Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekonomi

syariah merupakan

pengetahuan sosial yang


masalah ekonomi rakyat

mempelajari
yang

diilhami

ilmu
masalah-

oleh

nilai-nilai Islam.

Ekonomi syariah atau sistem ekonomi koperasi berbeda dari


kapitalisme, sosialisme, maupun negara kesejahteraan (Welfare
State). Berbeda dari kapitalisme karena Islam menentang
eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang miskin, dan
melarang penumpukan kekayaan. Selain itu, ekonomi dalam kaca
mata Islam merupakan tuntutan kehidupan sekaligus anjuran
yang memiliki dimensi ibadah yang teraplikasi dalam etika dan
moral.
Ekonomi Islam mempunyai tujuan untuk memberikan
keselarasan bagi kehidupan di dunia. Nilai Islam bukan sematasemata hanya untuk kehidupan muslim saja, tetapi seluruh
mahluk hidup di muka bumi. Esensi proses Ekonomi Islam adalah
pemenuhan kebutuhan manusia yang berlandaskan nilai-nilai
Islam guna mencapai pada tujuan agama (falah). Ekonomi Islam
menjadi rahmat seluruh alam, yang tidak terbatas oleh ekonomi,
sosial, budaya dan politik dari bangsa. Ekonomi Islam mampu
menangkap

nilai

fenomena

masyarakat

sehingga

dalam

perjalanannya tanpa meninggalkan sumber hukum teori ekonomi


Islam, bisa berubah.
Potensi ekonomi syariah di Bali sangat besar, karna di bali
sendiri berpenduduk minoritas dan itu menjadi peluang yg baik
untuk

mengembangkan

ekonomi

syariah

dengan

tujuan

mensejahterakan ekonomi masyarakat, hal ini bisa dilihat dari

manfaatnya yg paling besar dirasakan oleh masyarakat non


muslim dari pada yg dirasakan oleh masyarakat muslim sendiri
menurut

Ketua

Otoritas

Jasa

Keuangan

(OJK),

dan

ini

menunjukkan bahwa ekonomi syariah bukan untuk ummat


muslim saja tapi untuk ummat secara keseluruhan. Ruang ligkup
ekonomi syariah seperti Bank Syariah salah satunya sudah mulai
merayap di pulau dewata ini, dan Bank Syariah pun sudah mulai
banyak dikenal oleh masyarakat

pribumi yg muslim maupun

non-muslim. Karna di Bali ini berpenduduk minoritas, Bank


Syariah

juga

mempunyai

masalah

dan

tantangan

respon

masyarakat yang beragama Hindu, yaitu dengan penolakan


adanya Bank Syariah di Bali.
Dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas,
penulis dapat merumuskan masalah yaitu apa tantangan Bank
Syariah terhadap respon masyarakat di Bali, dan apa keunggulan
Ekonomi Syariah.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalahnya adalah:
1. Apa Tantangan Bank Syariah

Terhadap

Respon

Masyrakat Di Bali?
2. Apa Keunggulan Ekonomi Syariah?

C. TUJUAN
Tujuannya adalah:
1. Untuk

Mengetahui

Apa

Tantangan

Bank

Terhadap Respon Masyarakat Di Bali.


2. Untuk Mengetahui Keunggulan Ekonomi Syariah.

Syariah

BAB II
PEMBAHASAN
A. Tantangan Bank Syariah terhadap respon
masyarakat di bali
Sekelompok mahasiswa dan pemuda yang tergabung
dalam Aliansi Hindu Muda Bali (AHMB) melakukan penolakan
terhadap bank syariah di Bali pada tanggal 07 agustus 2014 lalu
di depan kantor Bank Indonesia Denpasar, Bali. Berkumpul
pemuda pemudi menentang adanya bank syariah di Bali, karena
di beberapa media lokal menyebut ada gerakan yang menentang
segala yang berbau syariah di Bali. AHMB meminta Bank
Indonesia melakukan moratorium atau penghentian sementara
pendirian bank syariah di Bali karena dianggap tidak sesuai
dengan konsep ekonomi nasional yang berasaskan Pancasila.
Menanggapi hal tersebut, Bendesa Agung (Ketua) Majelis Utama
Desa Pakraman (MUDP) Bali, Jro Gde Putus Upadesa, menyatakan
bahwa protes itu hanya dilakukan oleh sekelompok orang saja.
Sementara

itu,

Ketua

Ikatan

Ahli

Ekonomi

Islam,

Agustianto, mengatakan bahwa penolakan terhadap bank syariah


muncul

karena

ketidakpahaman

terhadap

esensi

ekonomi

syariah. Masyarakat non muslim harus mengetahui bahwa

perbankan syariah bukan misi keagamaan, kata Agustianto


seperti diberitakan Republika.
Jadi, Bank Syariah Bukan Ancaman untuk perekonomian
Bali dan juga untuk para pemeluk agama lain seperti pemeluk
agama Hindu yang menjadi mayoritas pemeluk di Bali. Tentu saja
ini membuat kita harus banyak menelaah, sejatinya bank syariah
justru akan menjadi sebuah pemicu naiknya kesejahteraan bagi
semua warga masyarakat tanpa terkecuali, bukan hanya muslim
saja.
Ekonomi

syariah

mengajarkan

tegaknya

nilai-nilai

keadilan, kejujuran, transparansi, anti korupsi, dan eksploitasi.


Artinya misi utama ekonomi syariah adalah tegaknya nilai-nilai
akhlak moral dalam aktivitas bisnis, baik individu, perusahaan
ataupun

negara

serta

terwujudnya

kesejahteraan

dan

kemakmuran rakyat Indonesia secara adil .


Tentunya Bali sebagai tujuan pariwisata dunia tidak bisa
begitu saja hanya diam dalam satu sistem perbankan yang
klasik. Dominasi bank dunia seperti Citibank, HSBC, ABN-AMRO,
dan Deutsche Bank juga menerapkan sistem perbankan syariah
dalam kegiatan perbankan mereka. ANZ Australia, juga telah
membuka unit syari'ah dengan nama First ANZ International
Modaraba, Ltd. Bahkan negara Jepang, Korea dan Belanda sudah
mengambil start dengan mempersiapkan bank syariah mereka
yang pertama.
1. Bank Syariah Melayani Warga Masyarakat Umum
Data perkembangan yang cukup signifikan di Bali membuat
banyak bank syariah bermunculan. Sampai Bank Victoria Syariah
juga ada di Bali (ini surprise buat kebanyakan orang karena
jarang mendengar nama Victoria bank). Lalu apakah dipikir, para
pegawai, direktur hingga semua karyawan nya harus muslim ?

hal tersebut pada kenyataannya tidak, bahkan para pegawainya


juga diisi oleh non-muslim. Ini artinya semua yang bertransaksi di
bank syariah bukanlah harus muslim tetapi non muslim juga
bisa . Semua lini dan strata sosial masyarakat akan dilayani bank
syariah. Jadi ini bukanlah permasalahan Islam akan mendominasi
pemeluk agama lain tetapi hanya sistem perbankan syariah saja
yang berbeda dengan perbankan yang ada pada umumnya di
Indonesia. Sekedar contoh tambahan, di Luxemburg, yang
menjadi Managing Directors di Islamic Bank Internasional of
Denmark adalah non Muslim yaitu Dr. Ganner Thorland Jepsen
dan Mr. Erick Trolle Schulzt.
2. Bank Syariah Memperkuat Perekonomian Warga
Masyarakat
Di tahun 2012, di sebuah blog pribadi yang membahas
betapa jauh perbedaan antara pembiayaan motor berbasis
syariah dengan bank umum non syariah. Selisih margin yang
ditawarkan

bank

nasabahnya.

Dan

syariah
tidak

sangat

menguntungkan

tanggung-tanggung

kalau

bagi
selisih

harganya bisa mencapai jutaan rupiah. Tentu saja bank berbasis


syariah menjadi banyak diminati oleh calon pembeli motor
daripada usaha perkreditan lainnya yang semata-mata ingin
menguras keuangan nasabahnya. Jadi bisa disimpulkan, bahwa
usaha perkreditan syariah baik BPR syariah, Koperasi Syariah
akan menambah keuntungan buat warga dan ini adalah ancaman
buat lembaga pembiayaan non syariah
3. Bank Syariah Diteliti dan Dikembangkan Oleh
Ilmuwan Non Muslim di Universitas-universitas
Dunia
Ada

seorang

ilmuwan

peneliti

bank

syariah

juga

pengembang akuntansi bergelar profesor dan ternyata juga

seorang pastur di Wollongong Universitas bernama Michael J. R.


Gaffikin. Ia menjadi peneliti akuntansi syariah karena tertarik
dengan sistem akuntansi syariah yang menguntungkan bukan
saja

untuk

bank

akan

tetapi

juga

menguntungkan

untuk

nasabah. Prof. Michael J.R Gaffikin adalah seorang pembimbing


thesis untuk seorang calon doktor asal Indonesia , Iwan
Triyuwono. Dan ini tentu saja menjadi sebuah perkembangan
ilmu perbankan yang menarik buat para ilmuwan dunia karena
ekonomi syariah memiliki daya tarik buat mereka.
Penolakan

sistem syariah di Bali adalah bukan karena

adanya perbedaan agama Hindu dan Islam , karena Islam dan


Hindu sudah ratusan tahun hidup damai berdampingan di Bali.
Penolakan sistem bank syariah di Bali tidak hanya masalah
kesalahpahaman masyarakat awam saja, tapi lebih cenderung
kepada adanya persaingan dan kecemburuan dari pelaku sistem
ekonomi yang lebih menyenangi uang hasil riba dari praktek
perbankan ataupun pembiayaan non-syariah. Kecemburuan dan
sentimen negatif tersebut semata-mata karena faktor ekonomi.
Dan untuk lebih bisa menjadi heboh menarik perhatian, maka
bungkusan yang dipakai adalah bungkusan "agama". Mereka
mengedepankan faktor agama dengan memakai alasan kalau
sistem Pancasila dan Hindu yang jadi mayoritas akan terancam.
Padahal sudah

dijelaskan di atas, kalau sistem bank syariah

bukan semata-mata milik muslim saja. Bank syariah sudah


menjadi milik dunia. Jadi, sistem bank syariah bukanlah ancaman
untuk pemeluk Agama Hindu atau agama lainnya di Bali,
melainkan

untuk

mencapai

kesejahteraan

menyeluruh.
B. Keunggulan Ekonomi Syariah

umat

secara

Eksplorasi ekonomi dalam Islam mempunyai essensi yang


kuat dalam sejarah awal pertumbuhan dan perkembangan Islam.
disamping itu juga telah lahir pada saat kehidupan dan masa
Nabi Muhammad saw. Meski pada awal kehadirannya ekonomi
Syariah termasuk lembaga-lembaga yang dilahirkannya oleh
sebagian masyarakat dunia disambut dengan sikap apriori dan
pesimis, bahkan dalam beberapa hal ditanggapi dengan sinis.
Faktanya, sistem ekonomi syariah melalui perbankan telah
terbukti

menunjukkan

keunggulannya

di

masa-masa

krisis,

khususnya krisis yang diawali tahun 1997. Ketika semua bank


mengalami goncangan hebat dan sebagian besar dilikuidasi,
tetapi bank-bank syariah aman dan selamat dari badai hebat
tersebut, karena sistemnya bagi hasil. Perbankan syariah tampil
sebagai penyelamat ekonomi negara dan bangsa.
Syariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan
kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi
pada kebahagiaan dunia, tetapi juga kebahagiaan di Akhirat
kelak.

Dalam

memenuhi

keperluan

hidup,

syariat

Islam

menganjurkan untuk saling bekerjasama dan tolong menolong


selama dalam hal kebaikan dan terhindar dari kemungkaran.
Dalam bisnis-bisnis konvensional, segala sesuatunya mengacu
pada satu titik, yaitu mendapat keuntungan materil. Dampak
yang

ditimbulkan

dari

tujuan

awal

bisnis

konvensional

menyebabkan pelaku bisnis cenderung untuk mengumpulkan


harta sebanyak-banyaknya sehingga kurang memperhatikan
dampak yang di timbulkan bagi individu lain. Hal ini sangat
berbeda dengan bisnis-bisnis yang dilandasi atas hukum Islam.
Implementasi dari bisnis yang berbasis syariah tidak hanya
berfokus pada mencari keuntungan/laba secara materil, namun
aspek keuntungan non-materil yaitu, kesabaran, kesyukuran,

kepedulian, serta menjauhkan diri dari sifat kikir dan tamak.


Artinya misi utama ekonomi syariah adalah tegaknya nilai-nilai
akhlak moral dalam aktivitas bisnis, baik individu, perusahaan
ataupun negara. Ekonomi syariah yang melarang kegiatan riba
dan spekulasi, akan menciptakan stabilitas ekonomi bangsa
secara menyeluruh. Jadi, yang hendak ditawarkan ekonomi
syariah bukanlah ajaran agama tertentu, tetapi adalah nilai-nilai
keadilan, kejujuran, tranparansi, tanggung jawab, yang menjadi
nilai-nilai universal bagi semua orang.
Konsep ekonomi Syariah itu kini telah terefleksi dalam
lembaga-lembaga keuangan syariah, seperti perbankan syariah,
asuransi

syariah,

leasing

syariah,

pasar

modal

syariah,

pegadaian syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT). koperasi


syariah, Multi Level Marketing (MLM) Syariah, dan tentunya
termasuk lembaga lembaga zakat maupun waqaf. Melalui danadana sosial, baik yang bersifat wajib maupun sukarela seperti
zakat, infak dan sadaqah ekonomi syariah menegaskan corak
muamalah di atas keuntungan materi. Sebagai pengejawantahan
prinsip muamalah tersebut, ekonomi syariah menganut sistem
bagi hasil (profit and loss sharing) yang merupakan implementasi
keadilan dalam roda perekonomian. Dengan corak itu pula,
ekonomi syariah berperan menjaga kehormatan pihak terhutang
sebagai manusia merdeka.
Saat ini ekonomi syariah telah dipraktikkan di berbagai
negara Eropa, Amerika, Australia, Afrika dan Asia. Fakta itu
sejalan dengan laporan the Banker, seperti dikutip info bank
(2006) ternyata Bank Islam bukan hanya di dirikan dan dimiliki
oleh negara atau kelompok muslim, tetapi juga di negara-negara
non muslim, seperti United kingdom, USA, Kanada, Luxemburg,
Switzerland, Denmark, Afrika Selatan, Australia, India, Srilangka,

Fhilipina,

Cyprus,

Virgin

Island,

Cayman

Island,

Swiss,

Bahama,dan sebagainya. Bahkan tak sedikit ekonom non muslim


yang

menaruh

perhatian

kepada

ekonomi

syariah

serta

memberikan dukungan dan rasa salut pada ajaran ekonomi


syariah, seperti Prof Volker Ninhaus dari Jerman (Bochum
Universitry), William Shakpeare, Rodney Wilson, dan sebagainya.
Perhatian

mereka

keunggulan

doktrin

kepada
dan

ekonomi

sistem

syariah

ekonomi

dikarenakan

syariah.

Karena

sejatinya larangan riba (usury) yang menjadi jantung sistem


ekonomi syariah bukan saja ajaran agama Islam, tetapi juga
larangan agama-agama lainnya, seperti Nasrani dan Yahudi.
Dalam situasi ekonomi yang masih labil terbukti ekonomi
syariah memiliki daya tahan yang kuat. Keuntungan sistem
ekonomi syariah, seperti disampaikan oleh presiden SBY dalam
satu kesempatan pencanangan gerakan ekonomi syariah adalah:
Pertama, ekonomi syariah dapat mengurangi kerentanan
perekonomian akibat fenomena yang disebut sebagai
decoupling economy. Melalui sistem bagi hasil, ekonomi
syariah

membuat

tidak

adanya

jarak

antara

sektor

keuangan dan sektor riil. Dengan kata lain, perkembangan


sektor keuangan merupakan cerminan kemajuan sektor riil.
Ekonomi

tidak

mudah

menjadi

gelembung

(bubble

economy).
Kedua, sistem ekonomi syariah juga menghindarkan
pembiayaan yang bersifat spekulatif atau eksploitasi pasar
keuangan, lingkungan hidup, dan lingkungan sosial hanya
demi keuntungan ekonomis pemilik modal.

Ketiga, ekonomi syariah juga memiliki kepedulian yang


sangat tinggi terhadap sektor usaha mikro, kecil, dan
menengah.

Melalui

pembiayaan

kepada

UMKM,

yang

dilandasi oleh semangat kebersamaan, maka Lembaga


Keuangan

Syariah

telah

menumbuhkembangkan

ikut
usaha

berperan
mikro,

nyata
kecil,

dalam
dan

menengah.
Keempat, kehadiran dana-dana sosial yang khas dalam
sistem ekonomi syariah, semisal zakat, infak, dan sadaqah,
juga melengkapi sistem jaring pengaman sosial yang telah
ada. Melalui hal ini, kaum miskin dan duafa dapat
diberdayakan dan dimandirikan seiring dengan gerak
pembangunan nasional.
Kelima, Lembaga Keuangan dan Pembiayaan Syariah
dapat terlibat aktif dalam investasi syariah di sejumlah
proyek percepatan dan perluasan infrastruktur dan sektor
riil di seluruh tanah air.
Dengan berbagai kelebihan yang dimiliki, sistem ekonomi
syariah jelas merupakan pilihan yang sangat menguntungkan.
Tidak ada lagi alasan untuk berpaling. Apalagi dukungan
pemerintah terhadap perkembangan ekonomi syariah sangat
besar dan terarah. Berbagai payung kebijakan seperti UndangUndang, peraturan bank Indonesia, dilengkapi oleh fatwa-fatwa
Dewan Syariah Nasional akan terus memajukan ekonomi syariah
menuju masyarakat sejahtera berlandaskan sistem ekonomi
tuntunan ilahi, baldatun thayyibatun warobbun ghofur.

10

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
teori Ekonomi Syariah sesungguhnya sebuah solusi yang realistis
ditengah terpaan berbagai krisis ekonomi. Berdasarkan faktafakta yang telah dijabarkan diatas, maka tidak perlu ada yang
takut (phobi) kepada ekonomi syariah, karena manfaat ekonomi
syariah

akan

Indonesia,

dinikmati

bahkan

jika

oleh

semua

diterapkan

di

komponen
skala

rakyat

global,

di

akan

menciptakan tata ekonomi dunia yang adil dan makmur, dan


masalah penolakan terhadap bank syariah di Bali muncul karena
ketidakpahaman

terhadap

esensi

ekonomi

syariah

dan

persaingan dalam bidang ekonomi. Masyarakat non muslim


harus

mengetahui

bahwa

perbankan

syariah

bukan

misi

keagamaan akan tetapi untuk kesejahteraan masyarakat umum


karena sistemnya yang universal.
Keunggulan yang dimiliki Ekonomi Syariah dibandingkan
ekonomi konvensional akan melahirkan dimensi spiritual, sosial
dan kasih sesama manusia yang senantiasa hadir dalam diri
individu, lembaga, masyarakat dan negara. Dengan demikian
pemilihan Ekonomi Syariah sebagai bagian dari kehidupan
seorang

muslim

adalah

sebuah

keniscayaan

yang

menguntungkan.
Meskipun demikian Ekonomi syariah tidak terlepas dari
kelemahan akibat dominasi pemikiran ekonomi konvensional
menjadikan

ekonomi

Islam

belum

mampu

berkembang

sebagaimana yang diharapkan. Walaupun bisa dikatakan hal

11

tersebut

sebagai

fenomena

umum

sebagai

suatu

sistem

ekonomi baru yang mau menanamkan pengaruhnya di tengah


masyarakat

yang

telah

konvensional. Dan

lama

menerima

tantangan umat

sistem

Islam saat ini

ekonomi
adalah

menunjukkan keagungan dan keampuhan ekonomi syariah. Tidak


hanya bagi masyarakat muslim, melainkan juga bagi masyarakat
non muslim, Islam ternyata mewariskan sistem perekonomian
yang

tepat,

fair,

adil,

manusiawi,

untuk

menciptakan

kemaslahatan dan kesejahteraan hidup, tidak hanya di dunia,


tetapi juga di akhirat.
DAFTAR ISI

http://www.kompasiana.com/takutpada-allah-/bank-syariahbukan-ancaman-untuk-perekonomianbali_54f68172a3331198158b4eb1 di unduh pada 26 Desember


2015 pukul 22:15
http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=1206:ekonomi-syariahuntuk-kemaslahatan-bangsa&catid=8:kajian-ekonomi&Itemid=60
di unduh pada 26 Desember 2015 pukul 22:25
http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=1112:implementasiekonomi-syariah-menuju-islam-kaffah&catid=8:kajianekonomi&Itemid=60 di unduh pada 27 Desember 2015 pukul
00:02
http://berbagikata.wordpress.com/2013/11/30/ekonomi-syariahpilihan-benar-dan-menguntungkan-2/ diunduh pada 26 Desember
2015 pukul 23:32
http://aganiah.blogspot.com/2010/05/plus-minus-sistemekonomi-islam-sebuah_10.html diunduh pada 26 Desember 2015
pukul 23:42

12

Anda mungkin juga menyukai