Anda di halaman 1dari 19

A.

Premis Dan Argumen

Logika berkenaan dengan penalaran yang dinyatakan dengan pernyataan verbal.suatu diskusi
atau pembuktian yang bersifat matematik atau tidak, terdiri atas pernyataan- pernyataan yang
saling berelasi. Suatu penalaran disebut valid ( tepat, konsisten) jika kesimpulannya ditarik dari
premis-premis yang ada.

Premis adalah pernyataan-pernyataan, data, bukti atau dasar yang digunakan untuk menarik
suatu kesimpulan. Sehingga suatu premis dapat berupa aksioma, hipotesa, definisi atau
pernyataan yang sudah dibuktikan sebelumnya. Sedangkan yang dimaksud dengan argument
adalah kumpulan kalimat yang terdiri atas satu atau lebih premis yang mengandung bukti-bukti
(evidence) dan suatu ( satu ) konklusi. Konklusi ( kesimpulan ) adalah pernyataan yang
dihasilkan berdasarkan data yang terdapat dalam premis-premis.

Dengan demikian, logika menaruh perhatian pada penalaran validitas atau ketepatannya tanpa
memandang apakah premis-premis itu sesuai atau tidak sesuai dengan fakta-fakta. Logika tidak
menaruh perhatian pada kebenaran premis-premis, juga tidak pada ketentuan dengan mana
premis-premis itu diketahui.

Contoh Premis

Premis 1 : Semua doktor itu laki-laki (F)

Premis 2 : Ibuku seorang doktor (T)

konklusi : Ibuku laki-laki (F)

Tentu saja ibu disini dalam arti biologis, sehingga ibu tidak mungkin laki-laki. Walaupun
pengambilan konklusi valid, tetapi konklusi yang diperoleh bukanlah suatu kebenaran. Konklusi
yang diperoleh tetaplah valid, dan tidak ada hubungannya dengan nilai kebenaran yang
terkandung didalamnya

Uraian diatas memperlihatkan bahwa logika menaruh perhatian pada validitas atau ketepatan
penalaran. Namun karena tujuan logika adalah memperoleh kebenaran baik kebenaran formal
(valid) maupun kebenaran material (benar), maka suatu argument atau penalaran disebut logis
jika ia valid dan benar

Nilai kebenaran yang terkandung didalam konklusi sendiri memang salah, dan kesalahannya
dapat dipahami dengan mempelajari nilai kebenaran premisnya. Premis 1, memang memiliki
nilai kebenaran yang salah bila diberikan counter Example premis 2, tetapi hal itu tidak menutup
kenyataan bahwa Premis 1 valid sebagai pernyataan, walaupun memiliki nilai kebenaran yang
salah. Karena itu, konklusi yang salah itu tetap dinyatakan valid. Pada kasus lain juga terlihat
perbedaan yang mendasar tentang ke-valid-an dan kebenaran
B. Validitas Pembuktian

Konklusi sebaiknya diturunkan dari premis-premis atau premis-premis selayaknya


mengimplikasikan konklusi. Dalam argumentasi yang valid, konklusi akan bernilai benar jika
setiap premis yang digunakan di dalam argumen juga bernilai benar. Jadi validitas argumen
tergantung pada bentuk argumen itu dan dengan bantuan tabel kebenaran.Konklusi itu benar jika
mengikuti hukum-hukum logika yang valid dari aksioma-aksioma sistem itu, dan negasinya
adalah salah. Untuk menentukan validitas suatu argumen dengan selalu mengerjakan tabel
kebenarannya tidaklah praktis. Cara yang lebih praktis banyak bertumpu pada tabel kebenaran
dasar dan bentuk kondisional. Bentuk argumen yang paling sederhana dan klasik adalah Modus
ponens dan Modus tolens.

1. Modus Ponens

Modus ponens disebut juga kaidah pengasingan. Bentuknya sebagai berikut:

Premis 1 :pq

Premis 2 :p

Konklusi :q

Cara membacanya : Apabila diketahui jika p maka q benar, dan p benar, disimpulkan q benar.
(Notasi : Ada yang menggunakan tanda untuk menyatakan konklusi, seperti p q, p q)

Argumentasi ini dikatakan sah kalau pernyataan implikasi merupakan tautologi. Tautologi
adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu benar untuk semua kemungkinan nilai kebenaran
daripernyataan-pernyataan komponennya.

Tabel Kebenaran Modus Ponens

Contoh dalam kalimat:


p : Hari ini hari Senin.
q : Saya belajar Matematika Diskrit.
pq : Jika hari ini hari Senin maka saya belajar Matematika Diskrit.
p : Hari ini hari Senin.
kesimpulan(q) : Saya belajar Matematika Diskrit.
Tabel kebenaran modus ponens ((p q) p) q :

p q pq (pq) p ((pq) p)q


T T T T T
T F F F T
F T T F T
F F T F T

2. Modus Tollens

Adalah metode penarikan kesimpulan apabila ada pernyataan " p -> q " dan diketahui " -q " maka
bisa ditarik kesimpulan "-p

Skema argumen dapat ditulis sebagai berikut:

Premis 1 :pq

Premis 2 :~q

Konklusi :~p

Contoh :

Premis 1 : Jika hari ini hari senin maka saya belajar

Premis 2 : saya tidak belajar

Konklusi : Hari ini bukan hari senin

modus tollens dapat diuji dengan tabel kebenaran sebagai berikut

Tabel Kebenaran Modus Tollens

Contoh dalam kalimat:


p : Hari ini hari Senin.
q : Saya belajar Matematika Diskrit.
pq : Jika hari ini hari Senin maka saya belajar Matematika Diskrit.
-q : Saya tidak belajar Matematika Diskrit.
kesimpulan(-p) : Hari ini bukan hari Senin.
Tabel kebenarannya ((p q) ^ ~ q ) ~ p

p q pq q (pq)q p ((p q) ^ ~ q ) ~ p
T T T F F F T
T F F T F F T
F T T F F T T
F F T F F T T

3. Silogisme Hipotesis

Dari premis-premis dan dapat ditarik konklusi .

Penarikan kesimpulan seperti ini disebut kaidah silogisme . Skema argumenya dapat dinyatakan
sebagai berikut :

Premis 1 :pq

Premis 2 :qr

Konklusi :pr

silogisme dapat diuji dengan tabel kebenaran sebagai berikut :

Contoh kalimat:
p : Saya belajar.
q : Saya bisa mengerjakan soal.
r : Saya lulus ujian.
pq : Jika saya belajar maka saya akan bisa mengerjakan soal.
qr : Jika saya bisa mengerjakan soal maka saya lulus ujian.
kesimpulan (p r) : Jika saya belajar maka saya lulus ujian.
Tabel kebenaran silogisme hipotesis (p q) (q r) (p r).

4. Silogisme Disjungtif

Silogisme disjungtif adalah penarikan kesimpulan dimana jika diberikan dua pilihan "p" atau "q"
sedangkan "q" tidak dipilih maka kesimpulannya yang dipilih adalah "p".

CONTOH

Premis 1 : p q

Premis 2 : ~ q

Konklusi : p

Jika ada kemungkinan bahwa kedua pernyataan p dan q dapat sekaligus bernilai benar, maka
argumen di bawah ini tidak valid.

Contoh 1:

Premis 1 : Pengalaman ini berbahaya atau membosankan (B)

Premis 2: Pengalaman ini tidak berbahaya (B)

Konklusi: Pengalaman ini membosankan (B)

CONTOH :

Premis 1 : p q

Premis 2 : q

Konklusi : ~ p
Tetapi jika ada kemungkinan kedua pernyataan p dan q tidak sekaligus bernilai benar (disjungsi
eksklusif), maka sillogisma disjungtif di atas adalah valid.

Contoh 2:

Premis 1 : Air ini panas atau dingin (B)

Premis 2: Air ini panas (B)

Konklusi : Air ini tidak dingin (B)

Contoh kalimat:
pvq : Bulan ini saya akan mudik ke Yogyakarta atau pergi ke Bali.
-q : Bulan ini saya tidak pergi ke Bali.
kesimpulan(p) : Bulan ini saya mudik ke Yogyakarta.

tabel kebenaran silogisme disjungsi ((p v q) -q) p atau ((p v q) -p) q

5. konjungsi

Premis 1 :p

Premis 2 :q

Konklusi :p^q

Artinya : p benar, q benar. Maka p ^ q benar.

CONTOH :

Contoh kalimat 1 :

premis 1(p): Andi adalah seorang mahasiswa. (BENAR)


premis 2(q): Andi adalah seorang karyawan perusahaan swasta. (BENAR)
konjungsi(p^q): Andi adalah seorang mahasiswa dan karyawan perusahaan swasta. (BENAR)
contoh kalimat 2 :
premis 1(p): Ayam adalah unggas. (BENAR)
premis 2(q): Burung kutilang adalah mamalia. (SALAH)
konjungsi(p^q): Ayam adalah unggas dan burung kutilang adalah mamalia. (SALAH)

Contoh dalam kalimat:


pq : Saya mengambil mata kuliah Logika Matematika dan Kalkulus.
kesimpulan1(p) : Saya mengambil mata kuliah Logika Matematika.
kesimpulan2(q) : Saya mengambil mata kuliah Kalkulus.

Tabel kebenaran penyederhanaan konjungsi (p q) p atau (p q) q

6. Tambahan (Addition)

Premis 1 : p

Premis 2 : q

Konklusi : p q

Artinya : p benar, maka p q benar (tidak peduli nilai benar atau nilai salah yang
dimiliki q).

HUKUM-HUKUM LOGIKA

1. Hukum komutatif
pqqp
pqqp

2. Hukum asosiatif
(p q) r p (q r)
(p q) r p (q r)
3. Hukum distributif
p (q r) (p q) (p r)
p (q r) (p q) (p r)

4. Hukum identitas
pBp
pSp

5. Hukum ikatan
pSS
pBB

6. Hukum negasi
p ~p S
p ~p B

7. Hukum negasi ganda


~(~p) p

8. Hukum idempotent
ppp
ppp

9. Hukum De Morgan
~(p q) ~p ~q
~(p q) ~p ~q

10. Hukum penyerapan


p (p q) p
p (p q) p

11. Negasi B dan S


~B S
~S B
BAB 3 BENTUK NORMAL DARI KALIMAT LOGIKA

Untuk membuat DNF dari suatu ekspresi logika yang dibuat dengan tabel kebenaran cukup
mudah, yakni hanya mengambil nilai-nilai T dari ekspresi logika tersebut

Untuk CNF sama saja, yakni mengambil nilai F dari tabel kebenaran dan membuatnya menjadi
full conjunctive normal form (FCNF), dengan catatan nilai variabel-variabel proposisionalnya
terbalik dari pasangan pada tabel kebenaran. T menjadi F dan F menjadi T

Hanya terdapat operator logika utama ( ~, dan )

Bentuk normal konjungtif

Conjungtive Normal Form (CNF)

A1 A2 .. Ai . An

Setiap Ai berbentuk 1 2 .. i ..m

Contoh : (~ p1 ~ p2 p3) (p1 ~ p3 p4)

Rangkaian digital CNF = Product of Sum (POS)

Bentuk normal disjungtif

Disjungtive Normal Form (DNF)

A1 A2 .. Ai . An

Setiap Ai berbentuk 1 2 .. i ..m

Contoh : ( p1 ~ p2 ~ p3) (~ p1 p3 p4)

Rangkaian digital CNF = Sum of Product (SOP)

Contoh Soal 3.1

Ubahlah ekspresi logika A : ~ (a b) (~ a ~ c) ke dalam bentuk CNF dan DNF

Jawab :

Buat terlebih dahulu tabel kebenarannya


DNF : (~a ~b ~c) (~a ~b c) (~a b ~c) (~a b c) (a ~b ~c) (a b c)

CNF : (~a b ~c) (~a ~b c)

Latihan Soal 3.2

Tentukan bentuk DNF dan CNF dengan menggunakan tabel kebenaran dan hukum aljabar untuk
kalimat ~(a b) (a b)

Jawab :

DNF: (~a ~b) (~ a b )

CNF:(~a b) (~a ~b)

Bentuk normal dapat dibuat juga dengan hukum-hukum logika

Contoh Soal 3.3

Ubahlah ekspresi logika ~ (a b) (a b) ke dalam bentuk CNF

Jawab :
Contoh Soal 3.4

Ubahlah ekspresi logika a ~ (a ~ (b c)) ke dalam bentuk DNF

Jawab :
Latihan Soal 3.5

Tentukan bentuk DNF dan CNF dengan menggunakan tabel kebenaran dan hukum aljabar untuk
kalimat (a (~ b c)) c

Jawab :

Strategi Pembalikan
Pengertian

Strategi Pembalikan dilakukan dengan cara menyalahkan kesimpulan dari argumen,


yakni:

1. Menegasikan Kesimpulan, atau

2. Memberi Nilai F (false/salah).

Dengan Strategi Pembalikan akan ada perlawanan (opposite) dari kesimpulan yang tidak
cocok dengan premis-premis, atau tidak konsisten.

Contoh :

Terdapat argumen sebagai berikut :

o Jika Tono pergi kuliah, maka Tini juga pergi kuliah

o Jika Siska tidur, maka Tini pergi kuliah. Dengan demikian


o Jika Tono pergi kuliah, atau Siska tidur, maka Tini pergi kuliah.

o Pernyataan diatas menjadi variabel proporsional yaitu sebagai berikut :

o A = Tono pergi kuliah

o B = Tini pergi kuliah

o C = Siska tidur

Selanjutnya pernyataan diubah menjadi ekspresi logika :

o AB

o CB

o (A v C) B

menyusun ekspresi logika menjadi satu kesatuan. Untuk Argumen, cara menulis ekspresi
logikanya ada beberapa pilihan, yaitu :

o (A B) (C B) ((A v C) B)

o (A B) (C B) |= ((A v C) B)

Untuk membuat tabel kebenaran digunakan penulisan ke-1 agar lebih mudah. Jika
menggunakan strategi pembalikan.

o Kesimpulan diberi negasi (),

o Operator jika maka () diganti dengan operator dan (^).

Skema dari strategi pembalikan yaitu sebagai berikut :


M = AB

N = CB

O = (A B) (C B)

P = AvC

Q = (A v C) B

Q = (A v C) B

R = (A B) (C B) ((A v C) B)
Tabel Kebenaran

A B C M N O P Q Q R

T T T T T T T T F F

T T F T T T T T F F

T F T F F F T F T F

T F F F T F T F T F

F T T T T T T T F F

F T F T T T F T F F

F F T T F F T F T F

F F F T T T F T F F

Dapat dilihat bahwa nilai kesatuan ekspresi logika tersebut bernilai F. Atinya setelah
dilakukan pembalikan kesatuan ekspresi logika hasil yang didapat adalah F, sehingga
argumen diatas dapat dikatakan tidak valid. Jadi apabila kesatuan ekspresi logika tersebut
dikembalikan keasal maka nilainya bernilai T semua.

Penyederhanaan
HUKUM LOGIKA

1. Hukum Komutatif

pqqp

pqqp

2. Hukum Asosiatif

(p q) r p (q r)

(p q) r p (q r)
3. Hukum Distributif

p (q r) (p q) (p r)

p (q r) (p q) (p r)

4. Hukum Identitas

pTp

pFp

5. Hukum Ikatan / Dominasi

pFF

pTT

6. Hukum Negasi
p ~p F
p ~p T

7. Hukum Negasi Ganda / Involusi


~(~p) p

8. Hukum Idempotent
ppp
ppp

9. Hukum De Morgan
~(p q) ~p ~q
~(p q) ~p ~q

10. Hukum Penyerapan / Absorbsi


p (p q) p
p (p q) p

11. Negasi T dan F


~T F
~F T
PENYEDERHANAAN LOGIKA

Operasi penyederhanaan menggunakan hukum-hukum dasar logika.

Penyederhanaan ekspresi logika atau bentuk-bentuk logika ini dibuat


sesederhana mungkin dan sudah tidak dimungkinkan dimanipulasi lagi. Umumnya
bentuk yang paling sederhana mengandung 3 operator dasar atau operator alamiah,
yaitu: , , .

CONTOH SOAL

Sederhanakan bentuk, (p q) (p q r)

(p q) (p (q r)) : Tambah kurung

p (q (q r)) : Distributif

p ((q q) (q r)) : Distributif

p (T (q r)) : Tautologi

p (q r) : Identitas

CONTOH SOAL

Sederhanakan bentuk, ((A B) A) =T

(A B A) : De Morgan

((A A) B) : Komutatif

(T B) : Tautologi

F B : F 0 (hasilnya kontradiktif, tidak ekuivalen)

CONTOH SOAL

Sederhanakan bentuk, (pq) (qp)


(pq) (qp) : Ingat pq = pq

(pq) (pq) : Hk. Komutatif

((pq)p) ((pq)q) : Hk. Distributif

((pp)(pq)) ((pq) (qq)) : Hk. Distributif

(F(pq)) ((pq)F) : Hk. Kontradiksi

(pq) (pq) : Hk. Identitas

PETA KARNAUGH
Pengertian

Peta Karnaugh adalah penjelasan tentang fungsi tabel kebenaran boolean dalam bentuk
gambar. Salah satu tujuan dari peta karnaugh untuk menyederhanakan fungsi bollean
sampai lima variabel. Fungsi boolean dengan lebih dari lima variabel akan sulit
disederhanakan menggunakan metode ini.

Persamaan Boolean

Hukum-Hukum Aljabar memiliki dua bentuk Kanonik yaitu :

1. SOP (Sum of Product)

Bentuk kanonik ini adalah penjumlahan dari hasil kali, kombinasi nilai-nilai peubah yang
menghasilakan nilai fungsi sama dengan 1 adalah 001, 100, dan 111.

2. POS (Product of Sum)

POS yaitu Perkalian dari hasil jumlah, kombinasi nilai-nilai peubah yang menghasilkan nilai
fungsi sama dengan 0 adalah 000, 010, 011, 101, dan 110.

Cara Pengisian Data

Konversikan persamaan Boolean yang diketahui ke dalam bentuk persamaan SOP-nya


(Sum of Product). Gunakan Tabel Kebenaran sebagai alat bantu
Gambarlah Peta Karnaugh, dengan jumlah sel = 2n

Isi sel Peta Karnaugh sesuai dengan minterm pada tabel kebenaran.

Cover minterm-minterm bernilai 1 yang berdekatan,dengan aturan :

a) Hanya minterm berdekatan secara vertikal dan horizontal yang boleh dicover.

b) Jumlah minterm berdekeatan boleh dicover adalah : 2, 4, 8, 16, 32,

Buat Persamaan SOP baru sesuai dengan hasil peng-cover-an minterm.

Relasi-relasi dasar boole

A+1=1
A1=A
A+A=A
AA=A
A=1
A=0

Menyusun Peta Karnaugh


2 3 4
B B C

A A
A

Contoh Penggunaan Peta Karnaugh

Dua Variabel
Tiga Variabel

Empat Variabel

Jadi Peta Karnaugh memperlihatkan semua hasil kali fundamental yang dibutuhkan untuk
menghasilkan keluaran 1 bagi kondisi-kondisi masukan yang bersangkutan. Jika
dibandingkan dengan tabel kebenaran jauh lebih mudah menggunakan Peta Karnaugh
karna pada tabel kebenaran memperlihatkan keluaran bagi masing-masing kondisi
masukan.

Anda mungkin juga menyukai