Anda di halaman 1dari 24

Permasalahan Etik Moral Dalam Pelayanan

Kebidanan

Ni nyoman yeyen Abriyani


Sub materi

1. Malpraktek
2.Informed choice
3.Informed consent
A. Malpraktek

Malpraktek adalah melalaikan keawajiban atau


melakukan sesuatu hal yang seharusnya tidak boleh di
perbuat oleh tenaga kesehatan.

Unsur-unsur malpraktik:
1. Adanya unsur kelalaian
2. Adanya unsur kesalahan dalam bertindak
3. Adanya unsur pelanggaran kaidah profesi ataupun hukum
4. Adanya kesengajaan untuk melakukan tindakan yang merugikan
Jenis-jenis Malpraktik

1. Malpraktik Medik/
2. Malpraktik etik /ethical
medical malpractice
malpractice yaitu
adalah bentuk kelalaian
melakukan tindakan
prpfesional yang
yang bertentangan
menyebabkan
dengan etika (norma,
terjadinya luka berat
aturan) profesi yang
pada pasien sebagai
berlaku
akibat dari
perbuatannya.
Jenis-jenis Malpraktik

3. Malpraktik yuridik 1) Malpraktik perdata 2) Malpraktik pidana


di bagi jadi 3: (civil malpractice), (criminal malpractice)
apabila tenaga , apabila tenaga
1) Malpraktik perdata kesehatan tidak kesehatan melakukan
(civil malpractice) melaksanakan tindakan yang
2) Malpraktik pidana kewajiban atau yang mengakibatkan pasien
(criminal malpractice) telah disepakati mengalami luka cacat
3) Malpraktik (ingkar janji) atau meninggal dunia.
administratif Contoh: bidan melakukan Contoh: bidan melakukan
(adminiftratif tindakan tanpa aborsi
malpractice) persetujuan dokter
Jenis-jenis Malpraktik
3. Malpraktik
3. Malpraktik yuridik administratif
di bagi jadi 3: (adminiftratif
malpractice), apabila
1) Malpraktik perdata tenaga kesehatan
(civil malpractice) melakukan tindakan
2) Malpraktik pidana yang melanggar
(criminal malpractice) hukum administratif
3) Malpraktik negara yang berlaku.
administratif Contoh: bidan
(adminiftratif menjalankan praktik
malpractice) mandiri tanpa izin
(lisensi).
Upaya Mencegah Malpraktik

1. Melaksanakan tugas berdasarkan undang-undang


2. Melaksanakan tugas tanpa membedakan status sosial, ras atau golongan
3. Menjaga rahasia yang berkaitan dengan tugas kecuali oleh pihak yang
berwenang
4. Membina
B. Informed choise, Informed
consent

Informed
Informed
consent
choise
Informed choice

Membuat pilihan setelah mendapat Sebagai seorang bidan dalam memberikan inform
penjelasan dalam pelayanan choice kepada klien harus:
tentang tindakan yang akan 1) Memperlakukan klien dengan baik
dilakukan 2) Berinteraksi dengan nyaman
3) Memberikan informasi obyektif, mudah
dimengerti dan diingat serta tidak berlebihan.
Peran bidan dalam inform choice Peran 4) Membantu klien mengenali kebutuhannya dan
bidan tidak hanya membuat asuhan membuat pilihan yang sesuai dengan
dalam manajemen asuhan kebidanan kondisinya
tetapi juga menjamin bahwa hak wanita 5) Mendorong wanita memilih asuhannya
untuk memilih asuhan dan keinginannya
terpenuhi
Informed choice

c. Prinsip Inform choice Hal yang harus


diingat dalam inform choice:
1) Inform choice bukan sekedar
mengetahui berbagai pilihan
namun mengerti manfaat dan risiko
dari pilihan yang ditawarkan
2) inform choicetidak sama dengan
membujuk/memaksa klien
mengambil keputusan yang
menurut orang lain baik
(“...biasanya saya/rumah sakit ...”)
RAMBU-RAMBU DALAM INFORMED CHOICE
• Informed choice bukan sekedar mengetahui berbagai pilihan yang ada,
namun juga mengenai benar manfaat & risiko dari setiap pilihan yang
ditawarkan.
• Informed choice tidak sama dengan membujuk atau memaksa klien
mengambil keputusan yang menurut orang lain baik (meskipun
dilakukan dengan cara “halus”).

CTH: Secara tidak sadar bidan sering kali melakukan


“pemaksaan” saat proses informed choice, misalnya
melalui ucapan sebagai berikut:
• “Yah…jika hal itu terjadi pada saya, maka saya akan…”.
Ingat bahwa bidan bukan klien, sebesar apapun empati bidan terhadap penderitaan
klien tidak akan pernah sama, karena bidan tidak merasakan apa yang dirasakan klien.
• “Biasanya kami melakukan tindakan medis X, karena hal itu
sudah merupakan kebijakan rumah sakit ini”.
Biasanya untuk mempercepat proses pengambilan keputusan, bidan sering kali
mengatasnamakan rumah sakit, sehingga klien menuruti keinginan si bidan.
• “Sesuatu yang buruk akan menimpa bayi anda bila anda
tidak melakukan tindakan X”.
Dengan melakukan tindakan ini, berarti secara tidak langsung bidan telah memaksa
klien dengan cara menakut-nakuti klien sehingga akhirnya klien menuruti keinginan
bidan.
Informed consent

Persetujuan sepenuhnya yang diberikan BENTUK INFORMED CONSENT:


oleh pasien/walinya kepada bidan 1. Implied consent:
untuk melakukan tindakan sesuai persetujuan yang diberikan tanpa
kebutuhan pernyataan resmi pada keadaan
darurat.
2. Expressed consent :
persetujuan tindakan yang diberikan
secara lisan maupun tulisan (explisit)
Informed consent

Fungsi inform consentyaitu:


1) Penghormatan terhadap harkat dan martabat pasien selaku manusia
2) Promosi terhadap hak untuk menentukan nasibnya sendiri
3) Membantu kelancaran tindakan medis sehingga diharapkan dapat mempercepat proses
pemulihan
4) Untuk mendorong dokter melakukan kehati-hatian dalam mengobati pasien (rangsangan pada
profesi medis untuk introspeksi/evaluasi diri) sehingga dapat mengurangi efek samping
pelayanan yang diberikan.
5) Menghindari penipuan oleh dokter
6) Mendorong diambil keputusan yang lebih rasiional
7) Mendorong keterlibatan public dalam masalaah kedokteran dan kesehatan
8) Sebagai suuatu proses edukasi masyarakat dalam bidang kedokteran dan kesehatan
(keterlibatan masyarakat)
9) Meningkatkan mutu pelayanan.
Informed consent

Tujuan inform consent yaitu untuk melindungi pasien dan tenaga kesehatan dalam memberikan
tindakan medik baik itu tindakan pembedahan, invasive, tindakan lain yang mengandung
risiko tinggi maupun tindakan medik/pemeriksaan yang bukan pembedahan, tidak invasive,
tidak mengandung risiko tinggi, pasien tidak sadar, dalam keadaan darurat untuk
menyelamatkan jiwa pasien.

Unsur inform consent..


Suatu inform consent baru sah diberikan oleh pasien jika
memenuhi minimal 3 unsur sebagai berikut:
1. Keterbukaan informasi yang cukup diberikan oleh bidan
2. Kompetensi pasien dalam memberikan persetujuan
3. Kesukarelaan (tanpa paksaan atau tekanan) dalm
memberikan persetujuan.
Informed consent

Tujuan inform consent yaitu untuk melindungi pasien dan tenaga kesehatan dalam memberikan
tindakan medik baik itu tindakan pembedahan, invasive, tindakan lain yang mengandung
risiko tinggi maupun tindakan medik/pemeriksaan yang bukan pembedahan, tidak invasive,
tidak mengandung risiko tinggi, pasien tidak sadar, dalam keadaan darurat untuk
menyelamatkan jiwa pasien.

Unsur inform consent..


Suatu inform consent baru sah diberikan oleh pasien jika
memenuhi minimal 3 unsur sebagai berikut:
1. Keterbukaan informasi yang cukup diberikan oleh bidan
2. Kompetensi pasien dalam memberikan persetujuan
3. Kesukarelaan (tanpa paksaan atau tekanan) dalm
memberikan persetujuan.
Pembuatan dan penggunaan inform consent

Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan inform consent:


1. Tidak harus selalu tertulis
2. Tindakan bedah (invasive) sebaiknya dibuat tertulis
3. Fungsi inform consenttertulis lebih memudahkan pembuktian
bila kelak ada tuntutan
4. inform consenttidak berarti sama sekali bebas dari tuntutan
bila dokter melakukan kelalaian
Menurut Culver and Gert ada 4 komponen yang harus dipahami
pada suatu consent atau persetujuan:

1) sukarela (Voluntariness): tanpa ada unsur paksaan didasari informasi


dan kompetensi
2) informasi (information): dalam berbagai kode etik pelayanan
kesehatan bahwa informasi yang lengkap dibutuhkan agar mampu
mengambil keputusan yang tepat.
3) Kompetensi (Competence): seseorang membutuhkan sesuatu hal
untuk mampu membuat keputusan yang tepat
4) Keputusan (decision): pengambilan keputusan merupakan suatu
proses dimana merupakan persetujuan tanpa refleksi. Pembuatan
keputusan merupakan tahap terakhir proses pemberian persetujuan.
Proses penggunaan inform consent
1) Pasien mendapatkan informasi yang cukup mengenai rencana tindakan medis
yang akan dialaminya dan resiko dan keuntungan-keuntungan suatu perawatan
dan alternatifnya
2) Pasien mempunyai kesempatan bertanya tentaang hal-hal seputar medis yang
akan diterimanya tersebut apabila informasi yang diberikan dirasakan masih
belum jelas dan mendapatkan jawaban yang memuaskan
3) Pasien harus mempunyai waktu yang diperlukan untuk mendiskusikan rencana
dengan keluarga
4) Pasien bisa menggunakan informasi untuk membantu membuat keputusan
yang terbaik
5) Pasien mengkomunikasikan keputusan ke tim perawatan dokter
6) Pasien berhak menolak rencana tindakan medis tersebut
7) Format yang telah diisi dan ditandatangani adalah suatu dokumen sah yang
mengizinkan dokter untuk melanjutkan perawatan yang telah direncanakan
Perbedaan Inform Choice Daninform Consent:

1) persetujuan atau consent penting darisudut pandang bidan karena


berkaitan dengan aspek hokum yang memberikan otoritas untuk semua
prosedur yang akan dilakukan bidan
2) pilihan atau choice penting dari sudut pandang klien sebagai penerima
jasa asuhan kebidanan, yang memberikan gambaran pemahaman
masalah yang sesungguhnya dan menerapkan aspek otonomi pribadi
menentukan pilihannya sendiri.
Contoh beberapa tindakan yang memerlukan inform
choice dan inform consent antara lain:
1. Bentuk pemeriksaan ANC : palpasi Leopold, USG dll
2. Skrining laboratorium
3. Tempat melahirkan
4. Penolong persalinan
5. Pendamping persalinan
6. Pemasangan CTG
7. Augmentasi / induksi persalinan
8. Mobilisasi intra / pasca pesalinan
9. Posisi persalinan
10. Pemakaian analgesia
11. Episiotomi
12. Amniotomi
13. Keterlibatan suami di ruang persalinan
14. Teknik pemberian minum pada bayi
15. Kontrasepsi

Anda mungkin juga menyukai