Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
NINA
PRODI MATEMATIKA
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada pemakalah sehingga pemakalah berhasil menyelesaikan Makalah ini. Dalam proses
penyusunan tugas ini kami menemui beberapa hambatan, namun berkat dukungan materil dari
berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik. Oleh karena
itu, melalui kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak terkait yang
telah membantu terselesaikannya tugas ini.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala saran
dan kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan pada tugas
selanjutnya. Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi pembaca
lain pada umumnya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................................... 2
2.1. Fungsi............................................................................................................................................ 2
2.2. Proposisi........................................................................................................................................ 3
2.2.1 Fungsi Proposisi .................................................................................................................... 3
2.2.2 Simbol Proposisi ................................................................................................................... 4
2.3. Pernyataan Berkuantor .................................................................................................................. 4
2.3.1 Kuantor Universal (Umum) .................................................................................................. 4
2.3.2 Kuantor Eksistensial (Khusus) .............................................................................................. 5
2.3.3 Negasi Pernyataan Berkuantor .............................................................................................. 7
2.3.4 Negasi Kuantor Universal (Negasi Kuantor Umum) ............................................................ 7
2.3.5 Negasi Kuantor Eksistensial (Negasi Kuantor Khusus) ........................................................ 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................................... 9
3.1. KESIMPULAN ............................................................................................................................. 9
3.2. SARAN ......................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................................ iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Banyak argument valid, namun validitasnya tak dapat diuji dengan alat uji validitas yang ada.
Validitas argument tergantung pada tafsiran pernyataan tunggalnya . Cara lain adalah validitas
yang didasarkan pada hubungan kalimat(kaitan antara subyek dan predikat). Hubungan antara
subyek dan predikat akan memberikan tafsiran terhadap benar tidaknya kalimat. Untuk
memudahkan analisis, dibuat simbol kalimat tunggal yang memuat komponen subyek-predikat.
Predikat disimbolkan dengan huruf besar dan subyek disimbolkan dengan huruf kecil.
Suatu pernyataan atau proposisi merupakan kalimat deklaratif. Adapun lawan kata dari kalimat
deklaratif adalah fungsi proposisi. Fungsi proposisi akan menjadi pernyataan bila variable
lindividualnya(x) diganti/disubtitusi dengan konstanta individual. Adapun instantiasi adalah
suatu cara untuk mensubtitusi variable individual dengan konstanta individual.
Fungsi proposisi dikenal juga sebagai kalimat tunggal. Lawan dari kalimat tunggal adalah
kalimat umum atau kalimat generalisasi. Ciri dari kalimat yang general adalah menggunakan
kata semua, untuk setiap, ada, beberapa. Kalimat general disebut dengan Kuantor.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Fungsi
Pandangan bahwa untuk setiap anggota himpunan A dikaitkan dengan satu dan hanya
satu anggota himpunan B, koleksi dari pengaitan semacam itu disebut suatu fungsi dari A ke B.
Fungsi merupakan suatu relasi yang khusus. Di sini fungsi dapat disajikan sebagai
himpunan pasangan terurut (x,y)seperti halnya relasi. Yang perlu diperhatikan setiap anggota
domain satu hanya satu kali muncul sebagai komponen pertama pasang.
2
2.2. Proposisi
Fungsi proposisi adalah suatu kalimat terbuka di dalam semesta pembicaraan (semesta
pembicaraan diberikan secara eksplisit atau implisit) yang mengandung satu buah variable atau
lebih.
Fungsi proposisi dinyatakan sebagai P(x) dimana P adalah predikat dan x adalah variabel. P(x)
bukanlah proposisi selama nilai x belum disubstitusikan, tetapi ketika nilai x disubstitusikan
maka P(x) menjadi proposisi.
Contoh: P(x) = x > 2. Dimana P adalah predikat “lebih dari 2” untuk variabel x.
Nilai kebenaran dari fungsi proposisi yaitu Apabila pengganti dari variabel 𝑥 disubstitusikan ke
P(x) dan memenuhi predikat P maka fungsi proposisi bernilai benar, jika tidak memenuhi maka
bernilai salah.
Contoh :
Jika P(x) = 1 + x > 5 didefinisikan pada A = himpunan bilangan asli, maka P(x) bernilai
3
benar untuk x = 5, 6, 7, . . .
Jika Q(x) = x + 3 < 1 didefinisikan pada A = himpunan bilangan asli, tidak ada x
Jika R(x) = x + 3 > 1 didefinisikan pada A = himpunan bilangan asli, maka R(x)
Jadi, dapat disimpulkan bahwa fungsi proposisi adalah suatu pernyataan yang mengandung
variabel yang nilai kebenarannya belum dapat ditentukan (belum pasti). Dan jika variabel
tersebut diganti konstanta dari semesta yang sesuai maka kalimat itu akan menjadi kalimat yang
bernilai benar saja atau bernilai salah saja (proposisi/kalimat tertutup).
Kuantor adalah suatu istilah yang menyatakan “berapa banyak” dari suatu objek dalam suatu
sistem. Kalimat kuantor disebut juga sebagai kalimat umum (general). Pernyataan berkuantor
adalah salah satu cara mengubah kalimat terbuka tersebut menjadi suatu kalimat tertutup atau
pernyataan, sehingga nilai kebenarannya dapat ditentukan.
Terdapat dua jenis pernyataan berkuantor, yaitu kuantor universal (umum) dan kuantor
eksistensial (khusus).
Jika A suatu ekspresi logika dan x adalah variabel, maka jika ingin menentukan bahwa A adalah
bernilai benar untuk semua nilai yang dimungkinkan untuk x akan ditulis (∀x)A. Disini ∀x
disebut kuantor universal, dengan A adalah scope dari kuantor. Variabel x disebut terikat
(bound) dengan kuantor. Simbol ∀ menggantikan kata “untuk semua” atau “untuk setiap”.
Contoh :
4
Semua gajah mempunyai belalai.
Dapat disimpulkan, kuantor universal adalah suatu pernyataan yang mengandung kata “semua”
atau kata apa saja yang artinya sama dengan “semua”, misalnya “setiap”. Kuantor universal
mengindikasikan bahwa sesuatu bernilai benar untuk semua individual- individualnya.
Pernyataan yang memakai kuantor universal (∀) menggunakan perangkai implikasi (→) yaitu
“Jika semua…maka…”.
Jika A suatu ekspresi logika dan x adalah variabel, maka jika ingin menentukan bahwa A adalah
bernilai benar untuk untuk sekurang-kurangnya satu dari x, maka akan ditulis (Ǝx)A. Disini Ǝx
5
disebut kuantor eksistensial, dengan A adalah scope (lingkup) dari kuantor. Variabel x disebut
terikat (bound) dengan kuantor. Simbol Ǝ menggantikan kata “ada”, “beberapa” atau “tidak
semua”.
Contoh :
Dapat disimpulkan, kuantor eksistensial adalah suatu pernyataan yang mengandung kata
“beberapa” atau “ada (tidak semua/sekurang-kurangnya satu)” atau “terdapat”. Kuantor universal
mengindikasikan bahwa sesuatu kadang-kadang bernilai benar untuk individual- invidualnya.
Pernyataan yang memakai kuantor eksistensial (Ǝ) menggunakan perangkai konjungsi (Λ) yaitu
“Ada…yang…dan….”.
Perhatikan pernyataan berikut ini : “Ada pelajar yang memperoleh beasiswa berprestasi ”
Untuk melakukan pengkuantoran eksistensial pada pernyataan tersebut maka dilakukan langkah-
langkah seperti berikut :
6
Perlu diingat bahwa jangan mengabaikan tanda kurung untuk fungsi dibelakang kuantor karena
mempengaruhi proses manipulasinya.
(x)(M(x)→B(x))
(x)M(x) → B(x)
Pernyataan berkuantor, seperti halnya pernyataan tunggal atau majemuk, dapat dinegasikan atau
diingkarkan. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa pernyataan berkuantor terdiri dari pernyataan
berkuantor universal dan eksistensial. Maka ingkaran/negasi dari pernyataan berkuantor juga
terdiri dari dua negasi pernyataan berkuantor, yaitu negasi kuantor universal dan negasi kuantor
eksistensial.
Negasi dari suatu pernyataan yang mengandung kuantor universal adalah ekivalen dengan
pernyataan yang mengandung kuantor eksistensial (fungsi pernyataan yang dinegasikan).
Dapat disimpulkan bahwa, negasi dari kuantor universal adalah kuantor ekstensial
~( ∀x)P(x) (x)~P(x)
Misalkan :
7
2.3.5 Negasi Kuantor Eksistensial (Negasi Kuantor Khusus)
Negasi dari suatu pernyataan yang mengandung kuantor eksistensial adalah ekivalen dengan
pernyataan yang mengandung kuantor universal (fungsi pernyataan yang dinegasikan).
Dapat disimpulkan bahwa, negasi dari kuantor ekstensial adalah kuantor universal.
~( x)P(x) (x)~P(x)
Misalkan :
8
BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas, serta segala penjelasan-penjelasan, dapat diambil kesimpulan bahwa
fungsi proposisi adalah suatu pernyataan yang mengandung variabel yang nilai kebenarannya
belum dapat ditentukan (belum pasti) atau disebut juga sebagai kalimat terbuka.
Kuantor adalah suatu istilah yang menyatakan “berapa banyak” dari suatu objek dalam suatu
sistem. Kalimat kuantor disebut juga sebagai kalimat umum (general). Pernyataan berkuantor
adalah salah satu cara mengubah kalimat terbuka tersebut menjadi suatu kalimat tertutup atau
pernyataan, sehingga nilai kebenarannya dapat ditentukan.
Terdapat dua jenis pernyataan berkuantor, yaitu kuantor universal (umum) dan kuantor
eksistensial (khusus). kuantor universal adalah suatu pernyataan yang mengandung kata “semua”
atau kata apa saja yang artinya sama dengan “semua”, misalnya “setiap”. Sedangkan kuantor
eksistensial adalah suatu pernyataan yang mengandung kata “beberapa” atau “ada (tidak
semua/sekurang-kurangnya satu)” atau “terdapat”.
Suatu pernyataan berkuantor dapat diingkarkan atau dinegasikan, ingkaran atau negasi dari
pernyataan berkuantor juga terdiri dari dua negasi pernyataan berkuantor, yaitu negasi kuantor
universal dan negasi kuantor eksistensial. Negasi dari suatu pernyataan yang mengandung
kuantor universal adalah ekivalen dengan pernyataan yang mengandung kuantor eksistensial
(fungsi pernyataan yang dinegasikan). Negasi dari suatu pernyataan yang mengandung kuantor
eksistensial adalah ekivalen dengan pernyataan yang mengandung kuantor universal (fungsi
pernyataan yang dinegasikan).
3.2.SARAN
Diharapkan dengan pembuatan makalah ini, pengetahuan yang dimiliki Pemakalah maupun para
Mahasiswa dapat bertambah luas tentang Fungsi Proposisi, Kuantor Universal dan Kuantor
Eksistensial, serta negasi dari pernyataan berkuantor
9
DAFTAR PUSTAKA
1. http://andani17.blogspot.com/2015/03/fungsi-preposisipredikat.html
2. https://www.academia.edu/35651054/MAKALAH_LOGIKA_PEMBIMBING
3. https://www.scribd.com/doc/43860345/3-Isi-Makalah-Mulai-Bab1-Bab-Konstanta-Kalimat-
Terbuka-Variabel-Dan-Kuantor
iv