Anda di halaman 1dari 120

ABSTRAK

Mumu Muhlisin. NIM 11170182000029. Pengaruh Komunikasi Interpersonal


Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru SMP Al-Amanah Kota Tangerang
Selatan. Program Studi Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh


komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Al-Amanah
Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik angket dan studi
dokumentasi. Analisis data dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
Berdasarkan pengolahan data hasil perhitungan SPSS Vers.22, pengujian
statistik uji t, hasil nilai Thitung sebesar 4,203 dan Ttabel sebesar 2,045, dengan
signifikansi sebesar 0,001. Dengan kriteria pengujian jika Thitung > Ttabel dan
jika signifikansi < α (0,05), maka Ho ditolak. Sehingga terdapat pengaruh yang
signifikan antara komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap kinerja guru
di SMP Al-Amanah Kota Tangerang Selatan. Pada perhitungan koefisien
determinasi diketahui pengaruh komunikasi innterpersonal kepala sekolah dengan
kinerja guru sebesar 37,9%. Sedangkan sisanya 62,1% dipengaruhi oleh faktor
lain yang tidak diteliti. Dari hasil perhitungan tersebut maka terdapat hubungan
yang signifikan antara komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan kinerja
guru di SMP Al-Amanah Kota Tangerang Selatan dan komunikasi interpersonal
kepala sekolah memberikan kontribusi dalam meningkatkan kinerja guru SMP Al-
Amanah Kota Tangerang Selatan.

Kata Kunci: Komunikasi Interpersonal, Kepala Sekolah, Kinerja Guru

i
ABSTRACT

Mumu Muhlisin. 11170182000029. The Influence of Principal’s Interpersonal


Communication on Teacher Performance SMP Al-Amanah South Tangerang.
Department of Educational Management, Faculty of Tarbiya and Teaching
Sciences. State Islamic Univeristy of Syarif Hidayatullah Jakarta.

This research aims to find out influence the principal's interpersonal


communication has on teacher performance at Al-Amanah Middle School, South
Tangerang. This research uses a quantitative approach with descriptive methods.
Data collection was carried out through questionnaire techniques and
documentation studies. Data analysis carried out validity and reliability tests.
Based on data processing from SPSS Vers.22 calculations, statistical
testing of the t test, the Tcount value is 4.203 and Ttable is 2.045, with a
significance of 0.001. With the test criteria, if Tcount > Ttable and if significance
< α (0.05), then Ho is rejected. So there is a significant influence between the
principal's interpersonal communication on teacher performance at Al-Amanah
Middle School, South Tangerang City. In calculating the coefficient of
determination, it is known that the influence of the principal's interpersonal
communication on teacher performance is 37.9%. Meanwhile, the remaining
62.1% was influenced by other factors that were not researched. From the results
of these calculations, there is a significant relationship between the principal's
interpersonal communication and teacher performance at Al-Amanah Middle
School, South Tangerang City and the principal's interpersonal communication
contributes to improving teacher performance Al-Amanah Middle School, South
Tangerang City.

Keywords: Interpersonal Communication, Principal, Teacher Performance

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur kehadiran Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis. Dengan penuh rasa
syukur penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul "Pengaruh Komunikasi
Interpersonal Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru SMP Al-Amanah Tangerang
Selatan" sebagai syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Program Studi
Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari dalam proses penelitian dan penulisan skripsi ini tidak
sedikit kesulitan, hambatan, dan masalah yang penulis alami, namun berkat doa,
bantuan, motivasi, dorongan, serta bimbingan yang diberikan kepada penulis
akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, dengan
ketulusan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini kepada:
1. Siti Nurul Azkiyah, M.Sc., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Drs. Mu’arif SAM, M.Pd, Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
sekaligus Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga,
dan pikirannya dengan penuh kesabaran dan ketulusannya dalam
membimbing sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik
3. Dr. Zahruddin, Lc., M.Pd, sebagai Dosen Pembimbing I yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dengan penuh kesabaran dan
ketulusannya dalam membimbing sehingga skripsi ini terselesaikan
dengan baik
4. Seluruh Dosen dan Staff Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah
mendidik, membimbing, dan memotivasi serta memberikan pelayanan
yang baik kepada penulis selama menjalani perkuliahan

iii
5. Drs. H. Oman Rohmanudin, MM, selaku Kepala SMP Al-Amanah Kota
Tangerang Selatan, Bapak Iyep Sumpena, M.Pd, selaku wakil Kepala
Sekolah Bidang Kurikulum, seluruh Guru dan Staf SMP Al-Amanah Kota
Tangerang Selatan yang telah meluangkan waktu dan tempat untuk penulis
dalam menyelesaikan penelitian
6. Kedua orang tua penulis, Bapak Mahpud dan Ibu Maenah yang tiada
hentinya mendoakan dan memberikan semangat, nasihat, dan dukungan
baik moril maupun materiil. Sehingga perjuangan yang telah diberikan
kepada penulis tidak dapat dituliskan dan disampaikan lewat kata-kata
7. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
namun tidak dapat disebutkan satu-persatu tapi tidak mengurangi rasa
hormat dan terimakasih dari penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi sederhana ini sangat jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis menerima setiap kritikan dan saran yang
bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua
pihak yang terlibat. Aamiin aamiin yaa rabbal „alaamiin.

Jakarta, 11 Oktober 2023


Penulis

Mumu Muhlisin

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK...................................................................................................... i
ABSTRACT................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii
DAFTAR BAGAN ....................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah....................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah...................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian .........................................................................6
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 8
A. Kinerja Guru.................................................................................. 8
1. Pengertian Kinerja Guru ......................................................... 8
2. Komponen Dasar Kinerja Guru ............................................... 9
3. Indikator Kinerja Guru .......................................................... 11
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru .................. 15
B. Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah ................................... 19
1. Pengertian Komunikasi Interpersonal .................................... 19
2. Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal ........................................ 20
3. Tujuan Komunikasi Interpersonal ......................................... 23
4. Kepala Sekolah ..................................................................... 25
5. Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah yang Efektif ........ 26
C. Penelitian Relevan ....................................................................... 28
D. Kerangka Berpikir ....................................................................... 30
E. Hipotesis ..................................................................................... 31

v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 32
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 32
B. Variabel Penelitian ...................................................................... 32
C. Metode Penelitian ........................................................................ 32
D. Populasi dan Sampel .................................................................... 33
1. Populasi ........................................................................... 33
2. Sampel ............................................................................. 33
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 33
1. Angket ............................................................................. 34
2. Studi Dokumen ................................................................ 34
F. Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 34
1. Variabel Kinerja Guru (Y)................................................ 34
2. Variabel Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah (X) ... 36
G. Uji Coba Instrumen ..................................................................... 38
1. Uji Validitas ..................................................................... 38
2. Uji Reliabilitas ................................................................. 42
H. Teknik Pengolahan Data .............................................................. 44
I. Teknik Analisis Data ................................................................... 44
1. Analisis Deskriptif ........................................................... 44
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................ 46
J. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 47
1. Uji Regresi Linear Sederhana ........................................... 47
2. Uji Parsial (Uji t).............................................................. 47
3. Koefisien Determinasi ...................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 49
A. Gambaran Umum Sekolah ........................................................... 49
1. Profil SMP Al-Amanah .................................................... 49
2. Visi dan Misi SMP Al-Amanah ........................................ 50
3. Struktur Organisasi SMP Al-Amanah............................... 52
4. Keadaan Guru dan Siswa SMP Al-Amanah ...................... 54
5. Sarana dan Prasarana SMP Al-Amanah ............................ 57

vi
B. Deskripsi Data ............................................................................. 58
1. Kinerja Guru (Y) .............................................................. 58
2. Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah (X) ................. 62
C. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 66
1. Uji Normalitas.................................................................. 66
2. Uji Linearitas ................................................................... 68
D. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 69
1. Regresi Linear Sederhana ................................................. 69
2. Uji Parsial (Uji t).............................................................. 70
3. Koefisien Determinasi ...................................................... 71
E. Pembahasan dan Hasil Penelitian ................................................. 72
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 74
A. Kesimpulan ................................................................................. 74
B. Saran ........................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 76
LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................... 79

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Relevan ............................................................................. 28


Tabel 3.1 Waktu Penelitian ............................................................................... 32
Tabel 3.2 Variabel Kinerja Guru ....................................................................... 34
Tabel 3.3 Skala Kinerja Guru ............................................................................ 36
Tabel 3.4 Variabel Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah........................... 36
Tabel 3.5 Skala Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah ............................... 38
Tabel 3.6 Uji Validitas Kinerja Guru ................................................................. 39
Tabel 3.7 Uji Validitas Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah .................... 41
Tabel 3.8 Uji Reabilitas Kinerja Guru ............................................................... 43
Tabel 3.9 Uji Reabilitas Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah................... 43
Tabel 3.10 Tingkat Kecenderungan Variabel ..................................................... 45
Tabel 4.1 Data Guru SMP Al-Amanah .............................................................. 55
Tabel 4.2 Rombongan Belajar dan Data Siswa SMP Al-Amanah ...................... 56
Tabel 4.3 Data Sarana dan Prasarana SMP Al-Amanah ..................................... 57
Tabel 4.4 Data Responden Kinerja Guru ........................................................... 59
Tabel 4.5 Data Statistik Deskriptif Kinerja Guru ............................................... 60
Tabel 4.6 Distribusi Frequensi Hasil Angket Kinerja Guru ................................ 61
Tabel 4.7 Data Responden Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah .............. 63
Tabel 4.8 Data Statistik Deskriptif Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah .. 64
Tabel 4.9 Distribusi Frequensi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah......... 65
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk ................................................... 67
Tabel 4.11 Hasil Uji Linearitas .......................................................................... 68
Tabel 4.12 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Sederhana .................................... 69
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ......................................... 71

viii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................ 30

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMP Al-Amanah Tangerang Selatan .............. 52


Gambar 4.2 Diagram Batang Distribusi Frequensi Hasil Angket Kinerja Guru . 62
Gambar 4.3 Diagram Batang Distribusi Frequensi Hasil Angket Komunikasi
Interpersonal Kepala Sekolah............................................................................. 66
Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas Kinerja Guru ................................................ 67
Gambar 4.4 Hasil Uji Normalitas Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah ... 68

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Guru merupakan salah satu komponen penting dalam proses
pendidikan. Kehadiran guru menjadi sangat penting dan memiliki posisi
terdepan dalam suksesnya pelayanan pendidikan, peningkatan kualitas dan
pencapaian tujuan pendidikan. Hal ini terlihat dari peran dan tugas yang
diembannya. Guru harus mampu mentransformasi ilmu pengetahuan kepada
siswa, mampu mengembangkan kepribadian siswa, mampu membina budi
pekerti siswa, mampu memberikan motivasi kepada siswa, dan mampu
memberikan rasa nyaman terhadap siswa dalam proses belajar mengajar.
Dengan demikian guru bukan hanya bertugas menyampaikan ilmu
pengetahuan saja kepada siswa tapi ia juga harus mampu merencanakan dan
menilai hasil belajar siswa.
Profesi guru adalah suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus
dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan.
Guru yang baik adalah guru yang mengajar dengan hati, karena guru
sebagai contoh yang baik bagi anak didiknya, bagi guru proses keteladanan
atau memberi contoh melalui sikap dan tingkah laku yang baik merupakan
strategi yang ampuh dari sekedar mengajar di depan kelas.
Dalam proses belajar mengajar guru harus memiliki kinerja yang baik
guna mencapai harapan yang dicita-citakan dalam melaksanakan pendidikan
pada umunya proses belajar mengajar khususnya. Untuk memperoleh
kinerja yang baik guru harus terus belajar dalam meningkatkan pendidikan,
memperbaiki diri dalam pembelajaran,mengikuti perkembangan pendidikan,
dan paham teknologi.
Keberhasilan kinerja guru tidak terlepas dari peran aktif seluruh
komponen yang ada di lingkungan sekolah yang akan membantu
keberhasilan pembelajaran. Sehingga dibutuhkan kerja sama antara kepala
sekolah dengan guru, guru dengan guru, guru dengan staff administrasi,

1
2

guru dengan orang tua siswa, dan guru dengan siswa. Disinilah kepala
sekolah dituntut aktif untuk membantu permasalahan yang dihadapi guru.
Sebagai pemimpin, seorang kepala sekolah harus mampu meningkatkan
kinerja guru, sehingga guru dapat mendidik dengan baik.
Komunikasi dengan pemimpin mempunyai arti yang penting bagi
semua anggota organisasi. Pentingnya komunikasi dengan kepala sekolah
membuat guru termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya di sekolah. Di
samping itu banyak faktor penyebab mengapa sistem komunikasi berjalan
tidak efektif di antaranya sikap pemimpin yang tidak peduli dalam
berkomunikasi.
Kepala sekolah memiliki peranan penting untuk menciptakan
suasana kerja yang efektif. Keberhasilan kinerja guru tidak terlepas dari
peran aktif seluruh komponen yang ada di lingkungan sekolah yang akan
membantu keberhasilan pembelajaran. Sehingga dibutuhkan kerja sama
antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, guru dengan staff
administrasi, guru dengan orang tua siswa, dan guru dengan siswa.
Disinilah kepala sekolah dituntut aktif untuk membantu permasalahan yang
dihadapi guru. Sebagai pemimpin, seorang kepala sekolah harus mampu
meningkatkan kinerja guru, sehingga guru dapat mendidik dengan baik.
Kepala sekolah sebagai pimpinan di dalam institusi pendidikan dan
efisien. Kemampuan berkomunikasi yang baik dengan seluruh elemen
sekolah dapat membantu kepala sekolah untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Dalam proses komunikasi itu, para peserta komunikasi saling
mempengaruhi, seberapa kecil pun pengaruh itu, baik lewat komunikasi
verbal ataupun lewat komunikasi nonverbal.1 Maka dari itu, kepala sekolah
harus pandai dalam berkomunikasi dan memahami timbal balik dari
komunikan yang tidak hanya dalam bentuk verbal.
Dalam melaksanakan hubungan antara kepala sekolah dan guru
membutuhkan pemahaman tentang komunikasi. Seringkali kepala sekolah
memberikan perintah atau instruksi kepada guru tanpa terlebih dahulu

1
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2016), h. 121
3

memberikan penjelasan dan pengarahan mengenai tugas yang diberikan, hal


ini dapat terjadi dikarenakan faktor rendahnya pelaksanaan fungsi
komunikasi interpersonal kepala sekolah. Akibatnya hasil dari tugas
tersebut tidak jarang kurang maksimal dan menyebabkan tujuan dari
organisasi tidak dapat dicapai sesuai dengan yang diinginkan. Tujuan yang
dimaksud adalah tercapainya tujuan pendidikan yang mana guru adalah
ujung tombak dalam proses pembelajaran. Guru merupakan faktor penentu
bagi tinggi rendahnya kualitas hasil dari sebuah pendidikan.2
Dengan demikian kepala sekolah sebagai pemimpin, selain
berperan melayani dan membantu guru dalam melaksanakan proses belajar
mengajar, juga harus adanya komunikasi yang baik antara kepala sekolah
dengan para guru karena komunikasi sebagai salah satu kegiatan yang
sangat besar pengaruhnya pada suatu keberhasilan lembaga pendidikan
dalam mencapai tujuan. Pada sebuah sekolah misalnya guru, pegawai
lainnya, dan kepala sekolah membutuhkan kegiatan komunikasi agar dapat
diwujudkan kerja sama di antara mereka dalam mencapai tujuan
pendidikan. Selain sebagai administrator, kepala sekolah juga berfungsi
sebagai pengambil kebijakan dan keputusan tertinggi di sekolah sekaligus
bertindak tegas terhadap guru yang kurang disiplin dalam melaksanakan
tugasnya. Oleh karena itu, kepala sekolah harus lebih sungguh-sungguh
mengawasi, mengarahkan, membimbing, dan memberi dorongan atau
motivasi kepada tenaga pendidik agar selalu meningkatkan kinerjanya.
Namun, sampai saat ini guru belum melaksanakan tugasnya dengan baik
sesuai dengan harapan karena berbagai faktor penghambat yang
menghalanginya.
Menurut Permendikbud Nomor 13 Tahun 2007 kepala sekolah
memiliki 5 kompetensi diantaranya yakni 1) Kompetensi Kepribadian, 2)
Kompetensi Manajerial, 3) Kompetensi Kewirausahaan, 4) Kompetensi
supervise, dan 5) Kompetensi sosial. Kelima kompetensi tersebut
setidaknya harus dioptimalkan oleh kepala sekolah guna mendukung

2
Donni Juni Priansa, Kinerja dan Profesionalisme Guru, (Bandung: Alfabeta, 2014), h.108
4

operasional sekolah. Kelima kompetensi tersebut juga harus didukung


dengan kecakapan komunikasi yang mumpuni. Masalah yang terjadi jika
kompetensi tidak didukung oleh kecakapan komunikasi yaitu tidak adanya
efektivitas kepala sekolah dalam menjalankan tugas dan peran nya di
sekolah. Dimana, kepala sekolah sebagai pemimpin suatu lembaga
memegang kebijakan untuk menjadi penentu kemajuan dan kesuksesan
lembaga pendidikan.
Salah satu lembaga pendidikan yang masih terus mengoptimalkan
kinerja guru adalah SMP Al-Amanah Kota Tangerang Selatan. Untuk
mencapai Visi dan Misi, SMP Al-Amanah Kota Tangerang Selatan sudah
melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan kualitas dan melakukan
pembinaan terhadap kinerja guru. Namun, nampaknya belum mencapai hasil
optimal. Berdasarkan hasil observasi masih terdapat selisih perbandingan
guru yang belum sertifikasi yaitu setengah dari jumlah guru yang ada, serta
kualitas rekrutmen guru yang belum maksimal. Sedangkan faktor dari luar
adalah kepala sekolah harus memaksimalkan komunikasi dengan guru
untuk bisa membantu meningkatkan kinerja guru, dan kurangnya
pembinaan yang diadakan oleh pihak sekolah untuk meningkatkan kualitas
kinerja guru.
Berdasarkan gambaran tersebut, penulis ingin mengetahui lebih
jauh mengenai dampak komunikasi kepala sekolah terhadap kinerja guru.
Maka dipilihlah sekolah SMP Al-Amanah Kota Tangerang Selatan sebagai
objek penelitian. Dengan demikian penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Komunikasi Interpersonal Kepala
Sekolah terhadap Kinerja Guru SMP Al-Amanah Kota Tangerang
Selatan”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan diatas,
maka peneliti mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Adanya selisih perbandingan guru yang belum sertifikasi
5

2. Rekrutmen guru yang belum efektif


3. Pelaksanaan fungsi komunikasi interpersonal kepala sekolah yang
belum maksimal
4. Kurangnya pembinaan yang dilakukan oleh pihak sekolah

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah sebelumnya,
maka perlu adanya pembatasan masalah sebagai bentuk penjelasan
permasalahan yang akan diteliti agar lebih fokus dan terarah meningat
luasnya permasalahan yang ada. Peneliti membatasi masalah pada
“Pengaruh Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah terhadap
Kinerja Guru SMP Al-Amanah Kota Tangerang Selatan”.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana kinerja guru SMP Al-Amanah Kota Tangerang
Selatan?
2. Bagaimana komunikasi interpersonal kepala sekolah SMP Al-
Amanah Kota Tangerang Selatan?
3. Bagaimana pengaruh komunikasi interpersonal kepala sekolah
terhadap kinerja guru SMP Al-Amanah Kota Tangerang
Selatan?”

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan
penelitian yang ingin dicapai yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana kinerja guru SMP Al-Amanah Kota
Tangerang Selatan?
2. Untuk mengetahui bagaimana komunikasi interpersonal kepala
sekolah SMP Al-Amanah Kota Tangerang Selatan?
6

3. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal kepala


sekolah terhadap kinerja guru SMP Al-Amanah Kota Tangerang
Selatan?”

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini secara teoritis mengembangkan konsep keilmuan
pendidikan khususnya pada program studi manajemen pendidikan
yang mengkaji tentang ilmu komunikasi dan dapat dijadikan bahan
kajian untuk penelitian lain mengenai ilmu komunikasi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Manfaat bagi civitas akademika SMP Al-Amanah Kota
Tangerang Selatan, khususnya kepala sekolah, sebagai bahan
masukan dan referensi untuk memaksimalkan dan meningkatkan
kinerja guru melalui komunikasi interpersonal.
b. Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti yaitu dapat dijadikan wawasan
mengenai pentingnya pengelolaan lembaga pendidikan dengan
efektifitas komunikasi.
c. Bagi Pembaca
Manfaat bagi pembaca yaitu untuk menjadi bahan bacaan
serta acuan yang positif dalam memaksimalkan dan
meningkatkan pengetahuan tentang hubungan komunikasi
interpersonal kepala sekolah terhadap kinerja guru.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kinerja Guru
1. Pengertian Kinerja Guru
Banyaknya pendapat yang dikemukakan oleh para ahli terkait
dengan pengertian kinerja guru, berikut pemaparan para ahli terkait
dengan pengertian kinerja guru:
Menurut Nawawi dalam buku Pupuh Fathurrohman berpendapat
bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
jabatan atau tanggung jawab yang diberikan kepadanya.3
Sedangkan menurut Tutik Rachmawati dan Daryanto berpendapat
bahwa kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukan oleh guru dalam
melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja dapat diartikan baik dan
memuaskan apabila hasil yang dicapai sesuai dengan 8able8me yang
telah ditetapkan.4
Senada dengan pendapat Ahmad Susanto, kinerja guru adalah
perilaku yang dihasilkan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya
sebagai pendidikan dan pengajar ketika mengajar di depan kelas, sesuai
dengan kriteria tertentu. Serta kinerja guru akan terlihat pada situasi dan
kondisi dalam melaksanakan tugas tersebut.5
Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan
sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan melalui
perencanaan strategis suatu organisasi. Kinerja dapat diketahui dan
diukur jika individu atau sekelompok karyawan telah mempunyai kriteria
atau 8able8me keberhasilan tolak ukur yang ditetapkan organisasi. Oleh

3
Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, Guru Profesional, (Bandung: PT Refika Aditama,
2012), h. 27
4
Tutik Rachmawati dan Daryanto, Penilaian Kinerja Profesi Guru dan Angka Kreditnya,
(Yogyakarta, Gava Media, 2013), h. 16
5
Ahmad Susanto, Manajemen Peningkatan Kinerja Guru, (Jakarta: Prenadamedia Group,
2016), h. 70.

8
9

karena itu, jika tanpa tujuan dan target yang ditetapkan dalam
pengukuran, maka kinerja pada seseorang atau kinerja organisasi tidak
mungkin dapat diketahui bila tidak ada tolak ukur keberhasilannya.6
Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.7 Suprihanto dalam
Hamzah menyatakan kinerja dengan istilah prestasi kerja, yaitu hasil
kerja seorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan
berbagai kemungkinan, misalnya standar, target, atau kriteria yang telah
ditentukan lebih dahulu dan telah disepakati bersama.8
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru yaitu
suatu kemampuan kerja guru yang ditampilkan dalam kegiatan proses
belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan
efisien sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Dengan demikian
kinerja guru dapat dipahami sebagai suatu proses dalam pembelajaran
untuk mencapai tujuan dengan semaksimal mungkin. Proses yang terjadi
didalamnya melibatkan banyak hal yang saling terkait, mulai dari guru
sendiri sebagai subjek atau pelaksana, peraturan sebagai sebuah regulasi
hingga peserta didik sebagai objek pembelajaran.

2. Komponen Dasar Kinerja Guru


Banyak para ahli mengemukakan berbagai macam kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pada
Bab IV Pasal 10, menyatakan bahwa “kompetensi guru meliputi,
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

6
Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2014), cet. 2, h. 95
7
Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber daya Manusia Perusahaan, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. 11, h. 67
8
Hamzah B Uno dan Nina Lamatenggo, Teori Kinerja dan Pengukurannya, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2012), cet. 1, h. 62
10

kompetensi profesional yang diperoleh pendidikan profesi.”9 Kompetensi


guru sangat berpengaruh dan membantu untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Semua kompetensi diatas harus terus ditingkatkan untuk
memaksimalkan kinerja guru tersebut.
Proyek Pembinaan Pendidikan Guru (P3G) dalam buku Ali
Mudlofir mengemukakan kompetensi guru sebagai berikut:
a. Menguasi bahan,
b. Mengelola program belajar mengajar,
c. Mengelola kelas,
d. Menggunakan media/sumber belajar,
e. Menguasai landasan kependidikan,
f. Mengelola interaksi belajar mengajar,
g. Menilai prestasi belajar,
h. Mengenal fungsi dan layanan bimbingan peyuluhan,
i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah,
j. Memahami dan menafsirkan hasil penilitian guna keperluan
pengajaran.10

Sedangkan menurut E. Mulyasa, kompetensi guru merupakan


perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan
spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru,
yang mencangkup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta
didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan
profesionalisme.11
Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat bahwa kompetensi
dasar kinerja guru merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap guru
mencakup berbagai bidang kompetensi. Dalam hal ini merupakan sebagai
tolak ukur untuk menjadikan guru yang berprofesional dalam melakukan
kinerja yang baik bagi murid serta sekolah. Penguasaan kompetensi
kinerja guru akan membantu guru untuk menemukan formulasi dalam

9
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
op.cit., h. 6.
10
Ali Mudhlofir, Pendidik Profesional Konsep, Strategi, dan Aplikasi dalam Peningkatan
Mutu Pendidikan di Indonesia, (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada: 2012), h. 76-77.
11
E. Mulyasa, Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 26.
11

menangani peserta didik yang memiliki banyak latar belakang dan


berbagai karakter.

3. Indikator Kinerja Guru


Indikator sebagai parameter sejauh mana guru efektif dalam
bekerja dan melakukan pembelajaran sebagai bahan evaluasi dan
pengembangan untuk meningkatkan kinerja. Untuk mengetahui kinerja
seseorang memerlukan penilaian secara baik dan benar. Dalam penilaian
guru, harus memiliki indikator untuk menjadi tolak ukur penilaian
tersebut. Secara konseptual lembaga administrasi negara/LAN
mengemukakan bahwa.
Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif
yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau
tujuan yang telah ditetapkan. Indikator kinerja merupakan suatu
yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar
untuk menilai atau melihat tingkat kinerja baik dalam tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, maupun tahap setelah kegiatan
selesai dan berfungsi.12

Menurut Moeheriono, indikator kinerja itu bermacam-macam,


seperti:
a. Indikator kinerja sebagai nilai atau karakterisktik tertentu
yang dipergunakan untuk mengukur output atau outcome
suatu kegiaatan,
b. sebagai alat ukur yang dipergunakan untuk menentukan
derajat keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai
tujuannya,
c. sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atas tujuan
yang telah ditetapkan oleh organisasi,
d. suatu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai
kinerja atas kondisi suatu fasilitas atau kelompok fasilitas.13

12
Ismail Nawawi Uha, Budaya Organisasi Kepemimpian & Kinerja, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2013), h. 240.
13
Moeheriono, Indikator Kinerja Utama (IKU), (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012),
h. 32.
12

Berbeda dengan pakar lainuku, menurut Colquitt dalam buku Jamil


mengemukakan ada tiga komponen yang dapat menjadi indikator kinerja,
yaitu: kinerja dalam tugas, rutin maupun nonrutin,
a. Kinerja perilaku kewarganegaraan, mengerjakan tugas dengan
sukarelawan yang tidak termasuk tugasnya,
b. Kinerja perilaku negatif, mengganggu tujuan organisasi.14
Berdasarkan penjelasan dari beberapa ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa Indikator kinerja guru adalah suatu acuan/tolak ukur
untuk menjadi dasar sebuah penilaian kinerja yang sesuai dengan tujuan
yang diharapkan, baik individu maupun kelompok organisasi tertentu.
Indikator kinerja guru sebagai dasar untuk meningkatkan kinerja guru,
dengan adanya indikator kinerja guru maka akan terlihat dibagian mana
titik lemah seorang guru yang harus diperbaiki.
Guru harus memenuhi persyaratan kualifikasi dan kompetensi
agar dapat menjalankan perannya dengan baik. Menurut PERMEN No 19
Tahun 2005 Bab VI Pasal 28 kualifikasi guru yaitu: minimal tingkat
pendidikan yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik dibuktikan
dengan ijazah atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku, tidak memiliki ijazah tetapi memiliki
keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi
pendidik setelah melewati ujian kelayakan dan keseteraan. Sedangkan
kompetensi guru yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi professional, dan kompetensi sosial.15
Berdasarkan 4 kompetensi tersebut maka dapat ditelisik berbagai
indikator terkait dengan kinerja guru. Menurut Danim ada enam indikator
kinerja guru yang dapat dilihat dalam meningkatkan kemampuan guru
dalam proses belajar mengajar yaitu kemampuan membuat perencanaan
dan persiapan mengajar, penguasaan materi yang akan diajarkan kepada
siswa, penguasaan metode dan strategi mengajar, pemberian tugas-tugas
14
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), h. 39.
15
PERMEN RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
snp.kemenag.go.id/pai/file/dokumen/snpPERMENNo.19Tahun2005.pdf-tanggal 11-04-2018.
13

kepada siswa, kemampuan mengelola kelas, kemampuan melakukan


penilaian dan evaluasi.16
a. Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar
Perencanaan belajar mengajar berisi tentang rangkaian
kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam membuat perencanaan belajar mengajar, guru
terlebih dahulu harus mengetahui arti dan tujuan perencanaan
tersebut, serta menguasai secara teoritis dan praktis unsur-unsur yang
terdapat didalamnya. Oleh sebab itu, kemampuan merencanakan
program belajar mengajar merupakan muara dari segala pengetahuan
teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang
objek belajar dan situasi pengajaran. Makna atau arti perencanaan
atau program belajar mengajar tidak lain adalah suatu proyeksi guru
mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama pengajaran
itu berlangsung. Dalam kegiatan tersebut secara terperinci harus jelas
kemana siswa itu akan dibawa (tujuan), apa yang harus ia pelajari
(isi bahan pelajaran), bagaimana cara ia mempelajarinnya (metode
dan teknik), dan bagaimana kita mengetahui bahwa siswa telah
mencapainya (penilaian).17
b. Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa
Kemampuan menguasai bahan pelajaran, sebagai bagian
integral dari proses belajar mengajar. Guru yang professional mutlak
harus menguasai bahan yang diajarkannya. Penguasaan guru akan
bahan pelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Menurut Hilda Taba seorang pakar Pendidikan mengatakan bahwa
efektivitas pengajaran dipengaruhi oleh:
1) Karekteristik guru dan siswa
2) Bahan pelajaran

16
Ondi Saondi dan Aris Suherman, Etika Profesi Keguruan, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2010), Cet. 1, h. 23
17
Ali Mudlofir, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya Dalam
Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), Cet. 1, h. 78
14

3) Aspek lain yang berkenaan dengan situasi pelajaran.18


c. Penguasaan metode dan strategi mengajar
Penguasaan metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang
harus dilalui di dalam mengajar. Dalam pendidikan metode mengajar
itu mempengaruhi belajar jika metode mengajar guru yang kurang
baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Guru
biasanya mengajar dengan metode ceramah saja sehingga siswa
menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru
yang progresif berani mencoba metodemetode baru yang dapat
membantu meningkatkan kegiatan belajar, agar siswa dapat belajar
dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan yang setepat,
efisien, dan efektif mungkin.19
d. Pemberian tugas-tugas kepada siswa
Pemberian tugas kepada siswa bertujuan untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa dan kemampuan bekerja secara
berkelompok maupun bekerja secara individual. Dalam pemberian
tugas kepada siswa juga harus secara proposional atau sesuai dengan
kemampuan siswa, agar tugas yang diberikan tidak menjadi beban
bagi siswa. Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa
pemeberian tugas kepada siswa merupakan tugas guru untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam proses pembelajaran.
e. Kemampuan mengelola kelas
Guru harus mampu melakukan penanganan pada kelas, karena
kelas merupakan lingkungan yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini
diatur dan diawasi agar kegiatan pembelajaran terarah kepada
tujuan-tujuan pendidikan. Pengawasan terhadap lingkungan itu turut
menentukan sejauh mana lingkungan tersebut menjadi lingkungan
yang baik. Lingkungan yang baik adalah yang bersifat menantang

18
Ibid., h. 80 - 81
19
Slameto, Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rinneka Cipta,
2010), Cet. 5, h. 65
15

dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman, dan


kepuasaan dalam mencapai tujuan.20
f. Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi
Guru harus mampu menjadi evaluator yang baik. Penilaian dilakukan
untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai
atau tidak, apakah materi yang diajarkan sudah dikuasai atau belum
oleh siswa, dan apakah metode yang digunakan sudah cukup tepat.
Penilaian juga perlu dilakukan, karena dalam penilaian, guru dapat
mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaam siswa
terhadap materi pelajaran, serta ketetapan metode mengajar yang
digunakan.21

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru


Banyak faktor yang mempengaruhi terbangunnya suatu kinerja
professional, termasuk kinerja guru yang berkaitan dengan faktor-faktor
yang mempengaruhinya.
Menurut Ahmad Susanto, faktor yang mempengaruhi kinerja guru
terbagi 2, yaitu:
a. Faktor internal yang berasal dari sistem kepercayaan menjadi
pandangan hidup seorang guru,
b. Faktor eksternal yang meliputi, volume upah kerja yang dapat
memenuhi kebutuhan seseorang, suasana kerja yang
menggairahkan, sikap jujur dan dapat dipercaya, penghargaan,
dan juga sarana yang menunjang”.22

Sedangkan menurut Ondi Saondi dan Aris Suherman


menyatakan, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru, antara lain:
a. Kepribadian dan dedikasi
b. Pengembangan profesi
c. Kemampuan mengajar
d. Komunikasi
e. Hubungan dengan masyarakat

20
Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2016), Cet. 6, h. 63
21
Ibid., h. 64-65
22
Ahmad Susanto, Op.Cit., h. 73.
16

f. Kedisiplinan
g. Kesejahteraan
h. Iklim kerja.23

Menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara dalam bukunya Fatah


Syukur ada dua faktor yang mempengaruhi kinerja seorang guru, yaitu:
a. Faktor kemampuan, secara umum kemampuan dibagi menjadi 2
yaitu, kemampuan Potensi (IQ) dan kemampuan reality (Knowledge
dan Skill). Seorang guru seharusnya memiliki kemampuan tersebut
agar mampu menyelesaikan pendidikan formal dan mampu mengajar
dalam mata pelajaran ampuannya
b. Faktor motivasi, sikap motivasi terbentuk dalam menghadapi situasi
kerja. Motivasi guru sangatlah penting karena untuk mencapai visi
dan misi institusi pendidikan.24
Kinerja guru bergantung pada tiga hal yang saling berhubungan,
yaitu 1) keterampilan yang dimiliki, 2) upaya sifat keadaan, dan 3)
kondisi eksternal. Kinerja guru adalah gabungan antara karakter individu,
proses pembelajaran, dan hasil pembelajaran. Adapun indikator kinerja
guru antara lain:25
a. Kemampuan guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). Perencanaan pembelajaran adalah membuat persiapan
pembelajaran. Hal ini didasarkan asumsi bahwa jika tidak
mempunyai persiapan pembelajaran yang baik, maka peluang untuk
tidak terarah terbuka lebar, bahkan mungkin cenderung untuk
melakukan improvisasi sendiri tanpa acuan yang jelas. Mengacu
pada hal tersebut, guru diharapkan dapat melakukan perisiapan
pembelajaran baik menyangkur materi pembelajaran maupun
kondisi psikis dan psikologi yang kondusif bagi berlangsungnya
23
Ondi Saondi dan Aris Suherman, Etika Profesi Keguruan, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2010), h. 24-45.
24
Fatah Syukur, Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan, (Semarang: PT. Pustaka
Riski Putra, 2012), h. 132.
25
Widya Caterin, Nia Budiana, Sri Aju Indrowaty, Etika Profesi Pendidikan
Generasi Milenial 4.0, (Malang: UB Press, 2019), Cet. I, h. 18-19
17

proses pembelajaran.21
b. Penguasaan materi yang akan diberikan pada saat kegiatan belajar
mengajar. Kemampuan menguasai bahan pelajaran sebagai bagian
integral dari proses belajar mengajar. Guru yang professional
mutlak harus menguasai bahan yang diajarkannya. Penguasaan guru
akan bahan pelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa.
c. Penguasaan serta pemilihan pendekatan, metode, strategi, dan
teknik yang tepat. Penguasaan metode mengajar adalah suatu cara
atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Dalam pendidikan
metode mengajar itu mempengaruhi belajar, jika metode mengajar
guru kurang baik maka akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak
baik pula. Pemilihan metode mengajar sangat berpengaruh terhadap
belajar siswa. Apabila metode mengajar menyenangkan bagi siswa,
siswa akan lebih mudah menerima bahan pelajaran.
d. Pemberian tugas dan tes yang berbobot kepada siswa Pemberian
tugas kepada siswa bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa dan kemampuan bekerja secara berkelompok maupun bekerja
secara individual. Dalam pemberian tugas kepada siswa juga harus
secara proposional atau sesuai dengan kemampuan siswa, agar
tugas yang diberikan tidak menjadi beban bagi siswa.
e. Kemampuan mengolah kelas dengan menggunakan pendekatan,
metode, strategi, serta teknik yang sesuai. Guru harus mampu
melakukan penanganan pada kelas, karena kelas merupakan
lingkungan yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan
diawasi agar kegiatan pembelajaran terarah kepada tujuan-tujuan
pendidikan. Pengawasan terhadap lingkungan turut menentukan
sejauh mana lingkungan tersebut menjadi lingkungan yang baik.
Lingkungan yang baik adalah yang bersifat menantang dan
merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman, dan
18

kepuasan dalam mencapai tujuan.


f. Kemampuan mengevaluasi dalam setiap pembelajaran. Guru harus
mampu menjadi evaluator yang baik. Penilaian dilakukan untuk
mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan tercapai atau tidak,
apakah materi yang diajarkan sudah dikuasai atau belum oleh
siswa, dan apakah metode yang digunakan sudah cukup tepat.
Penilaian juga perlu dilakukan, karena dalam penilaian guru dapat
mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran, serta ketetapan metode mengajar yang
digunakan.
Berdasarkan beberapa uraian indikator di atas, dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan kinerja guru adalah tingkat keberhasilan
guru dalam melaksanakan tugas pendidikan sesuai dengan tanggung
jawab dan wewenangnya berdasarkan standar kinerja yang telah
ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan. Kinerja guru dapat diukur
berdasarkan kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar,
penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa, penguasaan materi
yang akan diajarkan kepada siswa, penguasaan metode dan strategi
mengajar, pemberian tugas-tugas kepada siswa, kemampuan mengelola
kelas, dan kemampuan melakukan penilaian atau evaluasi.
Dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja guru
bermacam-macam, dari sifat, prilaku, baik dari dalam diri maupun dari
luar diri guru tersebut yang menjadi suatu kekuatan atau kelemahan
kinerja guru. Faktor kinerja guru sangat mempengaruhi terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran, karena apabila salah satu faktor tidak
terpenuhi maka akan ada suatu hambatan besar atau kecil. Seorang guru
juga harus memperhatikan factor-faktor tersebiut agar tidak memberikan
pengaruh negatif terhadap kinerjanya.
19

B. Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah


1. Pengertian Komunikasi Interpersonal
Untuk kelangsungan hidup manusia dari hari ke hari tidak terlepas
dari komunikasi. Pada dasarnya komunikasi dapat terjadi dalam berbagai
konteks. Dalam berkomunikasi manusia dapat mendatangkan hal-hal
yang positif, seperti: membentuk saling pengertian, memupuk
persahabatan, memelihara kasih sayang, dan lain sebagainya. Namun bisa
juga menimbulkan hal-hal yang negatif. Komunikasi paling sederhana
sesama manusia yang tejadi adalah komunikasi interpersonal.
Komunikasi Interpersonal merupakan interaksi antara seorang
individu dan individu lainnya tempat lambang-lambang pesan secara
efektif digunakan, terutama dalam hal komunikasi antar manusia
menggunakan bahasa.26 Menurut Simpson dan Weiner dalam Zamroni
mendefinisikan, komunikasi sebagai penanaman (imparting),
penyampaian (conveying), atau penukaran (exchange) ide-ide,
pengetahuan, maupun informasi baik melalui pembicaraan, tulisan,
maupun tanda-tanda.27
Menurut Sihabudin komunikasi diartikan sebagai proses dinamik
transaksional yang mempengaruhi perilaku sumber dan penerimanya
dengan sengaja menyadari (to code) perilaku mereka untuk menghasilkan
pesan yang mereka salurkan lewat suatu saluran (channel) guna
memperoleh sikap atau perilaku tertentu.28
Dan Roudhonah mengemukakan komunikasi yang dilakukan
hendaknya dengan lambang-lambang atau bahasa yang mempunyai
kesamaan arti antara orang yang memberi pesan dengan orang yang

26
Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010),
Cet. 1, h. 141
27
Muhammad Zamroni, Filsafat Komunikasi: Pengantar Ontologis, Epistemologis,
Aksiologis, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), cet. 1, h.5
28
Ahmad Sihabudin, Komunikasi Antarbudaya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), Cet.1,
h.15
20

menerima pesan.29 Menurut De Vito komunikasi interpersonal


merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua
orang atau disekelompok kecil orang, dengan beberapa effect atau umpan
balik seketika.30
Sedangkan menurut Agus komunikasi interpersonal adalah
interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, dimana pengirim
dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima pesan dapat
menerima dan menanggapi secara langsung pula.31 Hal yang serupa
disampaikan oleh Joseph dalam Edi bahwa komunikasi antarpribadi ini
sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan- pesan antara dua
orang, atau di sekelompok kecil orang, dengan beberapa effect atau
umpan balik seketika.32
Dari beberapa pendapat yang sudah diuraikan di atas dapat
disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang
terjadi diantara dua orang atau lebih dengan maksud penyampaian suatu
pesan baik secara verbal ataupun non-verbal yang dapat dipahami
sehingga diantara satu sama lain mampu berinteraksi dengan baik.
Sederhananya komunikasi interpersonal merupakan interaksi sederhana
dengan penyampaian pesan yang dapat dipahami satu sama lain, tentunya
komunikan dan komunikator sama-sama memberikan respon untuk
mendapatkan pesan yang ingin disampaikan.

2. Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal


Untuk mengetahui keadaan dimana kita sedang melakukan
komunikasi interpersonal, maka kita harus memahami ciri-cirinya
terlebih dahulu. Komunikasi interpersonal merupakan jenis komunikasi

29
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), Cet. 1, h. 19
30
Edi Harapan dan Syarwani Ahmad, Komunikasi Antarpribadi: Perilaku Insani Dalam
Organisasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), Cet. 1, h. 4
31
Agus M Hardjana, Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal, (Yogyakarta: Kanisius,
2003), cet.5, h. 85
32
Edi Harapan, Syarwani Ahmad, Komunikasi Antarpribadi: Perilaku Insani Dalam
Organisasi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), h.4
21

yang frekuensi terjadinya cukup tinggi dalam kehidupan sehari-hari.33


Maka dari itu manusia sangat dekat dengan kegiatan komunikasi
interpersonal baik sebagai komunikan maupun komunikator. Ada banyak
pandangan para ahli terkait ciri-ciri komunikasi interpersonal. Berikut ini
ciri-ciri komunikasi interpersonal menurut pandangan para ahli.
Menurut Suranto komunikasi interpersonal memiliki ciri-ciri
sebagai: arus pesan dua arah, suasan formal, umpan balik segera, peserta
komunikasi berada pada jarak yang dekat, dan Peserta komunikasi
mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan. Berikut
uraiannya:
a. Arus pesan dua arah
Komunikator dan komunikan dapat berganti peran secara cepat
dan spontan. Seorang sumber pesan dapat berubah menjadi penerima
pesan, begitupun sebaliknya. Arus pesan dua arah ini berlangsung
secara berkelanjutan.
b. Suasana nonformal
Komunikasi interpersonal biasanya terjadi dalam suasana
nonformal. Apabila komunikasi itu berlangsung di sebuah instansi,
maka para pelaku komunikasi tidak secara kaku berpegang pada
herarki jabatan dan prosedur birokrasi, namun lebih memilih
pendekatan secara individu yang bersifat pertemanan.
c. Umpan balik segera, komunikasi interpersonal biasanya terjadi
secara tatap muka, maka dari itu umpan balik dapat diketahui dengan
cepat.
d. Peserta komunikasi berada pada jarak yang dekat
Komunikasi interpersonal merupakan metode komunikasi
antarindividu yang menuntut agar peserta komunikasi berada dalam
jarak yang dekat, baik jarak dalam arti fisik maupun psikologis.
e. Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan
dan spontan, baik secara verbal maupun non-verbal
Peserta komunikasi berupaya saling meyakinkan, dengan
mengoptimalkan penggunaan pesan verbal maupun nonverbal secara
bersamaan, saling mengisi, saling memperkuat sesuai tujuan
komunikasi.34

Berdasarkan uraian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa


komunikasi interpersonal merupakan suatu proses sosial yang mana

33
Suranto Aw, Komunikasi Interpersonal, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), Cet. 1, h. 14
34
Ibid., h.14-15
22

elemen di dalamnya saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam proses


komunikasi interpersonal tentu ada komunikator dan komunikan yang
bisa bertukar peran dengan segera dan umpan baliknya dapat langsung
diketahui baik secara verbal maupun nonverbal.
Menurut DeVito dalam Riska (2017: 6) mengemukakan bahwa
ciri-ciri komunikasi interpersonal/antarpribadi yang efektif, antara lain:
a. Keterbukaan (Openess)
Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima
di dalam menghadapi hubungan antarpribadi. Kualitas keterbukaan
mengacu pada tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama,
komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka pada
komunikannya. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera
membukakann semua riwayat hidupnya. Memang ini mungkin
menarik, tetapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya,
harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi
yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut
dan wajar. Aspek kedua mengacu pada kesediaan komunikator untuk
bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang
diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan
komunikan yang menjemukan. Bila ingin komunikan bereaksi
terhadap apa yang komunikator ucapkan, komunikator dapat
memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan
terhadap orang lain. Aspek ketiga menyangkut kepemilikan dan
pikiran dimana komunikator mengakui bahwa perasaan dan pikiran
yang diungkapkannya adalah miliknya dan ia bertanggung jawab
atasnya.
b. Empati (Emphaty)
Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang
sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut
pandang orang lain, melalui kacamata orang lain itu. Berbeda dengan
simpati yang artinya adalah merasakan bagi orang lain. Orang yang
berempati mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain,
perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka
untuk masa mendatang sehingga dapat mengkomunikasikan empati,
baik secara verbal maupun nonverbal.
c. Dukungan (Supportiveness)
Situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung
efektif. Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan
dimana terdapat sikap mendukung. Individu memperlihatkan sikap
mendukung dengan bersikap deskriptif bukan evaluatif, spontan
bukan strategic.
23

d. Rasa Positif (Positiveness)


Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya,
mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan
situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif.
e. Kesetaraan (Equality)
Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara.
Artinya, ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak
menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk
disumbangkan. Kesetaraan meminta kita untuk memberikan
penghargaan positif tak bersyarat kepada individu lain.35

3. Tujuan Komunikasi Interpersonal


Setiap proses komunikasi tentu memiliki tujuan tertentu yang
ingin dicapai. Tujuan merupakan target kita dalam melakukan suatu hal
atau kegiatan. Tujuan komunikasi secara umum tentu untuk mendapatkan
informasi. Dalam hal ini Arni Muhammad mengemukakan tujuan
komunikasi interpersonal sebagai berikut:
a. Menemukan diri sendiri
Dimaksud bahwa dengan melakukan komunikasi interpersonal
bersama orang lain, kita belajar banyak sekali tentang diri kita
maupun tentang orang lain. Melalui komunikasi ini kita juga belajar
bagaimana kita menghadapi yang lain.
b. Menemukan dunia luar
Apabila sudah memahami lebih banyak tentang diri sendiri dan
orang lain, dunia objek, kejadian-kejadian orang lain. Banyak
informasi yang diketahui datang dari komunikasi interpersonal.
Waktu yang digunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan
untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.
Hubungan yang demikian membantu mengurangi kesepian dan
depresi, menjadikan sanggup saling berbagi, kesenangan dan
umumnya akan merasa lebih positif tentang diri sendiri.
c. Berubah sikap dan tingkah laku
Dengan hubungan komunikasi interpersonal dapat mengubah
sikap dan tingkah laku, seperti berpikir dalam cara tertentu dan
percaya bahwa sesuatu benar atau salah.
d. Untuk bermain dan kesenangan
Berbicara dengan teman mengenai aktivitas pada waktu akhir
pekan, berdiskusi, bercerita lucu merupakan pembicaraan untuk

35
Riska Dkk. “Komunikasi Antarpribadi dalam Menciptakan Harmonisasi (Suami Istri)
Keluarga di Desa Sagea Kabupaten Halmahera Tengah”, E-journal Acta Diurna, Vol. 6 No. 2.,
2017, h. 5-6.
24

menghabiskan waktu. Kegiatan ini memang tidak berarti tetapi


mempunyai tujuan yang penting.
e. Untuk membantu
Interaksi interpersonal berfungsi membantu orang lain. Banyak
ahli-ahli kejiwaan ahli psikologis klinis dan terapi menggunakan
komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk
mengarahkan kliennya.36

Dari kelima tujuan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan


komunikasi interpersonal adalah untuk meningkatkan hubungan sosial
yang lebih baik dengan lingkungan sekitar. Karena, kegiatan komunikasi
interpersonal melibatkan orang lain yang dapat mempengaruhi hubungan
di lingkungan sekitar kita.
Menurut Devito yang dikutip oleh Ade Ifroh ada 3 tujuan
komunikasi interpersonal yaitu:
a. Mendapat rangsangan
Manusia membutuhkan stimulasi, bila tidak, manusia akan
mengalami kemunduran dan bisa mati. Kontak antarmanusia
merupakan salah satu cara terbaik untuk mendapatkan stimulasi ini.
b. Mendapatkan pengetahuan diri
Sebagian besar melalui kontak dengan sesama manusia kita
belajar mengenai diri kita sendiri. Persepsi diri kita sangat
dipengaruhi oleh apa yang kita yakini dan dipikirkan orang tentang
kita.
c. Memaksimalkan kesenangan, meminimalkan penderitaan
Sebagian besar melalui kontak dengan sesama manusia kita
belajar mengenai diri kita sendiri. Persepsi diri kita sangat
dipengaruhi oleh apa yang kita yakini dan dipikirkan orang tentang
kita.37

Dari ketiga tujuan tersebut, dapat dilihat bahwa komunikasi


interpersonal diperlukan dalam suatu hubungan demi mencapai
harmonisasi. Komunikasi interpersonal juga untuk memperbaiki citra diri
dan meningkatkan pengetahuan secara tidak langsung baik seacar sadar
maupun tidak disadari.

36
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 165-167
37
Ade Ifroh Qolbi, Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal dengan Iklim Organisasi di
SDN 034 Samarinda, Jurnal Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman, 2013, h.29
25

4. Kepala Sekolah
Sebuah organisasi akan berjalan efektif apabila ada leader atau
pemimpin yang baik. Sosok pemimpin di dalam sebuah organisasi
posisinya sangat penting. Dialah yang menentukan arah serta visi dan
misi organisasi tersebut sehingga berjalan sesuai dengan tujuan yang
disepakat bersama. Oleh karena itu, sosok pemimpin harus memiliki skill
dan kemampuan manajerial yang mumpuni.
Begitupun di dalam organisasi pendidikan seperti sekolah. Sosok
leader yang bertanggung jawab atas sekolah tersebut adalah kepala
sekolah. Kepala sekolah memiliki peran yang kuat dalam
mengkoordinasikan, menggerakan dan menyerasikan semua sumber daya
pendidikan yang tersedia di sekolah.38 Peranan penting kepala sekolah
yang diemban ini memerlukan profesionalitas dan skill kepemimpinan
yang baik. Untuk jadi kepala sekolah yang baik memerlukan proses
panjang.
Paradigma pendidikan yang memberikan kewenangan luas kepada
sekolah dalam mengembangkan berbagai potensinya memerlukan
peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam berbagai aspek
manajerialnya, agar dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi
yang diemban sekolahnya.39
Kepala Sekolah adalah seorang pendidik (guru) yang diberi
tambahan tugas untuk mengelola dan memimpin suatu lembaga
pendidikan formal, yang diangkat berdasarkan tugas dan kewenangannya
oleh pemerintah atau lembaga penyelenggara pendidikan.40
Menurut Wahjosumidjo dalam buku Suparman ada 3 peran Kepala
Sekolah sebagai manajer, yaitu a) peranan hubungan antar perseorangan;
b) peranan informasional; dan c) sebagai pengambil keputusan.41

38
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, h. 90
39
Mulyasa, Ibid., h. 24
40
Suparman, Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Guru (Sebuah Pengantar Teoritik),
(Ponorogo: Penerbit Uwais Indonesia, 2019), Cet. 1, h. 16
41
Suparman, Ibid., h. 138
26

5. Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah yang Efektif


Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang
paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala
sekolah juga bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara
mikro, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran
disekolah.42
Kepala sekolah yang efektif harus memiliki keterampilan
memimpin dan ilmu untuk menyatukan semua pemangku kepentingan
dalam mencapai tujuan pendidikan. Di samping itu, kepala sekolah harus
memahami pentingnya melibatkan staf dan anggota komunitas dalam
menentukan keputusan-keputusan sekolah. Seorang pemimpin harus
mampu berkomunikasi yang efektif karena salah satu ciri
kepemimpinan. Komunikasi yang efektif adalah pertukaran informasi,
ide, perasaan yang menghasilkan perubahan sikap sehingga terjalin
sebuah hubungan baik antara pemberi pesan dan penerima pesan.
Komunikasi efektif juga menghubungkan kepala sekolah dengan para
guru, dan komunikasi yang baik sangat penting dalam mencapai tujuan-
tujuan sekolah.
Menurut Kythereotis agar dapat berkomunikasi dengan efektif
kepala sekolah harus dapat:
a. Mengembangkan sarana untuk guru agar dapat berkomunikasi satu
sama lain
b. Mudah dihubungi oleh guru
c. Harus menjaga arus komunikasi terbuka bagi semua staf sekolah.43
Sedangkan menurut Joseph komunikasi tidak jauh berbeda dengan
bentuk perilaku orang-orang, adakalanya efektif dan adakalanya tidak
efektif. Menurut Arni Muhammad Lima hal komunikasi interpersonal

42
E Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2006), Cet. 6, h. 24-25
43
James H. Stronge, Dkk, Kualitas Kepala Sekolah yang Efektif, (Jakarta: PT Indeks,
2013), Cet. 1, h. 108
27

yang efektif yaitu keterbukaan, empati, dukungan, kepositifan, dan


kesamaan.44

a. Keterbukaan
Keterbukaan dalam berkomunikasi diharapkan masing- masing
orang tidak tertutup di dalam menerima informasi dan
berkeinginan untuk menyampaikan informasi dari dirinya bahkan
juga informasi mengenai dirinya kalau dipandang relevan dalam
rangka pembicaraan antarpribadi dengan lawan bicaranya.
b. Empati
Empati dalam berkomunikasi dimaksudkan untuk merasakan
sebagaimana yang dirasakan oleh orang lain suatu perasaan bersama
perasaan orang lain yakni, mencoba merasakan dalam cara yang
sama dengan perasaan orang lain.
c. Dukungan
Dukungan dalam berkomunikasi dimaksudkan untuk
memberikan dorongan, motivasi, atau semangat serta nasehat kepada
orang lain yang sedang di dalam situasi membuat keputusan.
d. Kepositifan
Positif dalam berkomunikasi dimaksudkan untuk mempengaruhi
diri sendiri agar bersikap positif sehingga komunikasi yang
disampaikan kepada orang lain juga akan diterima dengan positif.
e. Kesamaan
Kesamaan dalam berkomunikasi sangat penting karena dapat
membuat komunikasi berjalan dengan efektif antara yang
menyampaikan pesan dengan yang menerima pesan.

Sedangkan menurut Supratiknya bahwa keefektifan kita dalam


hubungan antarpribadi ditentukan oleh kemampuan kita untuk
mengkomunikasikan secara jelas apa yang ingin kita sampaikan,
menciptakan kesan yang kita inginkan, atau mempengaruhi orang lain
sesuai kehendak kita.45 Hubungan komunikasi interpersonal akan terjadi
secara efektif apabila kedua pihak memenuhi kondisi berikut :
a. Bertemu satu sama lain secara personal
b. Empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi
yang dapat dipahami satu sama lain secara berarti

44
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2008), Ed. 1, h. 191-194

45
A Supratiknya, Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis, (Yogyakarta: Kanisius,
1995), Cet. 1, h. 24
28

c. Menghargai satu sama lain, bersifat positif dan wajar tanpa menilai
atau keberatan
d. Menghayati pengalaman satu sama lain dengan sungguh- sungguh,
bersikap menerima dan empati satu sama lain
e. Merasa bahwa saling menjaga keterbukaan dan iklim yang
mendukung dan mengurangi kecenderungan gangguan arti
f. Memperlihatkan tingkah laku yang percaya penuh dan memperkuat
perasaan aman terhadap yang lain.46

Berdasarkan kajian teori tentang komunikasi interpersonal kepala


sekolah dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal kepala
sekolah adalah pertukaran informasi, ide, dan perasaan antara kepala
sekolah sebagai pemimpin dengan warga sekolah yang menghasilkan
perubahan sikap sehingga terjadi hubungan yang baik. Komunikasi
interpersonal kepala sekolah yang efektif mempersyaratkan adanya
keterbukaan, empati, kepositifan, dan kesamaan yang menghasilkan
perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan yang baik antara
kepala sekolah dengan guru.

C. Penelitian Relevan
Penelitian relevan ini menjadi salah satu acuan penulis dalam
melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang
digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian
relevan, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti
judul penelitian penulis. Namun penulis mengangkat beberapa penelitian
sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis.
Tabel 2.1 Penelitian Relevan
No Nama Judul Tahun Hasil Penelitian
1. Dwi Haryani Pelaksanaan 2014 Hasil penelitian
Komunikasi menemukan bahwa
Interpersonal pelaksanaan
Kepala Sekolah komunikasi

46
Arni Muhammad, op. cit., h. 176
29

dengan Guru di interpersonal kepala


SMK sekolah sudah baik
Muhammadiyah namun perlu
Karangmojo ditingkatkan.
2. Mega Lestari Pengaruh 2018 Hasil penelitian
Komunikasi menemukan bahwa
Interpersonal terdapat pengaruh yang
Kepala Sekolah dan signifikan dari pola
Guru terhadap komunikasi
Disiplin Kerja Guru interpersonal kepala
di SMK Pasundan 3 sekolah terhadap
Bandung disiplin kerja guru.
3. Mutiara Nur Hubungan 2018 Hasil penelitian
Ahlaini Komunikasi menunjukkan
Interpersonal hubungan yang positif
Kepala Madrasah dapat dilihat apabila
dengan Motivasi komunikasi
Kerja Guru di MA interpersonal antara
Al-Hikmah Bandar kepala madrasah dan
Lampung guru baik, maka
motivasi kerja guru
meningkat.

Berdasarkan penelitian terdahulu ada sebuah persamaan dimana peneliti


mencari dampak dari komunikasi interpersonal kepala sekolah. Sedangkan,
perbedaannya ada pada variabel bebas dan terikat, variabel bebas pada skripsi
kali ini yaitu komunikasi interpersonal kepala sekolah serta variabel
terikatnya yaitu kinerja guru.
Komunikasi
Interpersonal Kepala Kinerja Guru
Sekolah
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Al-Amanah Kota Tangerang
Selatan yang berlokasi di Jl. Amd. Babakan Pocis No.10, Babakan, Kec.
Setu, Kota Tangerang Selatan.

Tabel 3.1 Waktu Penelitian


Waktu
No Kegiatan
Nov Des Jan Mar Apr Mei Jun Jul
1 Penyerahan
Izin Penelitian
2 Observasi
Sekolah
3 Penyebaran
Angket
4 Pengumpulan
Angket

B. Variabel Penelitian
Terdapat dua variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini:
1. Variabel Y yang biasa dikenal dengan istilah variabel terikat
(Dependen Variabel) yaitu Kinerja Guru.
2. Variabel X yang biasa dikenal dengan istilah variabel bebas
(Independen Variabel) yaitu Komunikasi Interpersonal Kepala
Sekolah.

C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan dan metode kuantitatif
dalam bentuk penelitian deskriptif, yakni suatu penelitian yang

32
33

menjelaskan tentang pengaruh antara variabel X (Komunikasi


Interpersonal Kepala Sekolah) terhadap variabel Y (Kinerja Guru).

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.47 Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah
seluruh guru SMP Al-Amanah Kota Tangerang Selatan yang
berjumlah 36 Orang.
2. Sampel
Sampel adalah sejumlah anggota yang dipilih dari populasi.48
Teknik sampling atau teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dalam menggunakan
teknik Probability Sampling, peneliti memilih jenis teknik Simple
Random Sampling dengan menggunakan tabel penentuan jumlah
sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan dari Isaac dan
Michael. Populasi yang terdapat dalam penelitian ini berjumlah 36
guru dan tingkat kesalahan yang ditetapkan adalah 10%, maka
besarnya sampel pada penelitian ini adalah 31 guru.

E. Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data-data yang akurat dalam penelitian,
penulis menggunakan teknik sebagai berikut:

47
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 215
48
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,
(Jakarta: Kencana, 2011), cet.1, h. 147
34

1. Angket
Angket diberikan kepada guru SMP Al-Amanah Kota Tangerang
Selatan. Angket ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai
komunikasi interpersonal kepala sekolah dan kinerja guru. Data hasil
angket digunakan untuk menggambarkan tingkat kinerja guru dan
komunikasi interpersonal kepala sekolah.
2. Studi Dokumen
Studi dokumen digunakan untuk memperoleh data yang
didokumentasikan oleh pihak sekolah, data yang akan dikumpulkan
melalui teknik dokumentasi meliputi: data sejarah sekolah, profil
sekolah, guru, dan sarana prasarana. Sehingga data dari hasil
dokumentasi tidak digunakan sebagai judgment hasil penelitian.

F. Instrumen Pengumpulan Data


1. Variabel Kinerja Guru (Y)
a. Definisi Konseptual
Kinerja guru adalah adalah kemampuan yang ditunjukan
oleh guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja
dapat diartikan baik dan memuaskan apabila hasil yang dicapai
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
b. Definisi Operasional
Kinerja guru adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan jabatan atau tanggung jawab yan
diberikan kepadanya.
c. Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.2 Variabel Kinerja Guru
Dimensi Indikator Item
1. Membuat a. Terampil menyusun RPP 1, 2, 3
perencanaan dan b. Terampil menyusun program 4, 5, 6
persiapan tahunan/semesteran
35

mengajar c. Terampil menentukan KKM 7, 8, 9


d. Terampil menentukan media
pembelajaran 10, 11, 12
2. Menguasai a. Menguasai materi dengan 13, 14, 15
materi baik
pembelajaran b. Menggunakan berbagai 16, 17
sumber belajar
c. Memanfaatkan teknologi 18, 19
untuk mendapatkan materi
belajar
3. Menguasai a. Menggunakan metode 20, 21, 22
metode dan belajar yang bervariasi
strategi mengajar dalam pembelajaran
b. Terampil menggunakan 23, 24, 25
metode pembelajaran
4. Memberikan a. Memberikan tugas secara 26, 27
tugas- tugas proposional
kepada siswa b. Memberikan tugas sesuai 28, 29
dengan kompetensi
5. Mengelola kelas a. Mengatur tempat duduk 30, 31, 32
siswa dan tata ruang kelas
b. Mengatur keindahan, 33, 34, 35,
kebersihan, keamanan, dan 36, 37, 38
kenyamanan kelas 39
c. Mengatur kelompok- 40, 41, 42
kelompok diskusi
d. Mengatur disiplinkelas 43, 44, 45
6. Melakukan a. Melakukan penilaian proses 46, 47, 48
penilaian atau b. Melakukan penilaian hasil
evaluasi 49, 50,51
36

d. Skala Kinerja Guru


Dalam penelitian ini, skala kinerja guru memiliki lima
alternatif jawaban dan masing-masing diberi skor sebagai berikut:

Tabel 3.3 Skala Kinerja Guru

Pilihan Jawaban Skor Pertanyaan


Sangat Sering (SS) 5
Sering ( SR ) 4
Jarang-jarang (JR) 3
Pernah (P) 2
Tidak Pernah ( TP ) 1

2. Variabel Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah (X)


a. Definisi Konseptual
Komunikasi interpersonal kepala sekolah adalah interaksi
tatap muka antara kepala sekolah dan guru dengan membawakan
pesan verbal maupun non verbal sehingga masing-masing bisa
memahami satu sama lain dan berinteraksi secara efektif.
b. Definisi Operasional
Secara operasional komunikasi interpersonal kepala
sekolah adalah keterampilan kepala sekolah untuk menciptakan
dan memelihara kondisi kerja yang optimal melalui komunikasi
yang efektif. Diantaranya yaitu: keterbukaan, empati, dukungan,
kepositifan, dan kesamaan.
c. Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.4 Variabel Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah
Dimensi Indikator Item
1. Keterbukaan a. Menciptakan iklim 1, 2
keterbukaan
b. Menerima saran dan 3, 4
37

kritik secara positif


c. Membuka bimbingan 5, 6, 7, 8
professional
2. Empati a. Mau mendengarkan dan 9, 10, 11,
menanggapi keluhan 16
guru
b. Memberi dukungan 12, 13
moril
c. Menghayati 14, 15
pengalaman yang
diceritakan
3. Kepositifan a. Bersikap tulus 17, 18
b. Sikap salingpercaya 19, 20, 21
c. Tidak pilih kasih 22, 23,
24, 25, 26
d. Menghargai oranglain 27, 28
4. Dukungan a. Memberi kesempatan 29, 30,
menyampaikan 31, 32, 33
ide/pendapat secara
personal
b. Mendukung guru untuk
maju 34, 35
5. Kesamaan a. Memberikan pesan yang 36, 37, 38
jelas
b. Memastikan pesan dapat 39, 40
dimengerti
c. Menggunakan bahasa 41, 42, 43
yang dapatdipahami
39

tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya jika r tabel > r hit maka butir
tersebut dinyatakan tidak valid.
a. Variabel Kinerja Guru (Y)
Hasil perhitungan variabel Y (Kinerja Guru) menggunakan
SPSS diketahui bahwa dari 51 soal yang diujikan terdapat 3 butir
soal yang tidak valid yaitu butir soal nomor 9, 18, 33. Dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel 3.6 Variabel Kinerja Guru

No. Soal 𝐑 𝐡𝐢𝐭𝐮𝐧𝐠 𝐑 𝐭𝐚𝐛𝐞𝐥 Keterangan


1 0,618 0,432 VALID
2 0,669 0,432 VALID
3 0,736 0,432 VALID
4 0,753 0,432 VALID
5 0,767 0,432 VALID
6 0,739 0,432 VALID
7 0,433 0,432 VALID
8 0,701 0,432 VALID
9 ,399 0,432 TIDAK VALID
10 0,482 0,432 VALID
11 0,737 0,432 VALID
12 0,667 0,432 VALID
13 0,791 0,432 VALID
14 0,653 0,432 VALID
15 0,433 0,432 VALID
16 0,643 0,432 VALID
17 0,494 0,432 VALID
18 ,076 0,432 TIDAK VALID
19 0,553 0,432 VALID
20 0,716 0,432 VALID
21 0,737 0,432 VALID
40

22 0,675 0,432 VALID


23 0,752 0,432 VALID
24 0,857 0,432 VALID
25 0,849 0,432 VALID
26 0,896 0,432 VALID
27 0,798 0,432 VALID
28 0,743 0,432 VALID
29 0,645 0,432 VALID
30 0,425 0,432 VALID
31 0,635 0,432 VALID
32 0,502 0,432 VALID
33 ,408 0,432 TIDAK VALID
34 0,575 0,432 VALID
35 0,596 0,432 VALID
36 0,428 0,432 VALID
37 0,732 0,432 VALID
38 0,817 0,432 VALID
39 0,793 0,432 VALID
40 0,796 0,432 VALID
41 0,701 0,432 VALID
42 0,764 0,432 VALID
43 0,803 0,432 VALID
44 0,862 0,432 VALID
45 0,802 0,432 VALID
46 0,662 0,432 VALID
47 0,782 0,432 VALID
48 0,81 0,432 VALID
49 0,794 0,432 VALID
50 0,786 0,432 VALID
51 0,548 0,432 VALID
41

b. Variabel Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah (X)


Hasil perhitungan variabel X (Komunikasi Interpersonal
Kepala Sekolah) menggunakan SPSS diketahui bahwa dari 43 soal
yang diujikan terdapat 1 butir soal yang tidak valid yaitu butir
soal nomor 35. Dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.7 Variabel Komunikasi
Interpersonal Kepala Sekolah

No. Soal 𝐑 𝐡𝐢𝐭𝐮𝐧𝐠 𝐑 𝐭𝐚𝐛𝐞𝐥 Keterangan


1 0,610 0,432 VALID
2 0,691 0,432 VALID
3 0,766 0,432 VALID
4 0,638 0,432 VALID
5 0,780 0,432 VALID
6 0,868 0,432 VALID
7 0,557 0,432 VALID
8 0,809 0,432 VALID
9 0,915 0,432 VALID
10 0,729 0,432 VALID
11 0,778 0,432 VALID
12 0,774 0,432 VALID
13 0,613 0,432 VALID
14 0,599 0,432 VALID
15 0,83 0,432 VALID
16 0,652 0,432 VALID
17 0,865 0,432 VALID
18 0,707 0,432 VALID
19 0,725 0,432 VALID
20 0,69 0,432 VALID
21 0,687 0,432 VALID
42

22 0,758 0,432 VALID


23 0,735 0,432 VALID
24 0,741 0,432 VALID
25 0,695 0,432 VALID
26 0,587 0,432 VALID
27 0,588 0,432 VALID
28 0,700 0,432 VALID
29 0,734 0,432 VALID
30 0,538 0,432 VALID
31 0,699 0,432 VALID
32 0,682 0,432 VALID
33 0,656 0,432 VALID
34 0,737 0,432 VALID
35 ,309 0,432 TIDAK VALID
36 0,679 0,432 VALID
37 0,816 0,432 VALID
38 0,847 0,432 VALID
39 0,651 0,432 VALID
40 0,558 0,432 VALID
41 0,706 0,432 VALID
42 0,637 0,432 VALID
43 0,670 0,432 VALID

2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas dilakukan dengan uji coba Alpha Cronbach. Suatu
instrumen yang reliabel jika memiliki koefisien Cronbach Alpha di
atas 0,60. Untuk menghitung reliabilitas menggunakan rumus alpha.
44

Berdasarkan tabel di atas, nilai hitung reliabilitas untuk


variabel komunikasi interpersonal sebesar 0,974. Suatu variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach’s alpha > 0,60,
maka dapat disimpulkan bahwa variabel komunikasi interpersonal
kepalasekolah sudah reliabel.

H. Teknik Pengolahan Data


Untuk mengolah data dalam penulisan ini, penulis melakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Editing
Editing adalah proses pengecekan atau memeriksa data yang telah
berhasil dikumpulkan dari lapangan, karena ada kemungkinan data
yang telah dimasukan tidak memenuhi syarat atau tidak dibutuhkan,
tujuan dilakukan editing untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan dan
kekurangan data yang terdapat pada catatan di lapangan50
2. Pengkodeaan
Pengkodean adalah kegiatan setelah tahap editing selesai yang
gunanya untuk memberikan identitas pada data yang telah di edit.
3. Tabulasi
Tabulasi adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan
mengatur angka-angka serta menghitungnya.
4. Mengolah data menggunakan SPSS 2.2

I. Teknik Analisis Data


Data hasil penelitian akan dideskripsikan menggunakan teknik
analisis deskripstif. Untuk menganalisis data yang telah diperoleh selama
penelitian, ada beberapa teknik analisis data yang akan digunakan, yaitu:
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk
50
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan Perhitungan
Manual dan SPSS, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), Cet. 1, h. 86.
45

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data-data yang telah


berhasil terkumpul dari tiap variabel yang diteliti sehingga lebih
mudah dipahami.
Deskripsi data yang digunakan pada penelitian ini, yaitu:
a. Mean, Median, Modus, dan Standar Deviasi
b. Batasan-batasan kategori kecenderungan
1) Rendah = X < Mi – Sdi
2) Sedang = Mi – Sdi < X < Mi + Sdi
3) Tinggi = X > Mi + Sdi
c. Histogram. Histogram merupakan grafik batang yang dibuat
berdasarkan data pada distribusi frekuensi.
d. Tingkat kecenderungan variabel
Kecenderungan masing-masing variabel dilakukan dengan
pengkategorian skor yang diperoleh dari nilai mean dan standar
deviasi dengan pengelompokkan pada 3 kategori seperti sebagai
berikut:
Tabel 3.10 Tingkat Kecenderungan Variabel
No. Skor Nilai Kategori
1. X < (Mi – Sdi) Rendah
2. (Mi – Sdi < X < (Mi + Sdi) Sedang
3. X > (Mi + Sdi) Tinggi

Keterangan:
Mi = Mean
Sdi = Standar Deviasi
X = Skor yang dicapai
Pengukuran tendensi sentral dan perhitungan penyebaran
data diambil dari skor total butir-butir pada kuesioner variabel
komunikasi interpersonal kepala sekolah dan kuesioner variabel
kinerja guru yang diolah menggunakan SPSS versi 22.
46

2. Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui
sebuah variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
dilakukan sebelum pengujian hipotesis.51 Teknik yang akan
digunakan untuk pengujian normalitas data pada penelitian ini
adalah teknik Shapiro-Wilk. Dengan kriteria pengambilan
keputusan sebagai berikut:
1) Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai Sig. > 0,05.
Maka H diterima, artinya sampel data berdistribusi normal.
2) Sebaliknya, jika nilai Sig. < 0,05. Maka H ditolak, artinya
sampel data tidak berdistribusi normal.
b. Uji Linearitas
Menurut Riduwan “Uji linieritas regresi dilakukan untuk
melakukan derajat keeratan hubungan, memprediksi besarnya
arah hubungan itu, serta meramalkan besarnya variabel
dependen jika nilai variabel independen diketahui”.52 Dalam uji
linearitas dapat menggunakan bantuan SPSS Ver.22. dengan
memperhatikan nilai signifikansi, jika Sig. Baris deviation of
linearity > 0,05 maka H diterima, dan sebaliknya jika nilai <
0,05, maka H ditolak.

J. Pengujian Hipotesis
1. Uji Regresi Linear Sederhana
Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan
untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel

51
Budi Susetyo, Statistika untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara Perhitungan
Dengan SPSS dan MS Office Excel, (Bandung: Refika Aditama, 2010), h.144
52
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti pemula,
(Bandung: Alfabeta,2012), Cet. 8, h. 220
47

independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang


digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Adapun rumus regresi
linear sederhana sebagi berikut:
𝐘 = 𝐚 + 𝐛𝐱
Keterangan:
Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
X = Variabel independen
a = Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

2. Uji Parsial (Uji-t)


Menurut Arikunto dalam Alfina, Untuk menguji koefisien
regresi secara parsial guna mengetahui apakah variabel bebas secara
individu berpengaruh terhadap variabel terikat digunakan uji-t.53
Untuk menunjukkan apakah masing-masing variabel
berpengaruh, uji ini dapat menggunakan 2 rumus, yaitu:
a. Membandingkan nilai T dengan T
1) Jika T <T , maka H diterima
2) Jika T >T , maka H ditolak
b. Membandingkan angka probabilitas signifikansi
1) Apabila Sig. > 0,05, maka H diterima
2) Apabila Sig. < 0,05, maka H ditolak
Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan SPSS Ver. 22.
3. Koefisien Determinasi
Koefisien determminasi (R ) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai R yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen

53
Alfina Dewi Ratnasari, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha
Bisnis Online Shop di Kota Samarinda”, e-jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 5, No. 1, 2017, h.123
48

dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai


yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variabelvariabel dependen.54

54
Alfina Dewi Ratnasari, Ibid., h. 123
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Sekolah


1. Profil SMP Al-Amanah
SMP Al-Amanah adalah unit yang pertama dibuka di lingkungan
Yayasan Pondok Pesantren Al-Amanah (sekarang Yayasan Pendidikan Dan
Pondok Pesantren Al-Amanah Al Bantani). Mulai beroperasi pada tahun
pelajaran 1991/ 1992 berdasarkan SK Kepala Kantor Wilayah Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat nomor 572/102/Kep/E/91
tanggal 18 September 1991. Awal tahun pelajaran siswa yang mendaftar di
SMP Al-Amanah ini berjumlah kurang lebih 52 orang dengan jumlah kelas 2
ruangan. Awalnya gedung SMP Al-Amanah ini hanya berisi ruang kelas dan
ruang guru.
Untuk meraih kepercayaan di masyarakat, SMP Al-Amanah mengikuti
akreditasi tahun 1994 dan berhasil meraih status DISAMAKAN berdasarkan
SK KAKNWI DEPDIKBUD Provinsi Jawa Barat: 852/102/Kep/I/94 tanggal
4 November 1994. Teakhir diakreditasi tahun 2011, dengan hasil terakreditasi
A. Sehingga jumlah pendaftar setiap tahun pelajaran selalu bertambah. Hal ini
berarti sekolah diharuskan untuk dapat memfasilitasi ruangan. Pada tahun
1997-2012 karena ruang kelas yang kurang tetapi jumlah peserta didik yang
terus bertambah, maka sekolah memiliki kebijakan untuk jadwal masuk
dibagi menjadi 2 shift yaitu pagi dan siang. Terhitung sejak 2012 keatas, di
SMP Al-Amanah sudah masuk pagi untuk semua jenjang. Dari hanya dua
ruangan kelas, lalu pada tahun 2015-2016 menjadi 18 ruangan kelas. Dan
hingga sekarang menjadi 24 ruangan kelas, dengan setiap jenjangnya
memiliki 8 rombongan belajar.
Awalnya SMP Al-Amanah memadukan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) sekolah yang berada dibawah naungan kementerian
pendidikan dan kebudayaan dan kementrian agama, agar para peserta didik
memilki ilmu pengetahuan umum maupun ilmu pengetahuan agama. Sejak

49
50

adanya kebijakan mengenai pemberlakuan Kurikulum 2013, SMP Al-


Amanah sudah siap untuk menerapkan kebijakan tersebut. Karena dilihat dari
segi sarana dan prasarananya pun sudah memumpuni. Tinjauan dari segi
fasilitas yang tersedia cukup memadai untuk kebutuhan belajar mengajar,
sekolah ini berdiri diatas tanah dengan luas 3350 m². Terdapat ruang lab
komputer, lab bahasa, lab IPA, ruang kesenian, dan perpustakaan. Selain
sarana dan prasarana yang sudah cukup memadai tenaga pendidik dan
kependidikan di SMP Al-Amanah ini pun sebagian besar sudah memiliki
sertifikasi, dan adapun jumlah tenaga pendidik dan kependidikan yaitu
sebanyak 44 orang. Dan terdapat 10 macam ekstrakurikuler yang tersedia di
SMP Al-Amanah, seperti pramuka, paskibra, taekwondo, pencak silat,
marawis, futsal, rohis, angklung, seni musik dan tari, serta tahfizh.

2. Visi dan Misi SMP Al-Amanah


Agar tercapainya tujuan dari suatu lembaga, dapat tertuang dalam visi dan
misi sekolah. Adapun visi-misi SMP Al-Amanah adalah sebagai berikut:
a. Visi
Terwujudnya lulusan SMP Al-Amanah yang religius, cerdas,
modern dan berwawasan lingkungan.
Dengan indikator lulusan SMP Al-Amanah memiliki:
1) Kecerdasan spiritual
2) Kecerdasan intelektual
3) Kecerdasan kinesterik
4) Kecerdasan emosional dan sosial
5) Daya saing dalam prestasi akademik dan non akademik
6) Sikap positif terhadap lingkungan yang sehat, asri, indah dan
nyaman.55
b. Misi
Adapun misi dari SMP Al-Amanah sebagai berikut:

55
Dokumentasi, Profil SMP Al-Amanah Kota Tangerang Selatan, ditulis pada Maret 2023
51

1) Menumbuhkan dan memperkuat keimanan, ketakwaan, akhlak mulia


dan kepribadian yang unggul
2) Mengembangkan kompetensi dan kemandirian di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi
3) Menyelenggarakan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan agar peserta didik dapat mengembangkan
potensi dirinya secara maksimal
4) Menumbuhkan dan memupuk sikap demokratis, empatik, simpatik
dan toleransi terhadap kebhinekaan dalam bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara
5) Menumbuhkan kesadaran terhadap keragaman seni budaya bangsa
dan mengapresiasi dan mengekspresikannya
6) Mewujudkan warga sekolah yang sehat, bugar, berdaya tahan,
terampil dan sigap
7) Menumbuhkan semangat berkompetisi dan bersaing secara sehat dan
sportif
8) Menerapkan manajemen partisipatif dalam pengelolaan sekolah
9) Mewujudkan sekolah sebagai satuan pendidikan yang dapat
dipercaya masyarakat.56
Berdasarkan visi yang tertulis di atas menunjukkan bahwa SMP Al-
Amanah ingin membentuk siswa/i menjadi pribadi yang menerapkan antara
bidang agama dan umum secara selaras. Sekolah ingin menjadikan lulusan
SMP Al-Amanah yang dapat bersaing dengan sekolah lain dalam segala
bidang dengan bimbingan dari para guru yang sudah berkompeten. Untuk
menghasilkan output dari sekolah yang baik, terdapat visi yang harus dicapai
melalui langkah-langkah sekolah yang tertuang dalam misi. Visi dan misi
berjalaan beriringan dan saling melengkapi satu sama lain. Melakukan
inovasi, memberikan kepercayaan kepada masyarakat, melaksanakan
pembelajaran yang aktif, menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman, dan
menumbuhkan jiwa nasionalisme.

56
Dokumentasi, Profil SMP Al-Amanah Kota Tangerang Selatan pada Maret 2023
53

Dari gambar struktur organisasi dapat dijelaskan bahwa SMP Al-


Amanah merupakan sekolah swasta yang berdiri dibawah nauangan Yayasan
Pendidikan dan Pondok Pesantren Al-Amanah Al Bantani. Kepala sekolah
memegang kendali utama di sekolah karena tugas dan fungsi kepala sekolah
sebagai pemimpin, educator, manajer, administrator, supervisor, dan
motivator. Dalam menjalankan tugasnya kepala sekolah dibantu oleh wakil
kepala sekolah bidang kurikulum, kesiswaan, dan sarana prasarana. Untuk
membantu keberlangsungan dalam mengelola organisasi di sekolah, kepala
sekolah juga dibantu oleh staff tata usaha untuk mengurus bagian administrasi
sekolah. Terdapat dewan komite sekolah yang bertugas memberikan
pertimbangan dalam penentuan dan kebijakan pendidikan, dan sebagai
perantara antara pihak sekolah dengan para wali murid. Selanjutnya dalam
kegiatan belajar mengajar, untuk membimbing siswa dari kelas 7 sampai
kelas 9 terdapat wali kelas yang setiap kelasnya memiliki 8 rombel. Guru
sebagai wali kelas berjumlah 18 orang. Dan guru yang lain sebagai guru mata
pelajaran di SMP Al-Amanah. Dari keseluruhan struktur organisasi tersebut
semuanya bertanggung jawab sesuai dengan kompetensi yang dimiliki
terhadap siswa dan sekolah.
Berdasarkan struktur organisasi pada Gambar 4.1 dapat dianalisis
bahwa komunikasi kepala sekolah memiliki hierarki sebagai sistem
komunikasi kepada seluruh tenaga pendidik dan kependidikan. Top
management merupakan jajaran atas struktural organisasi sekolah, dimana
kepala sekolah melakukan komunikasi untuk pengambilan keputusan atau
mengelola kebijakan sekolah. Berdasarkan struktur organisasi tersebut juga
dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah
bersifat vertical yaitu komunikasi yang dilakukan dari atas ke bawah atau
bawah ke atas.
Dalam hal ini aktivitas komunikasi kepala sekolah kepada tenaga
pendidik dapat melakukan monitoring atau pengawasan terhadap tenaga
pendidik secara langsung dengan cakupan waktu tertentu mengingat jumlah
tenaga pendidik yang cukup banyak sehingga untuk mengoptimalkan
54

komunikasi kepala sekolah membutuhkan lebih banyak waktu, kecuali jika


komunikasi dilakukan dalam sebuah pertemuan yang formal seperti rapat
koordinasi kepada tenaga pendidik.

4. Keadaan Guru dan Siswa SMP Al-Amanah


Untuk menunjang kelancaran kegiatan pembelajaran perlu didukung
dengan tenaga pengajar yang mamadai sesuai dengan kebutuhan sekolah. Di
SMP Al-Amanah ini setiap tenaga pengajar, hampir semua mengajar selinier
dengan progam studi yang ditempuh. Tenaga pendidik yaitu guru sangat
berperan penting dalam keberlangsungan kegiatan belajar mengajar agar
tujuan dari sekolah bisa tercapai serta dapat memberikan pelayanan yang
maksimal terhadap siswa dan memuaskan pelanggan yaitu masyarakat
sebagai orang tua siswa.
SMP Al-Amanah mempunyai 36 orang guru yang semuanya sudah S1
dan terdapat beberapa guru sudah S2. Terdapat 16 guru yang sudah sertifikasi
8 orang guru laki-laki dan 8 orang guru perempuan.
Guru sudah terbilang baik dibuktikan dengan pendidikan terakhir guru
yang semuanya sudah sarjana baik itu guru tetap maupun guru tidak tetap
(honorer) dan mayoritas guru mengajar sudah linier antara jenjang pendidikan
dengan mata pelajaran yang diajarkan disekolah, selain itu juga berdasarkan
hasil penelitian sudah hampir semua guru mendapatkan sertifikasi. Hal ini
harus selalu menjadi acuan agar sekolah terus memperhatikan tenaga pengajar
untuk kegiatan belajar mengajar agar terjalin kondusif dan dapat
meningkatkan kinerja guru serta mutu sekolah. Adapun data tenaga pendidik
dan kependidikan SMP Al-Amanah sebagai berikut:
55

Tabel 4.1. Data Guru SMP Al-Amanah


Status Status
No Nama Jabatan Pend Sertifikasi Kepegawaian
Sudah Belum GTT GTY
Drs. H. Oman Kepala
1 S2 √ √
Rohmanudin, MM Sekolah
WK.
2 Drs. H. Nuryaman, S.Ag S1 √ √
Bid.Sapras
3 Drs. Ulul Arkam, M.A Guru S2 √ √
4 Drs. Syaefullah BK S1 √ √
WK.
5 Iyep Sumpena, M.Pd S2 √ √
Bid.Kurikulum
WK.
6 Shodikin, S.Pd S1 √ √
Bid.Kesiswaan
7 Hj. Dede Aslikah, S.Ag Guru S1 √ √
8 Eti Sumiati, S.Sos Guru √ √
9 Fifin Dwi Aryani, S.Pd Guru S1 √ √
10 Bambang Widada, M.Pd Guru S1 √ √
11 Ahmad Husen, S.Ag Guru S2 √ √
12 Siti Maryam, S.Ag Guru S1 √ √
13 Dyah Purwandari, S.Pd Guru S1 √ √
Deasy Mariatul Qibtiyah,
14 Guru S1 √ √
S.Pd
15 Siti Maesaroh, S.Ag Guru S1 √ √
16 Tri Wiyanto, M.Kom Guru S2 √ √
17 Dian Susanti, S.Pd Guru S1 √ √
18 Ngatinem, S.Pd Guru S1 √ √
19 Pujono, S.S Guru S2 √ √
20 Zumrotin, S.Pd Guru S1 √ √
21 Nindita Ardelia, S.Pd Guru S1 √ √
22 Abdul Rohim, S.Pd Guru S1 √ √
23 M. Harry Subagyo, S.Pd Guru S1 √ √
24 Ahmad Bachrudiin, Guru S1 √ √
56

S.Pd.I
25 Novika Kurniasih, S.Pd Guru S1 √ √
26 Nasruddin, S.Pd.I Guru S1 √ √
27 Maria Ulfah, S.Pd Guru S1 √ √
Ranty Eka Rahardiyanti,
28 Guru S1 √ √
S.Pd
29 Siti Nadhiroh, S.Pd.I Guru S1 √ √
Arista Ambar Pratiwi,
30 Guru S1 √ √
S.Pd
31 Eko Suwarsono, S.Sos.I Guru S1 √ √
32 Aprizal, S.Pd Guru S1 √ √
33 Hadi Suari, S.Pd Guru S1 √ √
34 Fitria Sulistiyani, S.Pd Guru S1 √ √
35 Fitrah Mulyana, S.Sos.I Guru S1 √ √
36 Nur Indawati, S.Pd Guru S1 √ √

SMP Al-Amanah memiliki rombongan belajar sebanyak 24, dimana setiap


jenjang memiliki 8 rombongan belajar. Untuk setiap kelas berisi sekitar 35
anak, dan untuk tahun ajaran 2022/2023 satu rombongan belajar berisi 19-20
anak. Adapun penjelasan jumlah peserta didik dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.2. Rombongan Belajar dan Data Siswa SMP Al-Amanah
Keadaan Siswa Jumlah Jumlah
No Kelas
Laki-laki Perempuan Kelas Siswa
1 Kelas VII 93 68 8 161
2 Kelas VIII 77 82 8 159
3 Kelas IX 99 105 8 204
Total 269 255 24 524
Sumber: Data Siswa SMP Al-Amanah Keseluruhan Tahun Ajaran 2022/2023
Berdasarkan data tenaga pendidik dan peserta didik dapat dianalisis
bahwa jumlah keseluruhan tenaga pendidik 36 dengan klasifikasi tenaga
pendidik yang berstatus PNS berjumlah 20 dan honorer 16. Kemudian untuk
57

jumlah keseluruhan peserta didik berjumlah 524. Jika analisis dilakukan


berdasarkan jumlah tenaga pendidik berstatus PNS dengan jumlah
keseluruhan peserta didik dengan rasio menurut Permendiknas yaitu idealnya
1:2 maka dapat ditarik kesimpulan jumlah tenaga pendidik berstatus PNS :
jumlah keseluruhan peserta didik yaitu 20:524. Dengan demikian jumlah
rasio nya yaitu 1:26. Berdasarkan rasio perbandingan antara tenaga pendidik
berstatus PNS dengan peserta didik tersebut dapat digolongkan pada tingkat
“baik”, sehingga dapat dikatakan sehingga dapat dikatakan sebaran guru
terhadap peserta didik oleh masing-masing kelas berlangsung dengan efektif
dan efisien serta SDM Pendidikan yang dikelola dengan baik.

5. Sarana dan Prasarana SMP Al-Amanah


SMP Al-Amanah adalah sekolah dibawah naungan Yayasan Pendidikan
Dan Pondok Pesantren Al-Amanah Al Bantani. Dengan luas gedung 3350 m².
Keadaan sarana dan prasarana yang baik akan mempengaruhi keberhasilan
belajar karena terfasilitasi dengan baik. Seperti yang terjadi di SMP Al-
Amanah, sarana dan prasarananya dalam kondisi yang sangat baik dan layak
untuk digunakan. Ditinjau kondisi sarana dan prasarana ini terbilang baik,
maka akan memudahkan untuk para tenaga pendidik dalam menunjang proses
pembelajaran sehingga kinerja yang mereka hasilkan pun baik. Berikut ini
merupakan data sarana dan prasarana yang ada di SMP Al-Amanah:
Tabel 4.3. Data Sarana dan Prasarana di SMP Al-Amanah

Keadaan
No Jenis Prasarana Jumlah
Baik Tidak Layak
1 Ruang Kelas 24 √
2 Ruang Kepala Sekolah 1 √
3 Ruang Guru 2 √
4 Ruang Tata Usaha 1 √
5 Ruang BK 1 √
6 Ruang Perpustakaan 1 √
7 Ruang Lab. Bahasa 1 √
58

8 Ruang Lab. IPA 1 √


9 Ruang Lab. Komputer 1 √
10 Ruang Kesenian 1 √
11 Ruang Koperasi 1 √
12 Ruang OSIS 1 √
13 Ruang UKS 1 √
14 Aula Serba Guna 1 √
15 Lapangan Olahraga 1 √
16 Kamar Mandi Siswa 6 √
17 Kamar Mandi Guru 2 √
Sumber: Data dari Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
Berdasarkan data sarana dan prasarana sekolah pada Tabel 4.3 dapat
dianalisis bahwa sekolah memiliki sarana dan prasarana yang sangat memadai
untuk proses pembelajaran peserta didik. Berdasarkan data tersebut juga
dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana dapat menunjang kinerja guru
sebab salah-satu kriteria penilaian kinerja guru ada pada indikator fasilitas
sekolah yang memadai proses pembelajaran dan tenaga pendidik juga mampu
memanfaatkan sarana dan prasarana tersebut untuk menjaga stabilitas dan
pengembangan kinerja guru.

B. Deskripsi Data

1. Kinerja Guru (Y)


Kinerja guru diukur dengan menggunakan angket yang disebarkan
kepada responden sebanyak 31 guru. Angket yang telah diisi oleh responden
kemudian diberi skor, diolah lalu dianalisis. Berikut adalah tabel yang
memuat hasil penelitian data kinerja guru.
59

Tabel 4.4. Data Responden Kinerja Guru

RESPONDEN KINERJA GURU


RESPONDEN 1 67
RESPONDEN 2 77
RESPONDEN 3 76
RESPONDEN 4 65
RESPONDEN 5 85
RESPONDEN 6 73
RESPONDEN 7 94
RESPONDEN 8 91
RESPONDEN 9 94
RESPONDEN 10 92
RESPONDEN 11 104
RESPONDEN 12 85
RESPONDEN 13 92
RESPONDEN 14 81
RESPONDEN 15 85
RESPONDEN 16 91
RESPONDEN 17 112
RESPONDEN 18 59
RESPONDEN 19 67
RESPONDEN 20 96
RESPONDEN 21 103
RESPONDEN 22 77
RESPONDEN 23 80
RESPONDEN 24 78
RESPONDEN 25 68
RESPONDEN 26 75
RESPONDEN 27 68
RESPONDEN 28 70
RESPONDEN 29 73
RESPONDEN 30 73
RESPONDEN 31 74
Sumber: hasil olah data penelitian SPSS ver 22, 2023
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah skor angket penelitian
Kinerja Guru dari masing-masing responden.
60

Tabel 4.5. Data Statistik Deskriptif Kinerja guru

Statistics

N Valid 31

Missing 0
Mean 81,45
Median 78,00
a
Mode 73
Std. Deviation 12,853
Range 53
Minimum 59
Maximum 112
Sum 2525

Sumber: hasil olah data penelitian SPSS ver 22, 2023


Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata dari variable Y
adalah 81,45, nilai tengah yang didapatkan sebesar 78,00, nilai yang sering
muncul 73, dan nilai standar deviasi sebesar 12,853 Dan untuk mengetahui
tinggi rendahnya pemberian kompensasi dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a. Perhitungan nilai rata-rata (Mi) dan standar deviasi ideal (Sdi)
Nilai rata-rata ideal (Mi) = 81,45
Standar Deviasi ideal (Sdi) = 12,853
b. Batasan-batasan kategori kecendrungan
1. Rendah = X < Mi – Sdi
= X < 81,45 – 12,853
= X < 68,597
2. Sedang = Mi – Sdi < X < Mi + Sdi
= 81,45 – 12,853 < X < 81,45 + 12,853
= 68,597< X < 94,303
3. Tinggi = X > Mi + Sdi
= X > 81,45 + 12,853
= X > 94,303
61

Berdasarkan ketentuan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai ratarata


kinerja guru (81,45) berada pada kategori sedang. Berikut adalah persentase
hasil angket pada variabel kinerja guru.

Tabel 4.6. Distribusi Frequensi Hasil Angket Kinerja Guru

Kinerja Guru

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 59 1 3,2 3,2 3,2

65 1 3,2 3,2 6,5

67 2 6,5 6,5 12,9

68 2 6,5 6,5 19,4

70 1 3,2 3,2 22,6

73 3 9,7 9,7 32,3

74 1 3,2 3,2 35,5

75 1 3,2 3,2 38,7

76 1 3,2 3,2 41,9

77 2 6,5 6,5 48,4

78 1 3,2 3,2 51,6

80 1 3,2 3,2 54,8

81 1 3,2 3,2 58,1

85 3 9,7 9,7 67,7

91 2 6,5 6,5 74,2

92 2 6,5 6,5 80,6

94 2 6,5 6,5 87,1

96 1 3,2 3,2 90,3

103 1 3,2 3,2 93,5

104 1 3,2 3,2 96,8

112 1 3,2 3,2 100,0

Total 31 100,0 100,0


Sumber: hasil olah data penelitian menggunakan SPSS ver 22, 2023

Jika digambarkan pada diagram batang, akan tergambar sebagai berikut:


63

Tabel 4.7. Data Responden Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah

KOMUNIKASI
RESPONDEN INTERPERSONAL KEPALA
SEKOLAH

RESPONDEN 1 75
RESPONDEN 2 62
RESPONDEN 3 52
RESPONDEN 4 44
RESPONDEN 5 62
RESPONDEN 6 61
RESPONDEN 7 56
RESPONDEN 8 102
RESPONDEN 9 70
RESPONDEN 10 69
RESPONDEN 11 91
RESPONDEN 12 89
RESPONDEN 13 50
RESPONDEN 14 52
RESPONDEN 15 79
RESPONDEN 16 82
RESPONDEN 17 104
RESPONDEN 18 55
RESPONDEN 19 54
RESPONDEN 20 81
RESPONDEN 21 83
RESPONDEN 22 75
RESPONDEN 23 74
RESPONDEN 24 70
RESPONDEN 25 72
RESPONDEN 26 65
RESPONDEN 27 63
RESPONDEN 28 63
RESPONDEN 29 64
RESPONDEN 30 68
RESPONDEN 31 63
Sumber: hasil olah data penelitian menggunakan SPSS ver 22, 2023

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah skor angket penelitian


Kinerja Guru dari masing-masing responden.
64

Tabel 4.8. Data Statistik Deskriptif Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah

Statistics

N Valid 31

Missing 0
Mean 69,35
Median 68,00
Mode 63
Std. Deviation 14,580
Range 60
Minimum 44
Maximum 104
Sum 2150

Sumber: hasil olah data penelitian menggunakan SPSS vers 25, 2023

Dari table di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata dari variabel Y


adalah 69,35 nilai tengah yang didapatkan sebesar 68,00, nilai yang sering
muncul 63, dan nilai standar deviasi sebesar 14,580 Dan untuk mengetahui
tinggi rendahnya pemberian kompensasi dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a. Perhitungan nilai rata-rata (Mi) dan standar deviasi ideal (Sdi)
Nilai rata-rata ideal (Mi) = 69,35
Standar Deviasi ideal (Sdi) = 14,580
b. Batasan-batasan kategori kecendrungan
1. Rendah = X < Mi – Sdi
= X < 69,35 – 14,580
= X < 54,77
2. Sedang = Mi – Sdi < X < Mi + Sdi
= 69,35 – 14,580 < X < 69,35 + 14,580
= 54,77 < X < 83,93
3. Tinggi = X > Mi + Sdi
= X > 69,35 + 14,580
= X > 83,93
65

Berdasarkan ketentuan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata


kinerja guru (69,35) berada pada kategori sedang. Berikut adalah persentase
hasil angket pada variabel kepala sekolah.

Tabel 4.9. Distribusi frekuensi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah.

Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 44 1 3,2 3,2 3,2

50 1 3,2 3,2 6,5

52 2 6,5 6,5 12,9

54 1 3,2 3,2 16,1

55 1 3,2 3,2 19,4

56 1 3,2 3,2 22,6

61 1 3,2 3,2 25,8

62 2 6,5 6,5 32,3

63 3 9,7 9,7 41,9

64 1 3,2 3,2 45,2

65 1 3,2 3,2 48,4

68 1 3,2 3,2 51,6

69 1 3,2 3,2 54,8

70 2 6,5 6,5 61,3

72 1 3,2 3,2 64,5

74 1 3,2 3,2 67,7

75 2 6,5 6,5 74,2

79 1 3,2 3,2 77,4

81 1 3,2 3,2 80,6

82 1 3,2 3,2 83,9

83 1 3,2 3,2 87,1

89 1 3,2 3,2 90,3

91 1 3,2 3,2 93,5

102 1 3,2 3,2 96,8

104 1 3,2 3,2 100,0

Total 31 100,0 100,0


Sumber: hasil olah data penelitian menggunakan SPSS vers 22, 2023
69

Berdasarkan hasil uji linearitas di atas dapat diketahui bahwa nilai


signifikansi pada Deviation From Linearity sebesar 0,083 > 0,05, dapat kita
ketahui jika nilai signifikansi pada tabel lebih besar dari 0,05 atau (0,05 <
sig), maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel terdapat hubungan yang
linear, sehinngga asumsi linearitas terpenuhi.

D. Pengujian Hipotesis

1. Regresi Linear Sederhana


Berikut ini adalah hasil uji regresi linear sederhana dengan
menggunakan SPSS ver.22, yaitu :

Tabel 4.12 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Sederhana


a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 43,833 9,139 4,796 ,000

Komunikasi Interpersonal
,542 ,129 ,615 4,203 ,000
Kepala Sekolah

a. Dependent Variable: Kinerja Guru

Rumus regresi linear sederhana :

Y’ = a + bX

Berdasarkan hasil output di atas, dapat diketahui bahwa:

Y = 43,833 + 0,542 X

Dimana :

Y = Kinerja Guru

X = Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah


70

a. a = angka konstan dari unstandardized coefficients. Dari output di atas


nilainya sebesar 43,833. Ini dapat diartikan jika komunikasi interpersonal
kepala sekolah adalah 43,833 maka mutu lulusan bernilai 43,833.

b. b = angka koefisien regresi. Nilainya sebesar 0,542. Angka ini


mengandung arti bahwa setiap penambahan 1% tingkat Komunikasi
Interpersonal Kepala Sekolah (X), maka Kinerja Guru (Y) akan
meningkat sebesar 0,542.

Karena nilai koefisien regresi bernilai positif (+), maka dengan


demikian dapat dikatakan bahwa Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah
(X) berpengaruh positif terhadap Kinerja Guru (Y). Sehingga persamaan
regresinya adalah Y = 43,833 + 0,542 X.

2. Uji Parsial (Uji t)

Uji hipotesis atau uji pengaruh berfungsi untuk mengetahui apakah


koefisien regresi tersebut signifikan atau tidak. Berdasarkan hasil output
pada Tabel 4.12 diketahui dengan langkah-langkah pengujiannya sebagai
berikut :
a. Membandingkan Thitung dengan Ttabel
1) Penentuan 𝑇 dengan 𝑇
Nilai 𝑇 didapatkan dari hasil output pada tabel 4.12
sebesar 4,203.
2) Penentuan 𝑇
𝑇 dapat dilihat pada tabel statistik dengan nilai
signifikansi 0,05 : 2 = 0,025. Tabel (uji 2 sisi) dengan derajat
kebebasan (df) n-2 yaitu df = 31 -2 = 29, hasil diperoleh untuk
𝑇 sebesar 2,045
3) Kriteria Pengujian
 Apabila 𝑇 < 𝑇 , maka 𝐻 diterima
 Apabila 𝑇 > 𝑇 , maka 𝐻 ditolak
71

4) Kesimpulan
Dapat diketahui bahwa 𝑇 (4,203) > 𝑇 (2,045), maka
𝐻 ditolak. jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
antara komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap
kinerja guru
b. Kriteria Pengujian
1) Nilai signifikansi Nilai signifikansi didapatkan dan hasil output
pada tabel 4.12 sebesar 0,000
2) Kriteria Pengujian
 Apabila sig > α (0,05), maka 𝐻 diterima dan 𝐻 ditolak
 Apabila sig < α (0,05), maka 𝐻 ditolak dan 𝐻 diterima
3) Kesimpulan
Dapat diketahui bahwa nilai sig (0,000 < α (0,05), maka 𝐻
ditolak dan 𝐻 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh secara signifikan antara komunikasi
interpersonal kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru.
3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi dipakai untuk memprediksi seberapa besar
kontribusi pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Di
bawah ini merupakan hasil pengujian menggunakan SPSS ver.22, yaitu :

Tabel 4.13. Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 ,615 ,379 ,357 10,305

a. Predictors: (Constant), Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah

Sumber: hasil olah data penelitian menggunakan SPSS vers 22, 2023

Dari hasil output di atas, diketahui nilai koefisien determinasi (R Square)


sebesar 0,379 (nilai 0,379 adalah pengkuadratan dari koefisien korelasi atau
R, yaitu 0,615 x 0, 615 = 0,379). Angka tersebut mengandung arti bahwa
72

komunikasi interpersonal kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru


sebesar 37,9%. Sedangkan sisanya 100% - 37,9% = 62,1% dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak diteliti.

E. Pembahasan dan Hasil Penelitian


Hasil penelitian ini membuktikan adanya pengaruh sebesar 37,9% antara
komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMP Al-
Amanah Kota Tangerang Selatan. Dengan demikian dari hasil perhitungan data
yang diperoleh dari lapangan, terlihat adanya pengaruh antara komunikasi
interpersonal kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMP Al-Amanah
Kota Tangerang Selatan. Masih ada beberapa faktor lain yang tidak penulis teliti
yang dapat mempengaruhi kinerja guru.
Untuk mengetahui arah hubungan antara variabel X dengan variabel Y
apakah positif atau negatif, maka dilakukan uji regresi linear sederhana. Dari hasil
penelitian, koefisien regresi memperoleh nilai sebesar 0,542 yang menunujukkan
nilai koefisien regresi bernilai positif (+). Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa Komunikasi interpersonal Kepala Sekolah (X) berpengaruh positif
terhadap Kinerja Guru (Y). Sehingga persamaan regresinya adalah Y = Y =
43,833 + 0,542 X
Kemudian dapat dilihat pada pengujian statistik (uji t), hasil nilai 𝑇
sebesar 4,203 dan > 𝑇 sebesar 2,045, dengan signifikansi sebesar 0,000.
Dengan kriteria pengujian jika 𝑇 >𝑇 dan jika signifikansi < α (0,05),
maka Ho ditolak. Sehingga terdapat pengaruh yang signifikan antara komunikasi
interpersonal kepala sekolah terhadap kinerja guru.
Menurut Miftah Thoha dalam buku Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan
Aplikasinya ada lima hal yang mampu menjadikan komunikasi interpersonal
berjalan secara efektif yaitu keterbukaan, empati, dukungan, kepositifan,
kesamaan. Apabila lima hal tersebut dilakukan oleh kepala sekolah maka akan
berdampak pada kinerja guru.
73

Pelaksanaan pembelajaran yang kondusif akan membantu mencapai tujuan


dalam pembelajaran itu sendiri. Faktor komunikasi tidak bisa dipungkiri menjadi
salahsatu dasar untuk melakukan pekerjaan yang efektif. Guru sebagai tenaga
pendidik memerlukan perhatian dan bimbingan dari pimpinan sekolah agar dapat
meningkatkan kualitas kinerjanya. Maka dari itu komunikasi interpersonal kepala
sekolah kepada guru bisa membantu menjaga kinerjanya agar tetap stabil.
Dengan demikian, berdasarkan hasil perhitungan data yang diperoleh dari
lapangan terlihat pengaruh yang signifikan antara komunikasi interpersonal kepala
dengan kinerja guru di SMP Al-Amanah Kota Tangerang Selatan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data pengaruh komunikasi interpersonal
kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Al-Amanah Kota Tangerang
Selatan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Kinerja Guru SMP Al-Amanah Kota Tangerang Selatan berdasarkan data
statistik deskriptif diperoleh angka rata-rata 81,45, kemudian diukur oleh
batasan kecenderungan variabel ada pada kategori sedang yaitu diantara
68,59 – 94,30. Maka dapat disimpulkan keadaan kinerja guru cukup baik.
2. Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah SMP Al-Amanah Kota
Tangerang Selatan berdasarkan data statistik deskriptif diperoleh angka
rata-rata 69,35, kemudian diukur oleh batasan kecenderungan variabel
ada pada kategori sedang yaitu diantara 54,77 – 83,93. Maka dapat
disimpulkan komunikasi interpersonal kepala sekolah cukup baik.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara komunikasi interpersonal
kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Al-Amanah Kota Tangerang
Selatan dengan nilai koefisien regresi bernilai positif, nilai kontribusi
sebanyak 0,379. Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh komunikasi
interpersonal kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Al-Amanah
Kota Tangerang Selatan sebesar 37,9%.

Berdasarkan temuan-temuan tersebut, kinerja guru dapat


ditingkatkan melalui penerapan komunikasi interpersonal kepala sekolah
secara baik. Semakin baik komunikasi interpersonal kepala sekolah kepada
guru semakin meningkat juga kinerja guru. Begitupun sebaliknya, semakin
buruk komunikasi interpersonal kepada sekolah kepada guru maka semakin
menurun juga kinerja guru di sekolah.

74
75

B. Saran
Berdasarkan temuan dan kesimpulan hasil penelitian, maka dapat
peneliti sampaikan saran sebagai berikut:
1. Bagi kepala SMP Al-Amanah Kota Tangerang Selatan, sebaiknya
meningkatkan kualitas komunikasi interpersonal kepada guru supaya
kinerja guru semakin bagus.
2. Bagi guru SMP Al-Amanah Kota Tangerang Selatan, sebaiknya dapat
meningkatkan kinerja guru melalui penerapan strategi belajar yang
lebih menarik dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA

A Supratiknya. 1995. Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis. Yogyakarta:


Kanisius.
Ali Mudhlofir. 2012. Pendidik Profesional Konsep, Strategi, dan Aplikasi dalam
Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia. Jakarta, PT Raja Grafindo
Persada.
Arikunto, Suharsimi. 2 0 1 0. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Caterin, Widya, Nia Budiana, Sri Aju Indrowaty. 2019. Etika Profesi
Pendidikan Generasi Milenial 4.0. Malang: UB Press.
E. Mulyasa. 2009. Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Fathurrohman, Pupuh dan Aa Suryana. 2012. Guru Profesional. Bandung: PT
Refika Aditama.
Harapan, Edi dan Syarwani Ahmad. 2014. Komunikasi Antarpribadi: Perilaku
Insani Dalam Organisasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Hardjana, Agus M. 2003. Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal.
Yogyakarta: Kanisius.
James H. Stronge, Dkk. 2013. Kualitas Kepala Sekolah yang Efektif. Jakarta: PT
Indeks.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2013. Manajemen Sumber daya Manusia
Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Moeheriono. 2012. Indikator Kinerja Utama (IKU). Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Moeheriono. 2014. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Muhammad, Arni. 1995. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyana, Deddy. 2016. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional
76
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan
Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana.
PERMEN RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
snp.kemenag.go.id/pai/file/dokumen/snpPERMENNo.19Tahun2005.pdf-
tanggal 11-04-2018.
Priansa, Donni Juni. 2014. Kinerja dan Profesionalisme Guru. Bandung:
Alfabeta.
Qolbi, Ade Ifroh. 2013. Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal dengan Iklim
Organisasi di SDN 034 Samarinda, Jurnal Ilmu Komunikasi Universitas
Mulawarman.
Rachmawati, Tutik dan Daryanto. 2013. Penilaian Kinerja Profesi Guru dan
Angka Kreditnya. Yogyakarta, Gava Media
Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
pemula. Bandung: Alfabeta.
Ratnasari, Alfina Dewi. 2017. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Keberhasilan Usaha Bisnis Online Shop di Kota Samarinda”, e-jurnal
Administrasi Bisnis, Vol. 5, No. 1.
Riska Dkk. 2017. “Komunikasi Antarpribadi dalam Menciptakan Harmonisasi
(Suami Istri) Keluarga di Desa Sagea Kabupaten Halmahera Tengah”, E-
journal Acta Diurna, Vol. 6 No. 2.
Roudhonah. 2007. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press.
Rusman. 2016. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Saondi, Ondi dan Aris Suherman. 2010. Etika Profesi Keguruan. Bandung: PT
Refika Aditama.
Sihabudin, Ahmad. 2011. Komunikasi Antarbudaya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.

77
Slameto. 2010. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rinneka Cipta.
Soyomukti, Nurani. 2010. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suparman. 2019. Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Guru (Sebuah Pengantar
Teoritik), (Ponorogo: Penerbit Uwais Indonesia.
Suprihatiningrum, Jamil. 2016. Guru Profesional. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Suranto Aw. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Susanto, Ahmad. 2016. Manajemen Peningkatan Kinerja Guru. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Susetyo, Budi. 2010. Statistika untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara
Perhitungan Dengan SPSS dan MS Office Excel. Bandung: Refika Aditama.
Syukur, Fatah. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan. Semarang:
PT. Pustaka Riski Putra.
Thoha, Miftah. 2008. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Uha, Ismail Nawawi. 2013. Budaya Organisasi Kepemimpian & Kinerja. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
Uno, Hamzah B dan Nina Lamatenggo. 2012. Teori Kinerja dan Pengukurannya.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Zamroni, Muhammad. 2010. Filsafat Komunikasi: Pengantar Ontologis,
Epistemologis, Aksiologis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

78
LAMPIRAN – LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 (UJI COBA INSTRUMEN)

Instrumen Kinerja Guru

Petunjuk:
1. berilah tanda ceklis (√) pada kolom alternatif jawaban yang tersedia
sesuaidengan penilaian anda.
2. Jawaban yang anda berikan tidak bersifat benar – salah, jawab
sesuaidengan keadaanya yang sebenarnya.
3. Usahakan agar semua nomor terjawab dan tidak ada yang
terlewatkan.
4. Terimakasih atas partisipasi anda
Keterangan
alternatif jawaban:

SS: Sangat Sering


SR: Sering
JR: Jarang – jarang
P : Pernah
TP: Tidak Pernah

No Pernyataan SS SR JR P TP
1 Saya menyusun RPP sendiri
untuk mata pelajaran yang
saya ampu

2 RPP yang saya susun sesuai


dengan rambu-rambu
penyusunan RPP
3 Saya mampu menyusun RPP
yang baik/benar

4 Saya menyusun sendiri


program tahunan/semesteran

5 Saya menyusun program


tahunan sesuai dengan rambu-
rambu penyusunan program
tahunan/semesteran
6 Saya mampu menyusun
program tahunan/semesteran
dengan baik/benar

7 Saya menentukan KKM


sendiri tanpa intervensi kepala
sekolah

8 Saya menentukan KKM


sesuai dengan intake siswa

9 Saya merumuskan KKM


berdasarkan daya dukung
yang dimiliki sekolah

10 Saya menentukan media pada


setiap materi yang
diajarkan

11 Saya memilih media


pembelajaran sesuai dengan
karakter peserta didik
12 Saya memilih media
pembelajaran sesuai dengan
materi yang di ajarkan

13 Saya dapat menerangkan


setiap materi dengan baik

14 Saya mampu menjawab


persoalan/pertanyaan siswa
pada materi pembelajaran

15 Saya mampu menghubungkan


materi yang diajarkan dengan
materi-materi yang relevan

16 Saya memanfaatkan buku


paket yang sesuai tuntutan
kompetensi

17 Saya menggunakan internet


untuk memperkaya wawasan

18 Saya meminta siswa untuk


mencari bahan materi melalui
internet dan sumber lainnya

19 Saya menggunakan lebih dari


2 metode/teknik
pemebelajaran dalam setiap
pembelajaran
20 Saya menggunakan
metode/teknik sesuai dengan
materi pelajaran
21 Saya menggunakan
Metode/teknik sesuai dengan
karekteristik peserta didik

22 Saya merasa enjoy dalam


menggunakan berbagai
metode

23 Saya merasa seluruh peserta


didik menikmati kegiatan
pembelajaran yang saya
lakukan
24 Dalam setiap pembelajaran
seluruh siswa aktif
melaksanakan pembelajaran

25 Saya memberi tugas


individu/kelompok sesuai
kebutuhan materi pelajaran

26 Saya memberi tugas kepada


peserta didik yang dapat
menambah pengetahuan dan
wawasan mereka
27 Saya memberikan tugas
remedial hanya kepada siswa
yang belum mencapai
kompetensi
28 Saya memberikan tugas yang
bersifat pengayaan hanya
kepada siswa yang mencapai
kompetensi
29 Saya secara berkala mengubah
tempat duduk siswa agar
mudah
berinteraksi/berkomunikasi
30 Saya mengatur tempat duduk
siswa agar dapat bergerak
bebas

31 Saya mengatur tempat duduk


siswa agar siswa mudah
mengakses sumber/alat
pembelajaran
32 Saya menata hasil kerja atau
hasil eksperimen siswa dikelas

33 Saya menata peralatan/media


belajar agar nampak indah

34 Saya selalu mengingatkan


siswa membuang sampah
pada tempatnya

35 Saya memastikan kepada


siswa supaya menghapus
papan tulis sebelum dan
setelah pelajaran
36 Saya memastikan ruang kelas
dalam keadaan bersih
sebelum/setelah pelajaran

37 Saya memastikan selama


proses pembelajaran ruangan
dalam kondisi nyaman/cukup
udara
38 Saya memastikan selama
proses pembelajaran
pencahayaan sesuai kebutuhan
39 Saya membuat kelompok
diskusi dengan adil

40 Saya membuat kelompok


diskusi dengan berimbang
Kemampuan

41 Saya memastikan setiap anak


berkerjasama disetiap
kelompok

42 Saya memeriksa kerapian


siswa sebelum masuk kelas

43 Saya memberikan teguran


kepada siswa yang melanggar
aturan

44 Saya masuk keluar kelas tepat


waktu

45 Saya mengawasi setiap siswa


didalam kelas selama proses
pembelajaran

46 Saya menggunakan instrumen


penilaian proses selama
pembelajaran

47 Saya menggunakan hasil


penilaian proses untuk bahan
pertimbangan prestasi siswa
48 Saya menyusun soal/test
sesuai dengan indicator

49 Saya mengadakan test dengan


pengawasan yang ketat

50 Saya menggunakan hasil test


sebagai pertimbangan tindak
lanjut

51 Saya melakukan test sesuai


dengan materi yang telah
disampaikan

Instrumen Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah

No Pernyataan SS SR JR P TP
1 Kepala sekolah memberikan
kesempatan kepada guru
untuk melakukan penilaian
kepemimpinan kepala
sekolah
2 Kepala sekolah memberikan
kesempatan kepada guru
untuk menyatakan gagasan
atau perasaannya dalam
setiapberkomunikasi

3 Kepala sekolah menerima


saran dan kritik dari guru
dengan senang hati
4 Kepala sekolah tidak
bersangka buruk kepada
guru yang memberi saran

5 Kepala sekolah bersedia


membantu guru yang
mengalami kesulitan dalam
pembelajaran

6 Kepala sekolah bersedia


membantu guru yang
mengalami kesulitan dalam
pengembangan karier

7 Kepala sekolah tidak


mengumbar
kekurangan/kelemahan guru

8 Kepala sekolah
menciptakan suasana
kekeluargaan di lingkungan
sekolah

9 Kepala sekolah berusaha


menjadi pendengar yang
baik dalam berkomunikasi

10 Kepala sekolah memberikan


tanggapan terhadap keluhan
guru

11 Kepala sekolah mampu


memberikan solusi yang
bermanfaat bagi guru

12 Kepala sekolah memberikan


kesempatan guru mengikuti
workshop untuk
meningkatkan kinerja guru
13 Kepala sekolah memberikan
izin bagi guru yang ingin
studi lanjut

14 Kepala sekolah menunjukan


sikap empati kepada guru
yang terkena musibah

15 Kepala sekolah senantiasa


menunjukan minat terhadap
masalah yang dihadapi guru

16 Kepala sekolah berusaha


menjadi pendengar yang
baik bagi guru yang
berkeluh kesah
17 Kepala sekolah
menampilkan sikap
semangat dalam
berkomunikasi

18 Kepala sekolah tidak


nampak terpaksa dalam
berkomunikasi

19 Kepala sekolah mampu


menjaga rahasia guru

20 Guru merasa nyaman


berkomunikasi dengan
kepala sekolah, karena
mengganggap kepala
sekolah mampu menjaga
rahasia

21 Kepala sekolah merasa


nyaman berkomunikasi
dengan guru, karena
menganggap guru dapat
menjaga rahasia
22 Kepala sekolah tidak
membeda-bedakan guru
dalam berkomunikasi

23 Kepala sekolah mengayomi


semua guru tanpa melihat
jabatan

24 Kepala sekolah mengayomi


semua guru tanpa
membedakan jenis kelamin

25 Kepala sekolah memberi


kesempatan setiap guru
untuk maju

26 Kepala sekolah memberikan


bimbingan kepada guru
yang membutuhkan
27 Kepala sekolah menghargai
karya guru

28 Kepala sekolah tidak


meremehkan kinerja guru

29 Kepala sekolah mau


mendengarkan
pendapat/gagasan dari guru
30 Kepala sekolah tidak
mencela pembicaraaan guru
yang sedang memberikan
pendapat

31 Kepala sekolah memberikan


reward/penghargaan bagi
guru berprestasi
32 Kepala sekolah meminta
guru menyampaikan ide,
gagasan, pendapatnya
dalam setiap rapat

33 Kepala sekolah menghargai


pendapat/gagasan guru
walaupun tidak sesuai
34 Kepala sekolah mendukung
guru untuk studi lanjut

35 kepala sekolah mendukung


guru untuk mengikuti
event-event profesi/ilmiah

36 Kepala sekolah tidak


bertele-tele/basa-basi dalam
berkomunikasi

37 Kepala sekolah
menyesuaikan intonasi
komunikasi sesuai dengan
keadaan

38 Kepala sekolah
menyesuaikan bahasa yang
digunakan dengan lawan
bicara/pihak yang diajak
komunikasi
39 Kepala sekolah memastikan
bahwa pesan yang
disampaikan dapat
dimengerti

40 Kepala sekolah
menanyakan kembali
apakah pesan dapat
dimengerti
41 Kepala sekolah
menggunakan intonasi yang
tepat dalam berkomunikasi

42 Kepala sekolah
menggunakan dinamika
yang tepat dalam
berkomunikasi

43 Kepala sekolah memilih


diksi/bahasa yang mudah
dalam berkomunikasi
LAMPIRAN 2 (INSTRUMEN PENELITIAN)

Instrumen Kinerja Guru


Nama :
Mata Pelajaran :
Petunjuk:
5. berilah tanda ceklis (√) pada kolom alternatif jawaban yang tersedia
sesuaidengan penilaian anda.
6. Jawaban yang anda berikan tidak bersifat benar – salah, jawab
sesuaidengan keadaan yang sebenarnya.
7. Usahakan agar semua nomor terjawab dan tidak ada yang
terlewatkan.
8. Terimakasih atas partisipasi anda
Keterangan alternatif Jawaban:

SS : Sangat Sering
SR : Sering
JR : Jarang – jarang
P : Pernah
TP : Tidak Pernah
No Pernyataan SS SR JR P TP
1 Saya menyusun RPP sendiri untuk mata pelajaran yang
saya ampu
2 RPP yang saya susun sesuai dengan format yang berlaku
di sekolah
3 Saya mampu menyusun RPP yang baik/benar
4 Saya menyusun sendiri program tahunan/semesteran
5 Saya menyusun program tahunan/semesteran sesuai
dengan ketentuan penyusunan program di sekolah
6 Saya menyusun program tahunan/semesteran dengan baik
dan benar
7 Kepala sekolah memberikan kebebasan kepada guru
untuk menentukan KKM
8 Saya menentukan KKM berdasarkan kemampuan rata-
rata siswa
9 Saya menentukan media pada setiap materi yang
diajarkan
10 Saya memilih media pembelajaran sesuai dengan karakter
peserta didik
11 Saya memilih media pembelajaran sesuai dengan materi
yang di ajarkan
12 Saya dapat menerangkan setiap materi dengan baik
13 Saya mampu menjawab persoalan/pertanyaan siswa pada
materi pembelajaran
14 Saya mampu menghubungkan materi pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari siswa
15 Saya menggunakan buku paket sesuai dengan pencapaian
pembelajaran
16 Saya menggunakan buku bacaan fiksi, majalah, dan koran
sebagai sumber belajar
17 Saya memanfaatkan film sebagai sumber belajar yang
menghibur
18 Saya menggunakan lebih dari 2 metode/teknik
pembelajaran dalam setiap pembelajaran
19 Saya menggunakan metode/teknik sesuai dengan materi
pelajaran
20 Saya menggunakan Metode/teknik sesuai dengan
karekteristik siswa
21 Saya merasa enjoy dalam menggunakan berbagai metode
22 Siswa merasa senang dengan metode yang saya gunakan
23 Dalam setiap pembelajaran seluruh siswa aktif
berpartisipasi melaksanakan pembelajaran
24 Saya memberi tugas individu/kelompok sesuai kebutuhan
materi pelajaran
25 Saya memberikan tugas kepada siswa sesuai dengan
kemampuan siswa
26 Saya memberikan tugas tambahan kepada siswa yang
belum mencapai KKM
27 Saya memberikan tugas pengayaan hanya kepada siswa
yang belum mencapai KKM
28 Saya memastikan tempat duduk siswa memudahkan
untuk berinteraksi/berkomunikasi
29 Saya memastikan tata letak tempat duduk agar siswa
dapat bergerak bebas
30 Saya mengatur tempat duduk siswa agar siswa mudah
mengakses sumber/alat pembelajaran
31 Saya menata peralatan/media belajar agar nampak indah
32 Saya selalu mengingatkan siswa membuang sampah pada
tempatnya
33 Saya memastikan siswa membersihkan papan tulis
sebelum dan setelah pelajaran
34 Saya memastikan ruang kelas dalam keadaan bersih
sebelum/setelah pelajaran
35 Saya memastikan selama proses pembelajaran ruangan
dalam kondisi nyaman/cukup udara
36 Saya memastikan selama proses pembelajaran
pencahayaan sesuai kebutuhan
37 Saya membuat kelompok diskusi dengan adil
38 Saya membuat kelompok diskusi dengan berimbang
kemampuan
39 Saya memastikan setiap anak berkerjasama disetiap
kelompok
40 Saya memeriksa kerapian siswa sebelum memulai
pembelajaran
41 Setiap siswa yang melanggar aturan mendapatkan
pembinaan sesuai ketentuan sekolah
42 Saya masuk dan keluar kelas tepat waktu
43 Saya mengawasi setiap siswa didalam kelas selama proses
pembelajaran
44 Saya menggunakan instrumen penilaian proses selama
pembelajaran
45 Saya menggunakan hasil penilaian proses untuk bahan
pertimbangan prestasi siswa
46 Saya menyusun soal/test sesuai dengan indikator
47 Saya mengadakan test dengan pengawasan yang ketat
48 Saya menggunakan hasil test sebagai pertimbangan tindak
lanjut
Instrumen Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah

No Pernyataan SS SR JR P TP
1 Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guru
untuk melakukan penilaian kepemimpinan kepala sekolah
2 Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guru
untuk menyatakan gagasan atau perasaannya dalam setiap
berkomunikasi
3 Kepala sekolah menerima saran dan kritik dari guru
dengan senang hati
4 Kepala sekolah tidak bersangka buruk kepada guru yang
memberi saran
5 Kepala sekolah bersedia membantu guru yang mengalami
kesulitan dalam pembelajaran
6 Kepala sekolah bersedia membantu guru yang mengalami
kesulitan dalam pengembangan karier
7 Kepala sekolah tidak mengumbar kekurangan/kelemahan
guru
8 Kepala sekolah menciptakan suasana kekeluargaan di
lingkungan sekolah
9 Kepala sekolah berusaha menjadi pendengar yang baik
dalam berkomunikasi
10 Kepala sekolah memberikan tanggapan terhadap keluhan
guru
11 Kepala sekolah mampu memberikan solusi yang
bermanfaat bagi guru
12 Kepala sekolah memberikan kesempatan guru mengikuti
workshop untuk meningkatkan kinerja guru
13 Kepala sekolah memberikan izin bagi guru yang ingin
studi lanjut
14 Kepala sekolah menunjukan sikap empati kepada guru
yang terkena musibah
15 Kepala sekolah senantiasa menunjukan minat terhadap
masalah yang dihadapi guru
16 Kepala sekolah berusaha menjadi pendengar yang baik
bagi guru yang berkeluh kesah
17 Kepala sekolah menampilkan sikap semangat dalam
berkomunikasi
18 Kepala sekolah tidak nampak terpaksa dalam
berkomunikasi
19 Kepala sekolah mampu menjaga rahasia guru
20 Guru merasa nyaman berkomunikasi dengan kepala
sekolah, karena mengganggap kepala sekolah mampu
menjaga rahasia
21 Kepala sekolah merasa nyaman berkomunikasi dengan
guru, karena menganggap guru dapat menjaga rahasia
22 Kepala sekolah tidak membeda-bedakan guru dalam
berkomunikasi
23 Kepala sekolah mengayomi semua guru tanpa melihat
jabatan
24 Kepala sekolah mengayomi semua guru tanpa
membedakan jenis kelamin
25 Kepala sekolah memberi kesempatan setiap guru untuk
maju
26 Kepala sekolah memberikan bimbingan kepada guru yang
membutuhkan
27 Kepala sekolah menghargai karya guru
28 Kepala sekolah selalu mengapresiasi kinerja guru
29 Kepala sekolah mau mendengarkan pendapat/gagasan
dari guru
30 Kepala sekolah tidak menyela pembicaraaan guru yang
sedang memberikan pendapat
31 Kepala sekolah memberikan reward/penghargaan bagi
guru berprestasi
32 Kepala sekolah meminta guru menyampaikan ide,
gagasan, pendapatnya dalam setiap rapat
33 Kepala sekolah menghargai pendapat/gagasan guru
walaupun tidak sesuai
34 Kepala sekolah mendukung guru untuk studi lanjut
35 kepala sekolah mendukung guru untuk mengikuti event-
event profesi/ilmiah
36 Kepala sekolah tidak bertele-tele/basa-basi dalam
berkomunikasi
37 Kepala sekolah menyesuaikan intonasi komunikasi sesuai
dengan keadaan
38 Kepala sekolah menyesuaikan bahasa yang digunakan
dengan lawan bicara/pihak yang diajak komunikasi
39 Kepala sekolah memastikan bahwa pesan yang
disampaikan dapat dimengerti
40 Kepala sekolah menanyakan kembali apakah pesan dapat
dimengerti
41 Kepala sekolah menggunakan intonasi yang tepat dalam
berkomunikasi
42 Kepala sekolah menggunakan dinamika yang tepat dalam
berkomunikasi
43 Kepala sekolah memilih diksi/bahasa yang mudah dalam
berkomunikasi
LAMPIRAN 3 ( TABEL PENENTUAN JUMLAH SAMPEL ISAAC DAN MICHAEL)
LAMPIRAN 4 ( T TABEL)
LAMPIRAN 5 ( SURAT BIMBINGAN SKRIPSI)
LAMPIRAN 6 ( SURAT IZIN PENELITIAN)

Anda mungkin juga menyukai