Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hak dapat didefinisikan sebagai kewenangan,
kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan undang-undang, aturan, dan
sebagainya), kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu, serta wewenang
menurut hukum.
Sementara, prerogatif menurut KBBI adalah hak istimewa yang dimiliki kepala negara mengenai
hukum dan undang-undang di luar kekuasaan badan-badan perwakilan.
Mengutip dari buku Pendidikan Kewarganegaraan: Kecakapan Berbangsa dan Bernegara karangan
Aa Nurdiaman, hak prerogatif presiden memberi grasi dan rehabilitasi dilakukan dengan
memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung sesuai pasal 14 ayat 1. Di samping itu, hak
memberi amnesti dan abolisi diselenggarakan dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat sesuai pasal 14 ayat 2.
Grasi
Grasi diatur dalam pasal 14 ayat 1 UUD 1945 dan Undang-undang nomor 22 tahun 2002 (UU Grasi).
Presiden memberi grasi dengan memperhatikan pertimbangan MA.
Grasi adalah pengampunan yang diberikan presiden berupa perubahan, pemberian keringanan,
pengurangan, atau penghapusan pidana pada narapidana.
Amnesti
Amnesti adalah pengampunan atau penghapusan hukuman pada seseorang atau sekelompok orang
yang melakukan tindak pidana tertentu. Hal ini juga dilakukan oleh kepala negara.
Amnesti yang diberikan pada banyak orang dinamakan amnesti umum.
Dalam Undang-undang Darurat nomor 11 tahun 1954, disebutkan bahwa akibat pemberian amnesti
adalah, semua akibat hukum pidana terhadap orang yang diberikan amnesti dihapuskan. Artinya,
sifat kesalahan orang yang mendapat amnesti tersebut juga hilang.
Presiden memberikan amnesti dengan memperhatikan pertimbangan MA dan DPR. Amnesti dapat
diberikan tanpa pengajuan permohonan terlebih dulu.
Abolisi
Abolisi adalah penghapusan proses hukum seseorang yang sedang berjalan. Abolisi ini diberikan
pada perseorangan dan diberikan saat proses pengadilan sedang berlangsung atau baru akan
berlangsung.
Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah tindakan pemenuhan hak seseorang untuk mendapat pemulihan haknya terkait
kemampuan, kedudukan, harkat, serta martabat yang diberikan dalam tingkat penyidikan,
penuntutan, atau peradilan karena ditangkap, ditahan, dituntut, atau diadili tanpa alasan yang
merujuk pada undang-undang atau karena kesalahan mengenai orang tersebut atau hukum yang
diterapkan.
Rehabilitasi diberikan pada seseorang yang sudah mendapat kepastian hukuman atau menjalani
masa pidana, tapi kemudian ternyata dinyatakan tidak bersalah.