Anda di halaman 1dari 162

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP

KINERJA GURU DI SMA NEGERI 1 TIRTAYASA SERANG BANTEN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Anisa

NIM 11190182000014

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2023
ABSTRAK

Anisa (11190182000014), Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru


di SMA Negeri 1 Tirtayasa Serang Banten. Skripsi Program Strata Satu (S-1)
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2023.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah


Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 1 Tirtayasa Serang Banten. Penelitian ini bersifat
kuantitatif dengan pendekatan analisis linear regresi. Penelitian ini menggunakan probability
sampling dengan jenis sampel acak sederhana (Simple Random Sampling) dimana
populasinya adalah guru SMA Negeri 1 Tirtayasa. Sampel yang digunakan sebanyak 31
Responden. Data dikumpulkan menggunakan angket, wawancara, dan studi dokumen.
Angket digunakan sebagai pengumpulan data utama, sedangkan wawancara dan studi
dokumen hanya sebagai teknik pelengkap dalam pengumpulan data.
Berdasarkan pengolahan data hasil perhitungan SPSS Vers. 22. Pada pengujian
statistik uji T, hasil nilai Thitung sebesar 2,312 dan Ttabel sebesar 2,045 dengan signifikansi
sebesar 0,028. Dengan kriteria pengujian Thitung>Ttabel dan jika signifikansi < ɑ (0,05)
maka H0 ditolak. Sehingga terdapat pengaruh yang signifikan antara pengaruh supervisi
kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Tirtayasa.
Pada perhitungan keofisien determinasi diketahui pengaruh supervisi kepala sekolah
terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Tirtayasa Serang Banten sebesar 0,156 (15,6%)
sedangkan sisanya 84,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian
ini. Dari perhitungan tersebut maka terdapat pengaruh positif antara supervisi kepala sekolah
terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Tirtayasa Serang Banten.

Kata Kunci: Supervisi Kepala Sekolah, Kinerja Guru.

i
ABSTRACT

Anisa (11190182000014), The Effect of Principal Supervision on Teacher Performance at


SMA Negeri 1 Tirtayasa Serang Banten. Thesis for Undergraduate Program (S-1) Faculty
of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta,
2023.
This study aims to determine the Effect of Principal Supervision on Teacher
Performance at SMA Negeri 1 Tirtayasa Serang Banten. This research is quantitative with a
linear regression analysis approach. This study uses probability sampling with a simple
random sample (Simple Random Sampling) where the population is SMA Negeri 1 Tirtayasa
teachers. The sample used was 31 respondents. Data was collected using questionnaires,
interviews, and document studies. Questionnaires are used as the main data collection, while
interviews and document studies are only used as complementary techniques in data
collection.
Based on data processing results of calculations SPSS Vers. 22. In the statistical test
of the T test, the results of the Tcount value are 2.312 and the Ttable is 2.045 with a
significance of 0.028. With the test criteria Tcount>Ttable and if the significance is < ɑ
(0.05) then H0 is rejected. So that there is a significant influence between the influence of the
principal's supervision on teacher performance at SMA Negeri 1 Tirtayasa.
In the calculation of the efficiency of determination, it is known that the influence of
the principal's supervision on teacher performance at SMA Negeri 1 Tirtayasa Serang
Banten is 0.156 (15.6%) while the remaining 84.4% is influenced by other variables not
included in this study. From these calculations, there is a positive influence between the
principal's supervision on teacher performance at SMA Negeri 1 Tirtayasa Serang Banten.

Keywords: Principal Supervision, Teacher Performance

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi persyaratan untuk dapat memperoleh
gelar sarjana strata satu pada program studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat beserta salam
semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan
para pengikut ajaran Islam sampai akhir zaman.
Dengan pertolongan Allah dan usaha yang bersungguh-sungguh penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja
Guru di SMA Negeri 1 Tirtayasa Serang Banten.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan, kelemahan dan
masih jauh dari kesempurnaan. Namun demikian penulis berharap semoga dengan adanya
skripsi ini mudah-mudahan dapat membawa manfaat sebagai bahan pertimbangan dan
khazanah ilmu pengetahuan.
Skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak,melalui
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Asep Saepudin Jahar MA Ph.D, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Siti Nurul Azkiyah M.Sc.,Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Mu’arif SAM, M.Pd. Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. H. Mahsusi, M.M. Dosen Pembimbing I, yang telah meluangkan waktu,
tenaga dan pikirannya dalam membantu, membimbing, mengarahkan, memotivasi
penulis dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
5. Dr. Faizah, M.Pd. Dosen Pembimbing II, yang telah meluangkan waktu, tenaga
dan pikirannya dalam membantu, membimbing, mengarahkan, memotivasi
penulis dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
6. Dr. Jejen Musfah, M.A. Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing penulis selama menjalani perkuliahan.
7. Dr. Siti Nurhasanah, M.Pd. Dosen Penguji I, yang telah meluangkan waktu,
tenaga dan pikirannya dalam membantu, membimbing, mengarahkan, memotivasi
iii
penulis dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
8. Dr. Khalilah, M.Pd. Dosen Penguji II, yang telah meluangkan waktu, tenaga dan
pikirannya dalam membantu, membimbing, mengarahkan, memotivasi penulis
dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Manajemen Penddikan yang telah
mendidik, membimbing, dan memotivasi serta memberikan pelayanan yang baik
kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
10. Ibu Kusmiati, S.Pd, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Tirtayasa yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dan
membantu dalam penyebaran angket kepada rekan-rekan guru SMA Negeri 1
Tirtayasa.
11. Bapak Hafid Mahfudi, S.Pd, M.Pd, selaku Wakasek Kurikulum SMA Negeri 1
Tirtayasa yang telah banyak membantu menyebar angket kepada kepala dan
dewan guru SMA Negeri 1 Tirtayasa dan memberikan arahan kepada penulis
dalam proses penelitian.
12. Ibu Suhriyah, S.Ag, M.Pd, selaku Wakasek Humas yang telah banyak membantu
dan memberikan arahan kepada penulis dalam proses penelitian.
13. Seluruh Guru dan Staff SMA Negeri 1 Tirtayasa yang telah membantu,
membimbing, mengarahkan, memotivasi dan memberikan do’a, dukungan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
14. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Masim dan Ibunda Nurdiyah atas segala
ridho, do’a, kasih sayang, kesabaran, motivasi, nasehat, serta dukungan moral dan
materil. Hingga tak mudah menggambarkan seberapa besar perjuangannya yang
telah diberikan kepada penulis. Sehingga perjuangan dan pengorbanan yang telah
diberikan penulis tidak dapat dituliskan dan disampaikan dengan kata-kata.
15. Seluruh adik penulis, Ilham, Mariyam, Aminah, yang telah memberikan
kehangatan di rumah dan memberikan semangat untuk segera menyelesaikan
skripsi ini.
16. Seluruh penghuni kosan H. Eem, Riska, Ika, Silna, Sasya, yang selalu
memberikan semangat, do’a dan dukungan serta selalu meramaikan kosan penulis
dengan penuh canda, tawa, sedih, dan bahagia.

iv
17. Seluruh Saudara dan teman teman terdekat Teh Nada, Teh Cila, Teh Sakiyah, Teh
Uun, Juleha, Juriyah, Nurasiyah, Nabilah, Ikoh, Incha, Putri, Ucu, Aan, dan Firda
yang selalu memberikan semangat dan dukungan selama mengerjakan skripsi.
18. Seluruh teman-teman Program Studi Manajemen Pendidikan Angkatan 2019
terkhusus Alfi, Salbi, Siffa, dan Alyvia yang telah berjuang bersama hingga
berada di tingkat akhir ini beserta pihak yang telah membantu dalam berbagai hal
serta motivasi, doanya untuk penulis.
19. Seluruh teman-teman KKN Alfa X 139 terkhusus Khairunnisa Munir dan Sukma
Wijaya yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis selama
penyelesaian penulisan skripsi.
20. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini namun tidak dapat
disebutkan satu persatu.
21. Terimakasih untuk diri sendiri, karena telah mampu berusaha keras dan berjuang
sejauh ini. Mampu mengendalikan diri dari berbagai tekanan di luar keadaan dan
tak pernah memutuskan menyerah sesulit apapun proses penyusunan skripsi ini
dengan menyelesaikan sebaik dan semaksimal mungkin, ini merupakan
pencapaian yang patut dibanggakan untuk diri sendiri.
Hanya harapan dan do’a yang bisa penulis panjatkan, semoga segala kebaikan
yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal ibadah dan mendapatkan balasan
yang setimpal dari Allah SWT. Aamiin
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu penulis berharap menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis
berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua hal yang terlibat.
Aamiin.
Jakarta, 22 April 2023
Penulis

Anisa

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................................... i
ABSTRACT ....................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 8
C. Pembatasan Masalah ............................................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ................................................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 9

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS ......................................... 10

A. Kinerja Guru ........................................................................................................... 10


1. Pengertian Kinerja Guru .................................................................................. 10
2. Standar Kompetensi Dasar Guru...................................................................... 13
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru ........................................... 17
4. Indikator Kinerja Guru ..................................................................................... 20
B. Supervisi Kepala Sekolah ....................................................................................... 26
1. Pengertian Supervisi Pendidikan ..................................................................... 26
2. Tujuan Supervisi Pendidikan ........................................................................... 28
3. Fungsi Supervisi Pendidikan ............................................................................ 29
4. Prinsip Supervisi Pendidikan ........................................................................... 33
5. Jenis-Jenis Supervisi Pendidikan ..................................................................... 34
6. Sasaran Supervisi Pendidikan .......................................................................... 35
7. Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan............................................................... 36
8. Tahapan Supervisi Pendidikan ......................................................................... 38
9. Kepala Sekolah sebagai Supervisor ................................................................. 45

vi
10. Indikator Supervisi Kepala Sekolah ................................................................. 44
C. Penelitian Relevan .................................................................................................. 46
D. Kerangka Berpikir ................................................................................................... 48
E. Hipotesis Penelitian ................................................................................................ 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................... 51

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................. 51


B. Variabel Penelitian .................................................................................................. 51
C. Pendekatan Penelitian ............................................................................................. 52
D. Populasi dan Sampel ............................................................................................... 52
1. Populasi ............................................................................................................ 52
2. Sampel .............................................................................................................. 52
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................... 53
1. Angkat/Kuisioner ............................................................................................. 53
2. Wawancara ....................................................................................................... 53
3. Studi Dokumen ................................................................................................ 53
F. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................................. 54
1. Variabel Supervisi Kepala Sekolah (X) ........................................................... 54
2. Variabel Kinerja Guru (Y) ............................................................................... 55
G. Uji Coba Instrumen ................................................................................................. 58
1. Uji Validitas ..................................................................................................... 58
2. Uji Reliabilitas ................................................................................................. 61
H. Teknik Pengolahan Data ......................................................................................... 63
I. Teknik Analisis Data............................................................................................... 63
1. Analisis Deskriptif ........................................................................................... 63
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................................ 64
J. Pengujian Hipotesis ................................................................................................ 65
1. Uji Parsial (Uji-T) ............................................................................................ 65
2. Analisis Regresi Linear Sederhana .................................................................. 66
3. Uji Koefisiensi Determinasi ............................................................................. 66

BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................................... 68

A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Tirtayasa ........................................................... 68


1. Sejarah Singkat ................................................................................................ 68

vii
2. Visi dan Misi .................................................................................................... 69
3. Data Guru SMA Negeri 1 Tirtayasa ................................................................ 70
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian .............................................................................. 73
1. Deskripsi Data Variabel X ............................................................................... 73
2. Deskripsi Data Variabel Y ............................................................................... 77
C. Uji Asumsi Klasik ................................................................................................... 82
1. Uji Normalitas .................................................................................................. 82
2. Uji Linearitas.................................................................................................... 83
D. Pengujian Hipotesis ................................................................................................ 84
1. Uji Parsial (Uji-T) ............................................................................................ 84
2. Regresi Linear Sederhana ................................................................................ 86
3. Koefisien Determinasi...................................................................................... 87
E. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................................. 88

BAB V PENUTUP............................................................................................................. 91

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 91
B. Saran ....................................................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kompetensi Dasar Guru...................................................................................... 14


Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................................. 51
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Variabel X (Supervisi Kepala Sekolah) ............................. 54
Tabel 3.3 Bobot Nilai Skala Supervisi Kepala Sekolah ..................................................... 55
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Y (Kinerja Guru) ................................................. 56
Tabel 3.5 Bobot Nilai Skala Kinerja Guru.......................................................................... 57
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Variabel Variabel X (Supervisi Kepala Sekolah) ................. 59
Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Variabel Variabel Y (Kinerja Guru) ..................................... 60
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Supervisi Kepala Sekolah) ........................... 62
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y (Kinerja Guru) ............................................... 62
Tabel 3.10 Tingkat Kecenderungan Variabel ..................................................................... 64
Tabel 4.1 Data Guru SMA Negeri 1 Tirtayasa ................................................................... 71
Tabel 4.2 Data Variabel X ................................................................................................. 73
Tabel 4.3 Mean, Median, Modus Variabel X .................................................................... 74
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel X ........................................................................ 75
Tabel 4.5 Tingkat Kecenderungan Variabel X ................................................................... 76
Tabel 4.6 Data Variabel Y (Kinerja Guru) ......................................................................... 78
Tabel 4.7 Mean, Median, Modus Variabel Y ..................................................................... 79
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Variabel Y ........................................................................ 79
Tabel 4.9 Kategori Kecenderungan Variabel Y ................................................................. 81
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ..................................................... 82
Tabel 4.11 Hasil Uji Linearitas ........................................................................................... 84
Tabel 4.12 Hasil Uji Parsial (Uji T) .................................................................................... 84
Tabel 4.12 Hasil Tabel ANOVA ........................................................................................ 85
Tabel 4.13 Hasil Uji Analisis Linear Sederhana ................................................................. 86
Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi ....................................................................... 87

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ................................................... 19


Gambar 2.2 Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor................................................... 30
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ........................................................................................... 50
Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel X .................................................................... 76
Gambar 4.2 Tingkat Kecenderungan Variabel X ............................................................... 77
Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Y ..................................................................... 80
Gambar 4.4 Tingkat Kecenderungan Variabel Y ............................................................... 81
Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas ....................................................................................... 83

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Guru SMA Negeri 1 Tirtayasa ................................................................ 97


Lampiran 2 Kisi-Kisi Uji Instrumen Variabel X ................................................................ 99
Lampiran 3 Angket Uji Instrumen Variabel X ................................................................... 100
Lampiran 4 Rekapitulasi Uji Instrumen Variabel X ........................................................... 103
Lampiran 5 Kisi-Kisi Uji Instrumen Variabel Y ................................................................ 105
Lampiran 6 Angket Uji Instrumen Variabel Y ................................................................... 107
Lampiran 7 Rekapitulasi Uji Instrumen Variabel Y ........................................................... 110
Lampiran 8 Angket Penelitian Variabel X.......................................................................... 112
Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Variabel X.................................................. 114
Lampiran 10 Instrumen Penelitian Variabel Y ................................................................... 117
Lampiran 11 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Variabel Y................................................ 119
Lampiran 12 Hasil Akhir Uji Instrumen Variabel X dan Y................................................ 122
Lampiran 13 Pengujian Validitas Variabel X ..................................................................... 123
Lampiran 14 Pengujian Validitas Variabel Y ..................................................................... 124
Lampiran 15 Transkip Wawancara Kepala Sekolah ........................................................... 125
Lampiran 16 Transkip Wawancara Tenaga Pendidik ........................................................ 130
Lampiran 17 Foto Persebaran Angket ................................................................................ 132
Lampiran 18 Foto Wawancara Kepala Sekolah dan Guru Secara Online .......................... 133
Lampiran 19 Tabel Distribusi R (R Tabel) ......................................................................... 134
Lampiran 20 Tabel Distribusi T (T Tabel) ......................................................................... 135
Lampiran 21 Permohonan Surat Penelitian ....................................................................... 136
Lampiran 22 Permohonan Pembimbing Skripsi ................................................................. 137
Lampiran 23 Tabel Uji Referensi ....................................................................................... 138
Lampiran 24 Dokumentasi Wawancara Bersama Kepala Sekolah ..................................... 144
Lampiran 25 Biodata Penulis .............................................................................................. 145

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental dan mempunyai


sifat konstruktif dalam hidup manusia. Melalui pendidikan, suatu bangsa akan
menjadi maju, yakni berubah dari tingkat yang rendah menuju tingkat atau derajat
kehidupan yang lebih baik. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting bagi
kehidupan setiap individu bahkan satu bangsa. Titik berat pembangunan pada era
sekarang ditekankan pada peningkataan mutu. Pendidikan yang bermutu dapat
menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan mampu bersaing dan ranah
nasional dan internasional. Demi menciptakan lulusan yang bermutu harus ditopang
oleh pengelolaan sistem pendidikan melalui peningkatan sumber daya manusia yang
terlibat dalam proses pendidikan. Dalam hal ini melibatkan kinerja pendidik.
Berdasarkan data dari Bappenas bahwa hasil survey yang dilakukan oleh UNESCO
untuk kualitas kinerja Pendidik di Indonesia berada pada level 14 dan 14 negara
berkembang. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pendidik di Indonesia masih belum
sesuai dengan yang di cita-citakan. Dengan kata lain, sebagian pendidik di Indonesia
belum optimal dalam melaksanaan kinerja mengajarnya sesuai dengan yang
diterapkan.1
Dalam pasal Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demoratis serta bertanggung jawab.2
Dalam pelaksanaan pendidikan, terdapat berbagai komponen pendidikan seperti guru,
peserta didik, serta sarana dan prasarana penunjang pendidikan. Setiap komponen

1
Edi Rismawan, “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru Terhadap
Kinerja Mengajar Guru”, Jurnal Administrasi Pendidikan,(Vol. XXII, Nomor 1, Tahun 2015),
https://ejournal.upi.edu/index.php/JAPSPs/article/view/5925, diakses pada tanggal 20 Maret 2023 pukul 23.34
WIB
2
Aguslani Mushlih dan Rudi Ahmad Suryadi, Supervisi Pendidikan Teori dan Praktik, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2018), Cet. 1, hlm. 2

1
2

pendidikan harus bekerja sama untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas dan
mampu meningkatkan sumber daya manusia. Salah satu komponen penting dalam
pendidikan yakni guru atau tenaga pendidik.
Guru atau tenaga pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan pembimbingan
dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.3 Guru adalah sales agent dari lembaga
pendidikan. Guru dianggap sebagai kunci dalam menentukan keberhasilan sebuah
lembaga pendidikan. Dalam UU RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
pada bab 1 pasal 1 dinyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru sebagai tenaga edukatif yang
berperan menjalankan tugasnya dengan kompeten dan profesional. Guru tidak hanya
melakukan pengajaran atau transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi juga dituntut untuk
mampu memberikan bimbingan, keteladanan, pelatihan pada peserta didik dan
pengabdian pada masyarakat serta melakukan tugas-tugas administratif lainnya.4
Pendidik merupakan salah satu tokoh penting dalam meningkatkan mutu
pendidikan karena Pendidik secara langsung berhadapan dengan peserta didik dalam
proses belajar mengajar. Peran Pendidik menurut Imron sebagai (1) figure pembaruan,
(2) berperan juga sebagai mediator yang memungkinkan terwujudnya kondisi menjadi
baik dari aspek subjek peserta didik untuk transfer kwonledge, (3) bertanggung jawab
agar terwujudnya hasil dari pembelajaran subjek yaitu peserta didik, (4) dituntut
menjadi contoh subjek didik, (5) bertanggung jawab secara professional
meningkatkan kemampuannya; serta (6) menjaga kode etik secara profesional.5
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban: (1)
menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan

3
I Nyoman Sanglah, “Peningkatan Kinerja Guru Melalui Supervisi Kepala Sekolah pada Sekolah
Dasar”, Jurnal Pendagogi dan Pembelajaran, (Vol. 4, Nomor 3, Tahun 2021),
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JP2/article/view/40700, diakses pada tanggal 01 Mei 2023 pukul 11.05
WIB
4
Masrum, Kinerja Guru Profesional, (Jawa Tengah: Eureka Media Aksara, 2021), Cet.1, hlm. 11
5
Ujang Yosep Ayubi, “Implementasi Supervisi Akademik Kepala Sekolah dalam Meningkatkan
Kinerja Guru”, Jurnal Manajemen dan Ilmu Pendidikan,(Vol. 2, Nomor 2, Tahun 2020),
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/manazhim/article/view/706/595, diakses pada tanggal 01 Mei 2023 pukul
14.11 WIB.
3

dialogis, (2) memiliki komitmen profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan,


dan (3) memberi contoh dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan jabatan sesuai
dengan amanah yang diberikan kepadanya. Guru juga berperan dalam mempengaruhi
baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah selain itu, untuk menciptakan
sistem pendidikan yang baik diperlukan kerjasama dan saling mendukung antara
kepala sekolah, guru dan siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan
belajar siswa adalah kerjasama antara siswa, guru dan pihak lain yang terlibat dalam
kegiatan sekolah.
Kualitas kinerja guru sebagai seorang profesional menjadi hal yang penting
untuk dibahas mengingat perannya yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa.
Namun peran tersebut tidak lepas dari konteks pendidikan, karakteristik siswa, dan
faktor sekolah. Selain itu, kemampuan guru untuk percaya diri, menciptakan iklim
yang nyaman bagi siswa, menjaga interaksi dan menjaga kontak dengan siswa dapat
meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. kualitas instruksional guru
seperti manajemen kelas dan aktivitas kognitif juga mempengaruhi motivasi belajar
siswa.
Kinerja guru dikatakan baik jika ia mampu melaksanakan seluruh tugas
pokoknya, seperti menyampaikan materi pelajaran dan menguasainya, membuat
rencana pokok pembelajaran (RPP), membuat silabus, mengumpulkan bahan ajar
komitmen dengan sekolah dan tugasnya, disiplin, menjadi panutan bagi siswanya,
jujur, tanggung jawab dan lain sebagainya. Kinerja guru adalah kunci penting berhasil
tercapainya tujuan pendidikan. Jika kinerja guru baik maka hasilnya akan baik,
begitupun sebaliknya. Kinerja guru yang optimal adalah harapan utama semua pihak
yang terlibat dalam pross pendidikan, walaupun pada fakta di lapangan menunjukan
belum semua yang kinerjanya optimal.
Faktor internal dan eksternal juga mempengaruhi keberhasilan guru dalam
rangka meningkatkan kinerjanya. Secara internal, kualitas seorang guru menentukan
prestasi belajar siswa. Kualitas guru yang baik tentunya akan menentukan bagaimana
cara siswa memperoleh ilmu. Kompetensi guru yang baik akan berbanding lurus
dengan prestasi siswa. Kompetensi guru adalah seperangkat keterampilan,
pengetahuan, dan perilaku yang harus dimiliki dan dikuasai guru dalam menjalankan
tugas profesionalnya sebagai tenaga pengajar. Pemahaman seorang guru terhadap
teknologi juga mempengaruhi kualitas pengajarnya. Penguasaan IPTEK ditentukan
oleh pengetahuan yang dimiliki guru dan keterbukaannya terhadap teknologi.
4

Kemampuan ini kemudian menjadi kompetensi yang dimiliki guru untuk


meningkatkan kualitas dari hasil belajar.6
Faktor internal seperti psikologi guru juga harus diperhatikan pengaruhnya
terhadap kinerja guru. Kecerdasan emosional dan self-efficacy dikatakan sangat
signifikan berhubungan dengan kinerja guru. Seorang guru dengan kecerdasan
emosional dan keterampilan sosial yang tinggi, cenderung memiliki keterampilan
pengelolaan kelas yang baik. self-efficacy dan keterlibatan kerja juga sangat
berkorelasi dengan kinerja pekerja.
Secara eksternal sekolah memiliki beberapa perangkat, salah satunya kepala
sekolah. Keberhasilan kinerja seorang guru tentunya ditentukan oleh level atau
interval kepala sekolah atau pimpinan disekolah yan tentunya dimediasi oleh variabel-
variabel seperti self-efficacy, komitmen, dan kepuasan kerja. Kepemimpinan dapat
dipahami di lingkungan sekolah sebagai proses mempengaruhi guru dan siswa melalui
proses belajar mengajar, menyampaikan pengetahuan, keterampilan, nilai, budaya dan
gagasan. Peran yang diberikan sekolah melalui program pemberdayaan dan
peningkatan mutu guru juga dapat mempengaruhi kinerja, komitmen dan perilaku
anggotanya di sekolah. Selain itu, iklim organisasi dan kerjasama berbagai pihak yang
mendukung kelangsungan pengajaran menjadi faktor penting guna meningatkan
kinerja guru.
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 disebutkan
bahwa guru harus memiliki 4 kompetensi yaitu (1) kepribadian, (2) pedagogik, (3)
profesional, dan (4) sosial. Tetapi tidak semua guru memiliki kesempurnaan
kompetensi tersebut, hal ini terlihat dari banyaknya guru-guru yang tidak dapat
menjalankan tugasnya dengan baik, dalam perencanaan maupun pelaksanaan proses
pembelajaran di sekolah, sehingga terdapat perbedaan hasil atau kualitas pendidikan
yang dihasilkan oleh stiap guru. Guru harus mampu menciptakan situasi pembelajaran
yang kondusif, mampu mengelola kelas, mampu menguasai materi pelajaran,
menguasai teori belajar, dan terampil menerapkan berbagai metode dalam mendidik
siswa dalam sekolah. Salah satu faktor ekstrinsik yang berkontribusi secara signifikan

6
Nita Kanya dkk, “Factors Affecting Teacher Performance”, Internastional Journal of Evaluation and
Research in Education (IJERE), (Vol. 10 No. 4 Desember 2021),
https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1328059.pdf, diakses pada tanggal 3 Januari 2023 pukul 11.03 WIB.
5

terhadap motivasi kerja, prestasi, dan profesionalisme guru ialah layanan supervisi
kepala sekolah.7
Supervisi pendidikan merupakan suatu proses pengawasan yang dilakukan
oleh pemimpin yaitu kepala sekolah (supervisor) kepada guru serta pegawai dan
murid untuk mencapai mutu pendidikan dan pengajaran di sekolah.8 Menurut
Nawawi, kepala sekolah tersebut diartikan sebagai pemimpin dan supervisor
pendidikan di lembaga pendidikan yang disebut sekolah. Peran utama sebagai kepala
sekolah adalah meningkatkan kinerja guru dan berupaya memperbaiki mutu sekolah
yang dikelolanya. Dapat dikatakan bahwa baik buruknya guru dalam pelaksanaan
proses pembelajaran tergantung pada supervisi seorang kepala sekolah, supervisi
dilaksanakan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas diri seorang guru yang
mempengarui profesi guru tidak terlepas dari rendahnya kontribusi kepala sekolah
dalam membina guru disekolah melalui kegiatan supervisi. Oleh karenanya kegiatan
supervisi dipandang mampu untuk memperbaiki kinerja guru dalam proses
pembelajaran.
Mengingat pentingnya guru dalam pendidikan, maka diperlukan upaya untuk
meningkatkan kinerja guru. Dalam hal ini, pemerintah telah melakukan berbagai
upaya untuk meningkatkan kinerja guru di antaranya melalui perantaran-perantaran,
diklat, penyetaraan pendidikan dan peningkatan penghasilan melalui program
sertifikasi guru, namun kenyataannya kinerja guru belum maksimal dalam mengelola
pembelajaran. kualitas guru di Indonesia masih tergolong relatif rendah, hal ini antara
lain di sebabkan oleh tidak terpenuhinya kualifikasi pendidikan minimal terutama
dalam mengacu pada amanat undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP). Dilansir dari kompasiana.com berdasarkan survey dari
PERC (Politic and Economic Risk Consultan), kualitas pendidikan di Indonesia
berada pada urutan terakhir yaitu urutan ke 12 dari 12 negara di Asia. Salah satu yang
menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya kualitas
guru. Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) tahun 2021 sampai 2015, sekitar 81% guru

7
Teguh Prayitno, “Analisis Penerapan Supervisi Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas
Pendidikan”, Al-Hasanah : Jurnal Pendidikan Agama Islam, (Vol. 7, Nomor 1, Tahun 2022),
https://jurnal.staip.ac.id/index.php/hasanah/article/view/55/37, diakses pada tanggal 4 Maret 2023 pukul 12.23
WIB
8
Fitriyani, “Efektivitas Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah Dala Meningkatkan Kinerja Guru
Pendidikan Agama Islam”, Jurnal el-Ghiroh, (Vol.2 , Nomor 02, September 2018),
https://jurnal.staibsllg.ac.id/index.php/el-ghiroh/article/view/67/52, diakses pada tanggal 4 Maret 2023 pukul
12.01 WIB.
6

di Indonesia bahkan tidak mencapai nilai minimum. Dari hasil data tersebut
menggambarkan bahwa kapabilitas dan kuantitas tenaga pengajar yang tidak
kompetensi tentunya akan berdampak pada kualitas pendidik.
Faktor utama yang menyebabkan rendahnya kualitas guru di Indonesia adalah
kurang maksimalnya manajemen sumber daya manusia dalam perekrutan guru.
Menurut RISE (Research on Improving System of Education) menunjukkan lebih
dari 50% guru di Indonesia adalah pegawai negeri dan 90% tumpuan belajar ada pada
mereka padahal kualitas mereka tidak dapat terjamin dengan baik. Sehingga sulit
membedakan tenaga pendidik yang benar-benar ingin mengajar atau sekedar ingin
memperoleh jabatan pegawai pemerintah. Selain itu kualifikasi guru yang belum
melewati standar mutu pendidikan yang dibutuhkan, masih banyak guru yang malas
meningkatkan pengetahuan dan kompetensi dalam mengajar, hal ini berdampak pada
kualitas anak yang diajar. Padahal kualitas seorang guru sangat menjamin hasil
kualitas peserta didik yang akan dihasilkan. 9
Menurut penelitian Sulistianto tahun 2014 bahwa supervisi kepala sekolah
mempunyai pengaruh positif pada kinerja guru. Namun pada penelitian Pramesti
tahun 2016 supervisi kepala sekolah hanya memberikan kontribusi sebesar 1,8% pada
kinerja guru. Menurut penelitian Setyawati dan Rohiat tahun 2017 adanya supervisi
yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas membutuhkan adanya koordinasi,
namun pada kenyataannya antara pengawas dan kepala sekolah sering tidak
melakukan koordinasi dan menjalankan tugas dengan pandangan yang berbeda
sehingga pengawasan tidak berjalan dengan optimal karena menimbulkan ambigu
bagi guru untuk menentukan standar yang benar dalam peningkatan kualitas
pembelajaran. dengan demikian kontribusi dari supervisi kepala sekolah sangat minim
sekali pada peningkatan kinerja guru disekolah. Sehubungan dengan adanya research
gap pada supervisi kepala sekolah, maka perlu dilakukan penelitian pula mengenal
besarnya pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru.
Peran kepala sekolah sangat besar dan berpengaruh untuk meningkatkan
kompetensi dan kinerja guru. Salah satu fungsi utama kepala sekolah adalah
supervisor yaitu membina, melatih, mendidik, mengawasi, menilai, dan memberikan
contoh kerja terbaik bagi seluruh anggota organisasi yang dipimpinnya. Program

9
Mita Meriska, Kompasiana.com, 23 September 2022,
https://www.kompasiana.com/mitameriska/632ca02b08a8b520ef238812/benarkah-kualitas-guru-di-indonesia-
masih-rendah?page=1&page_images=1, diakses pada tanggal 2 Maret 2023 Pukul 11.04 WIB.
7

supervisi akademik akan terus mengevaluasi dan mampu meningkatkan kinerja guru
jika dilakukan secara konsisten dan serius oleh kepala sekolah. Guru akan merasa
termotivasi jika dilakukan pengawasan yang ketat dan akan meningkatkan kualitas
dirinya secara bertahap.10
Secara umum kinerja guru sudah tergolong baik, terdapat beberapa
pendidikan yang sangat memperhatikan kinerja gurunya, salah satunya adalah SMA
Negeri 1 Tirtayasa. Untuk mencapai visi misi SMA Negeri 1 Tirtayasa tersebut sangat
bersungguh-sungguh dalam meningkatkan kinerja gurunya. Hal ini dilihat dari
supervisi kepala sekolah yang dilaksanakan secara observasi kelas, dan dilaksanakan
menyeluruh pada rapat mingguan sesuai dengan keperluan dan dilaksanakan minimal
1 tahun sekali, kehadiran semua guru selalu tepat waktu dalam mengajar mulai jam
11
pertama sampai terakhir. Selain itu kinerja guru di SMA Negeri 1 Tirtayasa
berkinerja dengan sangat baik dilihat dari laporan harian guru, hasil evaluasi siswa
dan orangtua, nilai siswa, pengakuan peserta didik melalui survey serta berdasarkan
hasil supervisi dan evaluasi.
Walaupun secara umum kinerja guru sudah optimal, tetapi masih terdapat
guru yang kinerjanya masih kurang dalam bidang teknologi. Masih ada beberapa
guru yang perlu ditingkatkan kinerjanya. Dalam hal ini biasa terjadi pada beberapa
guru lama yang penguasaan IT nya kurang mumpuni sehingga sudah mulai menurun
karena usia. Adapun dalam segi sarana dan prasarana yang kurang seperti belum
meratanya pembagian Infokus di setiap kelas sehingga keperluan untuk pembelajaran
tidak terpenuhi. Hal ini senada dengan yang disampaikan kepala Sekolah SMA Negeri
1 Tirtayasa yaitu untuk sarana dan prasarana sudah ada tetapi belum memenuhi semua
guru.12
Berdasarkan data penelitian di lapangan, banyak fakta yang menunjukan
kinerja guru belum optimal, misalnya ketika kepala sekolah melaksanakan kunjungan
kelas, masih terdapat beberapa guru yang belum menerapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dengan baik misalnya pada pendahuluan tidak disampaikan motivasi
kepada siswa, adapun guru memberikan tugas tanpa adanya proses tatap muka,
penggunaan metode dan model pembelajaran yang kurang variatif dalam proses

10
Lina Hndayani dan Sukiman, “Kontribusi Supervisi Kepala Sekolah Pada Peningkatan Kualitas
Pembelajaran”, Journal of Education, Pychology and Conseling, (Vol.2 No. 1 tahun 2020), https://ummaspul.e-
journal.id/Edupsycouns/article/view/479/279, di akses pada tanggal 06 Juli 2023 pukul 20.11 WIB
11
Hasil wawancara dengan Kusmiati, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Tirtayasa, 29 Maret 2023
12
Hasil wawancara dengan Kusmiati, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Tirtayasa, 29 Maret 2023
8

KBM masih monoton dengan metode ceramah sehingga tidak terlalu memperhatikan
dan mengutamakan keaktifan peserta didiknya, evaluasi pembelajaran yang belum
optimal.13 Pada prinsipnya setiap guru merupakan pribadi yang berkembang serta
memiliki potensi yang cukup tinggi untuk berkreasi meningkatkan kinerjanya. Namun
potensi ini tidak selalu berkembang secara wajar dan lancar akibat adanya pengaruh
dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal pada guru.
Berdasarkan gambaran tersebut, penulis ingin mengetahui lebih jauh mengenai
pengaruh supervisi kepala sekolah sebagai salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja guru. Maka dipilihlah SMA Negeri 1 Tirtayasa sebagai objek
penelitian dengan judul “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru
di SMA Negeri 1 Tirtayasa Serang Banten.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi berbagai
masalah yang berkontribusi terhadap kinerja guru:
1. Guru belum melaksanakan perencanaan pembelajaran dengan baik.
2. Guru belum menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan baik.
3. Belum meratanya kemampuan guru dalam menguasai beberapa bidang sebagai
penunjang kegiatan pembelajaran seperti bidang teknologi.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dikemukakan di
atas, maka permasalahan penelitian ini perlu dibatasi untuk menghindari terjadinya
pembahasan yang terlalu luas. Peneliti membatasi masalah penelitian pada “Pengaruh
Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 1 Tirtayasa Serang
Banten Tahun 2023”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka dapat
dirumuskan masalah yaitu “Apakah Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap
Kinerja Guru di SMA Negeri 1 Tirtayasa Serang Banten?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk menguji Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SMA
Negeri 1 Tirtayasa Serang Banten.

13
Hasil wawancara dengan Kusmiati, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Tirtayasa, 29 Maret 2023
9

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sumber informasi akademisi
atau peneliti yang tertarik untuk melaksanakan penelitian lebih jauh mengenai
pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1
Tirtayasa sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan penelitian lebih lanjut. Hasil penelitian juga diharapkan dapat
menjadi bahan perbandingan apabila penelitian yang sama.
2. Manfaat Praktik
a. Bagi peneliti, untuk mengetahui sejauh mana supervisi kepala sekolah
mempengaruhi kinerja guru di SMA Negeri 1 Tirtayasa.
b. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan masukan dan referensi untuk
memaksimalkan dan memperhatikan supervisi kepala sekolah sebagai salah
satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru.
c. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan referensi untuk memaksimalkan dan
meningkatkan kinerjanya.
BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kinerja Guru
1. Pengertian Kinerja Guru
Kinerja dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan dengan sesuatu yang
dicapai, prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan kerja. Ada yang
mengartikan performance sebagai prestasi kerja sama dengan achievement. Ada
juga yang mengartikan sebagai unjuk kerja artinya penampakan hasil-hasil kerja.
Namun lebih banyak digunakan pengertian secara popular adalah kinerja atau
performansi yang mendekati pengertian unjuk prestasi kerja. Suatu unjuk prestasi
kerja diukur setelah melakukan seperangkat kegiatan kerja yang menjadi
tanggung jawab/tugas organisasi atau individu sebagai bagian dari uraian
tugasnya dalam suatu lingkup kerja dengan mengikuti prosedur operasional
standar yang dirumuska untuk pelaksanaan fungsi/tugas.
James W. Walker mengartikan performance is a function of both effort and
abilities. Kinerja adalah fungsi dari usaha dan kemampuan. Sementara Bates dan
Holton, dalam Ahmad Faozan, mengartikan kinerja adalah hasil kerja dari suatu
organisasi dalam rangka mewujudkan tujuannya. Secara sepintas, kinerja dapat
diartikan sebagai perilaku berkarya, penampilan atau hasil karya. Oleh karena itu,
kinerja merupakan bentuk bangunan yang multidimensional sehingga cara
mengukurnya sangat bervariasi bergantung kepada banyak faktor.
Kirkpatrick dan Nixon mengartikan kinerja sebagai perhitungan hasil akhir
(countable outcomes), atau dalam istilah Rue Syars sebagai tingkat pencapaian
hasil atau penyelesaian terhadap tujuan organisasi (the degree of
accomplishment). Peter F. Druker menyatakan bahwa kinerja adalah uji tuntas
terhadap institusi (performance is the ultimate test for any institution).14 Kinerja
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan, menyelesaikan
tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah
ditetapkan. Dilihat dari arti kata kinerja berasal dari kata performance. atau

14
Ahmad Faozan, Peningkatan Kinerja Guru “Pendidikan Agama Islam Melalui Supervisi Akademik,
Diklat dan Partisipasi dalam Kelompok Kerja Guru”, (Serang: A-Empat, 2022), Cet. 1, hlm. 104

10
11

kinerja di artikan sebagai prestasi, menunjukkan suatu kegiatan atau perbuatan


dan melaksanakan tugas yang telah dibebankan. 15
Kinerja adalah manifestasi hasil karya yang dicapai oleh suatu institusi.
Ukuran keberhasilan suatu institusi mencakup seluruh kegiatan. Kinerja
dikatakan baik dan menuaskan apabila hasil yang dicapai sesuai dengan standar
yang telah di tetapkan. Oleh karena itu, pedoman atau tolak ukur dalam
menandakan perbandingan antara apa yang telah dilakukan dan apa yang telah
ditetapkan menjadi sangat penting. Hal ini sejalan dengan pendapat yang
mengatakan bahwa ada tiga hal dalam kinerja, yaitu tujuan, ukuran dan penilaian.
Penentuan tujuan disetiap unit organisasi merupakan strategi untuk meningatkan
kinerja. Tujuan ini akan memberikan arah dan memengaruhi bagaimana
seharusnya perilaku kerja yang diharapkan organisasi dari setiap personel. Namun
ternayata, tujuan saja tidak cukup. Oleh sebab itu, diperlukan ukuran apakah
seseorang telah mencapai kinerja yang diharapkan. Untuk itu penilaian kuantitatif
standar kerja untuk setiap tugas dan jabatan memegang peranan penting.
Kinerja dikaitkan dengan guru sehingga terbentuk frase kinerja guru. Guru
dalam bahasa Inggris disebut teacher yang berasal to teach atau teaching yang
berarti mengajar. Jadi teacher artinya pengajar. Terdapat pula kata instructor dari
kata to instruct atau instructing yang berarti mengajar, melatih, atau
memerintahkan. Sedangkan dalam bahasa Arab, guru disebut mua’allim yang
berarti penyampai ilmu pengetahuan. Guru disebut juga mudarris yang berarti
orang yang menyampaikan pelajaran. pengertian-pengertian etimologis ini
berimplikasi pada penyandangan tugas-tugas guru sebagai pengajar, penyampai
pelajaran, pelatih dan pendorong siswa belajar.16
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen: “guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah”.17 Guru diartikan sebagai pendidik memiliki konotasi
bahwa guru bukn hanya sebagai agent of tranfering knowledge melainkan juga
sebagai agent of moral and value yang harus mampu mentransfer dan

15
Supardi, Kinerja Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), Cet. 1, hlm. 45
16
Ahmad Faozan, op.cit, hlm. 105
17
Supardi, op.cit, hlm. 52
12

menginternalisasikan moral (akhlak) yang baik dan nilai-nilai positif ke dalam


diri siswa untuk di aktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Depdikbud menekankan bahwa: “guru merupakan sumber daya manusia yang
mampu mendayagunakan faktor-faktor lainnya sehingga terciptanya
pembelajaran yang bermutu dan menjadi faktor utama yang menentukan mutu
pendidikan”. Guru adalah orang dewasa yang secara dasar bertanggung jawab
dalam mendidik, mengajar dan membimbing. Orang yang disebut guru adalah
orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu
menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya
dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.18
Menurut Husdarta “Kinerja guru dalam pembelajaran menjadi bagian
terpenting dalam mendukung terciptanya proses pendidikan secara efektif
terutama dalam membangun sikap disiplin dan mutu hasil belajar siswa”. Dengan
demikian, guru sangat menentukan mutu pendidikan, berhasil tidaknya proses
pembelajaran, tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pembelajaran,
teroganisasikannya sarana prasarana, peserta didik, media, alat dan sumber
belajar. Kinerja guru yang baik dapat menciptakan efektivitas dan efisiensi
pembelajaran serta dapat membentuk disiplin peserta didik, madrasah dan guru
sendiri.
Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugas
pembelajaran dimadrasah dan bertanggung jawab atas peserta didik dibawah
bimbingannya dengan meningkakan prestasi belajar peserta didik.19 Oleh karena
itu, kinerja guru itu diartikan sebagai suatu kondisi yang menunjukkan
kemampuan seorang guru dalam menjalankan tugasnya di sekolah serta
menggambarkan adanya suatu perbuatan yang ditampilkan guru dalam atau
selama melakukan aktivitas pembelajaran.
Arman, Thalib dan Manda menyatakan kinerja guru (teacher performance) is
a presentation of the work done by teachers in carrying out his duties a
professional educator. Definisi yang lebih luas disampaikan oleh Igwe dan Odike
yang menyatakan bahwa kinerja guru dapat digambarkan oleh guru pada waktu
yang diberikan di sekolah dalam upaya mencapai tujuan sekolah sehari-hari,

18
Suwignyo Widagdo dkk, Penilaian Kinerja, Budaya Kerja & Kepemimpinan: Optimalisasi
Peningkatan Kinerja Guru, (Jember: Mandala Press, 2021), hlm. 13
19
Supardi, Op.cit, hlm. 54
13

tujuan kelas dan seluruh tujuan dan sasaran pendidikan. dengan demikian, kinerja
guru mencakup tugas-tugas yang dikerjakan berdasarkan tugas-tugas yang
diberikan di sekolah.
Adanya berbagai tugas atau tanggung jawab yang dimiliki oleh guru, maka
dukungan dari kepala sekolah sangat dibutuhkan oleh guru dalam pengerjaan
tugas dan tanggung jawabnya tersebut. Apabila kepala sekolah tidak memberikan
perhatian serius terhadap kinerja guru, maka guru akan menghadapi kesulitan
dalam menyelesaikan berbagai tugas yang diembannya. Karena itu, peningkatan
kinerja guru dapat dilakukan oleh kepala sekolah sebagai bagian dari peranan
yang harus dilakukan oleh pemimpin pendidikan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah. pentingnya peningkatan kinerja guru sebagai komponen
peningkatan mutu pembelajaran di sekolah sejalan dengan pandangan Anugraheni
yang menyatakan bahwa kinerja guru dapat dikembangkan melalui pelatihan-
pelatihan kompetensi guru.20
2. Standar Kompetensi Dasar Guru
Jabatan sebagai seorang guru bukan hanya sebagai jabatan fungsional tetapi
bersifat profesinal, artinya jabatan yang lebih erat kaitannya dengan keahlian dan
keterampilan yang telah dipersiapkan melalui proses pendidikan dan pelatihan
secara khusus dalam bidangnya. Guru yang sudah memiliki kompetensi
profesional dalam melaksanakan tugasnya sudah tentu akan memiliki kinerja
yang baik. Dengan demikian seorang guru dengan kompetensi profesional yang
baik, maka akan dapat meningkatkan kinerjanya dalam melaksakan tugas,
sehingga mutu pendidikan juga akan meningkat. Dalam Undang-Undang
Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 pasal 8, kompetensi guru meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi profesional. Berikut ringkasan rambu-rambu umum standar
kompetensi guru, disajikan pada tabel berikut:21

20
Paningkat Siburian, “Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru”, Jurnal Manajemen
Pendidikan, Vol. 5, No. 1 Januari-Juni 2018, https://ejournal.uksw.edu/kelola/article/view/1662/923, diakses
pada tanggal 12 Januari 2023 pukul 13.00.
21
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Kepala Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2019), Cet. 25, hlm. 25.
14

Tabel 2.1
Kompetensi Dasar Guru
Keterampilan Sub Kompetensi Indikator
Keterampilan Memahami peserta didik Memahami peserta didik dengan
Pedagogik secara mendalam memanfaatkan prinsip-prinsip
perkembangan kognitif.
Memahami peserta didi dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip
kepribadian
Mengidentifikasikan bekal-ajar
awal peserta didik.
Merancang Memahami landasan kependidikan
pembelajaran, termasuk
memahami landasan Menerapkan teori belajar dan
pendidikan untuk pembelajaran
kepentingan
pembelajaran. Menentukan strategi pembelajaran
berdasarkan karakteristik peserta
didik, kompetensi yang ingin di
capai, dan materi ajar.
Menyusun rancangan pembelajaran
berdasarkan strategi yang dipilih.
Melaksanakan Menata latar (setting)
pembelajaran pembelajaran.
Melaksanakan pembelajaran yang
kondusif.
Merancang dan Merancang dan melaksanakan
melaksanakan evaluasi evaluasi (assessment) proses dan
pembelajaran hasil belajar secara
berkesinambungan dengan berbagai
metode.
Menganalisis hasil evaluasi proses,
dan hasil belajar untuk menentukan
tingkat ketuntasan belajar (mastery
learning).
Memanfaatkan hasil penilaian
pembelajaran untuk perbaikan
kualitas program pembelajaran
secara umum.
Mengembangkan peserta Memfasilitasi peserta didik untuk
didik untuk pengmabangan berbagai potensi
mengaktualisasikan akademik.
berbagai potensinya
Memfasilitasi peserta didik untuk
mengembangkan berbagai potensi
non akademik.
15

Kompetensi Kepribadian yang Bertindak sesuai dengan norma


Kepribadian mantab dan stabil hukum.
Bertindak sesuai dengan norma
sosial dan bangga sebagai guru
Memiliki konsistensi dalam
bertindak sesuai dengan norma.
Kepribadian yang arif Menampilkan tindakan yang
didasarkan pada kemanfaatan
peserta didik, sekolah dan
masayarakat serta menunjukkan
keterbukaan dalam berpikir dan
bertindak.
Kepribadian yang Memiliki perilaku yang
berwibawa. berpengaruh positif terhadap
peserta didik dan memiliki perilaku
yang disegani.
Berakhlak mulia dan Bertindak sesuai dengan norma
dapat menjadi teladan. religious (iman dan taqwa, jujur,
ikhlas, suka menolong), dan
memiliki perilaku yang diteladani
peserta didik.
Kompetensi Mampu berkomunikasi Berkomunikasi secara efektif
sosial dan bergaul dengan dengan peserta didik
peserta didik.
Mampu berkomunikasi Mampu berkomunikasi dan bergaul
dan bergaul secara efektif secara efektif dengan sesame
dengans esama pendidik pendidik
dan tenaga kependidikan.
Mampu berkomunikasi Mampu berkomunikasi dan bergaul
dan bergaul secara efektif secara efektif dengan tenaga
dengan orang tua/wali kependidikan.
peserta didik dan
masyarakat sekitar. Mampu berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan orangtua/wali
peserta didik.

Mampu berkomunikasi dan bergaul


secara efektif masyarakat sekitar.

Menguasai struktur dan Menguasai langkah-langkah


metode keilmuan. penelitian dan kajian kritis untuk
memperdalam pengetahuan/materi
bidang studi.
Kompetensi Menguasai materi Menguasai materi, konsep, struktur
Profesional pembelajaran dengan dan pola pikir keilmuan yang dapat
lebih luas dan mendalam mendukung pembelajaran yang
dikuasi.
16

Menguasai standar kompetensi dan


kompetensi dasar setiap mata
pelajaran atau bidang yang
dikuasai.
Melakukan pengembangan materi
pembelajaran yang dikuasai dengan
kreatif.
Melakukan pengembangan
profesional secara berkelanjutan
dengan melakukan tindakan yang
reflektif.
Menggunakan teknologi dalam
berkomunikasi dan melakukan
pengembangan diri.
Kinerja guru dapat ditunjukkan dari seberapa besar kompetensi-kompetensi
yang dipersyaratkan dipenuhi. Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen menjelaskan bahwa “Kompetensi tersebut meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
22
kompetensi profesional”.
Pertama, kompetensi pedagogik, adalah kemampuan dalam pengelolaan
peserta didik, yang meliputi:
a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
b. Pemahaman terhadap peserta didik
c. Pengembangan kurikulum/silabus
d. Perancangan pembelajaran
e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
f. Evaluasi hasil belajar.
g. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.
Kedua, Kompetensi kepribadian, merupakan kemampuan kepribadian yang
meliputi:
a. Mantap
b. Stabil
c. Dewasa.
d. Arif dan bijaksana.
e. Berwibawa.
f. Berakhlak mulia

22
Supardi, op.cit, hlm. 55
17

g. Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat


h. Mengevaluasi kinerja sendiri.
i. Mengembangkan diri secara berkelanjutan.
Ketiga, kompetensi profesional, merupakan kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam. yang meliputi:
a. Konsep, terstruktur, dan metode keilmuan/ teknologi /seni yang
menaungi/koheren dengan materi ajar.
b. Materi ajar yang ada dalam kurkulum ssekolah.
c. Hubungan konsep antarmata pelajaran terkait.
d. Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-sehari.
e. Kompetensi secara profesional dalam konteks global dengan tetap
melestarika nilai dan budaya nasional.
Keempat, kompetensi sosial, yaitu kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berperan dalam hal-hal:
a. Berkomunikasi lisan dan tulisan.
b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orangtua wali peserta didik.
d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
Dari uraian tentang kinerja guru diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru
adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan tugas atau
pekerjaannya sebagai pendidik. Kinerja atau prestasi kerjanya dapat dikatakan
baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai denga standar yang telah
ditetapkan.23
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Menurut Tempe dalam buku Ahmad Susanto mengemukakan bahwa:
“faktor-faktor yang memengaruhi prestasi kerja atau kinerja seseorang antara lain
adalah lingkungan, perilaku manajemen, desain jabatan, penilaian kinerja, umpan
balik dan administrasi pengupahan”.24 Banyak faktor yang mempengaruhi
terbangunnya suatu kinerja profesional, termasuk kinerja guru yang di dalamnya
berkaitan dengan faktor-faktor yang memengaruhinya, internal maupun eksternal.

23
Ahmad Susanto, Konsep, Strategi, dan implementasi Manajemen Peningkatan Kinerja Guru,
(Jakarta: Kencana, 2016), Cet. 1, hlm. 72
24
Supardi, op.cit, hlm. 50
18

Faktor internal yang memengaruhinya misalnya sistem kepercayaan menjadi


pandangan hidup seorang guru. faktor ini sangat besar pengaruhnya yang
ditimbulkan dan bahkan yang paling berpotensi bagi pembentukan etos kerjanya.
Meskipun dalam realitasnya etos kerja seseorang tidak semata-mata tergantung
pada nilai-nilai agama atau sistem kepercayaan dan pandangan teologis yang
dianutnya, tetapi pengaruh pendidikan, informasi, komunikasi juga bertanggung
jawab bagi pembentukan suatu kinerja.
Selanjutnya faktor eksternal kinerja guru, menurut M.Arifin dalam buku
Ahmad Susanto mengidentifikasikan ke dalam beberapa hal, diantaranya: adalah
Volume upah kerja yang dapat memenuhi kebutuhan seseorang.
a. Suasana kerja yang menggairahkan atau iklim yang ditunjang dengan
komunikasi demokrasi yang serasi dan manusiawi antara pimpinan dan
bawahan.
b. Sikap jujur dan dapat dipercaya dari kalangan pimpinan terwujud dalam
kenyataan.
c. Penghargaan terhadap need achievement (hasrat dan kebutuhan untuk maju)
atau penghargaan terhadap yang berprestasi.
d. Sarana yang menunjang bagi kesejahteraan mental dan fisik, seperti tempat
olahraga, masjid, rekreasi, dan hiburan.25
Dalam konteks kinerja guru, Syafri Mangkuprawira dan Aida Vitalaya dalam
buku Ahmad Faozan menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja
guru. Faktor-faktor tersebut terdiri atas faktor intrinsik (personal individual) guru
dan faktor ekstrinsik, yaitu kepemimpinan sistem, tim dan situasional. Faktor-
faktor tersebut diuraikan sebagai berikut:
a. Faktor personal individual meliputi unsur pengetahuan, keterampilan (skill),
kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh
tiap individu guru.
b. Faktor kepemimpinan meliputi aspek kualitas manager dan team leader
dalam memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan kerja kepada
guru.

25
Ahmad Susanto, op.cit, hlm.73
19

c. Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan rekan
dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan dan
keeratan anggota tim.
d. Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja yang diberikan oleh
pimpinan sekolah, proses organisasi sekolah dan kultur kerja dalam
organisasi sekolah.
e. Faktor konstektual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan lingkungan
internal dan eksternal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individual, tim, dan organisasi
sekolah dapat digambarkan sebagai berikut:26
Gambar 2. 1
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja Individu Kinerja Kelompok


Kinerja
Organisasi

Faktor Kinerja Faktor Kinerja Faktor Kinerja


a. Pengetahuan a. Keeratan tim a. Lingkungan
b. Keterampila b. Kepemimpinan b. Kepemimpinan
c. Motivasi tim c. Struktur organisasi
d. Peran c. Kekompakan d. Pilihan strategi
d. Peran tim e. Teknologi
e. Norma f. Kultur organisasi
g. Proses organisasi

Menurut Nursan banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru baik yang
berasal dari dalam diri itu sendiri maupun dari luar dirinya. Kinerja guru dapat
dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya termasuk pengalaman belajarnya secara
mandiri. Semakin banyak pengalaman seseorang dalam belajar secara
kepemilikan kompetensi dalam dirinya. Seperangkat keterampilan yang
dimilikinya akan mendukung pelaksanaan tugasnya lebih baik. Selanjutnya
kinerja guru juga dipengaruhi oleh supervisi pengajaran dan bimbingan karir

26
Ahmad Faozan, op.cit, hlm. 109
20

didapatkannya. Menurut Barrie dan Walwyn sasaran supervisi ditujukan pada


perbaikan dan peningkatan kompetensi guru yang memungkinkan guru
melaksanaan pembelajaran lebih baik. Dalam hal ini program pengembangan
profesional guru yang disusun pada tingkat nasional sampai satuan Pendidikan
ikut mempengaruhi kinerja guru secara luas. Kebijakan pengembangan
profesionalisme guru perlu disusun secra terprogram dan berkelanjutan sehingga
secara bertahap guru dapat mencapai tingkat keprofesionalannya.
Keprofesionalan inilah yang ikut memberi pengaruh pada kinerja guru
diantaranya iklim, psikologi guru, tingkat pendapatan, motivasi kerja, dan
k.mampuan manajerial kepala sekolah.
Dianatara banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru, supervsi kepala
sekolah yang menjadi faktor yang paling mempengaruhi kinerja guru. Perhatian
utama dari praktik supervisi instruksional oleh kepala sekolah adalah untuk
meningkatkan sekolah dan prestasi siswa dengan membantu guru untuk
memberikan kinerja peran mereka secara memadai.27
4. Indikator Kinerja Guru
Guru merupakan salah satu sumber daya manusia yang berada di lembaga
pendidikan. Kinerja guru disekolah mempunyai peran penting dalam pencapaian
tujuan sekolah. masalah kinerja guru menjadi sorotan berbagai pihak yang harus
mendapat perhatian sentral, karena figure guru menjadi sorotan paling utama
ketika berbicara mengenai masalah pendidikan. Kinerja guru mencerminkan
kemampuan kerja yang terlihat dari penampilan kerja guru dalam melaksanakan
tugasnya sebagai guru. Jika kemampuan kerja seorang guru bagus, maka
kinerjanya juga akan semakin tinggi. Sebaliknya jika kemampuan kerja seorang
guru tidak bagus, maka kinerjanya juga akan semakin rendah. 28
Kinerja guru perlu diukur, ditafsirkan. Sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengetahuan keputusan apakah kinerja guru tercapai atau tidak.
Dari beberapa indikator tersebut, kita dapat mengukur kemampuan guru yang

27
Teddy Manueke dkk, “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Peningkatan Kinerja Guru”,
Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan, Vol. 10 Nomor 2 Tahun 2021,
https://ejournal.unp.ac.id/index.php/bahana/article/view/115416/pdf, diakses pada tanggal 06 Juli 2023 pukul
10.43 WIB
28
Hagi Eka Gusman, “Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru di SMPN
Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam”, Jurnal Administrasi Pendidikan, Vol. 2, No. 1, Juni 2014,
https://ejournal.unp.ac.id/index.php/bahana/article/view/3764/2998, diakses pada tanggal 5 Maret 2023 pukul
12.35 WIB
21

harus dikuasai dalam melaksanakan tugas pokoknya sebagai guru, dan dari
indikator itu pula guru dapat diindikasikan memiliki kinerja yang tinggi atau
sebaliknya. Berdasarkan kajian teori tentang kinerja guru di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kinerja guru adalah tingkat
keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas pendidikan sesuai dengan tanggung
jawab dan wewenangnya berdasarkan standar kinerja yang telah ditetapkan
selama periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan. Terdapat beberapa
indikator yang digunakan untuk menilai guru dalam menjalankan tugas dan
profesinya. Berikut merupakan indikator kinerja guru meliputi:29
1. Perencanaan Pembelajaran
Dalam perencananaan pembelajaran terdapat beberapa indikator sebagai
berikut:
a. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran dalam RPP sesuai dengan
kurikulum/silabus dan memperhatikan karakteristik peserta didik. Dalam
menginformasikan tujuan pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajarn (RPP), terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru
meliputi: (1) guru menginformasikan tujuan pembelajaran dalam RPP
sesuai dengan kurikulum/silabus, dan (2) guru memperhatikan
karakteristik peserta didik dalam pembelajaran.
b. Guru menyusun bahan ajar secara runtun, logis konsektual dan muakhir.
Dalam menyusun bahan ajar, terdapat hal-hal yang perlu perhatikan oleh
guru meliputi: (1) guru menyusun bahan ajar secara runtun, logis
konsektual dan muakhir, (2) guru menyusun bahan ajar sesuai dengan
tuntutan kurikulum, dan (3) dalam penyusunan bahan ajar, guru membuat
pembelajaran yang menyenangkan, efisien, efektif dan tidak melenceng
dari tujuan pembelajaran.30
c. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang efektif. Dalam
merencanakan kegiatan pembelajaran, terdapat hal-hal yang perlu
perhatikan oleh guru meliputi: (1) guru memahami gaya belajar dan

29
Daryanto, Standar Kompetensi dan penilaian Kinerja Guru Profesional, (Yogyakarta: Penerbit Gava
Media, 2013), hlm. 200
30
Ina Magdalena dkk, “Analisis Pengembangan Bahan Ajar”, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial, Vol.
2 Nomor 2, Juli 2020, https://core.ac.uk/download/pdf/327208713.pdf, diakses pada tanggal 12 Juli 2023 pukul
13.17 WIB
22

kemampuan peserta didik dalam pembelajaran, dan (2) guru mencapai


hasil maksimal dalam menciptakan tujuan dalam pembelajaran.31
d. Guru memilih sumber belajar/media pembelajaran sesuai dengan materi
dan strategi pembelajaran. Dalam memilih sumber belajar/media
pembelajaran, terdapat hal-hal yang perlu perhatikan oleh guru meliputi:
(1) guru menentukan media pembelajaran sesuai dengan materi
pembelajaran, (2) guru memilih sumber pembelajaran sesuai dengan
strategi pembelajaran.
2. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang aktif dan efektif.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang aktif dan efektif terdapat
beberapa indikator sebagai berikut:
a. Guru memulai pembelajaran dengan efektif. Dalam memulai
pembelajaran, terdapat hal-hal yang perlu perhatikan oleh guru meliputi:
(1) guru mengecek kesiapan peserta didik, (2) guru menyampaikan
motivasi kepada peserta didik berupa pertanyaan maupun menceritakan
peristiwa yang berkaitan dengan materi pelajaran, (3) guru menyampaikan
kegiatan apa yang akan dilakukan peserta didik dalam proses
pembelajaran, dan (4) guru mempersiapkan bahan yang akan diajarkan
(sesuai dengan RPP).32
b. Guru menguasai materi pelajaran. Dalam menguasai pembelajaran,
terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru yaitu (1) guru
menerangkan dan menguasai setiap materi, (2) guru hendaknya
menvariasikan gaya mengajarnya agar dapat menimbulkan perhatian
siswa, dan (3) guru memvariasikan pola interaksi siswa dalam proses
pembelajaran.33
c. Guru menerapkan pendekatan dalam pembelajaran. Dalam menerapkan
pendekatan dalam pembelajaran, terdapat hal-hal yeng perlu diperhatikan
oleh guru, meliputi: guru mengemukakan berbagai alternatif pendekatan

31
Larlen, “Persiapan Guru Bagi Proses Belajar Mengajar”, Jurnal Pena,( Vol. 3 Nomor 1, Juli 2013)
http://online-journal.unja.ac.id/pena/article/view/1452/7273, diakses pada tanggal 12 Juli 2023 pukul 14.26 WIB
32
Larlen, op.cit, hlm. 82
33
Masrinawatie, “Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Melaksanakan Pembelajaran”, Modul
Pembelajaran,https://staffnew.uny.ac.id/upload/132303693/pendidikan/PengembanganPembelajaranMatematik
a_UNIT_9_Coverbelakang_0.pdf, diakses pada tanggal 12 Juli 2023 pukul 14.636 WIB.
23

pembelajaran yang harus dicapai sebelum kegiatan pembelajaran


dimulai.34
d. Guru memanfaatkan sumber belajar/media dalam pembelajaran. Dalam
memanfaatkan sumber belajar/media dalam pembelajaran, terdapat hal-hal
yeng perlu diperhatikan oleh guru yakni (1) guru menggunakan media
pembelajaran yang mudah dipahami oleh siswa, dan (2) guru
menggunakan internet untuk menambah wawasan materi pembelajaran.35
e. Guru memotivasi dan/atau memelihara keterlibatan siswa dalam
pembelajaran. Dalam memotivasi dan memelihara keterlibatan siswa
terdapat hal-hal yeng perlu diperhatikan oleh guru meliputi:, (1) guru
meningkatkan antusias dan semangat dalam belajar, (2) guru memberikan
penghargaan bagi siswa yang aktif, (3) guru menciptakan aktivitas yang
melibatkan siswa dalam kelas.36
f. Guru menggunakan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran.
Dalam penggunaan bahasa dalam pembelajaran, terdapat hal-hal yeng
perlu diperhatikan oleh guru meliputi: (1) guru menggunakan bahasa
dengan tepat dan benar dalam pembelajaran, (2) guru menggunakan
bahasa sesuai dengan KBBI (Kamuus Besar Bahasa Indonesia) dalam
pembelajaran.37
g. Guru mengakhiri pembelajaran dengan efektif. Dalam mengakhiri
pembelajaran, terdapat hal-hal yeng perlu diperhatikan oleh guru meliputi
(1) guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan motivasi kepada
siswa, (2) guru mengevaluasi tentang materi pelajaran yang baru selesai. ,
(3) guru memberikan petunjuk untuk pelajaran/topic berikutnya, (4) guru

34
Abdullah, “Pendekatan dan Model Pembelajaran yang Mengaktifkan Siswa”, Jurnal Edureligia,
(Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2017), http://ejournal.unaja.ac.id/index.php/edureligia/article/download/45/41, diakses
pada tanggal 12 Juli 2023 pukul 16.07 WIB.
35
Daryanto, op.cit, hlm. 200.
36
Arianti, “Peranan Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa”. Didaktika Jurnal
Kependidikan, (Vol. 12 Nomor 2, Desember Tahun 2023), https://jurnal.iain-
bone.ac.id/index.php/didaktika/article/download/181/110, diakses pada tanggal 12 Juli 2023 pukul 17.13 WIB.
37
Dahlia Patiung, “Peran Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pendekatan
Komunikatif di SMA Negeri 1 Sesean Kabupaten Toraja Utara”, Jurnal Pendidikan, (Vol. 6 Nomor 1, Januari-
Juni 2017), http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Inspiratif-Pendidikan/article/view/4921/4389 , diakses
pada tanggal 12 Juli 2023 pukul 17.21 WIB.
24

mengakhiri pembelajaran dengan salam dan doa, (5) guru merangkum


atau meringkas inti pokok pelajaran.38
3. Penilaian pembelajaran
Dalam penilaian pembelajaran terdapat beberapa indikator sebagai berikut:
a. Guru merancang alat evaluasi untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan
belajar peserta didik.
b. Guru menggunakan berbagai strategi dan metode penilaian untu
memantau kemajua dan hasil belajar peserta didik.
Sejalan dengan hal tersebut juga bahwa terdapat beberapa indikator yang
dapat dilihat peran guru dalam meningkatkan kemampuan dalam proses belajar
mengajar di antaranya sebagai berikut:
a. Kemampuan merencanakan belajar mengajar, meliputi antara lain: (1)
menguasai garis-garis besar penyelenggaraan pendidikan, (2) menyesuaikan
analisa materi pelajaran, (3) menyusun program semester dan (4) menyusun
program atau pembelajaran.
b. Kemampuan melaksanakan kegiatan belajar mengajar, meliputi antara lain:
(1) tahap pra-intruksional, (2) tahap intruksional, dan (3) tahap evaluasi dan
tindak lanjut.
c. Kemampuan mengevaluasi, meliputi antara lain: (1) evaluasi normative, (2)
evaluasi formatif dan (3) laporan hasil evaluasi.
Supardi menjelaskan bahwa indikator kinerja guru meliputi pengetahuan,
keterampilan, sistem penempatan dan unit variasi pengalaman, kemampuan
praktis, kualifikasi, hasil pekerjaan dan pengembangan. Sadirman menyebutkan
bahwa sehubungan dengan beberapa fungsi yang dimiliki guru maka terdapat
beberapa aspek utama yang merupakan kecakapan serta pengetahuan dasar bagi
guru yaitu:39
1) Guru harus dapat memahami dan menempatkan kedewasaannya. Sebagai
pendidik harus mampu menjadikan dirinya sebagai teladan dimana guru
harus mampu memberi contoh perilaku yang baik, terbuka, serta menghindari

38
Eka Supriatna dkk,”Keterampilan Guru dalam Membuka dan Menutup Pelajaran Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan di SMA Se-Kota Pontianak”, Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, (Vol. 11 Nomor 1,
April 2015), https://journal.uny.ac.id/index.php/jpji/articledownload/8172/684, diakses pada tanggal 12 Juli
2023 pukul 17.30 WIB
39
Mohamad Muspawi, “Strategi Peningkatan Kinerja Guru”, Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari
Jambi, (Vol. 21, Nomor 1 Tahun 2021), http://ji.unbari.ac.id/index.php/ilmiah/article/viewFile/1265/803,
diakses pada tanggal 4 Maret 2023 pukul 13.00 WIB
25

segala perbuatan tercela dan tingkah laku yang dapat menjatuhkan martabat
pendidik.
2) Guru harus mengenal diri siswanya.
3) Guru harus memiliki kecakapan memberikan bimbingan.
4) Guru harus memiliki dasar pengetahuan yang luas tentang tujuan pendidikan
di Indonesia pada umumnya sesuai dengan tahap-tahap pembangunan.
5) Guru harus memiliki pengetahuan yang bulat dan baru mengenai ilmu yang
di ajarkan.
Indikator penilaian kinerja guru seperti yang terdapat pada Peraturan Menteri
Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor 16 Tahun 2009 di atas, dapat dijabarkan
sebagai berikut:40
1) Kemampuan seseorang dalam mengkomunikasikan pengetahuan yang akan
dikomunikasikannya itu,
2) Kemampuan guru dapat dilihat dari cara atau proses penyusunan program
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
3) Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran menjadi hal penting
karena berkaitan langsung dengan aktivitas belajar siswa di kelas.
4) Kemampuan melakukan evaluasi/penilaian pembelajaran.
Penilaian kinerja guru yang merujuk pada Peraturan Menteri Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 menyebutkan bahwa penilaian
kinerja guru adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam
rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatan. Penilaian kinerja guru sangat
berkaitan dengan pelaksanaan tugas utama seorang guru dalam penguasaan
pengetahuan, penerapan pengetahuan dan keterampilan sebagaimana kompetensi
yang dibutuhkan. Ambarita menjelaskan terdapat 10 kompetensi dasar yang harus
dikuasai oleh seorang guru, antara lain:41
1) Menguasai bahan/materi pelajaran
2) Mengelola program pembelajaran
3) Mengelola kelas
4) Menggunakan media dan sumber belajar
5) Menguasai landasan pendidikan
6) Mengelola interaksi pembelajaran

40
Ibid, hlm. 103
41
Ibid, hlm. 104
26

7) Menilai prestasi belajar siswa


8) Mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan
9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
10) Memahami dan menafsirkan hasil penelitian
Dari indikator kinerja guru yang mengambil dari teori Daryanto, dapat
disimpulkan bahwa indikator kinerja guru meliputi (1) Perencanaan Pembelajaran,
(2) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang aktif dan efektif, dan (3) Penilaian
Pembelajaran.
B. Supervisi Kepala Sekolah
1. Pengertian Supervisi Pendidikan
Menurut Baharuddin Harahap dalam buku Inom Nasution menjelaskan bahwa
banyak pendapat yang mengemukakan istilah supervisi. Dalam pendidikan istilah
supervisi sering di tafsirkan sebagai “supervision of instruction”, dalam bahasa
Indonesia supervisi pengajaran.42. secara terminologis, istila supervisi diambil dari
bahasa Inggris "supervision", yang berasal dari kata bahasa Latin supervideo,
super berarti atas (over, above), sedangkan vision (Latin video) berarti melihat (to
see).43 Jadi secara etismologis supervisi (supervision) berarti melihat atau
meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak
atasan (orang yang memiliki kelebihan) terhadap perwujudan kegiatan dan hasil
kerja bawahan.44 Dengan demikian, supervisor hendaknya adalah orang-orang
yang memiliki kelebihan dalam banyak hal seperti penglihatan, pandangan,
pendidikan, pengalaman, kedudukan, pangkat, jabatan, dan sebagainya untuk
melakukan tugas pengawasan dengan baik sesuai standar dan fungsi kerja yang
telah ditetapkan. Makna yang terkandung dari pengertian tersebut, bahwa seorang
supervisor mempunyai kedudukan atau posisi lebih dari orang yang disupervisi.
Tugasnya adalah melihat, menilik dan mengawasi orang-orang yang disupervisi.45
Supervisi adalah pengawasan yang dikaitkan dengan masalah perbaikan.
Terminology, supervisi pendidikan seperti yang telah dikemukakan oleh
Boardman yang dikutip oleh Daryanto adalah:

42
Inom Nasution, Supervisi Pendidikan, (Medan: Pusdikra Mitra Jaya, 2021), Cet. 1, hlm.16
43
Nurhattati Fuad, Supervisi Pendidikan “Strategi Peningkatan Kualitas Pendidikan di Sekolah”,
(Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2021), Cet.1, hlm. 34
44
Siti Nurhayati, Supervisi Kepala Sekolah dan Kinerja Guru, (Lampung: CV. IQRO, 2019), Cet. 1,
hlm. 15
45
Donni Juni Priansa, Manajemen Kinerja Sekolah, (Jawa Barat: CV Pustaka Setia, 2020), Cet 1, hlm.
41
27

“Supervisi adalah suatu usaha menstimulir, mengordinir dan membimbing


secara kontinu pertumbuhan guru-guru sekolah, baik secara individual maupun
kolektif, agar lebih mengerti, dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi
pengajaran, sehingga dengan demikian mereka mampu dan lebih cakap
berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern”.46
.Dalam buku Sudandi yang mengutip pada Adams dan Dickey dalam bukunya
Basic Principle of Supevision, supervisi adalah program yang berencana untuk
memperbaiki pengajaran..47 Mulyasa berpendapat bahwa istilah supervisi
mempunyai banyak makna, dalam carter good’s dictionary of education, memberi
pengertian bahwa supervisi adalah segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin
guru-guru dan tenaga pendidikan lainnya dalam memperbaiki pengajaran;
termasuk menstimulusi, menyeleksi, pertumbuhan dan perkembangan jabatan
guru-guru, dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode-
metode mengajar serta evaluasi pengajaran.48 Sedangkan menurut Ngalim
Purwanto, “supervisi adalah suatu aktifitas pembinaan yang dilaksanakan untuk
membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan
mereka secara efektif”.49
Menurut Piet Suhertian, supervisi adalah usaha memberi layanan kepada guru-
guru baik secara individual maupun secara berkelompok dalam usaha
memperbaiki pengajaran. Supervisi pendidikan artinya pembinaan. Pembinaan
adalah segala kegiatan dan usaha yang berhubungan dengan perencanaan,
penyusunan, pengembangan, pembangunan, pengarahan, penggunaan, serta
pengendalian segala sesuatu secara brdya guna dan berhasil guna. Jasmani
menyebutkan dalam buku Sohiron yang berjudul “ Administrasi dan Supervisi
Pendidikan” bahwa supervisi pendidikan adalah segala bantuan dari supervisor
dan atau semua pimpinan kepala sekolah untuk memperbaiki manajemen
pengelolaan sekolah dan meningkatkan kinerja guru/staf dalam menjalankan

46
Aguslani Mushlih dan Rudi Ahmad Suryadi, Supervisi Pendidikan “Teori dan Praktik”, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2018), hlm.43
47
Sudandi, Supervisi Pendidikan “Konsep, Teori, dan Implementasi, (Yogyakarta: Pustaka Ilmu,
2021), Cet. 1, hlm. 2
48
Fitriyani, “Efektivitas Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah Dala Meningkatkan Kinerja Guru
Pendidikan Agama Islam”, Jurnal el-Ghiroh, (Vol, Nomor 02, September 2018),
https://jurnal.staibsllg.ac.id/index.php/el-ghiroh/article/view/67/52, diakses pada tanggal 10 Maret 2023 pukul
21.00 WIB
49
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2019), Cet. 1 hlm. 76
28

tugas, fungsi, dan kewajibannya sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan
optimal.50
Jadi supervisi mempunyai pengertian luas. Supervisi adalah segala bantun dari
pemimpin sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru
dan personel sekolah lainnya didalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
2. Tujuan Supervisi Pendidikan
Menurut Ametembun dalam buku Muhammad Kristiawan, tujuan supervisi
pendidikan adalah (1) membina guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan;
(2) melatih kesanggupan guru untuk mempersiapkan peserta didiknya menjadi
anggota masyarakat yang efektif; (3) membantu guru untuk mengadakan
diagnosis; (4) meningkatkan kesadaran terhadap tata kerja demokratis; (5)
memperbesar ambisi guru untuk meningkatkan mutu kerjanya secara maksimal;
(6) membantu mempopulerkan sekolah ke masyarakat; (7) membantu guru untuk
lebih dapat memanfaatkan pengalamannya sendiri; (8) mengembangkan persatuan
antar guru; (9) membantu guru dapat mengevaluasi aktvitasnya dalam kontak
tujuan perembangan peserta didik.51
Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran. Tujuan umum
supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf
agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya dalam
melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar.
Secara operasional dapat dikemukakan beberapa tujuan kongkrit dari supervisi
dari supervisi pendidikan yaitu;52
a. Meningkatkan mutu kinerja guru
1) Membantu guru dalam memahami tujuan pendidikan dan apa peran
sekolah dalam mencapai tujuan tersebut.
2) Membantu guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami
keadaan dan kebutuhan peserta didiknya.
3) Membentuk moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru
dalam satu tim yang efektif, bekerjasama secara akrab dan bersahabat
serta saling menghargai satu dengan lainnya.

50
Sohiron, Administrasi dan Supervisi Kepala Sekolah, (Pekanbaru: Kreasi Edukasi, 2015), hlm. 170
51
Muhammad Kristiawan dkk, Supervisi Pendidikan, (Bandung: ALFABETA, 2019), hlm. 4-5
52
Daryanto dan Tutik Rachmawati, Supervisi Pembelajaran “Inspeksi Meliputi: Controlling,
Correcting, Judging, Directing, Demonstration”, (Yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2015), Cet. 1, hlm. 6
29

4) Meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya


meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
5) Meningkatkan kualitas pembelajaran guru baik itu dari segi strategi,
keahlian dan alat pengajaran.
6) Menyediakan sebuah sistem yang berupa penggunaan teknologi yang
dapat membantu guru dalam pengajaran.
7) Sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan bagi kepala sekolah
untuk reposisi guru.
b. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana
dengan baik.
c. Meningkatkan keefektifan dan keefisienan sarana dan prasarana yang ada
untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu
mengoptimalkan keberhasilan peserta didik.
d. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi yang
tenang dan tentram serta kondusif yang akan meningkatkan kualitas
pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan.
3. Fungsi Supervisi Pendidikan
Secara umum, fungsi supervisi, sebagai fungsi control: “any control through
personal supervision can be very effective way of motivating employees and
promoting behavior that increase efficiency and effectiveness (Jones and George,
2009). Suatu kontrol (pengawasan) yang dilakukan melalui supervisi personal
dapat menjadi cara yang sangat efektif dan efisien untuk memberi motivasi
pegawai dan meningkatkan kualitas perilakunya sehingga meningkatkan tingkat
efisien dan efektivitas.53 Fungsi supervisi pendidikan adalah sebagai layanan atau
bantuan kepada guru untuk mengembangkan situasi belajar mengajar. Konsep
supervisi sebenarnya diarahkan kepada pembinaan. Artinya kepala sekolah, guru
dan para personel lainnya di sekolah diberi fasilitas untuk meningkatkan
kemampuannya dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
Menurut Anwar dan Sagala dalam buku Sudadi, Supervisor mempunyai
fungsi-fungsi utama, antara lain:
a. Menetapkan masalah yang betul-betul mendesak untuk ditanggulangi

53
Nurhattati Fuad, op.cit, hlm. 51
30

b. Menyelenggarakan inspeksi, yaitu sebelum pelayanan kepada guru,


supervisor lebih dulu perlu mengadakan inspeksi sebagai usaha mensurvei
seluruh sistem yang ada.
c. Memberikan solusi terhadap hasil inspeksi yang telah di survey
d. Penilaian
e. Latihan, dan
f. Pembinaan atau pengembangan54
Menurut Ametembun terdapat empat fungsi supervisi Kepala Sekolah sebagai
supervisor dalam bidang pendidikan adalah seperti gambar di bawah ini.

Gambar 2.2
Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

Penelitian

Penilaian
Kepala
Sekolah
Perbaikan

Peningkatan

a. Fungsi Penelitian
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan objektif tentang situasi
pendidikan (khususnya sasaran-sasaran supervisi pengajaran), maka
diperlukan penelitian terhadap situasi dan kondisi tersebut. Penelitian disini
dimaksudkan untuk melihat seluruh seluruh situasi proses
belajar mengajar guna menemukan masalah-masalah, kekurangan
baik pada guru, siswa, perlengkapan, kurikulum, tujuan pengajaran,
metode mengajar maupun perangkat lain di sekitar keadaan proses
belajar mengajar. Penelitian tersebut harus bersumber pada data yang
aktual dan bukan pada informasi yang telah kadaluarsa.
b. Fungsi Penilaian

54
Sudadi, op.cit, hlm. 142
31

Kegiatan penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor


yang mempe ngaruhi situasi dan kondisi pendidikan serta pengajaran
yang telah diteliti sebelumnya, kemudian dievaluasi untuk melihat
bagaimana tingkat kualitas pendidikan di sekolah itu, apakah
menggembirakan atau memprihatinkan, mengalami kemajuan atau
kemunduran. Hanya untuk diingat, dalam etika pendidikan,
penilaian itu harus menekankan terlebih dahulu pada aspek-aspek yang positif
(kebaikan dan kemajuan-kemajuan), kemudian pada aspek-aspek negatif,
kekurangan atau kelemahan-kelemahan.
c. Fungsi Perbaikan
Setelah diadakannya suatu penilaian terhadap aspek pengajaran
maka yang selanjutnya dilakukan adalah memperbaiki aspek-aspek
negatif yang timbul. Memperkenalkan cara baru sebagai upaya
perbaikan dan peningkatan. Hal ini dapat berupa lokakarya,
seminar, simulasi dan cara lain yang dipandang efektif.
d. Fungsi Peningkatan
Meningkatkan atau mengembangkan aspek-aspek positif agar lebih
baik lagi dan menghilangkan aspek negatif yang ada. Sehingga aspek
negatif yang ditimbulkan diubah menjadi aspek positif dan aspek
positif dikembangkan lagi sehingga menjadi lebih baik. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk menstimulasi, mengarahkan, memberi semangat
agar guru mau menerapkan cara baru, termasuk dalam hal ini
membantu guru dalam memecahkan kesulitan dalam menggunakan
cara-cara baru tersebut.55
Menurut Ngalim Purwanto, fungsi-fungsi supervisi pendidikan yang sangat
penting diketahui oleh para pimpinan pendidikan termasuk kepala sekolah, adalah
sebagai berikut:56
a. Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan melekat pada seorang supervisor karena dia adalah
pemimpin. Hal-hal yang harus dilakukan antara lain:
1) Penyusunanrencana dan policy bersama.

55
Muhammad Kristiawan dkk, op cit., hlm. 9-10
56
Ngalim Purwanto, op.cit, hlm 86.
32

2) Mengikutsertakan anggota-anggota kelompok (guru-guru, pegawai)


dalam berbagai kegiatan.
3) Memberikan bantuan kepada anggota kelompk dalam menghadapi dan
memecahkan persoalan-persoalan.
4) Membangkitkan dan memupuk semangat kelompok, atau memupuk
moral yang tinggi kepada anggota kelompok.
5) Mengikutsertakan semua anggota dalam menetapan putusan-putusan.
6) Membagi-bagi dan mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab
kepada anggota kelompok, sesuai dengan fungsi-fungsi dan kecakapan
masing-masing.
7) Mempertinggi daya kreatif pada anggota kelompok.
8) Menghilangkan rasa malu dan rendah diri pada anggota kelompok
sehingga mereka berani mengemukakan pendapat demi kepentingan
bersama.
b. Dalam hubungan kemanusiaan
1) Memanfaatkan kekeliruan ataupun kesalahan-kesalahan yang dialaminya
untuk dijadian pelajaran demi perbaikan selanjutnya, bagi diri sendiri
maupun kelompoknya.
2) Membantu mengatasi kekurangan ataupunkesulitan yang dihadapi
anggota kelompok, seperti dalam hal kemalasan, merasa rendah diri,
acuh tak acuh, pesimistis, dsb.
3) Mengarahkan anggota kelompok kepada sikap-sikap yag demokratis
4) Memupuk rasa saling menghormati di antara sesame anggota kelompok
dan sesama manusia.
5) Menghilangkan rasa curiga-mencurigai antara anggota kelompok.
c. Dalam pembinaan proses kelompok
1) Mengenal masing-masing pribadi anggota kelompok, baik kelemahan
maupun kemampuan masing-masing.
2) Menimbulkan dan memelihara sikap percaya-mempercayai antara
sesama anggota antara anggota dan pemimpin.
3) Memupuk sikap da kesediaan tolong-menolong
4) Memperbesar rasa tanggung jawab para anggota kelompok
5) Bertindak bijaksana dalam menyelesaikan petentangan atau perselisihan
pendapat di antara anggota kelompok.
33

6) Menguasai teknik-teknik memimpin rapat dan pertemuan lainnya.


d. Dalam bidang administrasi personel
1) Memilih personel yang memiliki syarat-syarat kecakapan yang
diperlukan untuk suatu pekerjaan.
2) Menempatkan personel pada tempat dan tugas yang sesuai dengan
kecakapan dan kemampuan masing-masing.
3) Mengusahakan susunan kerja yang menyenangkan dan meningkatkan
daya kerja serta hasil maksimal.
e. Dalam bidang evaluasi
1) Menguasai dan memahami tujuan-tujuan pendidikan secara khusus dan
terperinci
2) Menguasai dan memiliki norma-norma yang akan digunakan dalam
kriteria penelitian
3) Menguasai teknik-teknik pengumpulan data untuk memperoleh data
yang lengkap, benar dan dapat diolah menurut norma-norma yang ada.
4) Menafsirkan dan menyimpulkan hasil-hasil penelitian sehingga
mendapat gambaran tentang hasil-hasil penilaian sehingga mendapat
gambaran kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan perbaikan-
perbaikan.
4. Prinsip Supervisi Pendidikan
Supervisi akan berlangsung dengan optimal jka memperhatikan prinsip yang
bersifat positif, di antaranya: (1) konstruktif dan kreatif; (2) berdasar pada sumber
kolektif daripada usaha-usaha supervisor; (3) didasarkan atas hubungan
profesional, bukan atas dasar hubungan pribadi; (4) mengembangkan segi-segi
kelebihan dari yang disupervisi; (5) memberikan rasa aman pada anggota
kelompok; (6) progresif; (7) didasarkan pada keadaan rill dan sebenarnya; (8)
sederhana dan informal; (9) objektif dan sanggup mengadakan self evaluation.57
Menurut Sutisna dikutip Nadhirin dalam buku Inom Nasution yang berjudul
“Supervisi Pendidikan” mengidentifikasi Sembilan prinsip kegiatan supervisi
yaitu:
a. Supervisi merupakan bagian integral dari program pendidikan, ia adalah
pelayanan yang bersifat kerjasama.

57
Nurhattati Fuad, op.cit, hlm. 56
34

b. Semua guru berhak mendapatkan layanan supervisi.


c. Supervisi hendaknya disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan perseorangan
dari personil sekolah.
d. Supervisi hendaknya membantu menjelaskan tujuan dan sasaran pendidikan.
e. Supervisi hendaknya membantu memperbaiki sikap dan hubungan dari semua
staf sekolah dan juga supervisi bertujuan untuk menciptakan hubungan antara
sekolah dan masyarakat menjadi lebih dekat dan saling memiliki.
f. Tanggung jawab dalam pengembangan supervisi berada pada kepala sekolah
dan para penilik atau pengawas di wilayahnya.
g. Harus ada dana yang memadai dalam pelaksanaan program supervisi ini dan
dimasukkan ke dalam anggaran tahunan.
h. Efektivitas program supervisi hendaknya mendapatkan laporan yang
administratif.
i. Supervisi hendaknya membantu menjelaskan dan menerapkan dalam praktek
penemuan penelitian pendidikan yang mutakhir.58
5. Jenis-Jenis Supervisi
Menurut Rosmiati Azis yang mengutip dari Ngalim Purwanto ada tiga jenis
supervisi, di antaranya sebagai berikut:59
a. Supervisi umum dan supervisi pengajaran
Supervisi umum ialah supervisi yang dilakukan terhadap kegiatan-
kegiatan yang secara tidak langsung berhubungan dengan usaha perbaikan
pengajaran. Seperti pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah atau
kantor-kantor pendidikan, supervisi terhadap pengelolaan administrasi
kantor, pengellaan keuangan. Sedangkan supervisi pengajaran ialah kegiatan
pengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi, baik
personel maupun materil yang memungkinkan terciptanya situasi belajar-
mengajar yang optimal demi terciptanya situasi belajar-mengajar yang
optimal demi terciptanya tujuan pendidikan.
b. Supervisi klinis
Supervisi klinis merupakan bagian dari supervisi pengajaran.
Dikatakan supervisi klinis karena prosedur pelaksanaannya lebih ditekankan

58
Inom Nasution, op.cit, hlm. 20-21
59
Rosmiaty Azis, Supervisi Pendidikan, (Yogyakarta: Perpustakaan Nasional; Katalog Dalam Terbitan
(KDT), 2016), Cet-1, hlm. 22
35

terhadap mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi di dalam proses


belajar mengajar serta di usahakan bagaimana cara dalam memperbaikinya.
c. Pengawasan melekat dan pengawasan fungsional
Istilah pengawasan melekat diturunan dari bahasa asing built in
controle yang berarti suatu pengawasan yang memang sudah sendirinya
melekat menjadi tugas dan tanggung jawab dari pimpinan, baik pimpinan
tingkat atas hingga yang paling bawah pada semua organisasi atau lembaga.
6. Sasaran Supervisi Pendidikan
Supervisi pendidikan ditujukan kepada usaha memperbaiki situasi belajar
mengajar. Yang dimaksud dengan situasi belajar mengajar adalah situasi dimana
terjadi proses interaksi antara guru dan murid dalam usaha mencapai tujuan
belajar yang telah ditentukan. Dalam kegiatan pembelajaran sangat sukar
menentukan mana yang benar dalam praktek mengajar karena mengajar adalah
seni mengajar dalam pekerjaan di sekolah bukan pekerjaan yang mudah, sehingga
kepala sekolah dalam demonstrasi pembelajaran tidak perlu mengakui kelemahan
dan perlu mencarikan ahli yang dapat memberikan gambaran tentang
pembelajaran yang baik.
Adapun sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut adalah
peningkatan kemampuan profesional guru. Sasaran supervisi ditinjau dari objek
yang disupervisi ada tiga macam bentukk supervsi:
Dilihat dari objek yang disupervisi dan biasanya yang di dalam praktek
sekarang terdapat tiga macam supervisi, diantaranya:
a. Supervisi akademik
Supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan yang membantu
guru untuk mengembangkan keahliannya mengelola proses pembelajaran
demi tercapainya tujuan pembelajaran.60
b. Supervisi administrasi
Supervisi administrasi menitikberatkan pengamatan supervisor pada
aspek-aspek administrasi yang fungsinya sebagai pendukung terlaksananya
kegiatan pembelajaran. supervisi administratif adalah supervisi yang

60
Daryanto dan Tutik Rachmawati, op.cit, hlm. 36
36

ditujukan pada pembinaan dalam pemanfaatan setiap sarana dan prasarana


bagi keperluan kegiatan pembelajaran.61
c. Supervisi lembaga
Supervisi lembaga ini yang menyebarkan obyek pengamatan
supervisor pada aspek-aspek yang berada dilingkungan sekolah. jika
supervisi akaademi bertujuan untuk meningkatkan setiap mutu
pembelajaran, maka supervisi lembaga bertujuan untuk meningkatkan
nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan.62
7. Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan
Teknik supervisi pendidikan adalah alat yang digunakan oleh supervisor untuk
mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhir dapat melakukan perbaikan
pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Dalam pelaksanaan supervisi
pendidikan, sebagai supervisor harus mengetahui dan memahami serta
melaksanakan teknik-teknik dalam supervisi. Berbagai macam teknik dapat
digunakan oleh supervisor dalam membantu guru meningkatkan situasi belajar
mengajar, baik secara kelompok maupun secara perorangan ataupun dengan cara
langsung bertatap muka dan cara tak langsung bertatap muka atau melalui media
komunikasi.63
Secara garis besar cara atau teknik supervisi dapat digolongkan menjadi dua yaitu:
a. Teknik Perseorangan
Yang dimaksud dengan supervisi secara perseorangan ialah supervisi yang
dilakukan secara perseorangan, beberapa kegiatan diantaranya:
1) Mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation)
Adalah kunjungan yang dilakukan oleh supervisor (kepala sekolah dan
pengawas) untuk melihat atau mengamati seorang guru yang sedang
mengajar, tujuan mengobservasi bagaimana guru mengajar, masih
terdapat kelemahan atau kekurangan sekiranya masih perlu diperbaiki,
selanjutnya diadakan diskusi untuk belajar-mengajar selanjutnya.
2) Mengadakan kunjungan observasi (observation visits)
Guru dari suatu sekolah diberi tugas untuk melihat atau mengamati
seorang guru yang sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu

61
Ibid, hlm. 43
62
Ibid, hlm. 44
63
Ibid,, hlm. 10
37

mata pelajaran tertentu. Misalnya cara menggunakan alat atau media


yang baru, seperti audio visual aids, cara mengajar dengan metode
tertentu, seperti sosiodrama, problem sulving, diskusi planel fish bolw,
metode penemuan (discovery).
3) Membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa dan
atau mengatasi problema yang dialami siswa.
Banyak masalah yang dialami guru dalam mengatasi kesulitan belajar
siswa missal siswa yang lamban dalam belajar, tidak dapat memusatkan
perhatian, siswa yang “nakal” disini wali kelas adalah pembimbing yang
utama, di beberapa sekolah dibentuk bagian bimbingan dan konseling,
masalah-masalah yang ditimbulkan oleh siswa itu sendiri dan tidak dapat
diatasi oleh guru kelas diserahkan kepada konselor.
4) Membimbing guru-guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan
pelaksanaan kurikulum sekolah antara lain:
a) Penyusunan program semester dan mingguan.
b) Menyusun atau membuat satuan program pelajaran.
c) Mengorganisasi kegiatan-kegiatan pengelolaan kelas.
d) Melaksanakan teknik-teknik evaluasi pengajaran.
e) Mengadakan media dan sumber dalam PBM.
f) Mengorganisasi kegiatan-kegiatan siswa dalam bidang
ekstrakulikuer, study tour.
b. Teknik Kelompok
Ialah supervisi yang dilakukan secara kelompok dengan menggunakan
beberapa strategi diantaranya adalah:
1) Mengadakan pertemuan atau rapat (meetings)
Kepala sekolah menjalankan tugas sesuai perencanaan seperti
mengadakan rapat kepada guru dalam rangka supervisi yang
berhubungan dengan pelaksanaan pengembangan kurikulum.
2) Mengadakan diskusi kelompok (group discussions)
Diskusi kelompok dengan membentuk kelompok-kelompok guru
bidang studi yang berminat mata pelajaran tertentu yang telah
diprogramkan untuk mengadakan pertemuan atau diskusi guna
membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan usaha pengembangan
dan peranan proses belajar mengajar.
38

3) Mengadakan penataran-penataran (inservice-training)


Penataran untuk guru bidang studi tertentu pada umumnya diadakan
oleh pusat wilayah, tugas kepala sekolah adalah mengelolah dan
membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow up) dari hasil penataran,
agar dapat dipraktekan oleh guru-guru.64
8. Tahapan Supervisi pendidikan
Secara umum pelaksanaan supervisi akademik dilaksanakan dalam tiga tahapan,
yaitu perencanaan, pelaksanaan supervisi, dan tindak lanjut hasil supervisi.
Berikut penjelasannya sebagai berikut:65
a) Perencanaan Supervisi
Ruang lingkup perencanaan akademik antara lain: (1) pengelolaan
kurikulum, (2) persiapan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran, (3)
pencapaian Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses dan Standar Isi dan
(3) peninjauan mutu pembelajaran.
Adapun langkah-langkah penyusunan perencanaan supervisi akademik yaitu:
(1) merumuskan tujuan, (2) menerapkan jadwal, (3) memilih pendekatan,
teknik dan model, (4) memilih instrumen.
Agar dapat digunakan sebagai pedoman pelaksanaan supervisi sebaiknya
perencanaan supervisi memuat:
1) Latar Belakang
Latar belakang berisi tentang arti penting supervisi dan alasan perlunya
pelaksanaan supervisi akademik.
2) Landasan hukum
Landasan hukum berisi berbagai peraturan yang digunakan sebagai
landasan pelaksanaan supervisi akademik dan pengaturan yang berkaitan
dengan tugas pokok dan fungsi supervisi.
3) Tujuan
Tujuan Supervisi memuat hal-hal yang diinginkan dari adanya program
supervisi dan pelaksanaan supervisi.
4) Indikator Keberhasilan supervisi akademik.

64
Muhawid Shulhan, Supervisi Pendidikan “Teori dan Terapan dalam Mengembangkan Sumber Daya
Guru”, (Surabaya: Acima Publishing, 2012), Cet-1, hlm. 57
65
Setyo Hartanto dan Sodiq Purwanto, Supervisi dan Penilaian Kinerja Guru (MPPKS-PKG), Modul
Pelatihan Penguatan Kepala Sekolah, (Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, 2019), hlm.
18
39

Agar supervisi akademik terukur keberhasilannya, perlu dideskripsikan


indikator keberhasilan, baik dilihat dari awal, pelaksanaan maupun
hasilnya. kriteria keberhasilan merupakan tolak ukur untuk menetapkan
tingkat keberhasilan sebuah aktivitas. Keberhasilan pelaksanaan
supervisi akademik, ditandai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Pra Observasi (Pertemuan Awal) meliputi (a) tercipatanya
suasana akrab dengan guru, (b) membahas persiapan yang dibuat
oleh guru dan disepakatinya fokus pengamatan dan (c)
disepakatinya instrument observasi yang akan digunakan.
2) Observasi (Pengamatan pembelajaran) meliputi (a) dilaksanakan
pengamatan sesuai dengan fokus yang disepakati, (b) digunakan
instrument observasi, (c) adanya catatan (fiednotes) berdasarkan
hasil pengamatan yang mencakup perilaku guru dan peserta
didik, selama proses pembelajaran (mulai pendahuluan sampai
penutup) dan, (d) tidak mengganggu proses pembelajaran.
3) Pasca-observasi (Pertemuan balikan) meliputi: (a) terlaksananya
pertemuan balik setelah observasi, (b) menanyakan pendapat
guru mengenai proses pembelajaran yang baru berlangsung, (c)
menunjukkan data hasil observasi (instrument dan catatan) dan
memberi kesempatan guru mencermati dan menganalisisnya, (d)
mendiskusikan secara terbuka hasil observasi terutama pada
aspek yang telah disepakati dan memberikan penguatan terhadap
penampilan guru, (e) menghindari kesan menyalahkan, usahakan
guru menemukan sendiri kekuranganya, (f) memberikan motivasi
bahwa guru mampu memperbaiki kekurangannya dan, (g)
menentukan bersama rencana pembelajaran dan supervisi
berikutnya.
4) Sasaran
Sasaran supervisi adalah guru atau tenaga kependidikan yang
disupervisi.
5) Pendekatan dan teknik supervisi
Pendekatan dan teknik supervisi berisi tentang pendekatan dan
teknik yang dipilih dalam pelaksanaan supervisi sesuai dengan
kebutuhan.
40

6) Ruang Lingkup Supervisi


Ruang lingkup berisi cakupan bidang yang disupervisi, antara
lain analisis perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.
7) Jadwal Pelaksanaan Supervisi
Jadwal supervisi berisi daftar nama guru yang di supervisi serta
kapan supervisi tersebut dilaksanakan.
8) Instrument yang digunakan, sesuai dengan yang telah dibahas di
awal.
b) Pelaksanaan Supervisi
Pelaksanaan supervisi akademik sangat tergantung pada pendekatan dan
teknik yang digunakan. Dalam pelaksanaan supervisi akademik teknik
individual, jenis observasi dan kunjungan kelas, pelaksanaan supervisi
dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu pra observasi, observasi dan pasca
observasi.66
1) Pra observasi
Pra observasi adalah tindakan berupa sebelum observasi, guru yang
akan disupervisi merasa nyaman dan siap untuk disupervisi. Bentuk
kegiatan pra observasi biasanya berupa diskusi yang sekaligus
dimanfaatkan untuk melakukan supervisi perencanaan pembelajaran.
2) Observasi
Observasi adalah aktivitas pengamatan oleh supervisor pada saat guru
melaksanakan pembelajaran di kelas.pengamatan oleh supervisor
menggunakan instrument yang telah ditentukan sebelumnya.
meskipun demikian dapat saja supervisor menemukan sesuatu yang
menarik di luar instrument. Temuan berupa kekuatan atau kelemahan
guru saat pembelajaran yang tidak terakomodasi dalam instrument
observasi sebaiknya tetap diperhatikan sebagai bahan penguatan atau
umpan balik.
3) Pasca Observasi

66
Ibid, hlm.21
41

Kegiatan pasca observasi adalah proses refleksi dan pemberian


umpan balik serta upaya pengkondisian tindakan perbaikan yang
harus dilakukan oleh guru yang disupervisi.
c) Tindak Lanjut Hasil Supervisi
Salah satu langkah penting dalam kegiatan supervisi akademik adalah
tindak lanjut hasil supervisi. Supervisi tanpa tindak lanjut tidak memiliki
dampak yang berarti dalam proses pembelajaran. tindak lanjut supervisi
akademik dapat berupa:67
1) Melakukan evaluasi hasil suervisi
Tindak lanjut hasil supervisi merupakan kegiatan yang sangat
strategis berkenaan dengan upaya peningkatan mutu proses dan hasil
belajar. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa tanpa kegiatan
tindak lanjut, supervisi yang dilakukan tidak memiliki makna apapun.
Tindak lanjut hasil supervisi meliputi dua kegiatan utama, yaitu
melakukan evaluasi hasil supervisi dan menindaklanjuti hasil
supervisi.
Evaluasi hasil supervisi merupakan salah satu kegiatan
mengolah, menganalisis, menafsirkan, menyimpulkan dari
instrument-instrumen pengumpulan data hasil observasi di kelas.
Materi evaluasi difokuskan dalam pencapaian rencana pelaksanaan
supervisi, baik menyangkut fokus supervisi, tujuan, sasaran, waktu
pelaksanaan, teknik supervisi, media termasuk instrument supervisi,
serta kriteria keberhasilannya.
Hasil evaluasi selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk
mengetahui ketercapaian rencana supervisi, sekaligus mengetahui
letak permasalahan yang dihadapi.
2) Menindaklanjuti hasil supervisi
Berdasarkan hasil analisis evaluasi supervisi akademik langkah
selanjutnya adalah menindaklanjuti hasil supervisi, yang meliputi: (a)
menetapkan alternatif tindakan yang akan ditempuh sesuai dengan
kesulitan atau kelemahan yang ditemukan ada pada guru, (b)
membuat rencana tindakan yang mencakup kapan, dimana, siapa

67
Ibid, hlm. 28
42

yang terlibat, serta bagaimana langkah-langkah tindakan tersebut


dilakukan.
Berbagai bnetuk tindak lanjut hasil supervisi dapat berupa
pembinaan secara langsung dan tidak langsung serta pembinaan
situasional.
a. Pembinaan secara langsung dilakukan terhadap guru yang
memiliki permasalahan yang spesifik dan dipandang efektif
dilakukan secara langsung dan segera, misalnya, kesalahan
konsep materi, sikap dan tindakan guru yang di pandang
memberi dampak negatif bagi peserta didik.
b. Pembinaan secara tidak langsung dilakukan terhadap hal-hal
yang sifatnya umum yang perlu perbaikan dan perhatian
setelah memperoleh hasil analisis supervisi. Kegiatan
pembinaan ini sekaligus merupakan upaya untuk memberikan
penguatan dan pengembangan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan guru.
c. Pembinaan situasional dilakukan kepala sekolah dalam
membina guru di antaranya menganjurkan agar guru:
1. Memanfaatkan buku guru, buku peserta didik, pedoman,
panduan, serta juknis-juknis yang ada.
2. Memanfaatkan alat dan media pembelajaran yang ada di
lingkungan sekolah.
3. Memanfaatkan video-video pembelajaran untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukannya.
4. Memanfaatkan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S),
Kelompok Kerja Guru, MGMP/MGBK, serta organisasi
profesi yang ada.
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
serta berbagai penerbitan yang relevan dengan
pengembangan kemampuan profesional guru.
6. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
serta berbagai penerbitan yang relevan dengan
pengembangan kemampuan profesional guru.
43

7. Melakukan benchmarking atau studi banding ke sekolah


atau objek lainnya yang relevan.
8. Melakukan pengembangan guru pembelajar sesuai
dengan hasil evaluasi diri dan/atau penilaian kinerja
guru.
3) Pemantapan Instrumen Supervisi
Kegiatan untuk memantapkan instrument supervisi dapat
dilakukan dengan cara diskusi kelompok antara supervisor dengan
guru. Dengan kegiatan kajian bersama ini, akan diperoleh instrument
yang lebih baik, dengan cara menambah, mengurangi komponen atau
aspek pada instrument, atau memperbaiki deskripsinya. Selain itu bisa
juga dengan memperbaiki deskripsinya.
Dalam memantapkan instrument supervisi, dikelompokkan menjadi:
a. Instrumen persiapan mengajar guru meliputi, program
tahunan, program semester, silabus, RPP, pelaksanaan proses
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.
b. Instrumen supervisi pembelajaran, lembar pengamatan, dan
suplemen observasi (keterampilan mengajar, karakteristik
mata pelajaran, pendekatan klinis dan sebagainya).
c. Penggandaan instrumen dan informasi kepada guru bidang
studi binaan atau kepada karyawan untuk instrument non
akademik.
9) Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan tujuannya
adalah kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah
bermuara pada pencapaian dan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. oleh karena
itu, tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor, yaitu mensupervisi pekerjaab
tabf dilakukan oleh tenaga kependidikan.68 Kepala sekolah sebagai supervisor
mempunyai peran yang sangat strategis untuk meningkatkan kompetensi
profesional guru. Sebagai seorang pemimpin, fungsi dan tugas kepala sekolah
sangat kompleks demi terwujudnya sekolah yang berkualitas. Sebagai supervisor,
kepala sekolah berperan dalam upaya membantu mengembangkan profesionalitas

68
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. 11,
hlm.111
44

guru dan tenaga kependidikan lainnya. Supervisi merupakan pengawasan terhadap


kegiatan akademik, termasuk terhadap proses belajar mengajar yang menyangkut
guru dalam mengajar sehingga tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
Jika supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu
melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja
tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan control agar
kegiatan pendidikan disekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.
Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk
melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan
pekerjaannya. Pengawasan dan pengendalian yang dilakukan kepala sekolah
terhadap tenaga kependidikannya khususnya guru, disebut supervisi klinis yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan
kualitas pembelajaran melalui pembelajaran yang efektif.69
Kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam kemampuan
Penyusunandan melaksanakan program supervisi pendidikan, serta memanfaatkan
hasilnya. Kemampuan Penyusunanprogram supervisi pendidikan harus
diwujudkan dalam penyusunan program supervisi kelas, pengembangan program
supervisi untuk kegiatan ekstrakulikuler, pengembangan program supervisi
perpustakaan, laboratorium, dan ujian. Kemampuan melaksanakan program
supervisi pendidikan harus diwujudkan dalam pelaksanaan program supervisi
klinis, program supervisi nonklinis dan program supervisi kegiatan
ekstrakulikuler. Sedangkan kemampuan memanfaatkan hasil supervisi pendidikan
harus diwujudkan dalam pemanfaatan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja
tenaga kependidikan, dan pemanfaatan hasil supervisi untuk mengembangkan
sekolah.
Kepala sekolah sebagai supervisor dapat dilakukan secara efektif antara lain
melalui diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi
pembelajaran.70
10) Indikator Supervisi Kepala Sekolah
Upaya untuk meningkatkan kedisiplinan guru diperlukan kegiatan supervisi
oleh kepala sekolah. supervisi kepala sekolah adalah suatu usaha menstimulasi
secara kontinu perkembangan guru-guru di sekolah, baik secara individu maupun

69
Ibid, hlm. 112
70
Ibid, hlm. 113
45

secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh
fungsi pengajaran. Selain supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah, kinerja
guru di kelas juga merupakan faktor terpenting dalam menunjang keberhasilan
hasil belajar peserta didik. Sebagai komponen yang mendukung keberhasilan
proses pembelajaran, maka kinerja seorang guru harus senantiasa dipelihara dan di
tingkatkan. Dengan kinerja yang baik maka guru dapat memberika pengajaran
kepada peserta didik disekolah dengan baik pula, sehingga hasil belajar peserta
didik akan dapat di tingkatkan terutama dalam hal ini kinerja guru.71
Dalam kaitannya dengan kepala sekolah sebagai supervisor, maka beberapa
aspek yang diukur meliputi hal-hal sebagai berikut:72
a. Kemampuan menyusun program supervisi, dengan indikator yang
mencakup: (1) memilih program supervisi kelas KBM dan BK, (2)
memilih program supervisi untuk kegiatan ekstrakulikuler, dan (3)
memilih program supervisi kegiatan lainnya (perpustakaan, ujian, dan
sebagainya)
b. Kemampuan melaksanakan program supervisi, dengan indikator yang
mencakup: (1) melaksanakan program supervisi kelas (klinis), (2)
melaksanakan program supervisi dadakan (non klinis), dan melaksanakan
program supervisi kegiatan ekstrakulikuler dan kegiatan lainnya.
c. Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi, dengan indikator yang
mencakup: (1) memanfaatkan hasil supervisi untuk peningkatan kinerja
guru/karyawan, dan (2) memanfaatkan hasil supervisi untuk
pengembangan sekolah.
Lina Handayani dan Sukiman Juga mengemukakan bahwa indikator supervisi
kepala sekolah yaitu merencanakan program superivisi akademik dalam
meningkatkan profesionalisme guru, melaksanakan supervisi akademik terhadap
guru dengan menggunakan pilihan pendekatan dan teknik yang sesuai dengan
kondisi guru, menindaklanjuti hasil supervisi terhadap kinerja guru dengan
memberikan umpan balik dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru.
Adapun pendapat lain menyebutkan bahwa, indikator dari supervisi kepala
71
Marwati, hHadriana dkk, “Pengaruh Kepala Sekolah dan Kinerja Guru Terhadap Mutu Pendidikan
pada Sekolah Dasar di Kota Pekanbaru”, Jurnal JUMPED (Jurnal Manajemen Pendidikan), (Vol. 7 Nomor 2
Tahun 2019), https://jmp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JMP/article/view/5453/5115, diakses pada tanggal 06
Juli 2023 2023 pukul 20.30.
72
Murniati A.R, Manajemen Strategik: Peran Kepala Sekolah dalam Pemberdayaan, (Bandung:
Ciptapustaka Media Perintis, 2008), hlm.160.
46

sekolah yaitu: (1) melaksanakan penelitian, (2) melaksanakan penilaian, (3)


melaksanakan perbaikan, (4) dan melaksanakan pengembangan.
Supervisi kepala sekolah adalah kegiatan membantu guru secara langsung
dalam mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan akademik, bahan-
bahan pengajaran, metode mengajar, dan penilaian pengajaran untuk memberikan
kontribusi positif terhadap pencapaian terhadap pencapain tujuan sekolah. Adapun
indikator-indikator dari supervisi kepala sekolah adalah:73
a. Pengarahan
b. Membantu memecahan masalah guru.
c. Melaksanakan pengawasan
d. Menciptakan hubungan antar pribadi
e. Penilaian hasil kerja
Dari tahapan supervisi kepala sekolah yang mengambil dari teori Setyo
Hartono dan Sodiq Purwanto, dapat disimpulkan bahwa indikator supervisi
kepala sekolah meliputi (1) Perencanaan supervisi, (2) Pelaksanaan supervisi, dan
(3) Tindak lanjut hasil supervisi.
C. Penelitian Relevan
Penelitian tentang pengaruh supervisi kepala sekolah sudah banyak dilakukan.
Berdasarkan hasil telisik skripsi ditemukan beberapa judul yang relevan dengan judul
penelitian, yaitu:
a. Farhatunni’mah Septiani (2018), Skripsi berjudul “Pengaruh Supervisi Kepala
Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SMP Muhammadiyah 2 Wonosobo
Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus”. Obyek penelitian ini adalah
kinerja guru di SMP Muhammadiyah 2 Wonosobo Kecamatan Wonosobo
Kabupaten Tanggamus. Metode yang digunakan adalah angket wawancara dan
dokumentasi dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian tersebut adalah
adanya pengaruh signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru
dengan hasil uji korelasi didapatkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara
supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru. Persamaan pada penelitian ini

73
Lina Handayani dan Sukirman, “Kontribusi Supervisi Kepala Sekolah Pada Peningkatan Kualitas
Pembelajaran Di SMP 3 BAE KUDUS”, EduPsyCouns Journal, Vol. 2, Nomor 1 Tahun 2020,
https://ummaspul.e-journal.id/Edupsycouns/article/view/479/279, diakses pada tanggal 23 Maret 2023 pukul
19.23
47

adalah variabel penelitian yaitu supervisi kepala sekolah dan kinerja guru.
Sedangkan perbedaanya terletak pada tahun dan lokasi penelitian.74
b. Suci Dwi Pratiwi (2018), Skripsi berjudul “Peran Kepala Sekolah sebagai
Supervisi dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar
Lab School Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta”.
Obyek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah sebagai supervisor. Metode
dalam penelitian ini dalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam pengelolaaan proses
pembelajaran dan hubungan sekolah terhadap masyarakat sudah optimal. Namun
dalam menjalankan perannya sebagai supervisor dalam perencanaan dan evaluasi
program sekolah serta pengelolaan ketenagaan belum berjalan secara optimal.
Fokus penelitian ini adalah peran kepala sekolah sebagai supervisor, sedangkan
pada penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh supervisi kepala sekolah
terhadap kinerja guru.
c. Mia Liawati (2019), Skripsi berjudul “Pengaruh Supervisi Akademik Kepala
Sekolah tehadap Kinerja Guru di MTs Al-Ihsan Pamulang”. Obyek penelitian in
adalah kinerja guru di MTs Al-Ihsan Pamulang. Metode yang digunakan adalah
Angket dengan pendekatan kuantitatif survey. Hasil penelitian tersebut adalah
terdapat pengaruh antara supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja
guru. Namun untuk kepala sekolah sebagai supervisor diharapkan agar dalam
pelaksanaan program supervisi akademik harus di tingkatkan dan direalisasikan
secara terus menerus dan untuk guru harus mengembangkan kinerja mengajar
serta dapat mengelola kelas lebih baik. Fokus penelitian ini adalah pengaruh
supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru, sedangkan
penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh kepala sekolah terhadap kinerja
guru.75
d. Himmatulhaq Aidi (2021), Skripsi berjudul “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah
Terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 09 Cirebon”. Objek pada penelitian ini
adalah kinerja guru SMP Negeri 09 Cirebon. Metode yang digunakan adalah
angket wawancara dan studi dokumen dengan pendekatan kuantitatif deskriptif.
74
Farhatunni’mah Septiani, Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SMP
Muhammadiyah 2 Wonosobo Kecamatan Wonsobo Kabupaten Tanggamus, Skripsi Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Jurusan Manajemen Pendidikan Islam, tahun 2018.
75
Mia Liawati, Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di
MTS Al-Ihsan Pamulang, Skripsi Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
tahun 2019.
48

Hasil penelitian tersebut adalah adanya pengaruh yang signifikan antara supervisi
kepala sekolah terhadap kinerja guru dengan adanya uji korelasi didapatkan
bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara kepala sekolah dengan
kinerja guru. Persamaan penelitian ini adalah variabel penelitian yaitu supervisi
kepala sekolah dan kinerja guru. Sedangkan perbedaannya terletak pada tahun
dan lokasi penelitian.76
e. Aida Adilah (2022), Skripsi berjudul “Supervisi Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Kinerja Guru di SMPI Al-Azhar 27 Cilegon". Metode yang
digunakan adalah observasi wawancara dan studi dokumen dengan pendekatan
kualitatif deskriptif. Hasil penelitian tersebut menunjukka bahwa supervisi yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru sudah baik
dan efektif. Persamaan penelitian ini adalah variabel penelitian yaitu supervisi
kepala sekolah dan kinerja guru. Sedangkan perbedaannya terletak pada metode
penelitian, tahun dan lokasi penelitian.77
D. Kerangka Berpikir
Kinerja guru merupakan hasil, kemajuan dan prestasi kerja guru dalam
melaksanakan pembelajaran, baik dalam merencanakan, melaksanakan proses
pembelajaran dan mengevaluasi hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan
latihan terhadap peserta didik, serta komitmennya dalam melaksanakan tugas. Baik
tidaknya kinerja guru dapat dilihat dari pelaksanaan kompetensi-kompetensi yang
harus dimiliki oleh guru disamping memiliki kualifikasi akademik. Oleh karena itu,
untuk mencapai suatu kinerja yang optimal guru haruslah berusaha mengembangkan
serta menciptakan situasi yang ada di lingkungan sekolah sesuai dengan aturan yang
berlaku. Guru benar-benar dituntut untuk memiliki kinerja yang tinggi, karena denan
memiliki kinerja yang tinggi maka tingkat sumber daya manusia di Indonesia akan
semakin baik apalagi dikalangan generasi muda sehingga terciptanya generasi yang
cerdas, dan mampu menjawab tantangan yang datang kelak.
Menurut Mulyasa, keberhasilan pendidikan disekolah sangat ditentukan oleh
keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di
sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang tersedia di
sekolah. kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan

76
Himmatulhaq Aidi, Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerj Guru di SMP Negeri 09
Cirebon, Skripsi Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2021.
77
Aida Adilah, Supervisi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMPI Al-Azhar 27
Cilegon, Skripsi Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2022.
49

pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya dan


pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Hal tersebut menjadi lebih
penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah yang
menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien.78
Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan
menetukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administrasi memiliki
komitmen tinggi dan luwes dalam melaksanakan tugasnya. Kepemimpinan kepala
sekolah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatakan kinerja guru melalui
program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. Oleh karena itu kepala sekolah
harus mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta keterampilan-
keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan. dalam perannya sebagai
seorang pemimpin kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan
perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga.79
Proses pendidikan akan berjalan efektif dan efisien apabila guru memiliki
kompetensi yang memadai. Namun apabila kita pahami kembali tentang isi yang
terkandung dalam setiap jenis kompetensi, seperti yang telah banyak disampaikan
oleh para ahli pendidikan untuk menjadi seorang guru yang berkompeten bukan
sesuatu yang mudah. Selain dipengaruhi oleh kompetensi, kinerja guru juga di
pengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah. peranan dari supervisi kepala sekolah
dalam meningkatkan kinerja guru sangat diperlukan. Mengikutsertakan guru secara
rutin dalam program diklat, memberdayakan guru, memberi semangat dan arahan
merupakan tanggung jawab kepala sekolah dalam mengembangkan kompetensi guru.
Begitupun dengan penyediaan fasilitas yang mendukung peningkatan kinerja guru
menjadi tanggung jawab kepala sekolah. untuk mewujudkan dan meningkatkan
kompetensi guru diperlukan usahayang sungguh-sungguh baik berasal dari guru itu
sendiri, kepala sekolah, pengawas maupun dari pemerintah. Dengan demikian
supervisi kepala sekolah dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja guru sehingga

78
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK,
(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004), hlm. 25
79
Yulia Rachmawati,” Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru”, Jurnal
Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang, (Vol. 01 Nomor 01, Juni 2013),
https://media.neliti.com/media/publications/37067-ID-pengaruh-kepemimpinan-kepala-sekolah-terhadap-
kinerja-guru.pdf, diakses pada tanggal 05 April 2023 pukul 14.24 WIB
50

semakin baik penerapan supervisi kepala sekolah maka akan meningkat pula kinerja
guru.80
Gambar 2.3
Kerangka Berpikir

SUPERVISI KINERJA
KEPALA GURU
SEKOLAH

E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan.81 Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dikemukakan, maka hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. H0: artinya tidak terdapat pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja
guru.
2. H1: artinya terdapat penaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru.

80
Cik Imah, “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SD Negeri Se-Kecamatan
Air Kumbang Kabupaten Banyuasin”, Jurnal Administrasi Manajemen Pendidikan, (Vol. 1 Nomor 2, Tahun
2018), https://jurnal.um-palembang.ac.id/jaeducation/article/view/1573/1319, diakses pada tanggal 06 Juli 2023
pukul 14.43 WIB.
81
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 63
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tirtayasa yang berada di di Jl.
Sultan Agung Tirtayasa, Kecamatan Tirtayasa, Serang Banten 42193. Pemilihan
tempat penelitian di sekolah tersebut didasarkan karena seklah ini di anggap memiliki
aspek dan indikator pendukung yang dibutuhkan oleh penulis agar penelitian dapat
berjalan dengan lancar.
Penelitian ini dilakukan pada tahun ajaran 2022/2023. Dimulai dari Januari
2023 sampai dengan alokasi waktu sebagai berikut.

Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Kegiatan Penelitian Waktu Penelitian


Jan Feb Mar Apr Mei Juni
1. Observasi Pendahuluan
2. Bimbingan Skripsi
3. Penyebaran Izin
Penelitian dan
Pelaksanaan Penelitian
4. Wawancara
5. Pengumpulan Data
1) Penyusunan
Angket/ Kuisioner
2) Penyebaran
Angket/Kuisioner
3) Pengolahan Hasil
Angket

B. Variabel Penelitian
Terdapat dua Variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini:
1. Variabel yang biasa dikenal dengan istilah variabel terikat (Dependen Variabel)
yaitu kinerja guru.
2. Variabel X yang biasa dikenal dengan istilah variabel bebas (Independen
Variabel) yaitu supervisi kepala sekolah.

51
52

C. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur 2 variabel yang berbeda agar
dapat menentukan tingkat hubungan variabel-variabel maka pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan analisis linear
regresi. Dengan pendekatan tersebut diharapkan dapat diperoleh pemahaman dan
82
penafsiran yang mendalam mengenai makna kenyataan dan fakta yang relevan.
Dalam penelitian, sasaran yang hendak dicapai adalah untuk menggambarkan suatu
kondisi apa adanya mengenai Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja
Guru di SMA Negeri 1 Titrtayasa.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari subjek atau objek penelitian.83 Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SMA Negeri 1 Tirtayasa
yang berjumlah 45 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi penelitian yang digunakan untuk
memperkenalkan hasil dari suatu penelitian. Sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode pengambilan probability sampling yang merupakan
metode pengambilan sampel secara random atau acak. Jenis pemilihan simple
random sampling (pengambilan sampel secara acak sederhana). Teknik pemilihan
sampel ini memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi
untuk menjadi sampel penelitian.84 Dalam penelitian ini dapat diketahui jumlah
guru di SMA Negeri 1 Tirtayasa sebanyak 45 orang dengan tingkat kepercayaan
10%, maka jumlah sampel yang akan digunakan adalah 31 orang. Adapun rumus
yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan rumus slovin: 85

n=
Keterangan:

82
Ibid, hlm. 80
83
Siti Nurhasanah, Statistika Pendidikan “Teori, Aplikasi, dan Kasus, (Jakarta: Salemba Humanika,
2019), hlm 91
84
Ibid, hlm. 94
85
Syofian Siregar, Metodologi Penelitian Kuantitatif “ Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan
Manual & SPSS”, (Jakarta: Kencana, 2014), Cet. 2, hlm. 30
53

n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
d = tingkat kepercayaan 0,1 (1%)
dengan populasi sebanyak 45 guru, ditentukan menggunakan rumus Slovin, yaitu

n=

n=

n = 45/1.45
n = 31 sampel
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan penelitian, untuk memperoleh data ada beberapa teknik
pengumpulan data yang dilakukan yaitu kuisioner/angket.
1. Angket/Kuisioner
Angket atau Kuisioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data
secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-tanya dengan responden).
Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket yang berisi
sejumlah pertanyaan yang harus dijawab atau direspons oleh responden. Angket
ini digunakan untuk mendapatkan data terkait dengan supervisi kepala sekolah
dan kinerja guru. Data hasil dari angket digunakan untuk menggambarkan tingkat
kinerja guru dan supervisi kepala sekolah. Angket ini diberikan kepada guru
SMA Negeri 1 Tirtayasa.
2. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan/data untuk penelitian
dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara dengan
responden.86 Adapun pihak yang diwawancarai adalah Kepala Sekolah SMA
Negeri 1 Tirtayasa dan Tenaga Pendidik SMA Negeri 1 Tirtayasa. Data hasil
wawancara digunakan sebagai pendukung hasil penelitian.
3. Studi Dokumen
Studi dokumen dilakukan dengan meneliti bahan dokumentasi yang ada dan
mempunyai relevansi dengan tujuan penelitian. Teknik studi dokumentasi
dilakukan dengan pengumpulan data dan mempelajari dokumen untuk
mendapatkan informasi mengenai objek penelitian. Data yang akan dikumpulkan

86
Ibid, hlm. 18
54

teknik dokumentasi meliputi: data sejarah sekolah, profil sekolah, dan data guru.
Data dari hasil dokumentasi tidak digunakan sebagai judgment hasil penelitian.
F. Instrumen Pengumpulan Data
1. Variabel Supervisi Kepala Sekolah (X)
a. Definisi Konseptual
Supervisi kepala sekolah merupakan aktivitas pembinaan kepala
sekolah dalam penyusunan atau perencanaan, pelaksanakan dan
menindaklanjuti hasil supervsi untuk membantu para guru dan pegawai
sekolah memperbaiki kegiatan pembelajaran dalam melakukan pekerjaan
secara efektif.
b. Definisi Operasional
Supervisi kepala sekolah merupakan aktivitas pembinaan kepala
sekolah dalam penyusunan atau perencanaan, pelaksanaan, dan
menindaklanjuti hasil supervisi di SMA Negeri 1 Tirtayasa untuk
meningkatkan kinerja guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang efektif
dan efisien.
c. Kisi-kisi Instrumen

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrument


Variabel X (Supervisi Kepala Sekolah)

Indikator Sub Indikator Item Jumlah


Perencanaan a. Penyusunan perencanaan 1,2,3,4 4
Program supervisi
Supervisi
b. Penyusunan Ruang Lingkup 5,6,7,8 4
Supervisi

c. Isi Pelaksanaan Supervisi 9,10,11 3

Pelaksanaan a. Melaksanakan Supervisi Pra 12, 13,14 3


Supervisi Observasi

b. Melaksanakan Supervisi 15, 16, 17, 18 4


55

Observas

c. Melaksanakan Supervisi 19, 20, 21, 22, 8


Pasca Observasi 23, 24, 25, 27
Tindak Lanjut a. Melakukan Evaluasi Hasil 28, 29 2
Hasil Supervisi Supervisi

b. Menindaklanjuti hasil 30, 31, 32, 33, 5


supervisi 34

c. Pemantapan instrument 35, 36 2


supervisi

d. Skala Supervisi Kepala Sekolah


Dalam penelitian ini, skala supervisi kepala sekolah memiliki empat
alternatif jawaban masing-masing diberi skor sebagai berikut:

Tabel 3.3
Bobot Nilai Skala Supervisi Kepala Sekolah
Pilihan Jawaban Skor Soal
Selalu (SL)/setara sangat setuju (SS) 4
Sering (SR)/setara setuju (ST) 3
Jarang-jarang (JR)/setara kurang setuju (KS) 2
Tidak pernah (TP)/setara tidak setuju (TS) 1

2. Variabel Kinerja Guru (Y)


a. Definisi Konseptual
Kinerja guru adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan
tugas berdasarkan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan
penilaian pembelajaran sesuai waktu yang ditentukan sehingga tercapai
tingkat keberhasilan yang diharapkan.
b. Definisi Operasioal
Kinerja guru adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan
tugas berdasarkan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pen
56

dan penilaian pembelajaran sesuai waktu yang ditentukan sehingga tercapai


tingkat keberhasilan yang diharapkan.
c. Kisi-kisi Intrumen
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen
Variabel (Y) Kinerja Guru
Indikator Sub Indikator Item Jumlah
Perencanaan a. Guru menginformasikan tujuan 1, 2 2
pembelajaran pembelajaran

b. Guru menyusun bahan ajar 3, 4, 5 3


secara runtun, logis konsektual
dan muakhir.

c. Guru merencanakan kegiatan 6, 7, 8 3


pembelajaran yang efekktif.

d. Guru memilih sumber belajar/ 9, 10 2


media pembelajaran
Pelaksanaan a. Guru memulai pembelajaran 11, 12, 13, 14 4
kegiatan dengan efektif.
pembelajaran
yang aktif dan b. Guru menguasai materi 15, 16, 17 3
efektif pelajaran.

c. Guru menerapkan 18, 19 2


pendekatan/strategi dalam
pembelajaran

d. Guru memafaatkan sumber 20, 21, 22 3


belajar/media dalam
pembelajaran.
57

e. Guru memotivasi dan/atau 23, 24, 25, 26 4


memelihara memelihara
ketertiban siswa dalam
pembelajaran.

f. Guru menggunakan bahasa yang 27, 28 2


benar dan tepat dalapembelajaran

g. Guru mengakhiri pembelajaran 29, 30, 31, 32, 6


dengan efektif. 33, 34

Penilaian a. Guru merancang alat evaluasi 35 1


Pembelajaran untuk mengukur kemajuan dan
keberhasilan belajar peserta
didik.

b. Guru menggunakan berbagai 36, 37, 38 3


strategi dan metode penilaian
untuk memantau kemajuan dan
hasil belajar peserta didik

d. Skala Kinerja Guru


Dalam penelitian ini, skala kinerja guru memiliki empat alternatif
jawaban masing-masing diberi skor sebagai berikut:

Tabel 3.5
Bobot Nilai Skala Kinerja Guru
Pilihan Jawaban Skor Soal
Selalu (SL)/setara sangat setuju (SS) 4
Sering (SR)/setara setuju (ST) 3
Jarang-jarang (JR)/setara kurang setuju (KS) 2
Tidak pernah (TP)/setara tidak setuju (TS) 1
58

G. Uji Coba Instrumen


1. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrument. Instrument dikatakan valid apabila tersebut
telah sesuai mengukur apa yang hendak di ukur. Dalam menentukan validitas
suatu instrument digunakan rumus product moment yaitu:87

Keterangan:
rxy = koefisien korelasi product moment
n = jumlah sampel
Σy = skor total pada skala sikap
ΣY = jumlah skor seluruh butir
ΣX2 = jumlah skor kuadrat perbutir
ΣY2 = jumlah skor kuadrat seluruh butir
Hasil perhitungan setiap skor tersebut akan dikonsultasikan dengan “r” table,
dengan ketentuan kriteria penilaian instrument dikatakan valid apabila
perhitungan > , sebaliknya instrument dikatakan tidak valid jika

< . Maka mengacu pada output uji coba validitas, diketahui jumlah

sampel N adalah 24 dengan signifikan 5% (tingkat kepercayaan 95% atau alpha


0,05) pada distribusi nilai product moment. Maka ditemukan nilai rtabel

adalah 0, 404. Oleh karena itu jika > dan nilai Sig (2 tailed) <

0,05, dapat diartikan item soal pada kuisioner tersebut adalah valid.
a. Variabel Supervisi Kepala Sekolah (X)
Hasil perhitungan variabel X (Supervisi Kepala Sekolah)
menggunakan SPSS dengan jumlah 24 responden, diketahui bahwa dari 36
butir soal yang diujikan terdapat 2 butir soal yang tidak valid yaitu butir soal
nomor 8, 16. Berikut daftar soal yang diujikan:

87
V. Wiratna Sujarweni & Poli Endrayanto, Statistika Untuk Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2012), hlm. 177
59

Tabel 3.6

Hasil Perhitungan

Variabel Supervisi Kepala Sekolah (X)

No Rhitung Rtabel Sig Hasil Keterangan


1 0,717 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
2 0,658 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
3 0,647 0,404 0,001 Valid Butir bisa digunakan
4 0,588 0,404 0,002 Valid Butir bisa digunakan
5 0,731 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
6 0,634 0,404 0,001 Valid Butir bisa digunakan
7 0,646 0,404 0,001 Valid Butir bisa digunakan
8 0,317 0,404 0,132 Tidak Valid Butir tidak bisa digunakan
9 0,555 0,404 0,005 Valid Butir bisa digunakan
10 0,813 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
11 0,498 0,404 0,013 Valid Butir bisa digunakan
12 0,603 0,404 0,002 Valid Butir bisa digunakan
13 0,535 0,404 0,007 Valid Butir bisa digunakan
14 0,569 0,404 0,004 Valid Butir bisa digunakan
15 0,583 0,404 0,003 Valid Butir bisa digunakan
16 0,268 0,404 0,205 Tidak Valid Butir tidak bisa digunakan
17 0,681 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
18 0,539 0,404 0,007 Valid Butir bisa digunakan
19 0,597 0,404 0,003 Valid Butir bisa digunakan
20 0,799 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
21 0,699 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
22 0,689 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
23 0,468 0,404 0,021 Valid Butir bisa digunakan
24 0,579 0,404 0,003 Valid Butir bisa digunakan
25 0,759 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
26 0,735 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
27 0,785 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
28 0,712 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
29 0,698 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
30 0,799 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
31 0,599 0,404 0,002 Valid Butir bisa digunakan
32 0,551 0,404 0,005 Valid Butir bisa digunakan
33 0,794 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
34 0,751 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
35 0,799 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
36 0,588 0,404 0,002 Valid Butir bisa digunakan

Dengan begitu maka butir soal yang valid dapat digunakan untuk
menjaring data yang diperlukan sedangkan butir drop tidak digunakan untuk
penelitian selanjutnya.
60

b. Variabel Kinerja Guru (Y)


Hasil perhitungan variabel Y (Kinerja Guru) menggunakan SPSS
dengan jumlah 24 responden, diketahui bahwa dari 38 butir soal yang
diujikan terdapat 6 butir soal yang tidak valid yaitu butir soal nomor 8, 27,
28, 33, 34, 37. Berikut daftar soal yang diujikan:

Tabel. 3.7
Hasil Perhitungan
Variabel Kinerja Guru (Y)
No Rhitung Rtabel Sig Hasil Keterangan
1 0,737 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
2 0,856 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
3 0,487 0,404 0,016 Valid Butir bisa digunakan
4 0,660 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
5 0,632 0,404 0,001 Valid Butir bisa digunakan
6 0,737 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
7 0,980 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
8 0,321 0,404 0,126 Tidak Valid Butir tidak bisa digunakan
9 0,735 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
10 0,864 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
11 0,794 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
12 0,980 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
13 0,980 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
14 0,463 0,404 0,023 Valid Butir bisa digunakan
15 0,737 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
16 0,980 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
17 0,980 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
18 0,856 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
19 0,438 0,404 0,032 Valid Butir bisa digunakan
20 0,761 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
21 0,499 0,404 0,013 Valid Butir bisa digunakan
22 0,738 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
23 0,671 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
24 0,852 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
25 0,762 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
26 0,858 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
27 0,199 0,404 0,351 Tidak Valid Butir tidak bisa digunakan
28 0,279 0,404 0,187 Tidak Valid Butir tidak bisa digunakan
29 0,932 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
30 0,584 0,404 0,003 Valid Butir bisa digunakan
31 0,932 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
32 0,932 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
33 0,347 0,404 0,097 Tidak Valid Butir tidak bisa digunakan
34 0,386 0,404 0,062 Tidak Valid Butir tidak bisa digunakan
35 0,932 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan
61

36 0,932 0,404 0,000 Valid Butir bisa digunakan


37 0,143 0,404 0,506 Tidak Valid Butir tidak bisa digunakan
38 0,470 0,404 0,021 Valid Butir bisa digunakan

Dengan begitu maka butir soal yang valid dapat digunakan untuk
menjaring data yang diperlukan sedangkan butir soal drop tidak digunakan
untuk penelitian selanjutnya.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan bahwa alat ukur yang
digunakan dalam penelitian keperilakuan mempunyai keandalan sebagai alat
ukur, diantaranya di ukur melalui konsistensi hasil pengukuran dari waktu ke
waktu jika fenomena yang di ukur tidak berubah.88 Uji reabilitas dilakukan
dengan uji Alpha Cronbach. Suatu instrumen yang reliabel jika memiliki
koefisien Cronbach alpha di atas 0,60 untuk menghitung realibitas
menggunakan rumus alpha. Rumus alpha Cronbach sebagai berikut:89


= x{ }

Keterangan

r11 = Nilai Reabilitas


ΣSi = Jumlah varians skor tiap-tiap item
St = Varians
St = Jumlah item
Uji Realibilitas adalah lanjutan dari uji validitas, maka item yang masuk dalam
pengujian reliabilitas adalah item yang valid. Jika nilai alpha>0,60 maka
instrument dapat dikatakan reliabel, berikut ukuran umum korelasi:90
0,80-1,00 : Korelasi tinggi, adanya saling ketergantungan
0,60-0,79 : Korelasi sedang/moderat.
0,40-0,59 : Cukup
0,20-0,39 : Sedikit, korelasi yang lemah
0,0-0,19 : Sangat sedikit, tidak berarti

88
Siti Nurhasanah, op.cit, hlm. 116
89
Syofian Siregar op.cit, hlm. 186
90
J. Supranto & Nandan Limakrisna, Petunjuk Praktis Penelitian Ilmiah Untuk Menyusun Skripsi,
Tesis, dan Disertasi, (Jakarta: Prenamedia Group, 2012), hlm. 380.
62

a. Uji Reliabilitas Variabel Supervisi Kepala Sekolah (X)


Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa instrument supervisi kepala
sekolah menunjukkan koefisien Cronbach Alpha sebesar 0,957. Suatu
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach alpha > 0,60,
maka dapat disimpulkan bahwa Variabel Supervisi Kepala Sekolah sudah
reliabel. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan aplikasi SPSS Vers 22
untuk perhitungan.

Tabel. 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Supervisi Kepala Sekolah

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.957 36

Sumber: Hasil olah data penelitian menggunakan SPSS ver 22, 2023

b. Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Guru (Y)


Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa instrument kinerja guru
menunjukkan koefisien Cronbach Alpha sebesar 0,970. Suatu variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach alpha > 0,60, maka dapat
disimpulkan bahwa Variabel Kinerja Guru sudah reliabel. Pada penelitian ini,
peneliti menggunakan aplikasi SPSS Vers 22 untuk perhitungan.

Tabel. 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Guru

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.970 38

Sumber: Hasil olah data penelitian menggunakan SPSS ver 22, 2023
63

H. Teknik Pengolahan Data


Untuk mengolah data dalam penulisan ini, penulis melakukan langkah-
langkah berikut:91
a. Editing
Editing adalah proses pengecekan atau memeriksa data yang telah berhasil
dikumpulkan dari lapangan, karena ada kemungkinan data yang yang telah
dimasukkan tidak memenuhi syarat atau tidak dibutuhkan. Tujuan dilakukan
editing adalah untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan dan kekurangan data yang
terdapat pada catatan lapangan.
b. Codeting
Codeting atau Pengkodean adalah kegiatan setelah tahap editing selesai yang
gunanya untuk memberikan identitas pada data yang telah di edit.
c. Tabulasi
Tabulasi adalah memasukan data pada label-label tertentu dan mengatur
ankga-ankga serta menghitungnya.
d. Mengelola data menggunakan SPSS Vers 22, 2023.
I. Teknik Analisis Data
Hasil data yang didapatkan dari penelitian akan dideskripsikan dengan
menggunakan teknik analisis deskriptif. Untuk menganalisis data yang telah
didapatkan selama penelitian, terdapat beberapa teknik analisis data yang digunakan,
yaitu: 92
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data
dengan mendeskripsikan data-data yang telah didapatkan dari tiap variabel yang
diteliti sehingga mudah dipahami.
Deskripsi data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
a. Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi.
b. Tabel Distribusi Frekuensi
1) Menentukan rentang atau jarak data, dengan rumus:
Rentang Data= data terbesar – data terkecil
2) Menentukan jumlah kelas interval, dengan menggunakan rumus:
Strurges; K = 1 + 3,3 log n

91
Syofian Siregar, op.cit, hlm. 126-128
92
Sugiyono, op.cit, hlm.208
64

3) Menghitung panjang kelas interval, dengan rumus


Panjang Kelas Interval = Rentang : Jumlah kelas
c. Histogram
Histogram adalah grafik batang yang dibuat berdasarkan data pada
distribusi frekuensi.
d. Tingkat Kecenderungan Variabel
Masing-masing variabel memiliki kecenderungan yang dilakukan
dengan pengkategorian skor yang diperoleh dari nilai mean dan standar
deviasi dengan pengelompokan pada 3 kategori, seperti:
Tabel 3.10
Tingkat Kecenderungan Variabel
No Skor Nilai Kategori
1. X < (Mi – Sdi) Rendah
2. (Mi-Sdi) < X< (Mi + Sdi) Sedang
3. X > (Mi + Sdi) Tinggi

Keterangan:
Mi : Mean
Sdi : Standar Deviasi
X : Skor
Pengukuran tedensi sentral dan perhitungan penyebaran data di ambil
dari skor butir-butir pernyataan pada kuisioner variabel supervisi kepala
sekolah dan kinerja guru yang diperoleh menggunakan SPSS Ver. 22,
2023.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang
diambil berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan aplikasi SPSS Vers 22 untuk perhitungan. Pengujian uji
normalitas menggunakan tabel Test of Normality dengan uji Kolmogorof-
Smirnov dan Normal P-P Plot of Rgression Standardized Residual yang
bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi pada tiap variabel normal
65

atau tidak dengan menggunakan kriteria pengambilan keputusan sebagai


berikut:93
1) Test of Normality dengan Uji Kolmogrov-Smirnov
a) Jika data pada variabel X dan variabel Y > 0,05 maka data
dinyatakan berdistribusi normal.
b) Jika data pada variabel X dan Variabel Y < 0,05 maka data
dinyatakan tidak berdistribusi normal.
2) Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual
a) Jika data menyebar digaris diagonal dan mengikuti arah diagonal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti
arah diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas merupakan suatu analisis guna menguji atau mengetahui
apakah hubungan antara variabel X dan Variabel Y memiliki
kecenderungan mengikuti garis lurus (linear) atau tidak. Apabila hubungan
tersebut memiliki kecenderungan mengikuti garis lurus maka akan adanya
peningkatan atau penurunan kuantitas pada satu variabel, yang akan diikuti
secara linear oleh peningkatan atau penurunan pada variabel lain. Dasar
pengambil keputusan uji linearitas dapat dilihat berdasarkan nilai
signifikasi, yaitu:
a) Jika nilai signifikasi > 0,05, maka terdapat hubungan linear antara
variabel X dengan variabel Y.
b) Jika nilai signifikasi < 0,05, maka tidak terdapat hubungan linear antara
variabel X dan Variabel Y.
J. Pengujian Hipotesis
1. Uji Parsial (Uji-T)
Uji Parsial bertujuan untuk menguji keofisien regresi secara parsial dan
untuk mengetahui apakah variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap
variabel terikat. Untuk memujukkan apakah masing-masing variabel bebas
berpengaruh terhadap variabel terikat, maka perumusan hipotesisnya yaitu:

93
Syofian Siregar, op.cit, hlm.151
66

a. Dengan membandingkan nilai Thitung dengan Ttabel


1) Apabila Thitung < Ttabel, maka H0 diterima
2) Apabila Thitung > Ttabel, maka H0 ditolak
b. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi
1) Apabila Sig. > (0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak
2) Apabila Sig. < (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima
2. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi merupakan alat analisis statistika yang memanfaatkan
hubungan antara dua variabel atau lebih. Tujuannya adalah untuk membuat
perkiraan (prediksi) yang dapat dipercaya untuk nilai suatu variabel. 94 Analisis
regresi sederhana mempelajari apakah antara variabel terdapat pengaruh atau
tidak. Pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linear sederhana karena
hanya terdapat satu variabel independen yaitu supervisi kepala sekolah dan
variabel dependen yaitu kinerja guru. Adapun rumus regresi linear sederhana
sebagai berikut:95
Y’= a + bX
Keterangan:
Y’= Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
X = Variabel independen
a : Konstanta (nilai Y’ apabila X= 0)
b : Koefisien regresi (nilai peningkatan atau penurunan)
3. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) Adalah kuadrat dari korelasi persamaan
regresi. Nilai keofisien determinasi antara 0 dan 1. Nilai yang mendekati 1 (satu)
berarti variabel independen memberikan pengaruh yang cukup besar kepada
variabel dependen. Sedangkan nilai yang mendekati 0 (nol) berarti variabel
independen tidak memberikan pengaruh yang cukup besar kepada variabel
dependen.

94
Siti Nurhasanah, op.cit,hlm. 184
95
Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2012), hlm.139
67

Adapun rumus Koefisien determinasi sebagai berikut:


KD = x 100%

Keterangan:
KD : Koefisien Determinasi
R : Koefisien Korelasi
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Tirtayasa


1. Sejarah Singkat
SMA Negeri 1 Tirtayasa adalah salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri
yang berada di Kecamatan Tirtayasa wilayah Serang Timur bagian pesisir pantai
tepatnya di Jalan Sultan Agung Tirtayasa Desa/Kelurahan Tirtayasa Kabupaten
Serang Banten.
Sebelum berdirinya SMA 1 Tirtayasa, telah berdiri sekolah SMA Negeri 1
Pontang pada tahun 1991. Seiring berjalannya waktu proses perkembangan miat
masyarakat untuk menyekolahkan putra dan putrinya di SMA Negeri semakin
meningkat sehingga setiap tahun ajaran baru SMA Negeri 1 Pontang tidak bisa
menampung semua animo orangtua/masyarakat. berkaca dari permasalahan
tersebut, para Dewan Pendiri SMA 1 Tirtayasa yang terdiri dari unsur Muspika.
Tokoh Masyarakat dan Tokoh Pendidikan Kecamatan Tirtayasa mulai merintis
sekitar bulan juli 2001. Berikut ini para Pembina dan pendiri SMA 1 Tirtayasa:
1) H. Munib : DPRD Kab. Serang (Penanggung Jawab)
2) Hasan Basri, BA : Camat Tirtayasa (Penanggung Jawab)
3) Drs. H. Huzaemi : Kepala KCD Kec. Tirtayasa (Ketua)
4) H. Muhidin Musa : Pejabat Depkap Serang (Anggota)
5) Drs. Asep Casripin : Kepala SMPN 1 Tirtayasa (Anggota)
6) Miftahul Choer, S.Pd : Guru SMPN 1 Tirtayasa (Anggota)
7) H. Muhidin : Kades Tirtayasa (Anggota)
8) H. Fadil AS : Kades Sujung (Anggota)
9) H. Subli : Kades Laban (Anggota)
10) H. Bahtiar : Kades Puser (Anggota)
11) Fahrijal : Kades Kemanisan (Anggota)
12) Tajudin : Kades Pontang Legon (Anggota)
13) Didik Tasdik Fatah, S.Pd : Guru SMPN 1 Tirtayasa (Anggota)
14) H. Nasrudin NS, BA : Kepala SMP Muhamadiyah Tirtayasa
Selanjutnya, pada tanggal 27 juli 2001 SMA 1 Tirtayasa mulai membuka
dan menerima siswa baru SMA Negeri Filial (Kelas Jauh). Pada saat itu, SMA 1

68
69

Tirtayasa dipimpin oleh Drs. Satal Mawardi sebagai pelaksana haran (PLH)
dengan jumlah siswa sebanyak 58 orang atau 2 rombel dan memiliki guru/staff
sebanyak 20 orang. Saat itu proses belajar mengajar masih menempati ruang
kelas di SMPN 1 Tirtayasa selama 3 tahun lamanya. Pada tanggal 1 Juli 2003
SMA 1 Tirtayasa berubah status menjadi Sekolah Negeri berdasarkan SK Bupati
Serang Nomor: 421/Kep.425-Urg/2003 dengan gedung milik sendiri sebagai
hibah dari SMPN 1 Tirtayasa serta tanah seluas 4000 dan 4 lokal
kelas.kemudian pada tanggal 8 Agustus 2006 luas tanah bertambah oleh
pemerintah Daerah Kabupaten Serang sebanyak 6000 sehingga total tanah
seluas 10.000
Sebagai SMA Negeri satusatunya di Kecamatan, maka pihak sekolah terus
berjuang untuk menambah sarana dan parasarana serta meningkatkan kualitas
mutu sekolah sehingga pada tahun 2007 telah memperoleh Akreditasi B dari
Badan Akreditasi Nasional (BAN) Sekolah/Madrasah Provinsi Banten. Kemudian
pada tahun 2011 SMA Negeri 1 Tirtayasa kembali mendapatkan Akreditasi B dan
terakhir Tahun 2011 SMA Negeri 1 Tirtayasa mendapatkan Akreditasi A. Selama
18 Tahun berdiri, SMA Negeri 1 Tirtayasa telah meluluskan sisiwa/siswi
sebanyak XVI angkatan dan telah mengalami empat kali pergantian pimpinan
sekolah Kepala Sekolah yaitu Drs. Satal Mawardi (2001-2003), H. Kholisan
Darba, M.Pd (2004-20011), Drs. Dedi (2012-2014), Ade Nurulhuda S.Pd (2015-
2021) Dan Kusmiati M.Pd (2022 Sampai Sekarang) disamping itu, peran komite
sekolah dan masyarakat tidak kalah pentingnya dalam membangun sekolah yang
unggul bermutu.
2. Visi dan Misi SMAN 1 Tirtayasa
a. Visi
Visi SMAN 1 Tirtayasa yaitu:
“Unggul dalam Prestasi Berdasarkan IMTAK dan IPTEK”
b. Misi
Adapun yang menjadi misi SMAN 1 Tirtayasa yaitu:
1) Menumbuh kembangkan semangat belajar yang tinggi pada siswa.
2) Melaksanakan pembinaan yang terarah kepada siswa dibidang intra
dan ekstra untuk mencapai prestasi yang maksimal.
70

3) Menjadikan lembaga pendidikan SMA Negeri 1 Tirtayasa sebagai


tempat (wahana) untuk membina generasi penerus yang beriman
dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia.
4) Menjadikan generasi penerus yang mampu menguasai disiplin ilmu
sebagai background untuk melanjutkan ke berbagai perguruan tinggi
Negeri dan Swasta.
5) Mengupayakan generasi penerus yang beriman dan bertaqwa
menjadi khalifah dimuka bumi yang mampu menggali potensi alam
untuk kepentingan diri sendiri dan masyarakat (menjadi manusia
yang sholeh dan sholehah), hal tersebut sesuai dengan Al-Qur’an
surat Al Anbiya Ayat 105.

Dalam mewujudkan visi misi tersebut, SMAN 1 Tirtayasa menyelenggarakan


berbagai program yang berkaitan dengan visi misi sekolah, seperti program
keagamaan yaitu kegiatan Mengaji Al-Qur’an Bersama setiap pagi sebelum
pembelajaran dimulai. kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap pagi sebelum proses
pembelajaran dimulai. Untuk mewujudkan visi SMAN 1 Tirtayasa yaitu
“Menumbuh kembangkan semangat belajar yang tinggi pada siswa”, maka
sekolah bertanggung jawab agar terciptanya pembelajaran yang efektif dan
bermutu. Kepala sekolah memiliki program supervisi untuk guru, yakni supervisi
administrasi dan supervisi akademik yang dilaksanakan dua kali dalam satu
tahun. Kepala sekolah membuat tim supervisor yang terdiri dari guru senior yang
jabatannya lebih tinggi dari guru lainnya untuk membantu kepala sekolah dalam
melaksanakan supervisi. Tujuan pelaksanaan supervisi terhadap guru adalah
untuk mengevaluasi kinerja guru terutama dalam pembelajaran, jika ada kendala
dan masalah yang dihadapi agar cepat terselesaikan oleh kepala sekolah.
supervisi juga dapat menjadi acuan kepala sekolah dalam membuat program
pelatihan yang tepat untuk guru.

3. Data Guru SMAN 1 Tirtayasa


Berdasarkan hasil studi dokumen, SMAN 1 Tirtayasa memiliki tenaga
pendidik sebanyak 45 guru sebagai berikut:
71

Tabel 4.1
Data Guru SMAN 1 Tirtayasa

Status
No Nama TMT Kerja
Kepegawaian
1 Kusmiati, S.Pd, M.Pd PNS 1989-10-01

2 Subiana, S.Pd PNS 1990-03-01

3 Suleman, S.Pd PNS 2000-03-01

4 Sulistyo Hatmoko, S.Sos, M.Pd PNS 2005-02-01

5 Iroh Juharoh, S.Pd, M.Pd PNS 2006-04-01

6 Ihah Solihah, S.Pd, M.Pd PNS 2006-04-01

7 Drs. H. Tunah, M.SI PNS 2008-01-01

8 Juhrotunnisa, SE PNS 2008-01-01

9 Suhriyah, S.AG, M.Pd PNS 2008-01-01

10 Hawin Nurrohmatika, S.Ag PNS 2008-01-01

11 Sumyati,S.Pd PNS 2008-01-01

12 Muhamad Efendi, S.Pd PNS 2009-02-01

13 Taufik, S.Pd. I, M.Pd PNS 2008-01-01

14 Tati Rofidah, S.Pd PNS 2008-01-01

15 Yuli Ismayanti, S.Pd PNS 2010-01-01

16 Octaviani, S.Pd. I PNS 2010-01-01

17 Eka Cahyati, S.Pd PNS 2010-01-01

18 Sri Mulyanah, S.Pd PNS 2011-01-01

19 Hafid Mahfudi, S.Pd PNS 2006-07-16

20 Hayati, SE PPPK 2021-02-01

21 Kristiyanto Wibisono, S.Pd PPPK 2022-03-01

22 Satiri, S.Pd.I PPPK 2022-03-01


72

23 Ibrohim, S.Kom PPPK 2022-03-01

24 Abdul Fatah, S.Pd PPPK 2022-02-01

25 Ridwan Cahyadi Ramdani, S.Pd PPPK 2022-03-01

26 Eti Setiawati, SH Honor Daerah 2003-07-14


TK.I Provinsi
27 Suyoto, S.Sos, MM Honor Daerah 2004-07-18
TK.I Provinsi
28 Mamay Mahayati, SP, M.Pd Honor Daerah 2006-07-17
TK.I Provinsi
29 Komarudin, SM Honor Daerah 2007-07-23
TK.I Provinsi
30 Muslih, S.Pd Honor Daerah 2010-08-12
TK.I Provinsi
31 Moh. Faqih F, S.Pd Honor Daerah 2016-07-18
TK.I Provinsi
32 Edy Mulyadi, S.Pd Honor Daerah 2016-07-18
TK.I Provinsi
33 Ues Athoillah, S.Pd, M.Pd Honor Daerah 2017-07-01
TK.I Provinsi
34 Mohamad Heru, S.Pd, M.Pd Honor Daerah 2018-07-16
TK.I Provinsi
35 Emah Maryamah, S.Pd Honor Daerah 2018-07-16
TK.I Provinsi
36 Faisal Abdau, S.Pd Honor Daerah 2018-07-16
TK.I Provinsi
37 Ahmad Syarif, S.Pd Honor Daerah 2019-07-15
TK.I Provinsi
38 Nidaul Hayati, S.Pd Honor Daerah 2019-07-15
TK.I Provinsi
39 Lina Rahmi Mauludi, S.Pd Honor Daerah 2019-07-15
TK.I Provinsi
40 Annisa Zahra Ihsani, S.Pd Honor Daerah 2020-07-13
TK.I Provinsi
41 Suryana Efendi, S.Pd Honor Daerah 2020-07-13
TK.I Provinsi
42 Nurul Iman, S.Pd Honor Daerah 2020-09-14
TK.I Provinsi
43 Muhammad Rizqi Maulana, Honor Daerah 2021-11-01
S.Kom.I TK.I Provinsi
44 Ade Kuswanto, SE Honor Daerah 2005-02-01
TK.I Provinsi
45 Supriyanto, S.Kom Honor Daerah 2019-07-15
TK.I Provinsi
73

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian


1. Deskripsi Data Hasil Analisis Variabel X (Supervisi Kepala Sekolah)
Data dari variabel X diperoleh dari angket yang dilakukan oleh 31 guru
yang dijadikan responden di SMA Negeri 1 Tirtayasa. Dari hasil tersebut
peneliti mengumpulkan dan mengelompokkan data mengenai pengaruh
supervisi kepala sekolah. data dapat dilihat secara rinci pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 4. 2 Data Variabel X
(Supervisi Kepala Sekolah)
Responden Variabel X Responden Variabel X
Responden 1 123 Responden 17 118
Responden 2 127 Responden 18 120
Responden 3 127 Responden 19 122
Responden 4 117 Responden 20 125
Responden 5 124 Responden 21 125
Responden 6 114 Responden 22 127
Responden 7 124 Responden 23 107
Responden 8 126 Responden 24 123
Responden 9 121 Responden 25 126
Responden 10 124 Responden 26 123
Responden 11 125 Responden 27 120
Responden 12 126 Responden 28 114
Responden 13 123 Responden 29 120
Responden 14 118 Responden 30 124
Responden 15 120 Responden 31 121
Responden 16 127

Data Supervisi Kepala Sekolah terdiri dari 34 pertanyaan yang valid.


Diperoleh dari hasil angket yang disebarkan kepada guru 31 guru pada
penelitian ini. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui skor empiriknya
berada pada rentang 107-127. Perhitungan distribusi skor tersebut
menghasilkan jumlah skor sebesar 3781, simpangan baku = 4,557, varians =
74

20,766, rata-rata = 121,97, median = 123,00, modus = 120, skor minimum =


107, skor maksimum = 127.

Tabel 4.3 Mean, Median, Modus Variabel X


(Supervisi Kepala Sekolah)

Statistics
Supervisi Kepala Sekolah
N Valid 31
Missing 0
Mean 121.97
Std. Error of Mean
.818

Median 123.00
Mode 120a
Std. Deviation 4.557
Variance 20.766
Range 20
Minimum 107
Maximum 127
Sum 3781
a. Multiple modes exist. The
smallest value is shown

Sumber: Hasil olah data penelitian menggunakan SPSS ver 22, 2023
Selanjutnya dari data supervisi kepala sekolah yang diperoleh
dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikuti:
75

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel X


(Supervisi Kepala Sekolah)

IntervalX
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 107-110 1 3.2 3.2 3.2
111-114 2 6.5 6.5 9.7
115-118 3 9.7 9.7 19.4
119-122 7 22.6 22.6 41.9
123-126 14 45.2 45.2 87.1
127-130 4 12.9 12.9 100.0
Total 31 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa yang mendapat skor


107-110 terdapat 1 guru, skor 111-114 terdapat 2 guru, skor 115-118
terdapat 3 guru, skor 119-122 terdapat 7 guru, skor 123-126 terdapat 14
guru, dan skor 127-130 terdapat 4 guru. Sebaran data tersebut
menunjukkan bahwa terdapat variasi pada total butir instrument
variabel supervisi kepala sekolah, sehingga skor tersebut dapat
dilanjutkan data pada uji prasayat dan uji hipotesis.

Berdasarkan data distribusi frekuensi yang diperoleh, dapat


digambarkan distribusi frekuensi variabel X sebagai berikut:
76

Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel X

(Supervisi Kepala Sekolah)

Sumber: Hasil olah data penelitian menggunakan SPSS ver 22, 2023

Berdasarkan dari gambar ditas, dapat dilihhat bahwa diagram


batang paling tinggi ada pada interval 123-126 dengan frekuensi
sebanyak 14 guru dan diagram batang paling rendah ada pada interval
107-110, dengan frekuensi sebanyak 1 guru.
Selanjutnya untuk mengetahui tingkat kecenderungan atau tinggi
rendahnya variabel X (Supervisi Kepala Sekolah) dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:

Tabel 4.5 Tingkat Kecenderungan Variabel X


(Supervisi Kepala Sekolah)

KategoriX
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Rendah 3 9.7 9.7 9.7
Sedang 21 67.7 67.7 77.4
Tinggi 7 22.6 22.6 100.0
Total 31 100.0 100.0

Sumber: Hasil olah data penelitian menggunakan SPSS ver 22, 2023
Berdasarkan data tingkat kecenderungan data di atas dapat
digambarkan sebagai berikut:
77

Gambar 4.2 Tingkat Kecenderungan Variabel X

Sumber: Hasil olah data penelitian menggunakan SPSS ver 22, 2023

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa perolehan skor


variabel X yang termasuk ke dalam kategori rendah sebanyak 3 orang
(9,7%), kategori sedang 21 orang (67,7%), dan kategori tinggi sebanyak 11
orang (22,6%), maka dapat disimpulkan bahwa variabel X berada pada
kategori sedang.

2. Deskripsi Data Hasil Analisis Variabel Y (Kinerja Guru)


Data variabel Y yaitu kinerja guru diperoleh dari hasil angket yang
dilakukan oleh 31 guru yang dijadikan sebagai responden di SMA Negeri 1
Tirtayasa. Dari hasil tersebut, peneliti mengumpulkan dan mengelompokkan
data mengenai kinerja guru. Data dapat dilihat secara rinci pada tabel sebagai
berikut:
78

Tabel 4.6 Data Variabel Y


(Kinerja Guru)
Responden Variabel X Responden Variabel X
Responden 1 124 Responden 17 124
Responden 2 124 Responden 18 127
Responden 3 123 Responden 19 123
Responden 4 124 Responden 20 119
Responden 5 125 Responden 21 122
Responden 6 119 Responden 22 118
Responden 7 124 Responden 23 114
Responden 8 121 Responden 24 123
Responden 9 119 Responden 25 127
Responden 10 118 Responden 26 117
Responden 11 124 Responden 27 120
Responden 12 120 Responden 28 118
Responden 13 117 Responden 29 113
Responden 14 116 Responden 30 123
Responden 15 107 Responden 31 117
Responden 16 124

Sumber: Hasil olah data penelitian menggunakan SPSS ver 22, 2023

Data Kinerja Guru terdiri dari 32 pertanyaan yang valid. Diperoleh dari
hasil angket yang disebarkan kepada guru 31 guru pada penelitian ini.
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui skor empiriknya berada pada
rentang 107-127. Perhitungan distribusi skor tersebut menghasilkan jumlah
skor sebesar 3734, simpangan baku = 4,403, varians = 19,389, rata-rata =
120,45, median = 121,00, modus = 124, skor minimum = 107, skor
maksimum = 127.
79

Tabel 4.7 Mean, Median, Modus Variabel Y


(Kinerja Guru)

Statistics
Kinerja Guru
N Valid 31
Missing 0
Mean 120.45
Std. Error of Mean
.791

Median 121.00
Mode 124
Std. Deviation 4.403
Variance 19.389
Range 20
Minimum 107
Maximum 127
Sum 3734

Sumber: Hasil olah data penelitian menggunakan SPSS ver 22, 2023

Selanjutnya dari data kinerja guru yang diperoleh dapat dibuat


distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Variabel Y


(Kinerja Guru)

IntervalY
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 107-110 1 3.2 3.2 3.2
111-114 2 6.5 6.5 9.7
115-118 7 22.6 22.6 32.3
119-122 7 22.6 22.6 54.8
123-126 12 38.7 38.7 93.5
127-130 2 6.5 6.5 100.0
Total 31 100.0 100.0

Sumber: Hasil olah data penelitian menggunakan SPSS ver 22, 2023
80

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa yang mendapat skor


107-110 terdapat 1 guru, skor 111-114 terdapat 2 guru, skor 115-118
terdapat 7 guru, skor 119-122 terdapat 7 guru, skor 123-126 terdapat 12
guru, dan skor 127-130 terdapat 2 guru. Sebaran data tersebut
menunjukkan bahwa terdapat variasi pada total butir instrument
variabel kinerja guru, sehingga skor tersebut dapat dilanjutkan data
pada uji prasayat dan uji hipotesis.

Berdasarkan data distribusi frekuensi yang diperoleh, dapat


digambarkan distribusi frekuensi variabel X sebagai berikut:

Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Y

(Supervisi Kepala Sekolah)

Sumber: Hasil olah data penelitian menggunakan SPSS ver 22, 2023

Berdasarkan dari gambar ditas, dapat dilihhat bahwa diagram


batang paling tinggi ada pada interval 123-126 dengan frekuensi
sebanyak 12 guru dan diagram batang paling rendah ada pada interval
107-110, dengan frekuensi sebanyak 1 guru.

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat kecenderungan atau


tinggi rendahnya variabel Y (Kinerja Guru) dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
81

Tabel 4.9 Kategori Kecenderungan Variabel Y


(Kinerja Guru)

KategoriY
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Rendah 3 9.7 9.7 9.7
Sedang 18 58.1 58.1 67.7
Tinggi 10 32.3 32.3 100.0
Total 31 100.0 100.0

Sumber: Hasil olah data penelitian menggunakan SPSS ver 22, 2023

Berdasarkan data tingkat kecenderungan data di atas dapat


digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4.4 Tingkat Kecenderungan Variabel Y


(Kinerja Guru)

Sumber: Hasil olah data penelitian menggunakan SPSS ver 22, 2023

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa perolehan skor

variabel Y yang termasuk ke dalam kategori rendah sebanyak 3 orang

(9,7%), kategori sedang 18 orang (58,1%), dan kategori tinggi sebanyak 10


82

orang (32,3%), maka dapat disimpulkan bahwa variabel X berada pada

kategori sedang.

C. Uji Asumsi Klasik


1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat data apakah
berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini pengujian normalitas dengan
menggunakan tabel Test Of Normality dengan uji Kolmogorov-smirnov dan
normal P-P Plot of regression standardized residual SPSS ver 22, yakni sebagai
berikut:
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 31
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std.
4.04627357
Deviation
Most Extreme Absolute .110
Differences Positive .057
Negative -.110
Test Statistic .110
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Hasil olah data penelitian menggunakan SPSS ver 22, 2023

Berdasarkan hasil uji normalitas diatas, dapat disimpulkan bahwa data


variabel X (Supervisi Kepala Sekolah) dan variabel Y (Kinerja Guru)
memiliki nilai signifikansi Kolmogorov-smirnov sebesar 0,200, karena nilai
signifikansi Kolmogorov-smirnov 0,200 > 0,05. maka dapat dikatakan
distribusi data pada penelitian ini berdistribusi normal.

Sedangkan hasil pengujian dengan menggunakan grafik normal p-p plot


of regression standardized residual pada SPSS ver 22, yaitu:
83

Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas

Sumber: Hasil olah data penelitian menggunakan SPSS ver 22, 2023

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa data menyebar di sekitar garis


diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dari itu dapat disimpulkan
bahwa data distribusi normal.
2. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel X
(Supervisi Kepala Sekolah) dan Variabel Y (Kinerja Guru) memiliki
kecenderungan mengikuti garis lurus (linear) atau tidak. Uji linearitas
menggunakan SPSS ver 22, yaitu:
84

Tabel 4.11 Hasil Uji Linearitas


ANOVA Table
Sum of Mean
Squares Df Square F Sig.
Kinerja Guru * Between (Combined) 184.594 11 16.781 .803 .637
Supervisi Kepala Groups Linearity 90.508 1 90.508 4.331 .051
Sekolah Deviation
from 94.087 10 9.409 .450 .902
Linearity
Within Groups 397.083 19 20.899
Total 581.677 30

Sumber: Hasil olah data penelitian menggunakan SPSS ver 22, 2023

Berdasarkan hasil uji linearitas dapat diketahui nilai signifikansi pada


Deviation from Linearity sebesar 0,902, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
terdapat pengaruh linear antara variabel X (Supervisi Kepala Sekolah) dan Variabel Y
(Kinerja Guru) karena Deviation from Linearity (0,902 ) > taraf signifikansi (0,05).

D. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk membuktikan
pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru.
1. Uji Parsial (Uji T)
Uji parsial (uji T) yang dilakukan untuk mengetahui hubungan masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat secara sendiri. Hasil uji t dapat dilihat
dari output Coefficients pada tabel berikut:
Tabel 4.12 Hasil Uji Parsial (Uji T)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 73.962 20.124 3.675 .001
Supervisi Kepala
.381 .165 .394 2.312 .028
Sekolah
a. Dependent Variable: Kinerja Guru

Sumber: Hasil olah data penelitian menggunakan SPSS ver 22, 2023
85

Uji parsial (t) yang dilakukan untuk mengetahui apakah variabel supervisi
kepala sekolah memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak. Taraf signifikansi
yang digunakan dengan nilai 0,05 : 2 = 0,025 dengan derajat kebebasan (df) = n-2
yaitu df = 31-2 = 29, maka diperoleh nilai Ttabel sebesar 2,045. Dapat diketahui
pengaruh variabel secara parsial sebagai berikut:
a) Nilai Thitung didapatkan dari hasil output sebesar 2,312 melalui kriteria
pengujian, apabila Thitung < Ttabel, maka H0 diterima H1 di tolak, dan
jika Thitung > Ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga Thitung
(2,312) > Ttabel (2,045) maka H0 ditolak dan H1 diterima.
b) Nilai Signifikansi yang diperoleh dari hasil ouput 0,028 melalui kriteria
pengujian, apabila sig > ɑ (0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak dan
apabila sig < ɑ (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga, nilai sig
0,028 < 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.
c) Berdasarkan hasil uji tersebut, dapat dinyatakan bahwa variabel Supervisi
Kepala Sekolah terdapat pengaruh signifikan terhadap Kinerja Guru.
Tabel 4.12 Hasil Tabel ANOVA
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 90.508 1 90.508 5.344 .028b
Residual 491.170 29 16.937
Total 581.677 30
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
b. Predictors: (Constant), Supervisi Kepala Sekolah

Sumber: Hasil olah data penelitian menggunakan SPSS ver 22, 2023

Pada tabel Anova diatas, digunakan untuk melihat hasil dari pengujian
hipotesis secara keseluruhan tentang ada tidaknya pengaruh linier dari variabel
supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru yang ditujukan dari nilai uji
statistik F 5,344 dengan Sig. 0,028 < Alpha 0,05 (5%) yang artinya H0 ditolak
dan H1 diterima yang artinya terdapat pengaruh antara supervisi kepala
sekolah dengan kinerja guru.
86

2. Uji Regresi Linear Sederhana


Analisis regresi merupakan alat analisis statistika yang memanfaatkan
hubungan antara dua variabel atau lebih. Uji regresi untuk memprediksi bagaimana
variabel independen terhadap variabel dependen setelah diketahui ada pengaruh
antara variabel tersebut. Berikut ini merupakan hasil uji regresi linear sederhana
dengan menggunakan SPSS ver 22, yaitu:
Tabel 4.13 Hasil Uji Analisis Linear Sederhana

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta T Sig.
1 (Constant) 73.962 20.124 3.675 .001
Supervisi Kepala
.381 .165 .394 2.312 .028
Sekolah
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
Sumber: Hasil olah data penelitian menggunakan SPSS ver 22, 2023

Rumus regresi linear sederhana

Y’= a + bX
Pengujian rgresi linear sederhana dapat dilihat dari hasil output Coefficients.
Nilai-nilai output tersebut dimasukan ke dalam rumus regresi linear sederhana
sebagai berikut:
Y’= 73,962+ 0,381X
Keterangan:

Y’= Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)


X = Variabel independent
Berdasarkan hasil tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa:
a = Angka constan unstandardized 73,962 yang memiliki arti jika tidak ada
Supervisi Kepala Sekolah (X), maka nilai konsisten Kinerja Guru (Y) sebesar
73,962.
b = Angka koefisien regresi yang dihasilkan adalah sebesar 0,381, angka ini
memiliki arti bahwa setiap penambahan 1% Supervisi Kepala Sekolah (X), maka
Kinerja Guru (Y) akan meningkat 38,1%
87

Persamaan regresi diatas dapat diartikan bahwa apabila kinerja guru naik
sebesar 1%, maka kinerja guru akan meningkat sebesar 38,1%. Sedangkan nilai
intersep 73,962 menunjukkan titik potong sumbu Y pada saat X sama dengan nol,
sebesar 73,962.
3. Koefisien Determinasi ( )
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh
Supervisi Kepala Sekolah (X) terhadap Kinerja Guru (Y) dalam regresi linear
sederhana, dapat dilihat pada nilai R yang terdapat pada output SPSS ver 22, sebagai
berikut:
Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate
1 .394a .156 .126 4.115
a. Predictors: (Constant), Supervisi Kepala Sekolah
b. Dependent Variable: Kinerja Guru

Sumber: Hasil olah data penelitian menggunakan SPSS ver 22, 2023

Berdasarkan ouput diatas, diketahui nilai koefisien korelasi variabel X


(Supervisi Kepala Sekolah) dan variabel Y (Kinerja Guru) sebesar 0,394.
Sehingga dikatakan variabel supervisi kepala sekolah terkorelasi dengan variabel
kinerja guru. Berdasarkan rumus koefisien determinasi sebagai berikut:
KD = (r2) x 100%
KD = 0,156 x 100%
KD = 15,6%
Dari hasil output diatas, dapat diketahui nilai koefisien determinasi (R Square)
sebesar 0,156 (15,6%). Nilai koefisien determinasi tersebut, diartikan bahwa
variabel supervisi kepala sekolah menerangkan terhadap kinerja guru sebesar
15,6%. Sedangkan sisanya 84,4% diterangkan oleh variabel lain yang tidak
masuk dalam penelitian ini.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang positif sebesar 15,6% variabel supervisi kepala sekolah
terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Tirtayasa.
88

E. Pembahasan Hasil Penelitian.


Pembahasan penelitan bertujuan untuk memberikan gmbaran dan pemahaman
yang diperoleh dari hasil penelitian. Berdasarkan gambaran dan pemahaman yang
diperoleh dari hasil penelitian. Berdasarkan hasil pengolahan data dan perhitungan
data di lapangan, untuk diperolehan hasil supervisi kepala sekolah di SMA Negeri 1
Tirtayasa terdapat pada kategori sedang. Hal ini dilihat dari hasil tingkat
kecenderungan variabel supervisi kepala sekolah yang berada pada kategori
sedang,dimana sebanyak 21 (67,7%) dari jumlah sampel 31 termasuk dalam kategori
tersebut. Begitu pula hasil pada variabel kinerja guru di SMA Negeri 1 Tirtayasa
berada dikategori sedang. Hal tersebut terlihat berdasarkan hasil perhitungan tingkat
kecenderungan variabel kinerja guru yang berada pada kategori sedang, dimana
sebanyak 18 (58,1%) dari jumlah sampel 31 termasuk dalam kategori tersebut.
Pengujian hipotesis untuk menjawab rumusan masalah apakah terdapat
pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Tirtayasa?
Menggunakan uji korelasi dengan koefisien korelasi 0,394. Sehingga dikatakan
variabel supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru. Pada tabel Coeffisients hasil
nilai Thitung sebesar 2,312 dan Ttabel sebesar 2,045 dengan taraf signifikansi sebesar
0,028 < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap kinerja
guru di SMA Negeri 1 Tirtayasa.
Untuk melihat hasil penelitian hipotesis secara keseluruhan tentang stimultan
variabel bebas supervisi kepala sekolah yang memiliki pengaruh signifikan dengan
variabel terikat kinerja guru maka dilihat pada tabel ANOVA yang menghasilkan nilai
uji statistiK F 5,344 dengan sig. 0,028 < 0,05 yang dimaksudkan terdapat pengaruh
supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru.
Selanjutnya untuk memprediksi nilai variabel Y (kinerja guru) apabila variabel
X (supervisi kepala sekolah) mengalami kenaikan atau penurunan, maka dilakukan uji
regresi linier. Hasil perhitungan uji regresi linier sederhana memperoleh persamaan
regresinya Y’ = 73,962 + 0,381X. Melalui persamaan regresi ini dapat diketahui
bahwa setiap penambahan 1% dari supervisi kepala sekolah (X), maka kinerja guru
(Y) akan meningkat sebesar 0,381. Namun, apabila tidak ada supervisi kepala sekolah
(X=0), maka nilai kinerja guru (Y) ialah sebesar 73,962.
Dengan demikian berdasarkan hasil perhitungan data yang diperoleh dari
lapangan dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga terdapat
89

pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di
SMA Negeri 1 Tirtayasa. Hal ini diperkuat dengan pendapat Mulyasa bahwa supervisi
adalah suatu aktifitas pembinaan yang dilaksanakan untuk membantu para guru dan
pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaa mereka secara efektif. Indikator
supervisi kepala sekolah menurut teori Setyo Hartono dan Sodiq Purwanto meliputi
Perencanaan supervisi, Pelaksanaan supervisi, dan Tindak lanjut hasil supervisi.
Sedangkan kinerja guru menurut Supardi adalah kemampuan seorang guru dalam
melaksanakan tugas pembelajaran dimadrasah dan bertanggung jawab atas peserta
didik dibawah bimbingannya dengan meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
Indikator kinerja guru yang mengambil dari teori Daryanto meliputi perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang aktif dan efektif, dan
penilaian pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa upaya untuk meningkatkan
kinerja guru diperlukan kegiatan supervisi oleh kepala sekolah. supervisi kepala
sekolah adalah suatu usaha menstimulasi secara kontinu perkembangan guru-guru di
sekolah, baik secara individu maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih
efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran. Selain supervisi yang dilakukan
oleh kepala sekolah, kinerja guru di kelas juga merupakan faktor terpenting dalam
menunjang keberhasilan hasil belajar peserta didik. Sebagai komponen yang
mendukung keberhasilan proses pembelajaran, maka kinerja seorang guru harus
senantiasa dipelihara dan di tingkatkan. Dengan kinerja yang baik maka guru dapat
memberika pengajaran kepada peserta didik disekolah dengan baik pula, sehingga
hasil belajar peserta didik akan dapat di tingkatkan terutama dalam hal ini kinerja
guru.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pendidik di SMA Negeri 1
Tiratayasa bahwa supervisi dilakukan oleh kepala sekolah sesuai dengan waktunya
dan hasilnya sangat digunakan untuk mengevaluasi, memonitoring, serta memotivasi
kinerja guru kedepannya.96 Menurut Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Tirtayasa bahwa
supervisi dilaksanakan dengan melakukan kunjungan kelas atau observasi kelas,
diundang secara individu, dan dilaksanakan menyeluruh pada rapat mingguan sesuai
dengan keperluan. Supervisi dilaksanakan secara langsung oleh kepala sekolah SMA
Negeri 1 Tirtayasa da ada juga yang melalui wakasek kurikulum dan guru senior atau

96
Hasil Wawancara Suhriyah, Guru SMA Negeri 1 Tirtayasa.
90

melalui konsorsium.97 Sebelum dilakukan supervisi, jadwal supervisi sudah di


informasikan terlebih dahulu sehingga guru sudah siap disupervisi oleh kepala
sekolah. Supervisi dilakukan minimal 1 tahun sekali dalam satu tahun. Dari hasil
penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dari
supervisi kepala sekolah, sehingga semakin baik penerapan supervisi kepala sekolah
maka akan semakin meningkat kinerja gurunya.

97
Hasil Wawancara Kusmiati, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Tirtayasa.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat pengaruh
antara supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Tirtayasa.
Hasil tabel Anova yang ditunjukkan dari nilai uji statistik F 5,344 dengan Sig. 0,028 <
Alpha 0,05 (5%) yang artinya H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya terdapat
pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru.
Selanjutnya koefisien korelasi variabel X (Supervisi Kepala Sekolah) dan
variabel Y (Kinerja Guru) sebesar 0,394. Sehingga dikatakan variabel supervisi
kepala sekolah berkorelasi dengan variabel kinerja guru. Dan berdasarkan uji
determinasi ditemukan nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,156 (15,6%).
Variabel supervisi kepala sekolah berpengaruh pada variabel kinerja guru sebesar
15,6%, sementara sisanya 84,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Dengan demikian, untuk meningkatkan kinerja guru, kepala sekolah dapat melakukan
bimbingan dan pembinaan serta mengadakan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan
kinerjanya.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, peneliti ingin memberikan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Penelitian ini menunjukkan bahwa supervisi kepala sekolah berperan penting
dalam meningkatkan kinerja guru , oleh karena itu kepala sekolah SMA Negeri 1
Tirtayasa harus meningkatkan efektifitas pelaksanaan supervisinya agar kinerja
guru semakin meningkat.
2. Guru harus lebih sering memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran
supaya kinerja mengajarnya lebih meningkat.
3. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Tirtayasa harus lebih sering mengadakan
pendidikan dan pelatihan serta pembinaan-pembinaan untuk meningkatkan
kinerja guru.

91
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. “Pendekatan dan Model Pembelajaran yang Mengaktifkan Siswa”. Jurnal


Edureligia. Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2017.

Arianti. “Peranan Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa”. Didaktika Jurnal
Kependidikan. Vol. 12 Nomor 2, Desember Tahun 2023, Juli 2023.

Ayubi, Ujang Yosep. Jurnal Manajemen dan Ilmu Pendidikan. Vol. 2 Nomor 2 Tahun
2020.

Azis, Rosmiaty. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam


Terbitan (KDT). 2016.

Daryanto. Standar Kompetensi dan penilaian Kinerja Guru Profesional. Yogyakarta:


Penerbit Gava Media. 2013.

Daryanto dan Tutik Rachmawati. Supervisi Pembelajaran “Inspeksi Meliputi:


Controlling, Correcting, Judging, Directing, Demonstration”. (Yogyakarta:
Penerbit Gava Media, 2015.

Eka Gusman, Hagi .“Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja
Guru di SMPN Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam”, Jurnal
Administrasi Pendidikan, Vol. 2, No. 1, Juni 2014.

Faozan, Ahmad. Peningkatan Kinerja Guru “Pendidikan Agama Islam Melalui Supervisi
Akademik, Diklat dan Partisipasi dalam Kelompok Kerja Guru”. Serang: A-Empat.
2022.

Fuad, Nurhattati. Supervisi Pendidikan “Strategi Peningkatan Kualitas Pendidikan di


Sekolah”. Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2021.

Gusman, Hagi Eka. Jurnal Administrasi Pendidikan. Vol. 2, No. 1, Juni 2014.
https://ejournal.unp.ac.id/index.php/bahana/article/view/3764/2998.

92
93

Handayani, Lina. EduPsyCouns Journal. Vol. 2, Nomor 1 Tahun 2020.


https://ummaspul.e-journal.id/Edupsycouns/article/view/479/279.

Imah, Cik. “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SD Negeri Se-
Kecamatan Air Kumbang Kabupaten Banyuasin”. Jurnal Administrasi
Manajemen Pendidikan. Vol. 1 Nomor 2, Tahun 2018), https://jurnal.um-
palembang.ac.id /jaeducation/article/view/15 73/1319,

Juni Priansa, Donni. Manajmen Kinerja Sekolah. Jawa Barat: CV Pustaka Setia, 2020.

Kanya, Nita dkk. Internastional Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE).
Vol. 10 No. 4 Desember 2021. https://files.eric.ed .gov/fulltext/EJ1328059.pdf,

Kristiawan, Muhammad dkk. Supervisi Pendidikan, Bandung: ALFABETA, 2019.

Larlen. “Persiapan Guru Bagi Proses Belajar Mengajar”. Jurnal Pena. Vol. 3 Nomor 1, Juli
2013. http://online-journal.unja. ac.id/pena/artic le/vi ew/1452/7273.

Magdalena dkk, Ina. “Analisis Pengembangan Bahan Ajar”. Jurnal Pendidikan dan Ilmu
Sosial. Vol. 2 Nomor 2, Juli 2020. https://core.ac. uk/do wnload/\pdf/32720871
3.pdf.

Manueke dkk, Teddy. “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Peningkatan


Kinerja Guru”. Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan, Vol. 10 Nomor 2 Tahun
2021.https://ejournal.unp.ac.id/index.php/bahana/article/view/115416/pdf,

Masrinawatie. “Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Melaksanakan Pembelajaran”.


Modul Pembelajaran. https://staffnew.uny.ac.id/upload/132303693/pendidikan
/PengembanganPembelajaranMatematikaUNIT9Coverbelakang0.pdf.

Masrum. Kinerja Guru Profesional. Jawa Tengah: Eureka Media Aksara. 2021.

Meriska, Mita. Kompasiana.Com. 23 September 2022. https://www.kompasia


na.om/mitameriska/62ca02b08a8b520ef238812/benarh-kualitas-guru-di-indonesia-
masih-rendah?page=1&pageimages=1.

Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011


94

Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan
KBK. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004.

Mushlih, Aguslani dan Rudi Ahmad Suryadi. Supervisi Pendidikan Teori dan Praktik.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2018.

Muspawi, Mohamad. Strategi Peningkatan Kinerja Guru. Jurnal Ilmiah Universitas


Batanghari Jambi. Vol. 21 Nomor 1 Tahun 2021. http://ji.unbari.ac.id/index.Php
/ilmiah/article/viewFile/1265/803.

Nasution, Inom, Supervisi Pendidikan. Medan: Pusdikra Mitra Jaya. 2021.

Nurhasanah, Siti. Statistika Pendidikan “Teori, Aplikasi, dan Kasus”. Jakarta: Salemba
Humanika. 2019.

Nurhayati, Siti. Supervisi Kepala Sekolah dan Kinerja Guru.Lampung: CV. IQRO,
2019.

Patiung, Dahlia. “Peran Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis
Pendekatan Komunikatif di SMA Negeri 1 Sesean Kabupaten Toraja Utara”.
Jurnal Pendidikan. Vol. 6 Nomor 1, Januari-Juni 2017, http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index .php /Insp ira tif- Pendidikan/article/view/4921/4389.

Purwanto, Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, 2019.

Prayitno, Teguh. Jurnal Pendidikan Agama Islam. Vol. 7 Nomor 1 Tahun 2022.
https://jurnal.staip.ac.id/index.php/hasanah/article/view/55/37.

Sanglah, I Nyoman. Jurnal Pendagogi dan Pembelajaran. Vol. 4 Nomor 3 Tahun 2021.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JP2/article/view/40700.

Shulhan, Muhawid. Supervisi Pendidikan “Teori dan Terapan dalam Mengembangkan


Sumber Daya Guru”. Surabaya: Acima Publishing, 2012.

Siburian, Paningkat. Jurnal Manajemen Pendidikan. (Vol. 5, No. 1 Januari-Juni 2018),


https://ejournal.uksw.edu/kelola/article/view/1662/923.

Siregar, Syofian. Metodologi Penelitian Kuantitatif “Dilengkapi dengan Perbandingan


Perhitungan Manual & SPSS”. Jakarta: Kencana, 2014.
95

Sohiron. Administrasi dan Supervisi Kepala Sekolah. Pekanbaru: Kreasi Edukasi,


2015.

Sudadi. Supervisi Pendidikan “Konsep, Teori, dan Implementasi. Yogyakarta: Pustaka


Ilmu, 2021.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2017.

Supardi, Kinerja Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2013.

Supriatna dkk, Eka. ”Keterampilan Guru dalam Membuka dan Menutup Pelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SMA Se-Kota Pontianak”.
Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. Vol. 11 Nomor 1, April 2015,
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpji/articledownload/8172/684,

Susanto, Ahmad. Konsep, Strategi, dan implementasi Manajemen Peningkatan Kinerja


Guru. Jakarta: Kencana. 2016.

Rachmawati, Yulia. Jurnal Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang. Vol. 01 No.01
Juni 2013. https://media.neliti.com/media/publications/37067-ID-pengaruh-
kepemimpinan-kepala-sekolah-terhadap-kinerja-guru.pdf.

Rismawan, Edi. Jurnal Administrasi Pendidikan. Vol. XXII, Nomor 1, Tahun 2015.
https//ejournal.upi.edu/index.php/JAPSPs/article/view/5925.

Widagdo, Suwignyo dkk. Penilaian Kinerja, Budaya Kerja & Kepemimpinan:


Optimalisasi Peningkatan Kinerja Guru. Jember: Mandala Press. 2021.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

96
Lampiran 1

Data Guru SMA Negeri 1 Tirtayasa

Data Guru SMA Negeri 1 Tirtayasa

Status
No Nama TMT Kerja
Kepegawaian
1 Kusmiati, S.Pd, M.Pd PNS 1989-10-01

2 Subiana, S.Pd PNS 1990-03-01

3 Suleman, S.Pd PNS 2000-03-01

4 Sulistyo Hatmoko, S.Sos, M.Pd PNS 2005-02-01

5 Iroh Juharoh, S.Pd, M.Pd PNS 2006-04-01

6 Ihah Solihah, S.Pd, M.Pd PNS 2006-04-01

7 Drs. H. Tunah, M.SI PNS 2008-01-01

8 Juhrotunnisa, SE PNS 2008-01-01

9 Suhriyah, S.AG, M.Pd PNS 2008-01-01

10 Hawin Nurrohmatika, S.Ag PNS 2008-01-01

11 Sumyati,S.Pd PNS 2008-01-01

12 Muhamad Efendi, S.Pd PNS 2009-02-01

13 Taufik, S.Pd. I, M.Pd PNS 2008-01-01

14 Tati Rofidah, S.Pd PNS 2008-01-01

15 Yuli Ismayanti, S.Pd PNS 2010-01-01

16 Octaviani, S.Pd. I PNS 2010-01-01

17 Eka Cahyati, S.Pd PNS 2010-01-01

18 Sri Mulyanah, S.Pd PNS 2011-01-01

19 Hafid Mahfudi, S.Pd PNS 2006-07-16

20 Hayati, SE PPPK 2021-02-01

21 Kristiyanto Wibisono, S.Pd PPPK 2022-03-01

97
22 Satiri, S.Pd.I PPPK 2022-03-01

23 Ibrohim, S.Kom PPPK 2022-03-01

24` Abdul Fatah, S.Pd PPPK 2022-02-01

25 Ridwan Cahyadi Ramdani, S.Pd PPPK 2022-03-01

26 Eti Setiawati, SH Honor Daerah 2003-07-14


TK.I Provinsi
27 Suyoto, S.Sos, MM Honor Daerah 2004-07-18
TK.I Provinsi
28 Mamay Mahayati, SP, M.Pd Honor Daerah 2006-07-17
TK.I Provinsi
29 Komarudin, SM Honor Daerah 2007-07-23
TK.I Provinsi
30 Muslih, S.Pd Honor Daerah 2010-08-12
TK.I Provinsi
31 Moh. Faqih F, S.Pd Honor Daerah 2016-07-18
TK.I Provinsi
32 Edy Mulyadi, S.Pd Honor Daerah 2016-07-18
TK.I Provinsi
33 Ues Athoillah, S.Pd, M.Pd Honor Daerah 2017-07-01
TK.I Provinsi
34 Mohamad Heru, S.Pd, M.Pd Honor Daerah 2018-07-16
TK.I Provinsi
35 Emah Maryamah, S.Pd Honor Daerah 2018-07-16
TK.I Provinsi
36 Faisal Abdau, S.Pd Honor Daerah 2018-07-16
TK.I Provinsi
37 Ahmad Syarif, S.Pd Honor Daerah 2019-07-15
TK.I Provinsi
38 Nidaul Hayati, S.Pd Honor Daerah 2019-07-15
TK.I Provinsi
39 Lina Rahmi Mauludi, S.Pd Honor Daerah 2019-07-15
TK.I Provinsi
40 Annisa Zahra Ihsani, S.Pd Honor Daerah 2020-07-13
TK.I Provinsi
41 Suryana Efendi, S.Pd Honor Daerah 2020-07-13
TK.I Provinsi
42 Nurul Iman, S.Pd Honor Daerah 2020-09-14
TK.I Provinsi
43 Muhammad Rizqi Maulana, Honor Daerah 2021-11-01
S.Kom.I TK.I Provinsi
44 Ade Kuswanto, SE Honor Daerah 2005-02-01
TK.I Provinsi
45 Supriyanto, S.Kom Honor Daerah 2019-07-15
TK.I Provinsi

98
Lampiran 2

Kisi-Kisi Uji Instrumen Variabel Supervisi Kepala Sekolah (X)

Variabel (X) Supervisi Kepala Sekolah

Indikator Sub Indikator Item Jumlah


Perencanaan a. Penyusunan perencanaan 1,2,3,4 4
Program supervisi
Supervisi
b. Penyusunan Ruang Lingkup 5,6,7,8* 4
Supervisi

c. Isi Pelaksanaan Supervisi 9,10,11 3

Pelaksanaan a. Melaksanakan Supervisi Pra 12, 13,14 3


Supervisi Observasi

b. Melaksanakan Supervisi 15, 16*, 17, 18 4


Observas

c. Melaksanakan Supervisi 19, 20, 21, 22, 8


Pasca Observasi 23, 24, 25, 27
Tindak Lanjut a. Melakukan Evaluasi Hasil 28, 29 2
Hasil Supervisi Supervisi

b. Menindaklanjuti hasil 30, 31, 32, 33, 5


supervisi 34

c. Pemantapan instrument 35, 36 2


supervisi

*Pernyataan tidak valid

99
Lampiran 3

Angket Uji Instrumen Variabel Supervisi Kepala Sekolah (X)

Petunjuk Responden:

1. Sebelum menjawab, bacalah terlebih dahulu pertanyaan di bawah ini.


2. Isilah identitas anda yang tersedia di bawah ini.
3. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan mengklik lingkaran dengan
pilihan jawaban Selalu (SL), Sering (S), Jarang-Jarang (J), Tidak Pernah (TP).
4. Jawaban yang anda berikan tidak akan dipublikasikan, jadi jawablah sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.

Data Responden:

Nama Lengkap:

Jenis Kelamin:

Jabatan:

Pilihan Jawaban
No Pertanyaan
SL S J TP
1 Kepala sekolah melakukan pengelolaan kurikulum
Kepala sekolah melakukan persiapan, pelaksanaan
2
dan penilaian dalam pembelajaran
Kepala sekolah mencapai standar kompetensi
3
lulusan, standar proses dan standar isi
4 Kepala sekolah dapat meninjau mutu pembelajaran.
Kepala sekolah merumuskan tujuan supervisi dalam
5
pembelajaran.
Kepala sekolah menerapkan jadwal supervisi dalam
6
pembelajaran
Kepala sekolah memilih pendekatan, teknik dan
7
model supervisi dalam pembelajaran
Kepala sekolah memilih instrument supervisi dalam
8
pembelajaran
Dalam perencanaan supervisi memuat latar
9
belakang pentingnya supervisi
Program supervisi yang dibuat kepala sekolah
10
sesuai dengan peraturan yang berlaku
Dalam perencanaan supervisi memuat tujuan
11
supervisi
Kepala sekolah menciptakan suasana akrab dengan
12
guru

100
Kepala sekolah membahas persiapan yang dibuat
13
oleh guru
Kepala sekolah menyepakati instrument observasi
14
yang akan digunakan
Kepala sekolah melaksanakan pengamatan sesuai
15
dengan fokus yang disepakati oleh guru.
Kepala sekolah menggunakan instrument
16
pembelajaran dengan baik.
Kepala sekolah memberikan catatan (fiednotes)
berdasarkan hasil pengamatan yang mencakup
17
perilaku guru dan peserta didik selama proses
pembelajaran.
Kepala sekolah tidak mengganggu proses
18
pembelajaran.
Kepala sekolah melakukan pertemuan balik setelah
19
observasi
Kepala sekolah menanyakan pendapat guru
20 mengenai proses pembelajaran yang baru
berlangsung
21 Kepala sekolah menunjukkan data hasil observasi
Kepala sekolah memberi kesempatan guru
22
mencermati dan menganalisisnya
Kepala sekolah mendiskusikan secara terbuka hasil
23
observasi
Kepala sekolah memberikan penguatan terhadap
24
penampilan guru
Kepala sekolah memberikan kesna meyalahkan,
25
agar guru menemukan sendiri kekurangannya.
Kepala sekolah memberikan motivasi bahwa guru
26
mampu memperbaiki kekurangannya
Kepala sekolah menentukan bersama rencana
27
pembelajaran dan supervisi berikutnya.
28 Kepala sekolah melakukan evaluasi hasil supervisi
29 Kepala sekolah menindaklanjuti hasil supervisi
Kepala sekolah menetapkan alternatif tindakan
30 yang akan ditempuh sesuai dengan kesulitan atau
kelemahan yang ditemukan ada pada guru
Kepala sekolah membuat rencana tindakan yang
mencakup kepan, dimana, siapa yang terlibat serta
31
bagaimana langkah-langkah tindakan tersebut
dilakukan.
Kepala sekolah melakukan pembinaan langsung
32
terhadap guru
Kepala sekolah memberikan pembinaan secara
tidak langsung terkait penguatan, dan
33
pengembangan pengetahuan, sikap dan
keterampilan guru.
Kepala sekolah memberikan pembinaan situasional
34
seperti memanfaatkan alat dan media

101
pembelajarann yang ada di lingkungan sekolah.
Kepala sekolah melakukan pemantapan instrument
35 supervisi seperti persiapan mengajar guru dan
instrument pembelajaran guru.
Kepala sekolah melakukan diskusi kelompok atau
36
rapat setelah pelaksanaan supervisi.

102
Lampiran 4

Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Variabel Supervisi Kepala Sekolah (X)

Variabel (X) Supervisi Kepala Sekolah

R X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23
R1 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 2
R2 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 2 4 3
R3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
R4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3
R5 4 4 4 3 4 3 4 2 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3
R6 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3
R7 2 3 2 3 4 3 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3
R8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
R10 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3
R11 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3
R12 4 3 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 3 2 4 2 4 3 3 3 4
R13 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4
R14 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3
R15 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3
R16 4 2 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 2 2 2 4
R17 4 2 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 2 2 4
R18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R19 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
R20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
R21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
R22 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3
R23 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3
R24 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3

103
X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34 X35 X36 Total X
2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 133
3 3 3 3 4 3 2 2 3 2 3 2 3 108
4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 140
4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 126
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 131
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 139
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 113
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 144
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 143
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 105
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 106
4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 2 121
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 134
3 2 3 3 2 3 2 2 4 2 3 2 3 99
3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 112
4 2 4 4 2 4 2 2 4 2 3 2 3 115
4 2 4 4 2 4 2 2 3 2 3 2 4 116
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 143
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 141
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 108
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 142
3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 123
3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 119
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 117

104
Lampiran 5

Kisi-Kisi Uji Instrumen Variabel Kinerja Guru (Y)

Variabel (Y) Kinerja Guru

Indikator Sub Indikator Item Jumlah


Perencanaan a. Guru menginformasikan tujuan 1, 2 2
pembelajaran pembelajaran

b. Guru menyusun bahan ajar 3, 4, 5 3


secara runtun, logis konsektual
dan muakhir.

c. Guru merencanakan kegiatan 6, 7, 8* 3


pembelajaran yang efekktif.

d. Guru memilih sumber belajar/ 9, 10 2


media pembelajaran
Pelaksanaan a. Guru memulai pembelajaran 11, 12, 13, 14 4
kegiatan dengan efektif.
pembelajaran yang
aktif dan efektif b. Guru menguasai materi 15, 16, 17 3
pelajaran.

c. Guru menerapkan 18, 19 2


pendekatan/strategi dalam
pembelajaran

d. Guru memafaatkan sumber 20, 21, 22 3


belajar/media dalam
pembelajaran.

e. Guru memotivasi dan/atau 23, 24, 25, 26 4


memelihara memelihara

105
ketertiban siswa dalam
pembelajaran.

f. Guru menggunakan bahasa yang 27*, 28* 2


benar dan tepat dalapembelajaran

g. Guru mengakhiri pembelajaran 29, 30, 31, 32, 6


dengan efektif. 33*, 34*

Penilaian a. Guru merancang alat evaluasi 35 1


Pembelajaran untuk mengukur kemajuan dan
keberhasilan belajar peserta
didik.

b. Guru menggunakan berbagai 36, 37*, 38 3


strategi dan metode penilaian
untuk memantau kemajuan dan
hasil belajar peserta didik

*Pertanyaan tidak valid

106
Lampiran 6

Angket Uji Instrumen Variabel Kinerja Guru (Y)

Petunjuk Responden:

1. Sebelum menjawab, bacalah terlebih dahulu pertanyaan di bawah ini.


2. Isilah identitas anda yang tersedia di bawah ini.
3. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan mengklik lingkaran dengan
pilihan jawaban Selalu (SL), Sering (S), Jarang-Jarang (J), Tidak Pernah (TP).
4. Jawaban yang anda berikan tidak akan dipublikasikan, jadi jawablah sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.

Data Responden:

Nama Lengkap:

Jenis Kelamin:

Jabatan:

Pilihan Jawaban
No Pertanyaan
SL S J TP
Saya dapat menginformasikan tujuan pembelajaran
1
dalam RPP sesuai dengan kurikulum/silabus
Saya dapat memperhatikan karakteristik peserta
2
didik
Saya dapat menyusun bahan ajar secara runtun,
3
logis, konsektual dan muakhir
Saya dapat menyusun bahan ajar sesuai dengan
4
tuntutan kurikulum
Dalam penyusunan bahan ajar, saya mampu
membuat pembelajaran yang lebih menyenangkan,
5
efektif, efisien, dan tidak melenceng dari tujuan
pembelajaran
Saya dapat merencanakan kegiatan pembelajaran
6
yange efektif
Saya dapat memahami gaya belajar dan
7
kemampuan peserta didik dalam pembelajaran
Saya dapat mencapai hasil maksimal dalam
8
menciptakan tujuan dalam pembelajaran
Saya dapat menentukan media pembelajaran sesuai
9
dengan materi pembelajaran
Saya dapat memilih sumber pembelajaran sesuai
10
dengan strategi pembelajaran.
Sebelum memulai pembelajaran, saya mengecek
11
kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran

107
Sebelum memulai pembelajaran, saya memberikan
motivasi kepada siswa berupa pertanyaan maupun
12
menceritakan peristiwa yang berkaitan dengan
materi pelajaran
Sebelum memulai pembelajaran, saya
13 menyampaikan kegiatan apa yang akan dilakukan
siswa dalam proses pembelajaran.
Sebelum memulai pembelajaran, saya
14 mempersiapkan bahan yang akan di ajarkan sesuai
dengan RPP.
Saya dapat menerangkan dan menguasai setiap
15
materi dengan baik
Saya dapat menvariasikan gaya mengajar agar dapat
16
menimbulkan perhatian siswa.
Saya dapat memvariasikan pola interaksi siswa
17
dalam proses pembelajaran.
Saya dapat menerapkan pendekatan pembelajaran
18
yang efektif
Saya dapat mengemukakan berbagai alternatif
19 pendekatan pembelajaran yang harus dicapai
sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
Saya dapat menggunakan media pembelajaran
20
dengan baik
Saya dapat menggunakan media pembelajaran yang
21
mudah dipahami oleh siswa
Saya dapat menggunakan internet untuk menambah
22
wawasan materi pembelajaran.
Saya dapat memtotivasi siswa dalam pembelajaran
23
dengan baik.
Saya dapat meningkatkan antusias dan semangat
24
dalam belajar
Saya memberikan penghargaan bagi siswa yang
25
aktif.
Saya dapat menciptakan aktivitas yang melibatkan
26
siswa dalam kelas.
Saya dapat menggunakan bahasa dengan tepat dan
27
benar dalam pembelajaran
Saya dapat menggunakan bahasa sesuai dengan
28 KBBI (Kamuus Besar Bahasa Indonesia) dalam
pembelajaran.
Saya dapat mengakhiri pembelajaran dengan
29
efektif.
Saya mengakhiri pembelajaran dengan memberikan
30
motivasi kepada siswa
Saya mengevaluasi tentang materi pelajaran yang
31
baru selesai.
Saya memberikan petunjuk untuk pelajaran/topik
32
berikutnya
33 Saya mengakhiri pembelajaran dengan salam dan

108
doa
Saya merangkum atau meringkas inti pokok
34
pelajaran
Saya merancang alat evaluasi untuk mengukur
35
kemajuan dan keberhasilan belajar peserta didik.
Saya menggunakan berbagai strategi dan metode
36 penilaian untuk memantau kemajuan dan hasil
belajar peserta didik.
Saya menggunakan tugas pengayaan kepada siswa
37 yang hasil evaluasinya telah mencapai nilai ditas
kriteria ketuntasan minimal (KKM)
Saya memberikan kegiatan perbaikan (remedial
38 teaching) bagi siswa yang hasil evaluasinya belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)

109
Lampiran 7

Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Variabel Kinerja Guru (Y)

Variabel (Y) Kinerja Guru

R Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 Y18 Y19 Y20 Y21 Y22 Y23
R1 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4
R2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4
R3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4
R4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
R5 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4
R6 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4
R7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4
R8 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3
R9 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R10 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
R11 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3
R12 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4
R13 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2
R14 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3
R15 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
R16 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
R17 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
R19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
R22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
R23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

110
Y24 Y25 Y26 Y27 Y28 Y29 Y30 Y31 Y32 Y33 Y34 Y35 Y36 Y37 Y38 Total
3 2 2 4 4 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 116
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 144
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 123
3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 118
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 143
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 146
3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 119
3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 121
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 148
3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 120
3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 120
3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 125
4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 121
4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 123
3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 118
3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 119
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 148
3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 119
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 151
4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 147
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 117
3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 116
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 152
3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 117

111
Lampiran 8

Angket Penelitian Variabel Supervisi Kepala Sekolah (X)

Petunjuk Responden:

1. Sebelum menjawab, bacalah terlebih dahulu pertanyaan di bawah ini.


2. Isilah identitas anda yang tersedia di bawah ini.
3. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan mengklik lingkaran dengan
pilihan jawaban Selalu (SL), Sering (S), Jarang-Jarang (J), Tidak Pernah (TP).
4. Jawaban yang anda berikan tidak akan dipublikasikan, jadi jawablah sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.

Data Responden:

Nama Lengkap:

Jenis Kelamin

Jabatan:

Pilihan Jawaban
No Pertanyaan
SL S J TP
1 Kepala sekolah melakukan pengelolaan kurikulum
Kepala sekolah melakukan persiapan, pelaksanaan
2
dan penilaian dalam pembelajaran
Kepala sekolah mencapai standar kompetensi
3
lulusan, standar proses dan standar isi
4 Kepala sekolah dapat meninjau mutu pembelajaran.
Kepala sekolah merumuskan tujuan supervisi dalam
5
pembelajaran.
Kepala sekolah menerapkan jadwal supervisi dalam
6
pembelajaran
Kepala sekolah memilih pendekatan, teknik dan
7
model supervisi dalam pembelajaran
Dalam perencanaan supervisi memuat latar
8
belakang pentingnya supervisi
Program supervisi yang dibuat kepala sekolah
9
sesuai dengan peraturan yang berlaku
Dalam perencanaan supervisi memuat tujuan
10
supervisi
Kepala sekolah menciptakan suasana akrab dengan
11
guru
Kepala sekolah membahas persiapan yang dibuat
12
oleh guru
Kepala sekolah menyepakati instrument observasi
13
yang akan digunakan
112
Kepala sekolah melaksanakan pengamatan sesuai
14
dengan fokus yang disepakati oleh guru.
Kepala sekolah memberikan catatan (fiednotes)
berdasarkan hasil pengamatan yang mencakup
15
perilaku guru dan peserta didik selama proses
pembelajaran.
Kepala sekolah tidak mengganggu proses
16
pembelajaran.
Kepala sekolah melakukan pertemuan balik setelah
17
observasi
Kepala sekolah menanyakan pendapat guru
18 mengenai proses pembelajaran yang baru
berlangsung
19 Kepala sekolah menunjukkan data hasil observasi
Kepala sekolah memberi kesempatan guru
20
mencermati dan menganalisisnya
Kepala sekolah mendiskusikan secara terbuka hasil
21
observasi
Kepala sekolah memberikan penguatan terhadap
22
penampilan guru
Kepala sekolah memberikan kesna meyalahkan,
23
agar guru menemukan sendiri kekurangannya.
Kepala sekolah memberikan motivasi bahwa guru
24
mampu memperbaiki kekurangannya
Kepala sekolah menentukan bersama rencana
25
pembelajaran dan supervisi berikutnya.
26 Kepala sekolah melakukan evaluasi hasil supervisi
27 Kepala sekolah menindaklanjuti hasil supervisi
Kepala sekolah menetapkan alternatif tindakan
28 yang akan ditempuh sesuai dengan kesulitan atau
kelemahan yang ditemukan ada pada guru
Kepala sekolah membuat rencana tindakan yang
mencakup kepan, dimana, siapa yang terlibat serta
29
bagaimana langkah-langkah tindakan tersebut
dilakukan.
Kepala sekolah melakukan pembinaan langsung
30
terhadap guru
Kepala sekolah memberikan pembinaan secara
tidak langsung terkait penguatan, dan
31
pengembangan pengetahuan, sikap dan
keterampilan guru.
Kepala sekolah memberikan pembinaan situasional
32 seperti memanfaatkan alat dan media
pembelajarann yang ada di lingkungan sekolah.
Kepala sekolah melakukan pemantapan instrument
33 supervisi seperti persiapan mengajar guru dan
instrument pembelajaran guru.
Kepala sekolah melakukan diskusi kelompok atau
34
rapat setelah pelaksanaan supervisi.

113
Lampiran 9
Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Variabel Supervisi Kepala Sekolah (X)

Variabel (X) Supervisi Kepala Sekolah


R X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23
R1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3
R2 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4
R3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4
R4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4
R5 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
R6 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3
R7 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4
R8 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R9 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4
R10 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4
R11 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
R12 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R13 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3
R14 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4
R15 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3
R16 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R17 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4
R18 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4
R19 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3
R20 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
R21 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3
R22 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
R23 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3
R24 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3

114
R25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
R26 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4
R27 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3
R28 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4
R29 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4
R30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4
R31 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3

X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34 Total X
2 3 3 2 3 3 4 3 3 4 4 2 123
3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 127
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 127
4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 117
3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 124
3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 114
3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 124
4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 126
3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 121
3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 124
3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 125
4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 126
4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 123
3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 118
4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 120
4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 127
4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 118
4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 120
3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 122
3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 125
3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 125
4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 4 4 127
3 3 4 3 3 2 2 4 3 4 3 3 107
3 3 2 2 4 4 3 4 4 3 4 3 123

115
4 4 3 4 2 3 3 3 3 2 4 4 126
4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 123
4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 120
4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 114
4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 120
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 124
3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 121

116
Lampiran 10

Angket Penelitian Kinerja Guru (Variabel Y)

Petunjuk Responden:

1. Sebelum menjawab, bacalah terlebih dahulu pertanyaan di bawah ini.


2. Isilah identitas anda yang tersedia di bawah ini.
3. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan mengklik lingkaran dengan
pilihan jawaban Selalu (SL), Sering (S), Jarang-Jarang (J), Tidak Pernah (TP).
4. Jawaban yang anda berikan tidak akan dipublikasikan, jadi jawablah sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.

Data Responden:

Nama Lengkap:

Jenis Kelamin:

Jabatan:

Pilihan Jawaban
No Pertanyaan
SL S J TP
Saya dapat menginformasikan tujuan pembelajaran
1
dalam RPP sesuai dengan kurikulum/silabus
Saya dapat memperhatikan karakteristik peserta
2
didik
Saya dapat menyusun bahan ajar secara runtun,
3
logis, konsektual dan muakhir
Saya dapat menyusun bahan ajar sesuai dengan
4
tuntutan kurikulum
Dalam penyusunan bahan ajar, saya mampu
membuat pembelajaran yang lebih menyenangkan,
5
efektif, efisien, dan tidak melenceng dari tujuan
pembelajaran
Saya dapat merencanakan kegiatan pembelajaran
6
yange efektif
Saya dapat memahami gaya belajar dan
7
kemampuan peserta didik dalam pembelajaran
Saya dapat menentukan media pembelajaran sesuai
8
dengan materi pembelajaran
Saya dapat memilih sumber pembelajaran sesuai
9
dengan strategi pembelajaran.
Sebelum memulai pembelajaran, saya mengecek
10
kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran
Sebelum memulai pembelajaran, saya memberikan
11
motivasi kepada siswa berupa pertanyaan maupun

117
menceritakan peristiwa yang berkaitan dengan
materi pelajaran
Sebelum memulai pembelajaran, saya
12 menyampaikan kegiatan apa yang akan dilakukan
siswa dalam proses pembelajaran.
Sebelum memulai pembelajaran, saya
13 mempersiapkan bahan yang akan di ajarkan sesuai
dengan RPP.
Saya dapat menerangkan dan menguasai setiap
14
materi dengan baik
Saya dapat menvariasikan gaya mengajar agar dapat
15
menimbulkan perhatian siswa.
Saya dapat memvariasikan pola interaksi siswa
16
dalam proses pembelajaran.
Saya dapat menerapkan pendekatan pembelajaran
17
yang efektif
Saya dapat mengemukakan berbagai alternatif
18 pendekatan pembelajaran yang harus dicapai
sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
Saya dapat menggunakan media pembelajaran
19
dengan baik
Saya dapat menggunakan media pembelajaran yang
20
mudah dipahami oleh siswa
Saya dapat menggunakan internet untuk menambah
21
wawasan materi pembelajaran.
Saya dapat memtotivasi siswa dalam pembelajaran
22
dengan baik.
Saya dapat meningkatkan antusias dan semangat
23
dalam belajar
Saya memberikan penghargaan bagi siswa yang
24
aktif.
Saya dapat menciptakan aktivitas yang melibatkan
25
siswa dalam kelas.
Saya dapat mengakhiri pembelajaran dengan
26
efektif.
Saya mengakhiri pembelajaran dengan memberikan
27
motivasi kepada siswa
Saya mengevaluasi tentang materi pelajaran yang
28
baru selesai.
Saya memberikan petunjuk untuk pelajaran/topik
29
berikutnya
Saya merancang alat evaluasi untuk mengukur
30
kemajuan dan keberhasilan belajar peserta didik.
Saya menggunakan berbagai strategi dan metode
31 penilaian untuk memantau kemajuan dan hasil
belajar peserta didik.
Saya memberikan kegiatan perbaikan (remedial
32 teaching) bagi siswa yang hasil evaluasinya belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)

118
Lampiran 11

Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Kinerja Guru (Variabel Y)


Variabel (X) Kinerja Guru
R Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 Y18 Y19 Y20 Y21 Y22 Y23
R1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
R2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1
R3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4
R4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
R6 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4
R7 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R8 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
R9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3
R10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3
R11 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R12 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3
R13 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3
R14 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3
R15 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
R16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R18 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4
R20 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4
R21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
R22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4
R23 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4
R24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
R25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4

119
R26 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4
R27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3
R28 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4
R29 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3
R30 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
R31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3

Y24 Y25 Y26 Y27 Y28 Y29 Y30 Y31 Y32 Total Y
4 3 4 3 4 4 4 4 4 124
4 4 4 4 4 4 4 4 4 124
4 4 4 4 4 4 4 4 3 123
3 4 4 4 4 4 4 4 4 124
4 4 4 4 4 4 4 3 4 125
4 3 4 4 4 4 4 3 4 119
3 4 4 4 4 3 4 4 4 124
4 3 3 3 4 4 4 4 4 121
4 3 4 3 3 3 4 4 4 119
3 3 4 4 3 3 3 3 4 118
4 4 4 4 4 3 3 3 4 124
3 4 4 4 4 3 3 3 4 120
4 4 4 3 4 4 4 3 4 117
4 4 3 4 4 4 3 4 3 116
3 3 4 3 3 3 3 3 4 107
4 4 4 4 4 4 4 3 2 124
4 3 4 3 4 4 4 4 3 124
4 4 4 4 4 4 4 4 4 127
4 4 4 4 3 3 4 3 4 123
4 4 4 4 3 4 4 4 3 119
4 4 3 4 3 4 3 3 4 122
4 4 4 4 3 3 3 4 3 118
3 4 3 4 4 3 3 3 4 116
4 4 4 4 3 3 3 4 4 123
4 4 4 4 4 4 4 4 4 127
4 4 3 4 4 3 4 3 4 117

120
3 4 3 4 3 3 4 4 4 120
3 3 4 4 4 3 4 4 4 118
3 4 3 4 3 4 3 3 4 113
4 4 3 4 4 4 4 3 3 123
3 4 3 3 3 3 4 4 3 117
4 3 4 3 4 4 4 4 4 124
4 4 4 4 4 4 4 4 4 124
4 4 4 4 4 4 4 4 3 123
3 4 4 4 4 4 4 4 4 124

121
Lampiran 12

Hasil Akhir Uji Instrumen Supervisi Kepala Sekolah (X) dan Kinerja Guru (Y)

Total Total
Responden Variabel X Variabel Y
1 123 124
2 127 124
3 127 123
4 117 124
5 124 125
6 114 119
7 124 124
8 126 121
9 121 119
10 124 118
11 125 124
12 126 120
13 123 117
14 118 116
15 120 107
16 127 124
17 118 124
18 120 127
19 122 123
20 125 119
21 125 122
22 127 118
23 107 116
24 123 123
25 126 127
26 123 117
27 120 120
28 114 118
29 120 113
30 124 123
31 121 117

122
Lampiran 13

Pengujian Validitas Variabel X

Hasil Uji Validitas Supervisi Kepala Sekolah (X)

123
Lampiran 14

Pengujian Validitas Variabel Y

Hasil Uji Validitas Kinerja Guru (Variabel X)

124
Lampiran 15

Transkip Wawancara Kepala Sekolah SMAN 1 Tirtayasa

Narasumber : Kusmiati, M.Pd

Jabatan : Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Tirtayasa

Perencanaan Supervisi

1. Kapan perencanaan supervisi di SMAN 1 Tirtayasa ini dilaksanakan ?


Perencanaan supervisi dilaksanakan pada tahun ajaran baru yakni di semester satu dan
semester 2 sudah melakukan program supervisi.
2. Apa isi dari perencanaan supervisi?
Perencanaan supervisi di awali dengan merencanakan jadwal. Jadwal supervisi mau
kapan, terus mau yang disupervisinya mata pelajaran apa saja gurunya, tetapi
targetnya memang untuk semua guru mata pelajaran. waktunya itu jam pelajaran
guru-guru biasanya nanti dihari ini jam sekian. jadi kita menyesuaikan walaupun yang
Penyusunanjadwal dari tim dan kurikulum, untuk supervisi wakasek kurikulum dan
kepala sekolah yang Penyusunantetapi tetap kita bisa bertanya kepada guru mau
kapan di bulan ini, minggu keberapa, hari apa, dan jam berapanya.
3. Siapa saja yang terlibat dalam perencanaan supervisi?
Jawaban:
Perencanaan supervisi itu melibatkan pertama wakasek kurikulum dan yang kedua
guru senior/pengawas.
4. Bagaimana keterlibatan guru dalam perancangan program supervisi?
Guru dilibatkan dalam jadwal. jadwal nya mau kapan itu dilibatkan, materinya
tentang apa dan harus sesuai dengan program semester yang sudah direncanakan
misalnya di bulan maret disupervisi, ibu memberi arahan agar guru-guru
mempersiapkan materi yang betul-betul terbaru medianya, inovasi yang seperti itu
termasuk dalam melaksanakan supervisi agar ada peningkatan didalam penggunaaan
media.

125
Pelaksanaan Supervisi

1. Apakah informasi pelaksanakan supervisi akan disampaikan pihak terkait?


Iya disampaikan. Jadi jadwalnya sudah disampaikan kepada guru-guru agar nanti
pada saat disupervisi, guru-guru sudah siap disupervisi, biasanya setiap hari senin
jadwalnya sudah ditempel jadi guru sudah siap.
2. Kapan supervisi dilaksanakan?
Supervisi dilaksanakan minimalnya satu kali dalam satu tahun dipertengahan semester
biasanya.
3. Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan supervisi?
Dalam membantu pelaksanaan supervisi biasanya dilakukan oleh wakasek kurikulum
dan guru senior.
4. Adakah kendala dalam pelaksanaan supervisi?
Tidak ada. ketika sudah diberikan jadwal, guru-guru sudah siap semua.
5. Instrumen yang dibawa saat pelaksanaan supervisi?
Yang pertama instrument administrasi, yang terdiri dari RPP. Yang kedua, instrument
pelaksanaan atau prosesnya, apakah dikegiatan pembelajaran ada kegiatan
pedahuluan, ada kegiatan inti dan ada kegiatan penutup. Guru menyampaikan atau
tidak dalam kegiatan pendahuluan itu, pertama memberi salam ada tidak seperti itu.
6. Bagaimana teknis pelaksanaan supervisi di SMAN 1 Tirtayasa?
ibu datang ke kelas melihat bagaimana guru mengajar di dalam kelas sampai ke
refleksi memberikan penilaian akhir. Selama 2 jam ibu di dalam kelas dari awal
sampai akhir.
7. Apakah guru di SMA Negeri 1 Tirtayasa melaksanakan konsursium guru
bidang atau MGMP secara internal?
Konsorsium guru Alhamdulillah berjalan dengan baik.

Tindak Lanjut Supervisi

1. Setelah dilaksanakan supervisi, kegiatan apa yang dilakukan oleh kepala


sekolah?
secara refleksinya ibu memanggil guru tersebut diberitahukan penilaian atau
kekurangan seperti apa, misal di administrasi kurang lengkap minta di lengkapi.
Kalau didalam prosesnya ada yang kurang karena lupa misalnya motivasi belum

126
disampaikan atau tujuannya tidak dituliskan nanti diingatkan. Karena itu harus sesuai
dengan pendahuluan di rpp.
2. Apa saja kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam menindaklanjuti
hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru?
Kalau untuk tindakan kepala sekolah itu memberikan arahan atau solusi apa yang
memang harus diselesaikan atau dilengkapi.
3. Apakah ada tindak lanjut berupa pelatihan untuk guru?
Kalau pelatihan guru untuk administrasi itu ada, membuat soal pun ada, jadi
pelatihanya biasanya kalo sudah dilihat, berarti kurangnya disini secara umum sama
seperti administrasi juga

Kinerja guru

1. Bagaimana gambaran kinerja guru di SMAN 1 Tirtayasa?


Kinerja guru Alhamdulillah…kalau dilihat dari kegiatan sehari hari dari mulai jam
mengajar, jam pertama sampai terakhir itu semuanya hadir tepat waktu, bagus kalau
kinerja guru.
2. Apakah yang disiapkan guru dalam perencanaan pembelajaran?
Pada bagian administrasi itu guru menyiapkan media untuk pembelajaran.
3. Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru baik faktor
internal maupun eksternal. Faktor internal seperti tingkat pendidikan, apakah
sudah sesuai latar belakang pendidikan dengan mata pelajaran yang diajarkan?
Sekitar berapa persen yang sesuai dengan bidangnya?
Alhamdulillah dari semua guru yang mengajar ada sekitar 4 guru yang tidak sesuai
dengan latar belakang pendidikan berarti yang sesuai sekitar 91%
4. Sarana dan pasarana adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja
guru. Bagaimanakah sarana dan prasarana di SMA Negeri 1 Tirtayasa dan
bagaimanakah pengaruhnya terhadap kinerja guru di sekolah?
Untuk sarana dan prasarana sudah ada tapi belum bisa memenuhi semua guru tapi
bisa bergantian contohnya seperti proyektor Alahmdulillah Bapak dan Ibu guru tetap
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik dan selalu semangat.

127
5. Bagaimanakah komunikasi antar teman sejawat atau sesama guru di SMA
Negeri 1 Tirtayasa?
Komunikasi sesama guru sangat baik saling memberikan informasi baik yang sifatnya
dinas atau di luar dinas.
6. Apakah ada kendala dalam pelaksanaan pembelajaran?
Kendala dalam pembelajaran tidak ada, tetapi untuk sarana infokus itu masih rebutan
karna masih ada 12 dari 24 kelas, belum bisa satu kelas satu untuk infokus. Dan
alhamdulilah sudah bertambah bertambah tetapi tidak bisa nambahnya sekaligus.
adapun dalam pelaksanaan pembelajaran ketika guru memberikan tugas tanpa adanya
proses tatap muka, penggunaan metode dan model pembelajaran yang kurang variatif
dalam proses KBM masih monoton dengan metode ceramah sehingga ini tidak terlalu
efektif.
7. Apakah masih terdapat guru yang datang tidak tepat waktu? Dan bagaimana
mengatasinya?
Ada, di sekolah ada piket yang salah satu tugasnya mengendalikan kelas yang
gurunya belum hadir.
8. Apakah semua guru di SMA Negeri 1 Tirtayasa memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran? bagaimana
gambarannya?
Ada beberapa guru yang belum, tidak semua. Akan tetapi dengan saling kolaborasi
dan dibantu oleh beberapa guru saling bekerja sama Alhamdulillah semua guru
memanfaatkan teknologi dengan baik.
9. Salah satu yang termasuk mempengaruhi kinerja guru juga adalah kegiatan
administrasi. Kegiatan administrasi sekolah mencakup pengaturan proses
belajar mengajar, kesiswaan, personalia, pelaratan pengajaran, gedung,
perlengkapan, keuangan serta hubungan dengan masyarakat. bagaimanakah
gambaran hal itu di SMA Negeri 1 Tirtayasa?
Alhamdulillah untuk kegiatan di sekolah semua dapat dilaksanakan dengan baik dan
lancar karena dukungan dari semua pihak baik wakasek humas serta bapak/ibu guru
serta staf tata usaha semua bisa bekerja sama saling mendukung dalam melaksanakan
tugas.
10. Bagaimana dalam penilaian pembelajaran guru?
Untuk penilaian itu ada tiga yakni penilaian kognitif, penilaian afektif, dan ada
penilaian psikomotor. Untuk penilaian kognitif itu bisa dilaksanakan beberapa kali
128
untuk ulangan harian atau yang dinamakan ulangan formatif ada juga ulangan
sumatif. Kalau sikap itu bisa dilihat dari proses pembelajaran, bagaimana anak aktif
atau tidak bersikap baik atau tidak didalam proses pembelajaran di dalam
melaksanakan tugas, didalam mengumpulkan tugas tepat waktu atau tidak. Kalau
psikomotornya yaitu pembelajaran secara praktek. Didalam praktek anak-anak
mungkin ada yang secara langsung bagus dalam prakteknya. Atau ada juga lemah
dipraktek. Jadi semuanya psikomotor, afektif dan kognitif tertera didalam rapot
pendidikan siswa.

129
Lampiran 16

Transkip Wawancara Pendidik 1 SMAN 1 Tirtayasa

Narasumber : Suhriyah, S.AG, M.Pd

Jabatan: Salah Satu Tenaga Pendidik SMA Negeri 1 Tirtayasa

1. Menurut ibu bagaimanakah supervisi kepala sekolah di SMA Negeri 1


Tirtayasa?
Supervisi Kepala Sekolah di SMAN 1 Tirtayasa berjalan dengan baik sesuai dengan
ketentuan dari dinas pendidikan yang merupakan salah satu tugas kepala sekolah.
2. Menurut Ibu Bagaimana kinerja guru di SMA Negeri 1 Tirtayasa?
Kinerja guru sudah baik.
3. Apakah bapak/ibu guru ada kendala dalam melaksanakan tugas sebagai guru di
SMA Negeri 1 Tirtayasa?
Tidak ada
4. Salah satu bentuk dari kinerja tidak hanya dilihat dari mengajar, tapi dalam
membuat artikel atau karya ilmiah yang dipublikasikan juga dapat
mengembangkan diri secara kreatif dan inovatif. Apakah bapak/ibu guru SMA
Negeri 1 Tirtayasa juga melakukan hal tersebut? Jika iya bagaimana atau jika
belum berikan alasannya?
Rata-rata guru SMAN 1 Tirtayasa pernah membuat karya ilmiah terutama yang PNS
karena syarat untuk kenaikan golongan.
5. Dengan tingkat kinerja yang cukup tinggi di SMA Negeri 1 Tiratayasa, apakah
masih terdapat guru yang memiliki kinerjanya rendah?
Rata-rata sih kinerja sudah baik, apalagi guru-guru yang PNS karena harus disiplin
datang tepat waktu, harus absen tiap jam datang dan pulang. Untuk tugas-tugas
mengajar juga dilaksanakan dengan baik, tetapi mungkin ada satu atau 2 guru honorer
yang masih dapat perhatian dari kepala sekolah.
6. Apakah hasil supervisi kepala sekolah selalu digunakan untuk meningkatkan
kinerja guru dan apakah kepala sekolah melakukan pembinaan terhadap hasil
supervisi?
Betul. Kepala sekolah selalu memberikan pembinaan dan evaluasi. Tiap bulan kita
adakan rapat evaluasi kinerja.

130
7. Apakah bapak/ibu merasa bekerja secara maksimal terhadap siswa dalam
proses kegiatan belajar mengajar. Jelaskan alasannya (missal hadir tepat waktu
dll).
Iya. Sesuai dengan peraturan, siswa harus ada di sekolah jam 07.00 maksimal 07.15
langsung literasi sampai 07.30 jam mulai kbm. Jika ada siswa yang terlambat, misal
masuk lewat jam 07.30 maka langsung ditangani piket untuk literasi setelah itu baru
dikasih surat izin masuk untuk kbm.
8. Lalu untuk kompensasi atau gaji, apakah menurut ibu sudah sesuai atau
sebanding dengan tenaga waktu yang diberikan, mengingat SMA Negeri 1
Tirtayasa termasuk golongan cukup tinggi untuk siswanya?
Kalo saya rasa cukup. Dengan gaji yang kita terima sebanding dengan kinerja kita.
Apalagi kalau tenaga PNS kayanya lumayan cukup. Untuk tenaga honorerpun juga
kalo di SMAN 1 Tirtayasa saya rasa cukup.

131
Lampian 17

Foto Persebaran Angket

132
Lampiran 18

Foto Wawancara Kepala Sekolah dan Guru Secara Online

133
Lampiran 19

Tabel Distribusi R ( Rtabel)

134
Lampiran 20

Tabel Distribusi T (T Tabel)

135
Lampiran 21

Surat Permohonan Penelitian

136
Lampiran 22

Surat Permohonan Pembimbing Skripsi

137
Lampiran 23

Tabel Uji Referensi

138
139
140
141
142
143
Lampiran 24

Dokumentasi Wawancara Bersama Kepala Sekolah

Foto Bersama Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Tirtayasa

144
Lampiran 25

Biodata Penulis

Anisa, lahir di Serang 22 Januari 2001. Putri pertama dari


Bapak Masim dan Ibu Nurdiyah. Tempat tinggal di Jl. Sultan
Ageng Tirtayasa RT. 005/RW.002. Kelurahan Sujung,
Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten. Alamat
email penulis anisa.anisa19@mhsuinjkt.ac.id.

Penulis menempuh pendidikan di SDN Sujung 2, SMP


Negeri 1 Tirtayasa, SMA Negeri 1 Tirtayasa, dan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2019-2023 lulus dengan gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd). Organisasi yang pernah diikuti selama
perkuliahan yaitu Himpunan Mahasiswa Banten (HMB), PMII Rayon Manajemen
Pendidikan, dan Forum Mahasiswa Pontirta (FMP).

145

Anda mungkin juga menyukai