Anda di halaman 1dari 29

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Gambaran Umum Pilkada di Kabupaten Buton Utara
Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPU) Kabupaten Buton Utara (Butur)

menggelar sosialisai Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 5 tahun 2020

tentang tahapan lanjutan pemilihan serentak tahun 2020, tentang perubahan ketiga atas

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 tahun 2019 tentang tahapan, program

dan jadwal penyelenggaran pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur, Bupati Dan

Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2020 berikut

tahapannya :

1. Perencanaan program dan anggaran

a) Penyusunan dan penandatanganan naskah perjanjian hibah daerah

(NPHD);

b) Pengelolaan program dan anggaran.

2. Penyusunan peraturan penyelenggaraan pemilihan.

3. a. Sosialisasi kepada masyaakat;

b. Penyuluhan/bimbingan teknis Kepada KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota,

PPK, PPS, PPDP dan KPPS.

4. Pembentukan dan masa kerja PPK, PPS, PPDP, dan KPPS

a) Pembentukan PPK, PPS, PPDP, dan KPPS;

b) Masa kerja PPK, PPS, PPDP, dan KPPS;

c) Pembentukan dan masa kerja PPK, PPS, PPDP, dan KPPS.


5. Pembentukan panitia pengawas pemilihan kecamatan, PPI, dan pengawasan

tempat pemungutan suara.

6. Pemberitahuan dan pendaftaran pemantau pemilihan, dan lembaga survei atau

jajak pendapat dan perhitungan cepat hasil pemilihan.

a. Pendaftaran pemantauan pemilihan;

b. Pendaftaran lembaga pelaksana survei atau jajak pendapat dan penghitungan

cepat hasil pemilihan.

7. Penyerahan daftar penduduk potensi pemilih pemilihan

a. Penerimaan DP4;

b. Sinkroniasai daftar pemilih pemilu/pemilhan terakhir dengan DP4;

c. Penyampain hasil sinkronisasi kepada KPU Provinsi dan KPU

Kabupaten/Kota.

8. Pemuktahiran dan penyusunan daftar pemilih

a. Penyusunan daftar pemilih oleh KPU Kabupaten/Kota dan Penyampaian

kepada PPS;

b. Pemuktahiran

1. Pencocokan dan pemuktahiran;

2. Penyusunan daftar pemilih hasil pemuktahiran oleh PPS;


3. Rekapitulasi daftar pemilih hasil pemuktahiran tingkat

Desa/Kelurahan dan penyampaian beserta daftar pemilih hasil

pemuktahiran ke PPK;

4. Rekapitulasi daftar pemilih hasil pemuktahiran tingkat kecamatan

dan penyampaiannya kepada KPU Kabupaten/Kota;

5. Rekapitulasi daftar pemilih hasil pemuktahiran tingkat

Kabupaten/Kota untuk ditetapkan sebagai DPS;

6. Rekapitulasi DPS tingkat Provinsi;

7. Penyampaian DPS oleh KPU Kabupaten/Kota kepada PPS melalui

PPK;

8. Pengumuman dan tanggapan masyarakat terhadap DPS;

9. Perbaikan DPS oleh PPS;

10. Rekapitulasi dan penyampaian DPS hasil perbaikan tingkat

Desa/Kelurahan kepada PPK;

11. Rekapitulasi dan penyampaian DPS hasil perbaikan tingkat

Kecamatan kepada Kabupaten/Kota;

12. Daftar pemilih tetap (DPT)

1. Rekapitulasi DPS hasil perbaikan tingkat Kabupaten/Kota

untuk ditetapkan sebagai DPT;


2. Penyampaian DPT kepada PPS;

3. Rekapitulasi DPT tingkat Provinsi;

4. Pengumuman DPT oleh PPS.

9. Penyelenggaran

1. Pengumuman pendaftaran pasangan calon;

2. Pendaftaran pasangan calon;

3. Verivikasi persyaratan pencalonan dan syarat calon;

4. Penetapan pasangan calon;

5. Pelaksanaan kampanye;

6. Pelaksanaan pemungutan suara;

7. Penghitungan suara dan rekapitulasi penghitungan suara.

Terdapat beberapa penyesuaian kegiatan disetiap tahapan karena mengacu

pada protokol kesehatan covid-19. Seperti tidak ada arak-arakan, konvoi atau

pengerahan massa besar-besaran, baik saat pasangan calon mendaftarkan diri hingga

masa kampanye. Masa kampanye pilkada serentak 2020 berlangsung selama 71 hari,

atau terjadi pengurangan dibanding pilkada serentak 2015 yakni selama 81 hari.

Selain itu, jumlah pemilih yang sebelumnya maksimal 800 orang setiap tempat

pemungutan suara (TPS), pada pilkada 2020 maksimal hanya 500 orang per TPS.

Konsekuensi dari pengurangan jumlah pemilih di TPS menyebabkan jumlah TPS


bertambah. Jumlah penyelenggara pun ikut bertambah. Karena pemungutan suara

dilaksanakan ditengah pandemi covid 19, maka pemilih dan penyelenggara harus

menerapkan protokol kesehatan. Bagi pemilih harus menggunakan masker, mencuci

tangan dengan hand sanitizer, menggunakan kaos tangan, dan disediakan alat

pencoblos satu per satu pemilih, dan tes suhu tubuh. Sementara penyelenggara

menggunakan alat pelindung diri, jaga jarak juga diterapkan. Hal lebih teknis akan

diatur lebih lanjut dan disosialisasikan kepada masyarakat.

4.2 Penetapan Pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Terpilih

Kabupaten Buton Utara Tahun 2020

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Buton Utara (Butur) Sulawesi

Tenggara (Sultra), menetapkan 3 Pasangan Calon (Paslon) Bupati Dan Wakil Bupati

Pada Perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2020. Penetapan

tersebut dilakukan melalui rapat Pleno tertutup.

Tabel 1. Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Buton Utara tahun 2020

dan partai pengusungnya.

No Urut Pasangan Calon Partai Pengusung

PAN, DEMOKRAT,
1. Ridwan Zakariah Dan Ahali
GOLKAR

Aswadi Adam Dan Fahrul PKB, PKS, PKPI,


2.
Muhammad GERINDRA

3. Abu Hasan Dan Suhuzu PDIP

Sumber. KPU Buton Utara


Berdasarkan keterangan tabel, pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati

Kabupaten Buton Utara tahun 2020 terdapat 3 pasangan calon yang bersaing. Satu

pasangan calon pendatang baru Aswadi Adam-Fahrul Muhammad (GASFUL). Dan

dua diantaranya adalah Ridwan Zakariah-Ahali (RIDA) yang, dan petahana Abu

Hasan-Suhuzu (AHS). Dari peta kekuatan masing-masing pasangan, pasangan Abu

Hasan- Suhuzu diusung oleh partai PDI Perjuangan (PDIP) dengan perolehan 4 kursi

di DPRD. Dan pasangan Ridwan Zakariah-Ahali diusung oleh 3 partai yaitu Partai

Amanat Nasional (PAN) 5 kursi, Partai Demokrat 2 kursi dan Golongan Karya

(GOLKAR) 3 kursi. Sedangkan pasangan Aswadi Adam-Fahrul Muhammad diusung

oleh 4 partai yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 3 kursi, Partai Keadilan

Sejahtera (PKS) 1 kursi, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) 1 kursi dan

Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) 1 kursi. Secara keseluruhan ada 20

kursi anggota DPRD Buton Utara.

Pasangan calon nomor urut 01, M. Ridwan Zakariah-Ahali berhasil

mengungguli dua paslon lainnya, termaksud petahana setelah berhasil mengumpulkan

15.560 suara sah atau 38,2% dan unggul di 4 Kecamatan. Berikut adalah sebaran suara

yang di peroleh masing-masing Pasangan Calon dalam Pilkada Butun Utara 2020.

Tabel 2. Hasil pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Buton Utara tahun 2020.

M. Ridwan Zakariah M. Aswadi Adam Abu Hasan

Dan Dan Dan


Kecamatan
Ahali Fahrul Muhammad Suhuzu

Suara % Suara % Suara %


Kulisusu 6.595 40,9 5.040 31,3 4.478 27,8

Kambowa 2.099 44,7 883 18,1 1.714 36,5

Bonegunu 2.105 39,9 1.258 23,8 1.915 36,3

Kulisusu barat 1.367 33,6 1.363 33,5 1.337 32,9

Kulisusu utara 1.927 30,9 2.250 36,1 2.061 33,0

Wakorumba 1.467 33,5 1.108 25,3 1.804 41,2

Total 15.560 38,2 11.902 29,2 13.309 32,6

Sumber : SIREKAP PILKADA 2020 – KPU RI

Berdasarkan tabel di atas, dapat kita lihat bahwa di Kabupaten Buton Utara

terdapat 6 Kecamatan yang mana kemudian petahana Abu Hasan-Suhuzu hanya

unggul di 1 Kecamatan saja yaitu Kecamatan Wakorumba sebanyak 1.804 suara atau

41,2 % dan mengalami kekalahan di 5 Kecamatan lainnya. Akan tetapi bisa terbilang

bahwa disetiap kecamatan tidak begitu jauh berbeda suara antara ke tiga pasangan

calon tersebut.

Kemudian M. Aswadi Adam - Fahrul Muhammad sebagai pasangan calon

pendatang baru juga hanya unggul di 1 Kecamatan saja yaitu Kecamatan Kulisusu

Utara sebanyak 2.250 suara atau 36,1 % dan mengalami kekalahan di 5 Kecamatan

lainnya.

Dan pada pemilihan Bupati Tahun 2020 Ridwan Zakariah mengalami

kemenangan untuk kedua kalinya yang mana sebelumnya pernah menjabat di tahun

2010 yang lalu. M. Ridwan Zakariah - Ahali unggul di 4 Kecamatan yaitu Kecamatan
Kulisusu sebanyak 6.595 suara atau 40,9 %, Kecamatan Kambowa sebanyak 2.099

suara atau 44,7 %, Kecamatan Bonegunu sebanyak 2.105 suara atau 39,9 %, dan

Kulisusu Barat sebanyak 1.367 suara atau 33,6 % dan mengalami kekalahan di 2

Kecamatan lainnya.

Visi Dan Misi Petahana Abu Hasan-Suhuzu Sebagai Calon Bupati dan Wakil

Bupati Kabupaten Buton Utara

A. Visi

“ Terwujudnya Masyarakat Yang Aman, Berbudaya Dan Religius Menuju Buton

Utara Yang Maju Dan Sejahtera”

B. Misi

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang bermoral yang

ditopang oleh 4 pilar utama yaitu pendidikan, kesehatan, budaya, dan

keagamaan.

2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur (terutama infrastruktur

dasar) secara berkelanjutan.

3. Meningkatkan kualitas tata pemerintahan yang baik (Good Goverment) dan

pemerintahan yang bersih (Good Governance).

4. Meningkatkan dan mendorong tumbuhnya ekonomi kerakyatan yang kreatif

dan produktif berbasis sumber daya lokal secara berkelanjutan.

5. Mengelola Sumber Daya Alam (SDA) yang berpihak pada kepentingan

masyarakat dan ramah lingkungan secara berkelanjutan.

6. Membangun kerjasama dalam negeri dan luar negeri yang saling


menguntungkan untuk membuka lapangan kerja masyarakat.

7. Menerapkan sistem keamanan, ketertiban, dan kenyamanan kehidupan

bermasyarakat secara persuasif, humanis dan egaliter.

8. Membangun dan meningkatkan penggunaan sistem informasi daerah yang

berbasis data secara online.

4.3 Faktor – Faktor Power Interplay Petahana Abu Hasan Pada Pilkada 2020

Power Interplay dalam khas Indonesia diartikan sebagai interaksi kekuasaan,

permainan kekuasaan atau dipahami pula sebagai pertarungan kekuasaan antar aktor-

aktor politik. Laswel dan Kaptan mengartikan kekuasaan sebagai kemampuan seorang

individu atau kelompok, untuk mengubah perilaku dari individu atau kelompok lain

sesuai cara yang dia kehendaki (Laswell dan Kaptan, 1950).

Sebagai petahana ‘Abu Hasan’ memiliki kekuatan interaksi pada Pilkada 2020

di Kabupaten Buton Utara, yang terdiri dari :

1. Kemampuan mengarahkan birokrasi yang masih ia pimpin.

2. Sebagai pemimpin daerah ia bisa mengatur keuangan daerah, dan membuat

peraturan daerah.

3. Pencitrakan diri tidak kalah star dari calon-calon lainya

4. Kemampuan mempengaruhi Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Kabupaten,

Kecamatan serta Desa dan Kelurahan.

Sudah menjadi hal lumrah untuk pimpinan yang akan mencalonkan diri

kembali mensosialisakan diri kepada ASN sampai mempengaruhi ASN untuk

mendukung, terutama para kepala sekolah.


5. Partai PDIP yang merupakan partai pengusung petahana Abu Hasan adalah

Partai Joko Widodo Presiden Republik Indonesia.

Abu Hasan diberi amanah untuk menjadi ketua DPD PDIP Sulawesi

Tenggara.  Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan (PDIP) Sulawesi Tenggara (Sultra) periode 2019-2024 resmi berganti.

Sebelumnya, ketua partai berlambang kepala banteng itu dipimpin oleh Hugua. Ia

memimpin PDIP di Sultra selama dua periode sejak tahun 2009 sampai 2019.

Kini Ketua DPD PDIP Sultra dipimpin oleh Abu Hasan yang sebelumnya ia menjabat

sebagai Ketua DPC PDIP Butur. Pergantian tersebut sesuai keputusan DPP PDIP yang

disampaikan dalam Konferensi Daerah (Konferda) V di Kendari, Sabtu (27/7/2019).

(Sultrakini.com)

6. Partai PDIP memiliki 4 kursi di DPRD Buton Utara.

Tabel. 4.1. Relasi kekuasaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Partai

PDIP Buton Utara.

Nama Jabatan Keterangan

Ahmad Afif Darvin Wakil Ketua DPRD Dapil Kecamatan

Butur Kulisusu dengan Suara

951

Muh. Uslimin Isi Anggota Dapil Kecamatan

Kulisusu dengan Suara

937

Lis Sutisni Anggota Dapil Kecamatan

Kulisusu Utara dengan


Suara 677

Fitriah Anggota Dapil Kecamatan

Kambowa, Bonegunu,

Kulisusu Barat dengan

Suara 1.108

Sumber : Bumisultra.com

4.4 Dampak Perubahan Suara Partai Pada Pemilihan Kepala Daerah Buton

Utara Pada Pilkada 2020

4.4.1 Faktor Partai Politik

1. Kurangnya Konsolidasi

Konsolidasi internal partai artinya upaya untuk memperkuat atau

menyolidkan para pengurus partai dalam menghadapi momentum politik

tertentu. Dalam menghadapi pilkada 2020, partai politik sudah mulai

ancang-ancang dengan melakukan konsolidasi diinternal partainya masing-

masing untuk memenangkan jagoannya menjadi Bupati.

Partai politik (Parpol) memiliki tanggung jawab besar

menghadirkan kandidat-kandidat berkualitas, karenanya parpol harus kuat

dan berfungsi penuh disamping para kandidat itu. Terlebih lagi kandidat

yang merupakan kader partai dan bukan dari struktur partai. Dalam

kerangka itulah, parpol yang berkonflik perlu berkaca diri dan berikhtiar

untuk kembali bersatu. Syaratnya, para elite bersedia menurunkan ego

politik masing- masing sehingga tercipta sinergi politik yang lebih kuat.
Pilkada bukan saja berpengaruh bagi masa depan sebuah parpol melainkan

juga kepemimpinan lokal di masa depan. Sekaligus ajang pembuktian

sejauh mana parpol-parpol eksis dan berperan melahirkan kepemimpinan

lokal. Yang tidak mampu menata diri dan mengajukan kandidat

terbaiknya, akan kehilangan momentum. Untuk itu, pilkada serentak 2020

yang lalu, itulah sebagai momentum yang harus diikhtiarkan oleh semua

parpol pada tiap tingkatan.

Berikut ini adalah data survei partai politik saat pileg 2019.

Partai Pilihan Saat Pileg 2019

30.75%
PAN PDIP GOLKAR DEMOKRAT
23.25%
PKB GERINDRA
12.00%
PKS PKPI NASDEM HANURA
9.00% PPP

lupa/tidak tahu/tidak 5.00%


3.25%

3.00%

1.50%

1.25%

0.50%

5.25%

Berdasarkan hasil survei diatas menunujukkan bahwasannya partai PAN

mencapai angka 3,75% dan diposisi kedua partai PDIP yaitu 23,25% dimana kedua

partai tersebut adalah partai yang diusung oleh pasangan calon Ridwan Zakaria-Ahali
dan petahana Abu Hasan-Suhuzu. Akan tetapi hal ini menunujukkan bahwa petahana

Abu Hasan hanya mengusung satu partai saja. Artinya, hal ini tidak adanya koordinasi

partai diantara sesama anggota partai koalisi dimana disebabkan oleh keterputusan

komunikasi antara petahana Abu Hasan kepada partai-partai lainnya sehingga disini

petahana Abu Hasan tidak mampu merawat koalisi yang dibangun 5 tahun yang lalu.

Sehubungan dengan hal di atas maka Hasil wawancara bersama Bapak Afif

Ahmad Darvin selaku Pengurus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Buton

Utara mengatakan bahwa:

“Sebagai tokoh partai politik Kabupaten Buton Utara terlebih menjabat

kekuasaan dilegislative salah satu tugas dan fungsi kita itu adalah

mengakomodir kepentingan-kepentingan baik eksternal maupun internal partai

politik untuk pendampingan terhadap tugas-tugas kami sebagai petugas partai

dimasyarakat secara sosial. Adapun ada kepentingan kepentingan yang menjadi

kepentingan umum diluar kepentingan pribadi maka itulah Yang menjadi tugas

kami sebagai petugas partai selalu mengedepankan misi partai tanpa

mengesampingkan kepentingan masyarakat umum kami sudah ditugaskan

langsung apalagi PDI Perjuangan ini adalah satu ideologi kita adalah nilai nilai

pancasila yang harus kami tekankan untuk mengawal kepentingan kepentingan

rakyat secara gotong royong bersama partai politik. Jadi termasuk hari ini kami

lagi menyempurnakan khususnya DPC tentang pengurus maupun sebagai kader

kader yang mau masuk salah satu kriteria itu adalah mampu menegakan

ideologi pancasila yang kemudian diutamakan secara gotong royong yang


kemudian kami melihat sebagai salah satu kader itu dia mampu bekerja sama

untuk mengedepankan adalah memperjuangkan kepentingan kepentingan

rakyat”.

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dijelaskan bahwa salah satu tugas

dan fungsi partai politik adalah mengakomodir kepentingan-kepentingan baik

eksternal maupun internal partai politik untuk pendampingan terhadap tugas- tugas

sebagai petugas partai dimasyarakat secara sosial.Jadi dapat dikatakan bahwa peranan

partai politik adalah sebagai sarana untuk menghimpun aspirasi, artikulasi dan

agregasi kepentingan yang dilakukan kepada masyarakat untuk menapai tujuan yang

diinginkan yaitu untuk mempengaruhi pembuatan kebijakan publik.

Selanjutnya wawancara kepada

2. Kurang efektifnya komunikasi yang dibangun

Komunikasi politik memiliki peran penting dalam proses dan gerakan

politik. Kurang efektifnya partai PDIP dalam komunikasi politik ini adalah calon

kandidat hanya mengusung satu partai saja yaitu Partai PDIP. Dapat kita ketahui

bersama bahwa petahana Abu Hasan hanya diusung oleh satu partai saja yaitu Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dimana partai PDIP adalah sebuah partai

besar berlambangkan Banteng Hitam Bermoncong putih yang berideologikan

pancasila sebagai prinsip dasar perjuangannya. Sehubungan dengan hal di tersebut

maka hasil wawancara bersama Bapak Afif Ahmad Darvin Selaku Pengurus Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Buton Utara, mengatakan bahwa:


“Dari partai politik itu sendiri sudah mencoba melakukan komunikasi ke

partai sebelumnya yang pernah sejalan dengan petahana Abu Hasan. Tetapi mereka

merasa sudah tidak satu visi lagi dengan calon kandidat. Sehingga partai pengusung

petahana Abu Hasan 5 tahun terakhir seperti Partai Demokrat dan PKB sudah

bergeser, itupun juga kemarin sudah tidak sejalan bersama. PKB ditempat lain,

Demokrat di tempat lain. Yang jelas penilaian itu kembali kepenilaian masing-masing

partai politik. Kalau kami di PDIP kebetulan pasangan calon kandidat masih

merupakan kader yang kemudian masih satu visi dalam hal ini bukan visi pribadi tapi

beliau masih berpegang pada visi partai dalam hal ini tentang memperjuangkan

ideologi-ideologi pancasila diluar radikalisme”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dijelaskan bahwa Komunikasi

politik itu memiliki peran penting dalam proses dan gerakan politik. Sehingga masih

Kurang efektifnya partai PDIP dalam mencari partai yang sejalan yang memiliki

ideologi yang sama. Jika adanya koalisi antar partai otomatis atau tidak menutup

kemungkinan banyak dukungan.

3. Figur Calon

Figur calon merupakan tokoh politik yang menjadi fokus perhatian dalam

setiap kegiatan politik, yang diharapkan dapat memberikan dampak terhadap

perubahan situasi sosial di masyarakat. Politisi adalah aktor yang memiliki kekuasaan

dalam sistem politik. Berbicara tentang politik tidak terlepas dari figur calon yang

merujuk kepada kepribadian seseorang dengan kerabat atau status yang signifikan.

Seorang figur politik diharapkan menjadi pribadi yang unggul dengan kebijaksanaan,
kedewasaan dan membawa warganya menjadi lebih maju yang nantinya bisa

merumuskan kebijakan yang pro dengan rakyat.

Dalam pilkada, figur politik merupakan bagian terpenting dalam terpilihnya

kandidat. Kualitas calon kepala daerah, merupakan kriteria terpenting bagi masyarakat

untuk memilih calon yang mereka inginkan. Figur calon kepala daerah bukan hanya

dilihat dari segi popularitasnya tapi seorang calon kepala daerah harus memiliki

solidaritas sosial dan integritas yang tinggi. Figur merupakan faktor utama dalam

pemenangan kepala daerah. Faktor ini mempengaruhi keterpilihan seorang calon

kepala dearah dalam pilkada Kabupaten Buton Utara tahun 2020.

Popularitas Calon (Pasangan)

Muh. Ridwan Zakaria-Ahali 92.25%

Aswadi Adam-Fahrul Muhammad (2) 83.50%

Abu Hasan-Suhuzu (3) 93.00%

Berdasarkan hasil survei diatas menunjukkan bahwa secara popularitas

petahana abu hasan-Suhuzu memiliki angka tertinggi yaitu 93,00% dibandingkan

popularitas yang dimiliki Ridwan Zakaria-Ahali sebagai pasangan pesaing di pilkada

2020 tersebut yaitu 92,25% begitupula dengan Aswadi Adam-Fahrul Muhammad

sebagai pasangan pendatang baru dengan angka popularitas 83,50%. Akan tetapi hal
ini menunujukkan bahwa kemenangan seorang kandidat dilihat dari elektabilitas yang

dimiliki, maka hasil survei elektabilitas pasangan calon pilkada 2020 yang dilakukan

di Kabupaten Buton Utara adalah sebagai berikut;

Elektabilitas Pasangan Calon

Muh. Ridwan Zakaria-Ahali (1) 40.50%

Aswadi Adam-Fahrul Muhammad (2) 19.75%

Abu Hasan-Suhuzu (3) 22.00%

Rahasia 9.50%

Belum menentukan pilihan/Tidak


8.25%
tahu?Tidak jawab

Berdasarkan hasil survei diatas menunujukkan bahwa secara elektabilitas Ridwan

Zakaria-Ahali menduduki posisi paling banyak yaitu 40,50% di bandingkan

elektabilitas yang dimiliki petahana Abu Hasan-Suhuzu yang hanya memiliki angka

22,00% yang tidak jauh berbeda juga dengan pasangan Aswadi Adam-Fahrul

Muhammad dengan angka elekabilitas 19,75%. Masyarakat Buton Utara sebagian

kecil juga belum menentukan pilihan mereka dan ada juga yang masih merahasiakan

hal tersebut dengan angka-angka yang telah ditetapkan di atas yang berdasarkan hasil

survei pilkada serentak 2020 di Kabupaten Buton Utara.

4. Gagalnya tim sukses mengkampanyekan Abu Hasan Suhuzu

Dalam sebuah kontestasi politik, menang atau kalahnya seorang kandidat juga

dipengaruhi oleh kemampuan Timses dalam mengkampanyekan kandidatnya. Timses


dalam hal ini mampu membuat strategi kampanye yang efektif agar kandidatnya

mendapat tempat di hati masyarakat. Kesuksesan seorang kandidat dapat dilihat dari

efektifitas kampanye yang dilakukan timses. Dalam pemilu, kampanye yang sukses itu

kampanye yang mampu memenangkan kandidatnya. Semahal apapun kampanye kalau

kandidatnya kalah ya timses gagal mengkampanyekan kandidatnya.

Tim sukses harusnya dapat melihat hal-hal penting yang ada dalam

masyarakat. Sehingga pencermatan ini akan memudahkan tim sukses dalam

membangun dan menempatkan image politik. Karena harapan masyarakat terhadap

kandidat merupakan pijakan awal dalam membangun image politik seperti apa yang

hendak dibangun. Tentunya hal ini perlu dikombinasikan dengan ideology yang dianut

oleh kandidat. Yang jelas, pesan yang disampaikan dan perlu terus mencari jalan

keluarnya adalah kondisi sosial yang menyangkut keresahan, kekecewaan, harapan,

impian dan permasalahan-pemasalahan sosial lainnya.

Sehubungan dengan hal ini maka Hasil wawancara dengan Bapak Muhammad

Sarfin selaku Tim Sukses Pasangan Calon Bupati Buton Utara Abu Hasan-Suhuzu, ia

mengatakan bahwa:

“Dalam sebuah proses pilkada tentunya kerja sama tim yang baik

sangat diharapkan, olehnya itu perlu kesiapan jauh sebelum tiba masa waktu

pemilihan mulai dari tahapan pilkada harus sudah tersusun rapih. Saya bersama

kawan-kawan bergerak dari paling dasar dan paling bawah, memulai

konsolidasi secara terbatas ke desa-desa dan memasang tim utama yang

menguasai satu kepala keluarga agar suaranya utuh dalam setiap rumah-rumah.
Jadi strategi yang terpasang dari door to door atau pintu ke pintu kami rasa

sudah maksimal hanya saja kami menyadari ada beberapa kekurangan dari segi

kesiapan namun hal tersebut bukan untuk diutarakan secara terang-terangan

mengingat bahkan semua paslon juga melakukan hal yang sama”.

Dari hasil wawancara diatas dapat kita ketahui bahwasannya karakteristik dari

seorang tim sukses adalah salah satu penunjang dalam pemilu, maka sangat dipelukan

karakteristik dari setiap tim sukses dalam kampanye yang dilakukan oleh paslon pada

masyarakat. Oleh karena itu, tim sukses harus mempunyai sasaran yang jelas,

keterampilan relevan, sikap, kepribadian, komunikasi yang tepat dari tim sukses

kepada masyarakat. Akan tetapi bukti nyata yang terjadi adalah tim sukses belum

mampu menganalisis dan mencoba memahami bahwa masyarakat perlu melihat

bagaimana cara atau strategi mereka agar calon yang mereka pilih nantinya menjadi

pemimpin yang mengerti akan kebutuhan masyarakat. Karena ketika masyarakat

mengidap trauma dengan janji yang diumbar oleh kandidat atau tim sukses

sebelumnya akan selalu hadir dalam kehidupan sosial masyarakat, untuk itu

menyinggung persoalan trauma tersebut sebaiknya dihindari oleh tim sukses. Oleh

karena itu, tim sukses harus memiliki strategi atau cara lain untuk mempengaruhi

masyarakat dalam pemenangan kandidat. Tim sukses merasa bahwa dengan

melakukan door to door dari pintu kepintu setiap rumah itu sudah mengumpulkan atau

mendata hak suara setiap keluarga, akan tetapi hal tersebut tidak menjamin

kemenangan dalam pemilihan. Karena penentu suara terbanyak yaitu pada saat

pemilihan berlangsung.
5. Salah memilih pasangan calon

Petahana Abu Hasan masih kurang dalam mencermati masalah daerah

pemilihan sehingga menimbulkan salah pilih dalam pasangan. Dikebayakan masing-

masing daerah sedianya memiliki persoalan yang khas. Misalnya, kerusakan

lingkungan hidup, tingginya angka kriminalitas, kurangnya pembangunan

infrastruktur, hingga minimnya kesempatan kerja. Nah, kepala daerah dengan

menggunakan sistem desentralisasi, bertugas mempercepat pembangunan dan

kesejahteraan di daerah. Cermati masalah didaerah agar mengetahui apa yang harus

dilakukan dalam memilih pasangan calon wakil kepala daerah. Menyesuaikan

kandidat calon wakil dengan visi-misi dan program calon kepala daerah agar pemilih,

mesti teliti dalam memilih pasangan calon, agar tak membeli kucing dalam karung.

Masyarakat wajib membaca visi dan misi, program kerja semua kandidat calon kepala

daerah yang mengikuti kontestasi pilkada di daerah masing-masing. Kemudian cari

tahu rekam jejak kandidat calon. wakil. Hal ini bisa memanfaatkan ponsel pintar

masing-masing pemilih untuk mencari rekam jejak semua kandidat.

Dengan begitu, pemilih dapat memastikan kepala daerah yang bakal dipilih

tidak terlibat berbagai kasus tindak pidana korupsi dan tindak pidana berat lainnya.

Jika kandidat pernah menjabat sebagai kepala daerah sebelumnya, maka perlu cari

tahu kinerja dan konsistensi pemenuhan janji-janjinya. Berdasarkan definisi kampanye

diatas, setidaknya yang perlu diketahui rakyat dari calon pemimpin adalah visi, misi,

program dan citra diri. Jika disederhanakan, maka terdapat dua aspek yang perlu

diketahui dari calon pemimpin, yaitu aspek masa depan dan aspek masa lalu.
4.2 Pembahasan

Pasangan petahana Abu Hasan-Suhuzu merupakan salah satu pasangan calon

yang ikut serta dalam pemilihan kepala daerah Kabupaten Buton Utara yang mendapat

urut tiga. Namun dalam pemilihan kepala daerah tersebut petahana Abu Hasan

mengalami kekalahan yaitu urutan kedua dari tiga pasangan calon kandidat. Oleh

sebab itu, dapat dijelaskan bahwa Faktor-faktor yang memengaruhi kekalahan politik

petahana Abu Hasan pada pilkada 2020 di Kabupaten Buton Utara dapat dikaitkan

melalui konsep atau teori yang dikemukakan Leo Agustino.

Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada 9 informan yang merupakan 2

pengurus partai politik, 2 tim sukses, dan 4 masyarakat pemilih dan petahana Abu

Hasan itu sendiri sebagai pasangan calon kepala daerah di Kabupaten Buton Utara.

Maka peneliti dapat jelaskan Dari hasil yang peneliti temukan mengenai faktor-faktor

yang memengaruhi kekalahan politik petahana Abu Hasan pada pilkada 2020 di

Kabupaten Buton Utara. Yaitu, Pertama, Faktor partai politik disini artinya bahwa

Melihat potret partai politik di Kabupaten Buton Utara dalam proses pemilihan kepala

daerah secara langsung, peran partai politik sebagai mesin bagi tegaknya demokrasi,

ternyata parpol (Partai PDIP) belum mampu berperan secara maksimal dalam

menegakkan demokratisasi ditingkat lokal khususnya dalam pelaksanaan pilkada di

Kabupaten Buton Utara tahun 2020. Berdasarkan kenyataannya, tidak semua fungsi

partai politik dilaksanakan dalam porsi dan tingkat keberhasilan yang sama. Hal ini

tidak hanya bergantung pada sistem politiknya, akan tetapi juga dapat dipengaruhi

faktor lain, seperti tingkat dukungan yang diberikan anggota masyarakat terhadap
partai politik (berakar atau tidaknya partai dalam masyarakat), kemampuan adaptasi,

kompleksitas organisasi, otonomi dan kesatuannya. Dapat kita artikan bahwa partai

politik adalah sekelompok orang yang terorganisir yang bertujuan untuk merebut atau

mempertahankan kekuasaan politik di dalam masyarakat melalui pemilu. Di negara

demokrasi diperlukan partai politik yang bebas baik dalam program- programnya

maupun kader-kadernya.

Kedua, Figur calon berarti pelaku yang mempunyai kekuasaan dalam sistem

politik. Berbicara mengenai politik tidak terlepas dari para figur, figur didefinisikan

sebagai mereka yang berhubungan atau memiliki posisi penting. Faktor figur sendiri

merupakan kaitan dari pencitraan seseorang calon, jika seseorang calon memiliki citra

yang baik maka popularitasnya akan meningkat, akan tetapi jika citranya kurang

berkenang dihati masyarakat maka kurang baik pula popularitas yang diraih.

Ketiga, gagalnya tim sukses dalam mengkampanyekan petahana abu hasan-

suhuzu. Artinya bahwa tim sukses diharuskan proaktif di dalam proses identifikasi

masalah, karakter dan budaya masyarakat daerah, agar program tim sukses tepat

sasaran, untuk kegiatan pelaksanaan kampanye calon kandidat, agar dukungan dari

masyarakat pemilih sesuai dengan yang diharapkan. Akan tetapi kenyataan yang

terjadi tim sukses atau tim pemenagan petahana abu hasan belum maksimal dalam

menyusun strategi agar bisa meraup suara terbanyak. Akan tetapi ketika masyarakat

mengidap trauma dengan janji-janji yang diumbar oleh kandidat atau tim sukses

sebaiknya lebih strategis lagi, agar bagaimana cara masyarakat sehingga bisa

terpengaruh untuk memilih pasangan calon. Tim sukses Belum mampu mempengaruhi
masyarakat agar memilih pasangan calon kandidat.

Keempat, salah dalam memilih pasangan calon wakil, hal ini menjelaskan

bahwa petahana Abu Hasan kurang dalam mencermati masalah daerah pemilihan

sehingga menimbulkan salah pilih dalam pasangan. Dikebanyakan masing-masing

daerah sedianya memiliki persoalan yang khas. Misalnya, kerusakan lingkungan

hidup, kurangnya pembangunan infrastruktur, hingga minimnya kesempatan kerja.

Nah, kepala daerah dengan menggunkan sistem desentralisasi, bertugas mempercepat

pembangunan dan kesejahteraan di daerah. Untuk itu petahana Abu Hasan harus

mencermati masalah di daerah agar mengetahui apa yang harus dilakukan dalam

memilih pasangan calon wakil kepala daerah. Sekalipun wakil yang diusungnya

mantan KPU Buton Utara 2 periode tersebut tidak menjamin untuk menang.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian penulis, dapat menarik kesimpulan bahwasannya sebesar

dan sepopuler apapun partai yang menjadi pengusung jika hanya satu akan mudah

untuk dikalahkan, dalam hal ini partai pengusung Abu Hasan – Suhuzu pada pilkada

periode 2020 - 2024 Kabupaten Buton Utara yang diketahui bahwa partai pengusung

adalah PDIP yang merupakan partai Joko Widodo Presiden Republik Indonesia. Yang

berakibat dari beberapa faktor yaitu kurangnya konsolidasi parpol, kurangnya

efektifitas komunikasi yang dibangun, figur calon yang merupakan citra para pasangan

calon dimata masyarakat, kurangnya tim sukses dalam melakukan kampanye terhadap

Abu Hasan – Suhuzu, salah dalam memilih pasangan calon.

5.2 Saran

Adapun saran dari penulis, kepada para elite politik yang ingin mencalonkan

diri pada jabatan apapun, apalagi Bupati sebaiknya mencari parpol pendukung sedikit

banyak, menjaga komunikasi yang efektif kepada seluruh tim, membuat citra diri yang

lebih baik dimata masyrakat. Dalam hal ini masyarakat tidak butuh janji melainkan

tindakan para elite politik untuk kesejahteraan masyrakat.


LAMPIRAN
Wawancara Informan 1 :
AHMAD AFIF DARVIN

INFORMAN 2
INFORMAN 3 :

INFORMAN 4 :
INFORMAN 5 :
IBU
INFORMAN :
IBU

Anda mungkin juga menyukai