Kelompok 8
Disusun oleh :
A. Pengertian Mudharabah
Kerja sama dalam menggerakkan antara pemilik modal dan seseorang adalah bagi
hasil, yang dilandasi oleh rasa tolong menolong. Sebab ada orang yang mempunyai
modal, tetapi tidak mempunyai keahlian dalam menjalankan roda perusahaan. Ada juga
orang yang mempunyai modal dan keahlian, tetapi tidak mempunyai waktu. Sebaliknya
ada orang yang mempunyai keahlian dan waktu, tetapi tidak mempunyai modal.
Dengan demikian, apabila ada kerja sama dalam menggerakkan roda perekonomian,
maka kedua belah pihak akan mendapatkan keuntungan modal dan skill (keahlian)
dipadukan menjadi satu. Mudharabah adalah akad yang telah dikenal oleh umat muslim
sejak zaman nabi, bahkan telah dipraktekkan oleh bangsa Arab sebelum turunnya
Islam. Ketika Nabi Muhammad SAW berprofesi sebagai pedagang, ia melakukan akad
mudharabah dengan Khadijah. Dengan demikian, ditinjau dari segi hukum Islam, maka
praktek mudharabah ini diperbolehkan, baik menurut Al-Qur’an, Sunnah maupun
Ijma’. 1
Dalam praktik mudharabah antara Khadijah dengan Muhammad, saat itu
Khadijah mempercayakan barang dagangannya untuk dijual oleh Nabi Muhammad
SAW ke luar negeri. Dalam kasus ini, Khadijah berperan sebagai pemilik modal
(Shahib al-maal) sedangkan Nabi Muhammad SAW berperan sebagai pelaksana usaha
(mudharib). Sistem pembiayaan mudharabah adalah kontrak antara dua pihak dimana
satu pihak berperan sebagai shahib al-maal dan mempercayakan sejumlah modalnya
untuk dikelola oleh mudharib sesuai dengan rukun dan syarat. Istilah mudharabah
adalah bahasa yang digunakan oleh penduduk Irak, sedangkan penduduk Hijaz
menyebut mudharabah dengan istilah mudharabah atau qiradh, sehingga dalam
perkembangan lebih lanjut mudharabah dan qiradh juga mengacu pada makna yang
sama. Secara istilahi mudharabah adalah menyerahkan modal kepada orang yang
berniaga sehingga ia mendapatkan prosentase keuntungan. 2
1
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Hidaya Karya Agung, 1990), hal. 182.
2
Adib Bisri dan Munawwir, Al-Bisri Kamus Arab – Indonesia Indonesia –Arab, Surabaya : Pustaka
Progressif, 1999, hal. 432.
Definisi mudharabah menurut Sayyid Sabiq adalah :
“Akad antara dua pihak dimana salah satu pihak mengeluarkan sejumlah uang
(sebagai modal) kepada lainnya untuk diperdagangkan. Laba dibagi sesuai
dengan kesepakatan”.
Adapun definisi mudharabah menurut Wahbah Az-Zuhaili adalah :
“Akad didalamnya pemilik modal memberikan modal (harta) pada ‘amil
(pengelola) untuk mengelolanya, dan keuntungannya menjadi milik bersama
sesuai dengan apa yang mereka sepakati. Sedangkan, kerugiannya hanya
menjadi tanggungan pemilik modal saja, ‘amil tidak menanggung kerugian apa
pun kecuali usaha dan kerjanya saja”.
Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian mudharabah yaitu
akad yang dilakukan oleh shahibul mal dengan mudharib untuk usaha tertentu dengan
pembagian keuntungan sesuai kesepakatan. Keuntungan yang dituangkan dalam
kontrak ditentukan dalam bentuk nisbah. Jika usaha yang dijalankan mengalami
kerugian, maka kerugian itu ditanggung oleh shahibul mal sepanjang kerugian itu
bukan akibat kelalaian mudharib. Namun jika kerugian itu diakibatkan karena kelalaian
mudharib, maka mudharib harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
فَا َذا قُضيت الص َّٰلوةُ فَا ْنتَشرُوْ ا فى ااْل َرْ ض وا ْبتَ ُغوْ ا م ْن فَضْ ل هّٰللا.....
ِ ِ ِ َ ِ ِ ِ ِ َِ ِ
ْس َعلَ ْي ُك ْم ُجنَا ٌح اَ ْن تَ ْبتَ ُغوْ ا فَضْ اًل ِّم ْن َّربِّ ُك ْم
َ لَي.....
Artinya : Bukanlah suatu dosa bagimu mencari karunia (rezki hasil perniagaan)
dari Tuhanmu. (QS. Al-Baqarah : 198)
3
Mudharabah Dalam Fiqih Dan
Mahmudatus Sa’diyah dan Meuthiya Athifa Arifin ,
Perbankan Syari’ah, Equilibrium, Vol. 1, No. 2, Desember 2013, hal. 307.
4
Fenty Rohana Alfiyanti, Analisis Terhadap Implementasi Pembiayan Mudharabah Menurut Fatwa
DSN-MUI NO : 07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Mudharabah (Qiradh) (Studi Kasus di KSU
Syariah Al-Akhsan Desa Kuryokalangan Kecamatan Gabus Kabupaten Pati, Skripsi, (UIN Walisongo
Semarang, 2016), hal. 25.
5
Ibid,
2. Hadits
Rasulullah SAW bersabda :
(Dari Saleh bin Suhaib r.a, bahwa Rasulullah SAW bersabda : Tiga hal
didalamnya terdapat keberkatan yaitu jual beli secara tangguh, muqaradhah
(mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah
bukan untuk dijual. ( HR Ibnu Majah ).
الzzع المzzد المطلب اذا دفzzاس بن عبzzكان سيدنا العب: روى ابن عباس رضي هللا عنهما انه قال
ة ذاتzzه دابzz بzترىzzا واليشzzه واديzzمضربة اشترط على صاحبه ان اليسلك به بحرا والينزل ب
كبد رطبة فان فعل ذلك ضمن فبلغ شرطة رسول هللا صلى هللا عليه وسلم فاجازه
ةً أَ ْنzضَ ارَ َ ااًل ُمقzاهُ َمzَ هللا عنه أَنَّهُ َكانَ يَ ْشت َِرطُ َعلَى اَل َّرج ُِل إِ َذا أَ ْعطzَام رضي ٍ َوع َْن َح ِك ِيم ْب ِن ِحز
ْيئًاzإِ ْن فَ َع ْلتَ َشzَيل ف ْ َ ِه فِي بzِطبَ ٍة َواَل تَحْ ِملَهُ فِي بَحْ ر ٍ َواَل تَ ْن ِز َل ب
ٍ zط ِن َم ِس ْ اَل تَجْ َع َل َمالِي فِي َكبِ ٍد َر
ِدzzْك فِي اَ ْل ُم َوطَّأِ ع َْن اَ ْل َعاَل ِء ب ِْن َعب
ٌ zzِال َمالzzَ َ َوق. يّ ِطنْ ُ َّدا َرقzzالِي َر َواهُ اَلzz ِم ْنتَ َمzzض َ zzِِم ْن َذل
َ َدzzَك فَق
وzَ zُا َوهzzرِّ ْب َح بَ ْينَهُ َمzzانَ َعلَى أَ َّن اَلzzال لِع ُْث َمz َ z دِّه أَنَّهُ َع ِمzهَ ع َْن َجzاَلرَّحْ َم ِن ْب ِن يَ ْعقُوب ع َْن أَبِي
ٍ zل فِي َمz
ُ َ َو ِر َجالُهُ ثِق,ِ ص ِحي ٌح
ات ٌ َُموْ ق
َ وف
Dari Hakim Ibnu Hizam bahwa disyaratkan bagi seseorang yang memberikan
modal sebagai qiradl, yaitu: Jangan menggunakan modalku untuk barang yang
bernyawa, jangan membawanya ke laut, dan jangan membawanya di tengah air
yang mengalir. Jika engkau melakukan salah satu di antaranya, maka engkaulah
yang menanggung modalku. Riwayat Daruquthni dengan perawi-perawi yang
dapat dipercaya. Malik berkata dalam kitabnya al-Muwattho’, dari Ala’ Ibnu
Abdurrahman Ibnu Ya’qub, dari ayahnya, dari kakeknya: Bahwa ia pernah
menjalankan modal Utsman dengan keuntungan dibagi dua.
(Hadits mauquf shahih)
3. Ijma
Dalil ijma’ adalah apa yang diriwayatkan oleh jamaah dari para sahabat
mereka memberikan harta anak yatim untuk dilakukan mudharabah atasnya, dan
tidak ada seorang pun yang mengingkarinya oleh karena itu, dianggap sebagai
ijma’Ibnu Taimiyah menetapkan landasan hukum mudharabah dengan ijma’ yang
berlandaskan pada nash. Mudharabah sudah terkenal di kalangan bangsa Arab
jahiliah, terlebih di kalangan suku Quraisy. Mayoritas orang Arab bergelut di
bidang perdagangan. Para pemilik modal memberikan modal mereka kepada para
amil (pengelola).
Rasulullah pun pernah mengadakan perjalanan dagang dengan membawa
modal orang lain sebelum beliau diangkat menjadi nabi. Beliau juga pernah
mengadakan perjalanan dagang dengan mengelola modal Khadijah. Kalifah
dagang yang terdapat di dalamnya Abu Sufyan, mayoritas dari mereka melakukan
mudharabah dengan Abu Sufyan dan yang lainnya.
Ketika islam datang, Rasulullah mengakui dan menyetujui akad ini. Para
sahabat pun melakukan perjalanan dengan dagang dengan mengelola modal
orang lain berdasarkan akad mudharabah sementara beliau tidak melarang hal itu.
Sunnah merupakan perkataan, perbuatan, dan pengakuan Rasulullah.
Makavketika beliau telah mengakui mudharabah , berarti mudharabah telah
ditetapkan oleh sunnah.
Mudharabah adalah aqad yang telah dikenal oleh umat muslim sejak zaman
Nabi, bahkan telah dipraktekkan oleh bangsa Arab sebelum turunnya Islam.
Ketika Nabi Muhammad Saw berprofesi sebagai pedagang, beliau melakukan
aqad mudharabah dengan Khadijah. Dalam praktik mudharabah antara Khadijah
dengan Nabi Muhammad Saw keluar negeri. Dalam hal ini Khadijah berperan
sebagai pemilik modal (shahib al - maal) sedangkan Nabi Muhammad Saw
berperan sebagai pelaksana usaha (mudharib). 6
4. Qiyas
Dalil Qiyas adalah bahwa mudharabah diqiyaskan kepada al musaqah
(menyuruh seseorang untuk mengelola kebun). Selain diantara manusia, ada yang
miskin dan ada pula yang kaya. Di satu sisi, banyak orang kaya yang tidak dapat
mengusahakan hartanya. Dan sisi lain, tidak sedikit orang miskin yang mau
bekerja, tetapi tidak memiliki modal. Dengan demikian, adanya mudharabah
ditujukan antara lain untuk memenuhi kebutuhan kedua golongan di atas, yakni
untuk kemaslahatan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka. 7