Disusun Oleh :
Kelompok 9
FIRGIANI PUSPITA NAIDA 18340006P
MUJIANAH 18340089P
1
Dengan mengucap puji dan syukur kepada Allah SWT, atas rahmat yang telah
dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Posisi dan Gerakan Yang Aman dan Nyaman Selama Persalinan, Pemenuhan
nutrisi Dan Hidrasi Dalam Persalinan”
Penulis
2
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
yang hadir untuk melayani sebagai pendamping ibu, maka bidan bisa menawarkan
dukungan pada orang yang mendukung ibu tersebut.
Bidan memberitahu ibu bahwa ia tidak perlu terlentang terus menerus dalam masa
persalinannya. Jika ibu sudah semakin putus asa dan merasa tidak nyaman, bidan
bisa mengambil tindakan-tindakan yang positif untuk merubah kebiasaan atau
merubah setting tempat yang sudah ditentukan 9seperti misalnya menyarankan
agar ibu berdiri atau berjalan-jalan). Bidan harus memberikan suasana yang
nyaman dan tidak menunjukkan ekspresi yang terburu-buru, sambil memberikan
kepastian yang menyenangkan serta pujian lainnya.
1.2.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui informasi tentang evidence based kebidanan.
2. Untuk mengetahui Manfaat Evidence Based Midwifery dalam praktik
Kebidanan
3. Untuk mengetahui Posisi dan gerakan selama persalinan
4. Untuk mengetahui Nutrisi dan Hidrasi Selama persalinan
1.3.Manfaat Penulisan
1. Untuk meningkatkan pengetahuan pada mahasiswa tentang evidence based
kebidanan.
2. Untuk meningkatkan pengetahuan pada mahasiswa tentang Manfaat
Evidence Based Midwifery dalam praktik Kebidanan
3. Untuk meningkatkan pengetahuan pada mahasiswa tentang Posisi dan
gerakan selama persalinan
4. Untuk meningkatkan pengetahuan pada mahasiswa tentang Nutrisi dan
Hidrasi Selama persalinan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
harus melakukan sesuatu dan intervensi yang dilakukannya haruslah aman
berdasarkan bukti ilmiah.
7
ibu duduk dengan punggung bersandar bantal, kaki ditekuk dan paha dibuka ke
arah samping.
Keuntungan : Posisi ini membuat ibu merasa nyaman karena membantu ibu
untuk beristirahat diantara kontarksi, alur jalan lahir yang perlu ditempuh untuk
bisa keluar lebih pendek, suplai oksigen dari ibu ke janin berlangsung optimal,
dan gaya grafitasi membantu ibu melahirkan bayinya.
Kekurangan : Posisi ini bisa menyebabkan keluhan pegal di punggung dan
kelelahan, apalagi kalau proses persalinannya lama.
2. Lateral (miring)
Posisi ini mengharuskan ibu berbaring miring ke kiri atau ke kanan. Salah
satu kaki diangkat sedangkan kaki lainnya dalam keadaan lurus. Biasa dilakukan
bila posisi kepala bayi belum tepat.
Normalnya posisi ubun-ubun bayi berada di depan jalan lahir, menjadi tidak
normal bila posisi ubun-ubun berada di belakang atau samping. Miring ke kiri
atau ke kanan tergantung posisi ubun-ubun bayi. Jika di kanan, ibu diminta miring
ke kanan dengan harapan bayinya akan memutar. Posisi ini juga bisa digunakan
bila persalinan berlangsung lama dan ibu sudah kelelahan dengan posisi lainnya.
Keuntungan : Peredaran darah balik ibu mengalir lancar, pengiriman oksigen
dalam darah ibu ke janin melalui plasenta tidak terganggu, karena tidak terlalu
menekan, proses pembukaan berlangsung perlahan-lahan sehingga persalinan
relatif lebih nyaman, dan dapat mencegah terjadinya laserasi.
8
Kekurangan : Posisi ini membuat dokter atau bidan sedikit kesulitan membantu
proses persalinan, kepala bayi lebih sulit dipegang atau diarahkan, bila harus
melakukan episiotomi pun posisinya lebih sulit.
9
4. Merangkak
Posisi merangkak sangat cocok untuk persalinan dengan rasa sakit pada
punggung.
Keuntungan : ibu merasa lebih nyaman dan efektif untuk meneran,
mempermudah janin dalam melakukan rotasi, membantu ibu mengurangi nyeri
punggung, dan peregangan pada perinium berkurang.
5. Menungging
Keuntungan : Mendorong kepala bayi keluar dari panggul selama kontraksi ,
kadang – kadang dianjurkan pada persalinan dini jika kontraksi sering terjadi dan
untuk mengurangi nyeri pinggang , serta mengurangi tekenan pada leher rahim
yang bengkak.
6. Berjalan-jalan
Posisi ini hanya dapat dilakukan bila ketuban belum pecah dan bila ibunya
masih mampu untuk melakukannya. Posisi ini dapat menyebabkan ibu cepat
menjadi lelah.
Keuntungan : Menyebabkan terjadinya perubah sendi panggul, dapat
mmempercepat turunnya kepala janin
10
2.5. Posisi yang Tidak Dianjurkan
Pada saat proses persalinan akan berlangsung, ibu biasanya di anjurkan untuk
mulai mengatur posisi telentang / litotomi. Tetapi berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan ternyata posisi telentang ini tidak boleh dilakukan lagi secara rutin
pada proses persalinan, hal ini dikarenankan :
a. Dapat menyebabkan Sindrome supine hypotensi karena tekanan pada vena
kava inferior oleh kavum uteri, yang mengakibatkan ibu pingsan dan
hilangnya oksigen bagi bayi
b. Dapat menambah rasa sakit
c. Bisa memperlama proses persalinan
d. Lebih sulit bagi ibu untuk melakukan pernafasan
e. Membuat buang air lebih sulit
f. Membatasi pergerakan ibu
g. Bisa membuat ibu merasa tidak berdaya
h. Bisa membuat kemungkinan terjadinya laserasi pada perineum
i. Bisa menimbulkan kerusakan syaraf pada kaki dan punggung.
11
2.7. Nutrisi dan Hidrasi Selama persalinan
Kekurangan nutrisi dikutip sebagai salah satu faktor yang mengganggu normal,
persalinan fisiologis, dan organisasi perawatan bersalin terkemuka telah
mengeluarkan pendapat profesional mengenai nutrisi dan hidrasi selama
persalinan. The American College of Obstetricians and Gynecologists
menunjukkan bahwa sejumlah kecil cairan bening mungkin diperbolehkan. untuk
wanita berisiko rendah dalam persalinan. The American Society of
Anesthesiologists menyarankan bahwa asupan cairan yang jelas selama persalinan
adalah tepat tetapi makanan padat tidak. American College of Nurse-Midwives
menyimpulkan bahwa keputusan yang berkaitan dengan nutrisi dan hidrasi selama
persalinan dilakukan mengikuti penilaian risiko terhadap ibu dan / atau janin,
risiko pembedahan, dan faktor lingkungan kelahiran, seperti layanan anestesi yang
tersedia. Dengan kata lain, keputusan perawatan yang terkait dengan dukungan
nutrisi harus individual, dan protokol standar tidak berlaku untuk setiap wanita
dalam persalinan.
2.7.1 Oksigen
Kebutuhan oksigen pada setiap manusia pada dasarnya sama, yaitu berupa udara
yang bersih, jauh dari polusi, bebas dari asap rokok dan tidak bau. Begitu juga
dengan kebutuhan oksigen pada ibu pada saat persalinan, ibu membutuh ruangan
yang bersih, nyaman, bebas asap rokok, dan tidak bau untuk ketenangan ibu
dalam menghadapi persalinan.
Ada dua pernafasan dasar untuk persalinan yaitu pernafasan lambat atau
pernafasan ringan. Rencanakan pernafasan mana yang akan digunakan selama
persalinan guna membantu relaksasi, menjamin pasokan oksigen yang memadai,
dan memungkinkan anda mengubah pernafasan sebagai respons terhadap
intensitas kontraksi. Akan sangat nyaman bila ibu memulai dengan pernafasan
lambat jika diperlukan pada awal persalinan dan menggunakannya selama
persalinan sepanjang hal itu membantu. Selanjutnya ibu mungkin ingin
menggantinya dengan pernafasan ringan atau salah satu variasi yang paling enak
bagi ibu . maka dari itu hendaknya ibu dapat menguasai keduanya.
12
2.7.2 Nutrisi
Meskipun praktik bervariasi, itu umum bagi perempuan untuk kekurangan nutrisi
mulut selama persalinan. Penurunan nutrisi didefinisikan sebagai tidak
memungkinkan wanita untuk memiliki apa pun melalui mulut atau membatasi
kemudian hanya cairan yang jernih atau padatan ringan di awal persalinan. Para
penulis survei Mendengarkan Ibu III (2013) menemukan bahwa 2 dari 5 wanita
yang bekerja atau 40 % dari sampel minum selama persalinan, dan 21%
mengkonsumsi makanan padat dalam persalinan. Dalam survei yang sama ini, di
antara wanita yang melahirkan sesar, 76% memiliki infus cairan intravena (IV),
dan di antara wanita yang melahirkan secara normal, 55% memiliki infus cairan
IV. Alasan yang dikutip untuk kekurangan nutrisi termasuk ketakutan akan
aspirasi isi perut dalam kasus anestesi umum dan risiko peningkatan mual dan
muntah karena penyerapan yang lamban dan pencernaan nutrisi selama
persalinan.7 Cairan intravena sering diberikan kepada pasien. mencegah risiko-
risiko ini, berikan akses IV jika operasi darurat diperlukan, atau untuk mencegah
ketosis.
13
Toohill, Soong, dan Flenady meninjau literatur yang berkaitan dengan intervensi
seperti peningkatan cairan oral dan pemberian cairan IV untuk mencegah ketosis.
Ketosis umum selama persalinan karena efek gabungan dari stres fisiologis dan
kekurangan nutrisi. Selama ketosis, tubuh wanita dalam persalinan harus menarik
dari sumber tubuh alternatif untuk energi yang dibutuhkan. Sayangnya penulis
tidak menemukan studi yang tepat dan menyerukan penelitian di masa depan
membandingkan asupan oral, pemberian IV, atau tidak ada intervensi untuk
pengobatan ketosis. Mereka juga menyarankan bahwa administrasi IV harus
dipelajari secara seksama untuk efeknya pada kadar glukosa ibu, efek samping,
lamanya persalinan, interferensi dengan ambulasi selama persalinan dan memulai
menyusui, dan asidosis baru lahir.
14
Strategi efektif untuk meningkatkan nutrisi dan hidrasi fisiologis meliputi
hal-hal berikut:
1. Menyaring wanita dalam persalinan untuk risiko kelahiran operatif dan
aspirasi untuk menentukan kecukupan asupan nutrisi
2. Mencegah intervensi bedah yang tidak perlu yang membutuhkan penggunaan
anestesi umum
3. Batasi pemberian IV rutin
4. Biarkan wanita dalam proses persalinan untuk minum cairan rendah asam,
gula, dan garam yang mereka inginkan.
5. Berikan wanita dalam persalinan dengan makanan ringan yang rendah asam,
gula, lemak, dan garam.
(Toohill, 2008)
15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Evidence based intranatal artinya berdasarkan bukti, tidak lagi berdasarkan
pengalaman atau kebiasaan semata. Semua harus berdasarkan bukti dan bukti
inipun tidak sekedar bukti. Tapi bukti ilmiah terkini yang bisa
dipertanggungjawabkan dalam proses persalinan. Dengan evidence based
midwifevery (EBM) sangat bermanfaat bagi bidan dalam pengambilan keputusan
pasien secara bijak. Salah satu EBM dalam persalinan yang terkini contohnya
posisi meneran, terdahulu posisi meneran secara telentang/litotomi rutin dilakukan
dalam persalinan, namun setelah adanya penelitian posisi tersebut ternyata kurang
baik bagi ibu dan bayi, sehingga pemilihan posisi lain menjadi alternatif yang
lebih baik karena menguntungkan ibu dan bayi.
3.2. Saran
Bidan sebagai tenaga medis terlatih yang ditempatkan ditengah
masyarakat seyogyanya bertindak konservatif artinya tidak terlalu banyak
intervensi. Selain itu diharapkan bidan mengikuti perkembangan yang ada,
sehingga bidan dapat memberikan asuhan sesuai dengan perkembangan yang ada
dan bidan dapat melakukan asuhan sayang ibu saat persalinan.
16
DAFTAR PUSTAKA
17