Anda di halaman 1dari 32

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DENGAN BIMBINGAN PRIBADI DAN SOSIAL


MATERI PENTINGNYA MENGATUR WAKTU DI SEKOLAH
PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 BANGKALAN
KABUPATEN BANGKALAN

Disusun Dalam Rangka Pengembangan Profesi Keguruan

HENY ROSITA ISKANDAR, SPsi.MPSi


Nip. 19761020 200801 2 019

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN


DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 2 BANGKALAN

i
LEMBAR PENGESAHAN

Peneiltian Tindakan Kelas (PTK)


Nama : HENY ROSITA ISKANDAR, S.PsI
Nip : 19761020 200801 2 006
Unit Kerja : SMK Negeri 2 Bangkalan Kabupaten Bangkalan
Judul PTK : Meningkatkan Minat Belajar Bidang Bimbingan Pribadi dan Sosial
Materi Pentingnya mengatur waktu di Sekolah
Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Bangkalan Kabupaten Bangkalan

Bangkalan, Oktober 2016

PENGELOLA PERPUSTAKAAN PENULIS

UMMI NURINI,ST HENY ROSITA ISKANDAR S.PSI.MPSi


Nip. 19780515200812023 NIP. 19761020 200801 2 006

KEPALA SMK NEGERI 2 BANGKALAN

R.SYAMSUL HADORI,SPD M,Pd


Nip. 196904041994121002

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah SWT, karena atas Rahmat, Hidayah dan petunjuknya sehinga
kami dapat menyelesaikan Karya Tulis yang berupa Penielitian Tindakan Kelas Ini dapat
diselesaikan sesuai dengan rencana.
Tujuan penulisan ¡ni untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh angka kredit
jabatan guru. Dalam hal ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar — besamya
kepada:
1. Semua guru di SMK Negeri 2 Bangkalan Kabupaten Bangkalan yang telah banyak
membantu dan mendorong penulis sehingga dapat dengan lancar menyelesaikan karya tulis mi.
2. Semua pihak yang memberikan masukan maupun saran sehinggakarya tulis ini dapat
diselesaikan.
Penulis meyakini bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna,untuk ¡tu saran dan knitik yang
membangun sangat kami harapkan demi kesempumaan tulisan ¡ni.akhimya penulis sangat
berharap agar tulisan sedehana ini bermanfaat bagi perkembangan pendidikan khususnya dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa.

Penulis

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………. i
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………… iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….. iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….. 2
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………… 3
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………… 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Layanan Informasi…………………………………………………. 4
B. Minat Belajar………………………………………………………… 11
C. Pentingnya Mengatur Waktu di sekolah……………….. 11
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian……………………………………………. 13
B. Subjek Penelitian…………………………………………………… 13
C. Langkah-Langkah Penelitian………………………………….. 13
D. Instrument Penelitian……………………………………………. 15
E. Teknik Analisa Data……………………………………………….. 16

iv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Paparan Data………………………………………………………… 18
B. Refleksi ………………………………………………………………… 20
C. Hasil Penelitian ……………………………………………………. 22
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………….. 25
B. Saran …………………………………………………………………… 25
DAFTAR PUSTAKA 27

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sistem Pembelajaran yang hanya itu berkutat di belakang bangku tentu akan
membosankan apalagi untuk siswa SMK, sebaliknya pembelajaran akan lebih menarik bila
sìswa gembira dalam belajar atau senang karena merasa tertarik dan mengerti pelajaran yang
diterimanya. Dengan demikian kegiatan belajar akan lebih efektif. Belajar yang efektif harus
dimulai dan pengalaman Iangsung atau pengalaman kongkrit dan menuju kepada
pengalaman yang Iebih abstrak.Belajar akan lebih efektif jika dibantu dengan alat peraga
dalampengajaran dañ pada tanpa dibantu dengan alat pengajaran. Agar proses belajar
mengajar dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua
alat inderanya. Guru berusaha untuk menampilkan rangsangan (stimulus), yang dapat
diproses dengan berbagal indera.Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk
menerima danmengolah informasi, maka semakin besar kemungkinan informasi
tersebutdimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Hamalik (1986) mengatakan
bahwa pemakaian layanan informasi dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginandan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatanbelajar,
dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadapsiswa. Dengan demikian siswa
diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan mudah dan baik pesan-pesan dalam
maten yang disajikan. Untuk memanfaatkan semua alat indera indera dalam kegiatan belajar
mengajar diperlukan rangsangan (stimulus).Sedangkan rangsangan tersebut dapat
direaliasasikan dengan penggunaan peraga dalam pendidikan.Peraga dalam pengajaran bisa
disebut dengan layanan informasi.
Hal ini ditegaskan oleh Arsyad (2003), yang mengatakan bahwa, kegiatan belajar
mengajar pemakaian kata layanan informasi digantikan oleh istilah seperti alat pandang-
dengar, bahan pengajaran, komunikasi pandang dengar, pendidikan alat peraga pandang,
teknologi pendidikan, alat peraga, dan media penjelas. Perkembangan Ilmu pengetahuan dan
teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil
teknologi dalam proses belajar. Guru dituntut agar menggunakan alat-alat yang dapat
disediakan oleh sekolah, tidak menutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan
perkembangan dan tuntutan zaman. Guru harus dapat menggunakan alat yang murah dan
efisien meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya
1
mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan (Arsyad, 2003). Untuk itu dalam
menggunakan layanan informasi guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
cukup tentang layananinformasi, seperti apa yang disampaikan oleh Hamalik (1994), bahwa
dalam mengunakan layanan informasi guru harus memahami tentang: (1) media sebagai
alat komunikasi guna Iebih mengefektifkan proses belajar mengajar, (2) fungsi media
dalam rangka mencapal tujuan pendidikan, (3) seluk beluk proses belajar, (4) hubungan
antara metode mengajar dengan media pendidikan, (5) nilai atau manfaat media pendidikan
dalam pengajaran, (6) pemilihan dan penggunaan media pendidikan, (7) berbagal jenis alat
dan teknik media pendidikan, (8) media pendidikan dalam setiap mata pelajaran, dan (9)
usaha inovasi dalam pendidikan.
Fenomena-fenomena tersebut di atas, mendorong peneliti untuk melakukan suatu
penelitian tindakan (action research) dalam kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan layanan informasi pada siswa kelas X Beberapa alasan pentingnya layanan
informasi digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dalam penelitian tindakan ini,
adalah: (1) dengan layanan informasi siswa belajar akan Iebih kongkrit dan tidak
verbalisme, (2) siswa lebih memiliki motivasi dalam belajar, sebab dengan layanan
informasi, kegiatan belajar akan lebih menarik, (3) kegiatan belajar lebih bervariatif,
(4) siswa dapat melakukan kegiatan belajar sendiri dengan layanan informasi yang
dihadapi, dan (5) dengan layanan informasi kegiatan belajar siswa akan Iebih membawa
pemikiran siswa kepada kehidupan sehari-hari.
Dengan penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti tersebut, maka muncul
beberapa permasalahan dalam kegiatan penelitian ini. Mengapa layanan informasi sangat
penting digunakan dalam upaya meningkatkan minat belajar siswa dalam rangkaian
kegiatan belajar mengajar ? Apakah dampak penggunaan layanan informasi dalam
kegiatan belajar mengajar? Hal ¡ni perlu dibuktikan dalam penelitian tindakan ini,
khususnya pada upaya meningkatkan minat belajar siswa kelas X SMK Negeri 2
Bangkalan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang penelitian tindakan yang berjudul Meningkatkan

Minat Belajar Bidang Bimbingan Pribadi dan Sosial Materi Pentingnya mengatur waktu di

Sekolah pada Siswa Kelas X SMK Negeni 2 Bangkalan Kabupaten Bangkalan, dengan
2
Menggunakan Layanan informasi tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan

sebagai berikut:

1. Apakah Penggunaan Layanan informasi dalam kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan

minat belajar siswa kelas X SMK Negeri 2 Bangkalan Kabupaten Bangkalan?

2. Bagaimanakah Dampak Penggunaan Layanan informasi dalam Kegiatan Belajar Mengajar

pada Siswa Kelas X SMK Negeni 2 Bangkalan Kabupaten Bangkalan?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tíndakan ini adalah mengetahui dan mendeskripsikan:

1. Penggunaan Layanan informasi dalam kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan minat

belajar siswa kelas X SMK Negeri 2 Bangkalan

2.Dampak Penggunaan Layanan informaSi dalam Kegiatan Belajar Mengajar pada Siswa Kelas .

X SMK Negeri 2 Bangkalan

D. Manfaat Peneiltian
Berdasarkan pada rumusan tujuan penelitan tindakan tersebut, maka tujuan penelitìan

tindakan ini, diharapkan bermanfaat bagi:

1. Guru
Sebagai masukan pengetahuan kepada guru dalam upaya meningkatkafl hasil belajar

yang optimal dengan menggunakan layanan informasi yang tepat. Salah satunya adalah

penggunaan media berlayanan informasi dalam pembelajaran siswa kelas X SMK.

2. Siswa SMK
Siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar tidak verbalisme terhadap materi yang

diajarkan guru, bila guru menggunakan layanan informaSi dalam proses belajar

mengajarnya.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Layanan Informasi
Layanan informasi yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan konseli memahami lingkungan (seperti sekolah)yang baru dimasuki
konseli,untuk mempermudah dan memperlancarberperannya konseli dilingkungan
yang baru .Tujuan pelayanan informasi ditujukan untuk siswa yang baru dan untuk
pihak lain(terutama orang tua siswa ) guna memberikan pemahaman danpenyesuaian
din (terutama penyesuaian siswa) terhadap sekolahyang baru dimasuki.

a. Bagaimana MemiIih Layanan informasi


Beberapa kriteria pemilihan media bersumber dan konsep bahwa media
merupakan bagian dan sistem instruksional secarakeseluruhan.Untuk ¡tu ada
beberapa kriteria yang patut diperhatikandalam memihh media. Diantaranya:
a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telahditetapkan yang
secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dan dua atau tiga
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.Tujuan ¡ni dapat dilayanan
informasikan dalam bentuk tugas yangharus dikerjakan atau dipertunjukkan
oleh siswa, seperti menghafal,melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan
fisik atau pemakaianprinsip-prinsip seperti sebab dan akibat, melakukan tugas
yang melibatkan pemahaman konsep atau hubungan perubahan dan
mengerjakan tugas-tugas yang melibatkan pemikiranpada tingkatan lebih
tinggi.
b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,prinsip,
atau generaliSaSi
Media yang berbeda, misalnya film dan grafik memerlukansimbol dan
kode yang berbeda, dan oleh karena tu memerlukan proses dan keterampilan
mental yang berbeda untuk memahaminya.Agar dapat membantu proses
pembelajaran secara efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan
tugas pembelalaran dankemampuan mental siswa. Televisi, misa!nya, tepat
4
untukmempertuniukkan proses dan transformaSi yang memerlukan manipulasi
ruang dan waktu.
c. Praktis, luwes, dan bertahap
Jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber daya lainnyauntuk
memprodukSi, tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal dan memakan waktu
lama untuk rnemproduksiflya bukanlah jaminansebagai media yang terbaik.
Kriteria ini menuntun para guru instruktur untuk memilih media yang ada,
mudah diperoleh, atau mudah dibuatsendiri oleh guru. Media yang dipilih
sebaiknya dapat digunakan dimana pun dan kapan pun dengan peralatan yang
tersedia disekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa ke mana-mana.
d. Guru terampil menggunakannya
Ini merupakan saiah satu kriteria utama. Apa pun media ¡tu,guru harus
mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran.Nilai dan manfaat media
amat ditentukan oleh guru yangmenggunakannya. Proyektor transparansi
(OHP), proyektor slide danfilm, komputer, dan peralatan canggih lainnya tidak
akan mempunyaiarti apa-apa jika guru belum dapat menggunakannya dalam
proses pembelajaran ssebagai upaya mempertinggi mutu dan hash belajar.
e. Pengelompokan sasaran
Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu samaefektifnya jika
digunakan pada kelompok kecil atau perseorangan.Ada media yang tepat untuk
jenis kelompok besar, kelompok sedang,kelompok kecil dan perseorangan.
f. Mutu Teknis
Pengembangan visual baik layanan informasi maupun fotografharus
memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual padaslide harus jelas
dan ingin disampaikarì tidak boleh terganggu olehelemen lain yang berupa
latar belakang.
b. Manfaat dan Fungsi Media Pendidikan
Media pendidikan yang digunakan dalam kegiatan belajarmengajar
memiliki manfaat dan fungsi dalam upaya pencapaian hasilbelajar yang optimal.
Adapun manfaat dan fungsi layanan informasitersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:

5
a. Manfaat Media Pendidikan
Menurut Sudjana & Rival (1992), beberapa manfaat danlayanan
informasi dalam proses belajar siswa. Diantaranya, (1)pengajaran akan lebih
menarik perhatian siswa sehingga dapatmenumbuhkan motivasi belajar, (2)
Bahan pengajaran akan Iebihjelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh siswa danmemungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran,
(3)metode akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak
kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar padasetiap jam pelajaran, dan
(4) siswa dapat lebih banyak melakukankegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarican uralan guru, tetapijuga aktivitas lain sepenti mengamati,
melakukan,mendemonstrasikan, memerankan, dan sebagainya.
Pendapat tersebut senada disampaikan oleh Encyclopedia ofEducational
Research yang dikutip oleh Hamalik (1994), yang menincimanfaat media
pendidikan. Diantaranya, (1) meletakkan dasar-dasaryang kongkrit untuk
berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme, (2) memperbesar perhatian
siswa, (3) meletakkan dasar-dasar yangpenting untuk perkembangan belajar,
oleh karena itu membuatpelajaran Iebih mantap, (4) memberikan pengalaman
nyata yangdapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa,(5)
menumbuhkan pemikiran yang teratur dan terus-menerusterutama melalui
layanan inforrnasi hidup, (6) membantu tumbuhnya pengertian yang dapat
membantu perkembangan kemampuanberbahasa, dan (7) memberikan
pengalaman yang tidak mudahdiperoleh dengan cara lain, dan membantu
efisiensi dan keragaanyang lebih banyak dalam belajar.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa manfaat dan
penggunaan layanan informasi dalam proses belajarmengajar adalah sebagai
berikut:
1) Layanan informasi dapat memperjelas penyajian dan informasisehingga
dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hashbelajar.
2) Layanan informasi dapat meningkatkan dan mengarahkanperhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,interaksi yang lebih

6
Iangsung antara siswa dan lingkungannya, danmemungkinkan siswa
untuk belajar sendini sesuai dengankemampuan dan minatnya.
3) Layanan informasi dapat emngatasi keterbatasan indera, ruangdan waktu:
(a) obyek atau benda tenlalu besar ditampilkan, dapat diganti dengan
layanan informasi, slide, dan model, (b) obyek ataubenda yang terlalu
kecil dapat ditampilkan dengan layananinformasi, slide, dan model, (c)
kejadian yang telah berlangsungdimasa lalu dapat ditampilkan melalui
rekaman video, slidedisamping secara verbal, (d) obyek yang rumit dapat
ditampilkan secara kongkrit melalui layanan informasi, slide dan lain-
lain, (e)kejadian yang dapat membahayakan dapat disimulasikan
melaluimedia komputer, dan (f) peristiwa alam dapat disajikan melalui
film,video, slide dan sebagainya.4) Layanan informasi dapat memberikan
kesamaan pengalamankepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di
lingkungan mereka.
b. Fungsi Media Pendidikan
Menurut Kemp & Dayton (1985) layanan informasi
dapatmemenuhi tiga fungsi utama bila media itu digunakan
untukperorangan, kelornpok, atau kelompok yang besar jumlahnya,
yaitu(a) memotivasi minat dan tindakan, (b) menyajikan informasi, dan
(C)memberi instruksi.Untuk memenuhi fungsi motivasi, layanan
informasi dapatdirealisasikani dengan teknik drama atau hiburan. Hash
yangdiharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para
siswauntuk bertindak. Pencapaian tujuan ini akan mempengaruhi
sikap,nulai, dan emosi.
Tujuan informasi, artinya layanan informasi dapat
digunakandatam rangka menyajikan informasi dihadapan sekelompok
siswa.Penyajian ini dapat puta berbentuk hiburan, drama, atau
teknikmotivasi.Partisipasi yang diharapkan dan siswa hanya terbatas
padapersetujuan atau ketidaksetujuan mereka secara mental, dan
sebaliknya. Media berfuñgsi sebagai media instruksi, dimana
informasiyang terdapat dalam media tersebut harus melibatkan siswa
baik danbenak atau mental maupun bentuk aktivitas yang nyata
7
sehingga pembetajaran dapat terjadi.Di samping menyenangkan,
layananinformasi harus dapat memberikan pengalaman yang
menyenangkandan memenuhi kebutuhan perorangan siswa.Hal ini
ditegaskan olehDale (1969) dengan kerucut pengalamannya.

Dasar pengembangan kerucut tersebut bukanlah


tingkatkesulitan, melainkan tingkat keabstrakan, jumlah jenis indra
yang turut serta selama penerimaafl isi pengajaran atau pesan.
Pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh danpaling
bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandungdalam
pengalaman itu oleh karena ja melibatkan indra
pengelihatan,pendengaran, perasan, penciuman, dan peraba, yang
dikenal dengan istilah learning by doing
b. Media Berbasis Visual
Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingindisampaikan kepada
siswa dapat dikembangkafl dalam berbagaibentuk.Salah satunya adalah dalam
bentuk layanan informasi. Jikamengamati bahan pelajaran dalam bentuk
layanan informasi, akanditemukan gagasan untuk merancang bahan visual yang
menyangkutpenataan elemen-elemen visual yang akan ditampilkan.
Tatananelemen-elemen itu harus dapat menampilkan visual yang menarikdan
dapat dimengerti dengan jelas, dan menarik perhatian sehinggamampu
menyampaikan pesan yang diinginkan oleh penggunanflya.
8
Ada beberpa hal yang harus diperhatikan dalam prosespenataan
visualisaisi layanan informasi tersebut, diantaranya, (a)kesederhanaan, (b)
keterpaduafl, (c) penekanan, dan (d)keseimbangan.
a. Kesederhanaan
Penyampaiafl visual melalui layanan informasi, harusmemudahkan
siswa untuk memahami maksud dan isi yang terkandung didalam visual
tersebut. Bentuk kalimat ringkas, tetapipadat dan jelas, serta mudah
dimengerti.
b. Keterpaduan
Keterpaduan mengacu pada hubungan antara elemen-elemenvisual
yang diamati. Elemen tersebut hams saling terkait danmenyatu sebagai suatu
keseluruhan sehingga visual itu merupakansuatu bentuk menyeluruh yang
dapat dikenal dan dapat membantupemahaman pesan dan informasi yang
dikandungnya.
c. Penekanan
Meskipun penyajian visual dirancang sesederhana mungkin,sering
kali konsep yang ¡ngin disajikan memerlukan penekananterhadap salah satu
unsur yang akan merijadi pusat perhatiansiswa. Dengan menggunakan
ukuran, hubungan, perspektif,warna, atau ruang penekanan dapat diberikan
kepada unsurterpenting.
d. Keseimbangan
Bentuk dan pola yang dipilih sebaìknya menempati
ruangpenayangan yang memberikan persepsi keseimbangan meskipuntidak
seluruhnya simetris.Berdasarkan penjelasan media visual tersebut,
kegiatanbelajar mengajar yang dilakukan oleh siswa kelas X SMK, sangat
tepat bila guru dalam menyampaikan maten pembelajaran melaluimedia
benlayanan informasi. Sebab dengan media berlayanan informasi, siswa
kelas X yang umumnya merasa bosan atau jenuhdengan bimbingan dan
koseling ini, maka dengan visual yangdigunakan guru, setidaknya dapat
membantu menghilangkanverbalisme yang ada pada siswa kelas X SMK.
Khususnya adalahsiswa kelas X SMK Negeri 2 Bangkalan Kabupaten
Bangkalan
9
B. Minat Belajar
Minat berkaitan erat dengan perasaan individu, objek, dan aktivitas. Ada dua
hal yang diperhatikan kaitannya dengan minat, yaitu:minat sebagai dorongan dan minat
sebagal kebutuhan. Minat adalah kecenderungan dimana seseorang mempunyai perhatian
terhadap sesuatudan disertai keinginan untuk mengetahul dan mempelajari
maupunmembuktikan lebih lanjut.Minat belajar adalah suatu dorongan ataukeinginan
individu dalam hal ini siswa, sebagai upaya untuk mencapai hashbelajar yang dilakukan.
Membangkitkan minat belajar pada siswa sulitdilaksanakan bila proses belajar hanya
menekankan pada satuan-satuankurikulum, sistem kenaikan kelas, sistem ujian, yang
mengutamakankontinuitas dan pendalaman belajar (Sukmadinata, 2001).
Minat belajar pada siswa ada yang bersifat sementara (jangkapendek) dan
bersìfat menetap (jangka panjang). Beberapa ha) yang dapatdiusahakan untuk
membangkitkan minat belajar siswa secara menetap(jangka panjang) yaitu, pemilihan
bahan pengajaran yang berarti bagianak, menciptakan kegiatan belajar yang dapat
membangkitkan dorongan untuk menemukan, menterjemahkan maten pembelajaran
sesuai dengantingkat perkembangan siswa, dan maten disampaikan dalam bentuk
siswa aktif, anak banyak terlibat dalam proses belajar. Minat belajar selalu berkaitan
erat dengan motivasi. Hal iniditegaskan oleh Hamalik (2002) yang mengatakan bahwa
memotivasibelajar penting artinya dalam proses belajar siswa, karena fungsinya
yangmendorong, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar. Karena¡tu,
pninsip-prinsip penggerakan motivasi belajar sangat erat hubungannyadengan minat
belajar siswa itu sendiri.
Berkaitan dengan minat belajar, dapat dikatakan apabila dalamkegiatan belajar
mengajar tersebut terdapat kondisi yang menyenangkan,maka siswa akan lebih senang
melanjutkan belajarnya jika kondisipengajarannya dengan demikian dapat dipastikan
bahwa minat belajarnyameningkat pula. .
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru untukmenyenangkan proses
pengajaran, diantaranya: (1) hindarì pengulanganhal-hal yang telah diketahui, (2)
suasana fisik kelas jangan membosankari,(3) hindarkan terjadi frustasi yang
dikarenakan situasi kelas, (4) hindarkansuasana kelas yang bersifat emosional sebagai
akibat adanya kontakpersonal, (5) siapkan tugas menantang, (6) berilah pengetahuan
tentanghasil yang dicapai siswa, dan (7) ben hadiah/pujian dan usaha yangdilakukan
10
oleh siswa.Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk menggerakkanatau
membangkitkan motivasi belajar siswanya, ialah sebagal berikut: (a)memberi angka.
Umumnya setiap siswa ingin mengetahui hashpekerjaannya, yakni berupa angka yang
diberikan oleh guru. Murid yangmendapat angkanya baik, akan mendorong motivasi
belajarnya menjadibesar, sebaliknya murid yang mendapat angka kurang,
mungkinmenimbulkan frustasi atau dapat juga menjadi pendorong agar belajarlebih
baik, (b) Pujian. Pemberian pujian kepada murid atas hal-hal yangtelah dilakukan
dengan berhasil besar manfaatnya sebagai pendorongbelajar.Pujian menimbulkan rasa
puas dan senang, (c) Hadiah.Cara inidapat juga dilakukan oleh guru dalam batas-batas
tertentu, misalnyapemberian hadiah pada akhìr tahun kepada para siswa yang
mendapatatau menunjukkan hasH belajar yang balk, memberikan hadiah bagi
parapemenang sayembara atau pertandingan olahraga, (d) Kerja kelompok.Dalam
kerja kelompok di mana melakukan kerja sama dalam belajar,setiap anggota kelompok
turutnya, kadang-kadang perasaan untukmempertahankan nama baik kelompok
menjadi pendorong yang kuatdalam perbuatan belajar, dan (e) Persaingafl. Baik kerja
kelompok maupunpersaingan memberikan motif-motif sosial kepada murid. Hanya
saja persaingan individual akan menimbulkan pengaruh yang tidak baik,
seperti:rusaknya hubungan persahabatan, perkelahian, pertentangan, persaingarlantar
kelompok belajar.
C. Pentingnya mengatur waktu di Sekolah
• Pentingnya mengatur waktu d sekolahMerupakan hash rumusan rumusan dan
“apa” yang akandicapai/dihasilkan oleh sekolah dan “kapan” tujuan akan
dicapai. Tujuansekolah harus bertitik tolak dan visi misi sekolah.
• Memahami usaha sekolah guna tercapainya aspek kognitifBerdasarkan
pendekatan pengajaran kontekstual, aspek kognitifdapat dìkembangkan dengan
belajar berbasis inquiry (lnquiiy-BasedLearning), belajar berbasis masalah
(Problem-Based Leraning), danpengajaran autentik (Authentic Instruction)
• Memahami sekolah guna tercapainya aspek afektifSekolah sebagai wawasan
wiyata mandala berusaha membekalisiswnya, antara lain pembekalan afektif.
Siswa harus menghindari sikap,tutur kata yang kotor, serta perbuatan asusial
teramsuk melanggarperaturan tata tertib sekolah.

11
• Memahami usaha sekolah guna tercapainya aspek psikomotorik
Walaupun pengertian aspek psikomotorik tidak identik denganketerampilan di
SMK yang berhubugnan Iangsung dengan benda kerja tetapi unsur-unsur
keterampilan hendaknya perlu mendapat perhatian.
 Wawasan terhadap manfaat aspek kognitif, aspek afektif, dan
aspekpsikomotorik.

12
BAB Ill
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Rancangan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian tindakan.Penelitian
tindakan merupakan merupakan intervensi skala kecil terhadap tindakan dunia nyata dan
pemeriksaan cermat terhadap pengaruh intervensi tersebut (Cohen dan Mantion, (1980) yang
dikutip olehZuriah, (2003).
Rancangan dalam penelitian ini direncanakan melalui beberapa tahap
perencanaan, diantarannya: (1) refteksi awal, (2) penetitimerumuskan permasalahanan
secara opêrasional, (3) peneliti merumuskanhipotesis tindakan, dan (4) menetapkan dan
merumuskan rancangantindakan.
Rancangan penetitian tindakan ¡ni, dilakukan secara kolaboratif antara peneliti
dengan guru-guru kelas kelas X SMK Negeri 2 Bangkalan Kabupaten Bangkalan.
B. Subjek Penelitian
Subyekdalampenehtianiniditentukanberdasarkanpertimbanganpertimbangan
Pertimbangan tersebut adalah factor perbedaan kemampuan belajar antara siswa, dan kondisi
lingkungan objekpenelitian.Subjek peneiltian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 2
Bangkalan Kabupaten Bangkalan
C. Langkah-Iangkah Penelitian
Menurut Zuriah (2003) mengatakan bahwa Iangkah-Iangkah penelitian tindakan terdiri
atas empat tahap. Adapun penjelasannya sebagai berikut.
1. Tahap 1. RefleksiAwal
Merupakan fase refleksi awal yang berarti melakukan refleksiterhadap situasi yang
sebenarnya, setelah merumuskan tema penelitian.
2. Tahap 2. Perencanaan
Merupakan fase perencanaan yang dilakukan setelah melakukan fase pertama, perlu
mereview analisis awal yang harus dilakukan, tentang penggunaan layanan informasi dalam
kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas X SMK Negeri 2 Bangkalan Dalamtahap ¡ni
diharapkan (a) dapat menterjemahkan layanan informasi yang jetas tentang penggunaan layanan
informasi dalam proses belajar

13
mengajar, dan alasan pemilihan tema tersebut, (b) draft kerja tindakantiap individu dan
kelompok, (c) layanan informasi tentang pihak yang terlibat, (d) garis besar rencana program
kerja (time achedirile), (e) memonitor perubahan saat penelitian berlangsung, dan (f) layanan
informasi awal tentang etisiensi data yang terkumpul. Tahap ini memastikan bahwa siswa kelas
X, dijadikan sebagal obyek penehtian dengan pertimbangan karakteristik yang dimiliki kelas ini
sesuai dengan permasalahan yang akan di bahas.
3. Tahap Tindakan Observasi
Tahap ini merupakan tahap penjabaran rencana ko dalam tindakan dan mengamati
jalannya tindakan. Menurut Nasution (1988)yang dimaksud dengan observasi adalah dasar
semua ilmu pengetahuan selama di lapangan, peneliti berusaha berinteraksi dengansubjek secara
aktif, sebab observasi adalah kegiatan selektif dan suatuproses aktif. Dimaksudkan untuk
mengetahui keadaan obyek penehtiansebelum peneliti m&akukan penelitian sesuai dengan
kenyataan yangada.
4. Tahap Refleksi Akhir
Tahap ini terdiri dan: (a) menganalisis, (b) melakukan sintesis, (c) memberikan makna,
(d) eksplanasi, dan (e) membuat kesimpulan.
D. Instrumen Penelitian
Menurut Zuriah (2003), ada 5 jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian
tindakan. Diantaranya observasi, wawancara, catatan lapangan, angket, dan dokumentasi. Dalam
penelitian ¡ni instrumen yang digunakan meliputi: (1) observasi, (2) wawancara, dan (3)
dokumentasi
1. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatansecara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian(Zuriah, 2003). Ada dua jenis
observasi yang dilakukan, diantaranya: (a)Observasi Iangsung, yaitu observasi yang
dilakukan dimana observerberada bersama objek yang diselidiki, dan (b) Observasi tidak
Iangsung,yaitu observasi atau pengamatan yang dilakukan tidak pada saatberlangsungnya
suatu peristiwa yang akan diteliti. Denganmenggunakan teknik ini, melakukan catatan
terhadap hasil observasidengan menggunakan daftar cek (chek list).
Dalam penelitian ini metode observasi yang dilakukan olehpeneliti adalah
pengamatan berperan serta.Menurut Bogdan & Bikien(1982) ketiga teknik tersebut
merupakan teknik-teknik dasar yangdigunakan dalam penelitian kualitatif.
14
Menurut Bogdan (1973) dalam Moleong (2001) mendifinisikanbahwa secara
tepat pengamatan berperan serta sebagai penelitian yangbercirikan interaksi sosial yang
memakan waktu cukup lama antara. penehti dengan subjek dalam lingkungan subjek, dan
selama ¡tu data dalam bentuk catatan lapangan dikumpulkan secara sistematis dan
berlaku tanpa gangguan. prad ley (1980) membagi tiga tahap pengamatan berperanserta
dalam penelitian kualitaif, diantaranya; a) dimulai danpengamatan-pengamatan yang
bersifat memeriksa (descriptiveobservations) secara luas, dengan melukiskan situasi
social secaraumum yang ada di lokasi penelitian, b) kemudian dilanjutkan
denganpengamatan-pengamatan yang lebih terfokus (focused observations)untuk
menemukan kategori-kategori utama tentang fokus penelitian, danc) setelah ¡tu diadakan
pengamatan-pengamatan yang bersifat selektif(selective observations) untuk menemukan
kategori-kategori yang lebihrind tentang sub-sub fokus penelitian.
Selanjutnya Spradley (1980) menjabarkan lima tipeketenlibatan peneliti
dalam partisipasi observasi sebagal benikut,diantaranya: (a) tidak berpartisipasi (non
participat on). Pada tipe ¡nipeneliti dalam melakukan penelitian tidak
berpartisipasi.Artinya penelitihanya melakukan pengamatan (melihat) secara pasif dan
menjauhi agartidak terlibat dalam aktivitas obyek penelitian, (b) partisipasi pasif(passive
participation).Tahap ini peneilti ikut atau berada dalam obyekpenelitian, tetapi tidak
berpartisipasi atau interaksi dengan obyekpenelitian.Peneliti hanya mondar-mandir
sebagai penonton saja, (c)partisipasi moderat (moderat participation). Peneliti sudah pada
konteks untuk menjaga keseimbangan antara seseorang yang berada di dalam(insider) dan
menjadi seseorang yang berada di luar (outside,) ataupunterhbat dan mengamati, (d)
partisipasi aktif (active participation). Padatahap mi peneliti secara aktif melakukan apa
yang dilakukan olehpersonal-personal sekolah, dan (e) Partisipasi secara total (complete
orordinary participation). Tipe ini merupakan tahap tertinggi dalamketerlibatan peneilti
sebagai observer partisipant. Peneliti totalmelakukan seperti apa yang dikerjakan oleh
personal-personal sekolahdalam memperoleh data penelitian.
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu prosedur terpenting
untukmengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, sebab banyak informasiyang
diperoleh peneliti melalui wawancara. Menurut Arifin (1999) yang dimaksud dengan
wawancaraadalah suatu percakapan yang bertujuan memperoleh konstruksi
15
yangterjadi sekarang tentang orang, kejadian, aktivitas, organisasi, perasaan,motivasi,
pembakuan, kerisauan dan sebagainya. Wawancara dalam pertelitian ini dilakukan
peneliti untukmemperoleh data sesuai dengan kenyataan pada saat penelitimelakukan
wawancara. Wawancara dalam penelitian ini ditujukankepada guru dan siswa kelas X
.Wawancara dalam penelitian inimenggunakan jenis wawancara mendalam yang
tidak terstruktur. Sebabdalam wawacara tidak terstruktur akan diperoleh informasi
sebanyak banyaknya yang rahasia, dan sensitif sifatnya sekalipun sertamemungkinkan
sekali dicatat semua respons afektif informan yangtampak selama wawancara
berlangsung
E. Teknik Analisis Data
Anailsis data adalah proses pengorganisasian dan pengurutandata ke dalam pola,
kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapatditemukan tema seperti yang
disarankan oleh data. Miles dan Hubermen(1984) mengatakan analisis data perlu
dilakukan secara terus menerusselama penelitian berlangsung. Selanjutnya Nasution
(1988) mengatakanbahwa analisis data adalah proses menyusun, mengkategorikan
data,mencari pola atau tema dengan maksud untuk memahami maknanya. Selanjutnya
Miles & Hubermen (1984) menerapkan tiga alurkegiatan dalam analisis deskriptif
yang menjadi satu kesatuan yang takdapat terpisahkan, yaitu:
(1) Reduksi data, pada teknik ini peneliti melakukan proses pemilahan,pemusatan
perhatian untuk penyederhanaan, pengabstrakan, dantransformasi data
mentah atau data kasar yang muncul dan catatan-catatan di lapangan,
(2) Penyajianan data, teknik ini memaparkan hasil temuan secara narasi
(3) Penarikan kesimpulan atau verifikasi, teknik ini peneliti berusaha agardapat
menglayanan informasikan Kerepresentatifan suatu peristiwa, kejadian atau
suatu subjek.
Teknis analisis data dalam penelitian ini, adalah analisis datakualitatif yang bersifat
linear (men gall,) maupun bersifat sirkuler. Adapunteknik analisis data yang dilakukan
dengan Iangkah-tangkah sebagaiberikut:
(1) Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan. Penelaahan dilakukandengan
cara menganalisis, mensintesis, memaknai, menerangkan,
danmenyimpulkan. Kegiatan penelaahan pada pninsipnya dilaksanakansejak
awal data dikumpulkan,
16
(2) Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan: mengkategonìkan dan
pengklasifikasian.
(3) Menyimpulkan dan menferivikasi. Dan kegialan reduksi selanjutnyadilakukan
penyimpulan terakhir dan selanjutnya diikuti kegiatanferivikasi atau
pengujian terhadap temuan penelitian.
Dalam kegiatan analisis data tersebut, akan didapatkan duajenis data
yaitu, data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupahash obeservasi yang
dilakukan pada setiap tahap kegiatan, dan datakuantitatif berupa hasil belajar atau
prestasi belajar yang didapatkan olehsiswa dalam melakukan proses pembelajaran
dengan penggunaanlayanan ¡nformasi.

17
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pada kegiatan penelitian tindakan yang dilakukanoleh peneliti


dalam penetitian yang berjudul Meningkatkan Minat BelajarBidang Bimbingan Pribadi
dan Sosial Materi Pentingnya mengatur waktu diSekolah pada Siswa Kelas X SMK
Negeri 2 Bangkalan, dengan MenggunakanLayanan informasi, maka akan dipaparkan
paparan data dan hasil penelitian.Adapun penjabarannya sebagai berikut:
A. Paparan Data :
Berdasarkan hasH dan pengamatan dan observasi penelitimaka, dapat
dipaparkan hasH penelitian tindakan (action research)berdasarkan desain
pembelajaran dengan layanan informasi (peraga) yangdigunakan sebagai strategi
belajar siswa kelas X SMK Negeri 2 Bangkalan,Kabupaten Bangkalan Adapun
uraiannya meliputi beberapa hal sebagaiberikut:
1. Minat Belajar Siswa
Dengan penggunaan layanan informasi (peraga) dalamkegiatan belajar
mengajar untuk siswa kelas X, didapatkan hasilpenelitian tindakan yang
menyatakan bahwa dengan menggunakanlayanan informasi, minat belajar siswa
kelas X SMK Negeri 2 bangkalan.
Tabel . 2
Daftar Hasil Pretasi Belajar
Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Bangkalan Kabupaten Bangkalan
NO Nama Nilai
1 Ari Wibowo 5.8
2 Noer Kautsar 6.5
3 Abdul mutholib 9.2
4 Ach Sayfur H 8.5
5 Achmad Dwi 8.5
6 Antararas Nur K 9.4
7 Anyza Arifin 6.4
8 Arif Rahmawan 5.7

18
9 Ayu Reistya D 6.3
10 Bagus Priajatmika 6.7
11 Citra Jawa Pratiwi 9.1
12 Dani Achmad F 8.8
13 Disromi Landy K 5.5
14 Ekky Putri R 6.8
15 FebbyF 9.5
16 Firga Safira . 6.3
17 Galuh Agustina S 9.1
18 HadiWibowo 9.2
19 Hurun Un 6.2
20 Ibrahiem Gempur 5.6
21 LifaturNyssaP 6.8
22 Lukmanul Hakim 7.6
23 Melati Indah P 8.2
24 Meriana Darma P 6.9
25 Miftahul Hasanah 7.3
26 Moch ChoUI M 6.7
27 Moh. Nasimurriyad 8.4
28 Putni Melinda F 7.4
29 Rahmat Ramadan 8.0
30 RahmatulM 9.1
31 Rrin Erviana 7.3
32 Riskia Ica M 7.1
33 SandyPramuW 6.9
34 Setia Linggar A 7.3
35 ShintaAyuN 6.7
36 Virdaurul Jinan 7.5
37 Wisnu Adhitama 8.1
38 Rizky Marjuki L 6.9
39 Teuh imansyah . 6.7
19
40 Zaenal Arifin 7.2
41 Zaeful Rohman 6.9
Rata rata 7.51

Dan data tersebut dapat didistribusikan frekuensi hasil belajarsiswa kelas X SMK Negeri 2
Bangkalan sebagai berikut:

No Nilai Frekwensi Frekwensi Kategori prestasi


% belajar
1. 8,01 – 10,00 14 34.15% Baik
2. 6,01 – 8,00 23 58.10% Sedang
3. 0,01 – 6,00 4 9.76% Kurang
Total 1: 41 100%
Dan trekuensi data tersebut diketahui kategori kurang dalamprestasi
belajar adalah 0,01-6,00 dengan frekuensi 4 dan prosentase9.76%, kategori fluai
sedang adalah 6,01-8,00 dengan frekuensi 23 dan prosentase 56.10%, sedangkan
kategori hasH belajar balk 8,01-10,00dengan frekuensi 14 prosentase 34.15% Hasil
pemaparan data penelitian tersebut membuktikan bahwapendekatan pembelajaran
dengan layanan informasi (peraga) dalamkegiatan belajar mengajar, dapat
meningkatkan motivasi belajar siswadalam kegiatan belajar mengajar sehingga
berpengaruh terhadap minatbelajar siswa kelas kelas X SMK Negeni 2 Bangkalan,
KabupatenBangkalan dalam belajar.
B. Refleksi
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajariatau
berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masalalu. Siswa
mengendapkan apa yang baru dipelajarinya, sebagai strukturpengetahuan yang
baru, yang merupakan pengayaan atau revisi danpengetahuan sebelumnya. Refleksi
merupakan respon terhadap kejadian,aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima.
Dalam penelitian tindakan(action research) ¡ni refleksi yang dilakukan oleh peneliti
dan praktiksiadalah dengan cara mendiskusikan hasil kegiatan yang dilakukan
dalampenelitian ini. Kegiatan tersebut meliputi: (1) analisis, (2) sintesis,

20
(3)pemaknaan, (4) penjelasan, dan (5) penyimpulan data dan informasi
yangdikumpulkan. Berdasarkan data selama penelitian tindakan berlangsung,maka
dapat dapat direfleksikan sebagai berikut:
(1) Penggunaan layanan informasi dalam proses belajar mengaiar
dapatmemperjelas penyajian dan informasi sehingga dapat memperlancardan
meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar,
(2) Layanan informasi dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatiananak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yangIebih Iangsung
antara siswa dan Iingkungannya, memungkinkan siswauntuk belajar sendiri
sesuai dengan kemampuan dan minatnya,
(3) Pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu artinya:
a. Obyek atau benda terlalu besar ditampilkan, dapat diganti denganlayanan
informasi, slide, dan model;
b. Obyek atau benda yang terlalu kecil dapat ditampilkan denganlayanan
informasi, slide, dan model;
c. Kejadian yang telah berlangsung dimasa lalu dapat ditampilkanmelalui
rekaman video, slide disamping secara verbal;
d. Obyek yang rumit dapat ditampilkan secara kongkrit melaluilayanan
informasi, slide dan lain-lain;
e. Kejadian yang dapat membahayakan dapat disimulasikan melaluimedia
komputer, dan
f. Peristiwa alam dapat disajikan melalui film, video, slide dansebagainya.
(4) Layanan informasi dapat memberikan kesamaan pengalaman kepadasiswa
tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka,
(5) Penggunaan layanan informasi dapat digunakan untuk perorangan,kelompok,
atau kelompok yang besar jumlahnya, dengan memiliki tigafungsi utama
diantaranya:
a. memotivasi minat dan tindakan,
b. menyajikan informasi, dan
c. memberi instruksi.

21
C. Hasil Penelitian
Berdasarkan pada paparan data observasi dan catatan selamapenelitian
tindakan yang berjudul Meningkatkan Minat Belajar DenganPenggunaan Layanan
informasi pada Siswa Kelas X maka didapatkanhasil penelitian sebagai berikut:
1. Dengan menggunaan Layanan informasi dalam kegiatan belajarmengajar pada
siswa kelas X dalam penyampalan mata pelajaranmenjadi lebih baku. Setiap
siswa yang melihat atau mendengarpenyajian melalul media menerima pesan
yang sama, meskipun gurumenafsirkan ¡si pelajaran dengan cara yang berbeda-
beda, denganpenggunaan media ragam hasil tafsiran ¡tu dapat dikurangi
sehinggainformasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa sebagailandasan
untuk pengkajian, latihan, dan aplikasi lebih lanjut.
2. Pengajaran lebih meñarik, sebab kejelasan dan keruntutan pesan, daya tank
image yang berubah-ubah dapat menyebabkan siswa terawa dan berfikir, yang
kesemuanya menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan
meningkatkan minat belajar siswa kelas kelas X SMK Negeni 2 Bangkalan
Kabupaten Bangkalan.
3. Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, pembelajaran lebihinteraktif dan
menanik, sebab waktu pengajaran hanya membutuhkanwaktu yang singkat
dalam mengantarkan pesan-pesan isi pelajaran: dalam jumlah yang cukup
banyak dan siswa dapat menyerap isipelajaran secara optimal.
4. Dengan menggunakan layanan informasi dalam Kegiatan belajar mengajar pada
siswa kelas X SMK Negeri 2 Bangkalan Kabupaten Bangkalan, tugas dan
peran guru berubah kearah yang lebih positif. Artinya beban guru untuk
menjelaskan yang berulang-ulang mengenai ¡si pelajaran dapat dikurangi dan
bahkan dihilangkan sehingga guru dapat memusatkan perhatian kepada aspek
penting lain dalam proses belajar mengajar.
Dan uraian hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan media benlayanan informasi dalam kegiatan belajar mengajar,
menunjukkan bahwa aktivitas, motivasi, dan prestasibelajar siswa kelas X,
mengalami peningkatan. Sehingga dapat ditegaskan bahwa dengan penggunaan
layanan informasi dalam kegiatan be)ajar mengajar memiliki dampak positif
terhadap belajar siswa, sebab umumnya siswa kelas X SMK lebih senang melihat
22
layanan informasi dan pada memperhatikan tulisan yang belum dimengerti dan
dipahami. Pada akhirnya media berlayanan informasi merupakan solusi terbaik bagi
siswa kelas X dalam mencapai tujuan belajar .Bagaimana memilih layanan informasi
yang baik?
Dalam memilih layanan informasi yang baik harus didasarkan pada kriteria
pemilihan media bersumber dan konsep bahwa media merupakan bagian dan sistem
instruksional secara keseluruhan.Untuk itu ada beberapa kriteria yang patut
diperhatikan dalam memilih media. Diantaranya:
1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang
secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dan dua atau tiga ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Tujuan ini dapat dilayanan informasikan dalam
bentuk tugas yang harus dikerjakan atau dipertunjukkan oleh siswa, seperti menghafal,
melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik atau pemakaian prinsip-prinsip
seperti sebab dan akibat, melakukan tugas yang melibatkan pemahaman konsep-konsep
atau hubungan-hubungan perubahan, dan mengerjakan tugas-tugas yang melibatkan
pemikiran pada tingkatan lebih tinggi.
2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, pnnsip,atau
generalisasí Media yang berbeda, misalnya film dan grafik memerlukansimbol dan kode
yang berbeda, oleh karena itu memerlukan proses danketerampilan mental yang berbeda
untuk memahaminya. Agar dapatmembantu proses pembelajaran secara efektif, media
harus selaras sesuaidengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental
sìswa.Televisi, misalnya, tepat untuk mempertunjukkan proses transformasi
yangmemerlukan manipulasi ruang dan waktu.
3. Praktis, luwes, dan bertahan
Jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber daya lainnya untuk
memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal dan memakan waktu lama
untuk memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik. Kriteria ini
menuntun para guru/instruktur untukmemilih media yang ada, mudah diperoleh, atau
mudah dibuat sendiri olehguru.Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan di mana
pun dankapan pun dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta
mudahdipindahkan dan dibawa ke mana saja.
23
4. Guru terampil menggunakannya
Ini merupakan salah satu kriteria utama.Apa pun media ¡tu, guru harus
mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilal dan manfaat media amat
ditentukan oleh guru yang menggunakannya. Proyektor transparansi (OHP), proyektor
slide dan film, komputer, dan peralatan canggih lainnya tidak akan mempunyai arti
apa-apa jika guru belum dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran ssebagai
upaya mempertinggi mutu dan hasil belajar.
5. Penggelompokan Sasaran
Media yang elektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika
digunakan pada kelompok kecil atau perseorangan. Ada media yang tepat untuk jenis
kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil dan perseorangan.
6. Mutu teknis
Pengembangan visual baik layanan informasi maupun fotografi harus
memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual pada slide harus jelas dan ingin
disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang.

24
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan catatan dan observasi hasil penelitian tindakantersebut, dalam
penelitian tindakan yang berjudul “Meningkatkan MinatBelajar Bidang Bimbingan
Pribadi dan Sosial Materi Pentingnya mengatur waktu di Sekolah pada Siswa Kelas
X SMK Negeri 2 Bangkalan dengan Layanan informasi dapat dsimpulkan
bahwapenggunaan layanan ¡nformasi dalam kegiatan belajar mengajar dapat:
1. Memperjelas penyajian dan informasi sehingga dapat memperlancardan
meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar.
2. Menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antarasiswa dan
hngkungannya, dan memungkinkan siswa untuk belajarsendiri sesuai dengan
kemampuan dan minatnya, sehinggaberpengaruh positif terhadap aktivitas
belajarnya di kelas.
3. Memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwaperistiwa
di lingkungan mereka, sehingga konsep tujuan yangdirencanakan guru akan
lebih baik bila dibandingkan denganpemahaman isi pelajaran yang berbeda dan
setiap siswa.
4. Digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok yang besar
jumlahnya, dengan memiliki tiga fungsi utama diantaranya, (a) memotivasi
minat dan tindakan, (b) menyajikan informasi, dan (c) memberi instruksi
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian tersebut, maka dapatdirumuskan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Guru hendaknya lebih kreatif dalam melakukan inovasi dalam kegiatanbelajar
mengajar. Salah satunya adalah inovasi dalam menggunakanlayanan informasi,
2. Lembaga sekolah hendaknya memberikan kesempatan kepada guru,dalam upaya
meningkatkan motivasi belajar siswa dengan melengkapisarana penunjang
dalam kegiatari belajar mengajar. Sarana yangdimaksudkan adalah layanan
informasi,

25
3. Siswa akan lebih memahami dan menerima hasil belajar bila, dalampenyampaian
maten pelajaran yang dilakukan oleh guru bersifat kongrit,artinya siswa tida
verbalisme terhadap maten yang disampaikan olehguru, sehingga dalam hal ini
guru dituntut untuk lebih aktif dan kreatifdalam menggunakan layanan
informasi.

26
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. 2003.Layanan informasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada


Bogdan, R. C.., & Bikien, S. h. 1982. Qualitative Research In Education.
Boston: Allyll & Bacon
Bruner., ., S. 1966. Toward a Theo,y of Instruction. Cambridge: Havard
University
Dale, E. 1969.Audiovisual Methos in Teaching.(Third Edition). New York: The
Dryden Press, Holt, Rinehart and Winston, Inc
Guba, lJ. G., L Lincoln, Y- S. 1981. Effective Evaluation. San Fransisco:
Jossey-Bass Publishers
E-lamalik, O. t994.Media Pendidikan.(Cetatkan ke-7). Bandung: Penerbit
PT.Citra Aditya Abadi
Kemp, J., E., dttn Dayton, I)., K. 1985. Planning dan Produrcing
InstructionalMedia.(Frfth Edition). New York: Harper & Row,
Publisher.
Miles, M.B.S Hubern,en, AM. 1984. Analisis Data Qualitatif. Terjemahan
oleh
Tietjep Rohendi Rohidi. Universitas Indonesia, Jakarta
Moleong, L. J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja’
Rosdakarya.
Nasution, S. 1988. Metode Penelitian Nuturalistik Kualitatif. Bandung:
PenerbitTarsito
Sudjana, N. dan Rival, A. 1990.Layanan informasi. Bandung: Penerbit CV.
Sinar Baru Bandung.
Zuriah, N. 2003.Penelítian Tidakan dalam Bidang Pendidikun dan Sos

27

Anda mungkin juga menyukai