DUSUN MUDO
Mini Riset
Disusun untuk memenuhi syarat ujian semester
Mata kuliah psikologi pendidikan
Oleh:
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................
B. Batasan Masalah..........................................................................................
C. Rumusan Masalah........................................................................................
D. Tujuan Penelitian.........................................................................................
E. Manfaat........................................................................................................
BAB IV PENUTUP..............................................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................
LAMPIRAN.....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
B. Batasan Masalah
Untuk menghindari kesalahan dalam memahami permasalahan
yang akan dibahas, maka perlu diberikan pembatasan masalah. Dalam hal
ini penulis membatasinya permasalahan yaitu bagaimana perilaku awal,
perilaku positif dan negatif dan faktor yang mempengaruhi perilaku.
C. Rumusan Masalah
Dengan rumusan masalah tersebut maka pertanyaan masalah
penelitiannya adalah:
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dan kegunaan penelitian yang ingin dicapai adalah :
c. Bagi siswa
Hasil penelitian ini agar dapat memberi dorongan siswa agar
menunjukan prestasi dalam belajarnya
A. Perilaku Awal
Dalam ilmu psikologi, perilaku adalah segenap manifestasi hayati individu
dalam berinteraksi dengan lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak
sampai yang tidak tampak, dari yang dirasakan sampai yang tidak dirasakan.
Dalam interaksinya, seseorang bisa menimbulkan perilaku yang bermacam-
macam. Bila dikaitkan dengan belajar dan pendidikan, perilaku bergeser
mengalami sebuah perubahan, misalnya, perilaku buruk menjadi baik, dari tidak
terampil menjadi terampil, dari tidak tahu menjadi tahu, dan lain sebagainya.
Dalam menentukan sebuah sistem instruksional, terdapat tiga macam sumber yang
dapat memberikan informasi kepada pendesain instruksional dalam menentukan
prilaku awal siswa, yaitu :
b. Orang-orang yang mengetahui kemampuan siswa atau calon siswa dari dekat
seperti pengajarnya terdahulu atau atasannya
Teknik yang dapat menghasilkan data yang lebih akurat adalah tes
penampilan siswa dan observasi terhadap pelaksanaan pekerjaan siswa serta
tes tertulis untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa. Tetapi bila tes
semacam ini tidak dapat atau tidak tepat untuk dilaksanakan karena
beberapa sebab, penggunaan skala penilaian cukup memadai. Skala
penilaian tersebut diisi oleh orang-orang yang tahu secara dekat terhadap
kemampuan siswa dan diisi oleh siswa sendiri sebagai self-report. Tidak
semua aspek dari keadaan siswa pada awal proses belajar mengajar sama-
sama penting; aspek mana yang penting sebagai titik tolak dalam interaksi
guru-murid selama pelajaran berlangsung tergantung dari tujuan
instruksional. Misalnya, dalam rangka pelajaran sejarah, tidak relevan
ditinjau apakah siswa sudah mampu mengapung dalam air, karena
pelajaran itu tidak bertujuan membekali siswa dengan kemampuan
berenang. Yang relevan ialah meninjau, sampai berapa jauh siswa memiliki
suatu kerangka historis, sehingga peristiwa yang terjadi pada tahun 1990
akan ditangkap sebagai peristiwa yang belum lama terjadi, dibanding
dengan peristiwa yang terjadi pada tahun 1950. menyelidiki apakah siswa
sudah mampu mengapungkan badannya dalam air (tingkah laku awal), baru
menjadi relevan dalam pelajaran pendidikan jasmani yang bertujuan supaya
siswa mampu berenang dengan gaya katak (tingkah laku final).
Perilaku positif inilah yang diharapkan oleh para guru dan pihak yang
terkait. Juga sesuai dengan tujuan pendidikan nasional pada khususnya dan
pembangunan pada umumnya adalah ingin menciptakan manusia seutuhnya.
Maksudnya manusia yang lengkap, selaras, dan serasi serta seimbang dalam
perkembangan segi kepribadiannya.
Untuk itu perlu adanya pengendalian sosial, yaitu segenap cara dalam proses
yang ditempuh sekelompok orang atau masyarakat sehingga para anggotanya
dapat ditindak sesuai dengan harapan kelompok masyarakat (Husain, 2004). Jadi
perilaku disini adalah bentuk kemampuan siswa dalam proses pembelajaran yang
diwujudkan melalui sikap, perbuatan yang terkandung dalam aspek kognitif,
afektif, psikomotorik.
a. Lingkungan Keluarga
Perilaku siswa juga bisa dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Hal ini
disebabkan karena keluarga merupakan orang-orang terdekat bagi seorang
anak. Kondisi yang baik pada keluarga cenderung memberi stimulus dan
respon yang baik dari anak sehingga perilaku dan prestasinya menjadi baik.
Sebaliknya jika keluarga yang ada adalah keluarga broken home maka
perilaku juga cenderung terhambat disini muncul siswa-siswa yang
bermasalah dalam perilaku dan prestasi.
c. Media Massa
d. Lingkungan Sekolah
Perilaku sosial siswa banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari
faktor keturunan, pembawaan, dan faktor lingkungan (Ngalim Purwanto,
2004: 68). Adapun faktor-faktor yang dimaksud akan diuraikan sebagai
berikut :
(a) Keturunan
Lingkungan alam dan luar ialah segala sesuatu yang ada dalam dunia
ini yang bukan manusia, yaitu seperti rumah, tumbuh-tumbuhan, air,
iklim, dan hewan.
c) Faktor Personal
a. Faktor Biologis
b. Motif kompetensi
Siswa akan menjadi agresif, kesepian, frustasi bahkan bunuh diri, bila
kebutuhan kasih sayang siswa tidak terpenuhi. Ketidak terpenuhinya kasih
sayang akan mengakibatkan perilaku siswa yang kurang baik.
d. Motif harga diri
e. Faktor Situasional
2) Adanya perhatian
3) Adanya usaha
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gagne
dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman Teori
ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap
arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal
sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku
yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan
stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang
pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau
pembiasaan semata.
Menurut teori ini, penyesuaian intervensi (campur tangan) antara guru dan
peserta didiknya dengan mencocokkan kesiapan materi atau langkah-langkah
yang dilakukan oleh seorang guru untuk memasuki tahap-tahap perubahan.
Misalnya bagi orang yang belum memungkinkan melakukan perubahan terjadi
lebih aktif, maka untuk mendoronganya dilakukan selangkah demi selangkah
sepanjang rangkaian perubahan yang mungkin lebih efektif daripada mendorong
mereka untuk bergerak secara langsung ke dalam perbuatan yang mengubah
perilaku peserta didik.
Teori aksi beralasan menyatakan bahwa kinerja individu dari suatu perilaku
tertentu terutama ditentukan oleh niat seseorang untuk melakukan perilaku itu.
Niat itu ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu sikap seseorang terhadap
perilaku (yaitu, keyakinan tentang hasil perilaku dan nilai hasil) dan pengaruh
lingkungan sosial orang atau norma subyektif (yakni, keyakinan tentang apa
yang harus dilakukan dan motivasi seseorang untuk mematuhi pendapat orang
lain). Dalam teori ini seseorang yang mengalami perilaku yang baik, maka guru
memberi semangat dan penguatan dengan teori tindakan beralasan, seperti
mengontrol atas kesempatan, yang dimiliki peserta didik, dengan keterampilan
yang diperlukan untuk berperilaku. Dengan demikian kemampuan manampilkan
perilakunya diberi kesempatan untuk mengembangkannya.
c. Belajar sosial
Teori belajar sosial, menjadi teori kognitif sosial, mengusulkan bahwa
perubahan perilaku dipengaruhi oleh pengaruh lingkungan, faktor pribadi, dan
atribut dari perilaku itu sendiri. Jadi setiap orang dapat mempengaruhi atau
dipengaruhi oleh salah satu dari yang lainnya. bahwa individu melakukan
pembelajaran dengan meniru apa yang ada di lingkungannya, terutama perilaku-
perilaku orang lain. Perilaku orang lain yang ditiru disebut sebagai perilaku
model atau perilaku contoh. Apabila peniruan itu memperoleh penguatan, maka
perilaku yang ditiru itu akan menjadi perilaku dirinya. Proses pembelajaran
menurut proses kognitif individu dan kecakapan dalam membuat keputusan.
Dalam teori ini juga seseorang yang mengalami perilaku yang kurang
normal maka harus menjalani pemeriksaan fisik (misalanya, mengalami
perbaikan di bidang kesehatan karena mengalami perilaku yang kurang normal).
Dengan demikian guru dapat meningkatkan beberapa cara, diatantarnya
menyediakan pembelajaran yang jelas, kesempatan untuk mengembangkan
keterampilan yang ia miliki atau pelatihan.
d. Pendekatan ekologi
Ekologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan organisme-
organisme dengan keseluruhan yang ada dilingkungannya. Jadi seorang guru
mampu mempelajari peserta didiknya dengan mengamati hubungan
dilingkungannya, sementara itu sebuah kritik terhadap teori dan model
perubahan perilaku menekankan proses perubahan perilaku individu dan
pengaruh lingkungan fisik dan sosial budaya terhadap perilaku. Pendekatan
ekologis menekankan penciptaan lingkungan yang mendukung setara dengan
pengembangan keterampilan pribadi dan peninjauan kembali yang dilakukan
peserta didik dilingkungannya. dalam hubungan manusia dan lingkungannya
memerlukan kerangka kerja yang memperhatikan syarat-syarat yang memadai
pada kemungkinan terjadinya perubahan dan penurunan lingkungan yang terjadi
karena aktivitas manusia. Adaptasi budaya tidak dapat dilihat sebagai sesuatu
yang tidak dapat berubah, yang diperoleh dilingkungannya. Sebaliknya
hubungan antara manusia dengan alamnya adalah suatu dinamika dimana baik
budaya maupun lingkungan terus-menerus beradaptasi dan readaptasi ketika
sesuatu berubah yang merupakan respons terhadap pengaruh yang lain. faktor
ekologis yang berpengaruh seperti faktor-faktor. Interpersonal, kelompok,
kelembagaan, masyarakat, dan kebijakan publik.
A. Temuan umum
1. Histori
MIS Nurul Huda adalah salah satu satuan dengan jenjang sd di Desa
Mudo kab. Merangin, jambi. Dalam menjalankan kegiatanya, MIS Nurul
Huda berada di bawah naungan kementrian pendidikan dan kebudayaan.
MIS Nurul Huda beralamat di RT.06 Desa Mudo kab.merangin, jambi,
menyediakan listrik untuk membantu kegiatan belajar mengajar. Sumber
listrik yang digunakan oleh MIS Nurul Huda berasal dari PLN. MIS
Nurul Huda menyediakan akses internet yang dapat digunakan untuk
mendukung kegiatan belajar mengajar menjadi lebih mudah. MIS Nurul
Huda memiliki akreditasi C, dengan SK Pendirian Madrasah Pada tahun
2019.
2. Geografis
RT. 06 Desa Dusun Mudo Kec. Bangko Kabupaten Merangin Provinsi
Jambi.
A. Kesimpulan
Perilaku atau kegiatan individu selalu terarah terhadap sesuatu dan di dorong
oleh kekuatan atau motivasi dari seorang guru. Oleh karena itu guru dituntut
untuk mempunyai metode atau pendekatan dalam mengajar perilaku siswa,
pendekatan yang di tulis dalam makalah ialah, model lintas teori, aksi
beralasan dan perilaku yang direncanakan, belajar sosial, dan pendekatan
ekologi. Kemudian pemberian motivasi untuk semangat siswa tersebut.
B. Saran
Keragaman perilaku siswa yang dimiliki di sekolah sangat mempengaruhi
terhadap efeknya pembelajaran yang efektif. Beberapa kegiatan yang
berpengaruh terhadap perilaku siswa di sekolah dan efeknya terhadap
lingkungan pembelajaran tersebut: yaitu, Ujian dan kompetensi, Efek belajar,
Desain kurikulum sekolah, Prinsip-prinsip pembelajaran, dan perilaku guru.
DAFTAR PUSTAKA
Alang, Sattu. Kesehatan Mental dan Terapi Islam. Makassar: Berkah Utami,
2006. Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Cet.
I; Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
Hasan Husain, Tanggung jawab Guru. Blog. Com. 10 Maret 2008. Mahmud.
Abdulsyani, 1992, Sosiologi Skematika Teori dan Terapan, Jakarta, Bumi Aksara