Analisis Swot Kelompok 1
Analisis Swot Kelompok 1
DISUSUN OLEH:
Oleh:
AYU SEPTI PUTRI 19190200002
CUT WINTA RAFIQI ASHARY 19190100015
OKTAVIANI PUTRI YANTI ZEGA 19190100006
LAELATUL AFIFAH 19190100011
OKKY MERBEN 19190200005
Menyetujui,
Dosen Penanggung Jawab Stase, Pembimbing,
(Rita Ayu Yolandia, S.ST., M.Kes) (Rita Ayu Yolandia, S.ST., M.Kes)
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
AYU SEPTI PUTRI 19190200002
CUT WINTA RAFIQI ASHARY 19190100015
OKTAVIANI PUTRI YANTI ZEGA 19190100006
LAELATUL AFIFAH 19190100011
OKKY MERBEN 19190200005
___________, ________________________
Menyetujui,
Penguji I, Penguji II,
(_______________________________) (_______________________________)
Mengetahui,
Koordinator
Program Studi Pendidikan Profesi Dosen Penanggung Jawab Stase,
Bidan Program Profesi,
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan
dan kelemahan.Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak.Semoga penulisan ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.
Jakarta, September 2020
Penulis
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
D. Ruang Lingkup
E. Sistematika Penulisan
BAB II GAMBARAN UMUM PMB
A. Identitas Tempat Praktik
B. Letak Geografis
C. Struktur Organisasi (Jika Ada)
D. Denah Tempat Praktik
E. Jadwal pelayanan Kebidanan
BAB III ANALISIS SWOT
A. Analisis SWOT Manajemen Pengelolaan Pelayanan Kebidanan di PMB…
1) Manajemen Pelayanan Pada Ibu Hamil
2) Manajemen Pelayanan Pada Ibu Bersalin
3) Manajemen Pelayanan Pada Ibu Nifas
4) Manajemen Pelayanan Pada Ibu Ber- KB
5) Manajemen Pelayanan Pada Bayi/ Balita
B. Analisis Isu Strategi Pengeloaan Pelayanan Kebidanan Di PMB………
1) Manajemen Pelayanan Pada Ibu Hamil
2) Manajemen Pelayanan Pada Ibu Bersalin
3) Manajemen Pelayanan Pada Ibu Nifas
4) Manajemen Pelayanan Pada Ibu Ber- KB
5) Manajemen Pelayanan Pada Bayi/ Balita
BAB IV PENUTUP
5
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
6
DAFTAR GAMBAR
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Menurut WHO setiap hari, 830 ibu di dunia (di Indonesia 38 ibu, berdasarkan AKI
305) meninggal akibat penyakit/ komplikasi terkait kehamilan dan persalinan. Antara
tahun 2000 dan 2017, rasio kematian ibu (MMR, jumlah kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup) turun sekitar 38% di seluruh dunia 94% dari semua kematian ibu terjadi
di Negara berpenghasilan rendah dan menengah kebawah. Remaja muda (usia 10-14)
menghadapi risiko komplikasi dan kematian yang lebih tinggi akibat kehamilan
dibandingkan wanita lain. Perawatan terampil sebelum, selama dan setelah melahirkan
Kematian ibu sangat tinggi. Sekitar 295.000 wanita meninggal selama dan setelah
kehamilan dan persalinan pada tahun 2017. Sebagian besar kematian ini (94%) terjadi di
rangkaian sumber daya rendah, dan sebagian besar dapat dicegah. Tingginya angka
kelayanan kesehatan yang berkualitas dan menyoroti kesenjangan antara kaya dan miskin.
AKI di Negara berpenghasilan rendah pada tahun 2017 adalah 462 per 100.000 kelahiran
Kematian ibu Sebagian besar karena karena komplikasi kebidanan yang tidak ditangani
dengan baik dan tepat waktu Sekitar 15% dari kehamilan/ persalinan mengalami
8
(Sumber: Key facts. Maternal mortality. 16 February 2018 https://www.who.int/news-
room/factsheets/detail/maternal-mortality)
Sebanyak 7000 Bayi baru lahir di dunia meninggal setiap harinya (Indonesia:
185/hari, dengan AKN 15/1000 Kelahiran Hidup) Tiga-perempat kematian neonatal terjadi
pada minggu pertama, dan 40% meninggal dlm 24 jam pertama. Kematian neonatal
berkaitan erat dengan kualitas pelayanan persalinan, dan penanganan BBL yang kurang
optimal segera setelah lahir dan beberapa hari pertama setelah lahir. Penyebab utama
kematian (tahun 2016) ialah prematur, komplikasi terkait persalinan (asfixia atau kesulitan
https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/newborns-reducing-mortality )
kematian ibu (AKI) mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah kasus
sebesar 14.623 kasus. Penyebab terbanyak kematian Ibu disebabkan oleh Pre Eklamsia
dan perdarahan. Angka Kematian Bayi (AKB) tercatat 24 per 1.000 kelahiran hidup
disebabkan oleh bayi berat lahir rendah (BBLR) dan Asfiksia. (Kemenkes RI, 2017).
kematian ibu maternal yang terlaporkan sebanyak 799 orang (84,78/100.000 KH), dengan
proporsi kematian pada Ibu Hamil 227 orang (20,09/100.000), pada Ibu Bersalin 202
orang (21,43/100.000 KH), dan pada Ibu Nifas 380 orang (40,32/100.000 KH). Pada
umumnya kematian ibu terjadi pada saat melahirkan (60,87%), waktu nifas (30,43%) dan
waktu hamil (8,70%).
Profil Kesehatan Kota Bogor Tahun 2016 mencatat Angka Kematian Bayi dan Ibu
9
masih menjadi kendala karena tahun 2016 masih ditemukan bayi meninggal di Kota Bogor
sebanyak 53 bayi, menurun dibandingkan dengan angka kematian bayi pada tahun 2015
sebanyak 65 bayi. Sedangkan ibu yang meninggal karena sebab-sebab yang terkait dengan
kehamilan, kelahiran dan masa nifas dilaporkan sebanyak 22 ibu. Hal ini menunjukkan
adanya peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2015 jumlah kematian ibu yang
meninggal karena sebab-sebab yang terkait dengan kehamilan, kelahiran dan masa nifas
Indikator Angka Kematian Ibu Maternal atau Angka Kematian Ibu (AKI) atau
Maternal Mortality Rate (MMR) menunjukan jumlah kematian ibu karena kehamilan,
persalinan dan masa nifas pada 1000 kelahiran hidup dalam satu wilayah pada kurun
waktu tertentu. AKI berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup
sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan
terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan sewaktu ibu melahirkan dan masa nifas.
Penyebab mendasar kematian ibu maternal adalah tingkat pendidikan ibu, kesehatan
lingkungan fisik maupun budaya, keadaan ekonomi keluarga dan pola kerja rumah
tangga.Pada tahun 2014 kasus kematian ibu maternal sebanyak 6 kasus, dan meningkat
signifikan pada tahun 2015 sebanyak 21 kasus dan tahun 2016 sebanyak 22 kasus dari
20.000 kelahiran hidup yang tercatat, bila dikonversikan ke dalam angka kematian ibu
setara dengan 105 per 100 ribu kelahiran hidup. Kematian ibu tersebut terjadi pada ibu
hamil, ibu bersalin dan ibu nifas, dengan penyebab kematian sebagai berikut : perdarahan
8 kasus (36%), Hipertensi dalam kehamilan 1 kasus ( 5%), Penyakit jantung & peredarah
darah 7 kasus (32%), penyebab lain 6 kasus (27%). Penyebab lain ini terdiri dari TB Paru
1 kasus, Lupus 1 kasus, Ileus 1 kasus, Hepatitis 1 kasus dan asma 2 kasus. Dari data di atas
menunjukkan bahwa penyebab langsung yang berkaitan dengan kasus kebidanan yaitu
perdarahan dan hipertensi dalam kehamilan masih tinggi. Upaya yang dilakukan adalah
10
meningkatkan deteksi dini dan penanganan komplikasi kebidanan, termasuk penanganan
faskes rujukan termasuk fasilitas perawatan intensif (ICU). Penyebab lain yang merupakan
penyakit penyerta pada ibu hamil juga tinggi. Hal ini disebabkan pada saat hamil ibu
Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) merupakan
indikator yang sangat sensitif terhadap kualitas dan pemanfaatan pelayanan kesehatan
terutama yang berhubungan dengan perinatal, juga merupakan tolak ukur pembangunan
sosial ekonomi masyarakat secara menyeluruh. Data kematian yang terjadi pada suatu
wilayah dapat diperoleh melalui survei dan pelaporan, karena sebagian besar kematian
kasus rujukan. Data kematian bayi di Kota Bogor berasal dari berbagai sumber
diantaranya sensus penduduk, susenas, survai demografi dan kesehatan. AKB dihitung dari
jumlah kematian bayi dibawah usia 1 tahun pada setiap kelahiran hidup. Tahun 2014 dan
2015, AKB Kota Bogor sebesar 3,33 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan 2016 menurun
pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam bentuk asuhan kebidanan. Praktek mandiri
bidan adalah tempat pelaksanaan rangkaian kegiatan pelayanan kebidanan yang dilakukan
oleh bidan secara perorangan. Sementara fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat
dan / tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik
Praktek Mandiri Bidan (PMB) Komalasari, Am.Keb adalah instansi yang bergerak pada
11
bidang pelayanan kesehatan yang berperan sebagai tempat fasilitas kesehatan untuk
menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dan menolong
masyarakat di segala kalangan serta membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga medis
khususnya bidan. Praktek Mandiri Bidan (PMB) Komalasari, Am.Keb yang berlokasi di
pelayanan kepada ibu hamil, bersalin, nifas, KB serta pengobatan umum untuk
masyarakat.
Saatinidi Praktek Mandiri Bidan (PMB) Komalasari, Am.Keb tercatat tidak ada kejadian
B. Tujuan
Tujuan Kegiatan Praktek Mandiri Bidan (PMB) Komalasari, Am.Keb adalah sebagai
berikut:
Komalasari, Am.Keb.
C. Manfaat
12
D. Ruang Lingkup
Komalasari, Am.Keb dan analisis SWOT yang meliputi fasilitas pelayanan, sumber
E. Sistematika Penulisan
sebagai berikut.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang, tujuan dan manfaat dilakukannya
pelayanan kebidanan di Praktek Mandiri Bidan (PMB) Komalasari, Am.Keb. Selain itu,
juga dipaparkan mengenai ruang lingkup dan sistematika penulisan Laporan Praktik
Bab ini berisi tentang gambaran umum, struktur organisasi dan profil Ruang yang ada
di PMB baik ruang anamnesa bersalin, PI, maupun ruang nifas dll serta situasi dan
permasalahan kesehatan ibu yang pernah terjadi selama Kegiatan Praktik Kebidanan
Komprehensif berlangsung.
Mandiri Bidan (PMB) Komalasari, Am.Kebyang meliputi sarana dan prasarana, sumber
BAB IV : PENUTUP
Bab ini berisi tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut.
14
BAB II
Praktik Mandiri Bidan Komalasari AM.Keb merupakan klinik swasta yang di miliki
oleh bidan Komalasari AM.Keb berdiri sejak tahun 2010 hingga sekarang dengan nama
Kemenkes Jakarta 1 lulus tahun2008 dan saat ini sedang menempuh pendidikan DIV
Kebidanan dan Profesi Bidan di STIKIM Jakarta, bidan memiliki STR aktif dengan No
2. Letak Geografis
Tempat praktik Bidan Komalasari AM.Keb ini terletak di Perum Graha Mustika
Cilengsi Blok B6 No 8 Bojong, Kelapa Nunggal Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat.
Secara posisi strategis karena dikelilingi oleh lingkungan pemukiman warga dan
perumahan yang padat. PMB Komalasari, Am.Keb ini berdekatan dengan 2 posyandu
yang ada di sebelah kiri dan kanan PMB, jarak PMB ke Rumah Sakit berjarak sekitar 5
KM, dekat dengan Puskesmas Bojong dengan jarak 1 KM dan terdapat PMB lain yang
15
juga berdekatan yaitu masih dalam 1 perumahan.
Kurang :
- share lokasi
3. Struktur Organisasi
Praktik Mandiri Bidan ini dijalankan oleh 2 orang bidan yaitu Bidan Komalasari
kebidanan di Poltekkes Kemenkes Jakarta 1 lulus tahun2008 dan saat ini sedang
menempuh pendidikan DIV Kebidanan dan Profesi Bidan di STIKIM Jakarta, sudah
mengikutibeberapa pelatihan yaitu pelatihan APN, pelatihan MU dan CTU pada tahun
2018 dan pelatihan resusitasi tahun 2019. bidan Komalasari AM.Keb sudah bekerja di
Bidan yaitu Bidan Nur Azizah pendidikan terakhir D3 Kebidanan di Akbid Harapan
mengikuti pelatihan PPGDON tahun 2018dan pelatihanAPN tahun 2019, bidan Nur
Azizah sudah bekerja di Praktik Mandiri Bidan Komalasari AM.Keb selama 2 tahun.
Selain bidan kegiatan operasional di bantu dengan driver, atau tenaga lainnya
seperti dr obgyn, dan 1 orang ibu yang masak menyediakan makanan untuk pasien
rawat inap.
sistematis karna tenaga yang bekerja tetap pada Praktik Mandiri Bidan hanya 2 orang
Bidan saja.
Untuk pelayanan kebidanan dilakukan secara bersamaan oleh bidan dan asisten
bidan dan tidak ada pembagian tugas. Usia bidan yang melakukan pelayanan
16
4. Denah Tempat Praktik
Praktik Mandiri Bidan Komalasari AM.Keb yang terletak di Bojong dengan kapasitas
6 ruangan :
1 ruangan khusus digunakan untuk ruang tunggu dengan fasilitas : tempat duduk, 1
wastafel. Alat untuk pemeriksaan ibu hamil lengkap dan alat KB lengkap
1 ruangan khusus digunakan untuk ruang bersalin dengan kapasitas : 1 tempat tidur
bersalin , 3 partus set, 3 hecting set, dan meja resusitasi lengkap, 1 meja instrumen,
1 ruangan khusus digunakan untuk rawat inap dengan kapasitas : 1 kipas angin, 3
tempat tidur, 3 tempat tidur bayi, lemari pakaian 3, kursi, dan 1 kamar mandi
Praktik Mandiri Bidan Komalasari AM.Keb melayani setiap hari dari pagi jam 06.00
wib s/d jam 11.00 wib dan sore jam 13.00 wib s/d 21.00 wib terkecuali untuk pelayanan
persalinan sampai 24 jamdan hari libur atau tanggal merah PMB Komalasari, Am.Keb
Adapun pelayanan yang tersedia di Praktik Mandiri Bidan Komalasari AM.Keb yaitu
pelayanan Pemeriksaan Ibu Hamil, Pelayanan Ibu Bersalin, Pelayanan KB yaitu KB suntik
Kunjungan Neonatus, dan Pelayanan MTBS.Di PMB Komalasari, Am.Keb tidak melayani
17
imunisasi namun hanya Hb0 saja.
pelayanan remaja, lansia, pelayanan pengobatan umum dan pelayanan USG yang
Untuk pendampingan persalinan boleh 2 orang yaitu suami dan pendamping. Di PMB
Komalasari, Am.Keb ini masih banyak masyarakat yang datang bersalin ke dukun atau
paraji dengan alasan paraji masih menggunakan adat yang biasa digunakan turun temurun
oleh bidan, dan jika ditemukan kegawatdaruratan bidan melakukan kolaborasi dengan
puskesmas dan klinik. Namun, PMB Komalasari, Am.Keb tidak dapat melayani pasien
BPJS.
harian, bulanan dan tahunan dan masih menggunakan pencatatan dan pelaporan secara
penularan Covid-19 yang mewabah saat ini. Untuk pasien rawat inap ibu nifas boleh
18
19
Ruang tunggu Ruang
BAB III
Ruang nifas
20
ANALISIS SWOT
Asumsisederhanainimempunyaiimplikasi yang
kuatuntukmerancangstrategiuntukmengoptimalkanpengelolaanM
S.ST.
eksternal, makatahapselanjutnyaadalahmembuatanalisisfaktor
a. Identifikasifaktoreksternalpeluang dan
dankelemahan.
21
c. Membuat ranting antara 1-4 denganartisebagaiberikut;
kekuatan/ kelemahan.
kekuatan/ kelemahan.
kelemahan
22
STR yang aktif SIKB
Usia produktif dengan rentang usia Tidak ada mahasiswa
26-47 tahun. Hal ini sangat kebidanan yang magang
berkaitan dengan kekuatan dan
kemampuan petugas dalam
memberikan pelayanan kesehatan
yang berkualitas kepada pasien.
3. Manajemen Pelayanan kebidanan : Manajemen Pelayanan kebidanan
Ada pelayanan USG yang dilakukan Tidak melakukan Head to
1 minggu 1 kali oleh dokter obgyn toe pada pasien
Bekerjasama dengan RS rujukan,
puskesmas dan klinik
Mempunyai SOP pelayanan
kebidanan kehamilan
4. Pencatatan dan Pelaporan : Pencatatan dan Pelaporan :
Melakukan pencatatan dan Pencatatan dan pelaporan
pelaporan harian, bulanan dan masih menggunakan manual
dilaporkan ke Puskesmas
Sumber : Hasil Analisa Faktor Internal
Tabel 3.3
Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Kehamilan
lengkap
Apd lengkap sesuai dengan 4 0,35
0,08
kebutuhan dimasa pandemi
Tersedia tempat sampah 0,06 3 0,2
yang dibedakan
24
berdasarkan jenis
sampahnya, yakni sampah
infeksius dan noninfeksius
Fasilitas diruang
pemeriksaan lengka seperti
bed pasien, meja 0,06 3 0,2
klinik
Mempunyai SOP pelayanan 4 0,35
0,08
kebidanan kehamilan
Pencatatan Melakukan pencatatan dan 0,09 4 0,39
25
dan Pelaporan pelaporan harian, bulanan,
tahunan dan dilaporkan ke
Puskesmas
Total 1 3,57
Kelemahan
Total 1 2,9
Tabel 3.4
Matriks EFAS (External Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Kehamilan
Total 1 3,8
Ancaman
Total 1 3,43
28
B. Analisis Isu Strategis Pelayanan Kebidanan Kehamilan di PMB Komalasari,
Am.Keb
Berdasarkan hasil perhitungan pada matriks IFAS dan EFAS, diperoleh titik koordinat
diagram SWOT (0,67 ; 0,37) sehingga posisi Pelayanan Kebidanan Kehamilan Di PMB
Komalasari, Am.Keb Tahun 2020berada pada kuadran I sebagaimana terlihat pada gambar
1. Hal tersebut berarti strategi yang perlu dilakukan adalah strategi bertumbuh.
Peluang (Opportunity)
Rekonsiliasi Pertumbuhan
(0,67 ; 0,37)
Kelemahan Kekuatan
(Weakness) (Strength)
Likuidasi Defensif
Ancaman (Threat)
Gambar 5
Posisi Pelayanan Kebidanan di Ruang Bougenville Nifas
berdasarkan Analisis SWOT
29
diruang pemeriksaan cukup lengkap yaitu bed pasien, meja instrument, meja tulis,
kursi dan AC, juga mempunyai ruangan khusus untuk pemeriksaan USG yang
dilakukan dokter obgyn.APD lengkap sesuai dengan kebutuhan dimasa pandemi dan
tersedianya tempat sampah yang dibedakan berdasarkan jenis sampahnya, yakni
sampah infeksius dan noninfeksius, sampah tajam dan tempat linen kotor dan
mempunyai 1 mobil ambulan.
Upaya pengendalian dan pencegahan infeksi di ruangan bersalin ini difasilitasi
dengan tersedianya ruang khusus untuk pencegahan infeksi dan 1 wastafel. Namun
PMB Komalasari, Am.Keb belum bekerja sama dengan BPJS. PMB Komalasari,
Am.Keb tidak memfasilitasi kegiatan senam hamil.
Strategi pertumbuhan yang dapat diimplementasikan berkaitan dengan sarana dan
prasarana di PMB Komalasari,Am.Keb yaitu diadakannya kegiatan senam hamil
untuk menambah fasilitas pelayanan kebidanan khususnya kehamilan agar lebih
beragam dan membuat daya tarik pasien untuk melakukan senam hamil di PMB
tersebut.
Banyaknya fasilitas pelayanan kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS
sehingga pilihan masyarakat lebih beragam, sehingga ini menjadi kelemahan dan
ancaman di PMB Komalasari,Am.Keb. Untuk menyiasati agar pasien BPJS dapat
tetap dilayani perlu adanya kerjasanya dari PMB dengan pihak BPJS.
B. Sumber Daya Manusia
C. Pelayanan Kebidanan
Sekalipun telah terlaksana dengan baik, terdapat beberapa poin dalam hal
pencatatan dan pelaporan di ruang bersalin yang perlu perhatikan, yakni pada
31
pelaksanaan pendokumentasian bidan diharapkan teliti agar tidak terjadi kesalahan
kesalahan pencatatan yang tidak sesuai dengan diagnosa pasien.
32
Tabel 3.6 Identifikasi Faktor Eksternal Evaluasi dan Rekomendasi Pengelolaan
33
Tabel 3.7
Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Persalinan
Kekuatan
Total 3,65
1,00
Kelemahan
35
Tabel 3.8
Matriks EFAS (External Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Persalinan
Peluang
Pelayanan Tidak ada angka kematian ibu dan anak 0,27 4 1,07
Kebidanan yang tercatat di BPM
Ancaman
Peluang (Opportunity)
Rekonsiliasi Pertumbuhan
Kelemahan Kekuatan
(Weakness ) (Strength )
Likuidasi Defensif
Ancaman (Threat)
Gambar 1
Posisi Pelayanan Kebidanan Persalinan di PMB Komalasari,
Am,Kebberdasarkan Analisis SWOT Penerapan stratergi bertumbuh adalah
dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimiliki secara optimal.
Beberapa alternatif yang dapat ditempuh di antaranya sebagai berikut.
1. Sarana dan Prasarana
Alat persalinan yang digunakan di PMB Komalasari, Am.Kebsudah
lengkapsesuai dengan standar yaitu terdapat 1 bed bersalin, 3 partus set, 3
heacting set, 1 meja instrumen, 1 meja resusitasi lengkap. APD lengkap sesuai
dengan kebutuhan dimasa pandemidan tersedianyatempat sampah yang
dibedakan berdasarkan jenis sampahnya, yakni sampah infeksius dan
noninfeksius, sampah tajam dan tempat linen kotor dan mempunyai 1 mobil
37
ambulan.
Upaya pengendalian dan pencegahan infeksi di ruangan bersalin ini
difasilitasi dengan tersedianya ruang khusus untuk pencegahan infeksi dan 1
wastafel.Namun PMB ini tidak dapat menerima dan melayani pasien BPJS
Strategi pertumbuhan yang dapat diimplementasikan berkaitan dengan
sarana dan prasarana di PMB Komalasari,Am.Keb yaitu ruang bersalin dengan
fasilitas bed bersalin hanya 1, untuk mengantisipasi pasien bersalin yang banyak
dan datang secara bersamaan bed bersalin sebaiknya bisa ditambahkan.
Banyaknya fasilitas pelayanan kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS
sehingga pilihan masyarakat lebih beragam, sehingga ini menjadi kelemahan dan
ancaman di PMB Komalasari,Am.Keb. Untuk menyiasati agar pasien BPJSdapat
tetap dilayani perlu adanya kerjasanya dari PMB dengan pihak BPJS.
2. Sumber Daya Manusia
Petugas kesehatan di PMB Komalasari,Am.Keb telah menempuh
pendidikan minimal sesuai dengan standar yaitu tenaga pelaksana pelayanan
kebidanan sudah lulus D3 dan saat ini sedang menempuh pendidikan profesi
bidan, bidan memiliki STR yang aktif, sudah mengikuti pelatihan APN dan usia
bidan masih termasuk kategori usia produktif yaitu 26-38 tahun. Hal ini sangat
berkaitan dengan kekuatan dan kemampuan petugas dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada pasien. Namun tenaga pelaksana
kebidanan hanya 2 orang. Mengingat banyaknya pasien yang berkunjung ke PMB
Komalasari,Am.Keb beban kerja petugas kesehatan bertambah karena petugas
hanya 2 orang dan tidak ada pergantian shiftdan sistem kerja yang 24 jam. Untuk
menyiasati hal tersebut lebih baik ada penambahan tenaga sumber daya agar
beban kerja bidan tidak terlalu berat sehingga ada pergantian shift atau
pergantian jadwal.
3. Pelayanan Kebidanan
Pada umumnya, pelayanan kebidanan persalinan yang diberikan di ruang
bersalin di PMB Komalasari, Am.Keb sudah baik karena dilakukan oleh tenaga
yang terampil dengan mengacu pada SOP yang terdokumentasi secara lengkap.
Pelayanan kebidanan bersalin atau pertolongan persalinan dilakukan secara tim
yaitu berdua oleh bidan, dan jika ditemukan kegawatdaruratan bidan melakukan
38
kolaborasi dengan dokter Obgyn. PMB Komalasari, Am.Keb juga bekerjasama
dengan RS rujukan, puskesmas dan klinik.
Akan tetapi, petugas kesehatan di ruang bersalin tidak melakukan
pemeriksaan fisik secara head to toe pada pasien untuk mengkaji kondisi pasien
secara langsung. Sehingga rencana asuhan lebih sering didasarkan hanya pada
pencatatan dan pelaporan yang ada.
3. ManajemenPelayananNifas
39
(Sumber Daya Manusia)
2. Memiliki 3 tempat tidur untuk Tidak menyediakan pelayanan
ibu nifas untuk pasien BPJS
Ruangan nifas berada di
sebelah ruangan bersalin
Ada Ambulan
Toilet untuk pasien
Tabung oksigen
Mempunyai ventilasi dengan
sirkulasi udara yang baik
Westaffel untuk cuci tangan
Tersedia lemari untuk pasien
Menyediakan pembalut untuk
ibu nifas
Ruangan khusus obat
Memiliki tanah yang luas
(Sarana dan Prasarana)
3. Rawat gabung Tidak melakukan pemeriksaan
Dapat menerapkan asi sejak head to toe pada pasien
dini kunjungan nifas
Jam nifas 6 jam aman boleh Tidak ada kelas senam nifas
pulang kecuali sudah jam
malam
Sesuai standar pandemi
Melakukan pencegahan
infeksi setiap tindakan
Memiliki SOP alur pelayanan
nifas
Bekerjasama dengan RS
Rujukan, Puskesmas, Klinik
(Manajemen Pelayanan
Kebidanan)
4. Terdapat laporan harian, Pendokumentasian masih
bulanan dan tahunan menggunakan pena dan buku
Memiliki kelengkapan Resiko kehilangan, robek,
administrasi: informed basah buku pendokumentasian
consent, RM, rujukan,
registrasi
(Pencatatan dan Pelaporan)
Sumber :HasilAnalisaFaktor Internal
40
Tabel
3.10IdentifikasiFaktorEksternalEvaluasidanrekomendasiPengelolaanManajemenPe
Sumber :HasilAnalisaFaktorEksternal
Tabel 3.11
Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Nifas
41
Faktor Strategik Internal Bobot Rating Nilai
Kekuatan
Peluang
Sumber Daya
UU No. 4 Tahun 2019 4
Manusia
tentang Kebidanan 0,22 0,89
Sarana dan Lokasi yang strategis
4
Prasarana
0,22 0,89
Pelayanan Menerima pelayanan nifas
3
Kebidanan secara berkala
0,17 0,50
Peningkatan minat
4
berkunjung pasien karena
tidak ada AKI 0,22 0,89
Pencatatan dan Memanfaatkan teknologi
3
Pelaporan dalam melakukan pencatatan
0,17 0,50
Total 1 18 3,67
0,14 0,43
Total 1,00 3,57
21
D. Analisis Isu Strategis Pelayanan Kebidanan di PMB Komalasari, Am.Keb
43
Berdasarkan hasil perhitungan pada matriks IFAS dan EFAS, diperoleh titik
koordinat diagram SWOT (0,43 ; 0,10) sehingga posisi Pelayanan Kebidanan Nifas
di PMB Komalasari, Am.Keb berada pada kuadran I sebagaimana terlihat pada
gambar 1. Hal tersebut berarti strategi yang perlu dilakukan adalah strategi
bertumbuh.
Peluang
Pertumbuhan
(0,45;0,51)
Kelemahan Kekuatan
Ancaman
44
kekuatan dan peluang yang dimiliki secara optimal. Beberapa alternatif yang
dapat ditempuh di antaranya sebagai berikut.
Sarana dan Prasarana
PMB Komalasari, Am,Keb memiliki luas bangunan yang sesuai standar
memiliki PMB, memiliki ruang rawat inap untuk ibu nifas dengan fasilitas yang
memadai serta dengan ruangan yang memiliki ventilasu udara yang baik. Di
PMB Komalasari, Am,Keb tersedia 3 tempat tidur untuk pasien dan toilet khusus
untuk pasien sehingga dapat membuat rasa nyaman. Rawat gabung dilakukan
untuk asuhan sayang ibu dan bayi dan memudahkan ibu untuk menyusui.
Lokasi PMB Komalasari, Am,Keb berada disekitar tempat pelayanan
kesehatan lainnya seperti PMB, Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, tidak
menyediakan pelayanan kepada pasien yang memiliki asuransi kesehatan BPJS
yang dapat membatasi jumlah kunjungan pasien.
45
PMB Komalasari, Am,Keb dilakukan sampai 6 jam aman yaitu tanda- tanda
vitak batas normal, tidak ada perdarahan, tidak ada keluhan, dan ibu sudah dapat
mobilisasi dengan baik tetapi tidak dengan pasien yang bersalin pada jam
malam.
47
Tabel 3.15
Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan KB
Kekuatan
Komala sudah
menyelesaikan D4 4
kebidanan 0,05970149 0,23880597
Total 1
67
3,7761194
Kelemahan
Pelayanan
Kebidanan
Tidak melakukan Head to
toe pada pasien 0,13333333
2
0,26666667
Total 1 15
2,2
Selisih Kekuatan dan Kelemahan
49
Tabel 3.16
Matriks EFAS (External Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan KB
Peluang
Total 1 16
4
Ancaman
50
Total 1 8
2
strategibertumbuh.
Peluang (Opportunity)
Rekonsiliasi Pertumbuhan
(1,6;2)
Likuidasi Defensif
Ancaman(Threa t)
Gambar 5
Posisi Pelayanan Kebidanan Keluarga BerencanaDi PMB
KOMALASARI, AM.KEB
51
Penerapan stratergi bertumbuh adalah dengan memanfaatkan kekuatan
dan peluang yang dimiliki secara optimal. Beberapa alternatif yang dapat
pada pelayanan KB yaitu di dalam ruangan tindakan memiliki satu buah bed tidur
untuk dilakukannya tindakan serta bidan komala juga memiliki peralatan yang
AM.KEB untuk pelayanan kb jangka panjang dilihat dari sarana dan prasarana
hanya menggunakan alat pelepasan impland saja dikarenakan bidan komala hanya
bangunan baru untuk membuka lapangan pekerjaan dan membuka usaha yang lain.
Dilihat dari lokasi pun PMB KOMALASARI, AM.KEB berada di dalam komplek
perumahan dan dekat dengan fasilitas kesehatan lainnya seperti RS, posyandu,
Puskemas dan PMB lainnyan yang berjarak kurang lebih 5 kilo dari PMB Komala
yang jika dilihat dari ancaman dapat meningkatkan persaingan antar nakes.
2. Sumber DayaManusia
Pekalongan Akbid harapan ibu. Untuk menunjang kariernya Bidan Komala sudah
52
menyelesaikan juga pendidikan D4 kebidanan dan sekarang tengah menempuh
pendidikan Profesi Bidan di STIKIM Jakarta. Bidan Komala juga memiliki izin
praktik, SIPM dan STR yang telah terlampir. Bidan Komala sudah mengikuti
pelatikan CTU tahun 2018, untuk asisten bidan Komala sendiri belum mengikuti
pelatihan CTU.
3. Pelayanan Kebidanan
dokter berkerja sama serta ambulan siaga untuk mengantarkan pasien jika
yang memakai BPJS atau yabg serupanya sehu=ingga dilihat dari segi
bpjs dll.
4. Pencatatan danPelaporan
53
pasien dilakukan anamnesa akan memudahkan evaluasi kegiatan demi
5. ManajemenPelayananBayi/ Balita
Tabel 3.17IdentifikasiFaktor Internal EvaluasidanrekomendasiPengelolan
54
3 Managemen pelayanan bayi Managemen pelayanan bayi
dan balita : dan balita :
Ada SOP Pelayanan untuk
Bayi dan Balita Tidak melayani
Pelayanan dilakukan oleh pemeriksaan tumbuh
bidan kembang pada bayi dan
Melakukan Imunisasi HB0 balita
dan Vit K segera. Tidak melayani imunisasi
Melayani Kunjungan dasar dikarnakan tempat
ulang Neonatus. yang dekat dengan
Melakukan pelayanan posyandu.
MTBS Tidak melayani pasien
Bekerjasama dengan
BPJS
Puskesmas, Klinik dan RS
terkait Rujukan
Tabel
3.18IdentifikasiFaktorEksternalEvaluasidanrekomendasiPengelolaanManajemenPe
Kekuatan
2
Tidak ada incubator. 0,08 0,16
Tidak ada ruangan khusus 2
0,08 0,16
Sarana dan Prasarana untuk memandikan bayi.
Tidak ada alat untuk
melakukan pemeriksaan 4
0,16 0,64
Tumbuh Kembang pada
Bayi dan Balita
Bidan belum mingikuti
SumberDayaManusia 3
pelatihan baby SPA 0,12 0,36
Tidak melayani
pemeriksaan tumbuh 4
0,16 0,64
kembang pada bayi dan
balita
Pelayanan Kebidanan Tidak melayani imunisasi
dasar dikarnakan tempat 4
0,16 0,64
yang dekat dengan
posyandu.
Tidak melayani pasien 3
0,12 0,36
BPJS
PencatatandanPelapora Masih menggunakan 0,12 3 0,36
n pencatatan dan pelaporan
57
secara manual.
Total 25
1 3,32
0,63
SelisihKekuatandanKelemahan
Tabel3.20
Matriks EFAS (External Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Bayi dan Balita
Peluang
Bidan menempuh
pendidikan profesi bidan 4
0,25 1,00
Total 16
1,00 3,25
Ancaman
Total 26
1 3,38
Selisih nilai peluang dan ancaman -0,13
Kekuatan
kelemahan 0,63
-0,13
Defensif
Ancaman
A. SaranadanPrasarana
PMB bidan Komala sudah memiliki APD yang lengkap sesuai dengan
kebutuhan dimasa pandemi covid 19 ini, untuk kebutuhan pemeriksaan bayi baru
lahir PMB sudah memiliki alat pemeriksaan BBL lengkap, meja resusitasi dan
penghangat beserta alat resusitasinya, dan memiliki ruang rawat gabung dengan
ibu dengan kapasitas 3 tempat tidur bayi. Tetapi sayangnya PMB ini belum
memiliki incubator, tidak ada ruangan khusus untuk memandikan bayi, dan tidak
ada alat untuk melakukan pemeriksaan tumbuh kembang pada bayi dan balita.
B. SumberDayaManusia
Tenaga pelaksana pelayanan bayi dan balita sudah lulus D3 dan saat ini
sedang menempung pendidikan profesi bidan, bidan juga memiliki STR aktif,
bidan sudah mengikuti pelatihan resusitasi BBl, dan bidan dengan usia produktif
26-47 tahun hal ini sangat berkaitan dengan kekuatan dan kemampuan petugas
dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada pasien. Tetapi
sayangnya bidan belum mengikuti pelatihan baby SPA yang sangat berpeluang
untuk menambah daya tarik pasien untuk berkunjung ke PMB.
60
C. PelayananKebidanan
D. PencatatandanPelaporan
61
62
Tabel 6.12
Hasil Matriks SWOT Manajemen Pelayanan Nifas di PMB Komalasari, AM. Keb
OPPORTUNITIES (O)
STRATEGI WO
Masa kerja bidan senior sudah 10 tahun, masa buka PMB sampai tahun STRATEGI SO
2022 1. Persiapan untuk melengkapi persyaratan untuk menambah 1. Pemeriksaan dilakukan secara lengkap
Memiliki tanah yang luas masa aktif izin praktek PMB 2. Mengikuti pelatihan senam nifas
Memiliki surat izin praktek 2. Menerapkan asuhan sayang ibu dan bayi dengan protokol 3. Mengkategorikan buku pendokumentasian sehingga mudah
Dapat menerapkan asi sejak dini kesehatan untuk melihatnya
Jam nifas, 6 jam aman boleh pulang kecuali sudah jam malam 3. Menyediakan ruangan khusus senam nifas
Terdapat laporan harian, bulanan dan tahunan
STRATEGI ST
THREATS (T) 1. Menaikkan level STR ke jenjang pendidikan terakhir
Kewalahan dalam menghadapi pasien STRATEGI WT
2. Tetap menjaga komunikasi yang baik dengan tenakes yang lain
STR bidan masih setara D3 1. Membuat pembagian tugas secara terstruktur
Dekat dengan 2 Posyandu, puskesmas (jarak 1 kilo) dan RS (jarak 5 agar mendapatkan informasi terbaru terkait pelayanan kesehatan
kilo) serta PMB lainnya (beda 2 blok) 2. Mengundang instruktur senam nifas
3. Membuat visi dan misi
Tidak ada visi dan misi 3. Membuka pelayanan untuk pasien BPJS
Kehilangan buku pendokumentasian 4. Membuat lemari khusus buku pendokumentasian
63
64
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
(berisi kesimpulan hasil anaslisis SWOT Manajemen Pelayanan Kebidanan di
PMB... serta Rekomendasi yang diberikan )
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
65
LAMPIRAN
66
67