PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu tugas penting manajemen atau investor setelah akhir tahun adalah menganalisa laporan
keuangan perusahaan. Analisis ini didasarkan pada laporan keuangan yang sudah disusun. Sebaiknya
laporan keuangan itu adalah laporan yang diyakini kewajarannya. Kewajaran laporan keuangan diketahui
dari hasil pemeriksaan akuntan publik terhadap laporan keuangan perusahaan. Hasil laporan akuntan
biasanya menyajikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan tersebut.
Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil
sedangkan laporan keuangan adalah neraca, laba rugi, arus kas (dana). Jika analisis laporan keuangan
merupakan upaya mencari hubungan antara berbagai kas yang ada dalam laporan keuangan perusahaan,
maka dalam kegiatan ini kita perlu mengetahui teknik atau metodenya. Teknik dan metode ini sebenarnya
secara tradisional sudah implicit dalam proses akuntansi. Maka sebenarnya dengan menguasai benar
proses akuntansi secara otomatis, kita sudah mengetahui teknik tradisional dalam menganalisis laporan
keuangan. Namun dalam analisis laporan keuangan kita dapat mempelajari teknik yang lebih canggih dari
teknik tradisional.
Dalam makalah ini kami mengambil dua perusahaan besar (PT. Unilever tbk dan PT.Indofood
CBP Sumber Makmur tbk) sebagai bentuk pertimbangan atas laporan keuangan dan dapat memberikan
informasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan perusahaan khususnya manufaktur di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1)
2)
3)
4)
1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.
Dapat menjelaskan pentingnya analisis laporan keuangan dengan metode analisis perbandingan;
Untuk mengetahui kinerja perusahaan dalam mengelola bisnis;
Dapat mengetahui kesalahan dalam laporan keuangan;
Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan-perusahaan manufaktur;
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan terdiri dari dua kata yaitu Analisis dan Laporan Keuangan. Untuk
mejelaskan pengertian kata ini, kita dapat menjelaskannya dari arti masing-masing kata. Kata analisis
adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan
keuangan adalah Neraca, Laba/Rugi, dan Arus Kas (Dana). Kalau kedua pengertian ini digabungkan,
analisis laporan keuangan berarti:
Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik
antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan
lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. . Sofyan Syafri
Harahap (2011:227)
Pengertian lain tentang Analisis Laporan Keuangan ini diberikan oleh penulis lain di bawah ini:
Menurut Bernstein (1983:3)Analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik
analitis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan ituukuran-ukuran dan
hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan.
Foster (1986:58) mengemukakan pengertian analisis laporan keuangan sebagai berikut:
mempelajari hubungan-hubungan di dalam suatu set laporan keuangan pada suatu saat tertentu dan
kecenderungan-kecenderungan dari hubungan ini sepanjang waktu.
Helfert (1982): dalam kata pendahuluannya, walaupun tidak merupakan definisi eksplisit tetapi
terkandung makna bahwa Analisis Laporan keuangan: merupakan alat yang digunakan dalam memahami
masalah dan peluang yang terdapat dalam laporan keuangan. Helfert dalam bukunya ini menekankan
bahwa analisis laporan keuangan pada arus dana dalam suatu sistem bisnis. Dari gambaran arus dana ini
dia melihat prestasi perusahaan, proyeksi, optimalisasi modal, dan sumber dana perusahaan.
Dari sudut lain tujuan analisis Laporan keuangan menurut Bernstein (1983)adalah sebagai berikut:
1) Screening
Analisis dilakukan dengan melihat secara analitis lapran keuangan dengan tujuan untuk
memilih kemungkinan investasi atau merger.
2) Forcasting
Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan
datang.
3) Diagnosis
Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi
baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain.
4) Evaluation
Analisis dimaksudkan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi, dan lainlain.
Ada beberapa tujuan dan manfaat menurut Kasmir (2012:68) bagi berbagai pihak dengan adanya
analisis laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan
adalah:
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban,
modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode;
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan;
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki;
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan kedepan yang
berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini;
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen kedepan apakah perlu penyegaran atau tidak
karena sudah dianggap berhasil atau gagal;
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka
capai.
2.3 Bentuk-Bentuk Dan Teknik Analisis
Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan teknik analisis yang tepat.
Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat adalah agar laporan keuangan tersebut dapat
memberikan hasil yang maksimal. Selain itu, para pengguna hasil analisis tersebut dapat dengan mudah
untuk menginterpretasikannya.
Dalam melakukan analisis laporan keuangan teknik perbandingan ini, kita dapat
membandingkannya dengan angka-angka laporan keuangan tahun lalu, angka laporan keuangan
perusahaan sejenis, rasio rata-rat industry, dan rasio normatife sebagai standar perbandingan (yardstick).
Perbandingan antar pos laporan keuangan dapat dilakukan melalui:
1) Perbandingan dalam dua atau beberapa tahun (horizontal), misalnya laporan keuangan tahun 2010,
dibandingkan dengan laporan keuangan tahun 2011.
2) Perbandingan dengan perusahaan yang dianggap terbaik.
3) Perbandingan dengan angka-angka standar industry yang berlaku (Industrial Norm). di Indonesia
standar ini belum ada, tetapi di USA beberapa perusahaan mengkhususkan diri mensupply
informasi rasio ini misalnya Moodys, Standard & Poor dan lain-lain.
4) Perbandingan dengan budget (anggaran).
5) Perbandingan dengan bagian, divisi, atau seksi yang ada dalam suatu perusahaan.
Dalam upaya perbandingan ini kita harus memiliki standar sebagai ukuran lain yang dijadikan
untuk membandingkan laporan yang kita miliki. Tanpa standar pembanding itu kita tidak akan dapat
menilai keadaan atau posisi perusahaan yang dinilai.
Dalam melakukan perbandingan ini perlu diyakinkan bahwa:
1. Standar penyusunan laporan keuangan harus sama.
2. Size dari perusahaan yang dibandingkan harus diperhatikan bukan berarti harus sama.
3. Periode laporan yang dibandingkan harus sama khususnya untuk laporan laba rugi dan
komponennya. Jangan sampai laporan Laba/Rugi satu tahun dibandingkan dengan laporan
Laba/Rugi satu semester.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP atau Perseroan) merupakan produsen makanan
dalam kemasan yang mapan dan terkemuka dengan berbagai pilihan produk makanan seharihari bagi
konsumen disegala usia. Banyak di antara merek produknya merupakan merek terkemuka yang telah
melekat di hati masyarakat Indonesia, serta memperoleh kepercayaan dan loyalitas jutaan konsumen di
Indonesia selama bertahuntahun.
ICBP berdiri sebagai entitas terpisah di bulan September 2009 serta tercatat di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 7 Oktober 2010. ICBP didirikan melalui restrukturisasi internal dari Grup
Produk Konsumen Bermerek (CBP) PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood), perusahaan induk
ICBP yang sahamnya tercatat di BEI sejak tahun 1994. Melalui proses restrukturisasi internal, seluruh
kegiatan usaha Grup CBP dari Indofood, yang meliputi mi instan, dairy, penyedap makanan, makanan
ringan, nutrisi dan makanan khusus, serta biskuit (sebelumnya tergabung dalam Grup Bogasari), dialihkan
ke ICBP.
Setelah pencatatan saham ICBP, Indofood tetap menjadi pemegang saham mayoritas ICBP dengan
kepemilikan saham sekitar 80%. Oleh karenanya, ICBP tetap memiliki sinergi dengan perusahaan
perusahaan Grup Indofood lainnya dalam menjaga keunggulan kompetitifnya.
ASET
Aset Lancar
Kas dan setara kas
Piutang Usaha :
Pihak Ketiga
Pihak Berelasi
Uang muka dan piutang lain-lain :
Pihak Ketiga
Pihak Berelasi
Persediaan
Pajak dibayar dimuka
Beban dibayar dimuka
Jumlah Aset Lancar
Aset Tidak Lancar
Aset Tetap
Good Will
Aset tak berwujud
Beban pensiun dibayar dimuka
Aset lain-lain
Jumlah Aset Tidak Lancar
Jumlah Aset
2011
2010
336.143
317.759
18.384
1.877.699
198.384
1.445.450
122.088
^
^
432.249
76.296
107.249
4.948
1.812.821
48.127
60.848
4.446.219
182.773
2.322
1.574.060
51.533
52.145
3.748.130
75.524
2.626
238.761
3.406
8.703
5.314.311
61.925
584.152
4.148.778
61.925
646.356
45.696
50.377
4.953.132
8.701.262
^ 1.165.533
75.705
6.036.093
10.482.312
Selisih
^
^
V
v
v
^
62.204
45.696
25.328
LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Pinjaman jangak pendek
Utang usaha :
Pihak Ketiga
Pihak Berelasi
Utang pajak
Akrual
Utang lain-lain
Pihak Ketiga
Pihak Berelasi
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas Jangka Panjang
Liabilitas pajak tangguhan
Kewajiban imbalan kerja
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
Jumlah Liabilitas
699.160
190.000
509.160
2.158.530
451.630
451.630
2.158.530
1.612.672
208.778
208.921
1.612.672
^
^
^
^
545.858
242.852
71.809
747.429
447.175
232.966
6.474.594
555.057
171.538
4.402.940
70.930
255.851
326.781
6.801.375
49.939
199.530
249.469
4.652.409
76.300
76.300
15.227
15.227
Entitas pengendali
80.773
80.773
15.260
15.260
3.489.008
107.882
61.428
^
^
20.991
56.321
3.857.859
368.851
3.676.568
4.045.419
368.851
4.369
3.434
935
3.680.937
4.048.853
367.916
10.482.312
8.701.262
^ 1.781.050
EKUITAS
Modal Saham
(Modal dasar, seluruhnyaditempatkan dan disetor
penuh: 7.630.000.000 lembarsaham biasa dengan nilai
nominal Rp 10 (nilai penuh)perlembar saham)
Agio Saham
Selisih nilai transaksi restrukturisasi
2010
Penjualan Bersih
23.469.218
-11.462.805
Laba Bruto
19.690.23
9
Selisih
^
3.778.979
1.977.531
12.006.513
-9.485.274
10.204.96
5
1.801.448
- 5.243.477
-4.523.283
720.194
- 1.307.526
-1.139.057
168.469
769
318
451
112.762
112.762
-831
-10.768
9.937
33189
36.395
3.206
-26500
-22.803
3.697
5.574.799
4.545.767
1.410.495
1.161.119
249.376
4.164.304
3.384.648
779.656
4.164.304
3.384.648
779.656
4.163.369
3.386.970
776.399
935
-2.322
3.257
4.164.340
3.384.648
546
444
102
Penghasilan bunga
Beban bunga
^ 1.029.032
2011
2010
Selisih
25.200.151
21.263.743
3.936.408
-16.842.494
-14.903.716
1.938.778
-834.310
-849.176
14.866
-20.076
-26.642
6.566
-740.521
-643.432
97.089
6.762.750
4.840.777
1.921.973
26.701
37.145
10.444
-26.500
-29.927
3.427
3.398
4.127
729
-1.304.473
-1.232.933
71.540
5.461.876
3.619.189
1.842.687
-1.600.786
-1.238.520
362.266
-91.438
-73.872
17.566
83.407
2.368
81.039
175.679
175.679
-1.433.138
-1.310.024
123.114
699.160
190.000
509.160
-190.000
190.000
-4.519.907
-3.037.461
1.482.446
-4.010.747
-2.847.461
1.163.286
17.991
-538.296
393
-2.267
317.759
858.322
336.143
317.759
ANALISIS
Kas dan setara kas
Kas dan setara kas naik Rp. 18.384.000.000 dari tahun 2010 sebesar Rp. 317.759.000.000 ke
tahun 2011 sebesar Rp. 336.143.000.000, disebabkan karena tingkat penjualan meningkat.
Piutang Usaha
Piutang usaha ini meningkat mengikuti petumbuhan penjualan. Piutang usaha ini terdiri dari
piutang kepada pihak ketiga dan kepada pihak yang berelasi.
Uang muka dan piutang lain-lain
Pada pos ini sebagian besar berasal dari sewa gudang Mega Distribution Centre (MCD) Cikarang,
yang diperuntukan untuk tempat menyimpan barang jadi sebelum didistibusikan ke distributor.
Persediaan
Persediaan ini meningkat dari tahun 2010 ke tahun 2011 sebesar Rp. 238.761.000.000, yang
didalamnya termasuk peningkatan penyisihan produk tidak laris dan asuransi bencana pada setiap
lokasi persediaan.
Pajak dibayar dimuka
Penurunan pajak dibayar dimuka ini disebabkan oleh penerimaan pembayaran lebih pajak entitas
anak sebesar Rp. 5 Milyar
Beban dibayar dimuka
Beban dibayar dimuka naik sebesar Rp. 8.703.000.000 dari tahun 2010 sebesar Rp.
52.145.000.00 ke tahun 2011 sebesar Rp. 60.848.000.000.
Aset tetap
Kenaikan asset tetap sebesar Rp. 1.165.533.000.000 ini dikarenakan adanya pembelian aset tetap
baru sebesar Rp. 1.600.786.000.000
Good Will
Good will tidak mengalami perubahan karena pada tahun 2011 sesuai dengan PSAK 22 (revisi
2010) good will tidak lagi diamortisasi.
Aset tak berwujud
Aset tak berwujud ini berupa merek dagang dan lisensi perangkat lunak. Perubahan aset tak
berwujud pada tahun 2011 adalah disebabkan adanya biaya lisensi SAP, pelepasan merek dagang
Taro pada nilai buku bersih 62,9 Milyar, serta penghapus bukuan salah satu lisensi perangkat
lunak dengan nilai buku bersih 8,4 Milyar.
Beban pensiun dibayar dimuka
Pada tahun 2011 tidak ada aktivitas ini.
Aset lain-lain
Kenaikan aset lain-lain ini disebabkan terutama oleh adanya peningkatan uang jaminan jangka
panjang serta sewa dibayar dimuka jangka panjang.
Pinjaman jangka pendek
Pinjaman jangka pendek meningkat disebabkan adanya pinjaman jangka pendek yang baru
sebesar Rp. 699.160.000.000.
Utang usaha
Utang usaha meningkat baik kepada pihak yang ketiga sebesar Rp. 545.858.000.000 juga kepada
pihak yang berelasi sebesar Rp. 71.809.000.000
Utang Pajak
Utang pajak meningkat pada tahun 2011 karena adanya pajak yang di tangguhkan
pembayarannya.
Utang lain-lain
Utang lain-lain meningkat baik kepada pihak ketiga sebesar Rp. 107.882.000.000 dan kepada
pihak yang berelasi sebesar Rp. 61.428.000.000.
Liabilitas pajak tangguhan
Meningkat disebabkan adanya pempayaran pajak yang ditangguhkan.
Kewajiban imbalan kerja
Kewajiban imbalan kerja meningkat akibat adanya perubahan asumsi pada perhitungan kewajiban
imbalan pension.
Ekuitas
Ekuitas mengalami penurunan sebesar 368 Milyar dari sebelumnya 4,1 Triliun pada tahun 2010
menjadi 3,7 Triliun pada tahun 2011, dikarenakan adanya kenaikan pembayaran deviden interim
kepada para pemegang saham.
Penjualan Bersih
Penjualan bersih meningkat dari sebelumnya 1,9 Triliun pada tahun 2010 menjadi 2,3 Triliun pada
tahun 2011, dikarenakan kenaikan jumlah penjualan produk foods & beverages sebesar 25,7 %
dan produk home&personal care 17,0 %
Harga Pokok Penjualan
HPP ini tentunya akan mengikuti peningkatan penjualan bersih.
Laba
Laba ini meningkat sejalan dengan tingkat penjualan bersih yang naik sebesar 3,7 Triliun.
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Arus kas dari aktivitas operasi ini meningkat 1,8 Triliun diakibatkan adanya kenaikan penerimaan
dari pelanggan sebesar 3,9 Triliun. Arus kas keluar disebabkan kenaikan pembayaran kepada
pemasok sebesar 1,9 Triliun.
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Arus kas dari aktivitas investasi meningkat dikarenakan adanya pembelian aset tetap 362 Milyar
dan adanya pelepasan brand dan aset tetap Taro.
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Arus kas dari aktivitas pendanaan meningkat dikarenakan adanya peningkatan pembayaran
deviden kepada para pemegang saham 1,4 Triliun.
2.8.2
2010
Selisih
4.420.644
3.407.687
^ 1.012.957
17.280
19.360
638.191
488.044
150.147
1.622.138
1.466.055
156.083
Pihak ketiga
64.845
34.625
30.220
Pihak berelasi
53.228
37.525
15.703
1.629.883
1.422.466
207.417
114.452
116.954
2.502
210
28
182
19.440
25.091
5.651
8.580.311
7.017.835
110.168
96.790
22.378
83.201
8.948
74.253
2.590.036
2.304.588
285.448
57.960
40.596
17.364
Good will
1.424.030
1.424.030
2.198.433
2.331.671
133.238
169.718
136.855
32.863
6.642.546
15.222.85
7
6.343.478
299.068
13.361.313
417.851
405.362
12.489
210.744
94.863
115.881
Pihak ketiga
966.691
807.382
159.309
Pihak berelasi
307.376
326.670
19.294
Pihak ketiga
97.056
102.907
5.851
Pihak berelasi
58.265
73.434
15.169
698.077
621.832
76.245
Utang pajak
226.251
257.411
31.160
ASET
Aset Lancar
Kas dan setara kas
Investasi jangka pendek
2.080
Piutang usaha
Pihak ketiga
Pihak berelasi
Piutang bukan usaha
Persediaan-neto
Uang muka dan jaminan
^ 1.562.476
^ 1.861.544
LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Utang usaha
Liabilitas proforma
Utang jangka panjang yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun
Utang bank
8.500
8.500
6.259
2.839
3.420
2.988.540
2.701.200
111.932
4.958
106.974
33.575
9.819
23.750
563.433
598.820
35.387
815.604
684.335
131.269
1.524.544
1.297.932
^ 226.612
TOTAL LIABILITAS
4.513.084
3.999.132
^ 513.952
^ 287.340
EKUITAS
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada pemilik
Entitas Induk
Modal saham
nilai nominal Rp100 per saham
pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Rp1.000 pada tanggal 1 Januari 2010
31 Desember 2009)
Modal dasar
7.500.000.000 saham pada tanggal 31
Desember 2011 dan 2010
(750.000.000 saham pada tanggal
1 Januari 2010-31 Desember 2009)
Agio saham
Selisih nilai transaksi restrukturisasi
antara
Entitas sepengendali
Selisih atas perubahan ekuitas entitas
anak
Selisih kurs atas penjabaran laporan
keuangan
583.095
583.095
5.969.721
5.969.721
15.748
15.748
4.704
6.130
-216
20
v
v
1.426
236
Saldo laba
Telah ditentukan penggunaannya
Belum ditentukan penggunaannya
Sub total
Kepentingan nonpengendali
TOTAL EKUITAS
5.000
5.000
3.638.786
2.344.832
1.293.954
10.216.838
8.919.546
1.297.292
492.935
10.709.77
442.635
9.362.181
^
50.300
^ 1.347.592
3
15.222.85
7
13.361.313
^ 1.861.544
2010
Selisih
PENJUALAN NETO
19.367.115
17.960.120
1.407.035
14.335.896
12.976.664
1.359.232
5.031.259
4.983.456
47.803
-1.798.508
-1.818.705
-20.197
dan administrasi
-592.140
-528.268
63.872
126.762
122.234
4.528
-158.625
-216.427
57.802
-747
-10.513
9.766
2.608.001
1.531.777
1.076.224
Pendapatan keuangan
183.453
70.906
112.547
Beban keuangan
-46.544
-83.541
36.997
2.744.910
2.519.142
225.768
-736.287
-734.012
-2.275
57.742
67.099
-9.357
-678.545
-666.913
-11.632
2.066.365
1.852.229
214.136
-24.320
24.320
1.827.909
238.456
LABA BRUTO
Beban penjualan
dan distribusi
Beban umum
2.066.365
(2.080)
8.943
-11.023
(236)
20
-256
(2.316)
8.963
-11.279
2.064.049
1.836.875
227.174
1.975.345
91.020
2.066.365
1.704.047
123.862
1.827.909
271.298
-32.842
238.456
1.973.683
90.366
2.064.049
1.710.197
126.675
1.836.872
263.486
-36.309
227.177
339
344
-5
2010
Selisih
19.060.925
17.453.973
1.606.952
-11.996.292
-10.797.551
-1.198.741
-2.895.559
-2.658.272
-237.287
-1.301.679
-1.242.048
-59.631
2.867.395
2.756.102
111.293
183.453
57.592
125.861
-819.597
-509.750
-309.847
-42.038
-91.369
49.331
Penerimaan/(pembayaran)lainnya-neto
-14.786
39.467
-54.253
3.980
5.642
-1.662
-476.807
-352.569
-124.238
-298.010
298.010
-547.827
-644.937
97.110
85.000
38.653
46.347
Pembayaran pajak-neto
-75.000
-75.000
111.320
111.320
-676.391
-144.355
-532.036
-40.066
-39.265
-801
-13.458
-36.379
22.921
-9.789
-4.020
-5.769
-5.000
-1.083.203
1.078.203
6.086.340
-6.086.340
298.010
-298.010
-4.117.254
4.117.254
-548384
998527
-1546911
1078216
2605632
-1527416
Aset
Total aset pada tahun 2011 meningkat hingga mencapai 15,22 Triliun, ini disebabkan adanya
peningkatan kas dan setara kas, piutang dan persedian karena naiknya harga.
Liabilitas
Peningkatan liabilitas disini terutama disebabkan adanya kenaikan pada trust receipts yang
digunakan untuk mengimpor bahan baku, serta adanya pinjaman jangka panjang kepada bank.
Ekuitas
Total ekuitas ini meningkat, dan sangat dipengaruhi oleh adanya peningkatan laba bersih.
Penjualan Neto
Penjualan meningkat di tahun 2011 dan hampir merata di seluruh divisi, Divisi MI Intan
meningkat sebesar 7,5%, Divisi Dairy naik 5,9% yang terdiri dari susu kental manis, susu cair, dan
eskrim, Divisi Penyedap Makanan naik 22,3% terutama untuk penjualan saus sambal dan recipe
mixes, Divisi Makanan Ringan naik 19,7%, serta Divisi Nutrisi dan Makanan Khusus naik 1,1%
yang didorong oleh peningkatan penjualan bubur dan biscuit bayi.
Laba Bruto
Laba bruto meningkat sebanding dengan peningkatan penjualan.
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan Safri. 2011. Analisis kritis atas laporan keuangan. Jakarta: Rajawali pers.
Kasmir.2012. Analisis laporan keuangan. Jakarta:Rajawali pers.
http://www.slideshare.net/manajemenkeuangan10/analisa-perbandingan
https://datakata.wordpress.com/2013/12/05/analisis-laporan-keuangan-dengan-metode-perbandingan-diperusahaan-manufaktur/