Anda di halaman 1dari 8

IMPLEMENTASI IJARAH DAN IJARAH MUNTAHIA BIT-TAMLIK

(IMBT) DALAM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

Miko Polindi
Program Studi Ekonomi Syariah Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Jl. Jalan A.H. Nasution No. 105, Kota Bandung, Jawa Barat 40614
Email: miko.polindi@gmail.com

Abstract: Implementation of Ijarah and Ijarah Muntahia Bit-Tamlik (IMBT) in Islamic banking in Indonesia. Islamic
banking in Indonesia has been growing significantly it is shown from the Performa of increasing the number of
Islamic financial institutions in Indonesia. The products of Islamic banking has also been increasing with variety
type of contracts and more competitive to opt the market and adjustable according to the people need. Among
the popular products on Islamic Banking which do not exist in conventional banks are Ijarah and Ijarah Muntahia
Bit-Tamlik (IMBT), in this case the author found that the contract of IMBT is a solution in providing the low
cost of Loans for Housing to the community, but it is still rarely used in Islamic Banking, because of the lack of
knowledge and practical exploration on the IMBT contract.

Keywords: Ijarah, Ijarah Muntahia Bi-Tamlik, Islamic Banking

Abstrak: Implementasi Ijarah dan Ijarah Muntahia Bit-Tamlik (IMBT) dalam Perbankan syariah di Indonesia.
Performa Perbankan Syariah di Indonesia kian meningkat, hal ini dapat terlihat dari meningkatnya jumlah
institusi lembaga keuangan syariah di Indonesia. Meningkatnya jumlah institusi lembaga keuangan syariah
ini juga diimbangi dengan bertambahnya produk-produk baru yang ditawarkan, yang inovatif dan kompetitif
sehingga mampu menjangkau pasar yang lebih luas serta sesuai dengan keperluan masyarakat yang dinamis.
Diantara produk populer pada Perbankan Syariah yang tidak ada di bank konvensional yaitu Ijarah dan Ijarah
Muntahia Bit-Tamlik (IMBT), dalam hal ini penulis menemukan bahwa akad IMBT merupakan solusi dalam
memberikan Kredit Perumahan Rakyat yang murah kepada masyarakat, namun masih jarang digunakan dalam
perbankan syariah, karena minimnya pengetahuan dan ekplorasi secara praktis pada akad tersebut.
Kata kunci: Ijarah, Ijarah Muntahia Bi-Tamlik, Perbankan Syariah

Pendahuluan mendukung mobilisasi dana masyarakat luas untuk


Perbankan merupakan industri keuangan meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-
yang berfungsi sebagai motor penggerak roda sektorperekonomian di Indonesia.
perekonomian di Indonesia. Sehingga dalam Sebagai langkah konkret pemerintah dalam
menjaga kestabilan jalannya sistem keuangan di mendukung pengembangan perbankan syariah
sektor perbankan, pemerintah terus berupaya di Indonesia ditetapkan Undang-Undang No.20
mengembangkan sistem perbankan yang ada. Tahun 2008 tentang perbankan syariah, maka
Saat ini pengembangansistemperbankan di pengembangan industri perbankan syariah di
Indonesia dilakukan dengan cara sistem perbankan Indonesia semakin memiliki landasan hukum
ganda (dual-banking system). Dimana terdapat yang memadai dan diharapkan dapat mendorong
sistem perbankan konvensional dan sistem pertumbuhannya secara lebih cepat.
perbankan syariah.Upaya ini dilakukan untuk Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia
menghadirkan alternatif bagi masyarakat Indonesia kini sudah terbukti secara nyata melalui
dalam menggunakan jasa perbankan.Sehingga banyaknya bermunculan institusi keuangan
diharapkan secara bersama-sama, kedua sistem syariah di Indonesia. Berdasarkan data statistik
perbankan tersebut dapat bersinergi dalam yang dipublikasikan oleh OJK (Otoritas Jasa

29
AL-INTAJ Vol. 2, No. 1, Maret 2016

Keuangan) pada Juni 2015, Indonesia memiliki alternatif dari permasalah sistem keuangan yang
12 Bank Umum Syariah (BUS), 22 Unit Usaha dihadapi di Indonesia saat ini.
Syariah (UUS) dan 161 Bank Pembiayaan Rakyat Dari beragam produk dalam perbankan syariah,
Syariah (BPRS). terdapat akad yang digunakan sebagai landasan
dasar atas produk-produk yang ada. Pada aspek
Tabel 1.1. penyaluran dana, dalam perbankan syariah terdapat
Perkembangan Bank Syariah di Indonesia beberapa bentuk akad yang digunakan antara lain:
Tahun pembiayaan atas dasar akad mudharabah(bagi hasil),
Indikasi pembiayaan atas dasar akad musyarakah (bagi
2013 2014 2015
hasil), pembiayaan atas dasar akad murabahah(jual-
BUS 11 12 12
beli), pembiayaan atas dasar akad salam(jual-beli
UUS 24 22 22 pesanan), pembiayaan atas dasar akad istisna’(jual-
BPRS 160 163 161 beli pesanan), pembiayaan atas dasar akad qordh
Sumber: OJK Statistik Perbankan Syariah, 2015 1 (pinjaman qordhulhasan),pembiayaan atas dasar
akad multijasa pembiayaan atas dasar akad
ijarah(sewa-menyewa) dan ijarah muntahia bi
Sistem perbankan syariah yang beroperasi
tamlik (sewa-beli).2
berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan
alternatif sistem perbankan yang saling meng­ Akad-akad tersebut digunakan tergantung pada
untungkan bagi masyarakat dan bank, karena jenis pembiayaan yang dilakukan oleh pihak bank
sistem perbankan syariah mengedepankan aspek syariah dan nasabah. Dengan ber­bagai macam akad
keadilan dalam bertransaksi, mengedepan­ yang dapat digunakan dalam sistem perbankan
kan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan, syariah, ini merupakan suatu keunggulan tersendiri
menjunjung tinggi etika dalam berinvestasi serta bagi perbankan syariah di Indonesia. Pada saat
menghidari tindakan spekulatif dalam transaksi perbankan konvensional tidak dapat melakukan
keuangan. Adanya sistem perbankan syariah yang perkreditan dengan jenis leasing karena terhalang
menyediakan berbagai macam produk dan layanan rugulasi, perbankan syariah dapat melakukan
jasa perbankan yang beragam serta menghadirkan pembiayaan dengan menggunakan akad ijarah
skema keuangan yang lebih variatif, diharapkan muntahia bi tamlik. Sistem pembiayaan ijarah
perbankan syariah dapat menjadi solusi sebagai muntahia bi tamlik (IMBT) dalam Fatwa Dewan
alternatif sistem perbankan, sehingga ia diminati Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-
oleh berbagai golongan masyarakat di Indonesia. MUI) merupakan sistem pembiayaan dimana
terjadinya kombinasi antara sewa-menyewa dengan
Pengembangan perbankan syariah diarahkan
jual-beli.3 Pola pembiayaan jenis ini dalam sistem
untuk memberikan kemaslahatan terbesar bagi
keuangan konvensional hampir serupa dengan
masyarakat dan berkontribusi optimal terhadap
sistem leasing.
perekonomian. Sehingga pengembangannya
diarahkan kepada rencana-rencana strategis Dengan akad yang beragam, perbankan syariah
agar perbankan syariah dapat memiliki nilai dapat menawarkan produk dengan sistem yang
kompetitif di sektor perbankan. Rencana strategis variatif sehingga perbankan syariah merupakan
didorong dengan sebuah sistem perbankan yang beyond banking bagi nasabah di Indonesia.
mengimplementasikan konsep ekonomi syariah Terkait dengan IMBT yang merupakan salah satu
yang membuat perbankan syariah disebut keunggulan akad produk pembiayaan perbankan
denganbeyond banking (bukan sekedar bank). syariah yang tidak dimiliki dan tidak dapat di
Artinya ada banyak varians produk yang di lakukan oleh perbankan konvensional,dirasa perlu
tawarkan perbankan syariah untuk dapat dijadikan
2
Bank Indonesia: Kodifikasi Produk Perbankan Syariah,
(Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, 2008).
1
Otoritas Jasa Keuangan (OJK): Statistik Perbankan Syariah, 3
Fatwa Dewan Syariah Nasional No.27/DSN-MUI/III/2002,
Juni 2015 tentang IMBT

30
Miko Polindi Implementasi Ijarah dan Ijarah Muntahia BIT—TAMLIK

untuk dibahas secara mendalam. Dikarenakan `alâ al-`amal (balasan atas perbuatan), dan al-
banyak alasan dan dasar pemikiran mengapa skema `iwadh (pergantian).7
IMBT dikembangkan di perbankan syariah. Secara terminologi, definisi ijarah di­informasikan
Menurut Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) oleh para ulama dari berbagai aliran fikih dengan
Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Indonesia redaksi yang berbeda. Berikut pengertian ijarah
Agustianto, alasan dan dasar pemikiran ter­ secara terminologi menurut dari beberapa ulama
sebut yaitu: Pertama, bank syariah harus selalu fikih:8
memperkaya produk-produknya agar dapat Menurut ulama Hanafiyah ijarah ialah: “akad
semakin kompetitif dan berkembang sejalan untuk membolehkan pemilikan manfaat yang
dengan tutuntan bisnis dan kebutuhan masyarakat diketahui dan disengaja dari suatu zat yang disewa
umum yang dinamis. Kedua, skema produk dengan imbalan.”
IMBT merupakan salah satu bukti nyata dari Menurut ulama Malikiyah ijarah ialah:
jargon beyond banking bank syariah. Ketiga, IMBT “nama bagi akad-akad untuk kemanfaatan yang
memiliki seumlah keunggulan dibandingkan bersifat manusiawi dan untuk sebagian yang dapat
denganakad murabahah dan akad-akad lainnya. dipindahkan.”
Disaat akad lain dilarang digunakan, justru
Menurut Syaikh Syihab al-Din dan Syaikh
IMBT dapat menjadi solusi. Misalnya pada
Umairah ijarah ialah: “akad atas manfaat yang
pembiayaan refinancing4 dan take over sesama
diketahui dan disengaja untuk memberi dan
bank syariahatautake over dari bank konvensional.
membolehkan dengan imbalan yang diketahui
Penggunaan murabahah tentu menimbulkan bay’
ketika itu.”
al-‘nah (sesuatu yang dilarang), namun dengan
akad IMBT dapat dibenarkan. Keempat, IMBT Adapun definisi ijarah secara umum
juga dapat diterapkan untuk pembiayaan investasi diinformasikan oleh al-Qaffal. Ia mendefinisikan
dan konsumsi.5 Berlatar belakang dari alasan dan ijarah ialah sesuatu yang berhak diterima oleh
dasar pemikiran tersebut, menurut hemat penulis, seseorang sebagai imbalan atas perbuatan baik
perlu untuk dilakukan penelitian tentang skema yang dilakukannya.9 Dengan berbagai macam
produk Ijarah dan IMBT dalam perbankan syariah pengertian ijarah yang di informasikan oleh
di Indonesia. beberapa ulama fikih diatas, informasi tersebut
juga merupakan salah satu acuan dari Dewan
Konsep Ijarah dan Ijarah Muntahia Bit-Tamlik Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia
(IMBT) (MUI) dalam memberikan definisi ijarah. Menurut
Sebelum membahas IMBT lebih lanjut, DSN-MUI ijarah ialah: “akad pemindahan hak
terlebih dahulu akan dikemukakan apa itu ijarah?. guna manfaat atas suatu barang tertentu atau jasa
َ ْ
Secara etimologi, ijarah adalah ‫( َبيْ ُع ال َمف َع ِة‬menjual dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa
manfaat).6 Ijarah atau al-ijârat disebut juga lease atau upah tanpa diikuti dengan pemindahan
contract dan hire contract. Ia berasal dari bahasa barang itu sendiri.”10Dalam Kompilasi Hukum
Arab yaitu al-ajr, yang merupakan turunan dari Ekonomi Syariah (K.H.E.S) ijarah adalah sewa
kata kerja ajara. Yang berarti al-tsawâb (ganjaran), barang dalam jangka waktu tertentu dengan
al-jazâ` al-hasan (balasan atas kebaikan), al-jazâ`
7
Atang Abd. Hakim, Fiqih Perbankan Syariah Transformasi
Fiqih Muamalah ke dalam Peraturan Perundang-undangan, (Bandung:
4
Refinancing adalah pemberian fasilitas pembiayaan baru PT.RefikaAditama, 2011), Cet. ke-1, h.253
bagi nasbah baru atau nasabah yang belum melunasi pembiayaan 8
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah (Jakarta: RajaGrafindo
sebelumnya. (Lihat Fatwa Dewan Syariah Nasional N0.89/DSN- Persada, 2005), h.114; Lihat juga, Dimyauddin Djuwaini, Pengantar
MUI/XII/2013). Fiqih Muamalah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet. ke-2,
5
Agustianto, Workshop Eksekutif Kupas Tuntas Ijarah Muntahia h.153; Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah: Fiqih Muamalah, (Jakarta:
Bi Tamlik (IMBT) dari Fiqih Hingga Aplikasinya 22-23 Juni 2016, Kencana, 2012), Cet. ke-1, h.247
(Artikel: http://www.agustiantocentre.com) 9
Atang Abd. Hakim, Fiqih Perbankan Syariah…, h. 254
6
Rachmat Syafe’i, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 10
Lihat Fatwa Dewan Syariah Nasional No.09/DSN-MUI/
2001), h. 121 IV/2000

31
AL-INTAJ Vol. 2, No. 1, Maret 2016

pembayaran.11 Dan dalam Direktorat Perbankan milik objek sewa.16


Syariah Bank Indonesia, ijarah didefinisikan Jika dilihat dari bebrapa pengertian diatas,
sebagai transaksi sewa-menyewa atas suatu barang IMBT ini merupakan rangkaian dua buah akad
dan/atau jasa antara pemilik objek sewa dengan yakni akad jual-beli (al-bai’) dan akad sewa.
penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek Dengan demikian dapat dipahami IMBT adalah
sewa yang disewakan.12 kombinasi antara akad sewa-menyewa dan jual-beli
Berdasarkan dari beberapa definisi diatas, atau hibah/pemberian atas barang yang menjadi
dapat dipahami bahwa ijarah adalah akad dalam objek sewa-menyewa tersebut di akhir masa sewa.
sewa-menyewa untuk memanfaatkan barang atau sehingga dalam transaksi yang menggunakan akad
jasa dengan membayar upah/imbalan tertentu. IMBT adanya pemindahan hak milik atas barang
Sehingga melalui pengertian ini, ijarah dalam yang menjadi objek transaksi sewa-menyewa di
bahasa indonesia dapat diterjemahkan sewa- akhir masa sewa.
menyewa dan upah-mengupah. Sewa-menyewa Berkaitan dengan pemindahan hak milik
apabila jenis objek transaksinya berupa barang, barang yang dijadikan objek transaksi dalam
maka disini aspek nilai ekonominya berupa IMBT, terjadi dengan salah satu dari dua cara
“menjual manfaat” atas barang tersebut. Sedangkan yaitu: (1) pihak yang menyewakan berjanji akan
upah-mengupah apabila jenis objek transaksinya menjual barang yang disewakan tersebut pada
beupa jasa, yaitu “menjual skill, tenaga atau akhir masa sewa; (2) pihak yang menyewakan
kekuatan”. berjanji akan menghibahkan barang yang
Berbicara mengenai Ijarah Muntahia Bit-Tamlik disewakan tersebut pada akhir masa sewa.17 artinya
(IMBT) diartikan sebagai transaksi sewa dengan pemindahan hak milik barang bisa dilakukan
perjanjian untuk menjual atau menghibahkan dengan cara menjual, atau dengan cara pemberian
objek sewa di akhir periode sehingga transaksi atau hibah.
ini diakhiri dengan alih kepemilikan objek sewa.13 Mengenai proses pemindahan hak milik
IMBT adalah transaksi sejenis perpaduan kontrak barang dalam transaksi IMBT yang dilakukan
jual-beli dan atau lebih tepatnya akad sewa yang dengan cara penjualan diakhir masa sewa, hal
diakhiri dengan kepemilikan barang di tang si tersebut dapat dilakukan dengan beberapa pilihan
penyewa.14 proses penjualan. Adapaun proses pen­jualan bisa
Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis dilakukan dengan salah satu dari tiga pilihan,
Ulama Indonesia IMBTadalah perjanjian sewa- yakni:18 (1) sebelum akad berakhir sebesar harga
menyewa yang disertai dengan opsi pemindahan sewa sebanding dengan sisa cicilan; (2) penjualan
hak milik atas benda yang disewakan kepada pada akhir masa sewa dengan pembayaran
penyewa, setelah selesai masa sewa.15 Dan dalam tertentu yang disepakati pada awal akad; dan (3)
Direktorat Perbankan Syarian Bank Indonesia, penjualan secara bertahap sebesar harga tertentu
IMBT didefinisikan sebagai transaksi sewa- yang disepakati dalam akad.
menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa Dalam Peraturan Bank Indonesia tentang
untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan
yang disewakan dengan opsi pemindahan hak penghimpunan dan penyaluran dana serta
pelayanan jasa bank syariah dijelaskan bahwa
obyek Al-Ijârah al-Muntahiya bi al-Tamlik adalah
Tim Redaksi FOKUSMEDIA, Kompilasi Hukum Ekonomi
11

Syariah (K.H.E.S), (Bandung: FOKUSMEDIA, 2008), h.194


berupa barang modal yang memenuhi ketentuan
12
Bank Indonesia, Kodifikasi Produk Perbankan Syariah,
sebagai berikut:19
(Direktorat Perbankan Syariah: Bank Indonesia, 2008), h. B-12
Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT.
13
16
Bank Indonesia, Kodifikasi Perbankan Syariah..., h.B-12
RajaGrafindo Pesada, 2008), h.103 17
Adi Warman. A Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan
Isriani Hardini dan Giharto, Kamus Perbankan Syariah,
14 Keuangan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), Cet. ke-8, h.149
(Bandung: PT Kiblat Buku Utama, 2012), h. 47 18
Atang Abd. Hakim, Fiqih Perbankan..., h.263
15
Fatwa Dewan Syariah Nasional, No.27/DSN-MUI/III/2002. 19
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 9/19/PBI/2007 Tentang

32
Miko Polindi Implementasi Ijarah dan Ijarah Muntahia BIT—TAMLIK

1. obyek al-Ijârah al-Muntahiya bi al-Tamlik Dasar Hukum Ijarah dan Ijarah Muntahia Bit-
merupakan milik Perusahaan Pembiayaan Tamlik (IMBT)
sebagai pemberi sewa (muajjir); Sebagian besar para ulama ahli fikih sependapat
2. manfaatnya harus dapat dinilai dengan uang; bahwa dasar hukum ijarah bersumber dari Al-
3. manfaatnya dapat diserahkan kepada penyewa Qur’an, As-Sunah, dan ijma’.21Ayat dalam Al-
(musta’jir); Qur’an yang dijadikan sebagai sumber hukum
ijarah:
4. manfaatnya tidak diharamkan oleh syariah
Islam; ‫ﭦ ﭧ ﭨ ﭩ ﭪﭫ‬
5. manfaatnya harus ditentukan dengan jelas; dan “jika mereka menyusukan (anak-anakmu) untuk­
6. spesifikasinya harus dinyatakan dengan jelas, mu, maka berikanlah mereka upahnya. (QS.
antara lain melalui identifikasi fisik, kelaikan, Al-Thalaq: 6).
dan jangka waktu pemanfataannya.
Makna dalil yang mengungkapkan “berikan­
Obyek al-Ijârah al-Muntahiya bi al-Tamlik
lah mereka upahnya”, dalam ayat ini yang
antara lain:
mengisyaratkan bahwa transaksi upah-mengupah
1. alat-alat berat (Heavy Equipment); itu di bolehkan. Oleh sebab itu, ayat ini dijadikan
2. alat-alat kantor (Office Equipment); sebagai landasan syara’ akad ijarah.
3. alat-alat foto (Photo Equipment); Dalam ayat lain Allah Swt., juga menjelaskan:
4. alat-alat medis (Medical Equipment);
5. alat-alat printer (Printing Equipment);
‫ﯽ ﯾﯿﰀﰁﰂﰃﰄﰅ‬
6. mesin-mesin (Machineries); ‫ﰆ ﰇ ﰈ ﰉﰊ ﰋ ﰌ ﰍ ﰎ ﰏ‬
7. alat-alat pengangkutan (Vehicle);
‫ﰐ ﰑﰒ‬
8. gedung (Building);
“Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh
9. komputer; dan orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila
10. peralatan telekomunikasi atau satelit kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.
Banyak manfaat yang diperoleh dari meng­ bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah
gunakan akad ini, bagi Bank sebagai salah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.
satu bentuk penyaluran dana dan memperoleh (QS.Al-Baqarah[2]: 233).
pendapatan dalam bentuk imbalan/fee/ujroh20.
Dalil yang mengungkapan “apabila kamu
Selain itu, bagi nasabah manfaat yang diperoleh
memberikan pembeyaran yang patut”, ungkapan
yaitu memperoleh hak manfaat atas barang
tersebut menunjukan bahwa adanya jasa yang
yang dibutuhkan memperoleh peluang untuk
diberikan berkat adanya kewajiban dalam
mendapatkan hak penguasaan barang dalam hal
membayar upah/sewa.22 sehingga ayat ini dijadikan
menggunakan akad Ijarah Muntahiya Bittamlik
sebagai dasar hukum atau landasan syara’ dalam
dan merupakan sumber pembiayaan dan layanan
akad ijarah.
perbankan syariah untuk memperoleh hak manfaat
atas barang dan/atau memperoleh peluang untuk Selain Al-Qur’an juga ada As-Sunah atau Al-
mendapatkan hak penguasaan barang. Hadits yang dijadikan sebagai dasar hukum ijarah.
Adapun hadits yang dijadikan sebagai landasan
hukum ijarah adalah sebagai berikut:23

Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan


21
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah..., h.116
Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa Bank Syariah 22
Muhammad Syafi’i Antonio, BANK SYARIAH: DariTeori ke
20
Muh. Ghafur Wibowo, Potret Perbankan Syariah Terkini: Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), Cet.ke-1, h.117
Kajian Kritis Perkembangan Perbankan Syariah Terkini, (Yogyakarta: 23
Mardani, Ayat-Ayat dan Hadits Ekonomi Syariah, (Jakarta:
Biruni Press, 2007), h. 39 Rajawali Pers, 2012), h.193

33
AL-INTAJ Vol. 2, No. 1, Maret 2016

ُُ َّ َ ْ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ
‫يف َع َرقه (رواه ابن‬
produk yang diberikan oleh perbankan syariah.
ِ ‫اعطواال ِجياجره قبل ان‬ Tujuan dari inplementasi akad ijarah adalah
‫ماجه عن ابن عمر)ال‬ untuk memberikan fasilitas kepada nasabah yang
“Berikanalah upah pekerja sebelum keringatnya membutuhkan manfaat atas barang atau jasa
kering” (HR. Ibnu Majah). dengan pembayaran tangguh. Objek sewa yang
dapat ditawarkan, antara lain:
ْ َ َ َّ ُ ْ ْ
‫ام أج َر ُه (رواه ابلحارى ومسلم)م‬ ‫ِاحتَ ِج ْم َواع ِط احلج‬ 1. Properti
“Berbekamlah kamu, kemudian berikanlah oleh­mu 2. Alat transportasi
upahnya kepada tukang bekam itu”. (HR. Bukhari 3. Multi jasa (pendidikan, kesehatan, ke­
dan Muslim). tenagakerjaaan, dan lain-lain)
ُ َ ْ َ ْ َ ْ َْ َ ًْ ََ َ َْ ْ َ Mengingat kebutuhan masyarakat saat ini
‫م ِن استأجرا ِجيافليعمل اجره (رواه عبد الرزاق عن‬ yang belum dapat melakukan pembelian secara
‫أىب هريرة)م‬ tunai, maka akad ijarah dianggap sebagai salah
“Barang siapa yang meminta untuk menjadi buruh, satu alternatif yang dapat digunakan oleh nasabah
beritaukanlah upahnya”. (HR. Abd Razaq dari melalui produk yang ditawarkan pada perbankan
Abu Hurairah). syariah. Misalkan pada produk pembiayaan
kepemilikan rumah atau KPR di perbankan syariah.
Disamping Al-Qur’an dan As-Sunnah, ada Saat ini trend yang berkembang adalah maraknya
juga ijma’ yang dijadikan sebagai sumber atau masyarakat yang berinvestasi pada kepemilikan
landasan hukum ijarah.Ijma’ adalah kesepakatan rumah. Sehingga prospek yang besar apabila
seluruh mujtahid dari kaum muslimin pada perbankan syariah mampu menjawab kebutuhan
suatu masa setelah wafatnya Rasulullah SAW. masyarakat saat ini dengan memberikan produk
atas sesuatu hukum syara’ dalam suatu kasus kepemilikan rumah dengan mudah dan sesuai
tertentu.24Landasan ijma’nya25 ialah umat Islam dengan prinsip syariah.
pada masa sahabat sepakat bahwa ijarah di­ Dalam menjalankan produk KPR, perbankan
bolehkan, tidak ada seorang ulama pun yang syariah dapat menggali akad yang dibolehkan
membantah (ijma’) ini, meskipun ada beberapa dalam Islam serta mengadopsi operasional KPR
ulama yang berbeda pendapat. perbankan konvensional. Salah satu akad transaksi
Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional yang yang digunakan oleh perbankan syariah di
juga dijadikan sebagai landasan hukum ijarah Indonesia dalam menjalankan produk pembiayaan
terdapat dapa fatwa DSN-MUI No.9/DSN- KPR adalah akad ijarah muntahiya bi tamlik
MUI/IV/2000. Sedangkan fatwa Dewan Syariah (IMBT).
Nasional tentang Ijarah Muntahia Bit-Tamlik Akad IMBT ini dipandang sesuai untuk
(IMBT) yang dijadikan sebagai landasan hukum digunakan pada produk KPR karena akan
terdapat pada fatwa DSN-MUI No.27/DSN- memberikan kemudahan bagi nasabah dalam
MUI/III/2002. memiliki rumah pada akhir masa sewa yang
diberikan oleh bank syariah. Perpindahan hak
Ijarah dan IMBT dalam Perbankan di Indonesia kepemilikian objek sewa dengan cara sebagai
Produk yang ditawarkan pada Perbankan berikut:
Syariah beragam dan sesuai dengan ketentuannya 1. Hibah diakui sebagai aktiva sebesar nilai wajar
masing-masing guna menjawab kebutuhan dari objek sewa dan di sisi lain diakui sebagai
masyarakat saat ini. Tidak terkecuali akad ijarah pendapatan operasi lainnya
dan IMBT dapat diimplementasikan dalam 2. Pembelian sebelum berakhirnya jangka waktu
dengan harga sebesar sisa pembayaran sewa
24
H.A.Djazuli, Ilmu Fiqih: Pengadilan, Perkembangan, dan diakui sebesar kas yang dibayarkan
Penerapan Hukum Islam (Jakarta: Kencana, 2010), Cet.ke-7, h.72
25
Lihat Hendi Suhendi, fiqih Muamalah..., h.117
3. Pembelian sebelumnya berakhirnya jangka

34
Miko Polindi Implementasi Ijarah dan Ijarah Muntahia BIT—TAMLIK

waktu dengan harga sekadarnya diakui sebesar bi tamlik (IMBT) merupakan salah satu akad yang
kas yang dibayarkan dapat digunakan dalam menjawab kebutuhan
4. Pembelian secara bertahap diakui sebesar harga nasabah untuk kepemilikan rumah (KPR).
perolehan. Namun, seiring dengan hal tersebut, ternyata pada
Produk KPR merupakan bentuk dari perbankan syariah akad ini masih jarang digunakan.
implementasi akad ijarah yang dapat memberikan Oleh sebab itu, akad ini dianggap perlu untuk
kemudahan bagi nasabah untuk memiliki rumah. dieksplorasi lebih dalam agar dapat digunakan
Berbeda dengan perjanjian KPR rumah pada secara optimal, karena pada prinsipnya akad dalam
bank konvensional yang menjadikan suku bunga syariah memberikan kemudahan bagi masyarakat
sebagai acuan, dalam KPR syariah memiliki dan menciptakan ketenangan serta kerelaan bagi
landasan jual beli dan kerjasama bagi hasil. Ada kedua belah pihak yang bertransaksi.
beberapa skema atau akad yang digunakan dalam
Pustaka Acuan
sistemnya. Di antaranya adalah KPR iB Jual Beli
(skema murabahah), KPR iB Kepemilikan Bertahap Agustianto, Workshop Eksekutif Kupas Tuntas
(musyarakah mutanaqisah), KPR iB sewa (skema Ijarah Muntahia Bi Tamlik (IMBT) dari
ijarah), dan KPR iB Sewa Beli (skema Ijarah Fikih Hingga Aplikasinya 22-23 Juni 2016,
Muntahia Bittamlik-IMBT). (Artikel: http://www.agustiantocentre.com)
Namun, dari beberapa akad yang ditawarkan Antonio, Muhammad Syafi’i, BANK SYARIAH:
tersebut, sebagian besar bank yang memiliki DariTeori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani,
produk KPR syariah, mengunakan dua skema, 2001
yaitu skema jual beli (skema murabahah) dan Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, Jakarta:
skema kepemilikan bertahap (musyarakah PT. RajaGrafindo Pesada, 2008
mutanaqisah). Bank Indonesia, Kodifikasi Produk Perbankan
Dalam kenyataannya akad ijarah ini jarang Syariah, Direktorat Perbankan Syariah: Bank
digunakan oleh bank syari’ah, padahal dalam Indonesia, 2008
rangka diversifikasi produk penyaluran dana dari Fatwa Dewan Syariah Nasional No.27/DSN-
bank syari’ah kepada nasabah, akad ini perlu MUI/III/2002, tentang IMBT
untuk diterapkan. Pada prinsipnya akad ini banyak H.A.Djazuli, Ilmu Fikih: Pengadilan,
memberikan keuntungan baik pada bank syari’ah Perkembangan, dan Penerapan Hukum Islam.
atau pun nasabah. Keuntungan yang diperoleh Jakarta: Kencana, 2010
nasabah ialah dalam meningkatkan investasi, Hakim, Atang Abd., Fikih Perbankan Syariah
nasabah membutuhkan barang modal dengan nilai Transformasi Fikih Muamalah ke dalam
ekonomis yang besar, maka akan lebih mudah Peraturan Perundang-undangan, Bandung:
menggunakan sistem ijarah atau ijarah muntahiya PT.Refika Aditama, 2011
bit tamlik. Sedangkan bagi bank syari’ah, sistem
Hardini, Isriani dan Giharto, Kamus Perbankan
ini mempercepat perputaran uang dan memajukan
Syariah, Bandung: PT Kiblat Buku Utama,
sistem investasi yang dinamis.
2012
Melalui akad ijarah dan IMBT yang ditawarkan
Karim, Adiwarman. A, Bank Islam: Analisis
oleh bank syariah untuk melakukan kredit
Fikih dan Keuangan, Jakarta: RajaGrafindo
rumah akan merasa lebih tenang. Hal ini karena
Persada, 2011
tidak perlu khawatir jika di tengah masa kredit,
suku bunga tiba-tiba naik dan menyebabkan Mardani, Ayat-Ayat dan Hadits Ekonomi Syariah,
ketidakmampuan membayar sisa angsuran. Jakarta: Rajawali Pers, 2012
Otoritas Jasa Keuangan (OJK): Statistik
Penutup Perbankan Syariah, Juni 2015
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat di­ Peraturan Bank Indonesia Nomor: 9/19/
simpulkan bahwa akad ijarah dan ijarah muntahia PBI/2007 Tentang Pelaksanaan Prinsip

35
AL-INTAJ Vol. 2, No. 1, Maret 2016

Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Tim Redaksi FOKUSMEDIA, Kompilasi Hukum


Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Ekonomi Syariah (K.H.E.S), Bandung:
Jasa Bank Syariah FOKUSMEDIA, 2008
Suhendi, Hendi, Fikih Muamala, Jakarta: Wibowo, Muh. Ghafur, Potret Perbankan
RajaGrafindo Persada, 2005 Syariah Terkini: Kajian Kritis Perkembangan
Syafe’i, Rachmat, Fikih Muamalah, Bandung: Perbankan Syariah Terkini. Yogyakarta:
Pustaka Setia, 2001 Biruni Press, 2007

36

Anda mungkin juga menyukai