Logika berkenaan dengan penalaran yang dinyatakan dengan pernyataan verbal.suatu diskusi
atau pembuktian yang bersifat matematik atau tidak, terdiri atas pernyataan- pernyataan yang
saling berelasi. Suatu penalaran disebut valid ( tepat, konsisten) jika kesimpulannya ditarik dari
premis-premis yang ada.
Premis adalah pernyataan-pernyataan, data, bukti atau dasar yang digunakan untuk menarik
suatu kesimpulan. Sehingga suatu premis dapat berupa aksioma, hipotesa, definisi atau
pernyataan yang sudah dibuktikan sebelumnya. Sedangkan yang dimaksud dengan argument
adalah kumpulan kalimat yang terdiri atas satu atau lebih premis yang mengandung bukti-bukti
(evidence) dan suatu ( satu ) konklusi. Konklusi ( kesimpulan ) adalah pernyataan yang
dihasilkan berdasarkan data yang terdapat dalam premis-premis.
Dengan demikian, logika menaruh perhatian pada penalaran validitas atau ketepatannya tanpa
memandang apakah premis-premis itu sesuai atau tidak sesuai dengan fakta-fakta. Logika tidak
menaruh perhatian pada kebenaran premis-premis, juga tidak pada ketentuan dengan mana
premis-premis itu diketahui.
Contoh Premis
Tentu saja ibu disini dalam arti biologis, sehingga ibu tidak mungkin laki-laki. Walaupun
pengambilan konklusi valid, tetapi konklusi yang diperoleh bukanlah suatu kebenaran. Konklusi
yang diperoleh tetaplah valid, dan tidak ada hubungannya dengan nilai kebenaran yang
terkandung didalamnya
Uraian diatas memperlihatkan bahwa logika menaruh perhatian pada validitas atau ketepatan
penalaran. Namun karena tujuan logika adalah memperoleh kebenaran baik kebenaran formal
(valid) maupun kebenaran material (benar), maka suatu argument atau penalaran disebut logis
jika ia valid dan benar
Nilai kebenaran yang terkandung didalam konklusi sendiri memang salah, dan kesalahannya
dapat dipahami dengan mempelajari nilai kebenaran premisnya. Premis 1, memang memiliki
nilai kebenaran yang salah bila diberikan counter Example premis 2, tetapi hal itu tidak menutup
kenyataan bahwa Premis 1 valid sebagai pernyataan, walaupun memiliki nilai kebenaran yang
salah. Karena itu, konklusi yang salah itu tetap dinyatakan valid. Pada kasus lain juga terlihat
perbedaan yang mendasar tentang ke-valid-an dan kebenaran
B. Validitas Pembuktian
1. Modus Ponens
Premis 1 :pq
Premis 2 :p
Konklusi :q
Cara membacanya : Apabila diketahui jika p maka q benar, dan p benar, disimpulkan q benar.
(Notasi : Ada yang menggunakan tanda untuk menyatakan konklusi, seperti p q, p q)
Argumentasi ini dikatakan sah kalau pernyataan implikasi merupakan tautologi. Tautologi
adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu benar untuk semua kemungkinan nilai kebenaran
daripernyataan-pernyataan komponennya.
2. Modus Tollens
Adalah metode penarikan kesimpulan apabila ada pernyataan " p -> q " dan diketahui " -q " maka
bisa ditarik kesimpulan "-p
Premis 1 :pq
Premis 2 :~q
Konklusi :~p
Contoh :
p q pq q (pq)q p ((p q) ^ ~ q ) ~ p
T T T F F F T
T F F T F F T
F T T F F T T
F F T F F T T
3. Silogisme Hipotesis
Penarikan kesimpulan seperti ini disebut kaidah silogisme . Skema argumenya dapat dinyatakan
sebagai berikut :
Premis 1 :pq
Premis 2 :qr
Konklusi :pr
Contoh kalimat:
p : Saya belajar.
q : Saya bisa mengerjakan soal.
r : Saya lulus ujian.
pq : Jika saya belajar maka saya akan bisa mengerjakan soal.
qr : Jika saya bisa mengerjakan soal maka saya lulus ujian.
kesimpulan (p r) : Jika saya belajar maka saya lulus ujian.
Tabel kebenaran silogisme hipotesis (p q) (q r) (p r).
4. Silogisme Disjungtif
Silogisme disjungtif adalah penarikan kesimpulan dimana jika diberikan dua pilihan "p" atau "q"
sedangkan "q" tidak dipilih maka kesimpulannya yang dipilih adalah "p".
CONTOH
Premis 1 : p q
Premis 2 : ~ q
Konklusi : p
Jika ada kemungkinan bahwa kedua pernyataan p dan q dapat sekaligus bernilai benar, maka
argumen di bawah ini tidak valid.
Contoh 1:
CONTOH :
Premis 1 : p q
Premis 2 : q
Konklusi : ~ p
Tetapi jika ada kemungkinan kedua pernyataan p dan q tidak sekaligus bernilai benar (disjungsi
eksklusif), maka sillogisma disjungtif di atas adalah valid.
Contoh 2:
Contoh kalimat:
pvq : Bulan ini saya akan mudik ke Yogyakarta atau pergi ke Bali.
-q : Bulan ini saya tidak pergi ke Bali.
kesimpulan(p) : Bulan ini saya mudik ke Yogyakarta.
5. konjungsi
Premis 1 :p
Premis 2 :q
Konklusi :p^q
CONTOH :
Contoh kalimat 1 :
6. Tambahan (Addition)
Premis 1 : p
Premis 2 : q
Konklusi : p q
Artinya : p benar, maka p q benar (tidak peduli nilai benar atau nilai salah yang
dimiliki q).
HUKUM-HUKUM LOGIKA
1. Hukum komutatif
pqqp
pqqp
2. Hukum asosiatif
(p q) r p (q r)
(p q) r p (q r)
3. Hukum distributif
p (q r) (p q) (p r)
p (q r) (p q) (p r)
4. Hukum identitas
pBp
pSp
5. Hukum ikatan
pSS
pBB
6. Hukum negasi
p ~p S
p ~p B
8. Hukum idempotent
ppp
ppp
9. Hukum De Morgan
~(p q) ~p ~q
~(p q) ~p ~q
Untuk membuat DNF dari suatu ekspresi logika yang dibuat dengan tabel kebenaran cukup
mudah, yakni hanya mengambil nilai-nilai T dari ekspresi logika tersebut
Untuk CNF sama saja, yakni mengambil nilai F dari tabel kebenaran dan membuatnya menjadi
full conjunctive normal form (FCNF), dengan catatan nilai variabel-variabel proposisionalnya
terbalik dari pasangan pada tabel kebenaran. T menjadi F dan F menjadi T
A1 A2 .. Ai . An
A1 A2 .. Ai . An
Jawab :
Tentukan bentuk DNF dan CNF dengan menggunakan tabel kebenaran dan hukum aljabar untuk
kalimat ~(a b) (a b)
Jawab :
Jawab :
Contoh Soal 3.4
Jawab :
Latihan Soal 3.5
Tentukan bentuk DNF dan CNF dengan menggunakan tabel kebenaran dan hukum aljabar untuk
kalimat (a (~ b c)) c
Jawab :
Strategi Pembalikan
Pengertian
Dengan Strategi Pembalikan akan ada perlawanan (opposite) dari kesimpulan yang tidak
cocok dengan premis-premis, atau tidak konsisten.
Contoh :
o C = Siska tidur
o AB
o CB
o (A v C) B
menyusun ekspresi logika menjadi satu kesatuan. Untuk Argumen, cara menulis ekspresi
logikanya ada beberapa pilihan, yaitu :
o (A B) (C B) ((A v C) B)
o (A B) (C B) |= ((A v C) B)
Untuk membuat tabel kebenaran digunakan penulisan ke-1 agar lebih mudah. Jika
menggunakan strategi pembalikan.
N = CB
O = (A B) (C B)
P = AvC
Q = (A v C) B
Q = (A v C) B
R = (A B) (C B) ((A v C) B)
Tabel Kebenaran
A B C M N O P Q Q R
T T T T T T T T F F
T T F T T T T T F F
T F T F F F T F T F
T F F F T F T F T F
F T T T T T T T F F
F T F T T T F T F F
F F T T F F T F T F
F F F T T T F T F F
Dapat dilihat bahwa nilai kesatuan ekspresi logika tersebut bernilai F. Atinya setelah
dilakukan pembalikan kesatuan ekspresi logika hasil yang didapat adalah F, sehingga
argumen diatas dapat dikatakan tidak valid. Jadi apabila kesatuan ekspresi logika tersebut
dikembalikan keasal maka nilainya bernilai T semua.
Penyederhanaan
HUKUM LOGIKA
1. Hukum Komutatif
pqqp
pqqp
2. Hukum Asosiatif
(p q) r p (q r)
(p q) r p (q r)
3. Hukum Distributif
p (q r) (p q) (p r)
p (q r) (p q) (p r)
4. Hukum Identitas
pTp
pFp
pFF
pTT
6. Hukum Negasi
p ~p F
p ~p T
8. Hukum Idempotent
ppp
ppp
9. Hukum De Morgan
~(p q) ~p ~q
~(p q) ~p ~q
CONTOH SOAL
Sederhanakan bentuk, (p q) (p q r)
p (q (q r)) : Distributif
p (T (q r)) : Tautologi
p (q r) : Identitas
CONTOH SOAL
(A B A) : De Morgan
((A A) B) : Komutatif
(T B) : Tautologi
CONTOH SOAL
PETA KARNAUGH
Pengertian
Peta Karnaugh adalah penjelasan tentang fungsi tabel kebenaran boolean dalam bentuk
gambar. Salah satu tujuan dari peta karnaugh untuk menyederhanakan fungsi bollean
sampai lima variabel. Fungsi boolean dengan lebih dari lima variabel akan sulit
disederhanakan menggunakan metode ini.
Persamaan Boolean
Bentuk kanonik ini adalah penjumlahan dari hasil kali, kombinasi nilai-nilai peubah yang
menghasilakan nilai fungsi sama dengan 1 adalah 001, 100, dan 111.
POS yaitu Perkalian dari hasil jumlah, kombinasi nilai-nilai peubah yang menghasilkan nilai
fungsi sama dengan 0 adalah 000, 010, 011, 101, dan 110.
Isi sel Peta Karnaugh sesuai dengan minterm pada tabel kebenaran.
a) Hanya minterm berdekatan secara vertikal dan horizontal yang boleh dicover.
A+1=1
A1=A
A+A=A
AA=A
A=1
A=0
A A
A
Dua Variabel
Tiga Variabel
Empat Variabel
Jadi Peta Karnaugh memperlihatkan semua hasil kali fundamental yang dibutuhkan untuk
menghasilkan keluaran 1 bagi kondisi-kondisi masukan yang bersangkutan. Jika
dibandingkan dengan tabel kebenaran jauh lebih mudah menggunakan Peta Karnaugh
karna pada tabel kebenaran memperlihatkan keluaran bagi masing-masing kondisi
masukan.