Anda di halaman 1dari 9

Tugas Individu

“SISTEM UANG MUKA/KEMBALI (DEPOSIT/REFUN), SISTEM PERDAGANGAN


IZIN POLUSI”
(Dosen Mata Kuliah Prof. Dr. Muh. Arief Dirgantoro, M.Si)

Oleh : RIAT SARNU (G2F1 20043)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH

PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
Pembahasan Materi

1.1 Pengantar, Konsep Penjualan dan Kredit

Perkembangan ekonomi masyarakat di Indonesia yang semakin pesat disertai adanya

tuntutan akan sarana transportasi yang nyaman, mengakibatkan permintaan masyarakat akan

kredit kendaraan bermotor semakin meningkat pula. Hal ini yang mengakibatkan semakin

padatnya jalan-jalan dengan jumlah dan beraneka ragam kendaraan yang semakin hari

semakin bertambah. Jika dulu masyarakat masih banyak yang menggunakan jasa angkutan

umum sebagai alat transportasi mereka, maka sekarang masyarakat cenderung memiliki

keinginan untuk mempunyai alat transportasi sendiri/pribadi.

Minat masyarakat untuk memiliki kendaraan bermotor memberi pilihan apakah

itu diperoleh dengan pembelian secara tunai ataupun kredit. Pembelian secara tunai bisa

dijadikan pilihan, hanya jika seseorang benar-benar memiliki sejumlah dana yang

mencukupi untuk melakukannya. Bagi sebagian besar orang, mungkin ini mudah dilakukan,

terutama jika mereka memiliki sejumlah dana yang cukup besar dan bisa dialokasikan. Akan

tetapi, bagi orang yang hanya memiliki dana pas-pasan, ada beberapa keuntungan dan juga

kerugiannya antara lain pembelian tunai akan membuat sejumlah pengeluaran keuangan

yang cukup besar, bahkan bisa saja menghabiskan isi tabungan, sehingga berbagai rencana

keuangan lainnya menjadi terganggu dan bahkan tertunda. Namun, pembelian tunai akan

menjauhkan dari sejumlah utang di masa yang akan datang, artinya seseorang tidak perlu

membayar sejumlah cicilan setiap bulannya yang tentu saja akan membebani keuangan di

masa yang akan datang.

Pembelian secara kredit bisa saja menjadi pilihan yang tepat bagi seseorang yang

tidak memiliki sejumlah dana yang besar. Akan tetapi, hal ini juga akan menimbulkan
berbagai keuntungan dan kerugian dalam keuangan seseorang, antara lain dengan dana yang

terbatas sudah bisa membawa pulang kendaraan yang diinginkan. Hal ini tentu sangat

membantu dan mempermudah dalam memiliki kendaraan, namun pembelian secara kredit

akan menambah sejumlah pengeluaran tetap. Hal ini bahkan akan berlangsung cukup lama

(tergantung pada masa cicilan yang dipilih). Selain cicilan, juga akan dikenakan sejumlah

bunga utang dan juga berbagai macam biaya seperti biaya keterlambatan pembayaran atau

denda, biaya penagihan (jika terlambat membayar cicilan), biaya penalti (jika melakukan

pelunasan di awal).

Saat ini sistem penjualan secara angsuran atau kredit merupakan strategi

pemasaran yang banyak diminati masyarakat luas karena memberi kemudahan bagi

masyarakat kalangan menengah ke bawah untuk dapat merealisasikan keinginannya

mendapatkan barang yang mereka butuhkan. Oleh karena pembayarannya sama-sama

dilakukan tidak secara tunai, maka penjualan angsuran dan penjualan kredit dianggap

sama. Penjualan angsuran adalah penjualan yang dilakukan berdasarkan rencana

pembayaran yang ditangguhkan, dimana pihak penjual menerima uang muka (Down

Payment) dan sisanya dalam bentuk pembayaran cicilan selama beberapa tahun.

Menurut Thamrin Abdullah dan Francis Tantri (2016,3) penjualan adalah bagian

dari promosi dan promosi adalah salah satu bagian dari keseluruhan sistem pemasaran.

Sedangkan menurut Basu Swastha dalam Irwan Sahaja (2014,246) penjualan adalah

suatu proses pertukaran barang atau jasa anatara penjual dan pembeli.

Kata kredit berasal dari Bahasa latin credere yang berarti percaya atau to believe

atau to trust. Pengertian kredit menurut Undang-undang No.7 tahun 1992 tentang

perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No.10 tahun 1998 (UU Perbankan)
mendefinisikan kredit sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam anatara bank

dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi utangnya setelah

jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

1.2 Devinisi Uang Muka (Deposit)


Uang Muka (Down Payment)

Defenisi dan Tujuan Uang Muka (Down Payment) Dalam dunia jual beli kita

mengenal beragam istilah, salah satunya adalah Down Payment. Down Payment berasal

dari bahasa Inggris, Down Payment adalah a partial payment made at the time of

purchase; the balance to be paid later yaitu sebagian pembayaran yang dilakukan pada

awal pembelian, sementara sisanya akan dibayar kemudian. Mengenai berapa lama

jangka waktu pembayaran ditentukan sesuai perjanjian di antara penjual dan pembeli.

Pendek kata, pengertian Down Payment adalah pembayaran awal yang bertujuan sebagai

tanda jadi atas transaksi jual beli. Pada umumnya sisa uang yang harus dibayarkan

biasanya dilakukan secara dicicil atau diangsur.Adapun tujuan diberlakukannya Down

Payment, dari pihak penjual adalah untuk memastikan dan menjamin bahwa pembeli

akan melakukan proses pembayaran pada bulan-bulan berikutnya sesuai perjanjian yang

telah dibuat. Sementara dari pembeli, meski bukan sesuatu yang mutlak, dengan adanya

Down Payment akan lebih membantu meringankan besarnya cicilan dibandingkan

dengan membeli tunai.

Dalam jual beli, istilah Down Payment ini seringkali tercampur aduk dengan

istilah uang panjar yang juga sering digunakan. Yang membedakan antara uang muka dan

uang panjar adalah bahwa uang muka dibayarkan pembeli kepada penjual setelah barang
diterima, sementara uang panjar diberikan meski barang belum diterima. Jika uang muka

biasa digunakan dalam jual beli secara kredit, sementara uang panjar digunakan sebagai

tanda jadi jual beli secara tunai.

Istilah kredit sendiri berasal dari bahasa Yunani (credere) yang berarti

kepercayaan (truth atau faith). Oleh karena itu dasar dari kredit ialah kepercayaan.

Seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima

kredit (debitur) di masa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah

dijanjikan. Apa yang telah dijanjikan itu dapat berupa barang, uang, atau jasa. Dengan

akan diterimanya kontraprestasi pada masa yang akan datang, maka kredit dalam arti

ekonomi adalah penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan sekarang, baik

dalam bentuk barang, uang, maupun jasa. Dengan demikian kredit dapat pula berarti

bahwa pihak kesatu memberikan prestasi baik berupa barang, uang atau jasa kepada

pihak lain, sedangkan kontraprestasi akan diterima kemudian (dalam jangka waktu

tertentu).

Raymond P. Kent dalam buku karangannya Money and Banking mengatakan

bahwa Kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan

pembayaran pada waktu diminta, atau pada waktu yang akan datang, karena penyerahan

barang-barang sekarang. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, salah satu

pengertian kredit adalah pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian secara

mengangsur atau pinjaman sampai batas jumlah tertentu yang diizinkan oleh bank atau

badan lain.

Sedangkan jika Dilansir dari Investopedia, down payment uang muka adalah pembayaran secara

tunai yang dilakukan ketika ingin membeli barang dan asset yang cukup mahal secara kredit.
Ketika membeli aset mahal seperti kendaraan atau property, kemungkinan besar sisa uang yang

dibayarkan akan dicicil. Meskipun dicicil, down payment disini berfungsi sebagai semacam

penjamin kepada pihak penjual bahwa kamu akan membayarkan sisa cicilannya.

Sebagai pembeli fungsi down payment adalah untuk mengamankan barang atau jasa yang

dibeli tersebut, agar tidak diambil oleh orang lain.

1.3 Sistem Uang Muka (Deposit)


Berikut adalah penjelasan mengenai cara kerja DP dalam pembelian dua jenis asset

kendaraan dan property.

1. down payment rumah

untuk membeli rumah kredit tetap dibutuhkan pembayaran uang muka diawal sebagai

semacam jaminan pembayaran selanjutnya. Misal ada orang yang ingin mengajukan KPR (kredit

kepemilikan rumah), ke bank untuk membeli rumah. Dengan harga rumah 1,5 miliar rupiah.

Biasanya DP yang harus dibayarkan untuk rumah berkisar anatara 10-20%. Akan tetapi

tergantung dengan bank yang akan meminjamkan kredit dan juga ketentuan dari penjual rumah

(baik itu pribadi maupun developer). Jadi jika mau membeli rumah, uang tunai yang harus

disiapkan sebagai down payment adalah sekitar 10-20% dari harga rumah tersebut (kurang lebih

150-300 juta rupiah).

2. Down payment kendaraan

Ingin membeli kendaraan pribadi secara kredit, perlu diketahui terlebih dahulu minimum

down payment yang harus dibayarkan. Berdasarkan berita yang ada di Katadata, batas minimum

pembeyaran down payment untuk kendaraan pribadi masing-masing mulai Desember 2019 turun

beberapa persen. DP untuk kredit motor jadi 15%, kendaraan roda tiga dan seterusnya menjadi
15%. Meskipun begitu dilansir dari CBNC Indonesia, terdapat peraturan baru yang mewajibkan

pembayaran down payment untuk kendaraan bermotor menjadi 25-40% (bervariasi antara

kendaraan roda dua dan empat).

Hal ini merupakan pencegahan pembayaran yang gagal, terutama karena pandemic covid-19

yang sedang melanda seluruh dunia. Beberapa perusahaan leasing bahkan dikatan menaikan DP

minimal menjadi anatara 30-40% untuk kendaraan roda empat.

Meminjam kredit kendaraan dibank, bunga yang didapatkan biasanya lebih rendah daripada

kredit kendaraan di leasing. Hasilnya, biaya bulanan yang harus dibayarkan pun tidak terlalu

besar. Sama seperti rumah, semakin pendek jangka waktu pinjaman, semakin rendah juga bunga

yang harus dibayarkan. Meskipun down payment atau uang muka yang dibayar diawal pembelian

kendaraan adalah salah satu faktor penentu nilai bunga, jangka waktu juga sama berpengaruhnya.

Dengan minimum down payment yang meningkat, disarankan memendekan jangka waktu

pinjaman agar bunga yang dibayarkan tidak terlalu tinggi.

Down payment adalah cara pembeli mengamankan asset yang dibeli, dan cara penjual

memastikan bahwa pembeli akan menerusan pembayarannya. DP dalam jumlah besar biasanya

akan mengurangi nilai bunga yang harus dibayarkan. Jangka waktu cicilan juga menjadi salah

satu faktor yang menentukan nilai bunga.

1.4 Jenis dan Sistem Perdagangan


Perdagangan internasional merupakan aktivitas jual-beli yang terjadi antara dua orang

negara. Setiap negara pada dasarnya tidak bisa memenuhi kebutuhan warga negaranya

sendiri. Kerap kali pemerintah harus memenuhi kebutuhan masyarakat dengan bergantung

pada negara lain. Hal ini lah yang membentuk perdagangan internasional.
Sistem perdagangan Internasional, berdasarkan partisipasinya (kerjasama), perdagangan

Internasional terbagi menjadi tiga kategori, seperti berikut :

1. Perdagangan Bilateral

Merupakan sistem perdagangan yang dilakukan oleh dua negara dengan

menyepakati perjanjian dagang untuk mencapai tujuan ekonomi yang diharapkan.

2. Perdagangan Multilateral

Merupakan sistem perdagangan yang dilakukan oleh beberapa negara tanpa

terikat batasan wilayah sehingga memiliki cakupan dagang yang lebih luas.

Perdagangan multilateral dinilai lebih adil, transparan, dan efektif dalam mecapai

tujuan ekonomi.

3. Perdagangan Regonal

Merupakan sistem dagang yang dilakukan beberapa negara dalam satu kawasan

yang sama. Sebagai contoh, hubungan dagang anatara anggota ASEAN.

1.5 Sistem Izin Polusi


Sistem tranding ijin polusi melibatkan penerbitan hak polusi yang bisa

diperdagangkan berdasarkan tujuan lingkungan obyektif. Mengekuti insentif natural,

poluter akan memberi hak ini atau melakukan abatement, yang mana yang menjadi

alternative murah.

Anda mungkin juga menyukai