Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS

ASUHAN KOMPLEMENTER PEMANFAATAN AROMATERAPI IBU


HAMIL PADA NY “DA” USIA 29 TAHUN DENGAN MUAL MUNTAH
DI UPT BLUD PUSKESMAS BAYAN

DISUSUN OLEH :

AMALIA ENGGAR NASTITI


NIM :20230510406020

PROGRAM STUDI S1KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
TAHUN 2024
LEMBARAN PENGESAHAN

LAPORAN KASUS
ASUHAN KOMPLEMENTER PEMANFAATAN AROMATERAPI IBU
HAMIL PADA NY “DA” USIA 29 TAHUN DENGAN MUAL MUNTAH
DI UPT BLUD PUSKESMAS BAYAN

DISUSUN OLEH:

AMALIA ENGGAR NASTITI (20230510406020)

Menyetujui
Pembimbing Pendidikan Pembimbing Lahan

(Evi Diliana Rospia, S.St, M.Keb) (Denda Ayu Patmi, S.Tr. Keb)
NIDN : 0811119102
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah Nya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas individu ini tepat
pada waktunya.
Dalam penyusunan tugas ini saya banyak mendapatkan bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak, oleh sebab itu dalam kesempatan ini saya
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Apt. Nurul Qiyam, M.Farm, Klin selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan.
2. Evi Diliana Rospia, S.ST, M.Keb selaku Pembimbing Pendidikan
3. Catur Esty Pamungkas, M.Keb selaku Ketua Program S1 Kebidanan
4. Indriyani Makmum, S.ST, M.Keb selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah
Komplementer
5. Subardi, S.Kep.Ners selaku Kepala UPT BLUD Puskesmas Bayan
6. Denda Ayu Patmi, S.Tr.Keb selaku Pembimbing Lahan UPT BLUD
Puskesmas Bayan yang banyak memberikan petunjuk, koreksi serta saran
yang bermanfaat dalam penyusunan tugas individu ini.
7. Seluruh tenaga kesehatan UPT BLUD Puskesmas Bayan yang membantu
kami dalam memberikan informasi yang berhubungan dengan tugas ini.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih sangat jauh dari
sempurna, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih semoga laporan ini bermanfaat
bagi kami, khususnya serta bagi pembaca pada umumnya. Dan semoga kebaikan
semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini mendapatkan imbalan
yang setimpal dari Allah SWT.

Bayan, 15 Januari 2024


DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mual dan muntah atau Emesis Gravidarum merupakan salah satu
gejala paling awal dan gangguan paling sering dijumpai pada kehamilan
trimester pertama, pada 6-10 minggu. Perasaan mual ini disebabkan
meningkatnya hormon estrogen dan HCG dalam serum seiring dengan
perkembangan plasenta. hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir 50-90 %
dari wanita hamil mengalami mual pada trimester pertama (3 bulan pertama
kehamilannya). Beberapa kondisi yang tidak menyenangkan saat ibu sedang
hamil antara lain stress, mual di pagi hari (morning sickness), kehilangan
nafsu makan, pusing dan bahkan hanya mencium bau makanan tertentu
(Surininah, 2005). Selain itu, indera pengecap dan penciuman pada ibu hamil
menjadi lebih sensitive pada masa awal kehamilan (Abidin, 2008).
Terapi nutrisi, pengobatan herbal, pengobatan bach flower,
aromaterapi, akupresur merupakan salah satu cara untuk mengatasi mual dan
muntah. Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa perawatan-
perawatan tersebut sama efektifnya dengan obat-obatan medis hanya tanpa
efek samping (Denise,2007). Salah satu yang dipilih sebagai alternative untuk
mengurangi mual dan muntah dengan mengunakan aromaterapi. Jika dihirup,
aromaterapi ini sangat baik untuk proses relaksasi dan kesehatan sehingga
tubuh terasa semakin nyaman. Menghirup aromaterapi (inhalasi) merupakan
cara penyembuhan yang langsung efektif, efisien dan cepat.hal ini
dikarenakan molekul-molekul minyak sesensial yang mudah menguap
bereaksi langsung pada organ penciuman dan dipersepsikan oleh otak
(Gunawa,2001).
Aromaterapi merupakan terapi modalitas atau pengobatan alternative
dengan mengunakan sari tumbuhan, aromaterapi murni berupa bahan cairan
tanaman yang mudah menguap dan senyawa aroma terapi lain dari tumbuhan.
Aromaterapi yang biasanya digunakan untuk mengatasi mual dan muntah
pada ibu hamil antara lain lavender, chamomile, lemon, ginger dan
peppermint (Zahra Basirat, 2007). Aromaterapi lemon lebih sering digunakan
karena baunya tidak terlalu menyengat seperti lavender, peppermint dan
ginger, selain itu harus menggunakan dosis rendah agar tidak membuat mual
muntahnya semakin parah (Denise, 2007).
Aromaterapi bias menjadi salah satu cara relaksasi untuk
menyingkirkan mual dan muntah pada awal kehamilan. Pemberian
aromaterapi juga dapat membantu menyenyakkan tidur, rasa stress, dan lelah
yang memang biasanya menjadi penyakit pada ibu hamil. Pemberian
aromaterapi dapat mengurangi mual dan muntah yang terjadi pada ibu hamil
dengan dosis yang sudah ditentukan. Sebab reaksi setiap orang terhadap
pemakaian aromaterapi tidak sama, meskipun penggunaan aromaterapi ini
tidak mengurangi secara keseluruhan mual dan muntah yang terjadi (Andi,
2007). Aromaterapi juga melancarkan sirkulasi darah, meringankan beberapa
keluhan yang kerap timbul selama hamil dan membantu melancarkan proses
persalinan. Salah satunya pemberian aromaterapi lemon.
Aromaterapi ini bersifat antioksidan, antiseptic, memperbaiki
metabolism, menunjang system kekebalan tubuh, mengurangi stress, anti
depresi, meningkatkan mood, rileksasi pikiran serta memberi sensasi segar
pada ruangan (Aria, 2002). Aromaterapi ini berguna untuk dihirup pada saat
mual dan muntah (morning sickness). Untuk itu penggunaan aromaterapi
dapat digunakan sebagai salah satu alternative dalam penurunan mual dan
muntah pada ibu hamil.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh dari pemberian Aromaterapi secara inhalasi
terhadap mual dan muntah pada ibu hamil trimester 2 di wilayah kerja UPT
BLUD Puskesmas Bayan?
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk menganalisis pengaruh pemberian Aromaterapi terhadap
penurunan mual dan muntah pada ibu hamil trimester kedua di
wilayah kerja UPT BLUD Puskesmas Bayan.
b. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi mual dan muntah sebelum pemberian
aromaterapi di Wilayah Kerja UPT BLUD Puskesmas Bayan
2. Mengidentifikasi mual dan muntah sesudah pemberian
aromaterapi di Wilayah Kerja UPT BLUD Puskesmas Bayan.
3. Menganalisis pengaruh pemberian Aromaterapi terhadap
Penurunan mual dan muntah pada ibu hamil trimester kedua di
Wilayah Kerja UPT BLUD Puskesmas Bayan.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil asuhan komplementer ini dapat menjelaskan pengaruh
pemberian aromaterapi terhadap mual dan muntah pada ibu hamil
trimester 2 sehingga dapat digunakan sebagi kerangka dalam
pengembangan Mata Kuliah Terapi Komplementer terutama pada
pemanfaatan / pemberian aromaterapi secara inhalasi pada ibu hamil
trimester kedua dengan mual dan muntah serta dapat menambah
informasi pada tenaga kesahatan dalam meningkatkan mutu dan
kualitas pelayanan secara holistic.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi tenaga kesehatan terutama kepada bidan yaitu
memberikan masukan informasi dan menambah pengetahuan
bidan dalam mengembangkan salah satu metode alternative
untuk menurunkan mual dan muntah dengan menggunakan
aromaterapi lemon.
b. Memberikan informasi kepada petugas kesehatan Puskesmas
tentang manfaat pemberian aromaterapi lemon dalam
penurunan mual dan muntah pada ibu hamil.
c. Dapat memberikan gambaran pada mahasiswa dalam
melaksanakan praktek Asuhan Komplementer pemanfaatan
Aromaterapi lemon terhadap mual dan muntah pada ibu hamil.
d. Dapat meningkatkan pengetahuan dan menambah informasi
pada ibu hamil tentang perawatan dirinya pada saat mengalami
mual dan muntah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kehamilan
1. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin
intrauterine sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan
(Wahyu, 2013). Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam
rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan
janin yang tumbuh dalam Rahim ibu. Kehamilan adalah suatu proses
yang akan terjadi bila aspek penting terpenuhi yaitu ovum,
spermatozoa, konsepsi dan nidasi.
Kehamilan merupakan transisi, yakni suatu masa annara
kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam
kandungan dan kehidupan nanti setelah anak itu lahir (Wahyu, 2013)
2. Proses Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai berkesinambungan dan
terdiri dari ovulasi (Sukarni, 2013) :
a. Ovulasi pelepasan ovum
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang
dipengaruhi oleh system hormonal yang kompleks.
b. Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses
yang kompleks, pertumbuhan spermatozoa di pengaruhi mata
rantai 8 hormonal yang kompleks dari panca indra,
hipotalamus, hipofisis dan sel intertisial leydig sehingga
spermatogonium dapat mengalami proses mitois.
c. Terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut
konsepsi atau fertilasi dan membentuk zigot.
d. Terjadi nidasi (implantasi pada uterus)
Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa
terbentuk zigot yang lain beberapa jam telah mampu membelah
dirinyan menjadi dua dan seterusnya. Bersamaan dengan
pembelahan inti, hasil konsepsi terus berjalan menuju uterus.
Sel trofoblas dalam pertumbuhannya mampu mengeluarkan
hormone korionik gonadotropin yang mempertahankan korpus
luteum gravidarum.
Pembelahan berjalan terus dan didalam morula terjadi
ruangan yang mengandung cairan disebut blastula.
Perkembangan dan pertumbuhan berjalan, blastula dengan vili
korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk
mengadakan nidasi. Sementara itu, fase sekresi endometrium
telah makin gembur dan makin banyak mengandung glikogen
yang disebut desidua. Sel trofoblas yang meliputi primer vili
korealis melakukan destruksi enzimatik, proteolitik sehingga
dapat menanamkan diri dalam endrometrium.
Proses penanaman blastula disebut nidasi atau
implantasi terjadi pada hari ke 6 sampai hari ke 7 setelah
konsepsi. Pada saat tertanamnya blastula ke dalam
endrometrium, mungkin terjadi perdarahan yang disebut tanda
Hartman.
e. Pembentukan plasenta
Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di
dinding depan atau belakang pada blastula penyebaran sel
trofoblas yang tumbuh kembang tidak rata, sehingga bagian
blastula dengan inner cell mass akan tertanam dalam
endrometrium. Sel trofoblas mendestruksi endometrium
sampai terjadi pembentukan plasenta yang berasal dari primer
vili korealis. Fungsi plasenta :
a) Sebagai alat nutrisi untuk mendapatkan bahan yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembanagan
janin
b) Sebagai alat pembuangan sisa metabolism
c) Sebagai alat pernapasan dimana janin mengambil O2
dan membuang CO2
d) Menghasilkan hormone pertumbuhan dan persiapan
pemberian ASI
e) Sebagai alat penyalur antibody ke tubuh janin
f) Sebagai barrier atau filter (Wahyu, 2013)
3. Tanda-Tanda Kehamilan

4. Tanda-Tanda Kemungkinan Hamil


5. Perubahan Fisiologis Pada Saat Kehamilan
B. Konsep Mual dan Muntah saat Kehamilan
C. Konsep Aromaterapi

Anda mungkin juga menyukai