
dan diberikan pada waktu-waktu tertentu. Metode ini sering juga disebut dengan bandongan
atau halaqah. Metode sorogan adalah suatu metode dimana para santri menghadap kyai
seorang atau lebih dengan membawa kitab yang akan dipelajarinya. Kyai membacakannya
dan menerjemahkannya kalimat demi kalimat, kemudian menerangkan maksudnya. Santri
menyimak bacaan kyai dan mengulanginya sampai memahaminya. Metode hafalan ialah
metode dimana santri menghafal teks atau kalimat tertentu dari kitab yang dipelajarainya
biasanya cara enghafal ini diajarkan dalam bentuk syair atau lagu (Nisa, K., dan Chotimah,
C., 2020).
5
Dalam pelaksanaanya sistem pendidikan integrated memadukan antara intra
pesantren, ekstra pesantren dan ko-kurikulum. Sehingga secara konsisten terjadilah
perpaduan antara pendidikan keluarga, pendidikan pesantren dan pendidikan masyarakat
dalam satu program yang direncanakan untuk santri. Iman dan ilmu (theory) didapatkan di
pesantren mahupun keluarga, manakala secara amalan (practice) diamalkan di masyarakat.
Komprehensif pula bermaksud menyeluruh dan lengkap yaitu pendidikan yang memotivasi
semua potensi kemanusiaan seperti intelektual, spiritual, mental dan fisik menuju
kesempurnaan. Sehingga dalam proses pembelajaran tidak ada dikotomi ilmu yang
memisahkan antara ilmu agama dan ilmu dunia, akan tetapi kedua-duanya dipadukan untuk
mencapai tingkatan yang paling tinggi yaitu bermanfaat di masyarakat. Manakala sistem
pendidikan berdikari di Pesantren Gontor seluruh santri dan guru dilatih untuk mengatur tata
kehidupan secara menyeluruh (self government) dengan tidak melibatkan orang lain
(Syamsuri, dan Borhan, J.T.B., 2016).

Sebagai lembaga pendidikan yang mengutamakan pembentukan mental karakter


anak didiknya, Pondok Modern Darussalam Gontor menerapkan sistem pendidikan yang
integrative, komprehensif dan mandiri. Integrative maksudnya adalah keterpaduan antara
intra, ekstra maupun ko-kurikuler dalam satu kesatuan. Sehingga mampu secara konsisten
memadukan tiga pusat pendidikan, pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat dalam satu
program. Memadukan antara keunggulan sistem pendidikan dan pesantren dan sistem
pengajaran madrasah dalam satu paket. Mengintegrasikan antara iman, ilmu dan amal, juga
antara teori dan praktek dalam satu kesatuan.

Berkenaan dengan integrase antara iman, ilmu dan amal, maka hal ini menjadi ciri
khas pendidikan di lingkungan pesantren. Iman menjadi pondasi dari segala gerak yang
kemudian mendorong seseorang untuk menjadikan ilmu sebagai dasar landasan bagi amal
dan bahkan juga bagi iman itu sendiri (Hidayat, F.A., dkk., 2020).

Pesantren Modern seperti PMDG juga memiliki falsafah: “Metode itu lebih penting
dari pada materi, dan guru lebih penting dari pada metode, tapi yang paling penting adalah
jiwa pengajar itu sendiri”. Di sinilah keserasian antara konsep Weterink dengan konsep
pesantren modern, seperti yang disebutkan yaitu pengasuh harus memiliki dasar utama yang
dinamakan dengan “rouping” atau kesadaran diri, hal inilah yang disebut dengan ‘jiwa
mudarris’ (Ismail, M., 2011).

6
BAB III
METODE PENGAMATAN

A. Tempat dan Waktu Pengamatan


Penelitian ini dilaksanakan di rumah penulis yang beralamat di Jl. Kol. Toharuddin
Siregar Perumahan Griya Seroja No.10, Salambue, Padangsidimpuan Tenggara,
Padangsidimpuan, Sumatera Utara, dengan menonton video dari youtube yang menjelaskan
tentang Pondok Modern Darussalam Gontor.

Waktu pengamatan dilakukan pada hari Jum’at tanggal 23 April 2021 pukul 13.00
WIB. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester genap tahun pembelajaran
2020/2021.

B. Subjek Pengamatan
Adapun subjek penelitian dalam melakukan pengamatan ini adalah para guru dan
santri di Pondok Pesantren Darussalam Gontor.

C. Teknik Pengambilan Data


Untuk teknik pengambilan data, penulis melakukan pengamatan melalui video
youtube dan membaca jurnal tentang proses pembelajaran di Pondok Modern Darussalam
Gontor kemudian dianalisis.

D. Instrumen Pengamatan
Instrumen yang digunakan untuk kelancaran mini riset ini adalah android ataupun
gadget untuk menonton video dari youtube, buku dan pulpen untuk mencatat hal-hal yang
penting mengenai pembelajaran di pesantren, khususnya Pondok Modern Darussalam
Gontor.

E. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data menggunakan studi literatur. Penulis melakukan riset literatur
dari chanel youtube Pondok Modern Darussalam Gontor. Studi literatur merupakan alat
pengumpul data untuk mengungkapkan berbagai teori yang relevan dengan permasalahan
yang diteliti sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Dalam hal ini penulis menggunakan
jurnal dan artikel-artikel dari media masa yang berkaitan dengan Pondok Modern
Darussalam Gontor. Hal ini juga memperoleh data teoritis yang dapat mendukung kebenaran
data yang diperoleh dari penelitian ini.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Hasil Pengamatan


Pondok Modern Darussalam Gontor, atau biasa disebut dengan Pondok Gontor
adalah salah satu dari sekian banyak lembaga pendidikan pondok pesantren di Indonesia.
Pondok ini didirikan pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal 1345 H atau 20 September 1926
oleh tiga bersaudara; mereka adalah K.H Ahmad sahal, K.H Zainuddin Fanani, dan K.H
Imam Zarkasyi.

Secara internal Pesantren Gontor merupakan institusi pendidikan Islam yang


tafaqquh fi al-din dengan sistem pengajaran modern. Kemodernan Pesantren Gontor dapat
diperhatikan daripada seluruh totaliti kehidupan di pesantren yang dijadikan sebagai medium
pendidikan santri dengan disiplin yang tinggi. Sehingga seluruh apa yang dilihat, apa yang
didengar dan apa yang dirasakan oleh santri semuanya memiliki unsur pendidikan. Akar
kemodernan Pesantren Gontor telah nampak sejak para pendiri Trimurti mendirikan
pesantren ini, dengan melalui sistem pengajaran yang memadukan seluruh unsur pendidikan.
Sejak santri bangun tidur hingga tidur kembali semuanya memiliki nilai pendidikan. Santri
duduk di asrama selama 24 jam dalam lingkungan yang telah dirancang untuk pendidikan.

Adapun langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran di Gontor terdiri dari dua


langkah: sebelum dan sewaktu mengajar. Sebelum mengajar, guru membuat persiapan
pengajar atau SAP dan dimintakan tanda tangan kepada pembimbing (guru senior).
Sedangkan langkah ketika mengajar secara garis besar ada tiga: pendahuluan, penyajian, dan
evaluasi.

Proses belajar mengajar di Gontor dilakukan dengan sistem klasikal dan


perjenjangan. Santri dengan tingkat kemampuan yang sama dikelompokkan dalam kelas-
kelas dalam jumlah tertentu yang dibatasi. Pembelajaran yang berlangsung dalam satu
kelompok terbatas, dengan tingkat kemampuan yang merata, dapat memudahkan seorang
guru untuk mengetahui kadar penguasaan santri terhadap pelajaran yang telah diajarkan.
Seorang guru dapat mengevaluasi pemahaman santri terhadap pelajaran yang telah diberikan
pada setiap awal pelajaran, dan mengevaluasi pemahaman mereka terhadap pelajaran yang
sedang disampaikan pada saat pelajaran maupun menjelang usainya pelajaran.

8
Metode pembelajaran yang diterapkan di Gontor berbeda untuk setiap mata
pelajaran, metode tersebut disesuaikan dengan mata pelajaran. Mata pelajaran tertentu
menghendaki metode yang berbeda dari mata pelajaran lainnya. Dan terkadang para guru
menggunakan dua metode atau lebih untuk mengajarkan satu mata pelajaran secara saling
melengkapi. Misalnya dalam pembelajaran bahasa Arab, sistem dan metode yang digunakan
adalah perpaduan antara dua teori yang saling menopang, yaitu all in one system (nazariyat
al-wihdah) dan polysystematic approach (nazariyat al-furu’).

Di Pondok Gontor, pengenalan dan pengajaran sains dan teknologi diselenggarakan


dalam kelas (pada jam belajar pagi) dan di luar kelas. Bahkan porsi di luar kelas jauh lebih
besar dibandingkan di dalam kelas. Materi-materi keterampilan praktis, seperti administrasi,
manajemen, akuntansi, permesinan, kesenian, olahraga, dan sebagainya, tidak dimasukkan
dalam kurikulum intra, melainkan menjadi aktivitas ekstrakurikuler, agar para santri dapat
lebih bebas memilih serta mengembangkan bakat sesuai dengan aktivitas yang ada di
Pondok Gontor.

Adapun pengajaran IPTEK di kelas, santri dibekali ilmu-ilmu dasar, meliputi fisika,
biologi, astronomi (ilmu falak), matematika, dan berhitung. Untuk mendukung keberhasilan
materi-materi itu, pondok melengkapi media pengembangannya dengan laboratorium fisika
dan biologi. Pengajaran IPTEK di luar kelas, dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler,
yakni santri diajari ilmu-ilmu terapan.

Beberapa reformasi dalam sistem pendidikan pesantren yang dilakukan Gontor


antara lain dapat disimpulkan pada beberapa hal. Di antaranya: tidak bermazdhab, penerapan
organisasi, sistem kepemimpinan sang Kyai yang tidak mengenai sistem waris dan
keturunan, memasukkan materi umum dan bahasa Inggris, tidak mengenal bahasa daerah,
penggunaan bahasa Arab dan Inggris sebagai bahasa pengantar dan percakapan, olahraga
dengan segala cabangnya dan lain-lain. Oleh karena itu Gontor mempunyai empat prinsip,
yaitu: berbudi tinggi, berbadan sehat, berpikiran bebas dan berpengetahuan luas.

Pondok Modern Darussalam Gontor selalu melakukan kualifikasi terlebih dahulu


sebelum memilih pengajar, baik dari segi dzikir maupun pikir sehingga mampu menguasai
materi yang ada dan dapat menjabarkannya secara benar dan universal.

9
B. Pembahasan
a. Kelebihan Pondok Modern Darussalam Gontor
1. Penggunaan dasi dan celana yang diterapkan Gontor adalah untuk mendobrak
mitos bahwa santri selalu terbelakang, kolot dan ketinggalan zaman. Prinsip ini
tercermin dengan masuknya materi bahsa Inggris menjadi pelajaran utama
setelah bahasa Arab dan agama, dengan tujuan agar santri dapat mengikuti
perkembangan zaman dan mampu mewarnai masyarakat dengan segala
perubahannya.
2. Ditemukannya suasana kedamaian, ketentraman serta ketenangan apabila
berkunjung ke PMDG, hal ini dikarenakan para santri dan pengasuh disana
mengusung asas ukhuwah Islamiyah dalam menjalin hubungan diantara mereka.
3. Sebuah kesederhanaan yang sangat dijunjung tinggi dalam berkehidupan di
PMDG, dimana arti dari kesederhanaan tersebut adalah penggunaan suatu
kebutuhan oleh santri, pengasuh atau pemimpin pondok sesuai dengan kebutuhan
mereka masing-masing.
4. Adanya program kerjasama luar negeri dalam hal pendidikan. Negara-negara yag
menjalin kerjasama dengan PMDG seperti halnya negara Timur Tengah yaitu
Mesir, Arab Saudi, Sudan, Maroko, Qatar, Yordania, Kuwait. Sedangkan di
negara bagian barat seperti halnya negara Inggris, Belanda, Turki, Prancis,
Jerman, seta di Asia seperti negara Malaysia, Brunei Darussalam, Pakistan,
Australia.
b. Kekurangan Pondok Modern Darussalam Gontor
1. Dari aspek waktu pelaksanaan pembelajaran yang tidak sama dengan waktu pada
umumnya, karena memulai masa pembelajaran dengan kalender Islam.
2. Seleksi alamnya begitu ketat. Masuk pondok Gontor tidak begitu sulit, tetapi
bertahan di pondok Gontor harus membutuhkan banyak doa.
3. Pondok Gontor dianggap tidak sejalan dengan program pemerintah, dikarenakan
pemerintah sudah menetapkan kepada seluruh sekolah/lembaga formal yang ada
di Indonesia untuk menerapkan kurikulum yang telah dibuat pemerintah, dan
seluruh lembaga formal yang ada di Indonesia sudah menerapkannya kecuali
pondok Gontor. Pondok Gontor mempunyai cara tersendiri dalam
mengembangkan ataupun menerapkan kurikulum kepada santrinya. Kurikulum
ini disebut dengan kurikulum Gontor.

10
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa secara internal Pesantren Gontor
merupakan institusi pendidikan Islam yang tafaqquh fi al-din dengan sistem pengajaran
modern. Kemodernan Pesantren Gontor dapat diperhatikan daripada seluruh totaliti
kehidupan di pesantren yang dijadikan sebagai medium pendidikan santri dengan disiplin
yang tinggi. Proses belajar mengajar di Gontor dilakukan dengan sistem klasikal dan
perjenjangan. Santri dengan tingkat kemampuan yang sama dikelompokkan dalam kelas-
kelas dalam jumlah tertentu yang dibatasi. Metode pembelajaran yang diterapkan di Gontor
berbeda untuk setiap mata pelajaran, metode tersebut disesuaikan dengan mata pelajaran.
Mata pelajaran tertentu menghendaki metode yang berbeda dari mata pelajaran lainnya. Dan
terkadang para guru menggunakan dua metode atau lebih untuk mengajarkan satu mata
pelajaran secara saling melengkapi.

B. Saran
Seiring dengan kemajuan zaman, pesantren-pesantren di Indonesia harus bisa
mengikuti perkembangan-perkembangan pendidikan dengan memperbarui sistem
pendidikannya, sehingga dapat meningkatkan kualitas santrinya dan pesantren bisa menjadi
pilihan utama bagi orang tua untuk menjalankan pendidikan bagi anak-anaknya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, N., (2019), Peran Pondok Pesantren Modern Gontor Sebagai Instrumen Multitrack
Diplomacy Pendidikan dalam Kerjasama Internasional, Journal of International
Studies, 2 (2): 151-160.

Hidayat, F.A., Nurdyansyah, N., dan Ruchana, S., (2020), Classical Learning Analysis
Pondok Modern Darussalam Gontor in Improving Superior School Management:
Analisis Pembelajaran Klasik Pondok Modern Darussalam Gontor dalam
Meningkatkan Manajemen Sekolah Unggul, Conference of Management of Islamic
Education Leadership in The Era of Revolution 4.0, Vol 6 (2020).

Ismail, M., (2011), Sistem Pendidikan Pesantren Modern Studi Kasus Pendidikan Pesantren
Modern Darussalam Gontor Ponorogo, Jurnal At-Ta’dib, 6 (1): 147-167.

Munir, M., Manajemen Pesantren Studi Telaah Tentang Kurikulum Dan pembelajaran di
Pondok Modern Darussalam Gontor-Ponorogo.

Nisa, K., dan Chotimah, C., (2020), Pengembangan Kurikulum Pondok Pesantren, Jurnal
Inovatif, 6 (1): 45-68.

Syamsuri, dan Borhan, J.T.B., (2016), Eksistensi dan Kontribusi Pondok Modern
Darussalam Gontor Dalam Pembangunan Sumber Daya Manusia, Jurnal At-Ta’dib,
11 (2): 201-226.

https://youtu.be/nuiPV7Md6FM

https://youtu.be/XJIG1EfKfGE

https://youtu.be/5-r55ByqQXk

https://youtu.be/8Fd0VzsfFIM

12

Anda mungkin juga menyukai