Anda di halaman 1dari 16

Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan dukungan-Nya kita dapat mengerjakan ‘makalah
ekonomi ‘ ini dengan diberkahi pikiran yang luas dan lancar.
Makalah ekonomi ini berisikan tentang ‘alat pembayaran tunai dan
non tunai’ yang mana dipergunakan sebagai sarana pembelajaran untuk
kami dapat lebih memahami dan menganalisa bab ini dengan lebih
mudah dan efektif.
Kami mengetahui bahwa sebegitu banyak kesalahan dan ke tidak
sempurnaan dalam makalah ini, untuk itu kami mengharapkan segala
kritik dan saran yang dapat membantu untuk memperbaiki dan
mengemban makalah ini dengan lebih baik. Ucapan terima kasih kami
ucapkan kepada ‘Ibu Devi Novita Sihombing’ yang telah membimbing
kami dalam mendalami pelajaran ekonomi selama ini.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Manfaat
Bab II. ISI
A. Sejarah dan Pengertian Uang
B. Syarat Uang dan Fungsi Uang
C. Jenis-jenis Uang
D. Pengelolaan Uang dan Fungsi Uang
E. Unsur Pengamanan Uang Rupiah
F. Pengertian Alat Pembayaran Tunai dan Non Tunai
Bab III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB II. PEMBAHASAN

A. SEJARAH DAN PENGERTIAN UANG


 Sejarah Uang

Pengertian, fungsi, sejarah, dan jenis uang. (Ilustrasi Foto: iStock/Maria


Marganingsih)

Awalnya, manusia memenuhi kebutuhannya sehari-hari dengan


memanfaatkan kekayaan alam. Namun lambat laun kebutuhan manusia
semakin tidak bisa dicukupi hanya dari alam sekitar.

Hal inilah yang mendorong terjadinya tukar-menukar barang dengan


barang atau yang lebih dikenal dengan barter. Barter pun semakin
ditinggalkan karena tidak praktis. Selain itu, terkadang juga sulit untuk
mencari barang dengan nilai yang cocok.
Manusia pun berkreasi dengan menggunakan manik-manik, kerang, atau
beragam batuan untuk dijadikan sebagai alat tukar. Karena dirasa tidak
efektif, logam mulia seperti emas dan perak kemudian dipilih menjadi
alat tukar.

Emas dan perak yang terbatas juga membuat uang dari bahan ini juga
kemudian perlahan ditinggalkan. Kemudian dipilihlah kertas dan logam
lain sebagai uang yang masih digunakan sampai sekarang.

 Pengertian Uang
Secara garis besar, uang bisa diartikan sebagai sebuah alat tukar yang
berlaku dan bisa diterima oleh umum.

Uang atau alat tukar ini sendiri bisa berbentuk benda atau yang lain
dengan syarat diterima oleh masyarakat dalam satu wilayah tertentu
untuk memproses pertukaran baik barang maupun jasa.

Dengan demikian, definisi uang adalah sebuah benda yang


keberadaannya diterima oleh umum atau masyarakat luas untuk
melakukan penukaran barang atau jasa.

B. Syarat Uang dan Fungsi Uang

 Syarat Uang :

Uang yang telah disepakati oleh masyarakat harus memenuhi 7 syarat


sebagai berikut:

 Ada jaminan artinya harus dijamin pemerintah sehingga


penggunaannya untuk berbagai keperluan dapat dipercaya oleh
masyarakat.
 Diterima secara umum (acceptability) yakni kegunaannya harus
diterima sebagai alat tukar, penimbun kekayaan, atau pembayar
utang. 
 Nilainya stabil (stability of value) artinya tidak naik-turun
(fluktuatif) supaya orang-orang mau menggunakaannya sebagai
alat tukar.
 Mudah disimpan (storable) berarti bentuk fisiknya tidak boleh
terlalu besar.
 Mudah dibawa (portability) berarti harus mudah dipindahkan dari
satu tangan ke tangan lain.
 Tidak mudah rusak (durability) agar dapat bertahan untuk jangka
waktu yang relatif lama.
 Mudah dibagi (divisibility) maksudnya apabila nominal uang
hanya terdiri dari satu jenis pecahan, maka tidak memungkinkan
kita untuk bertransaksi. Bayangkan kalau kamu ingin membeli baju
seharga Rp80.000, namun pecahan nominal yang ada hanya
Rp100.000. Lalu, bagaimana dengan kembaliannya? Sulit
'kan kalau tidak ada nominal lainnya?

 Fungsi uang :

Menurut ilmu ekonomi, uang digunakan sebagai alat perantara dalam


berdagang dan memiliki dua kelompok fungsi, yaitu:

a. Fungsi asli

 Uang sebagai alat tukar guna mempermudah kita untuk


mendapatkan suatu barang. Dengan begitu, kita dapat menghemat
waktu serta tenaga karena tinggal menukarkan uang untuk
membeli kebutuhan.
 Uang sebagai alat ukur mampu menentukan besaran nilai suatu
barang. Misalnya, harga penggaris yang akan dibeli Tedy senilai
Rp3.000, menunjukkan bahwa Tedy cukup membayar uang
sejumlah Rp3.000 untuk mendapatkan penggaris.
Ragam uang di Indonesia (Sumber: akurat.co)

b. Fungsi turunan

 Uang sebagai alat pembayaran berbeda dengan uang sebagai


alat tukar. Maksudnya di sini adalah ketika uang dibayarkan tanpa
ditukar dengan benda/jasa apapun. Contohnya, membayar
pajak.
 Uang sebagai penunjuk harga memiliki nilai yang berbeda-beda,
misalnya harga jeruk 1 kg Rp8.000 sementara harga apel Rp9.000.
 Uang sebagai alat pembayaran utang digunakan untuk melunasi
utang piutang.

Uang sebagai alat penimbun kekayaan dapat digunakan ketika ada


keperluan mendadak.

C.JENIS-JENIS UANG
Jenis Uang (Dok. Pixabay)

 Jenis Uang Berdasarkan Nilainya 

 Full bodied money (bernilai penuh) adalah ketika nilai


intrinsik dan nilai nominalnya sama, contohnya emas dan
perak.
 Representative money dan fiat money adalah ketika nilai
intrinsik lebih kecil dibanding nilai nominalnya, contohnya
uang kertas. 

 Jenis Uang Berdasarkan Lembaga yang Menerbitkan

Jenis uang berdasarkan lembaga yang mengeluarkannya yang terbagi


atas uang kartal dan uang giral. Penjelasan dari masing-masing jenis
uang tersebut dijelaskan di bawah ini :

 Uang kartal adalah uang yang diterbitkan langsung oleh


Bank Indonesia dan dijamin oleh Undang-Undang. 
 Uang giral adalah uang yang dibuat oleh Bank Umum
contohnya cek, giro, kartu ATM, dan mobile banking.
 Jenis Uang Berdasarkan Bahannya

Uang logam dan kertas adalah pembagian uang berdasarkan bahannya.


Definisi dari uang logam dan uang kertas itu sendiri ada pada poin
dibawah ini :

 Uang kertas adalah jenis uang yang terbuat dari kertas.


 Uang logam adalah jenis uang yang terbuat dari emas
maupun perak. 

 Jenis Uang Berdasarkan Wilayah Penggunaannya

 Uang lokal adalah jenis uang yang cakupannya hanya satu


negara saja, misalnya Rupiah yang hanya berlaku di
Indonesia. 
 Uang regional merupakan uang yang hanya berlaku di
wilayah tertentu saja. Salah satu contoh uang regional
adalah Euro yang berlaku di wilayah Uni Eropa, di mana
negara-negara di Eropa bisa memilih menggunakan antara
Euro ataupun mata uang negaranya sendiri. 
 Uang Internasional adalah jenis uang yang berlaku secara
internasional, contohnya Dollar Amerika. 

D. Pengelolaan Uang Rupiah Oleh Bank Indonesia


Selain sebagai pengaman, unsur pengaman uang Rupiah juga
memiliki fungsi sebagai fungsi estetika karena penampilan uang yang
menarik sebagai alat tukar, untuk membedakan antara satu pecahan
dengan pecahan lainnya, dan untuk membedakan dengan mata uang
lainnya.
Pengelolaan Uang Rupiah yang dilakukan oleh Bank Indonesia
ditujukan untuk menjamin tersedianya Uang Rupiah yang layak
edar, denominasi sesuai, tepat waktu sesuai kebutuhan masyarakat,
serta aman dari upaya pemalsuan dengan tetap mengedepankan
efisiensi dan kepentingan nasional.
Pasal 9 Bank Indonesia melakukan Pengelolaan Uang Rupiah yang
meliputi tahapan:
a) Perencanaan;
b) Pencetakan;
c) Pengeluaran;
d) Pengedaran;
e) Pencabutan dan Penarikan; dan
f) Pemusnahan.
Bank Indonesia melakukan Perencanaan jumlah dan jenis pecahan
Uang Rupiah yang akan dicetak. Sesuai Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2011 tentang Mata Uang, Bank Indonesia memberikan tugas
dan kewenangan Pengelolaan Uang Rupiah mulai dari tahapan
perencanaan, Pencetakan, Pengeluaran, Pengedaran, Pencabutan
dan Penarikan, sampai dengan Pemusnahan. Bahwa Pengelolaan
Uang Rupiah perlu dilakukan dengan baik dalam mendukung
terpeliharanya stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan
kelancaran sistem pembayaran. Pengelolaan Uang Rupiah yang
dilakukan oleh Bank Indonesia ditujukan untuk menjamin tersedianya
Uang Rupiah yang layak edar, denominasi sesuai, tepat waktu sesuai
kebutuhan masyarakat, serta aman dari upaya pemalsuan dengan
tetap menghemat efisiensi dan kepentingan nasional.

E. Unsur Pengamanan Uang Rupiah


Unsur pengaman uang Rupiah mulai diperkuat dengan teknologi
unsur pengaman terkini yang memiliki tingkat keamanan lebih baik
semenjak tahun 2016. Bank Indonesia mengharapkan dengan
adanya unsur pengaman uang Rupiah ini, diharapkan masyarakat
Indonesia akan semakin dapat mengenali ciri-ciri keaslian uang
Rupiah, sekaligus mempersulit beredarnya pemalsuan uang. Unsur
pengaman uang Rupiah meliputi bahan uang dan bagaimana teknik
cetaknya. Salah satu aspek yang penting pada saat itu adalah memilih
unsur pengaman.
Mengutip CNBC Indonesia, Bank Indonesia (BI) mengatakan
setidaknya ada 15 unsur pengaman uang rupiah, dari 15 unsur
pengaman uang rupiah tersebut, sebanyak 13 unsur diantaranya
dapat dideteksi oleh masyarakat dengan menggunakan alat bantu
seperti kaca pembesar.
Unsur pengaman uang rupiah ditujukan untuk melindungi uang
rupiah dari upaya pemalsuan oleh tangan-tangan yang tidak
bertanggung jawab. Unsur pengaman uang rupiah ini ada pada bahan
uang dan teknik cetaknya. Lalu apa sajakah itu? Mengutip dari situs
resmi Bank Indonesia, berikut sedikit ulasannya:
● Bahan Uang: uang kertas rupiah terbuat dari kertas khusus yang
memiliki bahan berupa serat kapas.
● Warna: uang kertas rupiah punya warna uang yang terlihat terang
dan jelas.
● Benang Pengaman: salah satu unsur pengaman uang rupiah adalah
memiliki benang pengaman seperti hasil anyaman pada uang kertas
rupiah dengan pecahan senilai Rp 100.000, Rp 50.000, dan Rp 20.000.

● Punya tinta yang dapat berubah warna: gambar perisai yang


mempunyai logo Bank Indonesia, akan berubah warnanya apabila
dilihat dari sudut pandang berbeda. Khusus di uang kertas rupiah
pecahan Rp 100.000 dan Rp 50.000, bisa berubah menjadi warna dari
merah menjadi hijau, sedangkan pada Rp 20,000 terjadi perubahan
warna dari warna hijau menjadi ungu.
● Multicolour Latent Image (Gambar Tersembunyi Multiwarna):
uang kertas rupiah punya gambar tersembunyi multi warna pada
pecahan Rp 100.000 dengan kombinasi warna merah, kuning, dan
hijau. Pecahan Rp 50.000 mempunyai kombinasi warna merah,
kuning, dan biru. Sedangkan pada pecahan Rp 20.000 terdapat
kombinasi warna merah, kuning, dan hijau.
● Latent Image (Gambar Tersembunyi): di bagian depan, pada
pecahan Rp 20.000, ada tulisan “Bank Indonesia” dengan di bingkai
persegi panjang dan dapat dilihat dari sudut pandang tertentu.
Selain itu, pada uang rupiah pecahan Rp 5.000, Rp 2.000, dan Rp 1.000
ada angka 5, 2, dan 1. Pada bagian belakang, terdapat juga angka
nominal Rp 100, 50, 20, dan 10 yang dapat dilihat pada Rp
100.000, Rp 50.000, Rp 20.000, dan Rp 10.000.
● Teknik Cetak Khusus: gambar yang terdapat pada uang kertas
rupiah adalah gambar utama, gambar lambang negara ‘Garuda
Pancasila’, angka nominal, huruf terbilang, frasa ‘Negara Kesatuan
Republik Indonesia’, dan tulisan ‘Bank Indonesia’ terasa kasar apabila
diraba.
● Blind Code (Kode Tuna Netra) Ada dua garis di sisi kanan dan kiri
uang yang terasa kasar jika kamu diraba. Selain itu, terdapat
watermark (Tanda Air) dan electrotype (Ornamen).
● Memiliki tanda air yang berupa gambar pahlawan dan ada pada
semua pecahan uang kertas:dalam ornamen tertentu, logo Bank
Indonesia bisa terlihat apabila diterawang ke arah cahaya.

● Rectoverso (Gambar Saling Isi): apabila diterawang ke arah


cahaya, logo Bank Indonesia bisa terlihat utuh.
● Hasil cetakan memendar dalam satu / beberapa warna jika
dilihat dengan sinar ultraviolet
● Mikroteks: tulisannya punya ukuran yang sangat kecil dan hanya
dapat dibaca dengan bantuan kaca pembesar.
● Gambar Raster: terdapat tulisan ‘NKRI’ yang dapat dibaca dengan
bantuan kaca pembesar.

F. PENGERTIAN ALAT PEMBAYARAN NON TUNAI DAN JENIS-


JENISNYA

 PENGERTIAN
Alat pembayaran non tunai adalah lawan dari alat pembayaran
tunai. Perbedaan mendasar keduanya adalah bentuk atau media
pertukarannya. Alat pembayaran tunai menggunakan media uang
kartal, yaitu kertas dan logam, sementara alat pembayaran non
tunai
adalah menggunakan media di luar itu–sepanjang memang diakui
sebagai alat pertukaran yang sah.

Alat pembayaran non tunai terus berkembang. Dari yang awalnya


hanya komoditas yang disepakati berfungsi sebagai uang, menjadi
kertas yang dicairkan di bank (cek), hingga berbentuk elektronik yang
sampai sekarang masih kita gunakan.

Alat pembayaran itu sendiri menentukan jenis sistem pembayaran.


Sistem pembayaran bermakna lebih luas dari alat pembayaran. Jika
alat pembayaran merujuk pada media pertukaran, sistem
pembayaran itu, mengutip situs resmi BI, mencakup “seperangkat
aturan, lembaga, dan mekanisme yang dipakai untuk melaksanakan
pemindahan dana, guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari
suatu kegiatan ekonomi.”
Jadi, jika kita menyebut sistem pembayaran non tunai, maka ia akan
mencakup alat pembayaran non tunai, regulasi yang mendukung, dan

terutama infrastruktur yang memungkinkan transaksi seperti ini


terjadi.
 JENIS-JENIS ALAT PEMBAYARAN NON TUNAI

Secara umum ia dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu berbasis


kertas, berbasis kartu, dan berbasis elektronik.

•Berbasis kertas
1. Cek
Cek berisi perintah tidak bersyarat kepada bank penyimpan
dana untuk membayar suatu jumlah tertentu pada saat
diunjukkan.
Pembayaran dapat berupa tunai atau pemindahbukuan. Dana
hanya dapat dikeluarkan dalam mata uang rupiah.Cek dapat
Dipindah
tangankan

2. Bilyet giro Sama seperti cek, bilyet giro juga merupakan surat
perintah agar bank menarik uang sebesar yang tertera. Hanya
saja, bedanya pada bilyet giro dana hanya dapat
dipindahbukukan, tidak bisa dibayarkan dengan tunai.
Perbedaan lain adalah ia tidak bisa dipindahtangankan.

3. Nota debitAlat pembayaran non tunai berbasis kertas


berikutnya adalah nota debit. Ini adalah jenis dokumen yang
ditujukan sebagai bukti transaksi pengurangan utang dalam
proses jual beli. Ia dikirim oleh pembeli kepada penjual sebagai
pernyataan pengurangan utang–alias mendebit.

•Berbasis kartu
1. Kartu kredit
Dalam regulasi, baik kartu debit dan kredit dinamakan Alat
Pembayaran Menggunakan Kartu atau APMK. Kartu kredit
intinya adalah kartu yang digunakan untuk pembayaran.
Kewajiban ini dipenuhi terlebih dulu oleh penerbit kartu untuk
kemudian dilunasi oleh pemegang kartu pada waktu yang
disepakati.

2. Kartu debit
Jika kewajiban melunasi transaksi pada kartu kredit dilakukan
oleh penerbit kartu, maka pada alat pembayaran non tunai
yang satu ini hal itu langsung dibebankan ke pemilik kartu.
Jumlahnya dikurangi dari simpanan atau saldo si pemegang
kartu pada penerbit kartu. Jadi limit transaksi terbatas pada
jumlah saldo pemilik. Kartu sebagai alat pembayaran non tunai
dalam transaksi bisnis juga kian diminati lantaran
memudahkan dan mempersingkat pekerjaan. Selain kartu
kredit dan debit yang diterbitkan bank, ada pula yang dikenal
dengan nama kartu korporat. Salah satunya adalah kartu
korporat dari Spenmo, yang tersedia dalam bentuk fisik
maupun virtual. Kartu ini dapat diberikan kepada para
karyawan untuk mempermudah melakukan berbagai jenis
pembayaran, seperti pengeluaran iklan digital maupun
subskripsi online perusahaan. Pengeluaran dapat dipantau
secara real time serta dapat dibekukan dan dicairkan dengan
mudah.

3. Berbasis elektronik
Kita mengenal alat pembayaran non tunai berbasis elektronik
sebagai uang elektronik saja. Nilai uang elektronik adalah sama
dengan jumlahjumlah yang disetorkan kepada penerbit.
Jenisnya terbagi ke dalam dua kelompok yang dibedakan
berdasarkan media penyimpanan nilai, yaitu:

1. Berbasis cip
Uang elektronik ini berbentuk fisik kartu yang tertanam
cip. Beberapa yang termasuk di dalamnya adalah Flazz da
Brizzi.

2. Berbasis server
Uang elektronik ini diakses menggunakan aplikasi di
ponsel. Kerap juga disebut e-wallet. Beberapa yang cukup
populer adalah Gopay dan OVO.
BAB III. PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Uang adalah suatu benda dengan satuan hitung tertentu yang dapa
t digunakansebagai alat pembayaran yang sah dalam berbagai tran
saksi dan berlaku di dalamwilayah tertentu. Para ahli dan pemikir e
konomi biasanya memberikan maknayang berbedabeda mengenai
uang. Meskipun demikian, pengertian umum uangadalah sama, yak
ni benda yang digunakan sebagai alat pembayaran yang sah.
2. Syaratsyarat uang adalah sebagai berikut.Diterima umum (accepta
bility), Mudah disimpan, Mudah diangkut atau mudahdibawa (porta
ble), Mudah dibagi-bagi, Tidak mudah rusak (durability),Mempunya
i kestabilan nilai (stability of value), Harus ada kontinuitas.
3. Fungsi uang yang sedemikian penting itu dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu : fungsi primer, fungsi sekunder, dan fungsi dinamis.

Daftar Pustaka

https://www-gramedia-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.gramedia.com/literasi/jenis-
uang/amp/?amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#amp_ct=1668683347478&amp_tf=Dari
%20%251%24s&aoh=16686833399695&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com

https://www.zenius.net/blog/sejarah-fungsi-jenis-uang#Jenis_Uang

https://www-cnnindonesia-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.cnnindonesia.com/
ekonomi/20220125103038-83-750799/pengertian-sejarah-fungsi-dan-jenis-uang/amp?
amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D#amp_tf=Dari
%20%251%24s&aoh=16686828450501&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.cnnindonesia.com%2Fekonomi
%2F20220125103038-83-750799%2Fpengertian-sejarah-fungsi-dan-jenis-uang

https://www-gramedia-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.gramedia.com/literasi/syarat-
uang/amp/?amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#Uang_serta_Syarat_yang_Dibutuhkan

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Uang

https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-fungsi-jenis-dan-syarat-uang

https://www.academia.edu/36214196/
MAKALAH_UANG_DAN_LEMBAGA_KEUANGAN_docx

Anda mungkin juga menyukai