Anda di halaman 1dari 18

Kualitas Alat Penilaian

Indah Permata Lestari 5415162126


Maudi Agustiani 5415165363
M. Aditya Nugraha 5415162712
Macam-Macam Alat Penilaian

Validitas Reliabilitas Praktibilitas

Efektivitas Daya
Objektifitas
Option Pembeda

Indeks
Kesukaran
Validitas

 Menurut KBBI, Validitas diartikan sebagai


sifat benar, menurut bukti yang ada.
 Dengan demikian kata valid sering diartikan
dengan tepat, benar, sahih, absah dan
sehingga kata valid dapat diartikan dengan
ketepatan, kebenaran, kesahihan atau
keabsahan.
Jenis-jenis Validitas

1. Validitas Isi : Berkaitan dengan kesesuaian isi


suatu tes dengan materi pelajaran yang
diberikan.

Contoh : Penulisan soal untuk ujian tengah semester


mata kuliah hidrologi. Penulisan soal tersebut harus
sesuai dengan konsep materi yang terdapat pada
buku yang digunakan dalam belajar. Cara menulis
soal tersebut dilakukan dengan mengambil contoh
soal yang ada dalam buku.
2. Validitas Konstruk
Seberapa jauh tes mampu mengukur apa yang ingin
diukur sesuai dengan konsep yang telah ditetapkan.

Contoh : Ditetapkan bahwa indicator kompetensinya


adalah mampu membedakan tanah granular dan
tanah kohesif. Maka butir soal pada tes merupakan
perintah agar siswa mampu membedakan antara
tanah granular dan tanah kohesif.
3. Validitas Muka : Validitas yang menunjukan
apakah alat pengukur/instrument penelitian
dari segi rupanya nampak mengukur apa yang
ingin diukur.

Contoh : Jika alat ukur merupakan kuisioner,


maka item-item pertanyaan dalam kuisioner
harus dapat dipahami oleh sunjek penelitian
dengan benar.
4. Validitas Kriteria : Kesesuaian suatu instrument
dengan membandingkannya dengan instrument
pengukuran lainnya yang sudah valid dan reliabel
dengan cara mengkorelasikannya, bila korelasinya
signifikan makan instrument tersebut mempunyai
validitas kriteria.

Contoh : Tes ujian masuk perguruan tinggi untuk


memprediksi keberhasilan belajar mahasiswa.
RELIABILITAS
 Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya,
artinya beberapa kali seperangkat instrument atau alat penilaian
diujikan kepada subjek yang sama dalam kurun waktu yang berbeda
atau instrument yang parallel pada subjek dan waktu yang sama, akan
memberikan hasol yang tetap selama aspek yang diukur belum berubah.

Contoh:
suatu alat ukur diberikan kepada sekelompok peserta didik saat ini,
kemudian diberikan lagi kepada sekelompok peserta didik yang sama pada
saat yang akan datang, dan ternyata hasilnya sama atau mendekati sama,
maka dapat dikatakan alat ukur tersebut mempunyai tingkat reliabilitas
yang tinggi.
Untuk mengestimasi Reliabilitas suatu alat penilaian ada tiga cara yang paling banyak
digunakan, yaitu:
1. Tes Tunggal
01 Adalah tes yang terdiri dari satu perangkat (satu set) yang dikenakan terhadap
sekelompok subyek dalam satu kali pelaksanan.

Contoh :
Yaitu ketika guru memberikan soal UAS kepada siswa yang soal tesnya diberikan hanya
pada hari itu.

2. Tes Ulang
Adalah tes yang terdiri dari seperangkat tes yang dikenakan terhadap kelompok subyek
02 dua kali.

Contoh :
Yaitu ketika seorang guru memberikan pretest dan posttest dengan soal yang sama dan di
hari yang sama.
3. Tes Ekuivalen

Adalah tes yang terdiri dari dua perangkat dimana soal-soal


pada perangkat pertama ekuivalen dengan soal-soal pada
perangkat kedua.

Contoh :
Yaitu tes Ujian Berstandar Nasional, semua soal yang diujikan
sama seluruh Indonesia dengan jenjang yang sama
OBJEKTIVITAS

Sebuah tes hendaknya bersifat objektif, maksudnya


adalah hasil dari tes tersebut harus selalu sama meskipun
dikerjakan oleh orang yang berbeda atau memiliki bobot
yang sama.

 CONTOH :
Ketika siswa telah mengerjakan soal, penilaian hasil dari
guru pertama dan guru kedua harus sama.
Praktibilitas

Praktibilitas adalah sebuah tes dikatakan memiliki


praktibilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis,
mudah dilaksanakan, mudah dalam pemeriksaan dan juga
pemberian petunjuk yang jelas.

CONTOH :
 Siswa sedang mengikuti ujian pada pelajaran evaluasi
pembelajaran, kemudian siswa kesulitan mengerjakan soal
nomor 1 lalu dia mengerjakan soal secara acak yang
dianggap dia mudah untuk dikerjakan.
Indeks Kesukaran (difficult index)

Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat


kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang
(proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Satu soal tes
hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah.

A. Taraf kesukaran tes

𝐵
I=
𝑁

I =Indeks kesulitan untuk setiap butir soal


B =Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap
butir soal
N =Banyaknya yang memberikan jawaban pada soal
yang di maksudkan.
CONTOH :
Dosen memberikan 10 pertanyaan pilihan berganda denga komposisi 3 soal mudah , 4 soal
sedang , dan 3 soal sukar. Jika di lukiskan susunan soalnya adalah sebagai berikut :

No soal Abilitas yang Diukur Tingkat kesukaran soal

1 Pengetahuan Mudah
2 Aplikasi Sedang
3 Pemahaman Mudah
4 Analisis Sedang
5 Evaluasi Sukar
6 Sitesis Sukar
7 Pemahaman Mudah
8 Aplikasi Sedang
9 Analisis Sedang
10 Sitesis Sukar
Kemudian soal tersebut di berikan kepada 10 orang siswa dan tidak seorang pun yang tidak mengisi
seluruh pertanyaan tersebut. Setelah di periksa hasilnya adalah sebagai berikut.

No Banyakya Banyaknya siswa Indek Katego


soal siswa yang yang menjawab s ri soal
menjawab (B) B
(N) N
1 20 18 0,9 Mudah
2 20 12 0,6 Sedang
3 20 10 0,5 Mudah
4 20 20 1,0 Seang
5 20 6 0,3 Sukar
6 20 4 0,2 Sukar
7 20 16 0,8 Mudah
8 20 11 0,55 Sedang
9 20 17 0,85 Sedang
10 20 5 0,25 Sukar
Dari sebaran di atas ternyata ada tiga soal yang meleset, yakni soal
nomor 3 yang semula di proyeksikan kedalam kategori mudah, setelah
di coba ternyata termasuk kedalam kadegori sedang.demikian,juga soal
nomor 4 yang semula di proyeksikan sededang ternyata termasuk
kedalam kategori mudah . nomor 9 semula di kategorikan sedang
ternyata termasuk kedalam kategori mudah. Sedangkan tujuh soal yang
lainya sesuai dengan proyeksi semula atas dasar tersebut ketiga soal
diatas harus diperbaiki kembali.

Soal no : 3 dinaikan dalam kategori sedang.


Soal no : 4 diturunkan dalam kategori mudah.
Soal no : 9 di turunkan kedalam kategori mudah.
Daya Pembeda
Adalah bagaimana kemampuan soal itu untuk
membedakan siswa-siswa yang termasuk kelompok
pandai (upper group) dengan siswa-siswa yang
termasuk kelompok kurang (lower group).

Contoh : Tes penempatan IPA dan IPS pada


sebuah sekolah di SMA
EFEKTIVITAS OPTION

Alternatif jawaban atau kemungkinan jawaban yang harus


dipilih. Suatu option disebut efektif jika memenuhi
fungsinya/tujuan yang disajikan option tersebut tercapai.

CONTOH :
Disediakan sebuah soal pilihan ganda,dimana soal tersebut
berkaitan dengan bahan-bahan untuk membuat beton, maka
option atau plihan jawabannya harus berkaitan dengan bahan
adukan beton.

Anda mungkin juga menyukai