Anda di halaman 1dari 39

Trauma pada Bayi baru lahir

“FRAKTUR”

Dosen Pembimbing: Triatmi Andri Yanuarini, M.keb


Pengertian Trauma
 Trauma lahir adalah trauma pada bayi
yang diterima dalam atau karena proses
kelahiran. Istilah trauma lahir digunakan
untuk menunjukkan trauma mekanik dan
anoksik, baik yang dapat dihindarkan
maupun yang tidak dapat dihindarkan,
yang didapat bayi pada masa persalinan
dan kelahiran.
Pengertian Fraktur
 Fraktur adalah retaknya tulang, biasanya
disertai dengan cedera di jaringan
sekitarnya. Kebanyakan fraktur
disebabkan oleh trauma dimana
terdapat tekanan yang berlebihan pada
tulang, baik berupa trauma langsung
dan trauma tidak langsung.
Fraktur Tulang
tengkorak
 Kebanyakan fraktur tulang tengkorak
terjadi akibat kelahiran pervaginam
sebagai akibat penggunaan cunam atau
forceps yang salah, atau dari simpisis
pubis, promontorium, atau spina
ischiadica ibu pada persalinan dengan
diproporsi sefalopelvik.
 Tanda-tanda fraktur tengkorak untuk
melakukan deteksi dini:
 Sefalhematome
 Hemoragi Intrakranial
 Gangguan neurologis
 Kebocoran cairan serobrospial
 Konvulsi
 Data Laboratorium dan Diagnosis
 Pada bayi diperlukan survei tulang untuk mendeteksi bagian
tulang yang cedera dan pada anak yang lebih tua
dipertimbangkan pemeriksaan radiografi tulang belakang
selain tengkorak.
 anak dibawah usia 5 tahun dengan riwayat trauma kepala
dilakukan pemeriksaan rontgenografi karena tidak dapat
dipercayainya anamnesis dan pemeriksan neurologis pada
kelompok usia ini.
 Diagnosa fraktur atau fisura linier tanpa komplikasi tidak
memerlukan tindakan khusus, tetapi pemeriksaan ulang
radiologik perlu memerlukan 4 – 6 minggu kemudian untuk
meyakinkan telah terjadinya penutupan fraktur linier
tersebut, di samping untuk mengetahui secara dini
kemungkinan terjadinya kista leptomeningeal di bawah
tempat fraktur.
 Penatalaksanaan
 Fraktur tulang tengkorak yang tidak
terdepresi umumya tidak membutuhkan
tindakan pembedahan, hanya membutuhkan
pemantauan yang ketat Fraktur tulang
tengkorak yang terdepresi membutuhkan
tindakan pembedahan.
 Fraktur depresi tengkorak harus ditangani
dengan pembedahan jika terdapat akibat
defesit neurologis atau luka komplikata.
Penanganan bedah diperlukan jika depresi
lebih besar dari 3,5 mm.
Fraktur Tulang Klavikula
 Definisi:
patah tulang klavikula pada saat proses
persalinan, biasanya karena terjadi
kesulitan dalam melahirkan bahu pada
kelahiran dengan presentasi kepala dan
melahirkan lengan pada presentasi
bokong.
 Epidemiologi
Sekitar 2% sampai 5% dari semua jenis
fraktur merupakan fraktur clavicula.
Menurut American Academy of
Orthopaedic Surgeon, frekuensi fraktur
clavicula sekitar 1 kasus dari 1000 orang
dalam satu tahun. Fraktur clavicula juga
merupakan kasus trauma pada kasus
obstetrik dengan prevalensi 1 kasus dari
213 kasus kelahiran anak yang hidup.
 Faktor Predisposisi
 Tekanan pada bahu oleh simphisis pubis selama
 Bayi yang berukuran proses melahirkan besar
 Kecelakaan
 Distosia bahu
 Kompresi pada bahu
 Partus dengan letak dalam jangka waktu sungsang
lama
 Proses patologik
 Persalinan traumatic
 Partus dengan letak sungsang
Lanjutan fraktur tulang klavikula...

Etiologi
Berikut beberapa penyebab pada fraktur clavicula
yaitu :
 Fraktur clavicula pada bayi baru lahir akibat tekanan
pada bahu oleh simphisis pubis selama proses
melahirkan.
 Fraktur clavicula akibat kecelakaan termasuk
kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh dari ketinggian
dan yang lainnya.
 Fraktur clavicula akibat kompresi pada bahu dalam
jangka waktu lama, misalnya pada pelajar yang
menggunakan tas yang terlalu berat.
 Fraktur clavicula akibat proses patologik, misalnya pada
pasien post radioterapi, keganasan clan lain-lain.
Penyebab farktur clavicula biasanya
disebabkan oleh trauma pada bahu akibat
trauma jalan lahir dengan gejala:
 Bayi tidak dapat menggerakkan lengan secara
bebas pada sisi yang terkena
 Krepitasi dan ketidakteraturan tulang,
 Kadang-kadang disertai perubahan warna pada sisi
fraktur,
 Tidak adanya refleks moro pada sisi yang terkena,
 Adanya spasme otot sternokleidomastoideus yang
disertai dengan hilangnya depresi supraklavikular
pada daerah fraktur.
 Biasanya diikuti palsi lengan
 Klasifikasi Fraktur Klavikula
Menurut Neer secara umum fraktur klavikula
diklasifikasikan menjadi tiga tipe yaitu :
 Tipe I : Fraktur pada bagian tengah clavicula.
Lokasi yang paling sering terjadi fraktur.
 Tipe II : Fraktur pada bagian distal clavicula.
Lokasi tersering kedua mengalami fraktur
setelah midclavicula.
 Tipe III : Fraktur pada bagian proksimal
clavicula. Fraktur yang paling jarang terjadi dari
semua jenis fraktur clavicula, insidensnya hanya
sekitar 5%.
Ada beberapa subtype fraktur clavicula bagian
distal, menurut Neer ada 3 yaitu :
 Tipe I  :  merupakan fraktur dengan kerusakan
minimal, dimana ligament tidak mengalami
kerusakan.
 Tipe II : merupakan fraktur pada daerah medial
ligament coracoclavicular.
 Tipe III : merupakan fraktur pada daerah distal
ligament coracoclavicular dan melibatkan
permukaan tulang bagian distal clavicula pada
AC joint.
 Tanda dan Gejala
 bayi tidak dapat menggerakan lengan secara
bebas pada sisi yang mengalami gangguan,
bayi menjadi rewel karena rasa sakit, adanya
krepitasi dan perubahan warna kulit di daerah
yang sakit
 Gejala Klinis Yang perlu diperhatikan terhadap
kemungkinan adanya trauma lahir klavikula jenis
greenstick adalah :
 Gerakan tangan kanan-kiri tidak sama

 Refleks moro asimotris

 Bayi menangis pada perabaan tulang klavikula

 Gerakan pasif tangan yang sakit disertai


 Penatalaksanaan
 Jangan banyak digerakkan
 Immobilisasi lengan dan bahu pada sisi
yang sakit.
 Rawat bayi dengan hati-hati.
 Nutrisi yang adekuat (pemberian ASI yang
adekuat dengan cara menganjurkan ibu
cara pemberian ASI dengan posisi tidur,
dengan sendok, dengan pipet).
 Rujuk ke RS/ Pelayanan kesehatan lainnya.
 Pengobatan trauma lahir fraktur tulang
klavikula:
 Imobilisasi lengan untuk mengurangi rasa sakit
dan mempercepat pembentukan kalus.
 Lengan difiksasi pada tubuh anak dalam posisi
abduksi 600 dan fleksi pergelangan siku 900.
 Umumnya dalam waktu 7 – 10 hari rasa sakit
telah berkurang dan pembentukan kalus telah
terjadi.
Fraktur Tulang Humerus
 Kesulitan yang dijumpai saat
pengeluaran bahu pada
presentasi kepala dan lengan
ekstensi pada letak sungsang
sering menyebabkan fraktur
ini. Akan tetapi, hingga 70
persen kasus terjadi pada
persalinan normal. Fraktur
ekstremitas atas yang
berkaitan dengan persalinan
sering berjenis greenstick.
 Klasifikasi
 Fraktur humerus proksimal umumnya karena jatuh
pada bahu dan bisa disertai dengan dislokasi bahu.
 Fraktur Midshaft
humerus sebagian
besar terjadi setel
ah jatuh pada siku
atau kecelakaan di
jalan. 
 Fraktur humerus distal
dapat berupa fraktur
humerus suprakondilaris
atau fraktur humerus
condylar. Sebuah fraktur
humerus suprakondilaris
berada di persimpangan
Kondilus (ujung bawah)
dan poros, dan patah
tulang siku yang paling
umum pada anak-anak
 Etiologi
 Fraktur pertengahan tulang (humerus)
dapat terjadi jika terdapat distosia bahu
atau persalinan sungsang per vagina saat
lengan yang ekstensi turun dan lahir.
 Penatalaksanaan
 Imobilisasi lengan selama 2-4 minggu
dengan fiksasi bidai.
 Rujuk kerumah sakit
Fraktur Tulang Femur
 Fraktur Femur Tulang femur merupakan
tulang terpanjang dan terbesar dari
tubuh. Patah tulang femur sering
disebabkan oleh trauma yang cukup kuat
sehingga akan menimbulkan cedera
yang cukup berat. Pemeriksaan
neurologi sangat penting karena cedera
dapat mengenai nervus
sciatica/femoralis dan arteri femoralis.
 Gambaran klinis
 Patah tulang ini jarang terjadi dan terjadi biasanya
disebabkan karena kesalahan teknis dalam
persalinan letak sungsang dengan kesukaran
melahirkan kaki. Letak patah tulang dapat terjadi
di daerah epifisis, batang tulang leher tulang
femur. Gejala klinisnya diketahui beberapa hari
kemudian dengan ditemukan adanya gerakan kaki
yang berkurang dan asimetris. Adanya gerakan
asimetris serta ditemukannya deformitas dan
krepitasi pada tulang femur.
 Faktor Predisposisi
 Pada anak dibawah usia 2 tahun , pikirkan
adanya kemungkinan penganiyaan anak
 >2 tahun, akibat cedera tumbukan kuat
(misalnya, kecelakaan kendaraan bermotor)
 Sering kali disertai cedera lain
 Evaluasi status neurovaskular
 Etiologi
 Umumnya fraktur pada kelahiran sungsang
dengan kesukaran melahirkan kaki. Letak fraktur
dapat terjadi di daerah epifisis, batang tulang
leher tulang femur.
 Gejala Klinis
 Diketahui beberapa hari kemudian dengan
ditemukan adanya gerakan kaki yang
berkurang dan asimetris.
 Patah tulang femur dapat observasi pada
bayi baru lahir dimana terdapat
pembengkakan pada paha disertai nyeri
pada waktu dilakukan gerakan pasif pada
tungkai.
 Adanya gerakan asimetris serta
ditemukannya deformitas dan krepitasi
pada tulang femur.
 Penatalaksanaan
 Diagnosa dibuat dengan memperhatikan
tidak adanya refleks moro,palpasi dan
pemeriksaam Rontgen atau radiologik.
 Rujuk ke rumah sakit pada bagian bedah
tulang untuk dilakukan immobilisasi dengan
traksi atau bidal yang diikuti dengan
program latihan.
 Penatalaksanaan
 Fraktur komplit: garis patah melalui seluruh
penampang tulang atau melalui kedua korteks
tulang.
 Fraktur tidak komplit: garis patah tidak melalui
seluruh penampang tulang.
 Fraktur terbuka: bila terdapat luka yang
menghubungkan tulang yang fraktur dengan
udara luar atau permukaan kulit.
 Fraktur tertutup: bilamana tidak ada luka yang
menghubungkan fraktur dengan udara luar atau
permukaan kulit
 Diagnosis
 a. Anamnesis
Bila tidak ada riwayat trauma, berarti fraktur
patologis. Trauma harus diperinci kapan
terjadinya, di mana terjadinya, jenisnya,
berat-ringan trauma, arah trauma, dan posisi
pasien atau ekstremitas yang bersangkutan
(mekanisme trauma). Jangan lupa untuk
meneliti kembali trauma di tempat lain secara
sistematik dari kepala, muka, leher, dada, dan
perut (Mansjoer, 2000).
 b. Pemeriksaan Umum
 Dicari kemungkinan komplikasi umum
seperti syok pada fraktur multipel, fraktur
pelvis, fraktur terbuka, tanda-tanda sepsis
pada fraktur terbuka yang mengalami
infeksi (Mansjoer, 2000).
 c. Pemeriksaan Fisik
 Menurut Rusdijas (2007), pemeriksaan fisik
yang dilakukan untuk fraktur adalah:
 Look (inspeksi): bengkak, deformitas,
kelainan bentuk.
 Feel/palpasi: nyeri tekan, lokal pada tempat
fraktur.
 Movement/gerakan: gerakan aktif sakit,
gerakan pasif sakit krepitasi.
 d. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan penunjang yang penting untuk dilakukan
adalah “pencitraan” menggunakan sinar Rontgen (X-
ray) untuk mendapatkan gambaran 3 dimensi keadaan
dan kedudukan tulang, oleh karena itu minimal
diperlukan 2 proyeksi yaitu antero posterior (AP) atau
AP lateral. Dalam keadaan tertentu diperlukan proyeksi
tambahan (khusus) atau indikasi untuk
memperlihatkan patologi yang dicari, karena adanya
superposisi. Untuk fraktur baru indikasi X-ray adalah
untuk melihat jenis dan kedudukan fraktur dan
karenanya perlu tampak seluruh bagian tulang (kedua
ujung persendian).
THANK YOU ..

Anda mungkin juga menyukai

  • LP Neonatus
    LP Neonatus
    Dokumen29 halaman
    LP Neonatus
    Dhea Aji Satrianti
    Belum ada peringkat
  • LP Nifas Fisiologis
    LP Nifas Fisiologis
    Dokumen37 halaman
    LP Nifas Fisiologis
    Dhea Aji Satrianti
    Belum ada peringkat
  • LP Neonatus
    LP Neonatus
    Dokumen29 halaman
    LP Neonatus
    Dhea Aji Satrianti
    Belum ada peringkat
  • LP
    LP
    Dokumen17 halaman
    LP
    Dhea Aji Satrianti
    Belum ada peringkat
  • Anc TM 3
    Anc TM 3
    Dokumen29 halaman
    Anc TM 3
    Dhea Aji Satrianti
    Belum ada peringkat
  • Anc TM 3
    Anc TM 3
    Dokumen29 halaman
    Anc TM 3
    Dhea Aji Satrianti
    Belum ada peringkat
  • ISI PPGDON Trauma Bayi
    ISI PPGDON Trauma Bayi
    Dokumen13 halaman
    ISI PPGDON Trauma Bayi
    Dhea Aji Satrianti
    Belum ada peringkat
  • LP KB 1 Bulan Kombinasi
    LP KB 1 Bulan Kombinasi
    Dokumen18 halaman
    LP KB 1 Bulan Kombinasi
    Dhea Aji Satrianti
    Belum ada peringkat
  • Anc TM 3
    Anc TM 3
    Dokumen29 halaman
    Anc TM 3
    Dhea Aji Satrianti
    Belum ada peringkat
  • ASI
    ASI
    Dokumen1 halaman
    ASI
    Dhea Aji Satrianti
    Belum ada peringkat
  • LP BBLR Dewi Fiks
    LP BBLR Dewi Fiks
    Dokumen18 halaman
    LP BBLR Dewi Fiks
    Dhea Aji Satrianti
    Belum ada peringkat
  • Dilan 2
    Dilan 2
    Dokumen22 halaman
    Dilan 2
    Dhea Aji Satrianti
    Belum ada peringkat