Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu tugas penting manajemen atau investor setelah akhir tahun adalah menganalisa laporan
keuangan perusahaan. Analisis ini didasarkan pada laporan keuangan yang sudah disusun. Sebaiknya
laporan keuangan itu adalah laporan yang diyakini kewajarannya. Kewajaran laporan keuangan diketahui
dari hasil pemeriksaan akuntan publik terhadap laporan keuangan perusahaan. Hasil laporan akuntan
biasanya menyajikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan tersebut.
Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil
sedangkan laporan keuangan adalah neraca, laba rugi, arus kas (dana). Jika analisis laporan keuangan
merupakan upaya mencari hubungan antara berbagai kas yang ada dalam laporan keuangan perusahaan,
maka dalam kegiatan ini kita perlu mengetahui teknik atau metodenya. Teknik dan metode ini sebenarnya
secara tradisional sudah implicit dalam proses akuntansi. Maka sebenarnya dengan menguasai benar
proses akuntansi secara otomatis, kita sudah mengetahui teknik tradisional dalam menganalisis laporan
keuangan. Namun dalam analisis laporan keuangan kita dapat mempelajari teknik yang lebih canggih dari
teknik tradisional.
Dalam makalah ini kami mengambil dua perusahaan besar (PT. Unilever tbk dan PT.Indofood
CBP Sumber Makmur tbk) sebagai bentuk pertimbangan atas laporan keuangan dan dapat memberikan
informasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan perusahaan khususnya manufaktur di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1)
2)
3)
4)

Apa itu analisis laporan keuangan?


Apakah terdapat tujuan mendasar dari analisis laporan keuangan?
Bagaimana cara menganalisis laporan keuangan?
Apa itu analisis laporan keuangan dengan metode perbandingan dan bagaimana cara
menganalisisnya?

1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.

Dapat menjelaskan pentingnya analisis laporan keuangan dengan metode analisis perbandingan;
Untuk mengetahui kinerja perusahaan dalam mengelola bisnis;
Dapat mengetahui kesalahan dalam laporan keuangan;
Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan-perusahaan manufaktur;

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis Laporan Keuangan terdiri dari dua kata yaitu Analisis dan Laporan Keuangan. Untuk
mejelaskan pengertian kata ini, kita dapat menjelaskannya dari arti masing-masing kata. Kata analisis
adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan
keuangan adalah Neraca, Laba/Rugi, dan Arus Kas (Dana). Kalau kedua pengertian ini digabungkan,
analisis laporan keuangan berarti:
Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik
antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan
lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. . Sofyan Syafri
Harahap (2011:227)
Pengertian lain tentang Analisis Laporan Keuangan ini diberikan oleh penulis lain di bawah ini:
Menurut Bernstein (1983:3)Analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik
analitis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan ituukuran-ukuran dan
hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan.
Foster (1986:58) mengemukakan pengertian analisis laporan keuangan sebagai berikut:
mempelajari hubungan-hubungan di dalam suatu set laporan keuangan pada suatu saat tertentu dan
kecenderungan-kecenderungan dari hubungan ini sepanjang waktu.
Helfert (1982): dalam kata pendahuluannya, walaupun tidak merupakan definisi eksplisit tetapi
terkandung makna bahwa Analisis Laporan keuangan: merupakan alat yang digunakan dalam memahami
masalah dan peluang yang terdapat dalam laporan keuangan. Helfert dalam bukunya ini menekankan
bahwa analisis laporan keuangan pada arus dana dalam suatu sistem bisnis. Dari gambaran arus dana ini
dia melihat prestasi perusahaan, proyeksi, optimalisasi modal, dan sumber dana perusahaan.

2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan


Analisis laporan keuangan yang dilakukan dimaksudkan untuk menambah informasi yang ada
dalam suatu laporan keuangan. Secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat
dikemukakan sebagai berikut:
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan
keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan
keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu
laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun
kaitannyadengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori
yang terdapat di laporan seperti untuk prediksi, peningkatan (rating).
6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan
lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan
keuangan juga antara lain:
a) Dapat menilai prestasi perusahaan.
b) Dapat memproyeksi laporan keuangan.
c) Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu:
Posisi keuangan (Aset, Neraca, dan Modal).
Hasil usaha perusahaan (Hasil dan Biaya).
Likuiditas
Solvabilitas
Aktivitas
Rentabilitas atau profitabilitas
Indicator Pasar Modal
d) Menilai perkembangan dari waktu ke waktu
e) Melihat komposisi struktur keuangan, arus dana.
7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut criteria tertentu yang sudah dikenal
dalam dunia bisnis.
8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya
atau dengan standar industry normal atau standar ideal.
9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialamai perusahaan, baik posisi keuangan,
hasil usaha, struktur keuangan dan sebagainya.
10. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan
datang. Sofyan Syafrii Harahap (2011:195)

Dari sudut lain tujuan analisis Laporan keuangan menurut Bernstein (1983)adalah sebagai berikut:
1) Screening
Analisis dilakukan dengan melihat secara analitis lapran keuangan dengan tujuan untuk
memilih kemungkinan investasi atau merger.
2) Forcasting
Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan
datang.
3) Diagnosis
Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi
baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain.
4) Evaluation
Analisis dimaksudkan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi, dan lainlain.
Ada beberapa tujuan dan manfaat menurut Kasmir (2012:68) bagi berbagai pihak dengan adanya
analisis laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan
adalah:
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban,
modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode;
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan;
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki;
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan kedepan yang
berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini;
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen kedepan apakah perlu penyegaran atau tidak
karena sudah dianggap berhasil atau gagal;
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka
capai.
2.3 Bentuk-Bentuk Dan Teknik Analisis
Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan teknik analisis yang tepat.
Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat adalah agar laporan keuangan tersebut dapat
memberikan hasil yang maksimal. Selain itu, para pengguna hasil analisis tersebut dapat dengan mudah
untuk menginterpretasikannya.

Sebelum melakukan analisis laporan keuangan, diperlukan langkah-langkah atau prosedur


tertentu. Langkah atau prosedur ini diperlukan agar urutan proses analisis mudah untuk dilakukan.Adapun
langkah atau prosedur yang dilakukan dalama analisis keuangan adalah:
1) Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan selengkap mungkin, baik
untuk satu periode maupun beberapa periode;
2) Melakukan pengukuran-pengukuran atau perhitungan-perhitungan dengan rumus-rumus tertentu,
sesuai dengan standar yang biasa digubakan secara cermat dan teliti, sehingga hasil yang
diperoleh benar-benara tepat;
3) Melakukan perhitungan dengan memasukan angka-angkayang ada dalam laporan keuangan secara
cermat;
4) Memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang telah dibuat;
5) Membuat tentang posisi keuangan perusahaan;
6) Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil analisa tersebut;
Dalam praktiknya, terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai,
yaitu sebagai berikut:
A. Analisa Vertikal
Analisa vertikal merupakan analisa yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan
keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang
diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak dikuetahui perkembangan dari period eke
periode tidak diketahui.
B. Analisis Horizontal
Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan
keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan
dari periode-periode yang lain.
Kemudian disamping meode yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan, terdapat
beberapa jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)

Analisis perbandingan antara laporan keuangan;


Analisis trend;
Analisis persentase perkomponen;
Analisis sumber dan penggunaan dana;
Analisis sumber dan penggunaan kas;
Analisis rasio;
Analisis kredit;
Analisis laba kotor;
Analisis titik pulang pokok atau titik impas (break even point).

2.4 Kelemahan Analisis Laporan Keuangan


Kelemahan analisis laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap (2011: 203) dijelaskan
sebagai berikut:
a) Analisis laporan keuangan didasarkan pada laporan keuangan, oleh karenanya kelemahan laporan
keuangan harus selalu diingat agar kesimpulan dari analisis itu tidak salah.
b) Objek analisis laporan keuangan hanya laporan keuangan. Untuk menilai suatu laporan keuangan
tidak cukup hanya dari angka-angka laporan keuangan. Kita juga harus melihat aspek lainnya
seperti tujuan perusahaan, situasi ekonomi, situasi industry, gaya manajemen, budaya perusahaan,
dan budaya masyarakat.
c) Objek analisis adalah data historis yang menggambarkan masa lalu dan kondisi ini bisa berbeda
dengan kondisi masa depan.
d) Jika kita melakukan perbandingan dengan perusahaan lain maka perlu dilihat beberapa perbedaan
prinsip yang bisa menjadi penyebab perbedaan angka misalnya:
Prinsip Akuntansi;
Ukuran Perusahaan;
Jenis Industri;
Periode Laporan;
Laporan Individual atau Laporan Konsolidasi;
Jenis perusahaan aspek profit mitive atau non profit motive.
Laporan keuangan hasil konsolidasi atau hasil konversi mata uang asing perlu mendapat
perhatian tersendiri karena perbedaan bisa saja timbul karena masalah kurs konversi atau
metode konsolidasi.
2.5 Analisis Perbandingan
Analisis perbandingan adalah teknik analisis laporan keuangan yang dilakukan dengan cara
menyajikan laporan keuangan secara horizontal dan membandingkan antara satu dengan yang lain,
dengan menunjukkan informasi keuangan atau data lainnya baik dalam rupiah atau dalam unit. Teknik
perbandingan ini juga dapat menunjukkan kenaikan dan penurunan dalam rupiah atau unit dan juga dalam
persentase atau perbandingan dalam bentuk angka perbandingan atau rasio. Sofyan Syafri Harahap
(2011:227)
Tujuan analisis perbandingan ini adalah untuk mengetahui perubahan-perubahan berupa kenaikan
atau penurunan pos-pos laporan keuangan atau data lainnya dalam dua atau lebih periode yang
dibandingkan.
Perbandingan dapat juga dilakukan antara laporan yang sudah dikonversikan ke angka indeks atau
laporan bentuk common size bentuk awam. Malah metode ini lebih mudah dan lebih sederhana
menafsirkannya disbanding laporan aslinya.

Dalam melakukan analisis laporan keuangan teknik perbandingan ini, kita dapat
membandingkannya dengan angka-angka laporan keuangan tahun lalu, angka laporan keuangan
perusahaan sejenis, rasio rata-rat industry, dan rasio normatife sebagai standar perbandingan (yardstick).
Perbandingan antar pos laporan keuangan dapat dilakukan melalui:
1) Perbandingan dalam dua atau beberapa tahun (horizontal), misalnya laporan keuangan tahun 2010,
dibandingkan dengan laporan keuangan tahun 2011.
2) Perbandingan dengan perusahaan yang dianggap terbaik.
3) Perbandingan dengan angka-angka standar industry yang berlaku (Industrial Norm). di Indonesia
standar ini belum ada, tetapi di USA beberapa perusahaan mengkhususkan diri mensupply
informasi rasio ini misalnya Moodys, Standard & Poor dan lain-lain.
4) Perbandingan dengan budget (anggaran).
5) Perbandingan dengan bagian, divisi, atau seksi yang ada dalam suatu perusahaan.

Dalam upaya perbandingan ini kita harus memiliki standar sebagai ukuran lain yang dijadikan
untuk membandingkan laporan yang kita miliki. Tanpa standar pembanding itu kita tidak akan dapat
menilai keadaan atau posisi perusahaan yang dinilai.
Dalam melakukan perbandingan ini perlu diyakinkan bahwa:
1. Standar penyusunan laporan keuangan harus sama.
2. Size dari perusahaan yang dibandingkan harus diperhatikan bukan berarti harus sama.
3. Periode laporan yang dibandingkan harus sama khususnya untuk laporan laba rugi dan
komponennya. Jangan sampai laporan Laba/Rugi satu tahun dibandingkan dengan laporan
Laba/Rugi satu semester.

2.6 Sekilas Profil Perusahaan

PT Unilever Indonesia tbk


PT Unilever Indonesia Tbk merupakan salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Goods
(FMCG) terkemuka di Indonesia yang berdiri pada 5 Desember 1933. Rangkaian produk Perseroan
mencakup produk Home & Personal Care serta Foods & Ice Cream ditandai dengan brand-brand
terpercaya dan ternama di dunia, antara lain Walls, Lifebuoy, Vaseline, Pepsodent, Lux, Ponds, Sunlight,
Rinso, Blue Band, Royco, Dove, Rexona, Clear, dan lain-lain.

PT Indofood CBP Sukses Makmur tbk

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP atau Perseroan) merupakan produsen makanan
dalam kemasan yang mapan dan terkemuka dengan berbagai pilihan produk makanan seharihari bagi
konsumen disegala usia. Banyak di antara merek produknya merupakan merek terkemuka yang telah
melekat di hati masyarakat Indonesia, serta memperoleh kepercayaan dan loyalitas jutaan konsumen di
Indonesia selama bertahuntahun.
ICBP berdiri sebagai entitas terpisah di bulan September 2009 serta tercatat di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 7 Oktober 2010. ICBP didirikan melalui restrukturisasi internal dari Grup
Produk Konsumen Bermerek (CBP) PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood), perusahaan induk
ICBP yang sahamnya tercatat di BEI sejak tahun 1994. Melalui proses restrukturisasi internal, seluruh
kegiatan usaha Grup CBP dari Indofood, yang meliputi mi instan, dairy, penyedap makanan, makanan
ringan, nutrisi dan makanan khusus, serta biskuit (sebelumnya tergabung dalam Grup Bogasari), dialihkan
ke ICBP.
Setelah pencatatan saham ICBP, Indofood tetap menjadi pemegang saham mayoritas ICBP dengan
kepemilikan saham sekitar 80%. Oleh karenanya, ICBP tetap memiliki sinergi dengan perusahaan
perusahaan Grup Indofood lainnya dalam menjaga keunggulan kompetitifnya.

2.7 Ikhtisar Data Keuangan Penting dan Ikhtisar Saham

Unilever Indonesia Tbk


Tabel dibawah ini adalah ikhtisar data keuangan penting dari perseroan untuk lima tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2007, 2008, 2009, 2010, dan 2011 dikutip dari laporan keuangan
berdasarkan konsolidasian perseroan yang diaudit.

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

2.8 Analisis Perbandingan (Neraca, Laba Rugi, dan Arus Kas)


2.8.1 Unilever IndonesiaTbk

PT Unilever Indonesia Tbk dan Entitas Anak


Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
31 Desember 2011 dan 2010
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

ASET
Aset Lancar
Kas dan setara kas
Piutang Usaha :
Pihak Ketiga
Pihak Berelasi
Uang muka dan piutang lain-lain :
Pihak Ketiga
Pihak Berelasi
Persediaan
Pajak dibayar dimuka
Beban dibayar dimuka
Jumlah Aset Lancar
Aset Tidak Lancar
Aset Tetap
Good Will
Aset tak berwujud
Beban pensiun dibayar dimuka
Aset lain-lain
Jumlah Aset Tidak Lancar
Jumlah Aset

2011

2010

336.143

317.759

18.384

1.877.699
198.384

1.445.450
122.088

^
^

432.249
76.296

107.249
4.948
1.812.821
48.127
60.848
4.446.219

182.773
2.322
1.574.060
51.533
52.145
3.748.130

75.524
2.626
238.761
3.406
8.703

5.314.311
61.925
584.152

4.148.778
61.925
646.356
45.696
50.377
4.953.132
8.701.262

^ 1.165.533

75.705
6.036.093
10.482.312

Selisih

^
^
V

v
v
^

62.204
45.696
25.328

LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Pinjaman jangak pendek
Utang usaha :
Pihak Ketiga
Pihak Berelasi
Utang pajak
Akrual
Utang lain-lain
Pihak Ketiga
Pihak Berelasi
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas Jangka Panjang
Liabilitas pajak tangguhan
Kewajiban imbalan kerja
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
Jumlah Liabilitas

699.160

190.000

509.160

2.158.530
451.630
451.630
2.158.530

1.612.672
208.778
208.921
1.612.672

^
^
^
^

545.858
242.852
71.809
747.429

447.175
232.966
6.474.594

555.057
171.538
4.402.940

70.930
255.851
326.781
6.801.375

49.939
199.530
249.469
4.652.409

76.300

76.300

15.227

15.227

Entitas pengendali

80.773

80.773

Saldo laba yang dicadangkan

15.260

15.260

3.489.008

107.882
61.428

^
^

20.991
56.321

3.857.859

368.851

3.676.568

4.045.419

368.851

4.369

3.434

935

3.680.937

4.048.853

367.916

10.482.312

8.701.262

^ 1.781.050

EKUITAS
Modal Saham
(Modal dasar, seluruhnyaditempatkan dan disetor
penuh: 7.630.000.000 lembarsaham biasa dengan nilai
nominal Rp 10 (nilai penuh)perlembar saham)

Agio Saham
Selisih nilai transaksi restrukturisasi

Saldo laba yang belum dicadangkan


Ekuitas pemilik yang didistribusikan kepada
Pemilik entitas induk
Kepentingan non pengendali
Jumlah Ekuitas
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas

PT Unilever Indonesia Tbk dan Entitas Anak


Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada 31 Desember 2011 dan 2010
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2011

2010

Penjualan Bersih

23.469.218

Harga Pokok Penjualan

-11.462.805

Laba Bruto

19.690.23
9

Selisih
^

3.778.979

1.977.531

12.006.513

-9.485.274
10.204.96
5

1.801.448

Beban Pemasaran dan Penjualan

- 5.243.477

-4.523.283

720.194

Beban umum dan administrasi

- 1.307.526

-1.139.057

168.469

769

318

451

112.762

Keuntungan pelepasan aset tetap


Keuntungan pelepasan aset tak berwujud

112.762

Kerugian selisih kurs, bersih

-831

-10.768

9.937

33189

36.395

3.206

-26500

-22.803

3.697

Laba Sebelum Pajak Penghasilan

5.574.799

4.545.767

Beban Pajak Penghasilan

1.410.495

1.161.119

249.376

Laba Tahun Berjalan

4.164.304

3.384.648

779.656

4.164.304

3.384.648

779.656

4.163.369

3.386.970

776.399

935

-2.322

3.257

4.164.340

3.384.648

546

444

102

Penghasilan bunga
Beban bunga

^ 1.029.032

Pendapatan/Beban komprehensif lain setelah pajak


Jumlah Pendapatan Komprehensif Tahun Berjalan
Laba/Jumlah pendapatan yang dapat diatribusikan kepada :
Pemilik entitas induk
Kepentingan non pengendali

Laba per saham


(dinyatakan dalam nilai penuh rupiah persaham)
\

PT Unilever Indonesia Tbk dan Entitas Anak


Laporan Arus Kas Konsolidasian
Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada 31 Desember 2011 dan 2010
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2011

2010

Selisih

25.200.151

21.263.743

3.936.408

-16.842.494

-14.903.716

1.938.778

-834.310

-849.176

14.866

-20.076

-26.642

6.566

-740.521

-643.432

97.089

6.762.750

4.840.777

1.921.973

26.701

37.145

10.444

-26.500

-29.927

3.427

3.398

4.127

729

-1.304.473

-1.232.933

71.540

5.461.876

3.619.189

1.842.687

-1.600.786

-1.238.520

362.266

-91.438

-73.872

17.566

83.407

2.368

81.039

175.679

Arus Kas dari Aktivitas Operasi


Penerimaan dari pelanggan
Pembayaran kepada pemasok
Pembayaran remunerasi direksi dan karyawan
Pembayaran imbalan kerja
Pembayaran untuk beban jasa dan royalti
Kas yang dihasilkan dari operasi
Penerimaan dari pendapatan bunga
Pembayaran bunga
Pelunasan pinjaman karyawan
Pembayaran pajak penghasilan badan
Arus Kas bersih yang diperoleh dari Aktivitas Operasi
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Pembelian aset tetap
Pembelian aset tak berwujud
Hasil penjualan aset tetap
Hasil penjualan aset tak berwujud
Arus Kas bersih digunakan untuk Aktivitas
Investasi

175.679
-1.433.138

-1.310.024

123.114

Penerimaan pinjaman jangka pendek

699.160

190.000

509.160

Pembayaran pinjaman jangka pendek

-190.000

190.000

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Pembayaran deviden kepada pemegang saham

-4.519.907

-3.037.461

1.482.446

Arus Kas bersih yang digunakan untuk Aktivitas Pendanaan

-4.010.747

-2.847.461

1.163.286

Kenaikan/(penurunan) bersih kas dan setara kas

17.991

-538.296

Dampak perubahan kurs terhadap kas dan setara kas

393

-2.267

Kas dan setara kas pada awal tahun

317.759

858.322

Kas dan setara kas pada akhir tahun

336.143

317.759

ANALISIS
Kas dan setara kas
Kas dan setara kas naik Rp. 18.384.000.000 dari tahun 2010 sebesar Rp. 317.759.000.000 ke
tahun 2011 sebesar Rp. 336.143.000.000, disebabkan karena tingkat penjualan meningkat.
Piutang Usaha
Piutang usaha ini meningkat mengikuti petumbuhan penjualan. Piutang usaha ini terdiri dari
piutang kepada pihak ketiga dan kepada pihak yang berelasi.
Uang muka dan piutang lain-lain
Pada pos ini sebagian besar berasal dari sewa gudang Mega Distribution Centre (MCD) Cikarang,
yang diperuntukan untuk tempat menyimpan barang jadi sebelum didistibusikan ke distributor.
Persediaan
Persediaan ini meningkat dari tahun 2010 ke tahun 2011 sebesar Rp. 238.761.000.000, yang
didalamnya termasuk peningkatan penyisihan produk tidak laris dan asuransi bencana pada setiap
lokasi persediaan.
Pajak dibayar dimuka
Penurunan pajak dibayar dimuka ini disebabkan oleh penerimaan pembayaran lebih pajak entitas
anak sebesar Rp. 5 Milyar
Beban dibayar dimuka
Beban dibayar dimuka naik sebesar Rp. 8.703.000.000 dari tahun 2010 sebesar Rp.
52.145.000.00 ke tahun 2011 sebesar Rp. 60.848.000.000.
Aset tetap
Kenaikan asset tetap sebesar Rp. 1.165.533.000.000 ini dikarenakan adanya pembelian aset tetap
baru sebesar Rp. 1.600.786.000.000
Good Will
Good will tidak mengalami perubahan karena pada tahun 2011 sesuai dengan PSAK 22 (revisi
2010) good will tidak lagi diamortisasi.
Aset tak berwujud
Aset tak berwujud ini berupa merek dagang dan lisensi perangkat lunak. Perubahan aset tak
berwujud pada tahun 2011 adalah disebabkan adanya biaya lisensi SAP, pelepasan merek dagang
Taro pada nilai buku bersih 62,9 Milyar, serta penghapus bukuan salah satu lisensi perangkat
lunak dengan nilai buku bersih 8,4 Milyar.
Beban pensiun dibayar dimuka
Pada tahun 2011 tidak ada aktivitas ini.
Aset lain-lain
Kenaikan aset lain-lain ini disebabkan terutama oleh adanya peningkatan uang jaminan jangka
panjang serta sewa dibayar dimuka jangka panjang.
Pinjaman jangka pendek
Pinjaman jangka pendek meningkat disebabkan adanya pinjaman jangka pendek yang baru
sebesar Rp. 699.160.000.000.

Utang usaha
Utang usaha meningkat baik kepada pihak yang ketiga sebesar Rp. 545.858.000.000 juga kepada
pihak yang berelasi sebesar Rp. 71.809.000.000
Utang Pajak
Utang pajak meningkat pada tahun 2011 karena adanya pajak yang di tangguhkan
pembayarannya.
Utang lain-lain
Utang lain-lain meningkat baik kepada pihak ketiga sebesar Rp. 107.882.000.000 dan kepada
pihak yang berelasi sebesar Rp. 61.428.000.000.
Liabilitas pajak tangguhan
Meningkat disebabkan adanya pempayaran pajak yang ditangguhkan.
Kewajiban imbalan kerja
Kewajiban imbalan kerja meningkat akibat adanya perubahan asumsi pada perhitungan kewajiban
imbalan pension.
Ekuitas
Ekuitas mengalami penurunan sebesar 368 Milyar dari sebelumnya 4,1 Triliun pada tahun 2010
menjadi 3,7 Triliun pada tahun 2011, dikarenakan adanya kenaikan pembayaran deviden interim
kepada para pemegang saham.
Penjualan Bersih
Penjualan bersih meningkat dari sebelumnya 1,9 Triliun pada tahun 2010 menjadi 2,3 Triliun pada
tahun 2011, dikarenakan kenaikan jumlah penjualan produk foods & beverages sebesar 25,7 %
dan produk home&personal care 17,0 %
Harga Pokok Penjualan
HPP ini tentunya akan mengikuti peningkatan penjualan bersih.
Laba
Laba ini meningkat sejalan dengan tingkat penjualan bersih yang naik sebesar 3,7 Triliun.
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Arus kas dari aktivitas operasi ini meningkat 1,8 Triliun diakibatkan adanya kenaikan penerimaan
dari pelanggan sebesar 3,9 Triliun. Arus kas keluar disebabkan kenaikan pembayaran kepada
pemasok sebesar 1,9 Triliun.
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Arus kas dari aktivitas investasi meningkat dikarenakan adanya pembelian aset tetap 362 Milyar
dan adanya pelepasan brand dan aset tetap Taro.
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Arus kas dari aktivitas pendanaan meningkat dikarenakan adanya peningkatan pembayaran
deviden kepada para pemegang saham 1,4 Triliun.

2.8.2

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk


PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009
(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2011

2010

Selisih

4.420.644

3.407.687

^ 1.012.957

17.280

19.360

638.191

488.044

150.147

1.622.138

1.466.055

156.083

Pihak ketiga

64.845

34.625

30.220

Pihak berelasi

53.228

37.525

15.703

1.629.883

1.422.466

207.417

114.452

116.954

2.502

Pajak dibayar dimuka

210

28

182

Biaya dibayar dimuka

19.440

25.091

5.651

8.580.311

7.017.835

110.168

96.790

22.378

83.201

8.948

74.253

2.590.036

2.304.588

285.448

57.960

40.596

17.364

Good will

1.424.030

1.424.030

Aset tidak berwujud

2.198.433

2.331.671

133.238

169.718

136.855

32.863

6.642.546
15.222.85
7

6.343.478

299.068

13.361.313

Utang bank jangka pendek dan cerukan

417.851

405.362

12.489

Utang trust receipts

210.744

94.863

115.881

Pihak ketiga

966.691

807.382

159.309

Pihak berelasi

307.376

326.670

19.294

Pihak ketiga

97.056

102.907

5.851

Pihak berelasi

58.265

73.434

15.169

Beban masih harus dibayar

698.077

621.832

76.245

Utang pajak

226.251

257.411

31.160

ASET
Aset Lancar
Kas dan setara kas
Investasi jangka pendek

2.080

Piutang usaha
Pihak ketiga
Pihak berelasi
Piutang bukan usaha

Persediaan-neto
Uang muka dan jaminan

Total Aset Lancar

^ 1.562.476

Aset Tidak Lancar


Aset pajak tangguhan
Penyertaan jangka panjang
Aset tetap
Beban yang ditangguhkan

Aset tidak berwujud lainnya


Total Aset Tidak Lancar
TOTAL ASET

^ 1.861.544

LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek

Utang usaha

Utang bukan usaha

Liabilitas proforma
Utang jangka panjang yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun
Utang bank

8.500

8.500

6.259

2.839

3.420

2.988.540

2.701.200

111.932

4.958

106.974

33.575

9.819

23.750

Liabilitas pajak tangguhan-neto

563.433

598.820

35.387

Liabilitas imbalan kerja karyawan

815.604

684.335

131.269

Total Liabilitas Jangka Panjang

1.524.544

1.297.932

^ 226.612

TOTAL LIABILITAS

4.513.084

3.999.132

^ 513.952

Utang pembelian aset tetap

^ 287.340

Total Liabilitas Jangka Pendek


Liabilitas Jangka Panjang
Utang jangka panjang setelah dikurangi
beban yang jatuh tempo dalam waktu 1
thn
Utang bank
Utang pembelian aset tetap

EKUITAS
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada pemilik
Entitas Induk
Modal saham
nilai nominal Rp100 per saham
pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Rp1.000 pada tanggal 1 Januari 2010
31 Desember 2009)

Modal dasar
7.500.000.000 saham pada tanggal 31
Desember 2011 dan 2010
(750.000.000 saham pada tanggal
1 Januari 2010-31 Desember 2009)

Modal ditempatkan dan disetor penuh


5.830.954.000 pada tanggal
31 Desember 2011 dan 2010
(466.476.178 saham pada tanggal
1 Januari 2010 31 Desember 2009)

Agio saham
Selisih nilai transaksi restrukturisasi
antara
Entitas sepengendali
Selisih atas perubahan ekuitas entitas
anak
Selisih kurs atas penjabaran laporan
keuangan

583.095

583.095

5.969.721

5.969.721

15.748

15.748

4.704

6.130

-216

20

v
v

1.426
236

Saldo laba
Telah ditentukan penggunaannya
Belum ditentukan penggunaannya
Sub total
Kepentingan nonpengendali
TOTAL EKUITAS

5.000

5.000

3.638.786

2.344.832

1.293.954

10.216.838

8.919.546

1.297.292

492.935
10.709.77

442.635
9.362.181

^
50.300
^ 1.347.592

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS

3
15.222.85
7

13.361.313

^ 1.861.544

PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk DAN ENTITAS ANAK


LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2011

2010

Selisih

PENJUALAN NETO

19.367.115

17.960.120

1.407.035

BEBAN POKOK PENJUALAN

14.335.896

12.976.664

1.359.232

5.031.259

4.983.456

47.803

-1.798.508

-1.818.705

-20.197

dan administrasi

-592.140

-528.268

63.872

Pendapatan operasi lain

126.762

122.234

4.528

-158.625

-216.427

57.802

-747

-10.513

9.766

2.608.001

1.531.777

1.076.224

Pendapatan keuangan

183.453

70.906

112.547

Beban keuangan

-46.544

-83.541

36.997

2.744.910

2.519.142

225.768

-736.287

-734.012

-2.275

57.742

67.099

-9.357

-678.545

-666.913

-11.632

2.066.365

1.852.229

214.136

-24.320

24.320

1.827.909

238.456

LABA BRUTO
Beban penjualan
dan distribusi
Beban umum

Beban operasi lain


Bagian atas rugi neto entitas asosiasi
LABA USAHA

LABA SEBELUM MANFAAT/(BEBAN)


PAJAK PENGHASILAN
MANFAAT/(BEBAN) PAJAK
PENGHASILAN
Kini
Tangguhan
Beban Pajak Penghasilan-Neto
LABA SEBELUM
PENYESUAIAN PROFORMA
PENYESUAIAN PROFORMA
LABA TAHUN BERJALAN

2.066.365

Pendapatan komprehensif lain


Laba/(rugi) yang belum terealisasi dari aset
keuangan tersedia untuk dijual

(2.080)

8.943

-11.023

(236)

20

-256

(2.316)

8.963

-11.279

2.064.049

1.836.875

227.174

Laba tahun berjalan yang dapat


diatribusikan kepada :
Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali
Total

1.975.345
91.020
2.066.365

1.704.047
123.862
1.827.909

271.298
-32.842
238.456

Total laba komprehensif yang dapat


diatribusikan kepada :
Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali
Total

1.973.683
90.366
2.064.049

1.710.197
126.675
1.836.872

263.486
-36.309
227.177

339

344

-5

Selisih kurs atas penjabaran laporan keuangan


Entitas Anak asing
Pendapatan komprehensif lain
TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
:

LABA PER SAHAM DASAR YANG DAPAT


DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS
INDUK :

PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk DAN ENTITAS ANAK


LAPORAN ARUS KAS KOMPREHENSIF KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2011

2010

Selisih

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI


Penerimaan kas dari pelanggan

19.060.925

17.453.973

1.606.952

-11.996.292

-10.797.551

-1.198.741

Pembayaran untuk beban produksi dan usaha

-2.895.559

-2.658.272

-237.287

Pembayaran kepada karyawan

-1.301.679

-1.242.048

-59.631

Kas yang diperoleh dari operasi

2.867.395

2.756.102

111.293

Penerimaan penghasilan bunga

183.453

57.592

125.861

-819.597

-509.750

-309.847

Pembayaran beban bunga

-42.038

-91.369

49.331

Penerimaan/(pembayaran)lainnya-neto

-14.786

39.467

-54.253

3.980

5.642

-1.662

-476.807

-352.569

-124.238

-298.010

298.010

-547.827

-644.937

97.110

85.000

38.653

46.347

Pembayaran kas kepada pemasok

Pembayaran pajak-neto

Kas Neto yang Diperoleh dari Aktivitas


INVESTASI
Penerimaan dari penjualan aset tetap
Penambahan aset tetap
Pembayaran investasi pada entitas asosiasi

-75.000

Pembayaran investasi pada entitas Tahap III


Kas Neto yang Digunakan Untuk Aktivitas
Investasi

-75.000

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN


Penerimaan dari utang bank jangka pendek
Penerimaan dari utang bank jangka panjang
Pembayaran dividen kas

111.320

111.320

-676.391

-144.355

-532.036

-40.066

-39.265

-801

Pembayaran utang bank jangka panjang

-13.458

-36.379

22.921

Pembayaran utang pembelian aset tetap

-9.789

-4.020

-5.769

-5.000

-1.083.203

1.078.203

Pembayaran dividen kas oleh Entitas Anak


kepada kepentingan nonpengendalian

Pembayaran utang bank jangka pendek


Penerimaan dari penawaran umum perdana
saham
neto setelah dikurangi biaya penerbitan

6.086.340

-6.086.340

Penerimaan utang pemegang saham

298.010

-298.010

Pembayaran utang pemegang saham

-4.117.254

4.117.254

Kas Neto yang Diperoleh dari/ (Digunakan untuk)


Aktivitas Pendanaan

-548384

998527

-1546911

KENAIKAN NETO KAS DAN SETARA KAS

1078216

2605632

-1527416

Aset
Total aset pada tahun 2011 meningkat hingga mencapai 15,22 Triliun, ini disebabkan adanya
peningkatan kas dan setara kas, piutang dan persedian karena naiknya harga.
Liabilitas
Peningkatan liabilitas disini terutama disebabkan adanya kenaikan pada trust receipts yang
digunakan untuk mengimpor bahan baku, serta adanya pinjaman jangka panjang kepada bank.
Ekuitas
Total ekuitas ini meningkat, dan sangat dipengaruhi oleh adanya peningkatan laba bersih.
Penjualan Neto
Penjualan meningkat di tahun 2011 dan hampir merata di seluruh divisi, Divisi MI Intan
meningkat sebesar 7,5%, Divisi Dairy naik 5,9% yang terdiri dari susu kental manis, susu cair, dan
eskrim, Divisi Penyedap Makanan naik 22,3% terutama untuk penjualan saus sambal dan recipe
mixes, Divisi Makanan Ringan naik 19,7%, serta Divisi Nutrisi dan Makanan Khusus naik 1,1%
yang didorong oleh peningkatan penjualan bubur dan biscuit bayi.
Laba Bruto
Laba bruto meningkat sebanding dengan peningkatan penjualan.

DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan Safri. 2011. Analisis kritis atas laporan keuangan. Jakarta: Rajawali pers.
Kasmir.2012. Analisis laporan keuangan. Jakarta:Rajawali pers.
http://www.slideshare.net/manajemenkeuangan10/analisa-perbandingan
https://datakata.wordpress.com/2013/12/05/analisis-laporan-keuangan-dengan-metode-perbandingan-diperusahaan-manufaktur/

Anda mungkin juga menyukai